Вы находитесь на странице: 1из 26

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA


DIAGNOSIS KELUARGA DAN KOMUNITAS PADA PASIEN ARTHTRITIS
GOUT

Disusun Oleh :
Galih Maygananda Putra
2013730041

Penguji:
dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK

KEPANITRAAN KLINIK IKAKOM 2


PUSKESMAS PONDOK PUCUNG TANGERANG SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimah kasih kepada dr. Eva Mayasari selaku pembimbing di PKM
Pondok pucung yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
tugas ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk


kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Tangerang, Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 STATUS PASIEN .................................................................................... 4
2.1.1 Identitas Pasien ..................................................................................... 4
2.1.2 Anamnesis ............................................................................................. 4
2.1.3 Pemeriksaan Fisik ................................................................................. 5
2.1.4 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 7
2.1.5 Resume.................................................................................................. 7
2.1.6 Diagnosis .............................................................................................. 7
2.1.7 Penatalaksanaan .................................................................................... 8
2.1.8 Prognosis ............................................................................................... 8
2.2 ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA............................................. 8
2.2.1 Profil Keluarga ...................................................................................... 8
2.2.2 Aspek Perumahan ................................................................................. 9
2.2.3 Aspek Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ............................................ 10
2.2.4 Mandala Of Healty............................................................................ 155
2.2.5 Diagnosis Keluarga ........................................................................... 166
2.2.6 Diagnosis Holistik (Multiaksial) ......................................................... 17
2.2.7 Penatalaksanaan ................................................................................ 188
BAB III PENUTUPAN ......................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
3.1 Saran ....................................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yg memberi
perhatian khusus terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit.
Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang menekankan pentingnya
pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer, komprehensif dan
berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannya dengan
keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga menekankan
keluarga sebagai unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu.
Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada keluarga
dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan
keluarga.
Artritis gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di
seluruh dunia. Artritis gout atau dikenal juga sebagai artritis pirai,
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di
dalam cairan ekstraseluler. Gangguan metabolisme yang mendasarkan
artritis gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian
kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita
(Tehupeiory,2006). Sedangkan definisi lain, artritis gout merupakan
penyakit metabolik yang sering menyerang pria dewasa dan wanita
posmenopause. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya kadar asam urat
dalam darah (hiperurisemia) dan mempunyai ciri khas berupa episode
artritis gout akut dan kronis
Artritis gout menyebar secara merata di seluruh dunia. Prevalensi
bervariasi antar negara yang kemungkinan disebabkan oleh adanya
perbedaan lingkungan, diet, dan genetik (Rothschild, 2013). Di Inggris dari
tahun 2000 sampai 2007 kejadian artritis gout 2,68 per 1000 penduduk,
dengan perbandingan 4,42 penderita pria dan 1,32 penderita wanita dan

1
meningkat seiring bertambahnya usia (Sorianoet al, 2011). Di Italia kejadian
artritis gout meningkat dari 6,7 per 1000 penduduk pada tahun 2005
menjadi 9,1 per 1000 penduduk pada tahun 2009 (Rothschild, 2013).
Sedangkan jumlah kejadian artritis gout di Indonesia masih belum jelas
karena data yang masih sedikit. Hal ini disebabkan karena Indonesia
memiliki berbagai macam jenis etnis dan kebudayaan, jadi sangat
memungkinkan jika Indonesia memiliki lebih banyak variasi jumlah
kejadian artritis gout (Talarima et al, 2012). Pada tahun 2009 di Maluku
Tengah ditemukan 132 kasus, dan terbanyak ada di Kota Masohi berjumlah
54 kasus (Talarima et al, 2012). Prevalensi artritis gout di Desa Sembiran,
Bali sekitar 18,9%, sedangkan di Kota Denpasar sekitar 18,2%. Tingginya
prevalensi artritis gout di masyarakat Bali berkaitan dengan kebiasaan
makan makanan tinggi purin seperti lawar babi yang diolah dari daging
babi, betutu ayam/itik, pepes ayam/babi, sate babi, dan babi guling
Hasil survei WHO-ILAR Copcord ( World Health Organization–
International League of Associations for Rheumatology Community
Oriented Program for Control of Rheumatic Disease) di pedesaan Sulawesi
Utara dan Manado menemukan hubungan asam urat menahun dengan pola
konsumsi dan gaya hidup, diantaranya konsumsi alkohol dan kebiasaan
makan makanan kaya makanan kaya purin. Selain itu, kebiasaan minum
obat jenis diuretika (hidroklorotiazide), yaitu obat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat serum .

Penyakit dalam Keluarga


Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga, merupakan serangkaian kegiatan pelayanan medik dan
kesehatan yang terencana, terarah, untuk menggali, meningkatkan dan
mengarahkan peran serta keluarga agar dapat memanfaatkan potensi yang ada
guna menyembuhkan anggota keluarga dan menyelesaikan maslah kesehatan
keluarga yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini diberdayakan apa yang

2
dimiliki oleh keluarga anggota keluarga untuk menyembuhkan dan menyelesaikan
masalah keluarga. Hal ini dilakukan bila memahami profil dan fungsi keluarga.

Hasil Pengamatan Terhadap Keluarga

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan


2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 11 Januari 2019
4. Lokasi : PPI I Jl. Kamboja Pondok Pucung No.21
1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kesehatan di salah satu keluarga di daerah tersebut.
b) Untuk merencakan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan taraf kesehatan bagi keluarga tersebut.
c) Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
d) Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan
kedokteran dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita
penyakit. Salah satunya dengan menganalisis penyebab, perilaku atau
gaya hidup apakah telah mendukung pengobatan farmakologi atau
tidak.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STATUS PASIEN


2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn.W
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang,08 Agustus 1973
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : PPI I Jl. Kamboja Pondok Pucung No.21
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal Kunjungan : 11 Januari 2019

2.1.2 Anamnesis
 Keluhan Utama :
nyeri di sendi lutut kaki kiri pada pagi hari setelah bangun tidur sejak ±1
bulan.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri sendi pada daerah lutut
kaki kiri sejak 1 bulan yang lalu, nyeri ini dirasakan ketika pagi hari saat baru
bangun tidur. Sendi lutut kaki kanan dan persendian lainnya tidak dirasakan
nyeri. Keluhan ini disertai dengan bengkak dan panas pada lutut kaki kiri dan
sendi jari kaki kiri. Pasien juga mengeluh lutut kaki kirinya kram setiap pagi hari.
Pasien menyangkal adanya kemerahan pada sendi lutut kaki sebelah kiri.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit
jantung.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah Pasien mempunyai keluhan serupa dengan pasien.

4
 Riwayat Psikososial :
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung purin yang dapat
meningkatkan kadar asam uratnya, seperti bayam dan kangkung, kacang-
kacangan, dan juga makanan padang bersantan.

 Riwayat Pengobatan :
Pasien belum mendapatkan pengobatan atas penyakit yang dideritanya.
 Riwayat Alergi :
Tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan

2.1.3 Pemeriksaan Fisik


 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Status Gizi
- BB sebelum sakit : Tidak ditimbang
- BB saat sakit : 72 Kg
- TB : 165 Cm
- IMT : 26,4 (Overweight)
Tanda vital
 Tekanan Darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 78 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,5℃
Status Generalis
Kepala dan leher
Bentuk : Bulat, simetris, normocephal.
Rambut : Pendek, warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor, reflek cahaya
+/+.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak berbau, tidak ada perdarahan, tidak ada septum
deviasi
Telinga : Tidak ada sekret, tidak bau, pendengaran dalam batas normal.
Mulut/bibir : Tidak sianosis, tidak ada sariawan, perdarahan gusi (-).

5
Lidah : Tidak ada lidah kotor, tidak hiperemi.
Leher : Inspeksi: Simetris, tidak tampak pembesaran KGB leher
Palpasi: Tidak teraba pembesaran KGB leher serta tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
Thorax
Paru :Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada(-)
Palpasi : Vokal fremitus sama di kedua lapang paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: Bunyi nafas vesikular +/+, wheezing -/-, rhonki +/+
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis kiri ICS VI
Perkusi : Batas-batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen : Inspeksi : Datar, lesi (-), pelebaran vena (-), distensi abdomen (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), pembesaran hepar (-)
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Extremitas : Akral hangat, Capillary refill time <2 detik, bengkak ekstremitas bawah
(+) a/r patella Sinistra, nyeri tekan (+)

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang


Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Kadar Asam Urat
Kadar asam Urat 10 mg/dl 3,4-7,0 mg/dl

2.1.5 Resume
Tn W usia 45 tahun dating ke puskesmas pondok pucung dengan keluhan
nyeri pada sendi lutut kaki kiri yang dirasakan pada pagi hari setelah bangun tidur.
Pasien juga mengeluh bengkak pada sendi lutut kaki kirinya dan terasa hangat.
Pasien juga megeluh kram setiap pagi hari pada sendi lutut kaki sebelah kiri.

6
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya edema a/r patella sinistra, nyeri
tekan (+). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan kadar purin dalam darah
sebesar 10,0mg/dl.

2.1.6 Diagnosis
Arthritis Gout a/r patella sinistra

2.1.7 Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
 Istirahat yang cukup
 Diet kadar purin
 Berolahraga secara teratur, seperti jalan santai di pagi hari.
2. Medikamentosa
 Allupurinol tab 100 mg 1x1
 Natrium diclofenac tab 25 mg 3x1

2.1.8 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam

7
2.2 ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
2.2.1 Profil Keluarga
Terdiri dari dua kepala keluarga, dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
Kedudukan Keterangan
Nama dalam Jenis Umur Pendi- Pekerjaan Tambahan
Keluarga Kel. dikan
Wahyu Kepala Keluarga (L) 45 SMA Pedagang pasien
(1) tahun
Siti Istri (P) 40 SMP Ibu Rumah Istir pasien
tahun Tangga
Dodi Anak (1) (L) 25 SMK Pedagang Anak Pasien
tahun
Dian Anak (2) (P) 20 SMA Pedagang Anak Pasien
tahun

Genogram
GENOGRAM KELUARGA

Ny.Maryam Tn. Andi Tn. Jauhari Ny. Sari

Ny. D Tn. Y Tn.W Ny. S Ny. R

Tn. D Nn. D

Keterangan : = Wanita, = Laki-Laki

dan = Telah Meninggal Dunia


= Pasien

8
2.2.2 Aspek Perumahan
STATUS KELUARGA

No. Ekonomi Keluarga Keterangan

1. Luas tanah 12x10 𝑚2 .

2. Luas Bangunan 7 x 7 meter

3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah pribadi pasien

dengan pembagian, 1 ruang

keluarga, 3 ruang tidur,1 kamar

mandi,1 dapur.

4. Besarnya daya listrik 900 Watt

No. Perilaku Kesehatan Keterangan

1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas

2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas

lain

3. Pelayanan pengobatan Puskesmas

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS dan KTP Tangsel

No Aktivitas Keluarga Keterangan

1. Aktivitas fisik

a. Ayah (pasien) Berdagang dipasar

b. Ibu Mencuci baju, memasak, dan

membersihkan rumah

9
c. Anak 1 Berdagang dipasar

d. Anak 2
Berdagang pakaian

2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu

melaksanakan ibadah sholat 5

waktu.

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak

A. Perilaku Sehat

Tidak merokok

1 Ada yang memiliki kebiasaan Suami pasien memiliki



merokok kebiasaan merokok

Persalinan

2 Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh √

persalinan bidan di puskesmas

Imunisasi

3 Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak √

imunisasi lengkap lengkap

Balita di timbang

4 Apakah balita ibu sering √


Di timbang di Posyandu
ditimbang ? Dimana ?

5 Sarapan pagi √

10
Apakah seluruh anggota Setiap anggota memiliki

keluarga memiliki kebiasaan kebiasaan makan pagi

sarapan pagi? sebelum memulai

aktivitas

Dana sehat / Askes

6 Apakah anda ikut menjadi √


BPJS
peserta jaminan kesehatan

Cuci tangan

Apakah seluruh anggota


Seluruh keluarga selalu
keluarga mempunyai
mencuci tangan dengan
7 kebiasaan mencuci tangan √
air dan sabun sebelum
menggunakan sabun sebelum
makan dan mengolah
makan dan sesudah buang air
makanan
besar ?

Sikat gigi
Seluruh anggota keluarga
Apakah anggota keluarga
8 melakukan kebiasaan √
memiliki kebiasaan gosok
menggosok gigi dengan
gigi menggunakan pasta gigi
pasta gigi

Aktivitas fisik/olahraga

Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga


9 √
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan

olah raga teratur olahraga

B. Lingkungan Sehat

11
Jamban
Rumah memiliki 1 buah
Apakah di rumah tersedia
1 kloset (WC) yang
jamban dan seluruh keluarga √
digabung dengan kamar
menggunakannya
mandi

Di rumah menggunakan

sumber air yang bersih

berasal dari air sumur


Air bersih dan bebas jentik
yang dipompa kemudian
Apakah dirumah tersedia air
di tampung di dalam √
bersih dengan tempat air tidak
2 beberapa ember serta di
ada jentik ? dan apakah
rumah ini tidak sama
memberantas jentik di rumah
sekali memberantas jentik
1x tiap minggu?
karena kurangnya

pengetahuan dan

kesadaran dari keluarga

Bebas sampah

Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat kurang

3 tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah dan √

lingkungan sekitar rumah tersedia tempat sampah

tidak ada sampah berserakan? didalam/diluar rumah

SPAL
Lingkungan yang bersih
4 Apakah ada/tersedia SPAL di
tidak ada air limbah yang √
sekitar rumah
menggenang

12
Ventilasi Ukuran ventilasi lebih

5 Apakah ada pertukaran udara kurang 1/10 luas lantai

didalam rumah untuk tiap ruangan

Kepadatan
Pengukuran kepadatan
Apakah ada kesesuaian
6 dimana 1 orang penghuni
rumah dengan jumlah √
membutuhkan 2 x2 x 2
anggota keluarga?
meter

Lantai Lantai rumah adalah

7 Apakah lantai bukan dari sebagian besar adalah



tanah? lantai dan tidak ada lantai

tanah

C. Indikator tambahan

ASI Eksklusif

Apakah ada bayi usia 0-6


Semua anaknya
1 bulan hanya mendapat ASI
mendapatkan asi √
saja sejak lahir sampai 6
eksklusif.
bulan

Konsumsi buah dan sayur

Apakah dalam 1 minggu Semua anggota keluarga


2
terakhir anggota keluarga mengkonsumsi sayur dan

mengkonsumsi buah dan buah

13
sayur?

Jumlah 15 3

Klasifikasi :

SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (Merah)

SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)

SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)

SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :

Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 15 pertanyaan yang berarti

identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam

klasifikasi SEHAT III

14
2.2.3 Mandala Of Healthy

GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Konsumsi
makanan tinggi
purin

PERILAKU LINGKUNGAN
KESEHATAN PSIKOSOSIO-
- Higiens pribadi dan EKONOMI
lingkungan baik - Pendapatan keluarga
sedang
- Kehidupan social baik
FAMILY
Ayah pasien memiliki
keluhan yang sama dengan
pasien.

PELAYANAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
- Jarak rumah ke pelayanan KERJA
kesehatan sedang Tidak ada
- Pasien dan keluarga jarang
pergi ke puskesmas
Tn.W 45 tahun
dengan arthritis gout.
-

LINGKUNGAN
FAKTOR BIOLOGI FISIK
Pasien berusia 45 Tidak ada
tahun permasalahan dalam
lingkungan fisik.

KOMUNITAS
- Pemukiman di lingkungan antar
tetangga tertata rapih

15
2.2.4 Diagnosis Keluarga
INPUT  PROSES OUTPUT OUTCOME
 Keluarga inti  Makanan  Nyeri sendi Aktivitas
pasien 4 orang kadar tinggi lutut kiri berkurang
 Ayah Pasien purin  Bengkak
mempunyai  Kurang  Kram-kram
keluhan serupa. olahraga.
 Rumah dihuni
oleh 4 orang
 Ventilasi kamar
cukup.

Pengaruh penyakit pada keluarga Pengaruh keluarga pada penyakit


Tingginya kadar purin didalam darah Keluarga sebagai unit terkecil dalam
dapat menyebabkan penyakit sindrom masyarakat sehingga penyakit dalam
metabolik seperti DM, penyakit keluarga merupakan masalah
jantung dsb. Lalu tingginya kadar masyarakat keseluruhan
purin dapat mengakibatkan sistem
persendian salah satunya adalah
arthritis gout.
Walaupun bukan penyakit menular, Keluarga adalah pusat pengambilan
kontrol yang tidak baik dari setiap keputusan kesehatan yang penting
makanan yang dikonsumsi dapat yang dapat membantu proses
menyebabkan seluruh keluarga penyembuhan penyakit
menjadi terkena.
Mempengaruhi produktivitas Keluarga merupakan wadah atau
keluarga saluran yang efektif untuk
menyampaikan pesan-pesan
kesehatan

16
2.2.5 Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1 Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat karena keluhan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri.

Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat

berkurang dan sembuh. Pasien memiliki kekhawatiran jika rasa sakitnya

akan berkepanjangan dan tidak sembuh.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemerisaan penunjang

ditemukan keluhan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri, terdapat edema

pada patella sinistra, hasil pemeriksaan kadar purin menunjukan angka

10mg/dl Maka diagnosis pasien adalah arthritis gout.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Pasien berusia 45 tahun. Pasien tidak mengetahui penyakit yang

dideritanya. Pemahaman kurang tentang konsumsi kadar purin yang tinggi.

Pasien jarang cek kesehatan ke puskesmas karena sibuk bekerja.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah kesehatan pasien).

Kurangnya pengetahuan keluarga akan kesehatan dan pengolalaan

makanan sehari-hari.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Derajat 2 , mampu melakukan pekerjaan ringan

Diagnostik Holistik : Pasien datang berobat karena keluhan nyeri sendi

pada lutut sebelah kiri. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit

17
yang dirasakan dapat berkurang dan sembuh. Pasien memiliki

kekhawatiran jika rasa sakitnya akan berkepanjangan dan tidak sembuh.

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemerisaan penunjang

ditemukan keluhan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri, terdapat edema

pada patella sinistra, hasil pemeriksaan kadar purin menunjukan angka

10mg/dl Maka diagnosis pasien adalah arthritis gout. Pasien berusia 45

tahun. Pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya. Pemahaman

kurang tentang konsumsi kadar purin yang tinggi. Pasien jarang cek

kesehatan ke puskesmas karena sibuk bekerja. Kurangnya pengetahuan

keluarga akan kesehatan dan pengolalaan makanan sehari-hari. Derajat

fungsional pasien adalah derajat II, mampu melakukan pekerjaan ringan.

6. Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan

diharapkan

Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia

personal kepada pasien dan kunjungan pasien tentang mendengarkan

tentang penyakit keluarga penyakit yang nasihat yang di

Arthrtitis Gout dideritanya dan berikan dokter

serta menjelaskan pasien mau agar berobat

bahwa penyakit berobat dan secara rutin dan

ini disebabkan menjaga asupan diet rendah

akibat konsumsi makanan. purin serta tidak

purin yang melakukan

18
berlebih aktivitas berat

Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia

klinik allopurinol tab kunjungan meminum obat meminum

100 mg 1x1 sesuai anjuran obat secara

Natirum dokter teratur

diclofenac tab 25 sesuai

mg 3x1 penjelasan

dokter

Aspek - Menganjurkan Pasien Pada saat - Pasien Bersedia


pasien menjaga
risiko dan kunjungan menjaga pola menjaga
pola makan
internal keluarga makan, diet pola makan
dengan cara
menghentikan rendah purin dan
makanan kaya
-serta rutin menggunak
purin contohnya
berolahraga an obat
seperti makanan
bersantan dan ringan seperti: sesuai
kangkung dan
jalan, renang, aturan
berolahraga
dll selama dokter dan
ringan secara
rutin minimal 45 kembali
- Menggunakan
menit kontrol
obat sesuai aturan
- obat
dokter dan
kembali kontrol. digunakan

sesuai aturan

dan kembali

kontrol.

19
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia

psikososia keluarga dan kunjungan memberi memberika

l keluarga memberi keluarga perhatian lebih n perhatian

dukungan kepada kepada pasien lebih

pasien agar selalu kepada

menjaga pola pasien.

makan dan

kesehtan

- Menganjurkan

keluarga

memberikan

perhatian kepada

pasien

Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia

fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih bersedia

menjaga pola keluarga ke rumah sehat menjaga

makan dengan pasien pola makan

cara

menghentikan

konsumsi

makanan dengan

kandungan purin

seperti contoh

makanan

20
bersantan.

21
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Pada keluarga ini, penyusun mengambil kesimpulan bahwa
pemahaman tentang kesehatan pada pasien ini kurang baik. Keluarga ini
memiliki rumah yang dihuni oleh 4 orang. Pemahaman kesehatan yang kurang
baik terlihat dari gaya hidup yang dijalani dan keadaan sekitar pasien dimana
keluarga suka mengkonsumsi makanan tinggi purin . Perekonomian yang
cukup dan kehidupan sosial yang baik. Pasien jarang berolahraga dan
pengaturan pola makan yang belum baik.

3.1 Saran
Sebagai calon dokter pelayanan primer yang akan mungkin akan
menjadi seorang dokter keluarga, jika nanti sudah menjadi dokter yang
sesungguhnya dapat lebih memperhatikan keadaan masyarakat binaannya
serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar dengan edukasi
saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap
permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya,
sehingga kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Untuk keluarga Tn. Wahyu sendiri lebih diberikan pemahaman pasien
tentang penyakit yang dideritanya dan meningkatkan kesadaran pasien dalam
berobat ke pusat pelayanan kesehatan terdekat dan menjaga asupan makanan
dengan cara diet rendah purin. Pasien juga harus minum obat secara rutin dan
teratur sesuai petunjuk dokter. Serta keluarga pasien harus memahami kondisi
pasien dan memberi perhatian dan dukungan lebih kepada pasien agar dapat
menjaga pola makan serta kepatuhan berobat pasien dan memahami kondisi
pasien. Tak lupa untuk mengingatkan bahwa iman berperan penting dalam
timbulnya suatu penyakit, suatu iman yang kuat dapat mempengaruhi hidup,
kehidupan, dan penghidupan yang lebih baik lagi.

22
LAMPIRAN

23

Вам также может понравиться