Вы находитесь на странице: 1из 3

D.

Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik pada Klien dengan


Gangguan Penglihatan
Strategi pelaksanaan pada klien dengan gangguan penglihatan dapat diberikan kepada
klien itu sendiri dan diberikan kepada orang tua klien.
1. Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada klien dengan gangguan penglihatan
Fase orientasi:
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi dik? Saya suster Suci yang bertugas pada pagi ini. Siapa nama adik?”

b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan adik hari ini? Apakah adik ayu bisa tidur dengan nyenyak?”
c. Kontrak
1) Topik: “Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit yang adik alami ini? Dan
akibat adik merasa takut dan khwatir?”
2) Tempat : “Di mana kita akan berbicara dik ayu? Di ruangan ini?”
3) Waktu : “Baiklah, kita akan berdiskusi selama kurang lebih 30 menit ya dik ayu.”
Fase kerja:
“Nah dik ayu belum mengetahui tentang penyebab buta yang dialami dik ayu kan?, baiklah saya
akan menjelaskan tentang penyebab buta yang dik ayu alami sekarang, karena kepala dik ayu
dulu waktu kecelakaan itu terkena benturan selain itu gangguan penglihatan dapat terjadi karena
kerusakan organ misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan
saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga
dapat menyebabkan kebutaan. Apakah dik ayu sudah paham dengan penjelasan saya? Bagus
sekali, tapi sekarang dik ayu sudah mendapatkan pendonor mata, sebentar lagi dik ayu bisa
melihat. Disini dokter anastesi sudah menjadwalkan operasi dik ayu, dik ayu tidak usah khwatir.
Karena operasi ini jalan terbaik untuk dik ayu dan pastinya operasinya akan berjalan lancar. Oh
iya, sebelum dilakukan operasi, saya akan mengambil sample darah dik ayu untuk pemeriksaan
laboratorium ya? Nah sudah selesai, sekarang saya akan memeriksa tanda-tanda vital dik ayu.
Permisa ya dik? Dik ayu, bagaimana perasaan dik ayu sekarang? Kenapa? Masih takut? Iya nanti
sebelum operasi dik ayu ingat berdoa ya, semoga operasinya berjalan dengan lancar.”
Fase terminasi:
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi subyektif:
“Bagaimana perasaan adik ayu setelah berbincang-bincang tentang penyakit yang adik rasakan?
Apakah adik ayu bisa menjelaskan kembali? Nah betul sekali.”
2) Evaluasi obyektif:
“Nah adik ayu hasil lab dik ayu baik jadi adik ayu bisa cepat dioperasinya, dan hasil ttv tekanan
darah 120/80mmHg. Suhu 36,8°C, nadi 88x/mnt, dan respirasi 20x/menit. Karena dik ay sudah
mengetahui penyebab tentang penyakit dik ayu sekarang jadi adik tidak oleh khwatir lagi.
b. Tindak lanjut klien
“Jadi, dik ayu sekarang boleh beristirahat dulu sambil menunggu perawat anastesi menjemput
adik untuk operasi.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik: “nah dik ayu, nanti saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan adik ayu ya?”
2) Tempat: “kita akan bertemu lagi ditempat ini?”
3) Waktu: “baiklah dik ayu, kita akan berbincang-bincang lagi sekitar 30 menit. Saya perisi dulu
ya, sampai jumpa”

2. Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada orang tua klien


Fase orientasi:
“Selamat pagi/siang/sore, Pak/Bu. Saya suster suci, Siapa nama Bapak/Ibu? Bagaimana perasaan
Bapak/Ibu hari ini? Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit yang diderita anak
bapak? Di mana kita akan berbicara, Pak/Ibu? Di ruangan ini? Baiklah, kita akan berdiskusi
selama kurang lebih 30 menit.”

Fase kerja:
“Bapak/ Ibu, apakah bapak/ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan penglihatan?
Oh tidak, baiklah akan saya jelaskan, selain benturan gangguan penglihatan dapat terjadi karena
kerusakan organ misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan saraf
penghantar impuls menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat
menyebabkan kebutaan. Apakah bapak/ibu paham? Bapak/ibu, saya telah selesai mengambil
sample darah anak bapak/ibu, dan hasilnya normal. Jadi anak bapak/ibu bisa segera dioperasi.
Bapak/ibu jangan khawatir, karena operasi ini akan berjalan dengan lancar. Saya harap bapak/ibu
selalu menemani anak bapak/ibu sampai operasi dimulai.”
Fase terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang tentang gangguan
penglihatan? Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan lagi? Bagus, Bapak/Ibu sudah memahaminya.
Bapak/Ibu Saya akan kesini lagi nantu untuk melihat kondisi anak Bapak/Ibu. Saya pamit dulu,,
Pak/Bu. Sampai jumpa.”

Вам также может понравиться