Вы находитесь на странице: 1из 2

PELAJARAN FILSAFAT HARI INI

JUM’AT, 2 NOVEMBER 2018

Teori Filsafat ilmu di lihat dari segi Ontology, Estimologi dan Axiology

Filsafat Ilmu merupakan salah satu fenomena yang menarik dalam kehidupan manusia. Secara prinsip,
filsafat bisa membedakan antara makhluk tingkat rendah dan makhluk tingkat tinggi, yakni manusia.
fislafat berkembang dan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kerangka filsafat ilmu,
manusia adalah makhluk yang selalu mencari dan berusaha menemukan jawaban atas berbagai problem
dan hal-hal yang berkaitan dengan diri dan kehidupan.

Dalam segi Ontologi

Sebuah makluk hidup adalah keberadaan tetang sebuah propreti makluk hidup itu tentang apa yang
ada keberadaan tentang hakikat ilmu tentang makluk hidup itu. Sebagai dasar / fundamental :
bagaimana dasar obyek berhubungan degn obyek itu sendiri. Ontologi bersifat Universal dan
subtansi khusus dan obyek abstrak. Klasifikasi ontologi dengan kriteria tingkat abstraksi.

Salah satu contoh penerapan di teknologi komputer : adanya input, proses dan output. Input dapat
berupa fisik dari proses data sedang proses berupa sesuatu yang abstrak tidak dapat di perhatikan
tetapi hal itu sudah tentu ada hal yang ada. Ouput kembali menjadi sesuatu

Kebenaran sudah diberikan oleh alam (nature), tinggal kita bisa membaca alam atau atau membaca
apa yang terkandung didalamnya. Kebenaran sifatnya tidak mutlak, tergantung dari sudut mana kita
mengambil perspektif ilmu alam.

Ontologi merupakan Tesis atau dugaan yang perlu di olah dan dicari dari apa yang kelihatan
maupun yang tidak bisa di lihat atau dirasakan. Dengan kata lain ontologi merupakan bagian secara
spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :

• Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?
(Landasan ontologis)

Dalam segi Epistemologi

Epsitemologi adalah sebuah lahan kompleksifitas, Alamiah dan kebenaran yang dapat di tentukan
oleh orang tersebut. Ada 2 sumber pengetahuan : sebuah prior (Independen) dan postepreori

Agung Dalyanto/T811808001 pg. 1


(Sumber utama pengetahuan). Doktrin atau belajar dari pengetahuan. Rasional : Pengetahuan
diperoleh dengan rasionya. Bagaimana membangun sebuah ilmu pengetahuan.

Epistemologi merupakan antitesis dari ontology. Apa yang ada dibalik pengliatan, bisa dengan
intuasi, rasional bisa diterima oleh indera dan pemikiran.

• Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?


Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang
benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
(Landasan epistemologis)

Dalam segi Axiologi

Axiologi adalah studi folosofi ttg nilai Adalah aplikasi dari manusia (estic), axiologi merupakan
aplikasi kegiatan obyek (aestetik). Nilai etika berupa baik dan benar sedangkan nilai astetik disebut
beuty : moral, politikal, psikologi, feminisme.

Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi

Dalam perspektif etika, asketika, dan paradigma keagamaan, penulis buku ini menyoroti isu-isu
dalam filsafat ilmu sebagai berikut: ilmu sebagai fenomena kemanusiaan; manusia dan kodratnya;
struktur pengetahuan manusia; realitas sebagai obyek ilmu; realitas keilmuan dan teknologi dewasa
ini; etika dan tanggungjawab ilmu; kebenaran obyektif dan subyektif ilmu; kebenaran relatif dan
kebenaran absolut; teori-teori kebenaran; dan berbagai isu lainnya.

Manfaat saya mengkaji filsafat ilmu adalah


1. Lebih menambah kemampuan intelektual berfikir
2. Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan
3. Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus sehingga ilmuwan tetap
bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur ilmu)
4. Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional
5. Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
6. Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)- deduktif induktif

Agung Dalyanto/T811808001 pg. 2

Вам также может понравиться