Вы находитесь на странице: 1из 12

TUGAS RESUME PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

OLEH

A11-A

NAMA : ANAK AGUNG ISTRI MEIDINA CINDY

NIM : 17.321.2657

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2018/2019
Pertemuan I

Materi : Konsep diri dan perilaku

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Konsep diri atau
self concept merupakan pandangan diri yang terkait dengan dimensi fisik, karakteristik
individual, dan motivasi diri. Jenis-jenis konsep diri :

a. Konsep diri positif :


Jenis konsep diri ini baik jika di miliki oleh seorang individu karena memiliki :
- Merasa setara dengan orang lain
- Yakin dapat mengatasi segala macam masalah
- Bisa menerima pujian tanpa rasa malu
- Bisa menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan, serta
perilaku yang tidak serta perilaku yang tidak semuanya dapat di setujui oleh
anggota masyarakat.
- Bisa memperbaiki diri sendiri
b. Konsep diri negatif :
- Sangat responsif akan pujian
- Peka terhadap kritikan
- Lebih bersikap hiperkritis
- Merasa tidak disukai oleh orang lain
- Memiliki sikap pesimis disetiap kompetisi
 Komponen konsep diri :
1. Citra tubuh (Body Image)
Merupakan sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari,
mencakup persepsi masa lalu dan sekarang.
2. Ideal diri
Merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi.
3. Harga diri
Merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang di capai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
4. Peran
Merupakan serangkaian pola sikap perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan
masyarakat di hubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial.
5. Identitas diri
Merupakan kesadaran mengenai diri sendiri yang bisa didapatkan individu dari
observasi dan perilaku dirinya, menyadari bahwa individu (dirinya) berbeda dengan
orang lain.

 Faktor yang mempengaruhi konsep diri (E.B Hurlock) :


1. Bentuk tubuh
2. Cacat tubuh
3. Pakian
4. Nama dan julukan
5. Emosi
6. Status sosial

Pertemuan II

Materi : Seksualitas

Seksualitas merupakan sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang
berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dan perempuan. Adapun
dimensi dari seksualitas tersebut, antara lain :

1. Dimensi sosiokultural
2. Dimensi agama dan etik
3. Dimensi psikologis
4. Dimensi biologis
 Penyimpangan seksualitas :
1. Pervesi seksualitas
2. Abnormalitas seks sebab dorongan seksual yang abnormal
3. Abnormalitas seks sebab partner seks nya
4. Cara-cara abnormal dalam pemuasaan dorongan seksualitas
Pertemuan III

Materi : Konsep kehilangan kematian dan berduka

Kehilangan adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang


dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.
(Wilkinson, 2005). Sumber gangguan atau kehilangan, yaitu :

- Eksternal: Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai dengan nilai


individu,keyakinan atau moral dan konflik interpersonal yang mengancam
konsistensi individu, harga diri,rasa aman
- Internal : Kematian orang yang disayangi, penghentian kerja (PHK), penyakit atau
kehilangan tubuh tertentu

Berduka adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik pada individu yang
mengalami kehilangan. Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis, kognitif dan perilaku.

 Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :


1. Penyangkalan (denial)
2. Marah (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan (acceptance)

Pertemuan IV

Materi : Stres Adaptasi Manusia

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai,etika, kekuasaan, dan/atau genetika. Menurut WHO, perubahan
perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Perubahan alamiah (natural change)


2. Perubahan terencana (planned change)
3. Perubahan dari kesediaannya untuk berubah (readiness to change)

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial dan menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Stress adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifi mengharuskan seseorang
individu untuk berespon / melakukan tindakan (selye : 1976), respon ini dpt berupa fisiologis
& psikologis. Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.

 Klasifikasi stressor secara umum :

– Internal  berasal dari dalam diri (demam, kehamilan, menopause, rasa bersalah)

– Eksternal  berasal dari luar diri seseorang (perubahan suhu, perubahan dalam
peran keluarga, tekanan dari pasangan

 Adaptasi terhadap stressor


Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Proses adaptasi :
Stimulasi dari lingkungan internal & eksternal  penyimpangan keseimbangan 
adaptasi  mempertahankan fungsi optimal.
 Dimensi adaptasi
Stress  mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial
(sumber adaptasi tdp dlm setiap dimensi tersebut)
 Respon psikologis
Gangguan atau ancaman yg aktual atau tidak  stressor  frustasi, ansietas,
ketegangan.(kline-leidy : 1990)
- Adaptasi konstruktif : Membantu menerima tantangan u/menyelesaikan konflik
- Adaptasi destruktif : Mempengaruhi orientasi realita, kemampuan pemecahan
masalah, kepribadian & situasi.
- Adaptasi psikologis

Pertemuan V

Materi : Konsep kesehatan spiritual

1. Spiritualitas
Spiritualitas, keyakinan dan agama merupakan hal yang terpisah, walau pun seringkali
diartikan sama. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan
hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebutuhan
untuk memberikan dan mendapatkan maaf.
2. Kepercayaan
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang.
3. Agama
Merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir atau teratur. Agama mempunyai
aturan-aturan tertentu yang diprakktikan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan
kepuasan bagi yang menjalankannya. Perkembangan keagamaan individu merujuk pada
penerimaan keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu.
 Karakteristik Spiritual :
- Pengetahuan diri
- Sikap

Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi


tingkat kesehatan dan perilaku selfcare klien. Beberapa pengaruh dari keyakinan
spiritual yang perlu dipahami adalah sebagai berikut :

1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari


2. Sumber dukungan
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
4. Sumber konflik
 Faktor-faktor yang mempengaruhi spiritualitas :
Menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) dan Craven & Hirnle (1996), faktor
penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah :
1. Pertimbangan tahap perkembangan
2. Keluarga
3. Latar belakang etnik dan budaya
4. Pengalaman hidup sebelumnya
5. Krisis dan perubahan
6. Isu moral terkait dengan terapi
7. Asuhan keperawatan yang kurang sesuai
8. Manifestasi perubahan fungsi spiritual
9. Verbalisasi distress
10. Perubahan perilaku
Pertemuan VI

Materi : Budaya umum tentang kesehatan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Menurut konsep budaya Leinenger, karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Budaya merupakan pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya
yang sama persis.
2. Budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya itu diturunkan kepada
generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan.
3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.
Indonesia sebagai Negara agraris, sebagian besar penduduknya bermukim di daerah
pedesaan dengan tingkat pendidikan mayoritas sekolah dasar dan belum memiliki budaya
hidup sehat. Hidup sehat adalah hidup bersih dan disiplin sedangkan kebersihan dan
kedisiplinan itu sendiri belum menjadi budaya sehari-hari. Budaya memeriksakan secara dini
kesehatan anggota keluarga belum tampak. Hal ini terlihat dari banyaknya klien yang datang
ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan keadaan kesehatan sebagai tindakan kuratif
belum didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif, misalnya gerakan 3M pada
pencegahan demam berdarah belum terdengar gaungnya jika belum mendekati musim hujan
atau sudah ada yang terkena demam berdarah.
Menanamkan budaya hidup sehat harus sejak dini dengan melibatkan pranata yang ada
di masyarakat, seperti posyandu atau sekolah. Posyandu yang ada di komunitas seharusnya
diberdayakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih,sehat, dan berbudaya pada anak.
Di dalam masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adatistiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri, dan kelangsungan hidup suku mereka. Berbagai kebiasaan
dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi, yang bertujuan supaya
reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat. Dari sudut pandangan modern, tidak semua
kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang kenyataannya malah merugikan. Kebiasaan
menyusukan bayi yang lama pada beberapa masyarakat, merupakan contoh baik kebiasaan
yang bertujuan melindungi bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia,
tradisi budaya ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusui bayinya, dan
gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi (biasanya demikian),
bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi.
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat professional meliputi:
1. Care giver
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien,
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian
dalam upaya mengumpulkan data dan evaluasi yang benar, menegakkan diagnosis
keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara
pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukannya.
2. Client advocate
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upeya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai
narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat,
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
3. Counsellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pula interaksi ini merupakan dasar dalam
merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya. Memberikan
konseling/ bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan penglaman yang lalu, pemecahan
masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah
perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya
malalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic
yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-
hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kadar kesehatan, dan lain
sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencan maupun pelaksanaan asuhan keperawtan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik
materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi
yang terlewatkan maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan peran sebagai
coordinator perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
b. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
c. Mengembangkan system pelayanan keperawatan
d. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan
keperawatan pada sarana kesehatan
7. Change agent
Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap,
bertingkah laku, dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat.
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
berhubungan dengan klien dan cara memberikan keperawatan kepada klien
8. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik
lain. Untuk menghadapi berbagai fenomena kebudayaan yang ada di masyarakat, maka
perawat dalam menjalankan perannya harus dapat memahami tahapan pengembangan
kompetensi budaya, yaitu:
a. Pahami bahwa budaya bersifat dinamis.
b. Hal ini merupakan proses kumulatif dan berkelanjutan
c. Hal ini dipelajari dan dibagi dengan orang lain.
d. Perilaku dan nilai budaya di tunjukkan oleh masyarakat
e. Budaya bersifat kreatif dan sangat bermakana dalam hidup.
f. Secara simbolis terlihat dari bahasa dan interaksi
g. Budaya menjadi acuan dalam berpikir dan bertindak

Pertemuan VII

Materi : Budaya tentang kesehatan di rumah sakit

1. Unsur keberlangsungan rumah sakit


- Pasien / customer
- Persaingan antar rs / competition
- Penghematan biaya /costs
- Mengatasi kegawatan/crisis

Sesuai dengan perkembangan baru dalam paradigma pelayanan, budaya kerja


rumah sakit yang positif adalah budaya kerja melayani. Caranya adalah dengan contoh
membiasakan arah orientasi tindakan dan sikap serta perilaku kepada kepentingan
orang lain yang dilayani, bukan kepentingan diri sendiri.

2. Budaya keselamatan pasien


Adapun 7 Standar Sasaran Keselamatan Pasien :
- Hak Pasien
- Mendidik Pasien Dan Keluarga
- Keselamatan Pasien Dalam Kesinambungan Pelayanan
- Penggunaan Metode- Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan
Evaluasi Dan Program Peningkatan Keselamatan Pasien
- Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
- Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
- Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf Untuk Mencapai Keselamatan
Pasien
3. Prinsip 12 benar :
- Benar obat
- Benar dosis
- Benar pasien
- Benar rute
- Benar waktu pemberian
- Benar dokumentasi
- Benar pengkajian
- Hak pasien untuk menolak
- Benar evaluasi
- Benar reaksi obat terhadap makanan
- Benar reaksi obat terhadap obat lain
- Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться

  • Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan SLE 1
    Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan SLE 1
    Документ28 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan SLE 1
    jokosan
    Оценок пока нет
  • Kadek Eva
    Kadek Eva
    Документ83 страницы
    Kadek Eva
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • 451 1018 1 SM
    451 1018 1 SM
    Документ11 страниц
    451 1018 1 SM
    Ririen Sylvia Sagita Bilondatu
    Оценок пока нет
  • Kadek Eva
    Kadek Eva
    Документ83 страницы
    Kadek Eva
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Self-Reporting Questionnaire
    Self-Reporting Questionnaire
    Документ3 страницы
    Self-Reporting Questionnaire
    Yushlihah Rofiati
    Оценок пока нет
  • Skripsi Umy PDF
    Skripsi Umy PDF
    Документ109 страниц
    Skripsi Umy PDF
    Nirwanhy Makmur
    Оценок пока нет
  • Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Документ14 страниц
    Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Документ14 страниц
    Bab II Tinjauan Pustaka-Dikonversi
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • LP Pneumonia
    LP Pneumonia
    Документ12 страниц
    LP Pneumonia
    Ni Putu arista
    Оценок пока нет
  • Bab II Tinjauan Pustaka
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Документ14 страниц
    Bab II Tinjauan Pustaka
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Lupus Penyakit Autoimun
    Lupus Penyakit Autoimun
    Документ28 страниц
    Lupus Penyakit Autoimun
    Ainun Irvanto
    Оценок пока нет
  • Format Asuhan Keperawatan Neonatus & Anak
    Format Asuhan Keperawatan Neonatus & Anak
    Документ9 страниц
    Format Asuhan Keperawatan Neonatus & Anak
    dinda putri marichi
    Оценок пока нет
  • DHF-Demam Berdarah
    DHF-Demam Berdarah
    Документ32 страницы
    DHF-Demam Berdarah
    Cindy monica
    Оценок пока нет
  • Artikel
    Artikel
    Документ8 страниц
    Artikel
    Afifa Ayu Rizqi
    Оценок пока нет
  • 451 1018 1 SM
    451 1018 1 SM
    Документ11 страниц
    451 1018 1 SM
    Ririen Sylvia Sagita Bilondatu
    Оценок пока нет
  • 1044 2103 1 PB
    1044 2103 1 PB
    Документ10 страниц
    1044 2103 1 PB
    Zahratul Muna
    Оценок пока нет
  • 451 1018 1 SM
    451 1018 1 SM
    Документ11 страниц
    451 1018 1 SM
    Ririen Sylvia Sagita Bilondatu
    Оценок пока нет
  • BBM Teorikesalahan
    BBM Teorikesalahan
    Документ31 страница
    BBM Teorikesalahan
    Adi Amril
    Оценок пока нет
  • JURNAL ILMIAH BIDAN
    JURNAL ILMIAH BIDAN
    Документ7 страниц
    JURNAL ILMIAH BIDAN
    Fatamorgana Abdullah
    Оценок пока нет
  • Pengertian Puskesmas
    Pengertian Puskesmas
    Документ19 страниц
    Pengertian Puskesmas
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Pertemuan I
    Pertemuan I
    Документ12 страниц
    Pertemuan I
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Kelompok
    Kelompok
    Документ18 страниц
    Kelompok
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ14 страниц
    Bab I Pendahuluan
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • Pertemuan I
    Pertemuan I
    Документ4 страницы
    Pertemuan I
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • 91 96 Fairuz R
    91 96 Fairuz R
    Документ6 страниц
    91 96 Fairuz R
    Fernando Feliz Christian
    Оценок пока нет
  • Makalah Akupuntur
    Makalah Akupuntur
    Документ19 страниц
    Makalah Akupuntur
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • G09 Agu
    G09 Agu
    Документ31 страница
    G09 Agu
    Kios Prima Banjarnegara, 0813-2700-6746
    Оценок пока нет
  • Pertemuan I
    Pertemuan I
    Документ4 страницы
    Pertemuan I
    Made Agus Sumardika
    Оценок пока нет
  • File
    File
    Документ113 страниц
    File
    UMan Nugrroz
    Оценок пока нет