Вы находитесь на странице: 1из 54

[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

BAB II

KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN

2.1 Kebijakan Pembangunan Perdesaan Tingkat Nasional

Berkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan nasioanal baik


dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dokumen – dokumen rencana
pembangunan pada tingkat nasional dijadikan runjukan didalam pelaksanaan
pembangunan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dalam hal ini
adalah pembangunan yang akan dilaksanakan pada perdesaan. Dokumen rencana
pembanguan tingkat nasional terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJP Nas) dan Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional
(RPJM Nas).

2.1.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nas) Tahun


2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nas) tahun 2005-


2025 menjadi acuan didalam pelaksanaan pembangunan perdesaandi Indonesia,
didalam dokumen rencana ini terdapat sasaran dan arahan kebijakan
pembangunan di perdesaan serta prioritas pelaksanaan pembangunan perdesaan
untuk masa waktu tertentu.

a. Sasaran dan Arahan Kebijakan Pembangunan Perdesaan


Arahan kebijakan pembangunan perdesaan di tingkat nasional untuk
mencapai tujuan pembangunan jangka panjang dari tahun 2005-2025 pada
dasarnya untuk mewujudkan masyarakat perdesaan yang maju, mandiri, dan
adil. Berikut ini adalah tabel 2.1 mengenai sasaran dan arahan pembangunan
perdesaan di Indonesia berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005-2025

Tabel 2.1 Sasaran dan Arahan Kebijakan Pembanguan Perdesaan


Berdasarkan RPJP Nasional Tahun 2005-2025
II-1 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

No Sasaran Pembangunan Arahan Kebijakan Pembangunan


. Perdesaan Perdesaan

a) Meningkatkan kerukunan hidup umat


beragama di perdesaan dan harmonisasi
Mewujudkan masyarakat
antar kelompok masyarakat.
perdesaan yang berahklak b) Memperkuat jati diri dan adat istiadat
1.
mulia, bermoral, beretika, yang mengakar di pedesaan.
c) Mengembangkan budaya inovativ yang
berbudaya, dan beradab
berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi di perdesaan.
a) Mengedepankan pembangunan
sumberdaya manusia perdesaan yang
berkualitas dan berdaya asing.
b) Memperkuat perekonomian dosmetik
berbasis keunggulan dan sesuai dengan

Mewujudkan perdesaan potensi di setiap wilayah perdesaan.


2. c) Meningkatkan penguasaan, pemanfatan,
yang berdaya saing
dan penciptaan pengetahuan bagi
masyarakat perdesaan.
d) Membangun infrastruktur perdesaan yang
maju.
e) Melakukan reformasi di bidang hokum
dan aparatur desa.

3. Mewujudkan Wilayah a) Terciptanya keterpaduan pembangunan


Perdesaan yang aman, keamanan sosial yang diselenggarakan
nyaman dan bersatu berdasarkan kondisi geografis,
demografi, sosial dan budaya pedesaan.

II-2 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

b) Pembangunan keamanan yang dilengkapi


dengan infrastrukturyang lengkap dan
profesionalisme aparatur desa
a) Pengembangan wilayah perdesaan yang
diselenggarakan dengan memperhatikan
potensi dan peluang kengungulan sumber
daya di setiap wilayah perdesaan.
b) Percepatan dan pembangunan wilayah
perdesaan.
c) Pengembangan produk unggulan desa,
serta mendorong terwujudnya
koordinasi, singkronasi, keterpaduan dan
kerja sama antar sektor, antar
Mewujudkan
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
pembangunan pedesaan
4. dalam medukung peluang berusaha dan
yang lebih merata dan
investasi di perdesaan.
berkeadilan d) Pembangunan perdesaan didorong
melalui pengembangan agroindustri
padat pekerja, terutama bagi kawasan
yang berbasiskan pertanian dan kelautan.
e) Pengembangan jaringan infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan
perdesaan dalam upaya menciptakan
keterkaitan fisik, sosial, dan ekonomi
yang saling komplementer dan saling
menguntungkan.
5. Mewujudkan wilayah a) Mendayagunakan sumber daya alam
perdesaan yang asli dan yang terbarukan di wilayah perdesaan
lestari secara rasional, optimal, efisien, dan
bertanggung jawab.
b) Mengelola sumber daya alam yang tidak
terbarukan di wilayah perdesaan secara

II-3 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

rasional, optimal, efisien, dan


bertanggung jawab.
c) Menjaga dan melestarikan sumber daya
air di wilayah perdesaan dengan menjaga
kelestarian fungsi daerah tangkapan air
dan keberadaan air tanah.
d) Mengendalikan pencemaran dan
kerusakan lingkungan pada wilayah
perdesaan.
e) Meningkatkan kapasitas pengelolahan
sumber daya alam dan lingkungan hidup
di wilayah perdesaan.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-
2025

b. Tahapan dan Skala Prioritas Pembangunan Perdesaan

Untuk mencapai sasaran dan arah kebijakan pembangunan perdesaan


sebagaimana yang dimaksud sebelumnya, pembangunan jangka panjang pada
kawasan perdesaan membutuhkan tahpan dan skala prioritas yang akan
menjadi agenda dan dasar didalam rencana pembangunan jangka menengah.
Tahapan dan skala prioritas pembangunan pedesaan di Indonesia berdasarkan
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005-2025 adalah sdebagai berikut :

i. RPJMN Ke – 1 (2005-2009)
Prioritas pembangunan perdesaan tingkat nasional pada periode tahun
2005 – 2009 adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat perdesaan
yang ditandai dengan menurunnya angka pengangguran dan jumlah
penduduk miskin di perdesaan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas, berkurangnya kesenjangan antar desa, termasuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, mendorong pertumbuhan ekonomi desa,
dan memperbaiki keadaan infrastruktur kawasan pedesaan.
II-4 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

ii. RPJMN Ke – 2 (2010-2014)


Prioritas pembangunan perdesaan tingkat nasional pada periode tahun
2010 – 2014 adalah peningkatan daya saing perekonomian perdesaan
melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan
pembangunan pertanian dan peningkatan pembangunan sumber daya alam
lainnya sesuai dengan potensi masing-masing desa secara terpadu,
meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di desa,
percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan, dan peningktan kualitas
di desa.

iii. RPJMN Ke – 3 (2015-2019)


Prioritas pembangunan perdesaan tingkat nasional pada periode tahun
2015 – 2019 adalah ketersediaan infrastruktur desa yang sesuai dengan
rencana tata ruang ditandai dengan berkembangnya jaringan infrastuktur
transportasi, terpenuhinya pasokan listrik tang handal dan efuisien sesuai
dengan kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi
perdesaan dapat tercapai, pengembangan infrastruktur perdesaan akan
terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian
di desa, pemenuhan kebutuhan hunain yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung desa melalui pembiayaan perumahan masyarakat
desa dalam jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel.

iv. RPJMN Ke – 4 (2020-2024)


Prioritas pembangunan perdesaan tingkat nasional pada periode tahun
2020 – 2024 adalah mewujudkan struktur perekonomian perdesaan yang
maju dan kokoh ditandai dengan daya saing perekonomian desa yang
kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian,
kelautan, dan sumber daya alam di wilayah perdesaan, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat perdesaan serta memantapkan pembangunan
perdesaan yang berkelanjutan disertai dengan peningkatan modal dan
pendapatan asli desa.

II-5 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

2.1.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas)


Tahun 2015 – 2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas) tahun


2015-2019 disusun berdasarkan kepada dokumen rencana pembangunan jangka
panjang yang dijadikan dasar atau acuan didalam pelaksanaan pembangunan
perdesaan di Indonesia. Dokumen ini memuat sasaran, arahan kebijakan, strategis,
program, dan prioritas pembangunan desa.

a. Sasaran Pembangunan Perdesaan

Sasaran pembangunan perdesaan sesuai dengan dokumen Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas) tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut:

i. Mematikan distribusi dana desa dan alokasi dana desa berjalan secara
efektif, berjenjang, dan bertahap.
ii. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat desa.
iii. Pengembangan kapastias dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan
kelembagaan pemerintah desa secara berkelanjutan.
iv. Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan desa dari
kantong-kantong hutan dan perkebunan.
v. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta
penataan ruang kawasan perdesaan.
vi. Mempersiapkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat.
vii. Penurunan desa tertinggal dan peningkatan desa mandiri.

b. Arah Kebijakan Pembangunan Perdesaan

Arah kebijakan pembangunan perdesaan menjadi salah satu pedoman untuk


merumuskan strategi pembangunan perdesaan. Berdasarkan sasaran pembangunan
perdesaan yang telah ditetapkan maka disusunlah beberapa arahan kebijaka
pembangunan untuk wilayah perdesaan di Indonesia sesuai dengan arahan yang

II-6 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

telah ditetapkan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah yaitu
sebagai berikut:

i. Pemenuhan standar pelayanan minimum desa sesuai dengan kondisi


gegografisnya.
ii. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat desa.
iii. Pembangunan sumber daya alam manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat desa.
iv. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan
disertai dengan penaatn ruang kawasan perdesaan yang baik dan sesuai
dengan rencana tata ruang tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
v. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan
desa-kota.
vi. Pengembangan kapasitas dan pendamping aparatur pemerintah desa serta
kelembagaan pemertintahan desa secara berkelanjutan.
vii. Pengawalan implementasi dan pelaksanaan dari UU Desa secara
sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi,
supervisi, dan pendampingan.

c. Strategi Pembangunan Perdesaan

Strategi menjadi salah satu bagian yang cukup penting didalam pelaksanaan
pembangunan wilayah perdesaan, dimana strategi menjadi dasar didalam
penyusunan program yang tepat didalam pelaksanaan pengembangan dan
pembangunan wilayah perdesaan. Strategi pembangunan perdesaan dalam skala
nasional sesuai arahan kebijakan pembangunan perdesaan dapat dilihat pada Tabel
2.2 dibawah ini:

Tabel 2.2 Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Desa di Indonesia


Berdasarkan RPJMN Tahun 2015 – 2019

No. Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Desa


1. Pemenuhan Menyusun dan memastikan terlaksanananya
standar pelayanan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Desa antara
II-7 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

lain perumahan permukiman, pendidikan,


minimum desa
kesehatan, perhubungan antar permukiman ke
sesuai dengan
pusat pelayanan pendidikan, pusat pelayanan
kondisi
kesehatan, dan pusat kegiatan ekonomi,
geografisnya
pengairan, listrik, dan telekomunikasi
a) Penataan dan penguatan BUMDesa untuk
menudukung ketersediaan prasaran saran
produksi khususnya benih, pupuk, pengolahan
produk pertanian, dan perikanan skala rumah
Penanggulangan
tangga desa.
kemiskinan dan b) Fasilitas, pembinaan, pendampingan dalam
2. pengembangan pengembangan usaha, bantuan permodalan /
usaha ekonomi kredit, kesempatan berusaha, pemasaan dan
masyarakat desa. kewirausahaan.
c) Meningkatkan kapasitas masyarakat desa
dalam pemanfaatan dan pengembangan
teknologi tepat guna pedesaan.

3. Pembangunan a) Mengembangkan pendidikan berbasis


sumber daya keterampilan dan kewirausahaan di desa.
b) Mendorong peran aktif masyarakat desa dalam
manusia,
pendidikan dan kesehatan.
peningkatan
c) Mengembangkan kapasitas lembaga
keberdayaan, dan
kemasyarakatan desa serta lembaga adat secara
pembentukan
berkelanjutan.
modal sosial d) Menguatkan partisipasi masyarakat dengan
budaya pengurustamaan gender termasuk anak-
masyarakat desa. anak,pemuda,lansia,dan penyandang disabilitas
dalam pembangunan desa.
e) Menguatkan kapsitas masyarakat desa dan adat
dalam mengola dan memanfaatkan sumber
daya lahan dan perairan,serta lingkungan hidup
desa termasuk desa pesisir.
II-8 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

f) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan


kelembagaan masyarakat desa dalam
meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial,
lingkungan keamanan, dan politik.
g) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
pembangunan desa.
h) Meningkatkan partisipasi dan kapasitas tenaga
kerja di desa.
4. Pengelolaan a) Menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada
sumber daya desa-desa dan distribusi hak atas tanah bagi
alam dan petani, buruh lahan, dan nelayan.
b) Menata ruang kawasan pedesaan untuk
lingkungan hidup
melindungi lahan pertanian dan menekan alih
berkelanjutan
fungsi lahan produktif dan lahan konservasi.
disertai dengan
c) Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan
penataan ruang
untuk membebaskan desa dari kantong-
perdesaan yang
kantong hutan dan perkebunan.
sesuai dengan d) Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan
rencana tata ruang tentang akses dan hak desa untuk mengelola
kabupaten/kota, sumber daya alam berskala lokal termasuk.
provinsi, dan Pengelolaan hutan negara oleh desa berorietasi
nasional. kesimbangan lingkungan hidupan berwawasan
mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi
pangan dan mewujudkan ketahanan pangan.
e) Menyiapkan dan melaksanakan kebijakan
relugasi baru tentang share holding antara
pemerintah, investor, dan desa dalam
pengelolaan sumber daya alam.
f) Menjalankan program investasi pembangunan
pedesaan dengan pola share holding
melibatkan desa dan warga desa sebagai

II-9 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

pemegang saham.
g) Merehabilitasi kawasan pedesaan yang
tercemar dan terkena dampak bencana
khususnya di daerah pesisir/ aliran sungai.
a) Mewujudkan dan mengembangkan sentra
produksi, sentra industri pengolahan hasil
pertanian,perikanan dan pariwisata.
b) Meningkatkan akses transportasi desa dengan
pusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah.
Pengembangan c) Mengembangkan kerjasama antar desa, antar
Ekonomi daerah, dan antar pemerintah-swasta, termasuk
kawasan kerja sama pengelolaan BUMDes.
5. Pedesaan untuk d) Membangun agribisnis kerakyatan melalui

Mendorong pembangunan bank khusus untuk pertanian,

Keterkaitan Desa UMKM, dan koperasi.


e) Membangun sarana bisnis di perdesaan.
- Kota. f) Mengembangkan komunitas teknologi
informasi dan komunikasi bagi petani untuk
berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainnya
dalam kegiatan produksi pangan, penjualan,
dan distribusi.
6. Pengembangan a) Meningkatkan kapasitas pemerintah desa dan
kapasitas dan badan permusyarawtan desa melalui fasilitas,
Perdampingan pelatihan, dan pedampingan dalam
Aparatur perencanaan, pelaksanaan dan monitoring
Pemerintah desa pembangunan desa, pengelolaan aset dan
Serta keuangan desa, serta penyiapan peta desa
Kelembagaan disertai dengan penetapan batas administrasi
Pemerintah desa secara digital.
b) Reformasi pelayanan publik termasuk
Desa secara
pelayanan di luar jam kantor oleh desa,
Berkelanjutan.
Kelurahan, dan kecamatan melalui peningkatan
keseterdiaan prasarana sarana pemerintah desa,
II-10 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

dan mengembangkan kerjasama antar desa.


c) Mengembangkan pusat informasi desa.
Pengawalan a) Konolidasi satuan kerja lintas kementerian /
Inpementasi dan lembaga di kawasan pedesaan.
b) Memastikan berbagai perangkat peraturan
Pelaksanaan dari
pelaksanaan UU desa sejalan dengan substansi,
UU desa secara
jiwa, dan semangat UU desa, termasuk
Sistematis,
penyusunan PP sistem keuangan desa.
Konsisten, dan
7. c) Memastikan distribusi dana desa dan alokasi
Berkelanjutan
dana desa berjalan secara efektif, berjenjang,
Melalui
dan bertahap.
Koordinasi, d) Mempersiapkan pemerintah provinsi dan
Fasilitas, kabupaten /kota dalam mengoperasionalisasi
Supervisi, dan pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk
Pendampingan. ditetapkan menjadi desa adat.

d. Program pembangunan pedesaan

Program pembangunan pedesaan tingkat nasional dalam dokumen Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas ) tahun 2015- 2019
ditetapkan berdasarkan desa yang telah ditentukan sebelumnya, dimana program
– program tersebut disesuaikan dengan isu – isu permasalahan, kebutuhan
masyarakt desa yaitu:

i. Pelaksanaan perencanaan desa,

ii. Penyusunan pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes)

iii. Penyusunan peraturan dan kebijakan desa.

iv. Pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa,

v. Pembangunan kapasitas dan pendampingan masyarakat dan lembaga


pemberdayaan desa,

II-11 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

vi. Pengelolaan badan usahan milik desa (BUMDes),

vii. Penataan ruang desa dan desa adat, serta

viii. Pembangunan sistem informasi desa berbasis digital.

Pelaksanaan perencanaan pembangunan pada wilayah desa merupakan


fungsi dari pemerintahan desa berdasarkan prosedur, kelembagaan, dan
mekanisme pembangunan desa yang telah ditetapkan Undang – Undang Desa.
Perencanaan desa disusun untuk memastikan tujuan pembangunan desa dapat
tercapai dengan melibatkan masayarakat desa, selain itu didalam pelaksanaan
pembangunan pada wilayah pedesaan dibutuhkan pengembangan kapasitas dan
pendampingan terhadap masyarakat, termaksuk pendampingan terhadap
penyelenggara pemerintah desa.

e. Prioritas pembangunan pedesaan

Prioritas pembangunan pedesaan didalam dokumen Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional (RPJM Nas) tahun 2015 – 2019 terdiri atas 8
(delapan) prioritas utama yaitu sebagai berikut:

i. Mengawal implementasi undang – undang desa secara sistematis,


konsisten dan berkelanjutan dengan fasilitas, supervisi, dan
pendampingan.

ii. Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan Undang –


Undang Desa sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat
Undang – Undang Desa.

iii. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan – kebijakan regulasi baru


untuk membebaskan desa di kantong – kantong hutan dan
perkebunan.

II-12 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

iv. Memastikan redistribusi negara, baik dana desa dan alokasi dana
desa, maupun distribusi lahan kepada desa berjalan secara efektif.

v. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan regulasi baru tentang


share – holding antara pemerintah, investor, dan desa dalam
pengelolaan sumber daya alam di desa.

vi. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan regulasibaru tentang akses


dan hak desa untuk mengelolah sumberdaya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk
kemakmuran rakyat.

vii. Melakukan pengembangan kapasitas dan pendampingan desa


secara berkelanjutan.

viii. Menjalankan program – program investasi pembangunan pedesaan


(seperti hutan, kebun, ternak, perikanan, agroindustri kerakyatan,
dan sebagainya) dengan pola share – holding yang melibatkan desa
dan warga desa sebagai pemegang saham.

Pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah dengan melibatkan


seluruh masyarakat desa dan semagat gotong royong dengan memanfaatkan
kearifan lokal dan sumber daya alam desa. Untuk itu, pembangunan lokal berskala
desa dilaksanakan sendiri oleh desa. Pembangunan kawasan pedesaan dilakukan
dengan mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia
serta mengikut sertakan pemerintah desa dan masyarakat desa .

f. Klasifikasi pembangunan desa dan kawasan pedesaan

Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJM Nas) tahun 2015 – 2019 terdapat beberapa aspek didalam pelaksanaan
pembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan.

II-13 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Tabel 2.3. Klasifikasi Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan Berdasarkan


RPJMN Tahun 2015 -2019

Pembangunan Kawasan
Aspek Pembangunan Desa
Pedesaan
Lingkup Pendahuluan antara desa dalam
Desa / desa adat
wilayah suatu kabupaten / kota
Mempercepat dan meningkatkan
Meningkatkan kualitas pelayanan,
Tujuan kesejahteraan dan kualitas pembangunan, dan pemberdayaan
hidup masyarakat desa. masyarakat desa melalui
pendekatan partisipatif
Perencanaan
Dokumen Rencana Tata Ruang
Acuan / diacu pembangunan
kabupaten / kota
kabupaten/kota
a. Pemenuhan kebutuhan a. Penyusunan rencana tata
dasar dan infrastruktur ruang kawasan perdesaan
desa. secara partisipatif.
b. Pengembangan ekonomi b. Pengembangan pusat
lokal pertumbuhan antar desa
c. Pemanfaatansumber
Cakupan secara terpadu.
daya alam dan c. Penguatan kapasitas
lingkungan secara masyarakat
d. Kelembagaan dan kemitraan
berkelanjutan
ekonomi.
e. Pembangunan infrastruktur
antar desa.

II-14 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

a. Peningkatan kualitas a. Pelayanan yang dilakukan


dan akses terhadap untuk meningkatkan
pelayanan sosial serta kesejahteraan pedesaan,
b. Pembangunan infrastruktur
pelayanan dasar di desa
peningkatan ekonomi
b. Pembangunan dan
pedesaan, dan pengembangan
pemeliharaan
teknoligi tepat guna, dan
infrastruktur dan
c. Pemberdayaan masyarakat desa
lingkungan berdasarkan
untuk meningkatkan akses
kemampuan teknis dan
terhadap pelayanan dan
sumber daya lokal yang
kegiatan ekonomi.
tersedia.
Prioritas,
program, c. Pengembangan
kegiatan, dan ekonomi pertanian
kebutuhan berskala produktif,
d. Pengembangan dan
pemanfaatan
teknologitepat guna
untuk kemajuan
ekonomi, dan
e. Peningkatan kualitas
ketertiban dan
ketentraman masyarakat
desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat
desa.

II-15 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Pemerintah desa dan


masyarakat dengan Pemerintah, pemerintah daerah
semangat gotong royong provinsi, pemerintah daerah
Pelaksana
serta memanfaatkan kabupaten / kota, dan pemerintah
kearifan lokal dan sumber desa .
daya alam desa
Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
Prinsip dasar berskala desa, pengarusutamaan perdamaian, dan keadilan
sosial.
Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM
Nas ) tahun 2015 - 2019

2.2 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi


Sumatera Barat Tahun 2005 – 2025

Visi pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2025 adalah


untuk mewujudkan Sumatera Barat Menjadi Provinsi “Terkemuka Berbasis
Sumberdaya Manusia Yang Agamais di Tahun 2025”. Selanjutnya untuk dapat
mewujudkan yang diinginkan tersebut, RPJP Sumatera Barat telah menetapkan
pula 5 misi utama pembangunan daerah. Pada bab ini kelima visi pembangunan
daerah tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk arah pembangunan yang
lebih kongkrit untuk masing-masing aspek dan bidang pembangunan daerah. Arah
pembangunan tersebut adalah rincian kondisi yang diinginkan dimasa mendatang
untuk dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan terdahulu. Gambar 6
memberikan sistematika alur pikir tentang kaitan antara visi, misi dan arah
pembangunan jangka panjang dalam RPJP Provinsi Sumatera Barat 2005-2025.

”Mewujudkan Kehidupan Agama dan Budaya Berdasarkan Filosofi Adat Basandi


Syarak, Syarak Basandi Kitabullah ”

II-16 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Misi pembangunan ini selanjutnya dijabarkan dalam bentuk arah dan sasaran
pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat yang Agamais dan Berbudaya.


Pesan agama meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. Bila pesan
tersebut direalisasikan atau diamalkan secara kaffah dalam kehidupan
sehari-hari akan tercipta tata kehidupan masyarakat yang agamais dan
dapat menjadi sinergi dalam mewujudkan daerah yang aman, adil dan
makmur. Dengan demikian arah pembangunan tidak hanya perlu ditujukan
pada terwujudnya tata-kehidupan beragama yang baik, tetapi juga pada
terbentuknya hubungan sosial yang harmonis antar berbagai golongan
masyarakat.
Disamping itu, tata-kehidupan beragama yang baik juga dimaksudkan
untuk mengembangkan kegiatan ibadah individual mkenuju seterusnya
pada ibadah sosial dan spiritual serta berlaku saleh antar sesama individu
dan antar kelompok masyarakat. Masyarakat Sumatera Barat secara umum
mengakui dan menganggap penting peran kebudayaan dan agama sebagai
penunjang tata kehidupan secara menyeluruh. Agama dan budaya
merupakan satu kesatuan dalam tata kehidupan masyarakat. Karena itu
arah yang ingin diwujudkan dalam keterkaitan dua bidang ini adalah tata
kehidupan yang agamais dan berbudaya. Tata-kehidupan yang demikian
sesuai dengan filosofi masyarakat Minangkabau yaitu ”Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” yang merupakan suatu cita-cita dan
harapan masyarakat untuk dapat mewujudkan kesejahteraan baik di dunia
dan di akhirat.

II-17 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

2. Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur dan Berakhlak Mulia


Menyadari akan semakin pentingnya peranan moral yang ditopang
emosional dan spiritual cerdas dan saleh, arah pembangunan manusia
Sumatera Barat adalah menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan
intelijensia, dengan pendidikan yang mampu memenuhi emosional dan
spiritual yang etis. Intelijensia generasi mendatang akan handal pada
bidang-bidang yang mampu digunakan untuk menghadapi tantangan
global, dan sekaligus memiliki daya saing tinggi. Sementara unsur
emosional masyarakat terasah dan berkembang baik dari norma dan adat
yang berkembang, maupun melalui pendidikan formal, nonformal,
maupun lingkungan keluarga.
Keseimbangan pembangunan manusia yang berbudi luhur pada
akhirnya akan dapat menjadikan Sumatera Barat sebagai salah satu ‘ranah’
yang dapat mempersiapkan generasi yang mampu bersaing pada tatanan
Internasional. Secara umum, landasan moral dan etika sosial dalam
masyarakat Sumatera Barat tidak lagi berlandaskan kepada satu ideologi
yakni ideologi adat. Ideologi kehidupan masyarakat telah bergeser kepada
prinsip ekonomi, politik, dan birokratis. Konsekuensi logis dari hal ini
adalah terbentuknya sikap toleransi yang semakin memudar, kalaupun
masih ada, toleransi tersebut agaknya bersifat semu. Untuk masa
mendatang, pelaksanaan ajaran budaya ditengah masyarakat harus
berlandaskan kepada perilaku yang bermoral, menjauhi konflik terbuka
yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban sosial, harga
menghargai sesama umat beragama dan tingkat toleransi yang semakin
tinggi. Pembentukan perilaku keagamaan dan kebudayaan terutama
diarahkan untuk menciptakan suasana kehidupan yang aman dan sejahtera
baik lahir maupun batin dengan meminimalkan faktor-faktor penyebab
konflik sosial dalam masyarakat.

II-18 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

3. Terwujudnya Sumatera Barat Sebagai Pusat Pendidikan Bernuansa Islam


Secara historis, kekuatan sebuah generasi adalah mampu melanjutkan
pemikiran keilmuan yang digali dari sumber Al-quran dan hadis, dan
menjadikan sumber keilmuan tersebut sebagai dasar pijak memasuki era
globalisasi. Sementara itu, era globalisasi yang penuh tantangan
memerlukan generasi akan datang yang memiliki karakter, kekuatan
keilmuan, keterampilan, dan terarahnya kesalehan emosional, spiritual dan
kesalehan sosial. Potensi untuk mempertajam sasaran kualitas pendidikan
Islam tidak saja pada jenjang pendidikan tinggi saja, namun tidak kalah
pentingnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pendidikan ‘ke-pesantrenan’ yang berkembang di Sumatera Barat
mesti ditingkatkan kualitasnya. Baik dari sisi tenaga, metoda pengajaran,
maupun desain pelaksanaannya. Untuk itu pemodelan pendidikan
‘boarding’, atau sekolah berasrama perlu dilanjutkan. Diharapkan akan
muncul setidaknya satu boarding school per kabupaten dan kota yang
dikelola pada standar yang dapat diterima secara nasional dan
internasional. Kesemuanya diharapkan akan menjadikan Sumatera Barat
sebagai salah satu daerah tujuan pendidikan bagi kawasan sekelilingnya.
Selain dari itu akan dihasilkan berbagai pemikiran dari Keislaman yang
mampu dijadikan sebagai pedoman untuk generasi mendatang. Dampak
ikutannya adalah semakin banyaknya ketersediaan tenaga kerja yang
memiliki kecerdasan berpikir, pengendalian emosional dan kecerdasan
spiritual yang nantinya akan dapat merlahirkan manusia yang terampil dan
agamais.

II-19 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

4. Terwujudnya Kesalehan dan Kepedulian Sosial


Salah satu potensi agama yang terabaikan selama ini adalah pada
aspek ekonomi. Agama sering dipahami secara parsial sehingga terkesan
agama hanya menyangkut persoalan ibadah khusus saja. Pada hal
sesungguhnya sumberdana yang diinformasikan agama sangatlah potensil
dan strategis bila dikelola dengan manejerial yang benar. Tidak sedikit
banyaknya sumberdana yang mesti diinfaqkan (dikeluarkan) oleh umat
dalam berbagai jenis, seperti; zakat, infaq, sedeqah, waqaf, hibah dan
warisan. Jika semua dana itu dapat dikumpulkan dalam satu badan atau
lembaga yang akuntabel dan lembaga tersebut dikelola dengan benar dan
baik maka dana ini cukup berarti sebagai dana umat disamping APBD dan
APBN.
Dana tersebut sangat memungkinkan dimanfaatkan untuk
pengembangan sektor riil, disamping juga digunakan sebagai bentuk
kepedulian antar manusia. Terwujudnya kesalehan dan kepedulian sosial
merupakan salah satu petanda penting bagi terwujudnya perilaku agama
dan budaya sebagai energi pembangunan. Terwujudnya kesalehan dan
kepedulian sosial ini ditandai oleh meningkatnya jumlah kaum muslimin
yang membayar zakat sesuai dengan ketentuan dalam Agama Islam.

5. Terbentuknya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat Dengan Kepastian


Hukum
Pemanfaatan tanah tanah ulayat menurut hukum adat adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik yang berada dalam
persekutuan nagari, dalam persekutuan suku, maupun yang berada dalam
persekutuan kaum. Disamping itu keberadaan tanah ulayat menurut
hukum adat adalah sebagai asset yang menjamin keberlangsungan silsilah
dalam kekerabatan matrilineal secara turun temurun, oleh sebab itu
keberadaan tanah ulayat tidak boleh diperjual belikan sebab ia akan

II-20 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

mengalami penciutan luas dari waktu ke waktu, inilah pangkal asal dari
kemiskinan.
Berlandaskan kepada kenyataan atas kaedah-kaedah tentang ekonomi
dan sosial dari tanah ulayat tersebut, maka ke depan haruslah dilahirkan
suatu kebijakan yuridis tentang pemanfaatan tanah ulayat tersebut dengan
melahirkan Peraturan Daerah (PERDA) tanah ulayat yang diformulasikan
dari kaedah-kaedah hukum adat menjadi hukum positif. Didalam PERDA
tersebut haruslah diatrur tentang sistem pemanfaatan tanah ulayat untuk
tujuan ekonomi, sosial, dan pembangunan, dimana hukum adat telah
mengatur bahwa tanah ulayat dapat dimanfaatkan oleh; masyarakat adat
itu sendiri dengan kekuatan permodalannya (self financing), atau
dikerjasamakan (joint venture) dengan sistem bagi hasil ataupun sebagai
penyertaan modal, atau disewa pakaikan dalam rentang waktu yang
tertentu.

6. Terciptanya Kehidupan Sosial Yang Harmonis Dalam Suasana Multikultur


Memperhatikan perkembangan beberapa tahun terakhir, pada tahun-
tahun mendatang, masyarakat Sumatera Barat berpotensi menjadi
multikultur, sepanjang keterbukaan wilayah menjadi prioritas utama.
Kehadiran masyarakat dari wilayah lain di Indonesia akan mewarnai
mozaik sosial daerah. Dewasa ini sejumlah suku bangsa lain yang tinggal
di Sumatera Barat telah lama memberikan corak sosial dan ekonomi.
Dalam mozaik sosial yang beranekaragam, sikap toleran antar masyarakat
yang multikultur sangat diperlukan.
Perbedaan latar belakang agama, kebudayaan, asal usul dan
kewarganegaraan yang dilandaskan harus dapat disatukan dengan
menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Budaya kebersamaan dalam
perbedaan merupakan strategi dasar yang diperlukan untuk mewujudkan
keharmonisan, toleransi, etika sosial keagamaan diantara anggota
masyarakat yang tidak hanya beridentitas Minangkabau dan Islam, tetapi
juga beridentitas suku bangsa lainnya yang telah sama-sama berkontribusi

II-21 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

bagi pembangunan dan kemajuan daerah. Masyarakat Sumatera Barat 20


tahun mendatang yang diperkirakan akan semakin heterogen dan majemuk
dalam hal keanekaragaman golongan masyarakatnya, akibat perbedaan
adal usul, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan gaya hidup.

2.2.1 Mewujudkan Sistem Hukum dan Tata Pemerintahan yang Baik


Misi pembangunan ini selanjutnya dijabarkan dalam bentuk arah dan
sasaran pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Terlaksananya Penegakan Hukum Berkeadilan dan Demokratis


Pembangunan bidang hukum diarahkan pada pembangunan materi hukum,
struktur, kelembagaan dan budaya hukum. Pembangunan materi hukum
dilakukan melalui kebijakan-kebijakan berikut:

a. Melakukan pembaruan produk-produk hukum daerah untuk


menyesuaikan dengan pembarauan dan perubahan hukum nasional
khususnya dalam rangka pelaksanaan dan pemantapan
desentralisasi, demokratisasi dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Dalam rangka pencapaian ini perlu disiapkan perangkat
hukum daerah yang mengatur peranserta masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan dan perizinan pemanfaatan sumber daya alam
sebagai salah satu upaya pencapaian tata pemerintahan yang baik,
kredibel, transparans dan akuntabel. Sebagai bagian dari
pembaruan materi produk hukum daerah perlu mentransformasikan
nilai-nilai dan norma-norma adat dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi dan demokratisasi.

b. Mentransformasikan berbagai nilai-nilai kebajikan Minangkabau


ke dalam produk-produk hukum daerah sebagai bagian dari
pembangunan materi hukum. Dengan demikian, sejalan dengan
peluang yang diberikan oleh kebijakan desentralisasi dan juga
pengakuan bahwa sistem hukum nasional mencakup norma-norma

II-22 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

hukum adat, Provinsi Sumatera Barat dapat menyerap nilai-nilai


atau norma hukum adat yang pada umumnya tidak tertulis menjadi
norma-norma hukum yang tertulis. Dengan transformasi norma-
norma tidak tertulis menjadi norma-norma tertulis dapat menjamin
kepastian hukum dan dipahami secara lebih luas.

Pembangunan struktur atau kelembagaan hukum diarahkan diarahkan


pada upaya terwujudnya aparatur pemerintah daerah yang sadar
hukum dan menghormati hak-hak asasi manusia yang diwujudkan
melalui:

a. Pembangunan kapasitas kelembagaan-kelembagaan hukum


pemerintahan daerah, antara lain, Satuan Polisi Pamong Praja,
Satuan Polisi Hutan, Dinas Perhubungan dan Komisi Hak Asasi
Manusia Provinsi Sumatera Barat.
b. Membangun kapasitas kelembagaan-kelembagaan masyarakat adat
dan pemerintahan nagari, khususnya dalam pengelolaan dan
penyelesaian berbagai sengketa yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat, baik sengketa internal dalam nagari maupun sengketa
antar-nagari, antar kelompok dalam masyarakat. Arah
pembangunan hukum ini diharapkan mampu mengatasi
kecenderungan terjadinya tindak kekerasan dalam penyelesaian
konflik. Oleh sebab itu, pembangunan bidang hukum Provinsi
Sumatera Barat perlu pula diarahkan pada upaya pembentukan
kesadaran dan kemampuan kelompok-kelompok dalam masyarakat
lewat penyelesaian secara musyawarah mufakat.

c. Menyediakan sistem pemantauan dan pengelolaan kerawanan


konflik-konflik sosial yang timbul karena perebutan sumber daya
alam seperti lahan, hutan, dan air maupun karena kesalahpahaman
identitas budaya dan agama. Ini diperlukan karena Sumatera Barat

II-23 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

sejauh ini berlum memiliki sistem pemantauan dan pengelolaan


konflik sosial agar konflik sosial tidak berkembang menjadi tindak
kekerasan. Pembangunan sistem pengelolaan kerawanan dan
konflik-konflik sosial selain memerlukan sistem pendataan dan
pemantauan kerawanan dan konflik-konflik sosial, juga
mendayagunakan serta bersinergi dengan organisasi-organisasi
sosial dalam masyarakat adat lokal. Sedangkan pembangunan
budaya hukum dilakukan melalui pembangunan kesadaran dan
kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Hal ini dapat dilakukan
melalui pendidikan formal maupun informal terhadap masyarakat
pada umumnya dan generasi muda pada khususnya.

2. Terbangunnya Sinergitas Antar-Pelaku Pembangunan


Upaya pertama yang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan Tata-
Pemerintahan yang baik adalah terbangunnya sinergitas antar-pelaku
pembangunan yang meliputi: pemerintah dan birokrasi daerah, pelaku
usaha dan masyarakat. Dengan terbangunnya sinergitas antara berbagai
komponen good governance ini, maka sasaran yang hendak dicapai
diarahkan secara bertahap antara lain pada:
a. Perubahan paradigma pembangunan yang lama, yang menekankan
pendekatan top-down kepada bottom-up dan interaktif dan dengan
sendirinya juga diharapkan munculnya kesadaran baru bahwa
kegiatan pembangunan tidak lagi hanya semata-mata menjadi
urusan pemerintah, melainkan juga menjadi beban dan tangung
jawab bersama.

b. Pemerintah daerah akan lebih berperan sebagai “fasilitator” dalam


mendorong proses dan upaya untuk terbangunnya sinergi antar-
komponen pelaku pembangunan tersebut di atas.

II-24 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

c. Konsep “pembangunan terpadu” tidak lagi hanya sekedar retorika,


melainkan terlaksananya suatu koordinasi yang makin koheren dan
solid, di samping membuka partisipasi luas dari pelbagai
komponen masyarakat, baik pada tingkat perencanaan
penganggaran, implementasi dan maupun evaluasi pembangunan.

3. Terwujudnya Tata Pemerintahan yang Partisipatif, Akuntabel dan


Transparan
Pembangunan yang parsipatif bermakna bahwa dalam setiap proses
penyusunan rencana, anggaran dan perumusan kebijakan dan
implementasi pembangunan daerah rakyat diberi kesempatan berpartsipasi
secara luas, sehingga kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara
partisipatif dan transparan sesuai dengan keinginan masyarakat umum.
Sejalan dengan hal tersebut perlu pula diupayakan secara terus menerus
keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran sehingga apa yang
direncanakan akan dapat sejalan dengan apa yang dilaksanakan.
Disamping itu, kegiatan pengendalian (monitoring), evaluasi dan
pengawasan perlu pula lebih ditingkatkan agar proses pembangunan
daerah dapat berjalan secara lebih baik dan akuntabel sesuai dengan yang
diharapkan.

4. Terciptanya Aparatur Pemerintah yang Bersih dan Berwibawa


Membangun secara berkelanjutan aparatur pemerintah yang bersih, bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka pelaksanaan tata
pemerintahan yang baik. Penyebab pokok kegagalan bangsa Indonesia
mempertahankan pencapaian kemajuan-kemajuan di bidang ekonomi di
masa Orde Baru adalah karena aparatur yang tidak jujur dan korup. Oleh
sebab itu, pembangunan di bidang pemerintahan harus pula diarahkan
pada penciptaan aparatur yang bersih dan bebas dari korusp dan
kolusi. Arah ini juga sejalan dengan visi dan arah pembangunan nasional
bidang hukum dan pemerintahan.

II-25 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

5. Terwujudnya Fungsi Pelayanan Publik Yang Prima


Pelayanan yang prima merupakan salah satu fungsi utama dari birokrasi
kepemerintahan yang baik. Birokrasi pemerintahan yang baik, efektif dan
efesien hanya bisa terwujud apabila terjadi pelayanan yang cepat, murah,
ada kepastian dan tidak berbelit-belit. Arah pembangunan dalam hal ini
adalah terus diwujudkan aparatur pemerintah daerah yang profesional,
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dan berdedikasi baik. Masalah
utama dalam birokrasi kita dewasa ini adalah budaya kinerja birokrasi
yang belum berorientasi pada efisiensi dan produktivitas.
Sejalan dengan peningkatan kualitas aparatur daerah, perlu pula dilakukan
pengadaan dan pemeliharaan ”data-base”, penggunaan instrumen ICT
dalam pemerintah (a.l. via e-government dan e-community). Di samping
itu, dalam jangka pendek perlu didukung dengan pembangunan lembaga
pelayanan dan standar pelayanan minimal dan dalam jangka panjang sudah
harus membangun sistem palayanan prima yang lebih handal. Pelayanan
publik yang prima akan berdampak baik, tidak hanya terhadap pencitraan
birokrasi yang baik, melainkan juga menyelesaikan urusan dalam waktu
yang singkat dan tenaga lebih handal. Semua ini diharapkan menjadi
prioritas utama dalam pembangunan jangka penjang pertama dis eluruh
Sumatera Barat.

2.2.2 Strategi dan Arah Kebijakan Menurut Tujuan dan Sasaran


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2005 – 2025

Strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan rumusan perencanaan


untuk mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien guna mewujudkan visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera

II-26 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Barat Tahun 2016-2021 yang dilaksanakan melalui lima Misi. Strategi dan arah
kebijakan dirumuskan terhadap aspek yang memberikan dampak besar dan
mempunyai daya ungkit untuk pencapaian tujuan dan sasaran dalam kurun waktu
lima tahun mendatang.

Strategi umum yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran


pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Mendayagunakan nilai-nilai gotong royong dan kerjasama yang
melibatkan semua komponen masyarakat baik di daerah maupun di rantau
dengan pendekatan pembangunan terpadu yang bersifat holistik dan
integratif.
b. Meningkatkan pembangunan kualitas sumberdaya manusia untuk
mendukung pembangunan pada semua aspek kehidupan, baik sebagai
pelaku pembangunan maupun sebagai penerima manfaat dari
pembangunan yang dilakukan.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya daerah untuk pembangunan
ekonomi yang semakin terbuka di bidang pertanian, pariwisata, industri
kelautan dan komunikasi serta energi dan potensi lainnya yang belum
dimanfaatkan secara optimal.
d. Menekan kesenjangan pembangunan antar wilayah untuk pemerataan
pembangunan dan hasilnya baik di bidang infrastruktur maupun di bidang
sosial dan ekonomi.
e. Melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
guna menjaga keberlanjutan pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan
yang akan datang.

Selanjutnya strategi dan arah kebijakan pada setiap tujuan dan sasaran pada
masing-masing Misi adalah sebagai berikut :

II-27 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Misi 1 : Meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan


berbudaya berdasarkan falsafah” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah”.

Tujuan 1 : Meningkatkan pelaksanaan pembangunan mental dan kehidupan


masyarakat madani yang aman, damai, tentram, harmonis, beriman dan bertaqwa
dengan mengamalkan nilai universal keagamaan dalam kehidupan.

Sasaran 1 : Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam


kehidupan masyarakat.

Strategi :
1. Meningkatkan keterpaduan dalam menggerakkan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai agama.
2. Meningkatkan pemahaman ajaran agama sejak usia dini.
3. Meningkatkan peran, kualitas dan pengelolaan lembaga pendidikan
agama .
4. Meningkatkan akses informasi keagamaan, kualitas dan kuantitas kegiatan
dalam pemahaman terhadap ajaran Agama .
5. Melakukan penguatan kelembagaan, transparansi, akuntabilitas dalam
pengelolaan zakat.
6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pelayanan ibadah haji

Arah Kebijakan :
1. Peningkatan manajemen lembaga pendidikan terutama pesantren dan
lembaga non formal lainnya sebagai sentra pembangunan masyarakat yang
religious,
2. Pengembangan sekolah/ lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan
program tahfidz qur’an.

II-28 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

3. Penyempurnaan kurikulum pendidikan agama pada setiap jenjang


pendidikan.
4. Peningkatkan kapasitas dan kualitas penyuluh agama, tokoh agama,
lembaga sosial keagamaan, dan media massa dalam melakukan bimbingan
keagamaan kepada masyarakat.
5. Peningkatan kegiatan keagamaan sebagai bagian dari syi’ar agama .
6. Peningkatan pengelolaan, sarana dan prasarana serta fungsi tempat ibadah.
7. Peningkatan fungsi kelembagaan, optimalisasi pengumpulan infak,
sedekah, zakat, wakaf dan sinergitas pendistribusiannya antar lembaga
pengelola zakat.
8. Peningkatan perlindungan, pembinaan jemaah haji dan dukungan
pelayanan embarkasi haji.

2.2.3 Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat


Tahun 2005 – 2025
Kebijakan umum menggambarkan upaya yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan visi dan misi yang
sudah ditetapkan. Kebijakan umum pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat
tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan potensi sumber daya pembangunan secara efektif dan efisien


serta mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
2. Peningkatan keterpaduan dan peran serta semua stakeholders (pemangku
kepentingan) termasuk masyarakat rantau dalam pembangunan daerah
dengan mengembangkan pengelolaan pembangunan yang bersifat
partisipatif, sinergis, transparan dan akuntabel.

II-29 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan etos kerja yang tinggi,


disiplin, santun dan berintegritas, serta meningkatkan pemerataan dan
kualitas pendidikan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

4. Pelaksanaan pembangunan yang responsif gender dan berwawasan


kependudukan.

5. Peningkatan daya saing daerah dalam menghadapi perubahan tatanan


ekonomi yang semakin terbuka sesuai dengan perkembangan regional,
nasional dan global.

6. Pengembangan sektor-sektor unggulan dalam percepatan dan peningkatan


ekonomi seperti pariwisata, pertanian dengan sistem agribisnis, industri,
kemaritiman dan kelautan secara berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.

7. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan


lingkungan yang mengedepankan partisipasi masyarakat.

8. Pemanfaatan potensi sumber energi dan pembangunan infrastruktur untuk


mendorong pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah.

9. Perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan program


prioritas (money follow programe).

2.2.4 Prioritas Pembangunan Daerah

Prioritas pembangunan adalah kumpulan program prioritas yang bersifat


lintas sektoral sebagai penjabaran operasional dari rencana pembangunan.

II-30 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Pembangunan Sumatera Barat tahun 2016-2021 dijabarkan ke dalam sepuluh


prioritas pembangunan, sebagai berikut :

Prioritas 1: Pembangunan Mental Pengamalan Agama dan ABS-SBK Dalam


Kehidupan Masyarakat.
Prioritas ini diarahkan pada pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
revolusi mental, implementasi prinsip-prinsip agama dan adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan
pelaksanaan prinsip-prinsip revolusi mental, pengamalan ajaran agama yang baik
dan penerapan adat dan budaya Minangkabau yang intensif ditengah kehidupan
masyarakat diharapkan akan dicapai: 1) Masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya serta punya etos kerja tinggi dan produktif, 2)
Kehidupan masyarakat yang harmonis, toleran, dan cinta damai, 3) Pengamalan
nilai-nilai adat dan agama dalam kehidupan sosial ekonomi, 4) Penurunan tingkat
konflik dan kekerasan dalam masyarakat, 5) Pewarisan nilai-nilai kearifan adat
Minangkabau, 6) Optimalisasi peran lembaga-lembaga keagamaan dan lembaga
adat, dan 7) Penurunan perbuatan maksiat.

Prioritas 2: Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan.


Prioritas ini diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang
baik (good governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga
profesionalitas pemerintahan dan pelayanan publik yang prima dapat dicapai.
Dengan reformasi birokrasi akan dicapai : 1) Tata pemerintahan yang baik melalui
pelayanan prima, 2) Pemerintahan yang bersih dan profesional, 3)
Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN, 4)
Tata pemerintahan yang aspiratif dan partisipatif, 5) Penyediaan data statistik yang
handal dan berdayaguna tinggi, 6) Perencanaan yang partisipatif dan akuntabel, 7)
Sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, dan pembangunan
lintas sektor.

II-31 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Prioritas 3: Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan.


Prioritas ini diarahkan pada penuntasan wajib belajar 9 tahun, perintisan
wajib belajar 12 tahun, dan peningkatan standar pendidikan untuk menghasilkan
lulusan yang memenuhi tuntutan persyaratan lapangan kerja dan atau dapat
menciptakan lapangan kerja. Dengan prioritas tersebut diharapkan akan dicapai:
1) Penuntasan wajib belajar 9 tahun, 2) Perintisan wajib belajar 12 tahun, 3)
Peningkatan angka partisipasi pendidikan, 4) Pelaksanaan pola pendidikan
berkarakter dan berkualitas, 5) Lahirnya sentra pendidikan unggul di Sumatera
Barat, 6) Pendidikan spesifik sesuai dengan bakat sumberdaya manusia, 7)
Lembaga pendidikan penghasil sumberdaya manusia yang profesional, 8)
Wirausahawan baru yang berkapasitas nasional dan global, 9) Pengembangan
penelitian dan penerapan IPTEK, 10) Peningkatan partisipasi perempuan dan
kesejahteraan keluarga, 11) Peningkatan kualitas pemuda dan pembangunan olah
raga, 12) Sumatera Barat sebagai daerah tujuan pendidikan.

Prioritas 4: Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.


Prioritas ini diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan
berkecukupan gizi. Dengan prioritas ini diharapkan akan dicapai: 1) Peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, 2) Peningkatan angka harapan hidup, 3) Penurunan
tingkat kematian ibu melahirkan, 4) Menurunnya tingkat kematian bayi, 5)
Penurunan persentase masyarakat gizi kurang, 6) Peningkatan pola hidup bersih
dan sehat, 7) Peningkatan layanan rumah sakit dengan standar pelayanan yang
terakreditasi baik.

Prioritas 5 : Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan


Nasional dan Pengembangan Agribisnis.
Prioritas ini diarahkan pada pengembangan dan peningkatan produksi
pangan untuk menunjang kebijakan nasional dibidang kedaulatan pangan serta
mengembangkan sistem agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas
II-32 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

(tanaman pangan, peternakan dan perkebunan) yang dapat memberikan nilai


tambah (added value) tinggi, sehingga masyarakat dapat menikmati tingkat
keuntungan yang tinggi dari gabungan hasil usaha pertaniannya melalui berbagai
komoditi unggulan. Dengan prioritas tersebut diharapkan dapat dicapai: 1)
Peningkatan ketahanan dan keragaman konsumsi pangan, 2) Pengembangan
kawasan sentra produksi pertanian, 3) Pengembangan agroindustri dan agribisnis
sesuai potensi daerah, 4) Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi penghasil
pangan nasional, 5) Penerapan teknologi pertanian tepat guna, 6) Peningkatan
pemasaran hasil produksi pertanian, 7) Pola pembangunan pertanian berbasis
kawasan dan berbasis komoditi unggulan.

2.3 Tingkat Kabupaten (Kabupaten Agam)

2.3.1 Visi dan Misi

Visi
TERWUJUDNYA KABUPATEN AGAM YANG BERKEADILAN,
INOVATIF, SEJAHTERA, AGAMAIS DAN BERADAT
MENUJU AGAM MANDIRI, BERPRESTASI YANG MADANI

Dalam Visi tersebut terkandung 5 (lima) nilai untuk mencapai kesejahteraan


masyarakat, yaitu:

Berkeadilan, dengan maksud tercapainya keseimbangan pembangunan sebagai


upaya pemerataan hasilnya.

Inovatif, dengan maksud Terciptanya pengembangan dan implementasi gagasan-


gagasan baru (terobosan) dengan mendayagunakan pikiran dan sumber daya yang
ada untuk menghasilkan suatu karya yang baru, kreatif dan unggul.
II-33 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Sejahtera, nilai ini merupakan pemenuhan kebutuhan lahir dan batin manusia,
agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah.
Kesejahteraan adalah keseimbangan (tawazun) hidup yang memenuhi tuntutan-
tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya (ruh, akal, dan jasad).
Kesejahteraan yang diperjuangkan adalah kesejahteraan lahir dan batin sehingga
selainkecukupan pangan, sandang, papan, dan keberlanjutan sumber pendapatan,
juga tercukupikebutuhan kesehatan, pendidikan, keamanan, ketenteraman, penge
mbangan diri serta kebutuhan-kebutuhan rohaniah lainnya.

Agamais, Islam menjadi pedoman dan referensi utama yang membimbing dan
mengarahkan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Karena Islam memberikan
kita energi dan kekuatan untuk melakukan semua jenis kebaikan, dan pada waktu
yang sama, juga memberikan kekuatan yang dapat mencegah kita dari semua jenis
perbuatan buruk.

Beradat, nilai ini diterjemahkan sebagai suatu kondisi masyarakat dimana nilai-
nilai adat Minang yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah dipakai
sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari hari. Nilai –nilai adat, yang dikenal
dengan falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” menjadi
pedoman dan referensi utama yang mengatur dan mengarahkan kehidupan
masyarakat semenjak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada masalah yang
lebih luas dan besar.

Terwujudnya Kabupaten Agam yang


Berkeadilan, Inovatif, Sejahtera, Agamais dan Beradat Menuju
Agam Mandiri, Berprestasi Yang Madani

Misi

II-34 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

1. Meningkatkan Kehidupan Beragama dan Norma Adat Berlandaskan


Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Misi Meningkatkan Kehidupan Beragama dan Norma Adat Berlandaskan
Prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah adalah Adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah dimana nilai-nilai adat sebagai
kebiasaan orang Minang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Adat
mengatur kehidupan manusia semenjak dari yang sekecil-kecilnya sampai
kepada masalah yang lebih luas dan besar. Adat mengatur hubungan
manusia sesame manusia, baik peseorangan maupun cara bermasyarakat dan
berbangsa dengan berdasarkan hubungan tersebut kepada ketentuan adat,
yaitu nan elok dek awak katuju de kurang, atau nan kuriak iyolah kundi,
nan merah iyolah sago, nan baiek iyolah budi, nan endaih iyolah baso.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih (good and clean
governance) dan profesional.
Misi Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih (good and clean
governance) dan profesional bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang efektif, dengan cara peningkatan kualitas birokrasi
menjadi birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayanan
masayarakat. Disamping kemampuan aparat, pelayanan masyarakat juga
didukung oleh pemanfaatan teknologi yang terintegrasi yang dilakukan
secara bertahap dan berkelanjutan. Kepuasan terhadap layanan aparat
birokrasi dibuktikan dengan Indeks Kepuasan Masyarakat

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang cerdas, sehat


beriman dan berkarakter.
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan
pendidikan baik dari sisi tenaga pendidik maupun prasarana dan sarana
penunjang pendidikan. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan
yang sudah terakreditasi diharapkan kualitas layanan kesehatan

II-35 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

masyarakat dapat lebih baik. Tentu saja layanan pendidikan dan kesehatan
ini diharapkan dapat terjangkau bagi seluruh masyarakat Kabupaten Agam.

4. Meningkatkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan


ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan dan berkeadilan.
Misi ini dimaksudkan untuk memberikan pendampingan yang terus
menerus kepada masyarakat dalam penguatan sistem ekonomi kerakyatan
yang berbasis kekuatan lokal dan, peningkatan akses bagi masyarakat agar
lebih mudah berusaha dan mendorong kemampuan ekonomi rakyat lebih
dapat berkembang dan semakin kuat. Disisi lainnya penanggulangan
kemiskinan dilanjutkan secara konsisten dengan berbagai program yang
bersinergi.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sumber


daya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat yang kreatif dan
inovatif.
Misi ini merupakan upaya untuk membangun kehidupan masyarakat yang
berkeadilan, yaitu membangun kehidupan yang layak bagi kemanusiaan
untuk seluruh rakyat.
Salah satu cara yang akan ditempuh adalah dengan mengoptimalkan
pemanfaatan dana desa. Selain itu, anggaran pembangunan dan pelayanan
birokrasi benar-benar dapat menjangkau dan memberi manfaat sebesar-
besamya bagi rakyat yang tergolong miskin. Upaya penanggulangan
kemiskinan dijalankan secara sinergis dan berkelanjutan.

6. Pembangunan berkelanjutan, berwawasan lingkungan, tata ruang,


mitigasi bencana dan menjadikan Agam sebagai destinasi pariwisata
unggulan.
Misi ini merupakan upaya untuk mewujudkan lingkungan yang tertata
dengan baik dan lestari untuk generasi yang akan datang. Lingkungan
II-36 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

yang lestari, terjaga dengan baik dan pemanfaatan ruang yang sesuai
dengan peruntukkannya akan berimplikasi pada pengurangan resiko
bencana. Selanjutnya menjadi aset yang berharga yang dapat dimanfaatkan
sebagai destinasi pariwisata yang pada akhirnya memberi manfaat untuk
peningkatan kesejateraan masyarakat.

7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi


dan sosial.
Misi ini dimaksudkan untuk membangun infrastruktur guna mewujudkan
penguatan sistem ekonomi kerakyatan dan meningkatkan kenyamanan
masyarakat dengan tidak meninggalkan pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup, sehingga perlu adanya formulasi penataan ruang
yang baik agar sinergi antara berbagai aspek dengan daya dukung
sumberdaya alam dan lingkungan yang terbatas

2.3.2 Strategi Dan Arah Kebijakan

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif


tentang bagaimana Pemerintah Kabupaten Agam melakukan upaya untuk
mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja RPJMD dengan efektif
dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan. Strategi dituangkan secara lebih rinci
ke dalam Misi 1 sampai dengan Misi 7 berdasarkan pendekatan urusan/bidang
sebagai berikut :

1. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 1

Misi Meningkatkan kehidupan beragama dan norma adat berlandaskan


prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah bertujuan untuk
memantapkan penerapan nilai – nilai keislaman dalam kehidupan masyarakat,
diwujudkan dengan mengoptimalkan fungsi mesjid, meningkatkan pendidikan

II-37 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

keagamaan baik di sekolah formal maupun non formal, mendorong peran


lembaga-lembaga keagamaan dan meningkatkan kesholehan sosial masyarakat.

Pembangunan dibidang adat dan budaya bertujuan untuk melestarikan dan


menghidupkan nilai-nilai adat dan budaya yang sudah menjadi filosofi masyarakat
Agam, diwujudkan dengan penguatan fungsi lembaga-lembaga adat di Nagari,
melestarikan kesenian tradisional sebagai kekayaan budaya daerah dan daya tarik
wisatawan.

2. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 2.

Misi Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih (good and clean
governance) dan profesional bertujuan untuk penguatan tata kelola pemerintahan
melalui pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu meningkatkan kualitas pelayanan
publik, akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah dan pengelolaan keuangan daerah
dan aset.

3. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 3.

Misi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat


beriman dan berkarakter bertujuan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat,
mutu pendidikan, derajad kesehatan, pengendalian pertumbuhan penduduk,
pemberdayaan peerempuan dan perlindungan anak serta meningkatkan daya saing
pemuda dan olah raga.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia diwujudkan melalui tiga pilar


utama yaitu pembangunan kesehatan, pendidikan dan pengendalian laju
pertumbuhan penduduk. Ketiga unsur ini saling bersinergi untuk memperkuat
pencapaian peningkatan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Daerah telah membangun
komitmen bahwa : Tidak ada orang sakit yang tidak berobat, tidak ada anak usia
sekolah yang tidak bersekolah.

II-38 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

4. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 4.

Misi Meningkatkan daya saing ekonomi daerah yang diliat dari


pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan dan berkeadilan bertujuan
untuk mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat, ketahanan pangan dan
penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan potensi daerah bahwa Kabupaten
Agam adalah daerah Agraris maka aspek peningkatan produksi, produktifitas dan
nilai tambah lapangan usaha pertanian dengan sub-sub lapangan usahanya
menjadi fokus pengembangan ekanomi. Disamping itu pengembangan usaha
mikro, industri kecil dan menengah terutama yang bergerak dalam pengeolahan
hasil pertanian diharapkan akan mampu meningkatkan nilai tambah produk yang
didukung dengan peranan koperasi dan lembaga-lembaga keuangan masyarakat.
Selanjutnya pengembangan industri ini diharapkan juga mampu mendukung
berkembangnya industri pariwisata dan jasa-jasa lainnya.

a. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (lahan basah) erat


kaitannya dengan ketersediaan air yang diperoleh secara alamiah maupun
teknis. Rencana peruntukan lahan pertanian lahan basah di Kabupaten
Agam hingga Tahun 2021 tersebar di seluruh kecamatan.

Bahwa penyusutan luas baku sawah terus terjadi sepanjang tahun, maka
perlu regulasi tentang alih fungsi lahan dan antisipasi penyusutan produksi,
karena kebutuhan akan bahan pangan tidak akan menurun tetapi akan
selalu meningkat. Disamping itu kebutuhan akan stok bahan pangan
terutama beras menjadi sangat penting disebabkan adanya perubahan iklim
yang ekstrim yang dapat mempengaruhi pola tanam dan untuk antisipasi
kebutuhan bahan pangan ketika terjadi bencana alam yang datang tidak
terduga. Oleh karena itu peningkatan produktifitas menjadi fokus
pengembangan pertanian melalui pemanfaatan teknologi, penggunaan bibit

II-39 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

unggul serta penggunaan pupuk yang tepat, diringi dengan usaha menekan
kehilangan hasil pasca panen.

Pengembangan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur-


sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan diarahkan ke Kecamatan
Ampek Angkek, Baso, Canduang, Sungai Pua, Banuhampu, IV Koto dan
Matur, juga diarahkan untuk pembentukan kawasan sentra produksi,
kawasan pengembangan pertanian organik, pemanfaatan lahan terlantar,
pemanfaatan pekarangan. Pemanfaatan lahan pekarangan diharapkan dapat
membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga terhadap kebutuhan pangan
dan gizi.

b. Peternakan.

Pembangunan peternakan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan pangan asal hewan yang ASUH ( Aman, Sehat, Utuh dan Halal),
meningkatkan mutu genetik, populasi dan produksi daging ternak.
Disamping itu juga diharapkan untuk dapat meningkatkan tabungan
masyarakat, karena pada umumnya di Kabupaten Agam usaha peternakan
lebih bersifat sampingan karena waktu yang digunakan untuk usaha ini
tidak banyak, namun karena itu pula kebanyakan berskala kecil.
Pengembangan peternakan menyebar hampir merata di wilayah Kabupaten
Agam. Kawasan peruntukan peternakan dapat dibagi menurut jenis ternak
sebagai berikut :

1) Ternak besar (sapi, kerbau dan kuda)


Ternak sapi berkembang di seluruh Kabupaten Agam terutama di
Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung dan IV Nagari
merupakan kawasan pengembangan Sapi Bali. Kecamatan IV
Angkek, Tilatang Kamang dan Baso, lebih banyak dikembangkan
sapi hasil persilangan yaitu Simental, Brahman, PO (Peranakan

II-40 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Ongole), Limousine, sedangkan di Kecamatan Tanjung Raya dan


Malalak dikembangkan Sapi PO dan Brahman.

Ternak kerbau dikembangkan di Kecamatan Tanjung Mutiara,


Matur, Palembayan, Lubuk Basung dan IV Koto. Kuda di
Palupuh, Palembayan (digunakan untuk kuda beban) Tilatang
Kamang, dan IV Angkek banyak digunakan untuk
transportasi/bendi dan sebagai kuda pacu.

2) Ternak kambing
Dikembangkan di Kecamatan Kamang Magek, IV Nagari dan
Lubuk Basung.

3) Unggas
Ayam buras dikembangkan di Kecamatan Tilatang Kamang,
Baso, Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara, Ayam ras petelur
dikembangkan di Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan IV
Angkek, Ayam ras pedaging dikembangkan di Kecamatan
Tilatang Kamang, Baso, Kamang Magek dan Lubuk Basung, Itik
dikembangkan di Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang
Magek dengan system ini juga mempunyai peluang besar untuk
lebih dikembangkan. Sistem integrasi peternakan dengan
perkebunan terutama di wilayah Barat Agam dan integrasi
peternakan dengan kebun sayuran di wilayah Timur Agam.

Dalam program pengembangan usaha peternakan khususnya


peningkatan populasi sapi dilakukan melalui bioteknologi
reproduksi yaitu kawin suntik/inseminasi buatan (IB), yang
merupakan upaya penerapan teknologi tepat guna dalam
peningkatan mutu genetik dan jumlah ternak serta pembentukan
bibit ternak yang berkualitas. Pembangunan peternakan

II-41 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

dikembangkan melalui kebijakan pengembangan


kawasan/wilayah, yaitu :

i. Kawasan Integrasi ternak – sayuran


Kawasan Integrasi ternak dengan sayuran, yaitu
pengembangan usaha peternakan yang dilakukan untuk
kecamatan-kecamatan yang merupakan penghasil sayuran,
antara lain Baso, Ampek Angkek, Tilatang Kamang,
Canduang, Kamang Magek, Banuhampu dan Sungai Puar.
ii. Kawasan Integrasi ternak – perkebunan
Kawasan Integrasi ternak dengan perkebunan, yaitu
pengembangan usaha peternakan yang dilakukan untuk
kecamatan-kecamatan yang merupakan kawasan
perkebunan, antara lain Lubuk Basung, Tanjung Mutiara
dan Ampek Nagari.
c. Perkebunan
Lapangan usaha perkebunan di Kabupaten Agam potensinya cukup besar
karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai.
Komoditi tanaman yang dominan dan prospektif untuk dikembangkan
diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa dalam, tebu, kakao, kopi, cengkeh
dan kulit manis . Pembudidayaan komoditi perkebunan selain diusahakan
oleh masyarakat, juga dikelola oleh perusahaan Perkebunan Besar Swasta
Nasional (PBSN) yaitu untuk kelapa sawit dan kakao.

Sebaran lokasi rencana peruntukan kawasan perkebunan yaitu : Karet di


Kecamatan Ampek Nagari, Palembayan; Kelapa dalam di Kecamatan
Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Lubuk Basung; Cengkeh di Kecamatan
Tanjung Raya, Matur, Malalak; kayu manis di Kecamatan Tanjung Raya,
Matur, Malalak; Pala di Kecamatan Tanjung Raya; Gambir di Kecamatan
Palupuh; Kakao tersebar di seluruh Kabupaten Agam.

d. Perikanan
II-42 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Pengembangan perikanan terutama perikanan budidaya baik di laut


maupun di darat sangat berpeluang karena Kabupaten Agam telah
ditetapkan sebagai kawasan sentra produksi perikanan untuk Propinsi
Sumatera Barat. Disamping mengoptimalkan pengeloaan kawasan
Minapolitan target produksi perikanan akan dicapai dengan pemanfaatan
kolam-kolam rakyat yang selama ini dibiarkan terlantar, air payau, daerah
aliran sungai dan perairan umum lainya yang berpeluang hampir di seluruh
kecamatan di Kabupaten Agam terutama kecamatan Tanjung Raya. Sistem
Mina Padi dikembangkan dalam rangka mendukung program Nasional ;
Mina Padi Satu Juta Hektar diarahkan ke kecamatan Tilatang Kamang,
Kamang Magek, Palupuah, Baso, Lubuk Basung dan Palembayan, dan
sistem Mina Kebun Rakyat diarahkan di Kecamatan Tanjung Mutiara,
Lubuk Basung dan Palembayan. Perikanan tangkap di Kecamatan Tanjung
Mutiara. Rencana pengembanngan perikanan budidaya meliputi ;

1) Pusat Kawasan Minapolitan terdapat di kawasan Maninjau


2) Sentra pengembangan unit pembenihan rakyat (UPR) Majalaya,
Nilem dan pengembangan budidaya minapadi di Kecamatan
Ampek Angkek.
3) Sentra budidaya ikan patin dan pengolahan lele di Kecamatan
Tanjung Raya, Palembayan
4) Sentra pengembangan nila, mas dan lele serta pengembangan
UPR di Kecamatan Lubuk Basung
5) Pencapaian sasaran dan target-target pembangunan pertanian dan
perikanan sebagaimana diuraikan lebih rinci pada BAB VII akan
sangat ditentukan oleh peranan Penyuluh Pertanian dan
Perikanan. Oleh karena itu pemberdayaan penyuluh baik dari segi
sumber daya manusianya maupun dukungan operasionalnya
menjadi sangat penting. Disamping itu perberdayaan kelompok

II-43 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

tani serta lembaga-lembaga lainnya seperti P3A, HKTI, Taruna


Tani dan lain-lain juga perlu ditingkatkan.

e. Industri Pengolahan
Selanjutnya lapanngan usaha yang juga sangat potensial untuk
dikembangkan adalah industri pengolahan. Lapangan usaha ini potensial
karena ketersediaan bahan baku, tenaga kerja dan diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah produk terutama produk pertanian.
Penumbuhan unit usaha pengolahan hasil perikanan dan peternakan sangat
penting seiring dengan peningkatan target produksi, serta penumbuhan
industri pengolahan sawit untuk menampung hasil kebun rakyat.
Pengembangan industri juga diarahkan pada industri makanan ringan,
industri pengolahan tekstil menjadi barang jadi dan industri pengolahan
pakan ikan yang ramah lingkungan. Walaupun di Kabupaten Agam
industri pengolahan masih di dominasi oleh industri kecil dan rumah
tangga tetapi industri ini terbukti lebih tahan terhadap gejolak ekonomi
global. Perhatian dan dorongan dari pemerintah daerah sangat penting
terutama untuk aspek promosi, peningkatan kemampuan manajerial dan
kerwira usahaan serta fasilitasi permodalan. Kebijakan yang mengarahkan
masyarakat untuk menggunakan produksi sendiri sangat baik untuk
membantu peningkatan produksi dan sekaligus media promosi.
Penyerapan tenaga kerja pada sektor ini di Tahun 2015 sebesar 12,36 dari
total jumlah penduduk yang bekerja diharapkan meningkat menjadi 20
persen di Tahun 2021.

f. Perdagangan dan Pasar.

Sub lapangan usaha perdagangan dikelompokkan ke dalam dua jenis


kegiatan yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Perdagangan
besar meliputi kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru
atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importer ke pedagang besar

II-44 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

lainnya, pedagang eceran, perusahaan dan lembaga lainnya yang tidak


mencari untung. Sedangkan perdagangan enceran mencakup kegiatan
pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumah
tangga tanpa merubah sifat, baik barang baru maupun barang bekas.
Kontribusi lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran terhadap
PDRB Kabupaten Agam Tahun 2015 menurut harga berlaku sebesar 14,99
persen didominasi oleh sub lapangan usaha perdagangan eceran yaitu
sebesar 14,22 persen.

Pengembangan perdagangan sangat penting dan diarahkan untuk


mendukung kelangsungan produksi, diantaranya peningkatan nilai ekspor
produk-produk perkebunan seperti casiavera, pinang, kakao dan produk
pertanian lainnya dan perikanan serta produk-produk industri rumah
tangga dan kerajinan. Dukungan tersebut berupa fasilitasi akses pemasaran
produk ke luar negeri maupun dalam negeri, promosi, pengawasan
peredaran barang, informasi harga dan perlindungan konsumen.

g. Koperasi dan Lembaga Keuangan Masyarakat

Koperasi adalah badan usaha dan organisasi yang modern yang


dikendalikan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Berbagai ketentuan pemerintah tunduk kepada Undang-undang Nomor 25
Tahun 1992. Pengelolaan koperasi yang mengikuti kaidah-kaidah tersebut
akan menjadikan koperasi yang sehat dan kompetitif di tengah
beragamnya badan usaha. Di tengah kehidupan masyarakat koperasi
berfungsi sebagai alat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan bidang koperasi diarahkan agar koperasi dapat berperan
dalam berbagai program pembangunan seperti pengentasan kemiskinan,
penyediaan lapangan kerja, penyediaan kebutuhan masyarakat local dan

II-45 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

alat pengendalian harga untuk stabilisasi dan dinamisasi perekonomian.


Pengembangan koperasi dilakukan dalam bentuk pembinaan dan pelatihan
terhadap pengurus.

Selanjutnya peranan perbankkan dan Lembaga Keuangan Masyarakat


perlu terus dibina dan didorong agar mampu menggerakkan ekonomi
masyarakat. Ke depan diharapkan semua koperasi dan lembaga-lembaga
keuangan masyarakat sudah berbadan hukum.

h. Ketahanan Pangan

Kabupaten Agam dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,93 persen


per tahun, diprediksi mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2016
sebesar 478.833 jiwa.Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan permintaan terhadap bahan pangan termasuk beras. Akan
tetapi, peningkatan jumlah penduduk ini tidak diiringi dengan peningkatan
laju pertumbuhan produksi beras sebagai bahan pangan utama masyarakat.
Hal ini menjadi tantangan bagi daerah untuk memacu pertumbuhan
produksi beras atau mendorong perubahan perilaku konsumsi masyarakat
untuk tidak tergantung hanya pada konsumsi beras.

Pencapaian sasaran pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan


dilaksanakan dengan 11 (sebelas) agenda yaitu:

1) Agam Menyemai,
2) Sempurnakan pola konsumsi masyarakat,
3) Pemberdayaan rumah tangga petani melalui panca daya,
4) Diseminasi dan sosialisasi,
5) Memperkuat kelembagaan pembina petani,
6) Rasionalisasi target produksi,
7) Revitalisasi penyuluh,
8) Memperkuat aksesibilitas dan stabilisasi harga,
9) Mengamankan dan menjaga mutu pangan masyarakat,
10) Tingkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan,
hortikultura, peternakan dan perikanan,
11) Perkaya program kegiatan Nasional dan Regional.
II-46 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

5. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 5.

Misi Meningkatkan kesejateraan masyarakat melalui optimalisasi sumber


daya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat yang kreatif dan inovatif
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari
penurunan angka kemiskinan, pengangguran terbuka dan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat berbasis nagari dengan mengoptimalkan peran nagari
dalam memanfaatkan peluang sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

a. Penanggulangan Kemiskinan.

Pada periode pembangunan lima tahun yang lalu (RPJMD 2010-2015)


telah banyak program-program pengentasan kemiskinan yang telah
dilaksanakan. Tetapi pada kenyataannya angka kemiskinan tersebut belum
benar-benar berkurang. Diantara rumah tangga miskin menurut data
tersebut (yang masuk Data Base) memang ada yang sudah meningkat taraf
hidupnya, namun banyak pula rumah tangga yang dulu hampir miskin
sekarang ini malah menjadi miskin. Untuk itu diperlukan pemutakhiran
data rumah tangga miskin.

Dalam perumusan strategi penanggulangan kemiskinan menggunakan


pendekatan Cluster sebagaimanan yang diarahkan Tim Nasional
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Penanggulangan kemiskinan
merupakan tanggung jawab semua pihak. Tidak mungkin dikatakan bahwa
pengentasan kemiskinan adalah tanggung jawab sebuah SKPD. Karena itu
untuk efektifnya program-program pengentasan kemiskinan sangat
diperlukan sinergisitas dan keterpaduan agar program-program tersebut
tepat sasaran. Pemerintah Nagari menjadi ujung tombak suksesnya
program pengentasan kemiskinan. Perusahaan - perusahaan melalui CSR
nya (Coorporate Social Responsibility) dan perantau selama ini ikut
berperan dalam pengentasan kemiskinan. Ke depan peranan ini harus tetap
II-47 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

didorong untuk lebih aktif. Beberapa program yang sudah dilaksanakan


selama ini dapat dilanjutkan seperti penanggulangan kemiskinan berbasis
masjid, pembebasan biaya berobat, beasiswa, jaminan kesehatan, beras
murah, rehab rumah dan lain-lain. Tetapi yang lebih utama adalah
bagaimana program-program yang disusun pemerintah daerah mampu
meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin, sehingga tidak selalu atau
terbiasa bergantung kepada berbagai macam bantuan.

b. Pengurangan Angka Pengangguran.

Apabila dilihat dari piramida penduduk Kabupaten Agam maka pada tahun
2015-2025 diperkirakan jumlah penduduk yang memasuki usia angkatan
kerja akan melonjak. Di satu sisi hal ini positif karena tersedianya tenaga
kerja yang cukup untuk kegiatan produksi, namun disisi lain akan
berpotensi meningkatkan angka pengangguran terbuka. Kondisi ini
mengharuskan Pemerintah Daerah dalam merumuskan strategi dan
kebijakan pembangunan ketenaga kerjaan harus berorientasi pada
penciptaan lapangan kerja baru, mendorong pendidikan keterampilan yang
sesuai dengan pasar kerja dan mempersipakan tenaga kerja siap pakai,
mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat yang banyak
menyerap tenaga kerja dengan tingkat pendidikan menengah seperti
UMKM, Industri pengolahan yang sesuai dengan potensi daerah atau
program-program padat kerja lainnya.

6. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 6.

Misi Pembangunan berkelanjutan, berwawasan lingkungan, tata ruang,


mitigasi bencana dan menjadikan Agam sebagai destinasi pariwisata unggulan
bertujuan untuk mewujudkan pengendalian pemanfaatan ruang berbasisi
lingkungan dan mitigasi bencana dan menjadikan Kabupaten Agam sebagai salah
satu destinasi wisata unggulan.

II-48 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

1) Strategi dan arah pembangunan dalam Penataan Ruang


Dalam mewujudkan penataan ruang daerah masih ditemui beberapa
hambatan mulai dari aspek regulasi, kelembagaan, pengawasan dan
pengendalian serta penertiban. Untuk itu strategi dan arah pembangunan
penataan ruang dimulai dengan menyelesaikan dan menyempurnakan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mengacu pada peraturan
perundangan terbaru. Selanjutnya memperbaharui dokumen perencanaan
tata ruang lainnya sesuai dengan RTRW tersebut.

2) Strategi dan Arah Pembangunan dalam Pelestarian Sumberdaya


Alam dalam rangka Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dan
Berwawasan Lingkungan
Lingkungan yang lestari pada hakekatnya adalah mengelola interaksi
antara manusia dan lingkungan , dalam suatu proses koordinasi dengan
melakukan pendekatan secara holistik dan adaptif, dalam konteks
desentralisasi, globalisasi dan good environment governance dengan tujuan
akhir keseimbangan antara kualitas lingkungan dan kehidupan.

Dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan hidup difokuskan pada


upaya penanggulangan pencamaran Danau Maninjau dan sungai-sungai
utama Kabupaten Agam yaitu Batang Agam, Batang Sianok, Batang
Antokan, Batang Kalulutan, Batang Tiku, Batang Masang dan Batang
Dareh.

Kemudian dalam rangka antisipasi dampak pemanasan global dan


perubahan iklim dilakukan peningkatan konservasi dan mengurangi
tekanan terhadap lingkungan antara lain adalah melaksanakan pengelolaan
pemanfaatan air; pengadaan sistem transportasi masal dalam rangka
mengurangi emisi gas buang; mencegah kerusakan hutan (penebangan dan
kebakaran), melaksanakan penghijauan kembali lahan kritis, serta
peningkatan sistem pengelolahan sampah.

II-49 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Peningkatan sistem pengelolaan persampahan perlu dibenahi dan


ditingkatkan. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pembenahan manajemen
persampahan, peningkatan kemampuan personil pengelola, serta
pemenuhan prasarana dan sarana yang memadai guna mendukung
terciptanya lingkungan yang bersih. Menfasilitasi penyediaan TPS dan
membudayakan pengolahan sampah ditempat secara mandiri merupakan
upaya mengurangi timbulan sampah yang harus diangkut ke TPA.
Kemudian dalam rangka mewujudkan kota hijau yang asri dan produktif
dilaksanakan dengan strategi pembuatan taman kota dan menggerakkan
masyarakat guna memanfaatkan semua lahan yang ada untuk menanam
tanaman produktif seperti buah-buahan bebagai jenis. Gerakan ini
termasuk salah satu cara mewujudkan OBIT (one billion tree) dengan
menggalakkan penanaman pohon buah dimanapun dan oleh siapapun.
Disamping itu ditingkat rumah tangga juga ditingkatkan kesadaran
menanam bunga untuk mewujudkan keindahan lingkungan serta dapur dan
apotik hidup untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga.

3) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Penanggulangan Bencana


Kabupaten Agam merupakan daerah yang sangat rawan bencana, dimana
terdapat potensi bencana gempa, gunung meletus, abrasi, akresi, tsunami
dan yang paling sering terjadi adalah banjir dan tanah longsor yang hampir
selalu ada setiap tahun. Untuk itu permasalahan penanggulangan bencana
merupakan hal yang mutlak bagi Kabupaten Agam.
Strategi penanggulangan bencana disasarkan pada tiga tahapan yaitu
kesipsiagaan dan mitigasi, pelaksanaan koordinasi dan tindakan
kedaruratan pada saat kejadian bencana serta pelaksanaan recovery pasca
bencana berupa rehabilitasi dan reconstruksi prasarana dan sarana
ekonomi dan sosial serta rumah-rumah masyarakat.

II-50 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

Kebijakan penanggulangan bencana lebih dititk beratkan pada


kesiapsiagaan dan mitigasi, dimana 70 persen dari bobot program
penanggulagan bencana merupakan tindakan prefentif antara lain kesiapan
bidang regulasi, penguatan kelembagaan peningkatan kapasitas
masyarakat dan aparatur dalam menghadapai potensi bencana serta
pemenuhan prasarana dan sarana kebencanaan. Sementara 30% lainnya
terbagi dalam program-program kedaruratan serta rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana. Tabel berikut menyajikan sistematika dan
hubungan simetris antar strategi dan arah kejiakan daerah bidang
lingkungan hidup.

7. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi 7.

Misi Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi sosial


ditujukan untuk memperkuat konektifitas antar wilayah dan cakupan pelayanan
infrastruktur dasar.

2.4 Arah dan Corak Pembangunan Pedesaan


2.4.1 Visi dan Misi Nagari Kapau

VISI :
Mewujudkan Pemerintahan Nagari sebagai pusat Pelayanan Masyarakat dengan
mengedepankan musyawarah, mufakat, disiplin, jujur dan bijaksana yang
berlandaskan “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” dan Adat
Salingka Nagari.

II-51 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

MISI :
1. Membangun komitmen bernagari yang utuh
2. Menyelaraskan Pemerintahan Nagari dengan Adat Salingka Nagari.
3. Mendorong tumbuhnya Ekonomi masyarakat yang lebih baik
4. Menfasilitator peningkatan pendidikan bagi Anak Nagari Kapau
5. Memperkuat kerjasama yang lebih baik antara semua komponen masyarakat
yang ada di kampung maupun yang berada di rantau.
6. Membina generasi muda
7. Berupaya menangkal hal-hal yang dapat merusak moral dan memberantas
penyakit masyarakat.

2.4.2 Pengembangan Ekonomi


Untuk melaksanakan misi mewujudkan sistim perekonomian yang
berbasis ekonomi kerakyatan serta penguatan lembaga ekonomi Nagari telah
dilakukan berbagai upaya yaitu :

1. Menetapkan tata ruang Nagari Kapau sebagai berikut :


a. Jorong Parak Maru sebagai sentra pertanian, holtikultura, perdagangan dan
perikanan.
b. Jorong Ladang Laweh sebagai home industri lamang
c. Jorong Dangkek Paninjauan sebagai home industri katupek pical dan
kuliner khas Kapau.
d. Jorong Cubadak, Korong Tabik, sebagai sentra pertanian sawah dan
perdagangan.
e. Jorong Koto Panjang sebagai sentra tanaman pohon naga dan pertanian.
f. Jorong Koto Panjang Hilir sebagai sentra home industri pengolahan tempe

II-52 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

g. Jorong Padang Canting sebagai sentra tanaman coklat (kakao) dan


peternakan
h. Jorong Cingkaring sebagai sentra home industri pembuatan kue sapik
i. Jorong Induring sebagai sentra home industri pembuatan polan kopiah dan
pembuatan sandal.
j. Jorong Koto Panalok dan Pandan Banyak sebagai sentra budidaya
perikanan dan padi sawah.

2. Bekerjasama dengan PKK Nagari dan Bundo Kanduang mengiventarisir anak


nagari Kapau (laki-laki dan perempuan) yang berminat mempelajari dan
membuat masakah khas Kapau.

3. Membentuk kelompok tani


Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam memberikan penyuluhan kepada
petani dan memudahkan dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
4. Membentuk Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

5. Sosialisasi pemanfaatan lahan tidur.

2.4.3 Pemberdayaan Masyarakat


Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraaan keluarga (PKK) dengan 10
program pokok PKKnya yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga dalam
mencapai kesejahteraan keluarga. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pengaktifa kelompok dasawisma yang ada di Nagari Kapau berjumlah 46
kelompok.
2. Melaksanakan orientasi 10 program pokok PKK ke kader-kader jorong.
3. Menerapkan peraturan Nagari tentang tidak boleh merokok di dalam ruangan
dan tempat umum.

II-53 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
[STUDIO PERENCANAAN DESA] NAGARI KAPAU

4. Melaksanakan lomba PKK antar Jorong yang diikuti oleh 12 kelompok PKK
Jorong.

II-54 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Вам также может понравиться