Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH KEPERAWATAN

WOUND HECTING

Dosen Pengampu Ns.Priyanto,S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB

Disusun oleh:
KELOMPOK DUA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
A. DEFINISI

Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan

benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.

Indikasi : Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

Penjahitan luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang terputus serta

meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah

luka terbuka yang akan Mengakibatkan masuknya mikroorganisme / infeksi.

Heacting atau penjahitan adalah tindakan untuk menyatukan menghubungkan

kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong (mendekatkan) dan mencegah

kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan

mempercepat proses penyembuhan. Ingat bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh,

jaringan akan terluka dan akan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi.

Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi gunakan benang yang cukup panjang dan

gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostatis.

Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi

yang terpotong (Sabiston,1995). Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan

hasil penggunaan bahan berupa benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan

menghubungkan antara dua tepi luka.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan

menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan

dengan menggunakan benang.

B. LUKA

1. Definisi

Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.

Trauma tajam menyebabkan :


a. luka iris : vulnus scissum/incicivum

b. luka tusuk : vulnus ictum

c. luka gigitan : vulnus morsum

Trauma tumpul menyebabkan :

a. luka terbuka : vulnus apertum

b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )

c. Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.

2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :

a. luka steril : luka dibuat waktu operasi

b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .

(golden period)

c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah

timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).

C. Jenis – jenis benang dan kegunaan

1. Plain Catgut (Dari Usus Domba


 Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
 Warna : putih dan kekuningan
 Ukuran : 5,0-3
 Kegunaan : Untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan

untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak

bergerak dan luas lukanya kecil.


2. Kromik Catgut
 Berbeda dengan palin catgut, ditambahkan asam kromat, sehingga menjadi lebih

keras dan diserap lebih lama 20-40 hari


 Warna : coklat dan kebiruan
 Ukuran : 3,0-3
 Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari,

untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif bila mobilisasi harus

segera dilakukan
3. Sintesis Dapat Diserap (Vicryl)
 Benang sintesis kemasan atraumatik
 Diserap tubuh, tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkutis bertahan 3

minggu, dalam otot bertahan 3 bulan


 Ukuran : 10,0-1
 Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastik
4. Tidak Dapat Diserap (Alami/Pilihan)
 Contohnya : sutera (silk), linon, kapas (cotton)
 Untuk jahitan terputus (inerrupted)
 Daya tegang cukup dan rapat diperkuat dengan dibasahi larutan garam sebelum

digunakan
5. Seide (Silk/Sutera)
 Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat,

tidak diserap tubuh


 Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali
 Ukuran : 5,0-3
 Kegunaan : menjahit luka, mengikat pembuluh darah arteri (ateri besar), dan

sebagai teugal (kendali)


6. Sintesis (Monofilamen)
 Contoh : nilon, polipropamid yang dilapisi telfon atau dakron, poliester
 Untuk jahitan kontinyu
 Daya tegang tinggi
 Benang tidak bisa diserap, biasa digunakan pada jaringa yang sukar sembuh
7. Ethilon
 Benang sintesis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan

jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap

tubuh dan tidak menimbulkan pada kulit dan jaringa tubuh lain.
 Warna : biru dan hitam
 Ukuran : 10,0-1,0
 Penggunaan : bedah plastik, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit,

nomor yang kecil digunakan pada bedah mata


8. Ethibond
 Benang sintesis (polytetra methyene adipate). Kecemasan atraumatis. Bersifat

lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimun, tidak diserap.


 Warna : hijau dan putih
 Ukuran : 7,0-2
 Penggunaan : kardiovaskuler dan urologi
9. Vitalene
 Benang sintesis (polimer profilen), sangat kuat, lembut, tidak diserap. Kemasan

traumatis
 Warna : biru
 Ukuran : 10,0-1
 Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluhan darah dan jantung, bedah

mata, plastik, menjahit kulit.

10. Linen
 Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh

minimum
 Warna : putih
 Ukuran : 4,0-0
 Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah.

D. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)

a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.

b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah

kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.

c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya

bagian kulit dan luka yang akan dijahit.

d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.

e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.

f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan

gunting.

g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.

h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau

poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat

diserap yaitu silk atau nylon.

E. TEKNIK PENJAHITAN KULIT


Prinsip yang harus diperhatikan :
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara

halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.


b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus” daerah wajah

2-3mm.
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi

luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan.
F. CARA MEMEGANG ALAT
a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu

jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga

dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah

jarum ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.
b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua dan

ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .


c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

G. Alat dan Bahan Heatings

Alat yang diperlukan :

1. Sarung tangan steril


2. Duk lubang
3. Set alat bedah minor
4. Benang jahit
5. Kasa steril
6. Cairan normal saline (Nacl 0,9%)
7. Cairan antiseptik
8. Korentang steril dan tempatnya
9. Perlak dan pengalasnya
10. Obat anastesi
11. Plester
12. Gunting plester
13. Kom steril
14. Tempat sampah medis
15. Disposible syringe
16. Larutan H202/perhidrol
17. Celemek
18. Masker
19. trolly
H. PROSEDUR HECTING
1. Mencuci Tangan
2. Menyiapkan peralatan
3. Mendekatkan alat; mengatur lingkungan dan menjaga privacy pasien
4. Mengatur posisi pasien; memasang perlak pengalas, mendekatkan bengkok.
5. Membuka set wound hecting
6. Memakai Handscoon steril
7. Melakukan pengkajian luka dengan cepat, tepat dan cermat.
8. Menghentikan perdarahan luka dengan balut tekan
9. Menganmbil pingset dan membersihkan luka menggunakan kassa steril dengan cairan

NaCl 0,9% dari arah dalam luka kea rah keluar dengan prinsip aseptic.
10. Melakukan anastesi luka menggunakan lidokain dengan teknik yang benar
a. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %.
b. Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan disuntik dengan

menggunakan alkohol 70% secara sirkuler dengan diameter kerang lebih 5 cm.
c. Menyuntikan lidokain secara sub kutan di sekitar tepi luka.
d. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah masukan lidokain secara perlahan-

lahan sambil menarik jarum dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan

pada tepi luka yang lainnya.


e. Sambil menungu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan benang.
f. Tunggu 2 menit agar lidokain berreaksi.
11. Melepas handscoon steril
12. Menggunakan atau mengganti handscoon steril
13. Memasang duk steril
14. Melakukan pemeriksaan efek anestesi pada area yang akan dilakukan penjahitan

dengan menggunakan pinset.


15. Menyiapkan nailholder, pingset, jarum dan benang
16. Melakukan teknik penjahitan luka dengan tepat sesuai kebutuhan, jahit luka kurang

lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting benang sisakan kira-kira 1 cm. Jahit

satu persatu dengan jarak jahitan satu dengan yang lainnya kurang lebih 1 cm.
17. Merapikan hasil penjahitan luka
18. Membersihkan area sekitar luka dengan prinsip aseptic
19. Memberikan sufratul pada area jahitan
20. Menutup luka dengan kassa steril selanjutnya diplester
21. Merapikan pasien dan membereskan alat
22. Melakukan evaluasi dengan melepas handscoon
23. Melakukan terminasi dan dokumentasi tindakan.
I. MACAM-MACAM JAHITAN
1. Jahitan Simpul Tunggal/Jahitan Terputus Sederhana/Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai dan dapat diaplikasikan pada

semua luka. . Jahitan terputus sederhana banyak dipakai untuk menjahit luka di kulit,

karena apabila ada pus (cairan) dapat dilepas satu atau dua jahitan dan membiarkan

yang lain.
Teknik :
 Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi

luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan

menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
 Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable dengan jarak antara 1cm.
 Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
 Benang dipotong kurang lebih 1 cm

2. Jahitan Matras Vertikal/Vertical Mattress suture/Donati/ Near to near and far to bar
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian

dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan


luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. Jahitan

matras vertikal berguna untuk mendapatkan tepi luka secara tepat, tetapi tidak

boleh dipakai di tempat-tempat yang vaskularisasinya kurang.


Langkah-langkah penjahitan matras vertikal pada prinsipnya sama seperti

pada jahitan kulit terputus, perbedaan beberapa jenis jahitan adalah pada arah

lintasan benangnya dan mungkin juga letak simpulnya. Pada jahitan ini jarak

antara kedua penusukan lebih lebar karena akan dipakai untuk dua kali penusukan,

dan sebelum dilakukan pembuatan simpul jarum kembali ditusukkan pada kulit

dekat tepi luka, kemudian di arahkan keluar ke tepi luka dengan tidak terlalu

dalam.
Selanjutnya dengan bantuan pinset chirurgis tepi kulit di seberangnya

diangkat untuk dilakukan penusukan dari arah dalam tepi luka sejajar dengan

tempat keluarnya jarum dari kulit seberangnya dan menembus ke arah kulit luar

dekat tepi luka dengan jarak sama dengan tempat penusukan kedua pada tepi luka

seberangnya. Pembuatan simpul dilakukan dengan mempertemukan dua ujung

benang panjang dan pendek, dengan teknik sama dengan pada jahitan kulit

terputus.
3. Jahitan matras Horizontal/Horizontal Mattress suture/Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul

dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan

pertama.Memberikan hasil jahitan yang kuat. Jahitan matras horizontal untuk

menautkan fascia, tetapi tidak boleh digunakan untuk menjahit subkutis karena

kulit akan bergelombang.


Teknik jahitan sama seperti pada jahitan matras vertikal akan tetapi dengan

arah horizontal.
4. Jahitan Jelujur sederhana/Simple running suture/ Simple continous/Continous

over and Dover


Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya

menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada

jaringan ikat yang longgar. Jahitan jelujur, lebih cepat dibuat serta lebih kuat tetapi

kalau terputus seluruhnya akan terbuka.


Untuk mengerjakan jahitan jelujur, langkah pertamakali adalah dengan

membuat satu jahitan seperti pada jahitan kulit terputus dan dibuat simpul,

selanjutnya benang panjang tidak dipotong tetapi melanjutkan dengan penusukan

pada tepi luka selanjutnya dengan tempat penusukan dan keluarnya benang yang

sejajar, sehingga tampak dari luar arah benang miring, tetapi dalam posisi tegak

lurus di dalam jaringan, seperti pada gambar.


5. Jahitan Jelujur Feston/Running locked suture/Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya,

biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur

biasa. Jahitan jelujur terkunci, ini merupakan jahitan jelujur yang menyelipkan

benang di bawah jahitan yang telah terpasang. Cara ini efektif untuk

menghentikan perdarahan, tetapi kadang-kadang jaringan mengalami iskemia.


Pada jahitan ini tekniknya hampir sama dengan jahitan jelujur di atas, akan

tetapi dilakukan kuncian pada setiap satu jahitan, untuk kemudian dilakukan

penusukan selanjutnya, seperti pada gambar.


6. Jahitan Jelujur horizontal/Running Horizontal suture
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

7. Jahitan Jelujur Intrakutan/Running subcuticular suture/Jahitan jelujur subkutikular


Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, tehnik ini dapat

diindikasikan pada luka di daerah yang memerlukan kosmetik karena jahitan

terkenal menghasilkan kosmetik yang baik, namun tidak disarankan pada luka

dengan tegangan besar.


DAFTAR PUSTAKA
Saifudin. (2013). Heacting dan Heacting aff.(online). www.google.book.com.

diperoleh pada 10 Oktober, 2018).

Вам также может понравиться