Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam
mengutarakan ide atau gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ni
penting bagi pemimpin untuk dapat mendorong maju bawahan, memberikan
ataupun menerima bagi kemajuan organisasi dan kepentingan bersama
Seorang pemimpin harus memberikan petunjuk-petunjuk, mengoreksi
kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan gagasan dan menerima saran-
saran. Kepala ruang harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-
orang dengan berbagai ragam sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar
dengan penuh kemauan dan kesetiaan di bawah kepemimpinannya.
2
petugas yang pengalaman kerjanya sedikit. Semakin lama seseorang bekerja
pada suatu organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut
sehingga kecakapan kerjanya semakin baik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk bagaimana konsep manajemen keperawatan dan metode asuhan
keperawatan dan metode asuhan keperawatan penugasan khusus.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian manajemen keperawatan
Menegetahui sejarah singkat manajemen
Mengetahui manajemen sebagai suatu proses
Memahami dan menerapkan konsep manajemen keperawatan dalam
bidang kesehatan, khususnya bidang keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Teori kepemimpinan:
2. Behavioral Theory:
Otokrasi : pemimpin memutuskan, orientasi lebih pada tugas
berdasarkan perintah, kurag inisiatif.
Demokrasi : melibatkan bawahan, orientasi pada tugas,
mengutamakankerja tim, produktifitasnya tinggi.
Laisse - faire : gaya kepemimpinan santai, acuh tak acuh,
pengarahannya kurang, kebebasan individu, sering menimbulkan
frustasi.
3. Situasional Theory : banyak situasi yang menjadi penentu dalam
kepemimpinan.
4
5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif;
6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasi hasilnya;
7. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan/karyawati
B. Manajemen pelayanan
a) Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah di tetapkan (Siagian, 1990)
Persyarat perencanaan : Sederhana, jelas tujuan, hasil yang akan dicapai,
berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku,priorita, pelibatan aktif,
praktis, fleksibel, berkesinambungan, dan kejelasan metode evaluasi.
Dasar pertimbangan : 5W + 1H : What, Where, When, Why, Who, How.
Jenis perencanaan :
1. Perencanaan strategis
2. perencanaan oprasional
3. perencanaan divisi
4. perencanaan unit
Unsur-unsur perencanaan :
5
3. Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya
menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat;
4. Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber
yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan waktu
dengan tepat;
5. Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang
paling tepat;
6. Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and establishing
policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan menetapkan
kebijakan oprasional.
b) Pengorganisasian (Organizing)
6
Pengorganisasian : koordinasi beberapa aktifitas organisasi untuk mencapai
tujuan. Manajemen merubah atau merancang fungsi dan meningkatkan
metode yang efisien (Khron, Thora, 1981)
Bentuk Organisasi:
1. Organisasi lini (line Organization)
2. Organisasi lini dan staf (line and staf organization)
3. Organisasi fungsi (function organization)
4. kepanitiaan (committe)
c) Penggerakan (Actuating)
Tipe penggerakan:
7
1. Pemberian Motivasi Kerja Oleh Pimpinan
2. Pengaturan Waktu Kerja / Manajemen Waktu
3. Pelaksanakan komunikasi efektif
4. Pelaksanakan manajemen konflik
5. Pelaksanaan supervisi keperawatan oleh manajer kepada bawahan.
d) Pengawasan ( Controling )
Pengawasan ( controling ) adalah suatu proses untuk mengetahui
apakah pelaksanaan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman,
ketentuan, kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan
sebelumnya ( S.Suarli, 2012).
Prinsip Controling:
1. Principle of Uniformity: dibentuk diawal sampai akhir.
2. Principle of Comparation : membandingkan yang direncanakan dengan
yang dicapai.
3. The principle of exception: tidak yang sempurna dari perencanaan, yang
penting ada umpan balik untuk perbaikan.
Tipe Controlling
1. Input control
2. Proses control
3. Output control
8
1. Melakukan kegiatan audit terhadap suatu kejadian atau masalah
keperawatan
2. Melakukan penjaminan Mutu Asuhan Keperawatan diruangan
3. Melakukan kedisiplinan tenaga yang ada ( Punisment dan reward )
4. Melakukan pengawasan tentang mekanisme informasi/ hubungan kerja
antar staf
5. Melakukan pengawasan tentang mekanisme pengembangan jenjang
karir perawat.
1. Metode Fungsional
2. Metode Kasus
3. Metode Tim
4. Metode Keperawatan Primer
9
1. Pengumpulan Data
1) Sumber Daya Manusia (M1-Man)
2) Sarana Prasarana (M2-Material)
3) Metode Asuhan Keperawatan ( M3-Methods)
4) Keuangan (M4 – Money)
5) Mutu Pelayanan ( M5- Mutu)
3. Identifikasi Masalah
4. Perencanaan (Rencana Strategis)
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
10
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
2.Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengawasan
11
a) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melakukan supervisi secara langsung dan tidak langsung
c) Melakukan evaluasi pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
d) Melakukan audit keperawatan
1. Membuat perencanaan
2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
3. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
4. Mengembangkan kemampuan anggota
5. Menyelenggarakan konferensi
Ketenagaan
12
Keperawatan partial partial care ; pasien memerlukan bantuan sebagian
dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu seperti pemberian obat
intravena.
Keperawatan penuh / total care : pasien memerlukan bantuan secara penuh
dalam perawata diri dan perawatan observasi ketat.
Keperawatan intensif / intensif care : pasien memerlukan observasi dan
tindakan yang terus-menerus.
13
BAB III
ANALISA SITUASI
A. ANALISA SWOT
1. Sumber Daya Manusia (Man)
a. Strenght(kekuatan)
1. Kepala ruangan sudah memiliki sertifikat management bangsal
2. Sudah diterapkan model MAKP moduler atau MAKP primer
pemula
3. Masa kerja > 10 tahun sebanyak 2 orang, 5-10 tahun sebanyak
8 orangsedangkan < 5 tahun sebanyak 6 orang.
4. Adanya sistem pengembangan staf berupa pelatihan
5. Perawat sudah disiplin dalam bertugas (tepat waktu saat datang
maupun pulang sesuai shift
b. Weakness (kelemahan)
1. Jenis ketenagaan :
S1 keperawatan ners ada 2 orang (12,5 %)
S1 keperawatan 1 orang (6,25 %)
D3 keperawatan 13 orang (8,25 %)
2. Jumlah perawat laki-laki hanya 5 orang (31,25%)
c. Opportunity
1. Adanya dukungan dari manajemen rumah sakit dalam program
jenjang pendidikan.
2. Tenaga perawat mendapat kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang Strata 1 atau lebih tinggi
3. Pihak manajemen rumah sakit menyediakan makan bagi
karyawan
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang professionalisasi
perawat.
5. Merupakan rumah sakit yang berbasis syariah/agama.
14
d. Threatmen
1. Semakin kritisnya masyarakat sehingga menuntut untuk
mendapat pelayanan keperawatan yang prima dan professional.
2. Semakin kritisnya masyarakat dalam penilaian terhadap
pelayanan keperawatan yang di berikan.
3. Semakin maju dan berkembangnya pemikiran serta pendidikan
masyarakat sehingga mampu membandingkan dan memilih
pelayanan yang terbaik.
4. SDM (Sumber Daya Manusia) di rumah sakit lain sudah
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi.
2. Money
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat di
ruangan kenanga rumah sakit Urip Sumoharjo Bandar
Lampung, di dapatkan bahwa :
1. Gaji perawat bersumber dari Rumah Sakit
2. Biaya pengadaan barang ruangan bersumber dari rumah
sakit
3. Methode
a. Strength
1. Alur peminatan barang sudah sesuai dengan standar
2. System delegasi sudah sesuai dengan standar
3. Menurut hasil kuisioner (80%) perawat ruang kenanga
sudah menjalankan SPO yang sudah ada
4. 100% perawat di ruang kenanga sudah melakukan
operan pasien setiap awal dan akhir shif
5. Katim menyatakan di ruang kenanga sudah
menggunakan metode tim
15
b. Weakness
1. Belum ada nya alat bantu edukasi seperti leaflet dan
lembar balik terkait tindakan pemasangan infus, kateter,
dan NGT pada ruangan
2. Belum tersedia nya alat bantu atau materi edukasi
seperti baner atau poster tentang management nyeri
pada ruangan
c. Threatmen
1. Persaingan dengan rumah sakit lain
2. Tuntutan dari masyarakat akan pelayanan yang
maksimal
3. Kebebasan pers mengakibatkan mudahnya penyebaran
informasi didalam ruangan kemasyarakat
4. Machine
a. Shtrenght
1. Memiliki format asuhan asuhan keperawatan yang
lengkap
2. SOP dan SAK sudah tersedia
b. Weakness
1. Beberapa SOP dan SAK yang ada belum sesuai
avidance base
c. Opportunity
1. Adanya MOU rumah sakit dengan institusi klinik
independen ( laboratorium prodia, RS Natar Medika
untuk pemeriksaan MRI, Rumah Sakit Bintang Amin
Husada untuk tindakan ESWL)
d. Threatmen
1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
16
2. Akreditasi rumah sakit tentang system dokumentasi
rumah sakit
5. Material
a. Strength
1. Semua tempat tidur terpasang restrain
2. Semua kamar memiliki fasilitas bel pasien
3. Alat tenun dan alat rumah tangga (ART) sudah lengkap
b. Weakness
1. Dari hasil obvervasi terdapat 1 kotak sampah medis
2. Dari hasil observasi di dapatkan bahwa peralatan
penunjang asuhan keperawatan jumlah sudah cukup
memadai
3. Ruang kenanga letaknya jauh dari ruang penunjang
medis
4. Tidak ada dapur
c. Opportunity
1. Rumah Sakit Urip Sumoharjo memiliki beberapa
peralatan yang tidak dimiliki rumah sakit lain
d. Threatmen
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk
melngkapi sarana dan prasarana
2. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan
B. Indentifikasi Masalah
no Identifikasi masalah
1. Belum adanya banner/poster tentang manajemen nyeri
2. Belum adanya leaflet atau lembar balik pada tindakan
keperawatan seperti kateter, infus, dan NGT
17
C. Perioritas masalah
1. Belum adanya banner/poster tentang manajemen nyeri
2. Belum adanya leaflet atau lembar balik pada tindakan keperawatan
seperti kateter, infus, dan NGT
Perencanaan POA
No. Masalah Tujuan Program Indikator/ pj waktu
/kegiatan target
penyelesaia
n
1. Belum 80% pasien Membuat Terpasang Riyan 3/11/20
tersedianya dan keluarga di poster poster adi 18
poster ruang kenanga mengenai manajemen saputra
mengenai memahami manajemen nyeri di
Manajemen manajemen nyeri dan setiap
nyeri nyeri melakukan ruangan
penyuluhan
kesehatan
tentang
manajemen
nyeri
2. Belum 80% pasien Membuat Tersediany Agung 3/11/20
adanya dan keluarga di lembar a lembar Saputra 18
lembar ruangan balik/leaflet balik/
balik kenanga dan leaflet di
tentang memahami menggunakan ruangan
materi apa yang di pada saat
18
edukasi berikan pemberian
Leaflet/lem melalui edukasi
bar balik Leaflet/lembar tentang
balik tindakan
keperawatan:
pasang
kateter,
NGT,dan
Infus
D. Pengorganisasian
1. Ketua Pelaksana : Agung Saputra
2. Moderator : Randi Rahmadani
3. Penyaji : Yuli Astuti
4. Narasumber : Elisabet Etik Meyvita
Septi Natalia Tambunan
Andica Gusta Utama
Riyan Adi Saputra
Annisa Rahmadiyani
Suci Nuratikah
5. Observer : Eva herlindayani
6. Operator : Yogi Candra Dimasta
19