Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM

I. ANATOMI FISIOLOGI OVARIUM


1.1 Anatomi
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan. Ovarium memiliki asal yang sama
(homolog) dengan testis pada pria.Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai
sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah
menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi
dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar
(Zakiah, 2014)

Gambar Ovarium
1. Margo Liberal (margo yang bebas tanpa penggantung) dan Margo
Mesovaricus (margo yang menempel pada mesovarium)
2. Ektremitas Uterina (superior) ujung yang yang dekat dengan uterus dan
Ekstremitas Tubaria (inferior) ujung yang dekat dengan Tubae Unterinae.
3. Facies Medialis ( Facies yang datar yang menghadap ke Tubae Uterinae)
dan Facies Latelaris ( facies yang lebih cembung yang menghadap ke
Ligamentum Suspensorium Ovarii)

Ligamen Ovarium terdiri dari:

1. Lig. Ovarii Propium : ligamentum yang membentang dari extremitas


uterina menuju ke corpus uteri disebelah dorsocaudal tempat masuknya
tuba uterina ke uterus.
2. Lig. Suspensorium Ovarii : ligamentum yang membentang dari extremitas
tubaria kearah cranial dan menghilang pada lapisan yang menutupi
Musculus Psoas Major
3. Lig. Mesovarium adalah ligamentum yg merupakan duplikat dari lapisan
mesenterica yang melebar ke arah dorsal

Vaskularisasi dan Inervasi Ovarium:


Ovarium mendapatkan vaskularisasi dari a. ovarica dan v. ovarica. Dimana v.
ovarica dextra akan bermuara ke VCI. Sedangkan v. ovarica sinistra akan
bermuara ke v. renalis sinistra lalu akan bermuara ke VCI. Ovarium dipersarafi
oleh plexus hypogastricus

1.2 Fisiologi Ovarium


Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat menghasilkan
ovum. Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri
uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uteri (Evelin, 2012).
Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta
folikel primordiial dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya
stroma dengan pembuluh darah, serabut sara dan sedikit otot polos. (Bobak,
2011).

Fungsi ovarium adalah:


 Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior
mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon
perangsangfolikel (FSH) penting untuk awal pertumbuhan folikel de graaf,
hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing Hormon
(LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
 Memproduksi hormon estrogen
Hormon estrogen dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai
sesudah menopause (hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh
sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon beredar dalam aliran
darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita dan
menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk
tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita normal.
(Evelin, 2012).
 Memproduksi hormon progesteron
Hormon progesteron disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan
yang dimulai oleh estrogen terhadap endometrium yaitu menyebabkan
endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk penerimaan ovum yang
telah dibuahi (Bobak, 2011).
II. KONSEP KISTA OVARIUM
2.1 Definisi Kista Ovarium
Beberapa pengertian mengenai kista ovarium sebagai berikut:
Menurut (Winkjosastro, 2009) kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik
yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam
kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista
dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-
halangi masuknya kepala ke dalam panggul.

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada


ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2011).

Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de


graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium (Smelzer & Bare, 2012).

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan
umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidayat,
2011).
Jenis-jenis kista ovarium terdiri dari:
1. Kistoma ovari simpleks, kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis
berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
2. Kistodema ovari musinosum, bentuk kista multilokular, biasanya unilateral
dan dapat tumbuh menjadi besar.
3. Kistadenoma ovari serosum, kista yang berasal dari epitel germinativum,
kista ini dapat membesar.
4. Kista dermoid, teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan
endoterm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis.

2.2 ETIOLOGI
Berdasarkan (Smelzer & Bare, 2012), penyebab dari kista belum diketahui
secara pasti, kemungkinan terbentuknya kista akibat gangguan pembentukan
hormon dihipotalamus, hipofisis atau di indung telur sendiri
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan
bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan
sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari
folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

Menurut Nugroho (2010), kista ovarium disebabkan oleh gangguan


(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Beberapa teori menyebutkan bahwa penyebab tumor adalah bahan karsinogen
seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa pembakaran zat arang, bahan-bahan
tambang.
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah sebagai berikut:
1. Riwayat kista terdahulu
2. Siklus haid tidak teratur
3. Perut buncit
4. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
5. Sulit hamil
6. Penderita hipotiroid

2.3 TANDA DAN GEJALA


Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi
besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa
dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui
gejala mana yang serius. Berdasarkan (Mansjoer, 2013), gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri mendadak dibagian perut bawah
6. Nyeri pinggul ketika menstruasi
7. Menstruasi nyang datang terlambat disertai dengan nyeri
8. Menstruasi yang kadang memanjang dan memendek
9. Nyeri sanggama
10. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
2.4 PATOFISIOLOGI
Berdasarkan Smeltzer & Bare (2012) menyatakan bahwa fungsi ovarium
yang normal tergantung pada sejumlah hormon, dan kegagalan salah satu
pembentukan hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium tersebut. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal
dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan,
gagal berinvolusi, gagal mereabsorbsi cairan dan gagal melepaskan sel telur,
sehingga menyebabkan folikel tersebut menjadi kista.

Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2
cm dengan kista di tenga-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.

Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikural dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuik FSH dan HCG.
2.5 PATHWAY

Ketidakseimbangan dan kegagalan salah satu


pembentukan hormon yang mempengaruhi indung telur

Fungsi ovarium abnormal

Penimbunal folikel yang terbentuk secara tidak sempurna

Folikel gagal mengalami pematangan, gagal


berinvolusi dan gagal mereabsorbsi cairan

Terbentuk kista ovarium

Adanya cairan dalam Ansietas b.d Pembedahan


jaringan di daerah ovarium perubahan status
kesehatan
Jaringan terputus

Klien merasa nyeri


diperut bagian bawah
Kerusakan
integritas
jaringan b.d
faktor mekanik
Nyeri akut b.d agen
injury biologi

Klien mengalami
ketakutan dalam
melakukan mobilisasi

Hambatan
mobilisasi fisik
b.d kelemahan
fisik
2.6 KOMPLIKASI
Berdasarkan Winkjosastro (2010) bahwa beberapa ahli mencurigai kista
ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita
diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun
dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan
skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Berdasarkan (Winkjosastro, 2010) bahwa pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada klien dengan kista ovarium sebagai berikut:
1. Laparaskopi, pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi, pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen, pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat
gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Pap smear, untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan
adaya kanker atau kista.
2.8 PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Hamylton (2011); Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2011);
Winkjosastro (2010) bahwa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien
dengan kista ovarium sebagai berikut:
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor. Akan tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai
dengan pengangkatan tuba (Salpingo-oovorektomi).
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang
pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi
napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti
tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
5. Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang
mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau
infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan
dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan
analgesik biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan
rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan
pemenuhan kebutuhan emosional Ibu.
6. Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena
kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan,
tanda-tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat
juga harus mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah
pemulangan, berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di
rumah, tetapi tidak boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu,
hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat
menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya
dalam 4-6 minggu setelah operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca
bedah sesuai anjuran.

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 PENGKAJIAN
a. Biodata Klien
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut kanan bawah.
Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa
lelah.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah klien pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
Tanyakan apakah klien ada mengalami/menderita penyakIt
molahidatidos / kehamilan anggur, kehamilan ektopik.
e. Riwayat penyakit Keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
denagn klien.
f. Riwayat Obestri
Tanyakan kapan menstruasi terakhir?
Tanyakan haid pertama dan terakhir?
Tanyakan siklus menstruasi klien, apakah teratur atau tidak?
Tanyakan lamanya menstruasi dan banyaknya darah saat menstruasi
Tanyakan apakah ada keluhan saat menstruasi?
Pernahkah mengalami abortus? Berapa lama perdarahan?
Apakah partus sebelumnya spontan, atern atau proterm?
g. Pola Kebiasaan
Aktivitas / istirahat: Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada
malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti:
nyeri, cemas, berkeringat malam.
Kelemahan atau keletihan.
Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
h. Sirkulasi.
Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan / berdebar-debar),
nyeri dada, perubahan tekanan darah.
i. Integritas ego
Faktor stres (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara mengatasi
stres (keyakinan, merokok, minum alkohol dan lain-lain).
Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk
tubuh.
Menyangkal, menarik diri, marah.
j. Eliminasi
Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.
Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering
berkemih.
Perubahan pada bising usus : distensi abdoment.
k. Makanan/cairan
Keadaan/kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet.
Anorexsia, mual-muntah.
Intoleransi makanan.
Perubahan berat badan.
Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.
l. Neurosensori
Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
m. Nyeri
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)

Pemeriksaan Fisik Head to Toe

Inspeksi
a. Kepala: Rambut rontok, mudah tercabut, warna rambut.
b. Mata: Konjungtiva tampak anemis, icterus pada sklera.
c. Leher: Tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan bendungan
vena jugularis.
d. Payudara: Kesimetrisan bentuk, adanya massa.
e. Dada: Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada pada
inspirasi, frekuensi per-nafasan.
f. Perut: Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit, pelebaran vena-
vena abdomen, tampak pembesaran striae.
g. Genitalia: Sekret, keputihan, peradangan, perdarahan, lesi.
h. Ekstremitas: Oedem, atrofi, hipertrofi, tonus dan kekuatan otot.

Palpasi
a. Leher: Pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar submandibularis.
b. Ketiak: Pembesaran kelenjar limfe aksiler dan nyeri tekan.
c. Payudara: Teraba massa abnormal, nyeri tekan.
d. Abdomen: Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan,
perabaan hepar, ginjal dan hati.

Perkusi
a. Abdomen: Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas hepar.
Refleks: Fisiologis dan patologis
Auskultasi
a. Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis
arteri renalis dan arteri iliaca.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Herdman (2010), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien dengan
kista ovarium adalah
a. Nyeri akut b.d agen cedera biologi
b. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
c. Hambatan mobilisasi fisik b.d kelemahan fisik
d. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik

Diagnosa 1:
a. Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkanyang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
b. Batasan Karakteristik
Ekspresi wajah nyeri
Sikap melindungi area nyeri
Sikap tubuh melindungi
c. Faktor yang berhubungan
Agens cedera biologis (neoplasma)
Agens cedera fisik (prosedur bedah)
Diagnosa 2:
d. Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
otonom.
e. Batasan Karakteristik
Gelisah
Gugup
Ketakutan
Gemetar
Kesedihan yang mendalam
f. Faktor yang berhubungan
Perubahan status kesehatan
Stressor

Diagnosa 3:
g. Definisi
Keterbatasan pergerakan mandiri dari satu posisi ke posisi lain ditempat
tidur.
h. Batasan Karakteristik
Hambatan kemampuan bergerak telentang, miring, telungkup.
i. Faktor yang berhubungan
Kelemahan fisik
Nyeri
3.3 PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan NIC: Pain Management 1. Mengetahui
agen cedera keperawatan 3x24 jam 1. Melakukan pengkajian kualitas nyeri
biologi diharapkan pasien dapat secara komprehensif pasien
mengontrol nyerinya, nyeri mengenai lokasi, 2. Dapat mengurangi
berkurang dengan kriteria karakteristik, lamanya, rasa cemas dan
hasil: frekuensi, kualitas nyeri dan takut sehingga
Indikator faktor presipitasi mampu mengurangi
2. Mengobservasi penyebab rasa sakit
1. Pasien mampu ketidaknyamanan klien 3. Menurunkan nyeri
mengenali faktor secara verbal dan nonverbal 4. Komunikasi
penyebab nyeri 3. Menyakinkan klien akan terapeutik mampu
2. Mengenali onset pemberian analgesik menurunkan
nyeri 4. Menggunakan komunikasi kecemasan
3. Memberikan teraupetik untuk mengetahui 5. Mengetahui kondisi
analgesik pengalaman nyeri pasien ketidaknyamanan
(kolaborasi dengan 5. Mengkaji dampak dari klien yang
tim kesehatan lain) pengalaman nyeri (ggg kemungkinan
4. Melaporkan kontrol tidur, ggg hubungan) mampu
nyeri 6. Mengontrol faktor mengagnggu
5. Pasien mampu lingkungan yang kualitas hidupnya
melaporkan menyebabkan klien merasa 6. Meminimalkan
nyerinya tidak nyaman (ruangan, nyeri dengan
6. Klien mengetahui temperatur, cahaya) menciptakan
frekuensi nyeri. 7. Instruksikan pasien untuk lingkungan nyaman
Keterangan: melakukan teknik relaksasi 7. Meningkatkan
1: tidak pernah menunjukan seperti bimbingan imajinasi, relaksasi
2: jarang menunjukan nafas dalam
3: kadang-kadang
menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Kecemasan b.d Setelah Dilakukan Tindakan 1. Jelaskan semua prosedur 1. Mengurangi
perubahan peran Keperawatan 3x24 Jam dan apa yang dirasakan kecemasan selama
dan status Diharapkan kecemasan selama prosedur tindakan untuk
kesehatan menurun dengan kriteria 2. Temani pasien untuk kesehatan klien
hasil sebagai berikut: memberikan keamanan 2. Mengalihkan
Indikator dan mengurangi takut perhatian dengan
1. Klien mampu 3. Berikan informasi faktual berbincang-bincang
mengidentifikasi mengenai diagnosis, 3. Mengurangi
dan tindakan prognosis kecemasan
mengungkapkan 4. Libatkan keluarga untuk 4. Keluarga dapat
gejala cemas mendampingi klien memberikan
2. Mengidentifikasi, 5. Instruksikan pada pasien kenyamanan pada
mengungkapkan untuk menggunakan pasien
dan menunjukkan tehnik relaksasi 5. Untuk
tehnik untuk 6. Dengarkan dengan penuh meningkatkan
mengontol cemas perhatian kenyamanan dan
3. Vital sign dalam 7. Identifikasi tingkat mengurangi
batas normal kecemasan kecemasan
4. Postur tubuh, 8. Bantu pasien mengenal
ekspresi wajah, situasi yang menimbulkan
bahasa tubuh dan kecemasan
tingkat aktivitas 9. Dorong pasien untuk
menunjukkan mengungkapkan perasaan,
berkurangnya ketakutan, persepsi
kecemasan

Keterangan:
1: keluhan ekstrim
2: keluhan berat
3: keluhan sedang
4: keluhan ringan
5: tak ada keluhan
Hambatan Setelah Dilakukan Tindakan 1. Monitoring vital sign 1. Mengetahui status
mobilitas fisik Keperawatan 3x24 Jam sebelm/sesudah latihan kemampuan klien
b.d kelemahan Diharapkan hambatan dan lihat respon pasien dalam latihan
fisik mobilitas fisik dapat teratasi saat latihan ambulasi
dengan kriteria hasil sebagai 2. Ajarkan pasien atau 2. Merubah posisi
berikut: tenaga kesehatan lain mencegah
Indikator tentang teknik ambulasi dekubitus
1. Klien meningkat 3. Kaji kemampuan pasien
dalam aktivitas dalam mobilisasi
fisik 4. Latih pasien dalam
2. Mengerti tujuan pemenuhan kebutuhan
dari peningkatan ADLs secara mandiri
mobilitas sesuai
3. Memverbalisasikan kemampuan
perasaan dalam 5. Ajarkan pasien bagaimana
meningkatkan merubah posisi dan
kekuatan dan berikan bantuan jika
kemampuan diperlukan
berpindah

Keterangan:
1: keluhan ekstrim
2: keluhan berat
3: keluhan sedang
4: keluhan ringan
5: tak ada keluhan
Kerusakan Setelah Dilakukan Tindakan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengurangi
integritas Keperawatan 3x24 Jam menggunakan penekanan daerah
jaringan b.d Diharapkan Integritas pakaian yang longgar luka
faktor mekanik Jaringan Baik Dengan 2. Hindari kerutan pada 2. Mengurangi
Kriteria Hasil Segabai tempat tidur kelembapan
Berikut: 3. Jaga kebersihan kulit agar 3. Menjaga
tetap bersih kebersihan luka
Indikator dan kering 4. Untuk
1. Integritas Kulit Yang 4. Anjurkan pasien untuk mempercepat
Baik Bisa Dipertahankan melakukan mobilisasi penyembuhan
(Sensasi, Elastisitas, 5. Monitor kulit akan adanya luka
Temperatur, Hidrasi, kemerahan 5. Memungkinkan
Pigmentasi) 6. Monitor aktivitas dan infeksi
2. Perfusi Jaringan Baik mobilisasi pasien 6. Mengetahui
3. Menunjukan Proses 7. Monitor status nutrisi sejauh mana klien
Perbaikan Kulit pasien dapat melakukan
4. Mempertahankan 8. Observasi luka : lokasi, mobilisasi
Kelembaban Kulit dimensi, kedalaman luka, 7. Protein
5. Menunjukkan karakteristik,warna cairan, menyebabkan
Terjadinya Proses granulasi, jaringan percepatan
penyembuhan luka nekrotik, tanda-tanda penyembuhan
Keterangan: infeksi lokal luka
1: keluhan ekstrim 9. Ajarkan pada keluarga 8. Mengetahui
2: keluhan berat tentang luka dan kondisi luka
3: keluhan sedang perawatan luka untuk perbaikan
4: keluhan ringan 10. Lakukan tehnik perawatan luka
5: tak ada keluhan luka 9. Mempercepat
granulasi luka
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2011). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih

bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Dwi (2013). Mengenali Keadaan Patologis pada Organ Reproduksi Wanita.

Jakarta: Kapita Selecta

Hanifa (2011). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya medika.

Hummel (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Manuaba (2010). Ilmu Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Saifuddin (2013). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Sanders (2007). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II. Jakarta : EMS, Erlangga

Medical Series.

Sarwono (2009). Ilmu Kesehatan dan Penyakit dalam. Jakarta: EGC

Martapura, Februari 2019


Preseptor Akademi Preseptor Klinik

(Dedy Setyawan, S.Kep,. Ns) (Ns. Irfan Maulana, M.Kep,. Sp.KMB)

Вам также может понравиться

  • ASKEP PRENATAL - Compressed
    ASKEP PRENATAL - Compressed
    Документ32 страницы
    ASKEP PRENATAL - Compressed
    Laporantutor& Praktikum
    Оценок пока нет
  • LP Post SC Dengan Peb Fix
    LP Post SC Dengan Peb Fix
    Документ11 страниц
    LP Post SC Dengan Peb Fix
    Siska Maria
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    Документ27 страниц
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    HIKMATUL UYUN
    Оценок пока нет
  • LP Ca Rectum
    LP Ca Rectum
    Документ19 страниц
    LP Ca Rectum
    Dinda Andrifa
    Оценок пока нет
  • LP Hemofilia Anak
    LP Hemofilia Anak
    Документ22 страницы
    LP Hemofilia Anak
    cindy sukma
    Оценок пока нет
  • LP Icu Ca Ovarium
    LP Icu Ca Ovarium
    Документ26 страниц
    LP Icu Ca Ovarium
    Rahma Tiana Putri
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Документ35 страниц
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Uhuy Farid Farid
    Оценок пока нет
  • LP Plasenta Previa
    LP Plasenta Previa
    Документ18 страниц
    LP Plasenta Previa
    amelia mhrn21
    Оценок пока нет
  • LP Partus Spontan - Roby
    LP Partus Spontan - Roby
    Документ23 страницы
    LP Partus Spontan - Roby
    Siti Fatimah
    Оценок пока нет
  • Fauzan Risyadi - 21091027 - Makalah Seminar CKB
    Fauzan Risyadi - 21091027 - Makalah Seminar CKB
    Документ28 страниц
    Fauzan Risyadi - 21091027 - Makalah Seminar CKB
    fauzan risyadi
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium
    LP Kista Ovarium
    Документ16 страниц
    LP Kista Ovarium
    Mohammad Didin
    Оценок пока нет
  • LP Mioma Uteri
    LP Mioma Uteri
    Документ18 страниц
    LP Mioma Uteri
    Alpi Anor
    Оценок пока нет
  • LP Kista
    LP Kista
    Документ16 страниц
    LP Kista
    Nettha Bintang Dhiafakhri
    Оценок пока нет
  • LP Post SC Oleh Karena Plasenta Previa KLP 4
    LP Post SC Oleh Karena Plasenta Previa KLP 4
    Документ14 страниц
    LP Post SC Oleh Karena Plasenta Previa KLP 4
    Saskia Prabayani
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Tumor Kulit
    Laporan Pendahuluan Tumor Kulit
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Tumor Kulit
    Nuning Sinuraya
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Kista Ovarium - Dewa Ayu Putri Weda Dewanti Nim 040
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium - Dewa Ayu Putri Weda Dewanti Nim 040
    Документ32 страницы
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium - Dewa Ayu Putri Weda Dewanti Nim 040
    putri weda
    Оценок пока нет
  • LP Antenatal-1
    LP Antenatal-1
    Документ20 страниц
    LP Antenatal-1
    Ni Wayan Wiatnyani
    Оценок пока нет
  • LP Kista
    LP Kista
    Документ18 страниц
    LP Kista
    Dianita Retnani
    Оценок пока нет
  • 2 Laporan Pendahuluan KB Tari REVISIII
    2 Laporan Pendahuluan KB Tari REVISIII
    Документ30 страниц
    2 Laporan Pendahuluan KB Tari REVISIII
    S M Lestarrie
    Оценок пока нет
  • LP Mioma Uteri
    LP Mioma Uteri
    Документ21 страница
    LP Mioma Uteri
    Chotamul Lailiyah
    Оценок пока нет
  • LP Meningitis
    LP Meningitis
    Документ8 страниц
    LP Meningitis
    Anindini Winda Amalia
    Оценок пока нет
  • LP Mioma Uteri
    LP Mioma Uteri
    Документ17 страниц
    LP Mioma Uteri
    Satria AL Ghifari
    Оценок пока нет
  • LP Abortus 2020
    LP Abortus 2020
    Документ15 страниц
    LP Abortus 2020
    2020032027 FURQAN JULFIARTO SULULING
    Оценок пока нет
  • LP Status Epileptikus
    LP Status Epileptikus
    Документ13 страниц
    LP Status Epileptikus
    Chano Brown
    Оценок пока нет
  • LP Fraktur Femur Sinistra
    LP Fraktur Femur Sinistra
    Документ11 страниц
    LP Fraktur Femur Sinistra
    Maria Puspita
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium
    LP Kista Ovarium
    Документ15 страниц
    LP Kista Ovarium
    Atrasina Azyyati
    100% (1)
  • LP Isk Kel. 6
    LP Isk Kel. 6
    Документ21 страница
    LP Isk Kel. 6
    Rima Wulandari
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Fibroadenoma
    Laporan Pendahuluan Fibroadenoma
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Fibroadenoma
    Winda Lusiana
    Оценок пока нет
  • LP Mioma Uteri
    LP Mioma Uteri
    Документ20 страниц
    LP Mioma Uteri
    Dede Nurhayati
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan CKB
    Laporan Pendahuluan CKB
    Документ22 страницы
    Laporan Pendahuluan CKB
    Aqila Maselia
    Оценок пока нет
  • LP CMV
    LP CMV
    Документ17 страниц
    LP CMV
    Dewi Arini
    Оценок пока нет
  • LP Malposisi
    LP Malposisi
    Документ7 страниц
    LP Malposisi
    Ridho Fadila AlFajry
    Оценок пока нет
  • LP GDD
    LP GDD
    Документ31 страница
    LP GDD
    wiwin nafisyah
    Оценок пока нет
  • LP Mioma Uteri
    LP Mioma Uteri
    Документ25 страниц
    LP Mioma Uteri
    Fiani
    Оценок пока нет
  • LP Plasenta Previa Widya
    LP Plasenta Previa Widya
    Документ14 страниц
    LP Plasenta Previa Widya
    Widya Putri
    Оценок пока нет
  • LP Tumor Mamae
    LP Tumor Mamae
    Документ12 страниц
    LP Tumor Mamae
    ainngoa dou
    Оценок пока нет
  • ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    Документ23 страницы
    ASKEP PICU Wahyu Rizki Amelia
    Dela Gustia Rahma
    Оценок пока нет
  • LP TB Milier Bayu Yudha Samudra (22221019)
    LP TB Milier Bayu Yudha Samudra (22221019)
    Документ16 страниц
    LP TB Milier Bayu Yudha Samudra (22221019)
    ifrohati fitri
    Оценок пока нет
  • LP Rabdomiosarkoma ALI
    LP Rabdomiosarkoma ALI
    Документ16 страниц
    LP Rabdomiosarkoma ALI
    dayli bee
    Оценок пока нет
  • Askep Tumor Abdomen
    Askep Tumor Abdomen
    Документ30 страниц
    Askep Tumor Abdomen
    Alifia Rizqi
    Оценок пока нет
  • LP Anemia Bumil
    LP Anemia Bumil
    Документ16 страниц
    LP Anemia Bumil
    laila nur wahyuni
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Post Partum
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    Документ19 страниц
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    lilik septiya
    Оценок пока нет
  • LP Gemeli YES
    LP Gemeli YES
    Документ16 страниц
    LP Gemeli YES
    andry nur i
    0% (1)
  • Laporan Pendahuluan Prenatal
    Laporan Pendahuluan Prenatal
    Документ12 страниц
    Laporan Pendahuluan Prenatal
    Ristin Ratiyuliana
    Оценок пока нет
  • LP CPD
    LP CPD
    Документ7 страниц
    LP CPD
    NOLA
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Документ22 страницы
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    niluh made
    Оценок пока нет
  • LP Syok
    LP Syok
    Документ26 страниц
    LP Syok
    Machmud Jamaluddin
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ispa Pada Anak Fixs
    Laporan Pendahuluan Ispa Pada Anak Fixs
    Документ23 страницы
    Laporan Pendahuluan Ispa Pada Anak Fixs
    Yuni Kartina
    Оценок пока нет
  • LPHIPERPLASIAENDOMETRIUM vk2
    LPHIPERPLASIAENDOMETRIUM vk2
    Документ16 страниц
    LPHIPERPLASIAENDOMETRIUM vk2
    Wani A
    Оценок пока нет
  • LP Post SC
    LP Post SC
    Документ14 страниц
    LP Post SC
    Risky Rahma Sari Putri
    Оценок пока нет
  • LK Mioma Uteri
    LK Mioma Uteri
    Документ11 страниц
    LK Mioma Uteri
    ditta fazriati
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium
    LP Kista Ovarium
    Документ12 страниц
    LP Kista Ovarium
    Dimas Agung
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Документ36 страниц
    Laporan Pendahuluan Mioma Uteri
    Leody
    Оценок пока нет
  • LP Ca Gaster
    LP Ca Gaster
    Документ17 страниц
    LP Ca Gaster
    Mysu Yanti
    Оценок пока нет
  • LP Plasenta Previa
    LP Plasenta Previa
    Документ28 страниц
    LP Plasenta Previa
    sri wahyuni
    Оценок пока нет
  • LP Meningitis
    LP Meningitis
    Документ38 страниц
    LP Meningitis
    Bagas Novan Imandi
    0% (1)
  • Laporan Pendahuluan Ca Paru
    Laporan Pendahuluan Ca Paru
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Ca Paru
    SAMS HUDA
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium Coklat
    LP Kista Ovarium Coklat
    Документ17 страниц
    LP Kista Ovarium Coklat
    Nurul Barirah
    Оценок пока нет
  • LP Kista Ovarium Rev
    LP Kista Ovarium Rev
    Документ26 страниц
    LP Kista Ovarium Rev
    Heru Nugroho
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    Документ22 страницы
    Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
    Px Pacifista
    Оценок пока нет