Вы находитесь на странице: 1из 12

ANALISIS PERAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) TERHADAP

PENINGKATAN KINERJA USAHA MIKRO KECIL (UMK)

Indria Widyastuti1, Dewi Yuliandari2


1
Manajemen Informatika, AMIK BSI Jakarta
Jln. RS. Fatmawati No. 24. Pondok Labu. Jakarta. Indonesia
indria.iwi@bsi.ac.id
2
Manajemen Informatika, AMIK BSI Bekasi
Jl. Cut Mutia. Bekasi. Indonesia
dewi.dwy@bsi.ac.id

ABSTRACT
Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) currently has a very big role towards
economic development in Indonesia. SMEs also become the foundation for 99.45% of
labor in Indonesia.Various attempts were made by various parties to enhance the ability of
micro, small and medium enterprises and cooperatives, one of which is the Rural Bank.
Rural Bank role for communities in rural areas is expected to spearhead the MSE sector in
financing, by way of channeling credit to SMEs in the long run and do the coaching
business loans in order to improve the financial performance of SMEs receiving credit.To
simplify the process of analysis undertaken, the author will make a model of analysis in
order to answer the problem. To prove the hypothesis presented in this study using simple
linear regression statistical tool with one independent variable (X) be the amount of
working capital loans that have been disbursed by rural banks in West Java Province
(specially in Bandung area) and three dependent variable (Y) in the form of increased
sales turnover, profit margins ratio and working capital turnover. Therefore, in this study
will use three simple regression equations models. Based on the results of regression
analysis with the t-test on-year throughout the study period 2013-2015 found that: there is
a positive influence among the independent variables are working capital loans disbursed
Rural Bank with an increase in the dependent variable.
Keywords: rural bank, sales turnover, profit margin ratio, working capital turnover

I PENDAHULUAN cukup sehat, tetapi peran BPR dalam


Latar Belakang Penelitian pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih menempati porsi yang relatif kecil
didefinisikan sebagai bank yang jika dibandingkan dengan pembiayaan
melaksanakan kegiatan usaha secara oleh Bank Umum. Peranan BPR dalam
konvensional dan/atau berdasarkan pemberian kredit kepada Usaha Mikro
prinsip syariah yang dalam kegiatannya dan Kecil sampai akhir tahun 2015 di
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas area Bandung hanya sebesar 18,62 %
pembayaran. BPR menerima simpanan dari total jumlah kredit mikro dan kecil
hanya dalam bentuk deposito berjangka, yang disalurkan perbankan di Bandung
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang khususnya di wilayah Kabupaten
dipersamakan dengan itu. Kegiatan usaha Bandung dan Kota Cimahi
BPR terutama ditujukan untuk melayani (www.bi.go.id, 2015). Hal ini tidak
usaha-usaha kecil dan masyarakat di terlepas dari kondisi BPR yang secara
daerah pedesaan. umum masih menghadapi berbagai
Sejak beberapa tahun terakhir kendala dan tantangan dalam
industri BPR di area Bank Indonesia (BI) memberikan pelayanan kredit kepada
Bandung mengalami perkembangan yang Usaha Mikro dan Kecil. Kendala dan
tantangan tersebut adalah (1) struktur Perumusan Masalah
pendanaan BPR belum didukung oleh Berdasarkan uraian di atas maka perlu
permodalan yang kuat serta keterbatasan dilakukan penelitian tentang ”PERAN
dalam menghimpun dana masyarakat, (2) BANK PERKREDITAN RAKYAT
kualitas sumber daya yang belum (BPR) TERHADAP PENINGKATAN
memadai baik ditingkat manajerial KINERJA USAHA MIKRO KECIL
maupun teknis operasional, (3) belum (UMK)” dimana penelitian dilakukan di
adanya sarana pendukung industri BPR beberapa BPR yang ada di wilayah BI
seperti lembaga yang dapat berfungsi Bandung dan UMK yang ada di wilayah
sebagai penyangga dana likuiditas bagi Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi,
BPR, dan (4) lemahnya pengendalian dan yang akan dapat menjawab beberapa
inefisiensi kegiatan operasional masalah sebagai berikut :
(www.bi.go.id, 2015). 1. Berapa besar porsi pemberian kredit
Dari sisi Usaha Mikro dan Kecil modal kerja oleh BPR kepada UMK
(UMK) terlihat masih banyak yang terhadap total pemberian kredit
memiliki kinerja keuangan yang kurang modal kerja oleh Perbankan kepada
baik, ditandai dengan nilai omzet usaha UMK di Bandung (khususnya di
yang rendah, perolehan keuntungan Kabupaten Bandung) dan Kota
usaha yang rendah, kecilnya penerimaan Cimahi?
kas dari kegiatan operasi serta sempitnya 2. Apakah kredit modal kerja yang telah
daerah pemasaran produk. Menurut disalurkan oleh BPR dapat
pendapat Baswir sebagaimana dikutip meningkatkan penjualan dan laba
oleh Ariawati, Ria Ratna (2004:50) “ada UMK di Kabupaten Bandung dan
4 faktor penyebab utama rendahnya Kota Cimahi?
kinerja usaha kecil dan menengah 3. Faktor-faktor apa saja yang
(UKM) di Indonesia yaitu: 1) Hampir mempengaruhi efektifitas pemberian
60% usaha kecil masih menggunakan kredit modal kerja oleh BPR terhadap
teknologi tradisional; 2) Pangsa pasar peningkatan laba dan penjualan
cenderung menurun karena kekurangan UMK di Kabupaten Bandung dan
modal, lemahnya teknologi dan Kota Cimahi?
manajerial; 3) Sebagian besar usaha kecil
Tujuan Penelitian
tidak mampu memenuhi persyaratan Adapun tujuan penelitian ini adalah :
administratif guna memperoleh bantuan 1. Untuk mengetahui besarnya porsi
dari Bank; 4) Tingkat ketergantungan kredit modal kerja yang telah
terhadap fasilitas pemerintah cenderung disalurkan oleh BPR kepada UMK
sangat besar. Di dalam permasalahan terhadap total pemberian kredit
inilah peran BPR bagi masyarakat di modal kerja yang telah disalurkan
daerah perdesaan diharapkan mampu oleh Perbankan kepada UMK di
menjadi ujung tombak dalam Bandung (khususnya Kabupaten
pembiayaan sektor UMK, dengan cara Bandung) dan Kota Cimahi.
menyalurkan kredit ke UMK dalam 2. Untuk menguji apakah kredit modal
jangka panjang dan melakukan kerja yang telah disalurkan oleh BPR
pembinaan usaha agar kredit yang dapat meningkatkan penjualan dan
diberikan dapat memperbaiki kinerja laba UMK di Kabupaten Bandung
keuangan UMK penerima kredit tersebut. dan Kota Cimahi.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja Pengertian Usaha Mikro dan Kecil
yang mempengaruhi efektifitas Sesuai dengan Undang- Undang
pemberian kredit modal kerja oleh BPR Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
terhadap peningkatan penjualan dan laba Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),
UMK di Kabupaten Bandung dan Kota pengertian Usaha Mikro adalah usaha
Cimahi. produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang
II. KAJIAN LITERATUR memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Pengertian Usaha Kecil
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat adalah usaha ekonomi produktif yang
(BPR) berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
Landasan Hukum BPR adalah UU orang perorangan atau badan usaha yang
No.7/1992 tentang Perbankan bukan merupakan anak perusahaan atau
sebagaimana telah diubah dengan UU bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
No.10/1998. Dalam UU tersebut secara dikuasai, atau menjadi bagian baik
tegas disebutkan bahwa BPR adalah langsung maupun tidak langsung dari
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha usaha menengah atau usaha besar yang
secara konvensional atau berdasarkan memenuhi kriteria Usaha Kecil
prinsip syariah yang dalam kegiatannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas Undang ini.
pembayaran. Bentuk hukum BPR dapat Kriteria dari Unit Usaha Mikro dan Kecil
berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan (UMK) adalah :
Daerah, atau Koperasi. ASSET OMZET
MIKRO Max 50 Jt Max 300 jt
Peran Bank Perkreditan Rakyat KECIL >50jt - 500jt >300jt - 2,5M
(BPR)
Penyaluran dana masyarakat Kinerja Usaha Mikro dan Kecil
dilakukan BPR dalam bentuk pemberian (UMK)
kredit kepada UMK dan masyarakat Menurut penelitian yang dilakukan
pedesaan. Kredit yang disalurkan oleh oleh Azriani, Z, et al (2008) kinerja
BPR kepada UMK sebagian besar berupa keuangan UKM dapat diukur dari lima
kredit modal kerja (KMK) yang dibagi parameter berikut ini :
lagi dalam beberapa jenis sesuai dengan 1. Nilai omzet usaha
bidang usaha UMK penerima kredit Nilai omzet usaha menunjukkan
yaitu: seberapa besar nilai penjualan atau
1. KMK sektor perdagangan penerimaan yang diperoleh dari
2. KMK sektor industri usaha kecil
3. KMK sektor pertanian 2. Keuntungan usaha kecil
4. KMK sektor jasa 3. Aset yang dimiliki
Selain kredit modal kerja, sebagian 4. Penggunaan tenaga kerja dalam
kecil oleh BPR disalurkan dalam bentuk keluarga
kredit konsumtif untuk beberapa nasabah 5. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga
perorangan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Ardiana, et al (2010) untuk menilai
kinerja keuangan UKM dapat didasarkan
pada ROI (Return On Investment). III. METODE PENELITIAN
Selanjutnya ROI digambarkan lebih Metode penelitian yang digunakan dalam
rinci lagi oleh rasio Net Profit Margin penyusunan penelitian ini adalah bersifat
dan Capital Turn Over (Harahap, Sofyan, kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif
2008:300). adalah metode penelitian yang
Berdasarkan teknik penilaian kinerja menggunakan rumus-rumus statistik
keuangan UMK yang telah dijabarkan dalam mengidentifikasi dan mengolah
sebelumnya maka dalam penelitian ini, variabel yang muncul dari problema yang
kinerja keuangan UMK akan dianalisa akan dijawab. Penelitian kuantitatif
menggunakan parameter dan rasio dengan menggunakan format deskriptif
berikut ini : bertujuan untuk menjelaskan, meringkas
1. Peningkatan Omzet Usaha / Penjualan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
2. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit berbagai variabel yang timbul di
Margin) masyarakat, yang menjadi obyek
penelitian ini berdasarkan apa yang
Peningkatan Omzet Usaha / Penjualan
terjadi. Keadaan populasi atau fakta
Peningkatan penjualan suatu
empiris yang akan didiskripsikan dalam
perusahaan dapat diukur dengan rumus
penelitian ini adalah tentang pengaruh
sebagai berikut :
pemberian kredit modal kerja oleh BPR
Peningkatan Omzet / Penjualan =
kepada UMK terhadap peningkatan
sales thn berjalan – sales thn sbmnya (1)
penjualan dan laba UMK.
sales thn sbmnya
Hipotesa
Net Profit Margin Hipotesis yang akan diuji pada
Ratio yang rendah bisa disebabkan penelitian ini berkaitan dengan ada atau
oleh penjualan yang turun lebih besar tidaknya pengaruh variabel independen
daripada turunnya ongkos, begitu pula terhadap variabel dependen, maka untuk
sebaliknya. Menurut Subramanyam, K.R. pengujian ini dilakukan pengujian
dan Wild, Jhon J. (2010:45) rasio ini hipotesis nol. Untuk lebih jelasnya
dihitung dengan rumus : dinyatakan sebagai berikut :
Rasio Margin Laba Bersih = Ho1 : β = 0 pemberian kredit modal
laba bersih (2) kerja oleh BPR tidak memiliki pengaruh
penjualan yang signifikan terhadap peningkatan
omzet usaha / penjualan UMK
Working Capital Turnover Ha1 : β ≠ 0 pemberian kredit modal
kerja oleh BPR memiliki pengaruh yang
Rasio perputaran modal kerja signifikan terhadap peningkatan omzet
mengimplikasikan kemampuan tambahan usaha / penjualan UMK
modal kerja dalam meningkatkan Ho2 : β = 0 pemberian kredit modal
besarnya penjualan tahunan perusahaan. kerja oleh BPR tidak memiliki pengaruh
Menurut Subramanyam, K.R. dan Wild, yang signifikan terhadap peningkatan
Jhon J. (2010:45) rasio ini dihitung margin laba bersih (net profit margin)
dengan rumus UMK
Rasio Perputaran Modal Kerja = Ha2 : β ≠ 0 pemberian kredit modal
Penjualan (3) kerja oleh BPR memiliki pengaruh yang
rata-rata modal kerja
signifikan terhadap peningkatan margin Cimahi yang menjadi responden
laba bersih (net profit margin) UMK penelitian. Kriteria yang digunakan
Ho3 : β = 0 pemberian kredit modal adalah UMK yang mendapatkan kredit
kerja oleh BPR tidak memiliki pengaruh modal kerja dari BPR selama triwulan
yang signifikan terhadap peningkatan pertama tahun 2015.
perputaran modal kerja (working capital
turnover) UMK Operasionalisasi Variabel
Ha2 : β ≠ 0 pemberian kredit modal Variabel yang digunakan untuk
kerja oleh BPR memiliki pengaruh yang menganalisis hubungan dalam penelitian
signifikan terhadap peningkatan ini adalah :
perputaran modal kerja (working capital
turnover) UMK a. Variabel Independen (X)
Yang menjadi variabel independen dalam
Populasi, Sampel dan Teknik penelitian ini adalah besarnya jumlah
Pengambilan Sampel kredit modal kerja yang telah disalurkan
Populasi (universe) dalam penelitian oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
ini adalah Bank Perkreditan Rakyat pada Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
(BPR) yang berlokasi di wilayah Kota
Cimahi, serta Usaha Mikro Kecil (UMK) b. Variabel Dependen (Y)
di wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Yang menjadi variabel dependen dalam
Cimahi yang mendapatkan pinjaman penelitian ini adalah kinerja UMK
modal kerja dari BPR BPR yang akan Pengukuran kinerja dilakukan dengan
dijadikan sampel adalah BPR Danamasa menggunakan beberapa rasio yaitu :
di Kota Cimahi yang berdasarkan a. Peningkatan Omzet / Sales (Y1)
proporsi jumlah penyaluran kredit modal b. Rasio Margin Laba Bersih (Y2)
kerja adalah termasuk dalam lima besar c. Rasio Perputaran Modal Kerja (Y3)
di Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.
Jumlah UMK di Kabupaten Bandung Model Analisis Data
dan Kota Cimahi adalah sebesar 15.028 a. Uji Statistik Deskriptif
UMK (www.jabar.bps.go.id,2015) Statistik deskriptif berfungsi untuk
dengan jenis atau bidang usaha yang mengetahui tentang karakteristik
beragam dan terklasifikasi menjadi UMK sampel yang digunakan secara lebih
sektor perdagangan, industri, pertanian rinci dan menggambarkan mengenai
dan jasa. Untuk mendapatkan sampel jawaban responden dalam bentuk
yang dapat menggambarkan populasi minimal, nilai maksimal, rata-rata
maka dalam penentuan jumlah sampel dan standar deviasi dengan masing-
penelitian digunakan rumus Slovin masing variabel.
sebagai berikut :
15.028 b. Uji Normalitas Data
n = = 98,37 = 100 Uji normalitas bertujuan untuk
1 + 15.028 (0,1)2 menguji apakah dalam model regresi,
Selanjutnya untuk memilih UMK variabel pengganggu atau residual
mana yang akan dijadikan sebagai memiliki distribusi normal. Uji
sampel penelitian adalah UMK yang normalitas dengan grafik dapat
mendapat kredit modal kerja dari lima menggunakan Normal P-P Plot.
BPR di Kabupaten Bandung & Kota
Uji statistik lain yang dapat yang telah disesuaikan adalah antara nol
digunakan untuk menguji normalitas dan sampai dengan satu.
residual adalah uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K- 3. Uji t (uji parsial)
S). Pengambilan keputusan dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
c. Analisis Regresi Linier Sederhana Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, Ha
Uji statistik inferensial yang ditolak
digunakan adalah analisa regresi Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, Ha
(regression analysis) untuk diterima
memperoleh suatu persamaan regresi Apabila hasil thitung negative maka
sederhana yang menunjukkan pengambilan kesimpulan dilakukan
pengaruh anatar variabel yang lain dengan membandingkan absolut thitung
serta derajat keratin hubungan dua dengan absolut ttabel, dimana
variabel dan uji statistic berupa uji ketentuannya adalah sebagai berikut :
kebenaran dengan menggunakan uji Jika absolut thitung < absolut ttabel maka
statistic t untuk menguji hipotesis H0 diterima, Ha ditolak
yang diteliti oleh penulis. Pengujian Jika absolut thitung > absolut ttabel maka
hipotesis dilakukan dengan dua arah H0 ditolak, Ha diterima
(two tail test).
4. Penetapan Tingkat Signifikan
Adapun rumus-rumus yang digunakan Penetapan tingkat signifikansi (level of
meliputi : significance) yang digunakan oleh
1. Persamaan Regresi Linier penulis adalah sebesar 5%. Angka 5%
Sederhana dipilih karena dinilai cukup ketat untuk
Dalam penelitian ini ada tiga persamaan mewakili dalam pengujian kedua
regresi linier sederhana yang akan variabel dan merupakan tingkat
dianalisa, yaitu : signifikansi yang sering digunakan
1) Y (kenaikan penjualan) = terutama dalam penelitian ilmu-ilmu
β0 + β1 X(kredit modal kerja) sosial.
2) Y (net profit margin) =
β0 + β1 X(kredit modal kerja) IV. PEMBAHASAN
3) Y (working capital turn over) = Peran/Share BPR Dalam Pemberian
β0 + β1 X(kredit modal kerja) Kredit Modal Kerja Kepada UMK di
Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi
2. Koefisien Determinasi Besarnya porsi pemberian kredit modal
Untuk menguji seberapa jauh kerja oleh BPR kepada UMK terhadap
kemampuan variabel independen dalam total pemberian kredit modal kerja oleh
model penelitian menerangkan variabel Perbankan kepada UMK di Kota Cimahi
dependen (good of fit), dapat dilakukan ditunjukkan oleh tabel berikut:
dengan menghitung koefisien (18,92%)
determinasi (adjusted R2). Semakin
besar adjusted R2 suatu variabel
independen, maka menunjukkan semakin
dominan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai R2
Tabel 1 Penyaluran Kredit Modal Kerja inefisiensi kegiatan operasional (Bank
Bagi UMK di Kota Cimahi periode Indonesia, 2013).
Maret
Periode KMK KMK oleh Total Perkembangan Kinerja Keuangan
oleh BPR Perbankan Penyaluran UMK
(ribuan) Umum KMK
(ribuan) (ribuan Rp)
Data-data yang diperlukan dalam
2013 21.913.381 99.827.625 121.741.006 pengolahan data agar dapat diuji adalah
2014 36.940.468 168.284.354 205.224.822 data-data mengenai rata-rata peningkatan
2015 48.762.837 222.141.813 270.904.650 omzet usaha / penjualan UMK setelah
Sumber : www.bi.go.id (diolah) menerima kredit modal kerja selama
triwulan kedua 2015 (periode bulan April
Tabel 2 Penyaluran Kredit Modal Kerja – Juli 2015) dan rata-rata margin laba
Bagi UMK di Kabupaten Bandung bersih UMK selama periode tersebut.
periode Maret Data tersebut disusun berdasarkan hasil
Peri KMK oleh KMK oleh Total kuesioner yang telah diisi oleh seratus
ode BPR Perbankan Penyaluran UMK responden.
(ribuan) Umum KMK
(ribuan) (ribuan Rp)
2013 393.046.176 1.790.543.6 2.183.589.86 Statistik Deskriptif
91 7 Berdasarkan uji statistik deskriptif
2014 488.294.882 2.224.454.4 2.712.749.34 diketahui bahwa variabel Kenaikan
62 4 Omzet Penjualan mempunyai nilai
2015 529.167.393 2.410.651.4 2.939.818.85 ninimum sebesar 4,22, dengan nilai
57 0
maksimum sebesar 30,45, rata-rata yang
Sumber : www.bi.go.id (diolah) didapat dari 100 observasi adalah sebesar
15,5480 dan standar deviasi sebesar
Dari tabel 1 & 2 terlihat bahwa peran 8,61974. Variabel Net Profit Margin
BPR dalam pembiayaan Usaha Mikro mempunyai nilai ninimum sebesar 8,00,
dan Kecil masih menempati porsi yang dengan nilai maksimum sebesar 40,00,
relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-rata yang didapat dari 100 observasi
pembiayaan oleh Bank Umum. Hal ini adalah sebesar 18,9267 dan standar
tidak terlepas dari kondisi BPR yang deviasi sebesar 9,87243. Variabel Kredit
secara umum masih menghadapi Modal Kerja mempunyai nilai ninimum
berbagai kendala dan tantangan dalam sebesar 14,51, dengan nilai maksimum
memberikan pelayanan kredit kepada sebesar 18,42, rata-rata yang didapat dari
Usaha Mikro dan Kecil. Kendala dan 100 observasi adalah sebesar 16,3118
tantangan tersebut adalah (1) struktur dan standar deviasi sebesar 1,03188.
pendanaan BPR belum didukung oleh
permodalan yang kuat serta keterbatasan Uji Normalitas
dalam menghimpun dana masyarakat, (2) Uji normalitas bertujuan untuk
kualitas sumber daya yang belum menguji apakah dalam model regresi,
memadai baik ditingkat manajerial variabel terikat dan variabel bebas
maupun teknis operasional, (3) belum keduanya mempunyai distribusi normal
adanya sarana pendukung industri BPR ataukah tidak. Uji Normalitas dilakukan
seperti lembaga yang dapat berfungsi dengan analisis Grafik Normal P-P Plot
sebagai penyangga dana likuiditas bagi dan Kolmogorov-Smirnov Test.
BPR, dan (4) lemahnya pengendalian dan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas Model 1
dan 2
Dependent Variable: Kenaikan.Penjualan
Dari hasil uji normalitas diatas diketahui
1.0 bahwa data di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonalnya, maka
0.8
model regresi memenuhi asumsi
Expected Cum Prob

0.6
normalitas.

0.4 Tabel 3 Hasil Uji Normalitas


Variabel Sig. Keputusan
0.2
Unstandardized 0,269 Normal
0.0 residual
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob (Model 1)
Unstandardized 0,710 Normal
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
residual
(Model 2)
Dependent Variable: Net.Profit.Margin
Unstandardized 0,282 Normal
residual
1.0 (Model 3)
Sumber : Data Diolah SPSS 18
0.8
Expected Cum Prob

0.6
Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa normalitas model
0.4 regresi memiliki signifikansi > 0.05,
maka H0 diterima yang berarti model
0.2
regresi yang digunakan mempunyai
0.0 standar error yang normal.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pengujian Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan pengujian regresi
terlebih dahulu dilakukan pengujian
Dependent Variable: Perputaran.Modal.Kerja
pelanggaran asumsi klasik untuk model
1.0
yang digunakan dalam penelitian.
1. Uji Autokorelasi
0.8 Autokorelasi menunjukkan bahwa ada
Expected Cum Prob

korelasi antara error dengan error periode


0.6 sebelumnya dimana pada asumsi klasik
hal ini tidak boleh terjadi. Uji
0.4
autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan Durbin Watson. Jika nilai
0.2
Durbin Watson berkisar diantara nilai
0.0
batas atas (dU) maka diperkirakan tidak
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
terjadi pelanggaran autokorelasi. Hasil
Sumber : Data Diolah SPSS
Observed Cum Prob18
uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
N κ' Dl Du 4-du 4-dl Dw Hipotesa 1 (Pengaruh Kredit Modal
1 100 1 1,654 1,694 2,306 2,346 1,875 Tidak
ada auto Kerja terhadap Peningkatan Omzet
Korelasi Penjualan UMK)
2 100 1 1,654 1,694 2,306 2,346 1,992 Tidak
ada auto Dari hasil pengujian regresi model 1
Korelasi didapat nilai koefisien (R) sebesar 0,980
3 100 1 1,654 1,694 2,306 2,346 1,857 Tidak
ada auto dimana nilai tersebut menunjukkan
Korelasi korelasi atau hubungan antara variabel
Sumber : data diolah SPSS 18 Kredit Modal Kerja dengan Peningkatan
Omzet Penjualan UMK dinyatakan
2. Uji Heteroskedastisitas memiliki hubungan yang kuat
Heteroskedastisitas menunjukkan dikarenakan memiliki nilai korelasi >
bahwa varians dari setiap error bersifat 0,5. Sedangkan nilai koefisien
heterogen yang berarti melanggar asumsi determinasi (R Square) sebesar adalah
klasik yang mensyaratkan bahwa varians 0,960 yang berarti bahwa seluruh
dari error harus bersifat homogen. variabel independen yang terdiri dari
Pengujian dilakukan dengan uji Glejser. kredit modal kerja mampu menjelaskan
Hasil pengujian heteroskedastisitas variasi dari variabel dependen yaitu
ditunjukkan pada tabel berikut : kenaikan penjualan sebesar 96%.
Tabel 5 Pengujian Heteroskedastisitas
Model Variabel Sig. Kesimpulan Hipotesa 2 (Pengaruh Kredit Modal
Independen Kerja terhadap Margin Laba Bersih
1 Ln.Kredit. 0,094 Tidak ada UMK)
Modal.Kerja heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian regresi model 2
2 Ln.Kredit. 0,330 Tidak ada
Modal.Kerja heteroskedastisitas didapat nilai koefisien (R) sebesar 0,951
3 Ln.Kredit. 0,922 Tidak ada dimana nilai tersebut menunjukkan
Modal.Kerja heteroskedastisitas korelasi atau hubungan antara variabel
Sumber : data diolah SPSS 18 Kredit Modal Kerja dengan Margin Laba
Berdasarkan tabel diatas, diketahui Bersih UMK dinyatakan memiliki
bahwa seluruh variabel independen hubungan yang kuat dikarenakan
mempunyai nilai probabilitas lebih besar memiliki nilai korelasi > 0,5. Sedangkan
dari 0,05, maka H0 diterima, sehingga nilai koefisien determinasi (R Square)
dapat disimpulkan tidak ada sebesar adalah 0,904 yang berarti bahwa
heteroskedastisitas pada model regresi seluruh variabel independen yang terdiri
yang digunakan. dari kredit modal kerja mampu
menjelaskan variasi dari variabel
Interpretasi Hasil Regresi dependen yaitu Net Profit Margin
1. Koefisien Determinasi (Pengujian R sebesar 90,4%.
dan R2)
Hipotesa 3 (Pengaruh Kredit Modal
Tabel 6 Hasil Uji R dan R Square Kerja terhadap Perputaran Modal
Model R R Square Kerja UMK)
1 0,980 0,960 Dari hasil pengujian regresi model 3
2 0,951 0,904 didapat nilai koefisien (R) sebesar 0,867
3 0,867 0,752 dimana nilai tersebut menunjukkan
Sumber : Data Diolah SPSS 18 korelasi atau hubungan antara variabel
Kredit Modal Kerja dengan Net Working nilai 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung
Capital Turn Over UMK dinyatakan sebesar 48,337 > t tabel sebesar 1,985,
memiliki hubungan yang kuat maka H01 ditolak yang berarti kredit
dikarenakan memiliki nilai korelasi > modal kerja berpengaruh terhadap rata-
0,5. Sedangkan nilai koefisien rata kenaikan omzet penjualan UMK
determinasi (R Square) sebesar adalah Hipotesis 2
0,752 yang berarti bahwa seluruh Y = 0,951 X
variabel independen yang terdiri dari Dari pengujian regresi sederhana
kredit modal kerja mampu menjelaskan tersebut dapat dilihat bahwa kredit modal
variasi dari variabel dependen yaitu Net kerja mempunyai pengaruh yang positif
Working Capital Turn Over UMK sebesar 0,951 terhadap Net Profit Margin
sebesar 75,2%. UMK. Hal ini berarti jika Kredit Modal
Kerja meningkat sebesar satu satuan
2. Uji t (Pengujian Hipotesa) maka Net Profit Margin akan naik
Untuk menguji hipotesa dilakukan sebesar 0,951.
pengujian secara parsial untuk melihat Nilai probabilitas yang didapat dari
signifikansi dari pengaruh masing- pengujian adalah sebesar 0,000 dimana
masing variabel independen terhadap nilai 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung
variabel dependen dengan sebesar 30,459 > t tabel sebesar 1,985,
mengasumsikan variabel lain adalah maka H02 ditolak yang berarti kredit
konstan. modal kerja berpengaruh terhadap rata-
Dasar pengambilan keputusan rata net profit margin UMK
Jika p-value < α0,05 maka Ho ditolak. Hipotesis 3
Jika p-value > α0,05 maka Ho diterima. Y = 0,867 X
Tabel 7 Hasil Uji t (Uji Parsial) Dari pengujian regresi sederhana
V. Koef T Sig. tersebut dapat dilihat bahwa kredit modal
Indepnden s kerja mempunyai pengaruh yang positif
1 Ln.Kredit. 0,980 48,33 0,000 H01
sebesar 0,867 terhadap Net Working
Modal.Kerja 7 Ditolak
2 Ln.Kredit. 0,951 30,45 0,000 H02 Capital Turn Over UMK. Hal ini berarti
Modal.Kerja 9 Ditolak jika Kredit Modal Kerja meningkat
3 Ln.Kredit. 0,867 17,25 0,000 H03 sebesar satu satuan maka Net Working
Modal.Kerja 0 Ditolak Capital Turn Over akan naik sebesar
Sumber : Data Diolah SPSS 18 0,867.
Nilai probabilitas yang didapat dari
Hipotesis 1 pengujian adalah sebesar 0,000 dimana
Y = 0,980 X nilai 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung
Dari pengujian regresi sederhana sebesar 17,250 > t tabel sebesar 1,985,
tersebut dapat dilihat bahwa kredit modal maka H03 ditolak yang berarti kredit
kerja mempunyai pengaruh yang positif modal kerja berpengaruh terhadap rata-
sebesar 0,980 terhadap kenaikan omzet rata Net Working Capital Turn Over
penjualan UMK. Hal ini berarti jika UMK.
Kredit Modal Kerja meningkat sebesar
satu satuan maka Peningkatan Omzet Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Usaha akan naik sebesar 0,980. Efektifitas Pemberian Kredit Modal
Nilai probabilitas yang didapat dari Kerja oleh BPR terhadap Peningkatan
pengujian adalah sebesar 0,000 dimana Kinerja UMK.
Berdasarkan hasil penelitian diatas a. Penciptaan Iklim Usaha yang
maka dapat disimpulkan bahwa faktor- Kondusif
faktor yang mempengaruhi efektifitas b. Perlindungan Usaha
pemberian kredit modal kerja oleh BPR c. Pengembangan Kemitraan
terhadap peningkatan kinerja UMK d. Pelatihan
secara umum dapat dibagi menjadi: e. Membentuk Lembaga Khusus
1. Faktor dari BPR, terdiri dari: f. Memantapkan Asosiasi
a. Adanya Komitmen dari BPR untuk g. Mengembangkan Promosi
Memperkuat Keberadaan BPR h. Mengembangkan Kerjasama
Hal ini dapat dilakukan dengan yang Setara
cara BPR menerapkan Capacity B. Adanya Upaya dari Bank
Building. Capacity building adalah Indonesia Untuk Pengembangan
pembangunan keterampilan (skills) UKM berupa Bantuan
dan kemampuan (capabilities), Permodalan.
seperti kepemimpinan, manajemen, 3. Faktor dari UMK
keuangan dan pencarian dana, Adanya Komitmen dari UMK untuk
program dan evaluasi, supaya Survive dan Mengembangkan
pembangunan organisasi efektif Usahanya.
dan berkelanjutan.
b. Adanya Komitmen BPR Dalam V. PENUTUP
Memperkuat UKM Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
Adapun usaha yang bisa diterapkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
oleh BPR diantaranya adalah serta berdasarkan teori yang mendasari
melakukan pendampingan terhadap penelitian ini, maka penulis menarik
UMK yang telah menerima kredit kesimpulan bahwa peran BPR dalam
modal kerja. Kegiatan pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil
pendampingan tersebut dapat masih menempati porsi yang relatif kecil
berupa: jika dibandingkan dengan pembiayaan
1. mengadakan pelatihan bagi oleh Bank Umum. Kredit modal kerja
pelaku UMKM untuk masalah yang disalurkan oleh BPR kepada UMK
produksi, pembukuan, dan memiliki pengaruh positif terhadap rata-
pemasaran, dimana peran BPR rata peningkatan omzet penjualan UMK
adalah sebagai fasilitator. selama periode tiga tahun setelah
2. disamping itu beberapa BPR penerimaan kredit modal kerja. Kredit
dapat juga mencoba modal kerja yang disalurkan oleh BPR
mencarikan pasar bagi UMKM kepada UMK memiliki pengaruh positif
untuk memasarkan produknya. terhadap rata-rata net profit margin UMK
2. Faktor dari Pemerintah (Kementerian selama periode tiga tahun setelah
Koperasi & UKM) dan Bank penerimaan kredit modal kerja.
Indonesia, terdiri dari:
A. Adanya Upaya dari Pemerintah Penelitian Lanjutan
Untuk Pengembangan UKM Dengan adanya beberapa keterbatasan
Dengan mencermati masalah dalam penelitian ini, mengakibatkan
yang dihadapi oleh UKM, maka penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh
kedepan perlu diupayakan hal-hal karena itu sebaiknya dilakukan penelitian
sebagai berikut (Infokop, 2004) : lebih lanjut bagi peneliti yang tertarik
dengan permasalahn ini. Agar Rakyat Terhadap Kinerja Usaha Kecil
memperoleh hasil yang lebih maksimal di Sumatera Barat, Forum
beberapa hal yang dapat Pascasarjana IPB, Vol. 31 No. 3, Juli
dipertimbangkan dilakukan untuk 2008 (hal. 173-188)
menyempurnakan penelitian ini adalah Harahap, Sofyan, 2008, Analisis Kritis
sebagai berikut : Atas Laporan Keuangan, Rajawali
a. Karena penelitian ini hanya meneliti Pers, Jakarta (hal. 300)
peran BPR yang berupa penyaluran Subramanyam, KR dan Wild, John J,
kredit modal kerja kepada UMK, 2010, Analisis laporan Keuangan
maka sebaiknya penelitian yang akan (Financial Statement Analysis), Mc
datang meneliti juga peran BPR yang Graw Hill (terjemahan: Salemba
lain, yaitu peran sebagai pihak yang Empat)
menghimpun dana masyarakat baik Undang-Undang No. 10, tahun 1998.
berupa tabungan ataupun deposito Tentang Perubahan Undang-Undang
dan juga peran BPR sebagai pihak No. 7 Tahun 1992, Sinar Grafika,
yang menyalurkan dana ke Jakarta
masyarakat berupa penyaluran kredit www.depkop.go.id, Kementrian
selain kredit modal kerja, bisa berupa Koperasi dan Usaha Kecil dan
kredit konsumsi maupun kredit Menengah Republik Indonesia, 2015
investasi. www.jabar.bps.go.id, Badan Pusat
b. Penelitian ini hanya menggunakan Statistik Jawa Barat, 2015
tiga indikator untuk menilai kinerja www.bi.go.id, Bank Indonesia, 2015
keuangan UMK, yaitu kenaikan
omzet usaha, margin laba bersih dan BIODATA PENULIS
perputaran modal kerja, padahal Nama Indria Widyastuti, SE, M.Si. lahir
masih banyak indikator lain yang bisa di kota Jember, 19 Nopember 1974.
digunakan. Oleh karena itu, Lulus Sarjana Ekonomi (program studi
sebaiknya penelitian selanjutnya juga Akuntansi) STIE Malangkucecwara lulus
menilai kinerja keuangan UMK dari tahun 1997, Magister Akuntansi
segi Rerturn on Asset (ROA), Line of (program studi Keuangan & Perbankan)
Product, Market Coverage, dan Universitas Trisakti lulus tahun 2011.
jumlah tenaga kerja yang digunakan Saya menjadi dosen AMIK BSI dari
oleh UMK tersebut. tahun 2005 hingga sekarang.

VI. DAFTAR PUSTAKA Nama Dewi Yuliandari, M.Kom, lahir


Ardiana, Brahmayanti dan Subaedi, Bogor, 19 Juni 1974. Lulusan dari
2010, Kompetensi SDM UKM dan Sarjana Ekonomi (program studi
Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM Akuntansi) STIE Malangkucecwara lulus
di Surabaya, Jurnal Manajemen dan tahun 1997, Magister Akuntansi
Kewirausahaan, Universitas 17 (program studi Keuangan & Perbankan)
Aguntus 1945 Surabaya, Vol. 12 No. Universitas Trisakti lulus tahun 2011
1, Maret 2010 (hal. 42-55) Saya menjadi dosen AMIK BSI dari
Azriani Z, Harianto dan Nuryartono N, tahun 1997 hingga sekarang.
2008, Peranan Bank Perkreditan

Вам также может понравиться