Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Z ( s) 1
P( s) 2 (2.3)
U ( s) ms bs k
dengan:
m : berat benda (kg).
k : konstanta pegas
b : koefisien dari gaya gesek (N).
Z : output
U : input
P : fungsi transfer
Keterangan :
𝑎 = nilai domain terkecil saat derajat keanggotaan terkecil
𝑏 = derajat keanggotaan terbesar dalam domain
𝑐 = nilai domain terbesar saat derajat keanggotaan terkecil
c. Representasi kurva trapesium
Representasi kurva trapesium pada dasarnya seperti bentuk segitiga,
hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan.Representasi
kurva trapesium dapat dilihat pada Gambar 2.7
0, 𝑥 ≤ 𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 𝑑
𝑏−𝑥
,𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏
𝑏−𝑎
𝜇(𝑥) = (2.8)
1, 𝑏 ≤ 𝑥 ≤ 𝑐
𝑑−𝑥
{ ,𝑐 ≤ 𝑥 ≤ 𝑑
𝑑−𝑐
2. Inferensi Fuzzy
Inferensi fuzzy merupakan tahap evaluasi pada aturan fuzzy. Tahap evaluasi
dilakukan berdasarkan penalaran dengan menggunakan input fuzzy dan aturan
fuzzy sehingga diperoleh output berupa himpunan fuzzy.
3. Defuzzifikasi
Defuzzifikasi merupakan proses yang berkebalikan dengan proses pada
fuzzifikasi. Wang (1997:108) mendefinisikan defuzzifikasi sebagai pemetaan dari
himpunan fuzzy (𝐵) ke himpunan tegas. Himpunan fuzzy yang dimaksud disini
adalah hasil output yang diperoleh dari hasil inferensi. Pada proses defuzzifikasi
ada tiga kriteria yang harus dipenuhi yaitu masuk akal, perhitungannya sederhana
dan kontinu[18].
Fungsi alih H(s) pada sistem kontrol PID merupakan besaran yang nilainya
tergantung pada nilai konstanta dari sistem P, I dan D.
KDs2 KPs KI
H ( s) (2.9)
S 3 KDs2 KPs KI
Sistem kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol
P(proportional), D (derivative) dan I (integral) dengan masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara dapat
bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam perancangan sistem kontrol
PID yang perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan
sinyal keluaran sistem terhadap masukan tertentu sebagaimana yang diinginkan.
Tabel 2.1 Tanggapan Sistem Kontrol PID terhadap Perubahan Parameter [16]
Kesalaha
No Tanggapan Waktu n
Overshoot Waktu Turun
Loop Tertutup Naik Keadaan
Tunak
1 Proporsional Menurun Meningkat Perubahan Kecil Menurun
(Kp)
Kesalaha
No Tanggapan Waktu n
Overshoot Waktu Turun
Loop Tertutup Naik Keadaan
Tunak
2 Integral (Ki) Menurun Meningkat Meningkat Hilang
U ( s) Ki
Fungsi transfer dalam domain s: (2.13)
E ( s) s
Jika e(t) diduakalikan, maka kecepatan perubahan u(t) adalah dua kali
semula. Selama sinyal error masih ada, maka sinyal kontrol akan beraksi terus.
Ketika sinyal error nol, u(t) tetap stasioner. Dengan demikian, aksi kontrol
integral akan menghilangkan steady state error. Artinya output sistem akan selalu
mengejar set point sedekat mungkin. Aksi kontrol integral sering disebut
automatic reset control. Kerugian dari aksi kontrol ini adalah terjadi osilasi
sehingga mengurangi kestabilan sistem [17].
2.4.3 Kontrol Proportional Integral (PI)
t
Kp
Ti 0
u (t ) K P e(t ) e(t )dt (2.14)
Deviasi atau simpangan antar variabel terukur (PV) dengan nilai acuan
(SP) disebut error (galat) sehingga dirumuskan pada Persamaan 2.21.
error SP PV (2.21)
Nilai error dari pembacaan sensor ini yang dijadikan aksi perhitungan
kendali PID, lalu nilai perhitungan PID tersebut dijumlahkan dengan set point
PWM untuk dijadikan sebagai nilai aktual PWM motor dari robot.
Aksi kontrol gabungan ini menghasilkan performansi serta keuntungan
gabungan dari aksi kontrol sebelumnya. PID mempunyai karakteristik reset
controldan rate control yaitu meningkatkan respon dan stabilitas sistem serta
mengeliminasi steady state error [17].
2.6 Sensor
Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering
berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang
digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik [12]. Sensor biasanya dikategorikan melalui
pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi
modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah, dan
menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri.
2.5.1 Accelerometer
Accelerometer alat yang digunakan untuk mengukur percepatan,
mendeteksi dan mengukur percepatan akibat gravitasi. Sensor accelerometer
mengukur percepatan dari 3 sumbu gerakan akibat gerakan benda yang melekat
padanya. Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap
waktu. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga
percepatan (acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada kecepatan
sebelumnya disebut deceleration. Percepatan juga bergantung pada arah/orientasi
karena merupakan penurunan kecepatan yang merupakan besaran vektor.
Berubahnya arah pergerakan suatu benda akan menimbulkan percepatan pula.
2.5.2 Gyroscope
Gyroscope adalah suatu alat berupa sensor gyro untuk menentukan
orientasi gerak dengan bertumpu pada roda atau cakram yang berotasi dengan
cepat pada sumbu. Gyroscope memiliki output yang peka terhadap kecepatan
sudut dari arah sumbu x yang nantinya akan menjadi sudut phi (roll), dari sumbu
y nantinya menjadi sudut theta (pitch), dan sumbu z nantinya menjadi sudut psi
(yaw). Adapun contoh dari gyroscope dapat dilihat pada Gambar 2.10
2.9 Motor DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang
tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Keuntungan
utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC tersebut,
yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Adapun jenis dan spesifikasi
motor dc yang digunakan terlihat pada Gambar 2.13.