Вы находитесь на странице: 1из 2

M.

Nur Alfi Syahrir


70200116077
Kesehatan Masyarakat

A. Defenisi IPE
Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan
sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi
dan melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, adanya interaksi sebagai tujuan
utama dalam IPE untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif.

Menurut American Collage of Clinical Pharmacy (ACCP) tahun 2009 Interprofessional dalam
dunia kesehatan merupakan bentuk perawatan kesehatan yang melibatkan berbagai profesi
kesehatan. IPE merupakan hal yang potensial sebagai media kolaborasi antar professional
kesehatan dengan menanamkan pengetahuan dan skill dasar dalam masa pendidikan (Mendez et
al, 2008).

Definisi IPE yang sering digunakan dari The Centre on Advancement of Interprofessional
Education (CAIPE, 2002) adalah suatu upaya dalam pembelajaran yang terjadi ketika dua atau
lebih mahasiswa program studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk
meningkatkan kerjasama dan kualitas pelayanan kesehatan. Praktek kolaborasi terjadi ketika
penyelenggara pelayanan kesehatan bekerja dengan orang yang berasal dari 9 profesinya sendiri,
luar profesinya sendiri, dan dengan pasien atau klien serta keluarganya.

B. Tujuan IPE

Umum : untuk membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta tentang interprofessional
team serta mempersiapkan dirinya agar nantinya mampu melakukan praktik kolaborasi
(Collaboration practice) untuk meningkatkan derajat kesehatan individu/masyarakat.

Khusus :

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap peranan dan nilai-nilai dari
profesinya dan profesi kesehatan lainnya

1. Mengembangkan sikap respek peserta terhadap peranan dan nilai-nilai dari profesi
kesehatan lainnya
2. Memberikan pengalaman kepada peserta untuk belajar secara berkolaborasi dengan
profesi kesehatan lainnya
3. Menanamkan pengertian dan konsep tentang pelayanan yang berpusat kepada
pasien/klien/keluarga/komunitas
4. Mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif, kerja tim dan leadership skills
dalam konteks interprofessional
5. Mengembangkan sikap / perilaku yang positif dalam konteks nilai-nilai kolaborasi
dan kerja tim di bidang kesehatan
6. Memahami dari berbagai perspektif mengenai sistim kesehatan dan sistim sosial di
tempatnya bertugas, dan bagaimana berkontribusi ke dalam sistim tersebut.
C. Kriteria IPE
1. Kekompakan tim, yaitu kekuatan tim yang membuat anggotanya untuk tetap setia
menjadi bagian sebuah tim yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi sebuah tim,
2. Saling percaya, yaitu sebuah sikap positif dari anggota tim terhadap anggota yang
lainnya, meliputi perasaan, mood dan lingkungan internal kelompok,
3. Berorientasi kolektif, maksudnya sebuah keyakinan bahwa pendekatan secara tim
merupakan cara yang lebih kondusif dari pendekatan secara personal dalam
menyelesaikan persoalan,
4. Mementingkan kerja sama, yaitu sikap positif yang ditunjukkan anggota tim dengan
mengacu pada bekerja sebagai tim (ACCP, 2009).
5. Peran menurut Robbins (2005) dalam Fauziah (2010) merupakan seperangkat
perilaku yang diharapkan pada seseorang dengan posisi yang diberikan dalam unit
sosial. Pemahaman terhadap peran masing-masing terbentuk jika masing-masing
individu menjalankan perannya secara konsisten. Peran Pembimbing dalam IPE
diharapkan mampu membentuk peserta yang dapat memahami tugas dan kewenangan
masing-masing profesi sehingga akan muncul tanggung jawab yang sesuai dalam
penyelesaian suatu masalah. Peran dan tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan
sangat diperlukan untuk kesiapan dan pencapaian kompetensi IPE (A’la, 2010).

D. Contoh Kasus Yang dapat Menjadi Proses IPE


Kasus ilustrasi

Contoh :

Seorang laki-laki 65 dirawat di bangsal RS sejak 3 hari yang lalu karena tidak
dapat berbicara dan mengalami kelemahan separuh tubuh kanan. Selama dirawat pasien
mengalami panas badan dan batuk. Pasien diberikan Paracetamol 4x500 mg. saat ini
panas badan turun tetapi pasien mengalami gatal-gatal dan keropeng di sekitar bibir dan
badannya.Pasien belum diperbolehkan bangun dari tempat tidur. BAB (-) selama 5 hari.
Pasien punya DM, HT (TD = 180/100), Chol LDL 150

Вам также может понравиться