Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Korupsi dan
Grativikasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
B. DASAR HUKUM
Landasan hukum terhadap masalah Tindak Pidana Korupsi di Indonesia diatur dalam
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi , dan Nepotisme.
2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
3. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 29 Maret 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang nomor 31 tahun
1999) khusus berlaku untuk kasus-kasus lama sebelum berlakunya Undang-undang Nomor
31 Tahun 1999.
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi dan Nepotisme.
6. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal 16 agustus 1999, tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20
tahun 2001 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Korupsi (Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
C. BENTUK-BENTUK KORUPSI
Adapun bentuk-bentuk korupsi yang sudah lazim dilakukan di lingkungan instansi
pemerintah pusat maupun daerah, BUMN dan BUMD serta yang bekerja sama dengan pihak
ketiga antara lain sebagai berikut.
1. Transaksi luar negeri ilegal, dan penyeludupan.
2. Menggelapkan dan memanipulasi barang milik lembaga, BUMN/BUMD, swastanisasi
anggaran pemerintah.
3. Penerimaan pegawai berdasarkan jual beri barang.
4. Jual beli jabatan, promosi nepotisme dan suap promosi.
5. Menggunakan uang yang tidak tepat, memalsukan dokumen dan menggelapkan uang,
mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak, jual beli besaran
pajak yang harus dikenali dan menyalahgunakan Keuangan.
6. Menipu dan mengoceh memberi kesan yang salah mencurangi dan memperdaya serta
memeras.
7. Mengabaikan keadilan, memberi kesaksian palsu menahan secara tidak sah dan menjebak.
8. Mencari-cari kesalahan orang yang tidak salah.
9. Jual beli tuntutan hukuman, vonis dan surat keputusan
10. Tidak menjalankan tugas, desersi
D. JENIS-JENIS KORUPSI
Jenis korupsi yang lebih operasional juga di kalsifikasikan oleh tokoh reformasi M. Amien
Rais yang menyatakan ada empat jenis korupsi, yaitu :
1. Korupsi ekstortif
Yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada penguasa
2. Korupsi manipulative
Seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi kepada eksekutif atau
legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.
3. Korupsi nepotistik
Yaitu terjadinya korupsi karena adanya ikatan kekeluargaan, pertemanan dan sebagainya
4. Korupsi subversif
Yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-wenang untuk dialihkan
ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
E. TEKNIK KORUPSI
1. Dari Sisi Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengadaan Barang/Jasa Proforma
Dengan maksud melakukan pengaturan bersama untuk mengatur harga penawaran.
b. Mengarahkan Rekanan Tertentu
Panitia pengadaan atau pengguna barang/jasa berusaha mengarahkan rekanan peserta
lelang untuk menjadi pemenang lelang.
c. Harga Perhitungan Sendiri (HPS) yang Tinggi
HPS sengaja dihitung terlalu tinggi dan tidak disusun berdasarkan survei yang benar
atau tidak berdasarkan harga pasar.
d. Pekerjaan Mendahului Anggaran/Kontrak
Adanya ikatan perjanjian dengan rekanan dalam pengadaan barang/jasa meskipun
belum ada otorisasi/tersedia anggaran dilakukan tanpa ikatan perjanjian.
e. Kualitas Direndahkan
Teknik korupsi kualitas direndahkan pada saat pelaksanaan dilakukan dengan cara
menurunkan mutu atau nilai pekerjaan dengan menurunkan kualitas barang, kualitas
pekerjaan dan kualitas proses
2. Dari Sisi Pendapatan dan Penerimaan
a. Teknik korupsi dibidang perpajakan
- Penetapan Pajak Badan Lebih Kecil
- Pemaksaan Setoran Pajak Badan
- Pemalsuan Bukti Setor
- Restitusi Fiktif
- Pemotongan Pajak Bohong
- Kolusi Penetapan Pajak
b. Teknik Korupsi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Hasil produksi kayu bulat (kayu hasil tebangan) hanya dilaporkan sebagian oleh
pemegang Izin Hak Pengusaha Hutan (IHPH), sehingga hasil produksi yang
dilaporkan lebih kecil dari pada hasil nyatanya.
- jumlah volume kayu bulat melebihi izin yang ditetapkan Bupati sehingga sebagian
PSDH dan DR tidak diterima.
- Hasil penebangan kayu ilegal diakui sebagai kayu temuan (kayu yang tidak ada
pemiliknya).
3. Gaji dan Honor Fiktif
Modus operandi atau teknik korupsinya dilakukan oleh beberapa orang dari unit kerja
operasional yang biasanya bekerja sama dengan pembuat daftar gaji/honor pegawai.
4. Teknik-Teknik Korupsi Spesifik di Lingkungan BUMN dan BUMD
a. Penyalahgunaan dana perusahaan
b. Direksi atau karyawan jadi pemasok perusahaan
c. Penyalahgunaan informasi rahasia perusahaan untuk kepentingan pribadi Direksi.
d. Penghindaran Risiko
e. Perbedaan jangka waktu
5. Teknik Korupsi di Lingkungan Penegak Hukum
a. Teknik Korupsi di Linkungan Polisi
b. Teknik korupsi di Lingkungan Kejaksaan
c. Teknik Korupsi di Lingkungan Hakim
d. Teknik Korupsi di Lingkungan Auditor
e. Teknik Korupsi Pihak Ketiga
G. PENYEBAB KORUPSI
Penyebab korupsi dari hasil penelitian, pengamatan, analisis dan evaluasi cukup lama
yaitu:
1. Sifat tamak dan keserakahan
2. Ketimpangan penghasilan selama pegawai negeri/pejabat Negara
3. Gaya hidup konsumtif
4. Penghasilan yang tidak memadai
5. Kurang adanya keteladanan dari pimpinan
6. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
7. Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
8. Kelemahan system pengendalian manajemen
9. Manajemen cenderung menutup korupsi didalam organisasinya
10. Masyarakat tidak mau menyadari bahwa yamg paling dirugikan oleh korupsi adalah
masyarakat sendiri
H. PENGERTIAN GRATIVIKASI
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.
Pengecualian:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar:
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya.
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
bayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
Sanksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi
dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan
tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan negara.
B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil