Вы находитесь на странице: 1из 10

MAKALAH

“KORUPSI DAN GRATIVIKASI”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : WENNY PUTRI ANGGRIANI


NIM : P07120313 047
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Korupsi dan
Grativikasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
(orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman
kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, Negara tercinta ini dibandingkan dengan
negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social)
yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan negara yang sangat
besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan
keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan
dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran.
Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh
wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga
yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah
korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus
diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi
sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu
mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang
maju. Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa
negara ke jurang kehancuran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI


1. Pengertian korupsi secara umum
Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya buruk,
bejad, menyimpang dari kesucian perkataan menghina atau memfitnah
Korupsi adalah penyimpangan dari tugas formal dalam kedudukan resmi pemerintah,
bukan hanya jabatan eksekutif tetapi juga legislative, partai politik, auditif, BUMN/BUMD
hingga di lingkungan pejabat sector swasta.
Korupsi adalah penyelewengan ataupun penggelapan uang negara atau perusahaan dan
sebagainya untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
Korupsi merupakan suatu perbuatan yang di lakukan dengan sebuah maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran-
kebenaran lainnya.
Korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan yang semakin sulit dijangkau oleh aturan
hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka majemuk yang memerlukan kemampuan
berpikir aparat pemeriksa dan penegak hukum disertai pola perbuatan yang sedemikian
rapi.

B. DASAR HUKUM
Landasan hukum terhadap masalah Tindak Pidana Korupsi di Indonesia diatur dalam
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi , dan Nepotisme.
2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
3. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 29 Maret 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang nomor 31 tahun
1999) khusus berlaku untuk kasus-kasus lama sebelum berlakunya Undang-undang Nomor
31 Tahun 1999.
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi dan Nepotisme.
6. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal 16 agustus 1999, tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20
tahun 2001 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Korupsi (Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)

C. BENTUK-BENTUK KORUPSI
Adapun bentuk-bentuk korupsi yang sudah lazim dilakukan di lingkungan instansi
pemerintah pusat maupun daerah, BUMN dan BUMD serta yang bekerja sama dengan pihak
ketiga antara lain sebagai berikut.
1. Transaksi luar negeri ilegal, dan penyeludupan.
2. Menggelapkan dan memanipulasi barang milik lembaga, BUMN/BUMD, swastanisasi
anggaran pemerintah.
3. Penerimaan pegawai berdasarkan jual beri barang.
4. Jual beli jabatan, promosi nepotisme dan suap promosi.
5. Menggunakan uang yang tidak tepat, memalsukan dokumen dan menggelapkan uang,
mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak, jual beli besaran
pajak yang harus dikenali dan menyalahgunakan Keuangan.
6. Menipu dan mengoceh memberi kesan yang salah mencurangi dan memperdaya serta
memeras.
7. Mengabaikan keadilan, memberi kesaksian palsu menahan secara tidak sah dan menjebak.
8. Mencari-cari kesalahan orang yang tidak salah.
9. Jual beli tuntutan hukuman, vonis dan surat keputusan
10. Tidak menjalankan tugas, desersi

D. JENIS-JENIS KORUPSI
Jenis korupsi yang lebih operasional juga di kalsifikasikan oleh tokoh reformasi M. Amien
Rais yang menyatakan ada empat jenis korupsi, yaitu :
1. Korupsi ekstortif
Yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada penguasa
2. Korupsi manipulative
Seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi kepada eksekutif atau
legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.
3. Korupsi nepotistik
Yaitu terjadinya korupsi karena adanya ikatan kekeluargaan, pertemanan dan sebagainya
4. Korupsi subversif
Yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-wenang untuk dialihkan
ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.

E. TEKNIK KORUPSI
1. Dari Sisi Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengadaan Barang/Jasa Proforma
Dengan maksud melakukan pengaturan bersama untuk mengatur harga penawaran.
b. Mengarahkan Rekanan Tertentu
Panitia pengadaan atau pengguna barang/jasa berusaha mengarahkan rekanan peserta
lelang untuk menjadi pemenang lelang.
c. Harga Perhitungan Sendiri (HPS) yang Tinggi
HPS sengaja dihitung terlalu tinggi dan tidak disusun berdasarkan survei yang benar
atau tidak berdasarkan harga pasar.
d. Pekerjaan Mendahului Anggaran/Kontrak
Adanya ikatan perjanjian dengan rekanan dalam pengadaan barang/jasa meskipun
belum ada otorisasi/tersedia anggaran dilakukan tanpa ikatan perjanjian.
e. Kualitas Direndahkan
Teknik korupsi kualitas direndahkan pada saat pelaksanaan dilakukan dengan cara
menurunkan mutu atau nilai pekerjaan dengan menurunkan kualitas barang, kualitas
pekerjaan dan kualitas proses
2. Dari Sisi Pendapatan dan Penerimaan
a. Teknik korupsi dibidang perpajakan
- Penetapan Pajak Badan Lebih Kecil
- Pemaksaan Setoran Pajak Badan
- Pemalsuan Bukti Setor
- Restitusi Fiktif
- Pemotongan Pajak Bohong
- Kolusi Penetapan Pajak
b. Teknik Korupsi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Hasil produksi kayu bulat (kayu hasil tebangan) hanya dilaporkan sebagian oleh
pemegang Izin Hak Pengusaha Hutan (IHPH), sehingga hasil produksi yang
dilaporkan lebih kecil dari pada hasil nyatanya.
- jumlah volume kayu bulat melebihi izin yang ditetapkan Bupati sehingga sebagian
PSDH dan DR tidak diterima.
- Hasil penebangan kayu ilegal diakui sebagai kayu temuan (kayu yang tidak ada
pemiliknya).
3. Gaji dan Honor Fiktif
Modus operandi atau teknik korupsinya dilakukan oleh beberapa orang dari unit kerja
operasional yang biasanya bekerja sama dengan pembuat daftar gaji/honor pegawai.
4. Teknik-Teknik Korupsi Spesifik di Lingkungan BUMN dan BUMD
a. Penyalahgunaan dana perusahaan
b. Direksi atau karyawan jadi pemasok perusahaan
c. Penyalahgunaan informasi rahasia perusahaan untuk kepentingan pribadi Direksi.
d. Penghindaran Risiko
e. Perbedaan jangka waktu
5. Teknik Korupsi di Lingkungan Penegak Hukum
a. Teknik Korupsi di Linkungan Polisi
b. Teknik korupsi di Lingkungan Kejaksaan
c. Teknik Korupsi di Lingkungan Hakim
d. Teknik Korupsi di Lingkungan Auditor
e. Teknik Korupsi Pihak Ketiga

F. AKIBAT DARI KORUPSI


Dari uraian pengertian dan penyebab korupsi di atas dapat diketahui akibat dari tindak
pidana korupsi sangat luas dan mengakar.
1. Pendapat Prof. Sumitro Djojohadikusumo
a. Kebocoran Mencapai 30%
b. ICOR Indonesia Tertinggi di ASEAN
2. Pendapat CIBA Mengenai Dampak Penyimpangan Anggaran
a. Menurunnya Kualitas Pelayanan Publik
b. Terenggutnya Hak-Hak Dasar Warga Negara
c. Rusaknya Sendi-Sendi Prinsip dari Sistem Pengelolaan Keuangan Negara
d. Terjadinya Pemerintahan Boneka
e. Meningkatnya Kesenjangan Sosial
3. Pendapat Evi Hartanti
a. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah
b. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat
c. Menyusutnya pendapatan Negara
d. Rapuhnya keamanan dan ketahanan Negara
e. Hukum tidak lagi dihormati

G. PENYEBAB KORUPSI
Penyebab korupsi dari hasil penelitian, pengamatan, analisis dan evaluasi cukup lama
yaitu:
1. Sifat tamak dan keserakahan
2. Ketimpangan penghasilan selama pegawai negeri/pejabat Negara
3. Gaya hidup konsumtif
4. Penghasilan yang tidak memadai
5. Kurang adanya keteladanan dari pimpinan
6. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
7. Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
8. Kelemahan system pengendalian manajemen
9. Manajemen cenderung menutup korupsi didalam organisasinya
10. Masyarakat tidak mau menyadari bahwa yamg paling dirugikan oleh korupsi adalah
masyarakat sendiri

H. PENGERTIAN GRATIVIKASI

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.

Pengecualian:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.

I. PERATURAN YANG MENGATUR GRATIFIKASI

Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi


Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian
suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya,
Pasal 12C ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B Ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK

J. PENJELASAN ATURAN HUKUM

Pasal 12 UU No. 20/2001:

 Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar:
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya.
 Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
bayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
Sanksi

Pasal 12B ayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/2001


Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi
dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan
rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan
lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan
tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan negara.

B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil

Вам также может понравиться

  • Anc Soap Patologi
    Anc Soap Patologi
    Документ9 страниц
    Anc Soap Patologi
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Varney Imunisasi
    Varney Imunisasi
    Документ6 страниц
    Varney Imunisasi
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Draft Laporan
    Draft Laporan
    Документ10 страниц
    Draft Laporan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Soap Bersalin
    Soap Bersalin
    Документ18 страниц
    Soap Bersalin
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Soap BBL
    Soap BBL
    Документ6 страниц
    Soap BBL
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    Документ11 страниц
    Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pelaksanaan Tugas-Lab Kelas
    Laporan Pelaksanaan Tugas-Lab Kelas
    Документ15 страниц
    Laporan Pelaksanaan Tugas-Lab Kelas
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Soap Bersalin
    Soap Bersalin
    Документ18 страниц
    Soap Bersalin
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • 2 Bulan
    2 Bulan
    Документ1 страница
    2 Bulan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Rencana Latihan KDK II
    Rencana Latihan KDK II
    Документ8 страниц
    Rencana Latihan KDK II
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Draft Laporan
    Draft Laporan
    Документ10 страниц
    Draft Laporan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ13 страниц
    Bab 1
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Soap Bersalin
    Soap Bersalin
    Документ2 страницы
    Soap Bersalin
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ3 страницы
    Bab V
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Rencana Latihan KDK II
    Rencana Latihan KDK II
    Документ8 страниц
    Rencana Latihan KDK II
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    Документ11 страниц
    Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Rencana Latihan KDK II
    Rencana Latihan KDK II
    Документ8 страниц
    Rencana Latihan KDK II
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Hasil Evaluasi Kegiatan Lab Kelas
    Hasil Evaluasi Kegiatan Lab Kelas
    Документ5 страниц
    Hasil Evaluasi Kegiatan Lab Kelas
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Документ1 страница
    ABSTRAK
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Informed Consent Petugas Promkes
    Informed Consent Petugas Promkes
    Документ2 страницы
    Informed Consent Petugas Promkes
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    Документ11 страниц
    Jurnal Bhs Indo Ujian Bu Putri
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    Документ10 страниц
    Persiapan Alat Dan Bahan Pendukung Latihan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • SIMKES
    SIMKES
    Документ5 страниц
    SIMKES
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Anc Soap TM I
    Anc Soap TM I
    Документ9 страниц
    Anc Soap TM I
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Cover KK Binaan
    Cover KK Binaan
    Документ1 страница
    Cover KK Binaan
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет
  • COVER
    COVER
    Документ1 страница
    COVER
    IkaKhaerunnisah
    Оценок пока нет