Вы находитесь на странице: 1из 3

Otitis media akut (OMA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang singkat.

Otitis media (OM) ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia
dengan angka kejadian yang bervariasi pada tiap-tiap negara. Senturia et al., (1980) membagi
otitis media berdasarkan durasi penyakit yaitu, akut (< 3minggu), subakut (3-12 minggu) dan
kronis (>12 minggu).

Bakteri yang sering dijumpai pada OMA dapat di antaranya Streptokokus pneumoni,
Hemofilus influenza dan Moraksela kataralis merupakan mikroorganisme utama.

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Otitis media akut adalah
peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah daerah
steril yang dibatasi dengan dunia luar oleh membrane timpani dan menghubungkan suara dengan
alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas.
Adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan rongga di belakang
hidung (nasofaring) dengan telinga tengah (kavum timpani), merupakan penyebab utama
terjadinya otitis media Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan
tertutup dan akan membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara
atmosfer). Fungsi tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada
anak dan posisi tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada
anak akan lebih mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM
daripada dewasa.

Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui
tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah. Pada
saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah yang
dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel lokal seperti
keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah permeabilitas
pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya
peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena
stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga tengah.
Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu lapisan,
epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory epithelium dengan banyak
lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet dan sel yang
bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai
dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana.

Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi dalam 5 stadium:

Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Tanda adanya oklusi tuba ialah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan
negatif di dalam telinga tengah, akibat absorbsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak
normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi.
Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.

Stadium Hiperemis

Pada stadium hiperemis tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh
membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih
bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

Stadium Supuratif

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) ke arah liang telinga luar.

Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat.

Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia akibat tekanan
pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukoosa dan
submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan
berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
Bila tidak dilakukan incisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini maka kemungkinan
besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.

Stadium Perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang
tinggi maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah
ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan
anak dapat tidur nyenyak.

Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan keadaan membran timpani akan
membaik. Bila sudah terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila
daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa
pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar
terus-menerus atau hilang timbul.

Soepardi, Efiaty Arsyad, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher Edisi Ke-enam. Jakarta: FKUI

Вам также может понравиться