Вы находитесь на странице: 1из 3

Distribusi obat

Ketika obat masuk kedalam tubuh ibu, ia akan terdistribusi keseluruh tubuh, termasuk
kompartemen plasenta dan janin. Plasenta merupakan suatu organ yang dapat menghalangi
distribusi obat kedalam janin. Namun dengan sifat fisiko-kimiawi yang lipofilik, obat dapat
mendifusi menembus jaringan plasenta, sehingga akhirnya obat terdistribusi pula didalam tubuh
janin. Obat bersifat toksik pada janin, namun ada pula yang dimanfaatkan untuk terapi
toksoplasmosis janin, maskulinisaasi janin karena defisiensi 21-hidroksilase, atau takhi janin
(Ritschel & Kearns, 2004). Dalam keterbatasan informasi farmakokinetik pada kehamilan
berhasil didokumentasi, setidaknya untuk mendapatkan gambaran awal tentang perubahan
fisiologik sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan nasib obat didalam tubuh (Tabel
3.24)

Tabel 3.24. Hubungan antara perubahan fisiologik dan


farmakokinetik pada kehamilan

(Ritschel & Kearns, 2004; Pavek dkk, 2009)

Kompartemen Parameter Perubahan fisiologik


Materal : Absorpsi Pada umumnya absorpsi obat tertunda. Pada pemberian oral,
Selaman karena motilitas intestine melambat, dan sekresi lambung
kehamilan dan berkurang. Setelah IM, karena perlambatan perfusi jaringan
melahirkan otot, pada SK, karena perlemakan jaringan subkutan.
Distribusi Vd meningkat karena kenaikan cairan tubuh total, dari 5 – 8
liter, dan pembentukan udem. Volume darah bertambah 30 –
40 %, dan volume plasma meningkat 50% . jumlah eritrosit
meningkat 18% , namun kadar hemoglobin berkurang. Lemak
tubuh bertambah 3 -10 kg. menyebabkan kenaikan Vd obat
lipofilik. Kadar albumin berkurang 15 – 30%, sehingga fraksi
obat total berkurang, namun fraksi obat bebas meningkat.
Eliminasi Terjadi penurun atau kenaikan ekspresi enzim metabolisme.
Klirens renal meningkat, karena terjadi kenaikan perfusi
darah ginjal(sampai 100%), dan GFR naik sekitar 70% obat
yang sebagian besar terekskresi melalui ginjal, T1/2
eliminasinya lebih singkat
Kadar Obat Akibat perubahan disposisi tersebut Tmaks tertunda, dan Cmaks
lebih rendah, namun kadar fraksi bebas meningkat, dan Cmaks
lebih rendah. Untuk mengurangi fluktuasi kadar obat, interval
pemberian obat perlu diperpendek.
Janin Absorpsi Obat dapat mencapai sirkulasi janin tergantung sifat fisiko-
kimiawinya(kelarutan dalam lipid, pKa, ukuran molekul) dan
mekanisme transport . cairan amniotic berfungsi sebagai
cadangan obat yang akan absorpsi.
Distribusi Fraksi air(per unit berat badan) leih besar, blood-brain
barrier belum berfungsi, protein plasma rendah sehingga Vd
obat di dalam janin lebih besar.
Eliminasi Kapasitas metabolism terutama tergantung maternal dan
plasenta.
Kadar obat Kadar obat asam lemah didalam janin dapat menyamai kadar
maternal, sedangkan basa lemah bisa melebihi.

Dari tabel 3.24. Nampak bahwa berbagai parameter fisiologik yang berkaitan dengan ADME
obat berubah pada wanita hamil, sehingga terjadi perubahan pada kadar obat didalam darah.
Misalnya waktu untuk mencapai kadar puncak (Tmaks) menjadi tertunda, disertai dengan lebih
rendahnya kadar obat puncak (Cmaks) didalam darah. Namun pada saat yang bersamaan, karena
terjadi hipoalbuminemia, fraksi obat bebas lebih besar dari pada normal. Fraksi obat bebas ini
kemudian terdistribusi lebih luas didalam tubuh, seperti nampak pada kenaikan harga Vd obat
pada kehamilan. Kenaikan volume cairan tubuh total dan volume lipid membuka peluang lebih
besarnya harga Vd untuk obat – obat yang hidrofilik maupun lipofilik. Kenaikan Vd ini pada
gilirannya berkaitan dengan besar loading dose obat yang diberikan pada wanita hamil(lihat
persamaan 3.11) klirens metabolism pada kehamilan lebih sulit diperkirakan, sebab ekspresi dan
aktivitas enzim metabolism tergantung usia kehamilan, sedangkan klirens renal lebih cepat
sehingga akan mempercepat eksresi obat – obat yang sebagian besar dikeluarkan melalui ginjal,
meyebabkan T1/2 eliminasi obat lebih singkat (lihat lampiran 1)

Di lain pihak pada janin, fraksi air (per unit berat badan) lebih besar, blood-brain barrier belum
berfungsi, dan protein plasma rendah, menyebabkan Vd obat di dalam janin lebih besar. Lebih
besarnya obat yang terdistribusi didalam tubuh janin membuka peluang bagi organ – organ janin
lebih terekspos senyawa eksogen (Tabel 3.26). Sementara itu system enzim metabolism janin
belum dapat memberikan perlindungan kepada janin, sebab metabolismenya masih
mengandalkan kapasitas metabolism maternal. Oleh sebab itu oragan pelindung utama janin
terhadap pemejanan(exposure) obat adalah plasenta.

Transfer obat melalui plasenta. Sebelumnya telah disampaikan bahwa hampir semua jenis obat
yang diberikan selama kehamilan , dalam porsi

Вам также может понравиться