Вы находитесь на странице: 1из 27

LAPORAN PELAKSANAAN

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

ROLE PLAY : KETUA TIM

DI RUANG BIMA RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh :

TRIAS YUNIARTI

1811040006

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi saat ini, Indonesia dihadapkan pada perubahan-

perubahan di segala bidang yang bertujuan untuk menciptakan keadaan negara

yang lebih baik.Salah satu dampak perubahan tersebut dapat terjadi dalam dunia

kesehatan khusunya bidang keperawatan. Keperawatan adalah salah satu bentuk

layanan atau asuhan yang profesional memiliki sifat humanistis, memakai

pendekatan yang menyeluruh, dilaksanakan berdasarkan pengetahuan dan ilmu

keperawatan serta berorientasi pada kebutuhan nyata dari pasien, meninjau

langsung pada standar profesional keperawatan dan menjadikan etika

keperawatan sebagai landasan utama tuntutan kerja (Nursalam, 2015).

Pemberian layanan keperawatan adalah salah satu bagian dari

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai tanggungjawab

untuk memberi pelayanan optimal melalui tenaga keperawatan yang memiliki

tugas dalam mencapai dan mempertahankan mutu selama 24 jam, dengan

berkesinambungan yang dipimpin oleh pemimpin keperawatan sebagai salah

satu dari ujung tombak rumah sakit, dimana memerlukan sebuah sistem dalam

melakukan tindakan keperawatan (Asriani et al., 2012).

Model praktik keperawatan profesional adalah strategi intervensi yang

menyediakan suatu kerangka pekerjaan bertujuan utuk mendukung perawat

profesional dalam mengontrol bagaimana semua tindakan keperawatan


berjalan (Zimmerman, 2014). Kesuksesan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada masing-masing pasien ditentukan dengan pilihan metode

yang digunakan perawat secara profesional. Terdapat beberapa metode dalam

memberikan asuhan keperawatan profesional, diantaranya : metode fungsional,

metode kasus, metode tim, dan metode keperawatan primer (Sitorus

&Panjaitan, 2011). Dari 4 jenis metode pemberian asuhan keperawatan, yang

paling banyak diterapkan di Indonesia adalah metode fungsional dan tim. Kita

dapat melihat dari berbagai studi penelitian mengenai model praktik

keperawatan yang telah dilakukan oleh negara lain maupun Indonesia. Negara

asing, seperti sebagian besar rumah sakit di wilayah Norway, Australia,

Inggris, Belanda, Irlandia, Swedia, Hong Kong, Italia, dan Kanada

menggunakan model asuhan keperawatan tim, keperawatan primer, alokasi

pasien (total care), dan hibrid model/ kombinasi dari tim leader dan primary

care (Fernandez et al., 2012).

Di samping pendidikan, pelaksanaan model praktik asuhan keperawatan

profesional mengharuskan masing-masing perawat untuk mengetahui peran

mereka dan dapat melakukan hubungan atau kerja sama yang baik antar tim.

Serta dapat melaksanakan proses keperawatan yang tepat sampai dengan

proses pendokumentasian asuhan keperawatan guna mencapai target kualitas

pelayanan yang optimal (Suratmi, 2012).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang Bima

didapatkan hasil bahwa ruang Bima menggunakan metode tim. Tim dibagi
manjadi 2 berdasarkan bed, tim 1 mengelola 11 bed pasien sedangkan. Setiap

perawat memiliki tanggung jawab khusus tindakan kepada klien.

Hasil observasi di ruang Bima memiliki kekurangan dan kelebihan,

kelebihan dari metode ini adalah efektivitas waktu, pembagian pasien dan

proses timbang terima jadi 2 kelompok sehingga menghemat waktu. Tetapi,

metode ini memiliki kekurangan yaitu masing-masing tim tidak mengetahui

pasien dari tim yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian metode tim ?
2) Apa tujuan metode tim ?
3) Apa kelebihan dan kekurangan menggunakan metode tim ?
4) Bagaimana tugas pokok dan tanggung jawab ketua tim?
5) Apa saja Kompetensi Ketuan Tim ?
6) Apa saja prinsip – prinsip ketua tim ?
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Metode Tim


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana

seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan

kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap

anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan

asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat

yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.Ketua tim

merupakan seorang petugas yang membawahi anggota tim untuk membuat

pengkajian sampai perencaan pada pasien.

B. Tujuan Metode Tim


Tujuan metode tim yaitu :

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif.

2. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar

3. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda.

Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep

berikut:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakantehnik

kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan

terjamin.

c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.

d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik

bila didukung oleh kepala ruang.

C. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tim


Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat

ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional,

tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam

penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):

1. Kelebihan metode tim yaitu:

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan

memberi kepuasan kepada anggota tim.

2. Kelemahan metode tim yaitu :

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk

konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk

melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.


D. Tanggung Jawab
1. Tanggung Jawab Ketua Tim

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN

A. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Tim

Pelaksanan tugas Kepala Tim di Ruang Bima RSUD Banyumas meliputi:

1. Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pada formulir rekam

keperawatan untuk digunakan sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan

lebih lanjut.

2. Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

dan rencana terapi yang ditetapkan oleh dokter.

3. Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai dengan rencana

keperawatan serta membuat rencana pulang ( resume )

4. Membagi tugas kepada semua anggota timnya dengan mempertimbangkan

kemampuan anggota dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.

5. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga sesuai

kebutuhan klien.

6. Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang jaga sore dan menerima

laporan tugas dari perawat jaga malam.

7. Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah jadi anggota tim dan

melakukan evaluasi hasil kerjanya

8. Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan keperawatan berdasar

laporan anggota tim sebagai masukan untuk membuat laporan kerja

pertanggung jawaban ruangan.


9. Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim kesehatan lain untuk

membicarakan dan membahas kasus – kasus dalam rangka meningkatkan

mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.

10. Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama anggota tim, dokter dan tim

kesehatan lain untuk mengetahui keadaan pasien dalam rangka memberikan

asuhan dan pelayanan keperawatan.

11. Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa praktek yang ada didalam

tim dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek keperawatan.

12. Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota tim untuk mengetahui

masalah dalam tim keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk

mendapatkan cara penyelesaian agar pelaksanaan perawatan klien berjalan

sesuai dengan tujuan

13. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka memperlancar

pelaksanaan kegiatan

14. Menjaga kerahasiaan pasien

15. Melaporkan secara lisan dan tulisan kepada kepala ruang apabila terdapat hal-

hal yang harus segera dilaporkan.


C. Perencanaan kegiatan

Hari tanggal/jam Kegiatan Keterangan


Senin, 11 februari 2019 Mengikuti jalannya operan jaga Di ikuti oleh semua
07-35 – 08.10 wib malam ke pagi perawat dan mahasiswa
praktekan
08.15 – 08.30 WIB Keliling ke pasien untuk cek Di ikuti oleh semua
kondisi pasien dan perawat dan mahasiswa
menginformasikan pertukaran praktekan
jam tugas antara perawat jaga
Malam dan Pagi.
08.35- 08.50 Memimpin pre conference : Di ikuti oleh semua
- Membuat perencanaan perawat dan mahasiswa
program tindakan. praktekan
- Pembagian beban kerja

09.10 WIB Melaksanan tindakan asuhan Dilakukan oleh semua


keperawatan yang sudah perawat ruangan dan
direncanakan. mahasiswa praktekan
13.20 – 13.35 WIB Memimpin post conference Di ikuti oleh semua
perawat dan mahasiswa
praktekan
13.40 – 13.55 WIB - Mengevaluasi tindakan Di bantu oleh KaTim
keperawatan yang sudah Ruangan
dilakukan
- Mendokumentasikan
tindakan dan perkembangan
pasien
14.00 – 14.10 WIB Memimpin jalannya operan jaga Di ikuti oleh semua
Pagi dengan jaga Sore perawat dan mahasiswa
praktekan
BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Nama : Trias Yuniarti

Nim : 1811040006

Kelompok :4

Hari/ Tanggal : Senin, 11 februari 2019

Jabatan : Ketua Tim 1

Ruangan : Bima

A. LAPORAN PELAKSANAAN

Kelompok kami yang berjumlah 5 orang dibagi dalam 3 Shift, 3orang pagi (1

KaRu, 1 KaTim, dan 1 PP), 1 orang jaga sore, dan 1 orang jaga malam, mengelola

sebanyak 5 pasien jiwa. Dalam melakukan tugas peran sebagai Ketua Tim dengan

anggota yang berjaga di pagi hari yaitu Eva Noviani, S.Kep yaitu sebagai perawat

pelaksana, dan berjaga di malam hari. Kegiatan pada saat pukul 07.15 – 07.30

WIB mengikuti apel di halaman depan RSUD Banyumas, pukul 07.40 WIB

mengikuti serah terima operan jaga dari dinas malam kepada dinas pagi, dan

keliling kamar pasien untuk memperkenalkan operan jaga dinas dari dinas malam

kepada dinas pagi. Pukul 08.15 WIB melakukan pre conference, menyampaikan

tujuan dari pre conference dan menyampaikan rencana asuhan keperawatan/

program – program untuk pasien, membagi tugas kepada anggota tim (PP/

perawat pelaksana). Pada pukul 09.30 WIB mengikuti visit dokter, mencatat

program terapi obat atau terapi latihan tambahan. Pukul 11.20 WIB membuat
laporan dengan hasil visit dokter. Pukul13.20 WIB melakukan post conference,

menyampaikan tujuan post conference, menerima dan mencatat laporan hasil

implementasi dari anggota Tim/ PP, mencatat masukan dan tambahan dari perawat

(KaTim) ruangan, memberikan apresiasi kepada anggota tim atas penyelesaian

tugas dan laporan tugas. Pukul 13.40 WIB melengkapi buku laporan jaga, Pukul

14.10 WIB memimpin operan jaga dari dinas pagi kepada dinas siang dan keliling

ruangan pasien untuk memperkenalkan operan jaga dari dinas pagi ke dinas siang/

sore.

B. PASIEN KELOLAAN KETUA TIM


No Nama pasien No kamar Keterangan
1. Tn. I C3 Dx Kep. Halusinasi
2 Tn. M C4 Dx.Kep. RPK/halusinasi
3. Tn. I C5 Dx. Kep halusinasi
4. An. F C7 Dx.Kep. Halusinasi/RPK
5. Tn. R C2 Dx.Kep. RPK
C. STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Ruang

Febtryanto

Ketua Tim

Trias Yuniarti

Perawat pelaksana I (pagi dan


malam)

Eva Noviani

C2 C3 C4 C5 C7

Tn. R Tn. I Tn. M Tn. I An. F


1. Nama Pasien : Tn. I
Dx. Kep : Halusinasi
kamar/Bed : C3
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Tindakan
Halusinasi Setelah dilakukan tindakan NIC :
Ds: keperawatan selama 1x 24 jam 1. Bina hubungan saling
- Tn. I mengatakan diharapkan pasien dapat mengontrol percaya
mendengar bisikan suara halusinasi dengan kriteria hasil : SP 1 :
perempuan seperti - Pasien dapat mengidentifikasi 1. Identifikasi halusinasi:
mengejek dirinya. jenis, isi, frekuensi, isi waktu, isi, frekuensi, waktu
Do: respon terhadap halusinasi terjadi, situasi
- .keluarga pasien - Pasie dapat mengontrol pencetus, perasaan,
mengatakan pasien suka halusinasi dengan menghardik respon
bicara sediri, monda- - Pasien dapat mengikuti program 2. Jelaskan cara
mandir pengobtan secara optimal mengontrol halusinasi:
- Pasien dapat mengontrol hardik, obat, bercakap-
halusinasi dengan bercakap- cakap, melakukan
cakap kegiatan
- Pasien dapat mengontrol 3. Latih cara
halusinasinya dengan cara mengontrol halusinasi
melakukan aktivitas. dg menghardik
4. Masukan pada
jadual kegiatan untuk
latihan menghardik.
Therapy:
- Konsul EKG - Awasi resiko kabur
- Monitor ttv - Pemberian obat oral
- Lacak hasil lab - Injeksi zyprexsa
IMPLEMENTASI
Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
11 1 Melakukan bina hubungan saling S : klien mengatakan kadang- Trias
Februari percaya dengan prinsip komunikasi kadang mendengar bisikan
2019 terapeutik : perempuan.
- Menyapa klien dengan ramah O : - Klien masih terlihat
baik secara verbal dan non verbal bingung
- Memperkenalkan diri dnegan - Klien lebih tenang
sopan - Klien lebih kooperatif
- Menanyakan nama lengkap dan A: Klien bingung, halusinasi
nama pasien yang disukai teratasi sebagian
- Menjelaskan tujuan pertemuan P : lanjutkan klien untuk
- Menunjukkan sikap empati dan mengenal halusinasi
terima klien dengan apa adanya - Lanjutkan SP 1 yaitu
- Memberi perhatian pada klien mengontrol halusinasi
dan perhatikan kebuthan dasar dengan cara menghardik
klien

RTL : lanjutkan SP 2, yaitu klien


dapat mengenal halusinasinya.
2. Nama Pasien : Tn. R
Dx. Kep : RPK
kamar/Bed : C2

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan Tindakan
Resiko perilaku kekerasan Setelah dilakukan tindakan NIC :
Ds: keperawatan selama 1x 24 jam 1.Bina hubungan saling
- Pasien mengatakan diharapkan pasien dapat mengontrol percaya
diruamha marah-marah marah dengan kriteria hasil : SP 1 :
kepada ibunya karena - Klien dapat membina hubungan 1. Identifikasi penyebab,
keinginannya tidak saling percaya tanda & gejala, PK yang
dipenuhi serta pasien - Klien dapat mengidentifikasi dilakukan, akibat PK
melempar piring yang penyebab perilaku kekerasan 2. Jelaskan cara
ada dirumahnya. - Klien dapat mengidentfikasi mengontrol PK: fisik,
Do: tanda-tanda perilaku kekerasan. obat, verbal, spiritual
- Pasien tampak mudah 3. Latihan cara mengontrol
tersinggung PK secara fisik: tarik nafas
- tatapan mata tajam dalam dan pukul kasur dan
- Muka tampak tegang bantal
4. Masukan pada jadual
- . kegiatan untuk latihan
fisik
Therapy:
- Cek EKG
- Monitor ttv
- Cek lab
- Alprazolam 0,5
- Inj diaz dan lodomer
- Pemberian obat oral
IMPLEMENTASI
Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
11 1 Melakukan bina hubungan saling S : Trias
Februari percaya dengan prinsip komunikasi - klien senang karena
2019 terapeutik : disapa oleh perawat
- Menyapa klien dengan ramah - Klien marah karena
baik secara verbal dan non verbal keinginannya tidka
- Memperkenalkan diri dnegan terpenuhi
sopan O:
- Menanyakan nama lengkap dan - klien mau berjabat
nama pasien yang disukai tangan
- Menjelaskan tujuan pertemuan - Klien mau bercerita
- Menunjukkan sikap empati dan tentang dirumah
terima klien dengan apa adanya - Kalien mampu di
Sp 1 : arahkan dan diajarkan
- Mengakaji pengetahuan klien cara kontrol marah.
tentan perilaku kekerasan dan A: klien mampu
penyebab mengungkapkan kemarahan atau
- Berikan kesempatan pada jengkel SP 1 tercapai
klien untu megungkapkan P : Lanjutkan SP 2 yaitu
perasaan yang menyebabkan mengontrol marah dengan cara
kesulitan minum obat.
3. Nama Pasien : Tn. I
Dx. Kep : Halusinasi
kamar/Bed : C5

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan Tindakan
Halusinasi Setelah dilakukan NIC :
Ds: pasien mengatakan diganggu bisikan tindakan keperawatan Bina hubungan
suara menyuruh untuk pergi -pergi. selama 1x 24 jam saling percaya
- keluarga pasien mengatakan pasien diharapkan pasien SP 1 :
suka bicara sendiri, monda- mandir. Di ajak dapat mengontrol 1. Identifikasi
bicara kadang nyambung kadang engga. halusinasi dengan halusinasi: isi,
Pasien Pernah gelandangan kriteria hasil : frekuensi,
Do: - Pasien dapat waktu terjadi,
- .pasien tampak bingung mengidentifikasi situasi pencetus,
- Pasien tampak tidur-tiduran. jenis, isi, frekuensi, perasaan,
isi waktu, respon respon
terhadap halusinasi 2. Jelaskan cara
- Pasie dapat mengontrol
mengontrol halusinasi:
halusinasi dengan hardik, obat,
menghardik bercakap-cakap,
- Pasien dapat melakukan
mengikuti program kegiatan.
pengobtan secara 3. Latih cara
optimal mengontrol
- Pasien dapat halusinasi dg
mengontrol menghardik.
halusinasi dengan 4. Masukan pada
bercakap-cakap jadual kegiatan
- Pasien dapat untuk latihan
mengontrol menghardik.
halusinasinya
dengan cara
melakukan
aktivitas.

Therapy:
- monitor ttv
- terapi lanjut
-obat oral clozapin 2,5 mg
- stolasi 5mg
- clobazam 10mg

IMPLEMENTASI
Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
11 1 Melakukan bina hubungan saling S : klien mengatakan suaranya Trias
Februari percaya dengan prinsip komunikasi hilang setelah dilakukan
2019 terapeutik : menghardik
- Menyapa klien dengan ramah O :
baik secara verbal dan non verbal - Klien mampu diarahkan
- Memperkenalkan diri dnegan dan diajarkan
sopan - Klien lebih kooperatif
- Menanyakan nama lengkap dan
nama pasien yang disukai A: halusinasi teratasi sebagian
- Menjelaskan tujuan pertemuan P : lanjutkan klien untuk
- Menunjukkan sikap empati dan mengenal halusinasi
terima klien dengan apa adanya - Lanjutkan SP 2 yaitu
- Memberi perhatian pada klien mengontrol halusinasi
dan perhatikan kebuthan dasar dengan cara minum obat
klien
RTL : lanjutkan SP 2, yaitu klien
dapat mengenal halusinasinya.

4. Nama Pasien : Tn. M


Dx. Kep : HDR
kamar/Bed : C4

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan Tindakan
Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan NIC :
Ds: keperawatan selama 1x 24 Sp 1 :
- Tn. M mengatakan sedih sakit hati jam diharapkan pasien dapat 1. Identifikasi
ditinggal kekasihnya.. menunjukkan : kemampuan
- Keluarga pasien mengatakan pasien - Pasien dapat membina melakukan kegiatan
diputus oleh pacarnya saat sedang hubungan saling percaya dan aspek positif
merantau di malaysia, dan kekasihnya dengan perawat pasien (buat daftar
sudah menikah dengan orang lain. - Pasien dapat kegiatan)
- mengidentifikasi 2. Bantu pasien
Do: kemampuan dan aspek menilai kegiatan yang
- Pasien tampak tidak merawat diri positif yang dimiliki dapat dilakukan saat
- Rambut pasien gondrong oleh pasien ini (pilih dari daftar
- Pasien tampak diam - Pasien mampu mmenilai kegiatan) : buat daftar
. kemampuan yang kegiatan yang dapat
dimiliki oleh pasien dilakukan saat ini
3. Bantu pasien
memilih salah satu
kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini
untuk dilatih
4. Latih kegiatan
yang dipilih (alat dan
cara melakukannya)
5. Masukan pada
jadual kegiatan untuk
latihan dua kali per
hari
Therapy:
- Pemberian obat oral
- Motivasi ADL dan defisit perawatan diri

IMPLEMENTASI
Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
11 1 Melakukan bina hubungan saling S : klien menjawab salah dan Trias
Februari percaya dengan prinsip komunikasi mengatakan selamat siang
2019 terapeutik : - Klien menyebutkan
- Menyapa klien dengan ramah nama dan alamat dan
baik secara verbal dan non verbal umur
- Memperkenalkan diri dnegan
sopan O : - klien mau berjabat tangan
- Menanyakan nama lengkap dan - Klien mau di cukur
nama pasien yang disukai rambutnya
- Menjelaskan tujuan pertemuan - Klien mau duduk
- Menunjukkan sikap empati dan berdampingan dgn
terima klien dengan apa adanya perawat
- Memberi perhatian pada klien - Klien mampu
dan perhatikan kebuthan dasar mengutarakan
klien maslahnya
- Menanyakan masalah yang A : SP 1 tercapai
dihadapi P : Lanjutkan SP 2 adakan
kontrak waktu pertemuan
. berikutnya SP 1.
5. Nama Pasien : An. F
Dx. Kep : Halusinasi
kamar/Bed : C7
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Tindakan
Halusinasi Setelah dilakukan tindakan NIC :
Ds: keperawatan selama 1x 24 jam 2. Bina hubungan saling
- Pasien mengatakan diharapkan pasien dapat mengontrol percaya
diganggu bisikan suara halusinasi dengan kriteria hasil : SP 1 :
mengejek dirinya.. - Pasien dapat mengidentifikasi 2. Identifikasi halusinasi:
- Ibu pasien pasien jenis, isi, frekuensi, isi waktu, isi, frekuensi, waktu
mengatakan pasien suka respon terhadap halusinasi terjadi, situasi
bicara sediri, mondar- - Pasie dapat mengontrol pencetus, perasaan,
mandir., serng menonton halusinasi dengan menghardik respon
video porno, Sering - Pasien dapat mengikuti program 2. Jelaskan cara
masturbasi sendiri pengobtan secara optimal mengontrol halusinasi:
- Pasien dapat mengontrol hardik, obat, bercakap-
Do: halusinasi dengan bercakap- cakap, melakukan
- .pasien kooperatif cakap kegiatan
- Pasien di ajak ngobrol - Pasien dapat mengontrol 3. Latih cara
melantur. halusinasinya dengan cara mengontrol halusinasi
melakukan aktivitas. dg menghardik
4. Masukan pada
jadual kegiatan untuk
latihan menghardik.

Therapy:
- monitor ttv
- inj. Diaz
- inj. lodomer
-obat oral clozapin 2,5 mg
- stolasi 5mg
- clobazam 10mg
- ekg
- cek lab.

IMPLEMENTASI
Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
11Februa 1 Melakukan bina hubungan saling S : klien mengatakan suaranya Trias
ri 2019 percaya dengan prinsip komunikasi hilang setelah dilakukan
terapeutik : menghardik
- Menyapa klien dengan ramah O :
baik secara verbal dan non verbal - Klien mampu diarahkan
- Memperkenalkan diri dnegan dan diajarkan
sopan - Klien lebih kooperatif
- Menanyakan nama lengkap dan
nama pasien yang disukai A: halusinasi teratasi sebagian
- Menjelaskan tujuan pertemuan P : lanjutkan klien untuk
- Menunjukkan sikap empati dan mengenal halusinasi
terima klien dengan apa adanya - Lanjutkan SP 2 yaitu
- Memberi perhatian pada klien mengontrol halusinasi
dan perhatikan kebuthan dasar dengan cara minum obat
klien

RTL : lanjutkan SP 2, yaitu klien


dapat mengenal halusinasinya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil observasi di ruang Bima memiliki kekurangan dan kelebihan,

kelebihan dari metode ini adalah efektivitas waktu, pembagian pasien dan proses

timbang terima jadi 2 kelompok sehingga menghemat waktu. Tetapi, metode ini

memiliki kekurangan yaitu masing-masing tim tidak mengetahui pasien dari tim

yang lainnya

B. Saran

1. Melaksanakan kordinasi katim 1 dan katim 2

2. Perawat ruangan memahami kondisi pasien kamar ganjil dan kamar genap
DAFTAR PUSTAKA

Asriani, Mattalattan & Baten, A.B (2012). Pengaruh Penerapan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) Terhadap Standar Asuhan Keperawatan dan
Kepuasan Kerja Perawat Dirawat Inap Rs. Bhayangkara Makasar. Jurnal Mirai
Managemen, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2012,1(2),hal :1-4

Fermandez, Alonso et.al. (2010). Psikologi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam.(2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Ratna Sitono, Yulia. (2006). Metode praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit.
Jakarta : EGC

Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan


Diruang Rawat. jakarta: CV, Sagung Seto

Suratmi.(2012). Pengaruh Pelatihan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP)


Tim Terhadap Penerapan MAKP Tim di RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 3
(13),66-73

Zimmermab, S. (2014). The Effec OF a Professional Practice Model On Clinical


Nurses Preceptions Of Their Practic Enviroment And job Satisfaction On
Medical And Medical Surgigal. Kennesaw State University

Вам также может понравиться