Вы находитесь на странице: 1из 19

DRAFT EFEK COMPTON

Arthur H. Compton observed the scattering of x-rays from electrons in a carbon target
and found scattered x-rays with a longer wavelength than those incident upon the target. The
shift of the wavelength increased with scattering angle according to the Compton formula:

Compton explained and modeled the data by


assuming a particle (photon) nature for light and
applying conservation of energy and conservation
of momentum to the collision between the photon
and the electron. The scattered photon has lower
energy and therefore a longer wavelength according
to the Planck relationship.

At a time (early 1920's) when the particle (photon) nature of light suggested by the
photoelectric effect was still being debated, the Compton experiment gave clear and
independent evidence of particle-like behavior. Compton was awarded the Nobel Prize in 1927
for the "discovery of the effect named after him".

( Robert, 1997).
Compton effect is the energy decrease ( increase of wavelength) of x-rays and gamma
Ray photons when they interact with electrons of matter. We know that on the Photoelectric
effect, electrons are hit by photons ofhigh energy/frequency (x-rays and gamma), they absorb
the energy, giving them their full energy and consequently, the electrons becomefree of the
nucleus influence (as the more they acquire negative energyfrom the photons the more they
repel positive energy/charge of the protons on the atomic nucleus). They escape from the atom.

But what does it happen when the


electron is firstly hit with x Ray or gamma
rays?

(x-rays and gamma rays are photons of high energy/frequency. Our eyes are able to detect light
only in a certain spectrum of wavelength. that's why gamma rays and x-rays are"invisible", and
why they are usedfor these kinds of experiments, as "normal" light doesn't have enough
energy/frequency to cause any effect on the electrons).

It says that if you hit a free electron with gamma rays part of its energy will be absorbed
by the electron, also causing both the photon and the electron to move to opposite directions
because both of them are/behave like particles, as a result the remaining frequency of the
scattered photon will always be less than the initial frequency/energy.

(Anonim, 2015)
References:

Wilson, Robert (1997). Astronomy Through the Ages: The Story of the Human Attempt to

Understand the Universe. CRC Press. hlm. 138. ISBN 0748407480.

Anonim (2015) . Comton Effect. Diakses di https://www.quora.com/What-is-the-

Compton-effect-1 . Pada tanggal 5 Mei 2018 pukul 09. 07 WIB.


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA LANJUTAN
“EFEK COMPTON“

Tanggal Pengumpulan : 3 Mei 2018


Tanggal Praktikum : 7 Mei 2018
Waktu Praktikum : 10.10 – 12.40 WIB

Nama : Siti Fatimah


NIM : 11160163000046
Kelompok :9
Nama Anggota :
1. Ayu Wahyuni (11160163000033)
2. Dini Istiqomah (11160163000039)
Kelas : Pendidikan Fisika 4/b

LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
EFEK COMPTON

A. Tujuan Praktikum
1. Mengukur garis spektrum energi 662 keV pada preparat Cs-137 untuk kalibrasi energi
pencacah sintilasi.
2. Mengukur kuanta 𝛾 yang dihamburkan oleh aluminium dengan variasi sudut antara
sumber dan detektor.
Menentukan energi E kuanta 𝛾 yang dihamburkan.

B. Dasar Teori
Gejala Compton merupakan gejala hamburan (efek) dari penembakan suatu materi
dengan sinar – x. Efek ini di temukan oleh Arthur Holly Compton pada tahun 1923. Jika
sejumlah electron yang dipancarkan ditembakkan dengan sinar – x, maka sinar – x ini
akan terhambur. Hamburan sinar – x ini memiliki frekuensi yang lebih kecil daripada
frekuensi semua. Menurut teori klasik, energy dan momentum gelombang
elektromagnetik dihubung oleh :
𝐸 = 𝑃. 𝐶
𝐸 2 = 𝑃2 . 𝐶 2 + (𝑚. 𝐶 2 )2
Jika massa foton (m) dianggap nol. Menunjukkan geometri tumbukan antara foton dengan
panjang gelombang 𝜆, dan electron yang mula-mula berada dalm keadaan diam.

Compton menghubungkan sudut hamburan 𝜃 terhadap yang datang dan panjang


gelombang hamburan 𝜆1 dan 𝜆2 . 𝑃1 merupakan momentum foton yang datang dan 𝑃2
merupakan momentum foton yang dihamburkan, serta P.C merupakan momentum
electron yang terpantul.
Kekekalan momentum dirumuskan :
𝑝1 = 𝑝2 + 𝑝𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒 = 𝑝1 − 𝑝2
𝑝𝑒 2 = 𝑝1 2 + 𝑝2 2 − 2𝑝1 𝑝2 cos 𝜃
Kekekalan energy memberikan:
𝑝1 . 𝑐 + 𝑚. 𝑐 = 𝑃2 . 𝐶 + √(𝑚. 𝑐)2 + 𝑝𝑒 2 𝑐 2
Hasil Compton adalah:

𝜆2 − 𝜆1 = (1 − cos 𝜃)
𝑚. 𝑐
Dengan:
ℎ ℎ. 𝑐 1240 𝑒𝑉. 𝑛𝑚
𝜆2 − 𝜆1 = = = = 2,43 𝑥 10−12 𝑚 = 2,43 𝑚𝑚
𝑚. 𝑐 𝑚. 𝑐 2 5,11 𝑥 105 𝑒𝑉
(Budyanto, J: 2009)

C. Alat dan Bahan


No. Gambar Nama alat dan bahan
1

Sensor cassy

High voltage power supply 1,5 kV


3

Apparatus set Compton

Mixed preparation 𝛼, 𝛽 dan 𝛾

Cs-137 preparation, 3,7 MBq

Scintillation counter

Cassy lab with windows 95/NT or higher

Radioaktive Sr-90, Am-241, Cs-137 (biru)


9

Radioactive Am-241 (merah)

10

Aluminium

D. Langkah Percobaan
No. Gambar Langkah percobaan
1  Siapkan alat dan bahan.
 Siapkan panel eksperimen dengan skala
sudut dan koordinat polar dan pelindung
 Pasanglah pencacah sintilasi (e) pada
output stage detector (f), kemudian
pasang pada holder (d) dan MCA box
pada Cassy.
 Hubungkan output stage detector
dengan power supply tegangan tinggi
1,5 kV.
 Hubungkan juga kabel sinyal 6 pole dan
kabel BNC pada output stage detector
dengan preamplifier dan input pada
MCA-Box.
 Hubungkan output RS-232 pada Cassy
dengan komputer.
 Pasang power supply, kemudian
hidupkan Cassy.
2 Kalibrasi pencacah sintilasi
 Jalankan program CASSY Lab.
Pilih “Display measuring parameter”
kemudian pilih “Multichannel
Measurement”
Number of Channel = 256 channels
Measuring Time = 200 s
Negatif pulse = on
Gain box = -2
 Pilih “Start measurement” atau tekan
<F9> untuk memulai pengukuran.
 Secara perlahan-lahan naikkan tegangan
dari power supply sehingga garis 662
keV (Cs-137) berada di sekitar channel
150.
 Hapus nilai pengukuran lama dengan
<F4> dan mulai pengukuran spektrum
baru untuk kalibrasi dengan <F9>.
 Pilih Energy Calibration untuk
melakukan kalibrasi energi pada
channel dimana energi untuk Am-241
adalah 59,5 keV dan energi untuk Cs-
137 adalah 662 keV.
3  Keluarkan preparat 𝛼, 𝛽, dan 𝛾 dari
holder sampel dan ganti dengan Cs-137.
 Atur sudut pengukuran antara preparat
dan detektor pada sudut 𝜃 = 0° dan
ganti waktu pengukuran menjadi 600 s.
 Letakan penghabur aluminium (b),
letakan pelindung tambahan (c),
kemudian lakukan pengukuran
spektrum 𝛾.
 Letakan holder sampel dengan preparat
pada sudut 𝜃 = 30° dan letakan
pelindung.
 Lakukan pengukuran untuk spektrum 𝛾
pertama tanpa penghambur aluminium.
 Letakan kembali penghambur
aluminium dan lakukan pengukuran
baru untuk spektrum 𝛾 kedua.
 Aktifkan mode subtraction dengan dan
kurangi spektrum 2 dengan spektrum 1.
 Aktifkan cursor dan tentukan energi E
dari puncak maksimum, kemudian
simpan nilai pengukuran dalam file.
 Ulangi pengukuran untuk sudut 𝜃
sebesar 60°, 90°, dan 120°.

E. Data Percobaan
Menggunakan penghamburan aluminium
Sudut Spektrum Eo
0° 1208 667.2
30° 297 1063.9
60° 11 95.7
90° 416 1063.9
120° 590 1063.9
Tanpa menggunakan penghambur aluminium
Sudut Spektrum Eo
0° - -
30° 260 1063.9
60° 404 1063.9
90° 588 1063.9
120° 653 1063.9

Sinar Gamma 0° Menggunakan Penghambur


1400

1200

1000

800

600 Sinar Gamma 0°


400

200

0
181

744
27.4
78.6
129.8

232.2
283.3
334.5
385.7
436.9
488.1
539.2
590.4
641.6
692.8

795.2
846.3
897.5
948.7
999.9
-23.8

1051.1

Sinar Gamma 30° Menggunakan Penghambur


350

300

250

200

150 Sinar Gamma 30°


100

50

0
181

744
27.4
78.6

283.3

590.4
129.8

232.2

334.5
385.7
436.9
488.1
539.2

641.6
692.8

795.2
846.3
897.5
948.7
999.9
-23.8

1051.1
10
12

0
2
4
6
8

50

0
0

100
200
300
400
500
600
700
100
150
200
250
300
350
400
450
-23.8
-23.8 -23.8
27.4 27.4 27.4
78.6 78.6 78.6
129.8 129.8 129.8
181 181 181
232.2 232.2 232.2
283.3 283.3 283.3
334.5 334.5 334.5
385.7 385.7 385.7
436.9 436.9 436.9
488.1 488.1 488.1
539.2 539.2 539.2
590.4 590.4 590.4
641.6 641.6 641.6
692.8 692.8 692.8
744 744 744
795.2 795.2 795.2
846.3 846.3 846.3
897.5 897.5 897.5
948.7 948.7 948.7
999.9 999.9 999.9
1051.1 1051.1
1051.1
Sinar Gamma 90° Menggunakan Penghambur
Sinar Gamma 60° Menggunakan Penghambur

Sinar Gamma 120° Menggunakan Penghambur

Sinar Gamma 120°


Sinar Gamma 90°
Sinar Gamma 60°
50
50

0
0
0

100
200
300
400
500
600
700
100
150
200
250
300
350
400
450
100
150
200
250
300
-23.8 -23.8 -23.8
27.4 27.4 27.4
78.6 78.6 78.6
129.8 129.8 129.8
181 181 181
232.2 232.2 232.2
283.3 283.3 283.3
334.5 334.5 334.5
385.7 385.7 385.7
436.9 436.9 436.9
488.1 488.1 488.1
539.2 539.2 539.2
590.4 590.4 590.4
641.6 641.6 641.6
692.8 692.8 692.8
744 744 744
795.2 795.2 795.2
846.3 846.3 846.3
897.5 897.5 897.5
948.7 948.7 948.7
999.9 999.9 999.9
1051.1 1051.1 1051.1

Sinar Gamma 90° Tanpa Penghambur


Sinar Gamma 60° Tanpa Penghambur
Sinar Gamma 30° Tanpa Penghambur

Sinar Gamma 90°


Sinar Gamma 60°
Sinar Gamma 30°
Sinar Gamma 120° Tanpa Penghambur
700

600

500

400

300 Sinar Gamma 120°


200

100

0
181

641.6

744

846.3
27.4
78.6
129.8

232.2
283.3
334.5
385.7
436.9
488.1
539.2
590.4

692.8

795.2

897.5
948.7
999.9
-23.8

1051.1
F. Pengolahan Data
Menggunakan penghambur aluminium
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 0°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
667.2
=
667.2
1− (1 − cos 0)
511
667.2
=
667.2
1− (1 − 1)
511
667.2
=
2.3
= 667.2 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 30°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 30°)
511
1063.9
=
1063.9 1
1− (1 − 2 √2)
511
1 − 2(0.13)
=
1 − 0.27
= 1453.3 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 60°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
95.7
=
95.7
1− (1 − cos 60°)
511
95.7
=
95.7
1− (1 − 0.5)
511
95.7
=
0.9
= 106.3 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 90°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 90°)
511
1063.9
=
1063.9
1− (1 − 0)
511
1063.9
=
−1.08
= −983.27 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 120°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 120°)
511
1063.9
=
1063.9
1− (1.5)
511
1063.9
=
−2.12
= −501.84 𝑘𝑒𝑉

Tanpa menggunakan penghamburan aluminium


𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 30°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 30°)
511
1063.9
=
1063.9 1
1− (1 − 2 √2)
511
1 − 2(0.13)
=
1 − 0.27
= 1453.3 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 60°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 60°)
511
1063.9
=
1063.9
1− (1 − 0.5)
511
1063.9
=
−0.04
= −26.597.5 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 90°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 90°)
511
1063.9
=
1063.9
1− (1 − 0)
511
1063.9
=
−1.08
= −983.27 𝑘𝑒𝑉

𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 120°
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2
1063.9
=
1063.9
1− (1 − cos 120°)
511
1063.9
=
1063.9
1− (1.5)
511
1063.9
=
−2.12
= −501.84 𝑘𝑒

G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai efek Compton yang bertujuan untuk
Mengukur garis spektrum energi 662 keV pada preparat Cs-137 untuk kalibrasi energi
pencacah sintilasi, mengukur kuanta 𝛾 yang dihamburkan oleh aluminium dengan variasi
sudut antara sumber dan detector, serta menentukan energi E kuanta 𝛾 yang dihamburkan.
Sudut yang digunakan pada praktikum ini yaitu 0°, 30°, 60°, 90° dan 120°.
Pada percobaan pertama yanitu pengkalibrasian menggunakan radioaktif Sr-90, Cs-
137 (biru) dan radioaktif Am-241(merah) dengan sudut 0° dan tanpa penghalang. Setelah
itu, dialkukan percobaan kedua yaitu pengambilan data E pada preparat Cs-137 (Sinar
Gamma) dengan dua kali percobaan yang berbeda, yaitu percobaan menggunakan
penghamburan aluminium dan tanpa menggunakan aluminium. Masing-masing percobaan
tersebut diambil data yang terbaca pada computer dengan posisi sudut sinar gamma
berbeda, diantaranya 0°, 30°, 60°, 90° dan 120°.
Dari data percobaan yang didapat, semakin besar sudut antara sumber dan detector,
maka semakin besar energy € yang didapatkan oleh detector, hal ini tidak sesuai dengan
teori, karena menurut teori semakin kecil sudut antara sumber dan detector, maka semakin
besar energy yang dihasilkan, sesuai dengan persamaan:
𝐸𝜃
𝐸0 =
𝐸𝜃
1− (1 − cos 𝜃)
𝑚𝑐 2

Hubungan energy (E) adalah berbanding terbalikdengan sudut yang dibentuk.


Ketidaksesuaian ini bisa disebabkna oleh beberapa faktor, diantaranya kesalahan praktikan
saat meletakkan penghalang antara sumber dengan detektornya.
Alasan kuat dari teori tersebut adalah ketika sudut antara sumber dengan detector
semakin kecil dan membentuk sebuah garis lurus, maka sinar yang dihamburkan oleh
aluminium akan lebih mudah diterima oleh detector, serta alasan nilai E berubah-ubah
setiap letak sumber yang berbeda disebabkan adanya suatu penghambur aluminium yang
dapat menghambur sinar ke segala arah.
Sedangkan data sinar gamma tanpa penghambur aluminium menghasilkan energy
yang konstan/tidak berubah meskipun posisi sudut sumber berubah-ubah, hal ini karena
sinar yang datang dari sumber tidak dihamburkan ke segala arah, yang dapat menyebabkan
nilai E yang berubah.
Dari datayang didapat, energy terbesar pada saat menggunakan penghambur
alumunium dihasilkan pada saat sumber terletak disudut 30°, 90° dan 120° dengan
spektrum tertinggi yaitu pada sudut 120°. Sedangkan energy yang dihasilkan saat tanpa
penghambur aluminium bernilai konstan. Hal ini dikarenakan sinar yang dipancarkan
sumber langsung diserap oleh detector, karena tidak adanya penghambur yang dapat
menyebabkan sinar terhambur ke segala arah.

H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada percobaan kalibrasi, garis spektrum pada preparat Cs-137 ketika besar energy
662 keV adalah 1190. Urutan kedua terbesar dari data spektrum yang didapat setelah
1208 dengan besar energy 667.2 keV.
2. Kuanta sinar gamma yang dihamburkan aluminium bergantung dengan sudut antara
sumber dan detector, serta peletakan beban.
3. Energi E kuanta sinar gamma yang dihamburkan berbeda pada masing-masing sudut
yang digunakan dan energy kuanta yang dihamburkan akan semakin besar jika nilai
pengukurannya semakin besar pula.
4. Energy E kuanta sinar gamma yang dihamburkan menggunakan aluminium akan
menghasilkan E yang sama besarnya disetiap sudut manapun. Itu artiya sudut tidak
berpengaruh dalam percobaan ini.

I. Komentar
1. Alangkah lebih baik jika praktikan memahami materi dan prinsip kerja dari percobaan
yang akan dipraktikumkan.
2. Tidak adanya asisten laboratorium, membuat jalannya praktikum kurang terarah dan
menyebabkan tidak kondusif selama berlangsungnya praktikum.
3. Praktikan harus memahami safety (keamanan) dan kehati-hatian dalam menggunakan
alat yang digunakan di masing-masing meja praktikum.

J. Daftar Pustaka
Budiyanto, J. 2009. Fisika: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Pembukua
Departemen Nasional.
Iswandi. 2002. Fisika Inti. Makassar: Alauddin University Press.
College Ioan Consalidation.2015. www.Fisikazone.com/efek-compton/. Diakses pada
tanggal 15 April 2017 pukul 20.22 WIB)

Вам также может понравиться