Вы находитесь на странице: 1из 2

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama PKL ditemukan

beberapa kasus yaitu tidak terdapat rak untuk menyusun obat-obat di

tempat peracikan sehingga letaknya saling berdekatan. Hal ini dapat

menyebabkan kesulitan dan kesalahan dalam mencari obat serta

menyebabkan kesalahan pengambilan obat. Selain itu, resep yang ditulis

oleh perawat dan bidan, sehingga banyak kerancuan dan dapat

menyebabkan kesalahan dosis obat.


B. Penyelesaian Masalah
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara

dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat

yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak

mutu obat. Persyaratan yang ditetapkan yaitu dibedakan menurut bentuk

sediaan dan jenisnya, dibedakan menurut suhunya, kestabilannya, mudah

tidaknya meledak/terbakar, tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai

dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan

farmasi sesuai kebutuhan. Tujuannya adalah untuk memelihara mutu

sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab,

menjaga ketersediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan

(Kemenkes, 2014).
Keunggulan penyusunan obat menggunakan rak khusus yaitu

memudahkan dalam penggambilan obat serta menghindari obat-obat Look

A Like Sound A Like (LASA) yakni sediaan obat yang memiliki bentuk dan
27

nama yang hampir sama dengan sediaan obat lain yang dapat

menyebabkan kesalahan pemberian obat pada pasien. Solusi yang dapat

diberikan yaitu agar petugas di kamar obat dapat meminta kepada kepala

puskesmas untuk mengadakan rak khusus untuk meletakkan obat-obatan

agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan obat serta obat-obat LASA

tidak ditempatkan berdekatan, dan dilakukan double cek oleh 2 orang

petugas yang berbeda setiap melakukan dispensing obat.


Permasalahan tentang resep yang ditulis oleh bidan dan perawat

dapat diatasi dengan cara berikut :


1. Memeriksa kembali resep yang akan dilayani.
2. Resep yang ditulis harus sepengetahuan dokter yang bertugas apabila

tenaga perawat yang menulis resep.


3. Petugas kamar obat harus cermat dalam mengidentifikasi resep

sehingga kesalahan pemberian obat dapat diminimalisir.


4. Pada saat dokter tidak di tempat, maka tenaga perawat harus

berkonsultasi dengan tenaga teknis kefarmasian di ruang kamar obat

ketika pasien menebus resep, agar terapi pengobatan pasien dapat

dilakukan secara tepat dan benar.

Вам также может понравиться