Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Risna Priyastanti
D-III Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
risnapriyas85@yahoo.com
Abstrak. Diera modern seperti sekarang ini banyak ditemukan anak-anak berusia 6-12
tahun mengalami penyakit yang seharusnya mereka belum mengalaminya. Salah satu
penyakit yang diderita anak-anak usia 6-12 tahun adalah obesitas. Sekarang ini obesitas
bukan lagi penyakit orang dewasa tetapi sudah menyebar kepada anak-anak yang masih
dalam usia pertumbuhan. Obesitas yang dialami oleh anak-anak tersebut adalah
kurangan kesukaan anak untuk mengkonsumsi sayuran dan kecenderungan untuk
memakan makanan siap saji. Makanan siap saji memang memiliki cita rasa yang lebih
sedap dibandingkan dengan sayuran tetapi, kandungan zat yang terdapat didalam
makanan siap saji kurang baik jika diberikan kepada anak usia 6-12 tahun. Pada anak
usia tersebut masih banyak membutuhkan zat-zat yang baik untuk tumbuh kembang
mereka.
Masalah gizi di Indonesia saat ini masih belum mendapatkan penanganan yang
serius. Saat satu masalah gizi belum menemukan solusi masalah gizi yang lain datang.
Di indonesia tengah mengalami masalah gizi buruk, belum terselesainya masalah gizi
buruk datang lagi masalah gizi yaitu obesitas. Pada pria dan wanita penyebaran lemak
berbeda-beda. Wanita tubuhnya lebih banyak terdiri dari lemak dibandingkan dengan
pria. Saat ini obesitas tidak hany terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak
Belakangan ini banyak anak-anak yang baru berusia 6 tahun mengalami obesitas.
Menurut Andriyani (2014) “anak usia 6-12 tahun sangat rentan terhadap obesitas,
karena pada akhir masa kanak-kanak (usia 6-12 tahun), mereka tidak lagi mau menuruti
perintah orangtua, dan lebih senang mengikuti aturan kelompok”. Menurut Marlissa dan
Pandelaki(2015) “berdasarkan penelitian Wardlaw & Hampi sekitar 40 % anak yang
mengalami obesitas dan 80 % remaja mengalami obesitas”.
Pengertian Obesitas
Jenis-jenis Obesitas
Jenis obesitas tergantung dari tipe selnya (Purwati, 2001) antara lain:
1. Tipe Hiperplastik : obesitas yang terjadi karena jumlah sel melebihi jumlah sel
normal, namun ukurannya sama. Tipe ini banyak terjadi pada anak-anak
2. Tipe Hipertropik : obesitas karenaukuran sel melebihi ukuran normal.
3. Tipe hiperplastik dan hipertropik : obesitas karena jumlah dan ukuran sel
melebihi normal. Terjadi pada anak-anak dan terus hingga dewasa.
Faktor Obesitas
Menurut Dewi (2015) “faktor utama yang menjebabkan obesitas adalah faktor
perilaku yaitu pola makan yang tidak sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan
sayur) tidak mencukupi, fisik yang tidak aktif, dan merokok”. Menurut Sartika (2011)
“obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis
makanan instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji”.
Makanan cepat saji dapat menimbulkan banyak efek. Menurut Damapolli dkk (2013)
“efek makanan cepat saji terhadap tubuh yakni dapat mempengaruhi tingkat energi
tubuh. Junk food tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat”.
Kandungan makanan cepat saji pun kurang baik untuk anak. Menurut Iqmy (2012)
“makanan cepat saji umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang
mengakibatkan obesitas. Selain itu, kadar garam yang tinggi (kadar natrium tinggi)
dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya hipertensi”. Tetapi anak-anak lebih
tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang nutrisinya kurang baik untuknya. Anak-
anak lebih suka memakan mie instan dari pada makan sayuran lebih suka minum
minuman bersoda dari pada minum jus buah.
2. Faktor genetik
Selain pola makan faktor genetik juga mempengaruh terjadinya obesitas pada
anak. Menurut Damayanti (2002) “faktor genetik yang diketahui mempunyai peranan
kuat adalah parental fatness, anak yang besitas biasanya bersal dari keluarga yang
obesitas. Bila kedua orang tua obesitas, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi
obesitas. Bila salah satu orangtua obesitas kejadian menjadi 40%”.
4. Hormonal
5. Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan juga dapat menjadi faktor resiko obesitas, karena ada
beberapa obat yang jika dikonsumsi dapat menimbulkan nafsu makan. Jika obat ini
dikonsumsi dapat menyebabkan obesitas (Purwati, 2001).
akibat yang ditimbul dari penyakit obesitas ini pada anak adalah:
Jika anak telah mengalami obesitas banyak hal-hal yang membuat anak menjadi
terganggu seperti rasa minder terhadap dirinya sendiri, rasa tidak percaya diri dan dapat
menghambat aktivitas fisik anak. Menurut Dewi (2013) “di sekolah, anak obesitas
memiliki tingkat kemajuan yang rendah dalam mata pelajaran olah raga dan sulit
mengntrol perilakunya”. Dampak yang ditimbulkan dari hal itu menurut Warschburger
(2005) “berdampak pada kualitas atau kesejahateraan hidup anak obesitas cenderung
lebih rendah dibandingkan anak dengan berat badan normal”.
Cara pencegahan untuk anak agar tidak terjangkit penyakit obesitas yaitu
biasakan olahraga sejak kecil olahraga yang mudah dilakukan anak yaitu lari-lari kecil,
berenang, dan bersepeda. Biasakan sejak dini untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-
buahan. Jangan biasakan anak untuk mengkonsumsi makanan siap saji.
Simpulan
Obesitas adalah masalah yang serius yang harus benar-benar ditangani oleh ahli gizi
terlebih lagi pada anak. Anak yang seharusnya mendapatkan asuhan pertumbuhan dan
mendapatkan perhataian yang lebih baik. Anak yang usia 6-12 tahun harus mendapatkan
asupan gizi yang cukup. Anak harus lebih banyak diberi makanan sayuran yang berserat
dan buah-buahan. Akibat yang ditimbulkan dari obesitas pada anak dapat menurunkan
kesehatan pada anak. Anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan harus
mendapatkankan perhatian dari orang tua dan orang tua harus memperhatikan pola
konsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak mengandung gizi yang baik.
DAFTAR RUJUKAN
Badjeber, F., Kapantouw, N. H., & Punuh, M. (2012). Konsumsi fast food sebagai faktor risiko
terjadinya gizi lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado. KESMAS, 1(1), 11-14.
Damapolii, W., Mayulu, N., & Masi, G. (2013). Hubungan Konsumsi Fastfood dengan Kejadian
Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. JURNAL KEPERAWATAN, 1(1).
Dewi, M. C. (2015). Faktor-Faktor yang Menyebabkan Obesitas pada Anak. Jurnal Majority,
4(8), 53-56.
Dewi, Y. (2013). Studi deskriptif: Persepsi dan Perilaku Makan Buah dan Sayuran pada Anak
Obesitas daon Orang Tua. CALYPTRA, 2(1), 1-17.
Dewi, Yesica. (2013wi, Yesica. (2013). Persepsi Makan Buah dan Sayuran pada Anak
Obesitas dan Orang tua. Andriyani, R. (2014). PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
OBESITAS PADA ANAK 1, 2 PARENT kNOWLAgE ABOUT CHILD OBESITY. JURNAL ILMU
KEBIDANAN VOLUME 2/NOMER 3/DESEMBER 2014, 2(3), 1-6.
Jurnal.com. (2013) penegrtian obesitas. http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-
obesitas.html?m (diaksess pada 18-10-2017)
Iqmy, A. R. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Anak Usia 6-12 Tahun Di Sekolah
Dasar Islam Terpadu Permata Bunda 3 Bandar Lampung.
Marlissa,E. W., Pandelaki, A. J., &Ratag, G. A. (2015). Perilaku Orang Tua dan Keluarga
Terhadap Obesitas pada Anak Kelas 5 SD di SDN 70 Manado. JURNAL KEDOKTERAN
KOMUNITAS DAN TROPIK, 3(4)
Sartika, R. A. D. (2011) Faktor Resik Obesitas pada Anak 5-15 tahun di Indnesia. Makara
Kesehatan, 15(1), 37-43.
Sartika, R. A. D. (2011). Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia. Makara
kesehatan, 15(1), 37-43.
Walker. (2005). Eat, play and be healthy. McGraw Hill
Warschburger. (2005) The unhappy obese child. Internasional Journal of obesity, 29,
127-129.
Wulandari, T., & Zulkaida, A. (2012). Self Regulated behavior pada remaja putri yang
mengalami obesitas