Вы находитесь на странице: 1из 5

Lalat buah merupakan contoh serangga yang mengalami metamorphosis

sempurna yang keberadaan spesiesnya lebih kurang 4500 spesies. Hal ini
disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang kecil, cepat berkembang biak, siklus
hidupnya yang singkat, mudah dipelihara, dan makanannya yang mudah didapat.
Adapun ciri-ciri dari lalat buah ini yaitu memiliki tubuh bewarna kuning atau coklat,
dan memiliki mata yang berwarna merah. Lalat buah ini merupakan hewan yang
habitatnya kosmopolitan, artinya bisa hidup dimana saja sesuai dengan habitatnya.
Lalat kecil ini menyukai bunga, dan buah yang matang. Lalat buah dewasa
umumnya ditemui hidup bergerombolan pada buah-buahan yang masak yang
mengandung air, misalnya buah nanas (Ananas comunis), pepaya (Carica
papaya), pisang (Musa sp.) dan buah lainnya. Sedangkan larvanya tumbuh dan
berkembang pada buah yang membusuk (Agustina, dkk, 2013).
Lebih lanjut, Shorrocks (1972) dalam Rivaida (1996) menyatakan, lalat buah
mendatangi buah-buahan yang ranum disebabkan karena adanya zat fermentasi
yang memiliki aroma kuat sehingga mereka tertarik dan datang pada buah-buahan
tersebut. Lalat buah lebih menyukai buah yang masak karena mengandung zat-zat
yang mereka butuhkan. Selain itu, makanan, akan mempengaruhi jumlah telur lalat
betina dan perkembangan larvanya. Larva dan imago lalat buah makan substansi
kaya karbohidrat yang mengalami fermentasi.
Lalat buah merupakan hewan percobaan yang sering digunakan dalam
praktikum genetika. Beberapa hukum genetika yang penting telah dihasilkan dari
penelitian menggunakan lalat buah. Beberapa keunggulan penggunaan lalat buah
antara lain tidak memerlukan kondisi steril seperti pada mikroorganisme, mudah
diperoleh karena bersifat kosmopolit, siklus hidup pendek, mudah dipelihara, lalat
betina bertelur banyak, ciri morfologi mudah diamati dan memiliki 4 pasang
kromosom sehingga mudah diteliti. Dalam praktikum genetika, media standar yang
digunakan untuk pemeliharaan lalat buah adalah media pisang+tape, dengan
perbandingan 6:1, 6 bagian pisang dan 1 bagian tape. Kandungan utama dalam
buah-buahan adalah karbohidrat, yang merupakan bagian dari zat gizi utama yang
berperan sebagai sumber energi (Kimball, 2002).
Berikut merupakan taksonomi dari lalat buah (Drosophila melanogaster) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster (itis.gov diakses pada tanggal 15
Oktober 2015 18:28).
Drosophila melanogaster normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: panjang
tubuh lalat dewasa 2-3 mm, imago betina umumnya lebih besar dibandingkan
dengan yang jantan, tubuh berwarna coklat kekuningan dengan faset mata
berwarna merah berbentuk elips. Terdapat pula mata oceli yang mempunyai ukuran
jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di antara dua
mata majemuk, berbentuk bulat. Selain itu, Drosophila melanogaster normal
memiliki antena yang berbentuk tidak runcing dan bercabang-cabang dan kepala
berbentuk elips. Thorax berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna
dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis hitam yang
terletak pada abdomen. 5 sayap Drosophila normal memiliki ukuran yang panjang
dan lurus, bermula dari thorax hingga melebihi abdomen lalat dengan warna
transparan.
Ciri-ciri yang membedakan antara lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan
dengan betina, yaitu:
Lalat buah jantan Lalat buah betina
1. Ukuran tubuh lebih kecil dari 1. Ukuran tubuh lebih besar dari
betina jantan
2. Sayap lebih pendek dari sayap 2. Sayap lebih panjang dari sayap
betina jantan
3. Terdapat sisir kelamin (sex 3. Tidak terdapat sisir kelamin
comb) (sex comb)
4. Ujung abdomen tumpul dan 4. Ujung abdomen runcing
lebih hitam

Drosophila melanogaster memiliki empat tahap dalam siklus hidupnya yaitu


telur, larva, pupa, dan dewasa. Drosophila melanogaster akan menghasilkan
keturunan baru dalam waktu 9-10 hari. Jika dipelihara pada suhu 25ºC dalam kultur
segar, lima hari pada tahap telur dan tahap larva, lalu empat hari pada tahap
pupa.
Empat tahap siklus hidup Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut:
a. Telur
Telur berukuran 0,5 mm dan berbentuk lonjong. Telur
dilapisi oleh dua lapisan, yang pertama selaput vitelin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat (korion)
di bagian luar dan di anterior terdapat dua tangkai tipis. Permukaan
korion tersusun atas lapisan kitin yang kaku, putih transparan. Pada
salah satu ujungnya terdapat filamen-filamen yang mencegah supaya
telur tidak tenggelam di dalam medium (Kimball, 2002).
b. Larva
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Larva
berwarna putih, memiliki segmen, bentuknya menyerupai cacing,
mulut berwarna hitam dengan bentuk kait sebagai pembuat lubang.
Pada stadium ini aktifitas makan semakin meningkat dan geraknya
relatif cepat. Drosophila melanogaster pada tahap larva mengalami dua
kali molting. Tahap antara molting satu dengan selanjutnya disebut
instar (Kimball, 2002).
Larva Drosophila melanogaster memiliki tiga tahap instar
yang disebut dengan larva instar-1, larva instar-2, dan larva instar-
3 dengan waktu perkembangan berturut-turut selama 24 jam, 24
jam dan 48 jam diikuti dengan perubahan ukuran tubuh yang makin
besar. Larva instar-1 melakukan aktivitas makan pada permukaan
medium dan pada larva instar-2 mulai bergerak ke dalam medium
demikian pula pada larva instar-3. Aktivitas makan ini berlanjut sampai
mencapai tahap pre pupa (Mulyanti, 2005 dalam Wahyuni, 2013).
Sebelum mencapai tahap ini larva instar-3 akan merayap dari dasar botol
medium ke daerah atas yang relatif kering (Kimball, 2002). Selama
tahap perkembangan larva, medium mengalami perubahan dalam
komposisi dan bentuk (Mulyanti, 2005 dalam Wahyuni, 2013).
c. Pupa
Pada awalnya pupa berwarna kuning muda, bagian kutikula
mengeras dan berpigmen. Pada tahap ini terjadi perkembangan organ
dan bentuk tubuh. Dalam waktu yang singkat, tubuh menjadi bulat
dan sayapnya menjadi lebih panjang (Kimball, 2002).
d. Dewasa
Lalat dewasa jantan dan betina mempunyai perbedaan morfologi
pada bagian posterior abdomen. Pada lalat betina dewasa terdapat garis-
garis hitam melintang mulai dari permukaan dorsal sampai bagian
tepi. Pada lalat jantan ukuran tubuh umumnya lebih kecil
dibandingkan dewasa betina dan bagian ujung segmen abdomen
berwarna hitam. Pada bagian tarsal pertama kaki depan lalat jantan
terdapat bristel berwarna gelap yang disebut sex comb (Kimball, 2002).
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan serangga. Pertama,
faktor dalam yang meliputi kemampuan berkembang biak, perbandingan jenis
kelamin, sifat mempertahankan diri dan siklus hidup. Faktor kedua yaitu, faktor
luar yang meliputi suhu, kelembaban, cahaya, pakan atau nutrisi serta predator.
Lalat buah termasuk dalam ordo dipteral yang mengalami metamorphosis
sempurna (holometabola) dengan empat stadium perkembangan yaitu telur – larva
– pupa – imago. Telur-telur lalat buah diletakkan oleh betina dewasa dalam
jaringan buah.
Di alam bebas larva dan lalat buah dewasa memakan substansi kaya karbohidrat
yang mengalami fermentasi. Karbohidrat memegang peranan penting dalam
pertumbuhan Drosophila karena karbohidrat merupakan komponen utama dalam
buah-buahan dan merupakan bagian dari zat gizi utama penghasil energi. Menurut
Campbell, dkk (2002) karbohidrat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Pati atau amilum merupakan
polisakarida yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan banyak terdapat pada
buah-buahan (Suryo, 2004).
Kandungan protein dan lemak sangat rendah dalam buah-buahan. Seperti yang
kita ketahui bahwa zat yang diperlukan dalam pertumbuhan adalah protein,
sedangkan dalam buah-buahan kandungan protein sangat rendah, dengan demikian
Drosophila memerlukan protein yang diubah dari karbohidrat untuk
pertumbuhannya. Karbohidrat dapat diubah menjadi protein melalui proses yang
disebut transaminasi. Poedjiadi (1994) menyatakan bahwa transaminasi merupakan
proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari
satu asam amino ke asam amino yang lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto,
yaitu asam piruvat, asam alpha ketoglutarat dan asam oksaloasetat, sehingga
senyawa ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah
menjadi asam keto dengan bantuan enzim. Asam piruvat, oksaloasetat, dan alpha
ketoglutarat (senyawa yang terbentuk dari oksidasi glukosa) dapat diubah
dengan cara transaminasi menjadi Lalanina, asam L-aspartat, dan asam L-
Glutamat. Asam glutamat dan asam aspartat merupakan pra zat sejumlah besar
asam amino (Campbell, 2008).
Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi pada pisang. Kandungan karbohidrat
pada pisang adalah 28,5 gram per 100 gram buah pisang yang dapat dimakan atau
daging buahnya. Di alam bebas larva dan lalat buah dewasa memakan substansi
kaya karbohidrat yang mengalami fermentasi. Karbohidrat memegang peranan
penting dalam pertumbuhan Drosophila karena karbohidrat merupakan komponen
utama dalam buah-buahan dan merupakan bagian dari zat gizi utama penghasil
energi. Menurut Campbell, dkk (2002) karbohidrat dapat digolongkan menjadi tiga
yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Pati atau amilum merupakan
polisakarida yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan banyak terdapat pada
buah-buahan (Suryo, 2004).
Kandungan protein dan lemak sangat rendah dalam buah-buahan. Seperti yang
kita ketahui bahwa zat yang diperlukan dalam pertumbuhan adalah protein,
sedangkan dalam buah-buahan kandungan protein sangat rendah, dengan demikian
Drosophila memerlukan protein yang diubah dari karbohidrat untuk
pertumbuhannya.
Karbohidrat dapat diubah menjadi protein melalui proses yang disebut
transaminasi. Poedjiadi (1994) menyatakan bahwa transaminasi merupakan proses
katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam
amino ke asam amino yang lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, asam alpha ketoglutarat dan asam oksaloasetat, sehingga senyawa ini
diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam
keto dengan bantuan enzim. Asam piruvat, oksaloasetat, dan alpha ketoglutarat
(senyawa yang terbentuk dari oksidasi glukosa) dapat diubah dengan cara
transaminasi menjadi Lalanina, asam L-aspartat, dan asam L-Glutamat. Asam
glutamat dan asam aspartat merupakan pra zat sejumlah besar asam amino
(Campbell, 2008).

Daftar Pustaka

Agustina, Elita, dkk. 2013. Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla


melanogaster) pada Media Biakan Alami sebagai Referensi Pembelajaran pada
Matakuliah Perkembangan Hewan. Jurnal Biotik. ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 1
Campbell, Neil .A, dkk. 2008. Biologi Jilid 1(Edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga

Kimball. 2002. Biologi Jilid I. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga

Suryo. 2004.Genetika Manusia.Yogyakarta:Gadjah Mada University

Wahyuni, Sri Eko. 2013. Pertumbuhan Lalat Buah (Drosopilla Sp.) pada Berbagai Media
dan Sumbangannya pada Pembelajaran Biologi di SMA
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/view/10919) [15 Maret 2019]

Wahyuni, Sri. 2013. Pengaruh Maternal terhadap Viabilitas Lalat Buah (Drosophila
melanogaster Meigen) Strain Vestigial (vg). Skripsi. Jember: FMIPA UNEJ
Jurusan Biologi

Вам также может понравиться