Вы находитесь на странице: 1из 2

Bunda, Maafkan Aku

Karin sangat pintar. Ia berprestasi tinggi dan selalu menjadi juara. Tetapi ia lupa pada ibunya
saat sudah besar, ia menjadi orang yang berhasil. Ia sudah menjadi seorang dokter sesuai dengan
cita-citanya.

Suatu ketika, ia terkena sakit parah, ternyata yang datang pertama kali adalah ibunya...yang dulu
pernah ia sia-siakan. Akankah ia sadar akan kesalahannya itu? Mari kita saksikan pada drama
“BUNDA, MAAFKAN AKU”

Pemain :
1. Ibu
2. Karin
3. Mila
4. Nana
5. Rara
6. Kaila
7. Tina
8. Mama
9. Talita
10. Shinta
11. Nia
12. Sherly
13. Reza

Adegan 1
Karin selalu menjadi juara kelas di sekolahnya.
Mila : “Selamat ya, Rin. Kamu selalu menang!”
Nana : “Kamu hebat deh, Rin! Aku ngiri sama kamu...”
Karin : “Iya dong. Aku emang hebat. Kalian berjuang dong biar bisa kayak aku!”
Lila : “Aah...gimana caranya bisa kayak kamu. Otakmu udah encer gitu!”
Tiba-tiba datanglah Rara, Tina dan Kaila di tengah-tengah mereka.
Rara : “Eh, Karin. Jangan lupa berterimakasih kepada ibumu. Jangan seneng-seneng aja!”
Kaila : “Iya, Rin. Jangan sampai kamu melupakan ibumu.”
Karin : “Untuk apa berterimakasih sama ibu? Aku berhasil kan karena usahaku sendiri...”
Tina : “Itu ibumu, Rin. Masa kamu nggak berterimakasih sedikitpun? Apa kamu nggak takut
kena laknat Allah?”
Karin : “Udah deh, nggak usah khutbah di sini. Khutbah itu di masjid. Dan itu juga dilakukan
oleh laki-laki!”
Karin meninggalkan mereka semua.

Adegan 2
Ibu : “Ibu bangga padamu, Nak. Kamu selalu berprestasi.”
Karin : “Huh! Nggak usah sok perhatian gitu deh, Bu.
Ibu : “Nak. Kamu ini anak ibu. Ibu pasti selalu bangga dan bahagia dengan semua
prestasimu. Kamu adalah kebanggan ibu.”
Karin berlalu sambil menggebrak meja. Ia benci kepada ibunya.

Adegan 3
Dua puluh tahun kemudian, Karin sudah menjadi dokter anak. Ia baru selesai memeriksa balita
bernama Talita.
Mama : “Terimakasih ya, dokter. Kami pamit dulu.”
Talita : “Aku bisa sembuh nggak, dokter Kayin?”
Karin : “Pasti Talita akan sembuh kok. Ibu yang baik ya menjaganya. Jangan lupa obatnya
diminum.”
Mama : “Baik, dok.”

Adegan 4
Para dokter sekerja Karin begitu panik. Dokter Shinta, Nia, dan Sheryl mengitari Karin yang
baru saja jatuh pingsan.
Shinta : “Ada apa dengan Karin nih?”
Nia : “Kita panggil dokter Reza!”
Sheryl : “Ya. Aku akan memanggilnya sekarang. Kalian bawa Karin masuk dulu.”
S & N : “Ayo, cepat!”

Adegan 5
Karin tertidur lemas.
Reza : “Lambungnya bermasalah. Untuk sementara ia harus melakukan perawatan dulu di
sini.”
Ibu Karin tiba-tiba datang.
Ibu : “Apa yang terjadi denganmu, Nak? Ibu sangat khawatir.”

24 jam ibu menemani Karin yang selama ini telah menyia-nyiakannya. Teman-temannya sangat
kasihan pada ibunya.

Adegan 6
Karin terbangun dan mendapati ibunya berada di sampingnya. Ia menagis tergugu tak tahu harus
berbuat apa. Dokter Reza menjelaskan bahwa selama ini yang menungguinya adalah ibunya.
Karin lalu meminta maaf.

Вам также может понравиться