Вы находитесь на странице: 1из 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

( Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PHC )

Disusun Oleh :

Kelompok 5 ( III-C)

Laila Nur Fitria (NIM: 1608771) Rizky Fauzi P (NIM: 1608813)

Nining Widaningrum (NIM: 1608792) Tria Apriliani (NIM: 1608832)

Resi Wulansari (NIM: 1608802) Triska Oktariani (NIM: 1608833)

Rival Gilang Anugrah (NIM: 1608809) Yoga Indriana G (NIM: 1608840)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PRODI D/III KEPERAWATAN KAMPUS SUMEDANG

Jalan Margamukti NO.93 Ds.Licin Cimalaka Sumedang Telp. (0261)203084

2019
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebabanyakan herediter dengan


tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
acut maupun cronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin
absolut dalam tubuh, dimana gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat,
yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme protein dan lemak.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth,
2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa menurut WHO 1985 :

1. Clinical Classes
a. DM
1) IDDM ( DM Type 1 ).
2) NIDDM ( DM Type 2 ).
3) Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
4) MRDM
Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
DM type lain dengan keadaan dan gejala yang tertentu.
5) Impaired Glucosa Tolerance ( GTG ).
6) Gestasional Diabetes Mielitus.

b. Statistical Risk Classes.


1) Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
2) Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
3) Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.

C. Etiologi

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan


insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting
pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM
yaitu :

1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula
yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran
sel yang responsir terhadap insulin.

D. Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu
efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan


naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan


kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada
hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi
glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena
tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri
disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri
menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar
bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan
berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah
astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan
mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh
dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan


membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren

E. Tanda dan gejala

Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :

1. Poliuria (banyak dan sering kencing)


2. Polipagia (banyak makan)
3. Polidipsi (banyak minum)

Kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :

1. Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.


2. Berat badan menurun
3. Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut saraf
4. Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
5. Infeksi saluran kencing
6. Kelainan ginjal kalogi: keputihan
7. Infeksi yang sukar sembuh

Pada pemeriksaan laboratorium:

1. Kadar gula darah meningkat


2. Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida
3. Glukosuria

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Test Glukosa darah
2. Gula dalam urine
3. Glukosa toleran test
4. Plasma proinsulin

G. Pengobatan
1. Diet rendah kalori
2. Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor sitensulin diberikan bila
dengan oral tidak efektif
3. Khusus untuk ganggren :
4. Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas di OK
5. Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang menderita diabetes
melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak 180 orang dan 45 % laki-
laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus
tersebut sebanyak 150 orang (50 %) usia dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90
orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes
Melitus dengan tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35% sebanyak 105
orang, dan DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional
sebanyak 30 orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali
penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan
ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian status
kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader kesehatan, tokoh
masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.

Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan


data sub sistem.

1. Data Inti KJomunitas Meliputi ;


a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
1) Lokasi :
 Propinsi daerah tingkat 1 : Jawa Timur
 Kabupaten/ kotamadya : Pacitan
 Kecamatan : Sumber Asri
 Kelurahan : Margorukun
 RW : 05
 RT : 03
 Luas wilayah : 5.220 m2
 Batas wilayah/wilayah
 Utara : Jalan raya melati
 Selatan : RT 06 /RW 04
 Barat : RT 07
 Timur : RT 18/ RW 03
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
 Pemukiman : 4550 m2

b. Data demografi
1) Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2) Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3) Jumlah penderita asma : 20 orang
4) Jumlah penderita DM : 300 orang

a) Berdasarkan jenis kelamin


 Laki-laki : 120 orang (45 %)
 Perempuan : 180 orang (55 %)
b) Berdasarkan kelompok penderita DM
 Anak-anak :-
 Remaja :-
 Dewasa : 150 orang (50 %)
 Lansia : 90 orang (30 %)
 Ibu hamil : 60 orang (20%)

c) Berdasarkan agama
 Islam : 20 orang (80%)
 Kristen : 30 orang (10%)
 Hindu : 15 orang (5%)
 Budha : 15 orang (5%)
 Katolik :-

d) Berdasarakan suku bangsa


 Jawa : 210 orang (70%)
 Madura : 75 orang (25%)
 Sunda : 9 orang (3%)
 WNI keturunan : 6 orang (2%)

e) Jumlah penderita DM gangren : 90 orang


f) Suku bangsa
 Jawa : 210 orang (70%)
 Madura : 75 orang (25%)
 Sunda : 9 orang (3%)
 WNI keturunan : 6 orang (2%)

g) Status perkawinan

 Kawin : 195 orang (65%)


 Tidak kawin : 60 orang (20%)
 Duda : 30 orang (10%)
 Janda : 15 orang (5%)

2. Data Sub Sistem


a. Data Lingkungan Fisik
1) Sumber air dan air minum
a) Penyediaan Air bersih
 PAM : 180 orang (60%)
 Sumur : 120 orang (40%)
 Sungai :-
b) Penyediaan air minum
 PAM : 150 orang (50%)
 Sumur : 90 orang (30%)
 Sungai :-
 Lain-lain/air mineral : 60 orang (20%)
c) Pengolahan air minum
 Masak : 300 orang (100%)
 Tidak dimasak :-
d) Pengelolaan air minum
 Selalu dimasak : 300 orang (100%)
 Air mentah :-
2) Saluran pembuangan air/sampah
a) Kebiasaan membuang sampah
 Diangkut petugas : 30%
 Dibuang sembarangan : 70%
b) Pembuangan air limbah
 Got/parit : 100%
 Sungai :-
c) Keadaan pembuangan air limbah
 Baik/lancer : 25%
 Kotor : 75%
3) Jamban
a) Kepemilikan jamban
 Memiliki jamban : 80%
 Tidak memiliki jamban : 20%
b) Macam jamban yang dimiliki
 Septitank : 75%
 Disungai : 25%
c) Keadaan jamban
 Bersih : 45%
 Kotor : 55%
4) Keadaan rumah
a) Tipe rumah
 Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
 Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
 Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
b) Status rumah
 Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
 Kontrak : 120 orang (40%)
c) Lantai rumah
 Tanah : 30 orang (10%)
 Papan : 90 orang (30%)
 Tegel/keramik : 180 orang (60%)
d) Ventilasi
 Ada : 240 orang (80%)
 Tidak ada : 60 orang (20%)
e) Luas kamar tidur
 Memenuhi syarat : 180 orang (60%)
 Tidak memenuhi syarat : 120 orang (40%)
f) Penerangan rumah oleh matahari
 Baik : 120 orang (40%)
 Cukup : 30 orang (10%)
5) Halaman rumah
a) Kepemilikan pekarangan
 Memiliki : 240 orang (80%)
 Tidak memiliki : 60 orang (20%)
b) Pemanfaatan pekarangan
 Ya : 270 orang (90%)
 Tidak : 30 orang (10%)

b. Fasilitas Umum dan Kesehatan


1) Fasilitas umum
a) Sarana Kegiatan Kelompok
 Karang taruna : 1 kelompok
 Pengajian : 2 kelompok
 Ceramah agama : 1 kelompok
 PKK : 1 kali per bulan
b) Tempat perkumpulan umum
 Balai desa : ada (1 buah)
 Dukuh : ada (1 buah)
 RW : ada (1 buah)
 RT : ada (1 buah)
 Masjid/Mushola : ada (2 buah)
2) Fasilitas Kesehatan
a) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Puskesmas : 150 orang (50%)
 Rumah Sakit : 50 orang (16,6%)
 Para Dokter Swasta : 25 orang (8,3%)
 Praktek Kesehatan Lain : 75 orang (25%)
b) Kebiasaan check up kesehatan
 Rutin tiap bulan : 90 orang (30%)
 Jarang : 210 orang (70%)
c. Ekonomi
1) Karekteristik Pekerjaan
 PNS/ABRI : 60 orang (20%)
 Pegawai swasta : 60 orang (20%)
 Wiraswasta : 30 orang (10%)
 Buruh tani/pabrik :150 orang (50%)
2) Penghasilan Rata-Rata Perbulan
 < dari UMR : 150 orang (50%)
 UMR – 1.000.000,00 : 90 orang (30%)
 > dari UMR : 60 orang (20%)
3) Pengeluaran Rata-Rata Perbulan
 < dari UMR : 165 orang (55%)
 UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
 > dari UMR : 30 orang (10%)
4) Kepemilikan usaha
 Toko : 30 orang (10%)
 Warung makanan : 15 orang (5%)
 UKM : 9 orang (3%)
 Tidak punya : 246 orang (82%)
d. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
a) Diet makan
 Kebiasaan makan makanan manis : 70% ( 210 org )
 Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% ( 60 org )
 Lain-lain : 10% ( 30 org )
b) Kepatuhan terhadap diet
 Patuh : 25% ( 75 org )
 Kadang-kadang : 30% ( 90 org )
 Tidak patuh : 45% ( 135 org )
c) Kebiasaan berolah raga
 Sering : 15% ( 45 org )
 Kadang-kadang : 40% ( 120 org )
 Tidak pernah : 45% ( 135 org )
d) Kebiasaan sehari-hari
2) Memakai alas kaki
 Setiap saat : 60% ( 180 org )
 Saat di luar rumah : 30% ( 90 org )
 Jarang memakai : 10% ( 30 org )
3) Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
 Sering : 10% ( 30 org )
 Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
 Tidak pernah : 75% ( 225 org )
4) Transportasi
a) Fasilitas transportasi : Jalan Raya, Angkutan Umum,
Ambulans
b) Alat transportasi yang dimiliki
 Sepeda : 90 orang (30%)
 Motor : 120 orang (40%)
 Mobil : 6 orang (2%)
 Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
c) Penggunaan Sarana Transportasi Oleh Masyarakat
 Angkutan umum : 165 orang (55%)
 Kendaraan pribadi : 135 orang (45%)

e. Politik dan pemerintahan


1) Struktur organisasi : ada
 Terdapat kepala desa dan perangkatnya
 Ada organisasi karang taruna
2) Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu)
3) Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada yaitu
puskesmas
4) Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM : belum ada
5) Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : belum ada
f. Sistem Komunikasi
1) Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio : 225 orang (75 %)
 TV : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone : 120 orang (40 %)
 Majalah/koran : 135 orang (45%)
2) Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster tentang diet DM : ada
 Pamflet tentang penanganan DM : ada
 Leaflet tentang penanganan DM : ada
3) Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
 Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan
dari Puskesmas : ada tapi jarang

g. Pendidikan
1) Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD : 135 orang (45%)
 SLTP : 90 orang (30%)
 SLTA : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi : 15 orang (5%)
h. Rekreasi
 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun- alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 05 RW 03 Kelurahan Margo Rukun.

3. ANALISA DATA
No PENGELOMPOKKAN DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : Pengetahuan yang Ketidakpatuhan masyarakat
kurang dalam melaksanakan program
Dari hasil wawancara di dapat tingkat
diet berhubungan dengan
pendidikan ada 50% warga yang tidak patuh
menjalankan diit kurangnya Informasi Di RT 3
RW 5 kelurahan Margo Rukun
Do :

- data menyebutkan bahwa tingkat


pendidikan SD sebanyak 135 orang (45%)

- penyuluhan kader dari masyarakat dan


petugas kesehatan dari puskesmas jarang
ada

- kebiasaan masyarakat makan makanan


yang manis sebanyak 210 orang (70%)

2. Faktor penghasilan Ketidakpatuhan


Ds: yang rendah masyarakat/penderita DM

Dari hasil wawancara didapat ketidak melaksanakan check up


patuhan masyarakat untuk melaksanakan kesehatan Di RT 3 RW 5
check up kesehatan sebanyak 219 orang kelurahan Margo Ruk
(70%)

Do:

- sebanyak 210 orang jarang check


up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135 orang

- lulusan SLTP sebanyak 90 orang

- penghasilan < UMR sebanyak 150 orang

- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90


orang

- penghasilan > UMR 60 orang

3. Ds: Kurangnya Resiko peningkatan penderita


pengetahuan penderita ganggren Di RT 3 RW 5
Dari hasil wawancara didapat jumlah DM tenytang kelurahan Margo Rukun
penderita DM 300 orang
pencegahan terjadinya
Do: luka ganggren

-jumlah penderita DM dengan ganggren


sebanyak 30% (90 orang)

- distribusi penderita DM berdasarkan


tingkat pendidikan formal

SD :45% (135 orang)

SLTP :30% (90 orang)

SLTA :20% (60 orang)

Perguruan tinggi:5%(15 orang)

-sebanyak 210 orang (70%) penderita DM


tidak check up secara rutin

- kebiasaan sehari hari penderita DM yang


setiap saat memakai alas kaki sebanyak 45
orang (15%),saat dilauar rumah 75 orang
(25%) dan jarang memakai 180 orang
(60%)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakpatuhan masyarakat dalam melaksanakan program diet berhubungan
dengan kurangnya Informasi Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun
ditandai dengan :
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada 50% warga yang tidak
patuh menjalankan diet
Do :
- data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 135 orang (45%)
- penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 210 orang
(70%)
b. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up kesehatan di
RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan faktor penghasilan
yang rendah ditandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk melaksanakan
check up kesehatan sebanyak 219 orang (70%)
Do:
- sebanyak 210 orang jarang check up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135 orang
- lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR sebanyak 150 orang
- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang
- penghasilan > UMR 60 orang
c. Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan penderita DM tentang
pencegahan terjadinya luka ganggren di tandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat jumlah penderita DM 300 orang

Do:
- Jumlah penderita DM dengan ganggren sebanyak 30% (90 orang)
- Distribusi penderita DM berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD : 45% (135 orang)
 SLTP : 30% (90 orang)
 SLTA : 20% (60 orang)
 Perguruan Tinggi :5%(15 orang)
- Sebanyak 210 orang (70%) penderita DM tidak check up secara rutin
- Kebiasaan sehari hari penderita DM yang setiap saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar rumah 75 orang (25%) dan jarang
memakai 180 orang (60%)

PRIORITAS MASALAH
Pentingnya Perubahan positif Penelesaian untuk
Diagnosa
penyelesaian untuk penyelesaian peningkatan
keperawatan
masalah di komunitas kwalitas hidup
1 : rendah 0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi

Perubahan
Penelesaian
Pentingnya positif untuk
untuk
Diagnosa keperawatan penyelesaian penyelesaia Skor
peningkatan
masalah n di
kwalitas hidup
komunitas
Ketidakpatuhan masyarakat 3 3 3 9
dalam melaksanakan program
diet berhubungan dengan
kurangnya Informasi Di RT 3 RW
5 kelurahan Margo Rukun
1.
1. Ketidakpatuhan 3 2 1 6
masyarakat/penderita DM
melaksanakan check up
kesehatan di RT 5 RW 3
kelurahan Margo Rukun
berhubungan dengan faktor
penghasilan yang rendah

1. Resiko peningkatan penderita 3 2 2 7


ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan
Margo Rukun berhubungan
dengan Kurangnya pengetahuan
penderita DM tentang
pencegahan terjadinya luka
ganggren
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakpatuhan masyarakat dalam melaksanakan program diet berhubungan
dengan kurangnya Informasi Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun
a. Bina hubungan saling percaya dengan masyarakat
Rasional : Melakukan bina hubungan saling percaya dengan Masyarakat
akan Mempercepat proses penyembuhan penyakitnya.
b. Melakukan pendidikan kesehatan tentang diet penderita DM
Rasional : masyarakat penderita DM mampu melakukakan Diet dengan baik
c. Berikan penyuluhan tentang pentingnya pengobatan bagi penderita DM
Rasional : masyarakat mampu mengetahui cara diet untuk penyakit DM
2. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up kesehatan di
RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan faktor penghasilan
yang rendah
a. Berikan penyuluhan tentang pentingnya memeriksa gula darah bagi
penderita DM
Rasional : Dengan dilakukannya pemeriksaan penyakit DM, masyarakat
mampu mengetahui kondisi penyakitnya.
b. Lakukan Pemeriksaan gula darah gratis pada penderita DM
Rasional : pemeriksaan DM mampu mengontrol kadar gula darahnya.
c. Berikan penyuluhan tentang faktor risiko tentang ketidakpatuhan penderita
DM tentang pemeriksaan gula darah
Rasional : masyarakat mampu mengetahui faktor risiko tentang
ketidakpatuhan pemeriksaan gula darah.
3. Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan penderita DM tentang
pencegahan terjadinya luka ganggren
a. Berikan pendidikan kesehatan pada penderita DM tentang cara
menanggalkan luka gangren, dan menyebabkan penggantian luka gangren.
Rasional : masyarakat mampu mengetahui cara perawatan luka gangren.
b. Ajarkan untuk penderita DM untuk merawat lukanya.
Rasional : masyarakat penderita DM mampu merawat lukanya.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Ketidakpatuhan masyarakat dalam melaksanakan program diet berhubungan
dengan kurangnya Informasi Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun
a. Membina hubungan saling percaya dengan masyarakat
b. Melakukan pendidikan kesehatan tentang diet penderita DM
c. Berikan penyuluhan tentang pentingnya pengobatan bagi penderita DM
2. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up kesehatan di
RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun berhubungan dengan faktor penghasilan
yang rendah
a. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya memeriksa gula darah bagi
penderita DM
b. Melakukan Pemeriksaan gula darah gratis pada penderita DM
c. Memberikan penyuluhan tentang faktor risiko tentang ketidakpatuhan
penderita DM tentang pemeriksaan gula darah
3. Resiko peningkatan penderita ganggren di RT 5 RW 3 kelurahan Margo Rukun
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan penderita DM tentang
pencegahan terjadinya luka ganggren
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada penderita DM tentang cara
menanggalkan luka gangren, dan menyebabkan penggantian luka gangren.
e. Mengajarkan untuk penderita DM untuk merawat lukanya.

E. EVALUASI
Setelah dilaksanakan, langkah selanjutnya dilakukan sesuai dengan tujuan khusus
yang telah dirumuskan yaitu:
1. Masyarakat tahu tentang diit untuk penderita DM
2. Masyarakat mengetahui tentang pentingnya kepatuahan perawatan penyakit Dm
3. Masyarakat penderita DM tahu tentang risiko ketidakpetuhan untuk melakukan
pemeriksaan gula darah
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat ditarik kesimpulan penyakit Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan
menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit
Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas (berat badan berlebih), faktor genetis,
pola hidup yang tidak sehat, kurang tidur, dan masih banyak yang lain.

B. SARAN
Bagi penderita diabetes melitus atau kencing manis dapat membantu pola makan dan
diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain pola makan dan
diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes seperti
metformin dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya terhadap kadar
gula darah.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa. (1999). Jakarta :
EGC.

Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih. Jakarta : EGC.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta :


Balai Penerbit FKUI

R, Fallen. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika

Вам также может понравиться