Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PENDAHULUAN

Acute Lung Oedema

OLEH :
RURI HARLIA SEPTI
201810461011018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
Acute Lung Oedema

A. Definisi
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Akumulasi Cairan Di Paru Yang Terjadi Secara
Mendadak. (Aru W Sudoyo, Buku Ajar Ilmu Penyaki Dalam, 2006).
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Terjadinya Penumpukan Cairan Secara Masif Di
Rongga Alveoli Yang Menyebabkan Pasien Berada Dalam Kedaruratan Respirasi Dan
Ancaman Gagal Napas.
Acute Lung Oedema (Alo) Adalah Terkumpulnya Cairan Ekstravaskuler Yang
Patologis Di Dalam Paru. (Soeparman;767).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya alo dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Edema paru kardiogenik


Yaitu edema paru yang bukan disebabkan karena gangguan pada jantung atau sistem
kardiovaskuler.
a. Penyakit pada arteri koronaria
Arteri yang menyuplai darah untuk jantung dapat menyempit karena adanya deposit
lemak (plaques). Serangan jantung terjadi jika terbentuk gumpalan darah pada arteri
dan menghambat aliran darah serta merusak otot jantung yang disuplai oleh arteri
tersebut. Akibatnya, otot jantung yang mengalami gangguan tidak mampu memompa
darah lagi seperti biasa.
b. Kardiomiopati
Penyebab terjadinya kardiomiopati sendiri masih idiopatik. Menurut beberapa ahli
diyakini penyebab terbanyak terjadinya kardiomiopati dapat disebabkan oleh infeksi
pada miokard jantung (miokarditis), penyalahgunaan alkohol dan efek racun dari obat-
obatan seperti kokain dan obat kemoterapi. Kardiomiopati menyebabkan ventrikel kiri
menjadi lemah sehingga tidak mampu mengkompensasi suatu keadaan dimana
kebutuhan jantung memompa darah lebih berat pada keadaan infeksi. Apabila
ventrikel kiri tidak mampu mengkompensasi beban tersebut, maka darah akan kembali
ke paru-paru. Hal inilah yang akan mengakibatkan cairan menumpuk di paru-paru
(flooding).
c. Gangguan katup jantung
Pada kasus gangguan katup mitral atau aorta, katup yang berfungsi untuk mengatur
aliran darah tidak mampu membuka secara adekuat (stenosis) atau tidak mampu
menutup dengan sempurna (insufisiensi). Hal ini menyebabkan darah mengalir
kembali melalui katub menuju paru-paru.
d. Hipertensi
Hipertensi tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya penebalan pada otot
ventrikel kiri dan dapat disertai dengan penyakit arteri koronaria.

2. Edema paru non kardiogenik


Yaitu edema paru yang bukan disebabkan karena keainan pada jantung tetapi paru itu
sendiri. Pada non-kardiogenik, alo dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a. Infeksi pada paru


b. Lung injury, seperti emboli paru, smoke inhalation dan infark paru.
c. Paparan toxic
d. Reaksi alergi
e. Acute respiratory distress syndrome (ards)
f. Neurogenik

C. Patofisiologis
alo kardiogenik dicetuskan oleh peningkatan tekanan atau volume yang mendadak
tinggi di atrium kiri, vena pulmonalis dan diteruskan (peningkatan tekanannya) ke kapiler
dengan tekanan melebihi 25 mmhg. Mekanisme fisiologis tersebut gagal mempertahankan
keseimbangan sehingga cairan akan membanjiri alveoli dan terjadi oedema paru. Jumlah
cairan yang menumpuk di alveoli ini sebanding dengan beratnya oedema paru. Penyakit
jantung yang potensial mengalami alo adalah semua keadaan yang menyebabkan
peningkatan tekanan atrium kiri >25 mmhg.
Sedangkan alo non-kardiogenik timbul terutama disebabkan oleh kerusakan dinding kapiler
paru yang dapat mengganggu permeabilitas endotel kapiler paru sehingga menyebabkan
masuknya cairan dan protein ke alveoli. Proses tersebut akan mengakibatkan terjadinya
pengeluaran sekret encer berbuih dan berwarna pink froty. Adanya sekret ini akan
mengakibatkan gangguan pada alveolus dalam menjalankan fungsinya.
D. Pathway

Gagal jantung
kanan/kongesti

Aliran balik darah paru terhambat

Peningkatan tekanan intra kapiler pulmonal

Peningkatan tekanan intra kapiler > tek. interstisial

Timbunan pada alveoli

Oedem paru

Distensi intra pulmonal

Pecahnya pembuluh darah paru


Intoleransi Bersihan jalan

aktivitas napas tidak efektif


Gangguan pertukaran gas
E. Manifestasi klinik
Alo dapat dibagi menurut stadiumnya (3 stadium),
a. Stadium 1
Adanya distensi pada pembuluh darah kecil paru yang prominen akan mengganggu
pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi co. Keluhan pada
stadium ini biasanya hanya berupa sesak napas saat melakukan aktivitas.

b. Stadium 2
Pada stadium ini terjadi oedema paru interstisial. Batas pembuluh darah paru menjadi
kabur, demikian pula hilus serta septa interlobularis menebal. Adanya penumpukan
cairan di jaringan kendor interstisial akan lebih mempersempit saluran napas kecil,
terutama di daerah basal karena pengaruh gravitasi. Mungkin pula terjadi reflek
bronkokonstriksi yang dapat menyebabkan sesak napas ataupun napas menjadi berat
dan tersengal.
c. Stadium 3
Pada stadium ini terjadi oedema alveolar. Pertukaran gas mengalami gangguan secara
berarti, terjadi hipoksemia dan hipokapnia. Penderita tampak mengalami sesak napas
yang berat disertai batuk berbuih kemerahan (pink froty). Kapasitas vital dan volume
paru yang lain turun dengan nyata.

F. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, edema paru terbagi menjadi 2, kardiogenik dan non-


kardiogenik. Hal ini penting diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda. Edema
Paru Kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri apapun sebabnya. Edema
Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri Akut. Tetapi
dengan adanya faktor presipitasi, dapat terjadi pula pada penderita Payah Jantung Kiri
Kronik

1. Cardiogenic pulmonary edema

Edema paru kardiogenik ialah edema yang disebabkan oleh adanya kelainan pada organ
jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja semestinya seperti jantung memompa tidak
bagus atau jantung tidak kuat lagi memompa.

Cardiogenic pulmonary edema berakibat dari tekanan yang tinggi dalam pembuluh-
pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh fungsi jantung yang buruk. Gagal
jantung kongestif yang disebabkan oleh fungsi pompa jantung yang buruk (datang dari
beragam sebab-sebab seperti arrhythmias dan penyakit-penyakit atau kelemahan dari
otot jantung), serangan-serangan jantung, atau klep-klep jantung yang abnormal dapat
menjurus pada akumulasi dari lebih dari jumlah darah yang biasa dalam pembuluh-
pembuluh darah dari paru-paru. Ini dapat, pada gilirannya, menyebabkan cairan dari
pembuluh-pembuluh darah didorong keluar ke alveoli ketika tekanan membesar.

2. Non-cardiogenic pulmonary edema

Non-cardiogenic pulmonary edema ialah edema yang umumnya disebabkan oleh hal
berikut:

a. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)


Pada ARDS, integritas dari alveoli menjadi terkompromi sebagai akibat dari respon
peradangan yang mendasarinya, dan ini menurus pada alveoli yang bocor yang
dapat dipenuhi dengan cairan dari pembuluh-pembuluh darah.

b. kondisi yang berpotensi serius yang disebabkan oleh infeksi-infeksi yang parah,
trauma, luka paru, penghirupan racun-racun, infeksi-infeksi paru, merokok kokain,
atau radiasi pada paru-paru.
c. Gagal ginjal dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan cairan dari tubuh dapat
menyebabkan penumpukan cairan dalam pembuluh-pembuluh darah, berakibat
pada pulmonary edema. Pada orang-orang dengan gagal ginjal yang telah lanjut,
dialysis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan cairan tubuh.
d. High altitude pulmonary edema, yang dapat terjadi disebabkan oleh kenaikan yang
cepat ke ketinggian yang tinggi lebih dari 10,000 feet.
e. Trauma otak, perdarahan dalam otak (intracranial hemorrhage), seizure-seizure
yang parah, atau operasi otak dapat adakalanya berakibat pada akumulasi cairan di
paru-paru, menyebabkan neurogenic pulmonary edema.
f. Paru yang mengembang secara cepat dapat adakalanya menyebabkan re-expansion
pulmonary edema. Ini mungkin terjadi pada kasus-kasus ketika paru mengempis
(pneumothorax) atau jumlah yang besar dari cairan sekeliling paru (pleural
effusion) dikeluarkan, berakibat pada ekspansi yang cepat dari paru. Ini dapat
berakibat pada pulmonary edema hanya pada sisi yang terpengaruh (unilateral
pulmonary edema).
g. Jarang, overdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada pulmonary
edema. Overdosis aspirin atau penggunaan dosis aspirin tinggi yang kronis dapat
menjurus pada aspirin intoxication, terutama pada kaum tua, yang mungkin
menyebabkan pulmonary edema.
h. Penyebab-penyebab lain yang lebih jarang dari non-cardiogenic pulmonary edema
mungkin termasuk pulmonary embolism (gumpalan darah yang telah berjalan ke
paru-paru), luka paru akut yang berhubungan dengan transfusi atau transfusion-
related acute lung injury (TRALI), beberapa infeksi-infeksi virus, atau eclampsia
pada wanita-wanita hamil.

G. Pemeriksaan Penunjang

» Pemeriksaan Fisik

- Sianosis sentral. Sesak napas dengan bunyi napas seperti mukus berbuih.

- Ronchi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi hampir seluruh lapangan
paru, kadang disertai ronchi kering dan ekspirasi yang memanjang akibat bronkospasme
sehingga disebut sebagai asma kardiale.

- Takikardia dengan S3 gallop.

- Murmur bila ada kelainan katup.

» Elektrokardiografi. Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi
atrium, tergantung penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri
atau aritmia bisa ditemukan.
» Laboratorium

- Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia.

- Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard.

- Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung
(CK-MB, Troponin T), angiografi koroner.

- Foto thoraks Pulmonary edema secara khas didiagnosa dengan X-ray dada. Radiograph
(X-ray) dada yang normal terdiri dari area putih terpusat yang menyinggung jantung dan
pembuluh-pembuluh darah utamanya plus tulang-tulang dari vertebral column, dengan
bidang-bidang paru yang menunjukan sebagai bidang-bidang yang lebih gelap pada
setiap sisi, yang dilingkungi oleh struktur-struktur tulang dari dinding dada. X-ray dada
yang khas dengan pulmonary edema mungkin menunjukan lebih banyak tampakan putih
pada kedua bidang-bidang paru daripada biasanya. Kasus-kasus yang lebih parah dari
pulmonary edema dapat menunjukan opacification (pemutihan) yang signifikan pada
paru-paru dengan visualisasi yang minimal dari bidang-bidang paru yang normal.
Pemutihan ini mewakili pengisian dari alveoli sebagai akibat dari pulmonary edema,
namun ia mungkin memberikan informasi yang minimal tentang penyebab yang
mungkin mendasarinya.

» Gambaran Radiologi yang ditemukan :

- Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)

- Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)

- Kranialisasi vaskuler

- Hilus suram (batas tidak jelas)

- Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier)

» Ekokardiografi Gambaran penyebab gagal jantung : kelainan katup, hipertrofi ventrikel


(hipertensi), Segmental wall motion abnormally (Penyakit Jantung Koroner), dan
umumnya ditemukan dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri.

» Pengukuran plasma B-type natriuretic peptide (BNP)

Alat-alat diagnostik lain yang digunakan dalam menilai penyebab yang mendasari dari
pulmonary edema termasuk pengukuran dari plasma B-type natriuretic peptide (BNP)
atau N-terminal pro-BNP. Ini adalah penanda protein (hormon) yang akan timbul dalam
darah yang disebabkan oleh peregangan dari kamar-kamar jantung. Peningkatan dari
BNP nanogram (sepermilyar gram) per liter lebih besar dari beberapa ratus (300 atau
lebih) adalah sangat tinggi menyarankan cardiac pulmonary edema. Pada sisi lain, nilai-
nilai yang kurang dari 100 pada dasarnya menyampingkan gagal jantung sebagai
penyebabnya.

» Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz)


Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz) adalah tabung yang panjang dan tipis (kateter)
yang disisipkan kedalam vena-vena besar dari dada atau leher dan dimajukan melalui
ruang – ruang sisi kanan dari jantung dan diletakkan kedalam kapiler-kapiler paru atau
pulmonary capillaries (cabang-cabang yang kecil dari pembuluh-pembuluh darah dari
paru-paru). Alat ini mempunyai kemampuan secara langsung mengukur tekanan dalam
pembuluh-pembuluh paru, disebut pulmonary artery wedge pressure. Wedge pressure
dari 18 mmHg atau lebih tinggi adalah konsisten dengan cardiogenic pulmonary edema,
sementara wedge pressure yang kurang dari 18 mmHg biasanya menyokong non-
cardiogenic cause of pulmonary edema. Penempatan kateter Swan-Ganz dan interpretasi
data dilakukan hanya pada intensive care unit (ICU).

H. Penatalaksanaan.

- Posisi ½ duduk.

- Oksigen (90 – 100%) sampai 12 liter/menit bila perlu dengan masker NRBM.

- Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah, PaO2 tidak bisa
dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi dan aliran tinggi, retensi CO2,
hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema secara adekuat), maka
dilakukan intubasi endotrakeal, suction, dan ventilator.

- Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.

- Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin peroral 0,4 – 0,6 mg tiap 5 – 10


menit. Jika tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan Nitrogliserin intravena
mulai dosis 3 – 5 ug/kgBB.

- Jika tidak memberi hasil memuaskan maka dapat diberikan Nitroprusid IV dimulai dosis
0,1 ug/kgBB/menit bila tidak memberi respon dengan nitrat, dosis dinaikkan sampai
didapatkan perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik 85 – 90 mmHg pada
pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan
perfusi yang adekuat ke organ-organ vital.

- Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total dosis 15 mg (sebaiknya
dihindari).

- Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4


jam atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai produksi urine 1 ml/kgBB/jam.

- Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5 ug/kgBB/menit


atau Dobutamin 2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai respon klinis atau keduanya.

- Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.


- Ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak berhasil dengan oksigen.

- Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, VSD dan ruptur
dinding ventrikel / corda tendinae.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian Primer
Airways
1) Sumbatan atau penumpukan secret.
2) Wheezing atau krekles.
3) Kepatenan jalan nafas.
Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat.
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
3) Ronchi, krekles.
4) Ekspansi dada tidak penuh.
5) Penggunaan otot bantu nafas.
Circulation
1) Nadi lemah, tidak teratur.
2) Capillary refill.
3) Takikardi.
4) TD meningkat / menurun.
5) Edema.
6) Gelisah.
7) Akral dingin.
8) Kulit pucat, sianosis.
9) Output urine menurun.

Disability
Status mental : Tingkat kesadaran secara kualitatif dengan Glascow Coma Scale
(GCS) dan secara kwantitatif yaitu Compos mentis : Sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Apatis : keadaan
kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh. Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat
dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi. Delirium : keadaan
kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak-teriak, dan tidak sadar
terhadap orang lain, tempat, dan waktu. Sopor/semi koma : keadaan kesadaran
yang menyerupai koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri.
Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan
dengan rangsang apapun.
Exposure
Keadaan kulit, seperti turgor / kelainan pada kulit dsn keadaan ketidaknyamanan
(nyeri) dengan pengkajian PQRST.
Pengkajian Sekunder
a. AMPLE
1) Alergi : Riwayat pasien tentang alergi yang dimungkinkan pemicu terjadinya
penyakitnya.
2) Medikasi : Berisi tentang pengobatan terakhir yang diminum sebelum sakit
terjadi (Pengobatan rutin maupun accidental).
3) Past Illness : Penyakit terakhir yang diderita klien, yang dimungkinkan
menjadi penyebab atau pemicu terjadinya sakit sekarang.
4) Last Meal : Makanan terakhir yang dimakan klien.
5) Environment/ Event : Pengkajian environment digunakan jika pasien dengan
kasus Non Trauma dan Event untuk pasien Trauma.

- Pemeriksaan fisik
a. Sistem Integumen

Subyektif :-

Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi


sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat,
kemerahan

b. Sistem Pulmonal

Subyektif : sesak nafas, dada tertekan


Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot
bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut
meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor,
ronchii pada lapang paru,

c. Sistem Cardiovaskuler

Subyektif : sakit dada

Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,


kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara
jantung tambahan

d. Sistem Neurosensori

Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang

Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi

e. Sistem Musculoskeletal

Subyektif : lemah, cepat lelah

Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan


penggunaan otot aksesoris pernafasan

f. Sistem genitourinaria

Subyektif :-

Obyektif : produksi urine menurun,

g. Sistem digestif

Subyektif : mual, kadang muntah

Obyektif : konsistensi feses normal/diare

h. Pemeriksaan Penunjang :
1) Hb : menurun/normal
2) Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen
darah, kadar karbon darah meningkat/normal
3) Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal

Diagnosa yang mungkin muncul

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan dan pemasangan alat bantu
nafas
2. Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan distensi kapiler pulmonar
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan area invasi mikroorganisme sekunder
terhadap pemasangan selang endotrakeal
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kontraktilitas otot jantung
5. Disfungsi respon penyapihan ventilator berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
terhadapprosedur medis
6. Resiko terjadi trauma berhubungan dengan kegelisahan sekunder
terhadap pemasangan alat bantu nafas
7. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis aktual sekunder terhadap
pemasangan alat bantu nafas
8. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang endotrakeal
Rencana Tindakan:

Intervensi

No Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional


1 Ketidakefektifan pola Pola nafas kembali efektif 1. Berikan HE pada pasien 1.Informasi yang adekuat dapat
nafas berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan tentang penyakitnya membawa pasien lebih kooperatif
keadaan tubuh yang lemah keperawatan selama 3 × 24 dalam memberikan terapi
jam, dengan kriteria hasil:
2.Jalan nafas yang longgar dan tidak
1.Tidak terjadi hipoksia atau 2. Atur posisi semi fowler ada sumbatan proses respirasi dapat
hipoksemia berjalan dengan lancar.
3. Observasi tanda dan gejala
2.Tidak sesak 3.Sianosis merupakan salah satu
sianosis
tanda manifestasi ketidakadekuatan
3.RR normal (16-20 × / suply O2 pada jaringan tubuh perifer
menit) .

4.Tidak terdapat kontraksi 4.Pemberian oksigen secara adequat


otot bantu nafas 4. Berikan terapi oksigenasi dapat mensuplai dan memberikan
cadangan oksigen, sehingga
5.Tidak terdapat sianosis mencegah terjadinya hipoksia.

5. Observasi tanda-tanda vital 5.Dyspneu, sianosis merupakan


tanda terjadinya gangguan nafas
disertai dengan kerja jantung yang
menurun timbul takikardia dan
capilary refill time yang
memanjang/lama.
6. Observasi timbulnya gagal 6.Ketidakmampuan tubuh dalam
nafas proses respirasi diperlukan intervensi
yang kritis dengan menggunakan
alat bantu pernafasan (mekanical
ventilation).
7. .Kolaborasi dengan tim
medis dalam memberikan 7.Pengobatan yang diberikan
pengobatan berdasar indikasi sangat membantu
dalam proses terapi keperawatan

2 Gangguan pertukaran Gas Fungsi pertukaran gas dapat 1. Berikan HE pada pasien 1.Informasi yang adekuat dapat
berhubungan dengan maksimal setelah dilakukan tentang penyakitnya membawa pasien lebih kooperatif
distensi kapiler pulmonar tindakan keperawatan selama dalam memberikan terapi
3 × 24 jam dengan kriteria
hasil: 2.Jalan nafas yang longgar dan tidak
2. Atur posisi pasien semi ada sumbatan proses respirasi dapat
8.Tidak terjadi sianosis fowler berjalan dengan lancer

9.Tidak sesak 3.Posisi yang berbeda menurunkan


resiko perlukaan akibat imobilisasi
1. RR normal (16-20 × /
3. Bantu pasien untuk
menit) 4.Pemberian oksigen secara adequat
melakukan reposisi secara
2. BGA normal: dapat mensuplai dan memberikan
sering
1. partial cadangan oksigen, sehingga
pressure of mencegah terjadinya hipoksia
oxygen
(PaO2): 75- 5.Dyspneu, sianosis merupakan
100 mm Hg 4. Berikan terapi oksigenasi tanda terjadinya gangguan nafas
2. partial disertai dengan kerja jantung yang
pressure of menurun timbul takikardia dan
carbon
dioxide capilary refill time yang
(PaCO2): 35- 5. Observasi tanda – tanda memanjang/lama.
45 mm Hg vital
3. oxygen 6.Pengobatan yang diberikan
content berdasar indikasi sangat membantu
(O2CT): 15- dalam proses terapi keperawatan
23%
6. Kolaborasi dengan tim
4. oxygen
medis dalam memberikan
saturation
pengobatan
(SaO2): 94-
100%
5. bicarbonate
(HCO3): 22-
26 mEq/liter
6. pH: 7.35-7.45

3 Resiko tinggi infeksi Infeksi tidak terjadi setelah


1.Berikan HE pada pasien tentang 1.Informasi yang adekuat dapat
berhubungan dengan area dilakukan tindakan kondisi yang dialaminya membawa pasien lebih kooperatif
invasi mikroorganisme keperawatan selama 3 × 24 dalam memberikan terapi
sekunder terhadap jam, dengan kriteria hasil:
2.Observasi tanda-tanda vital.
pemasangan selang 2.Meningkatnya suhu tubuh dpat
endotrakeal 7.Pasien mampu mengurangi dijadikan sebagai indicator
kontak dengan area terjadinya infeksi
pemasangan selang
endotrakeal 3.Kebersihan area pemasangan
3.Observasi daerah pemasangan selang menjadi factor resiko
8.Suhu normal (36,5oC) selang endotrakheal masuknya mikroorganisme
4.Lakukan tehnik perawatan secara 4.Meminimalkan organisme yang
aseptik kontak dengan pasien dapat
menurunkan resiko terjadinya infeksi

5.Pengobatan yang diberikan


5.Kolaborasi dengan tim medis berdasar indikasi sangat membantu
dalam memberikan pengobatan dalam proses terapi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC


Colquhaun, M. C, 2004. ABC of Resusitation 5th Edition. London: BMJ Publishing
Frizzell, et all, 2001. Handbook of Pathophysiology. New York: Springhouse corp
Griffiths, M. J. D, 2004. Respiratory Management in Critical Care. London: BMJ Publishing
Hudak&Gallo, 2005. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
Price, Wilson, 2006. Patolofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer, BG., 2000. Brunner’s and Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing 3 ed.
Philadelpia: LWW Publisher

Вам также может понравиться

  • LP Alo Zhanie
    LP Alo Zhanie
    Документ16 страниц
    LP Alo Zhanie
    nusaindah093
    Оценок пока нет
  • ALO_LAPORAN
    ALO_LAPORAN
    Документ18 страниц
    ALO_LAPORAN
    yoddy ilmiar
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Alo
    Laporan Pendahuluan Alo
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Alo
    Irawan Putra El Moe'd
    Оценок пока нет
  • Acute Lung Oedema (Alo) Report
    Acute Lung Oedema (Alo) Report
    Документ20 страниц
    Acute Lung Oedema (Alo) Report
    Rina Agt
    Оценок пока нет
  • LP Alo Edelweis
    LP Alo Edelweis
    Документ15 страниц
    LP Alo Edelweis
    luthfia safitri
    Оценок пока нет
  • LP Alo Sdki
    LP Alo Sdki
    Документ17 страниц
    LP Alo Sdki
    Nadia Revalina
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ15 страниц
    LP Alo
    Muhammad Bertha Al-faruqi
    Оценок пока нет
  • ALO Laporan Pendahuluan
    ALO Laporan Pendahuluan
    Документ19 страниц
    ALO Laporan Pendahuluan
    rizkita
    Оценок пока нет
  • ALO
    ALO
    Документ17 страниц
    ALO
    omeng
    Оценок пока нет
  • ALO Laporan
    ALO Laporan
    Документ17 страниц
    ALO Laporan
    deny
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN ALO
    LAPORAN PENDAHULUAN ALO
    Документ22 страницы
    LAPORAN PENDAHULUAN ALO
    anang
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Alo
    Laporan Pendahuluan Alo
    Документ15 страниц
    Laporan Pendahuluan Alo
    Joenexus
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ11 страниц
    Bab 2
    resta
    Оценок пока нет
  • EDEMA PARU
    EDEMA PARU
    Документ7 страниц
    EDEMA PARU
    Athendi Putra Pratama
    Оценок пока нет
  • ALO KONSEP
    ALO KONSEP
    Документ15 страниц
    ALO KONSEP
    maulia hermita
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ27 страниц
    LP Alo
    galuh fitri
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Документ24 страницы
    Bab 1 Pendahuluan
    Windy Dwi fatmawati
    Оценок пока нет
  • ALO LAPORAN
    ALO LAPORAN
    Документ25 страниц
    ALO LAPORAN
    KISNAWATI
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Alo
    Bab 2 Alo
    Документ5 страниц
    Bab 2 Alo
    Aulia Riskitasari
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ27 страниц
    LP Alo
    tery
    Оценок пока нет
  • ALO Gejala dan Penanganan
    ALO Gejala dan Penanganan
    Документ22 страницы
    ALO Gejala dan Penanganan
    anis novita
    Оценок пока нет
  • Laporan Alo
    Laporan Alo
    Документ16 страниц
    Laporan Alo
    Adi Sarjantono
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Alo
    Laporan Pendahuluan Alo
    Документ27 страниц
    Laporan Pendahuluan Alo
    Putri Mareta Hertika
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Alo
    Laporan Pendahuluan Alo
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Alo
    Yenne Tyase
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan ALO
    Laporan Pendahuluan ALO
    Документ28 страниц
    Laporan Pendahuluan ALO
    Nindy Moon
    Оценок пока нет
  • LP Acute Lung Oedem Emi Igd
    LP Acute Lung Oedem Emi Igd
    Документ17 страниц
    LP Acute Lung Oedem Emi Igd
    Andika Widya Ramadhan
    Оценок пока нет
  • LP ALO
    LP ALO
    Документ16 страниц
    LP ALO
    DiahNiati
    Оценок пока нет
  • Edema Pulmonal Akut
    Edema Pulmonal Akut
    Документ8 страниц
    Edema Pulmonal Akut
    Dista Evi Cahyono II
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ARDS Dan Edema Paru
    Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ARDS Dan Edema Paru
    Документ32 страницы
    Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ARDS Dan Edema Paru
    Muhammad Fahrin Nizami
    100% (1)
  • Bab II Edema Paru
    Bab II Edema Paru
    Документ6 страниц
    Bab II Edema Paru
    Ncie Aloend
    Оценок пока нет
  • LP TB Paru
    LP TB Paru
    Документ15 страниц
    LP TB Paru
    hey bible
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ24 страницы
    Bab Ii
    fitriindah201220
    Оценок пока нет
  • Askep ALO Elektif Nindy 2
    Askep ALO Elektif Nindy 2
    Документ44 страницы
    Askep ALO Elektif Nindy 2
    Nadyfa Safira Abdi
    Оценок пока нет
  • Makalah Edema Paru
    Makalah Edema Paru
    Документ16 страниц
    Makalah Edema Paru
    anggi
    Оценок пока нет
  • LP Edema Paru
    LP Edema Paru
    Документ17 страниц
    LP Edema Paru
    anfariss
    100% (1)
  • Alo (Acute Long Odema) - 1
    Alo (Acute Long Odema) - 1
    Документ20 страниц
    Alo (Acute Long Odema) - 1
    hakim tanjung
    Оценок пока нет
  • Alo Fira
    Alo Fira
    Документ22 страницы
    Alo Fira
    Rika Sugihartini
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ21 страница
    LP Alo
    Putra Sanjaya
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ26 страниц
    LP Alo
    VirgiAnggraini
    Оценок пока нет
  • LP Edema Pulmo
    LP Edema Pulmo
    Документ20 страниц
    LP Edema Pulmo
    Caesar Yusuf
    Оценок пока нет
  • Askep Edema Paru Akut
    Askep Edema Paru Akut
    Документ17 страниц
    Askep Edema Paru Akut
    elfa
    Оценок пока нет
  • LP ALO Bangil
    LP ALO Bangil
    Документ24 страницы
    LP ALO Bangil
    Indri Utami Ridwan
    Оценок пока нет
  • Alo (Acute Long Odema)
    Alo (Acute Long Odema)
    Документ20 страниц
    Alo (Acute Long Odema)
    Ica Dwi Lestari
    Оценок пока нет
  • LP Alo
    LP Alo
    Документ14 страниц
    LP Alo
    Yulia Sahnas
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Pasien Alo
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Alo
    Документ14 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Pasien Alo
    muhammad zaki
    100% (1)
  • Askep Edema Paru 2
    Askep Edema Paru 2
    Документ24 страницы
    Askep Edema Paru 2
    HasrySkep95
    Оценок пока нет
  • LP Alones
    LP Alones
    Документ24 страницы
    LP Alones
    Anonymous PW9YoKCYOT
    Оценок пока нет
  • LP Alo Tn.
    LP Alo Tn.
    Документ11 страниц
    LP Alo Tn.
    Risnawati 2016
    Оценок пока нет
  • ALO ICU
    ALO ICU
    Документ47 страниц
    ALO ICU
    Dhian Tiara Sari
    Оценок пока нет
  • ALO Laporan Pendahuluan
    ALO Laporan Pendahuluan
    Документ20 страниц
    ALO Laporan Pendahuluan
    Putri rizky
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Alo Acs Nstemi
    Laporan Pendahuluan Alo Acs Nstemi
    Документ21 страница
    Laporan Pendahuluan Alo Acs Nstemi
    Titik Erawati
    Оценок пока нет
  • ALO
    ALO
    Документ36 страниц
    ALO
    HasrySkep95
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KRITIS TANGGAL 19 – 30 OKTOBER 2020
    LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KRITIS TANGGAL 19 – 30 OKTOBER 2020
    Документ21 страница
    LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KRITIS TANGGAL 19 – 30 OKTOBER 2020
    nike
    Оценок пока нет
  • Edema Paru Akut (ALO
    Edema Paru Akut (ALO
    Документ25 страниц
    Edema Paru Akut (ALO
    Ciecilia Stefanny Sistandria Mahesta
    100% (1)
  • OBESITAS KEHAmilan
    OBESITAS KEHAmilan
    Документ19 страниц
    OBESITAS KEHAmilan
    Farah Simpson
    100% (1)
  • TUBERCULOSIS MILIER
    TUBERCULOSIS MILIER
    Документ10 страниц
    TUBERCULOSIS MILIER
    ruri
    Оценок пока нет
  • Diagnosa
    Diagnosa
    Документ3 страницы
    Diagnosa
    ruri
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ12 страниц
    Bab Ii
    ruri
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK Fix
    ABSTRAK Fix
    Документ1 страница
    ABSTRAK Fix
    ruri
    Оценок пока нет
  • Sap CKD
    Sap CKD
    Документ8 страниц
    Sap CKD
    ruri
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengkajian Kep Dasar New
    Lembar Pengkajian Kep Dasar New
    Документ16 страниц
    Lembar Pengkajian Kep Dasar New
    Arifah Novia
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ12 страниц
    Bab Ii
    ruri
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    ruri
    Оценок пока нет
  • TUBERCULOSIS MILIER
    TUBERCULOSIS MILIER
    Документ10 страниц
    TUBERCULOSIS MILIER
    ruri
    Оценок пока нет
  • Api 1 Halusinasi
    Api 1 Halusinasi
    Документ3 страницы
    Api 1 Halusinasi
    ruri
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ6 страниц
    Bab 1
    ruri
    Оценок пока нет
  • TUBERCULOSIS MILIER
    TUBERCULOSIS MILIER
    Документ10 страниц
    TUBERCULOSIS MILIER
    ruri
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan DBD
    Satuan Acara Penyuluhan DBD
    Документ8 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan DBD
    ruri
    Оценок пока нет
  • SPTK Halusinasi Ke 1
    SPTK Halusinasi Ke 1
    Документ3 страницы
    SPTK Halusinasi Ke 1
    ruri
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Ileus Obstruksi
    ruri
    Оценок пока нет
  • Kemo Karbo Brexel
    Kemo Karbo Brexel
    Документ5 страниц
    Kemo Karbo Brexel
    ruri
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Icu
    Diagnosa Icu
    Документ3 страницы
    Diagnosa Icu
    ruri
    Оценок пока нет
  • Proposal Discard Planing
    Proposal Discard Planing
    Документ12 страниц
    Proposal Discard Planing
    ruri
    Оценок пока нет
  • LP KMB Cholilitiasis
    LP KMB Cholilitiasis
    Документ11 страниц
    LP KMB Cholilitiasis
    ruri
    Оценок пока нет
  • Sap Diare
    Sap Diare
    Документ10 страниц
    Sap Diare
    ruri
    Оценок пока нет
  • PROPOSAL RONDE Salman Ruri
    PROPOSAL RONDE Salman Ruri
    Документ26 страниц
    PROPOSAL RONDE Salman Ruri
    ruri
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuuan ALO
    Laporan Pendahuuan ALO
    Документ18 страниц
    Laporan Pendahuuan ALO
    ruri
    Оценок пока нет
  • Anak. Format Pengkajian ANAK Neo
    Anak. Format Pengkajian ANAK Neo
    Документ3 страницы
    Anak. Format Pengkajian ANAK Neo
    ruri
    Оценок пока нет