Вы находитесь на странице: 1из 20

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM 1

TENTANG DINAMIKA PERKEMBANGAN


STUDI ISLAM

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK II
NAMA : 1. DARMAWANSYAH PUTRA
2. AHMAD HIDAYAT

JURUSAN : HES / III-C


DOSEN PEMBIMBING
SITI KHOLIJAH, SHI, ME

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


MANDAILING NATAL
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita persembahkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang Maha Kuasa
atas limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-nya sehingga penyusunan makalah
dengan DINAMIKA PERKEMBANGAN STUDI ISLAM ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Salawat serta Salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. atas
keikhlasan perjuangan beliau menuntun kita ummatnya ke jalan yang diridhoi, ke
jalan yang terang- benderang di bawah panji Islam yang Insya Allah senantiasa
berkibar hingga akhir zaman, amin.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Dosen
Pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk ‘belajar
berfikir’ yang salah satunya melalui penyusunan makalah sederhana ini.
Akhirnya, dengan penuh kesadaran bahwa penyusunan makalah ini tentunya
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat konstruktif sangat dibutuhkan demi penyempurnaan dan juga untuk
menjadi acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah berikutnya.

Panyabungan, Maret 2019


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 2
A. Sejarah awal studi Islam ......................................................... 2
B. Perkembangan Studi Islam di Barat .......................................... 4
C. Perkembangan Studi Islam Timur ............................................ 8
D. Perkembangan Studi Islam di Indonesia ................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................... 16
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan studi islam terkait erat dengan perkembangan
pendidikan islam yang membahas kurikulum dan kelembagaanya baik di
dunia islam, dunia barat, dunia timur maupun di indoneia sendiri. Dalam
tradisi pendidikan islam, institusi pendidikan tinggi lebih dikenal dengan
nama al-jami’ah, yang secara historis dan kelembagaan berkaitan dengan
masjid jami’.
Azyumardi Azra juga mencatat bahwa lembaga-lembaga pendidikan
islam, baik madrasah (sekalipun menyelenggarakan pendidikan tinggi,
advanced education), maupun al-jami’ah, yang memang di maksudkan
sebagai pendidikan tinggi, tidak pernah menjadi universitas yang
difungsikan semata-mata untuk mengembangkan tradisi penelitian bebas
berdasarkan nalar, sebagaimana terdapat di eropa pada masa modern.
Bahkan, universitas di eropa yang akar-akarnya dapat di lacak dari al-
jami’ah, seperti ditegaskan Stanton berdasarkan penelitian al-makdisi (1981
dan 1990) hingga abad ke-18, juga tidak bebas sepenuhnya. Universitas
abad pertagahan, bahkan pada umumnya beraviliasi dan terkait pada gereja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah awal studi Islam ?
2. Bagaimana Perkembangan Studi Islam di Barat?
3. Bagaimana Perkembangan Studi Islam Timur?
4. Bagaimana Perkembangan Studi Islam di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui perkembangan Islam di Timur.
2. Untuk Mengetahui perkembangan Islam di Barat.
3. Untuk Mengetahui perkembangan Islam di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah awal studi Islam


Studi islam sebagai sebuah praktek sesungguhnya sudah berlangsung
semenjak awal pertiumbuhan islam, yakni pada masa hidup Nabi
Muhammad Saw. Apa yang dilakukan oleh Nabi bersama para sahabatnya
dri waktu ke waktu merupakan bentuk studi Islam yang sesungguhnya.
Mereka melakukan dan mempraktekkan studi islam dalam makna yang
sesungguhnya. Namun demikian, apa yang tengah berlangsung pada masa
Nabi tersebut belum bisa di sebut studi islam sebagai sebuah disiplin
keilmuan yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Studi islam
sebagai sebagai sebuah praktek pada masa Nabi tersebut berlangsung dalam
berbagai bentuk. Para sahabat ketika itu melakukan berbagai kegiatan dalam
usahanya untuk memahami ajaran islam. Ada yang dalam bentuk khutbah,
dalam bentuk dialog, maupun dalam bentuk forum-forum diskusi. Tempat
yang digunakan bermacam-macam, tetapi yang paling sering digunakan
adalah di masjid (halaqah dan ribath). Tentu saja, pada masa ini, studi Islam
belum menemukan format yang baku, belum ada kurikulum yang sistematis,
dan juga belum diatur secara rapi dan struktur. Hal ini dapat dimaklumi
mengingat kondisi masa itu yang memang belum memungkinkan untuk
melaksanakan studi Islam sebagaimana kondisi yang telah mapan. Namun
demikian, era ini ditandai dengan kesuksesan para sahabat Nabi dalam
memahami, mengembangkan dan menyebarkan ajaran islam secara sangat
monumental. Pada masa selanjutnya, studi Islam berkembang dengan lebih
baik. Studi ialam berkembang searah dengan perkembangan lembaga
pendididkan Islam.1
Dengan demikian, studi islam menjadi bagian yang sangat erat dalam
perjalanan lembaga pendididkan Islam. Sebagaimana dicatat oleh Azra,
ditinjau dari sisi kelembagaan, studi islam mengalami perkembangan
sorogan dan halaqoh di rumah-rumah para ‘alim yang sifatnya individual ke

1 Ngainun Na’im, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Gre Publising, 2011) hlm.(16-19)

2
system kuttab, kemudian berkembang lagi ke masjid dan masjid-khan, dan
kemudian berlanjut ke sistem madrasah. Dari tingkatan di masjid ini
sebagian murid kemudian melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi
lagi, yaitu ke madrasah. Madrasah dalam pengertian ini tidak sebagaimana
madrasah yang kita pahami dalam konteks Indonesia, sebab pengertian
madrasah di sini adalah pendididkan di tingkat tinggi. Namun, penyebutan
madrasah ini ternyata belum menjadi kesepakatan mutlak para sejarawan,
sebab ada juga yang menyebut lembaga pendididkan tinggi Islam ini dengan
al-Jami’ah. Nama ini diambil dari jami’ yaitu tempat berkumpulnya orang
banyak.
Aspek penting studi Islam yang tidak bisa diabaikan dalam masa
keemasan Islam adalah perpustakaan. Perpustakaan dengan segala jenisnya
dikenal dengan beberapa nama, yaitu dar (rumah), bayt (rumah), dan
khizanah (gudang), yang digabungkan dengan kata al-ilm (pengetahuan), al-
hikmah (kebijaksanaan), dan ak-kutub (buku). Perpustakaan memiliki fungsi
ruang diskusi. Perpustakaan pada awalnya dibangun sebagai bagian dari
lembaga wakaf. Lembaga wakaf pertama adalah Madrasah Abu Hanifah dan
Madrasah Nizamiyah di Baghdad. Perpustakaan di madrasah ini dulunya
bernama dar al-kutub (Rumah Buku), namun selanjutnya disebut khizanah
al-kutub (Gudang Buku). Perpustakaan Nizamiyah yang disebut dar al-
kuutub ini menggantikan perpustakaan pribadi sejarawan sastrawan Ibn
Hilal al-Shabi (W. 480 H/1088 M), yang dibangun pada 452 H/1060 M,
yang juga bernama dar al-kutub. Perpustakaan al-shabi ini dibangun untuk
menggantikan perpustakaan pribadi shabur ibn Ardasyir yang dibangun
pada 381 H/991 M. Pengajaran adab di madrasah hukum Nizamiyah
Baghdad dilaksanakan di perpustakaan.
Di sinilah ahli nahwu dan leksikograf, ‘Abdullah ibn Muslim al-
Qayrawan (w. 488 H/ 1095 M) mengajar adab. Mungkin dialah orang yang
pertama mengajar di perpustakaan. Pada masa selanjutnya, studi islam mulai
berkembang tidak hanya di negara-negara Barat. Berkembangnya studi
islam di Barat ditandai oleh salah satunya penyalinan manuskrip-manuskrip
ke dalam bahasa Latin sejak abad ke-13 Masehi hingga bangkitnya zaman

3
kebangunan (Renaissance) Eropa pada abad ke-14. Kegiatan penyalinan
manuskrip ini berawal dari restu King Fredeich H dari Sicily (1198-1212),
yang kemudian menjabat sebagai Kaisar Holy di Roman Empire (1215-
1250). Walaupun memperoleh tantangan dari Paus di Vatikan, kegiatan ini
tetap berlangsung. Dalam perkembangannya kemudian, terbangun berbagai
perguruan tinggi di semenanjung Italia, Padau, Florence, Milano,Venezia,
Oxford dan Cambridge (Inggris), Sorbone(Perancis), dan Tubingen
(Jerman).implikasi dari kagiatan penyalinan naskah ini adalah terbukanya
perkembanyan cabang-cabang ilmiah di Barat. Kondisi ini semakin
berkembang pesat karenan pengaruh aliran empirisme yang dikembangkan
oleh Francir Bacon (1561-1626). Namun demikian, bukan berarti kegiatan
penyalinan naskah ini berlangsung dengan u yang cukup lama. Walaupun
menimbulkan perdebatan secara luas, kegiatan-kegiatan penyalinan naskah
terus berlanjut tanpa bisa dihentikan.
B. Studi Islam Di Barat
Perkembangan studi Islam di dunia terutama di barat terjadi karena
adanya kontak dengan dunia muslim, salah satunya yakni lewat kontak
perguruan tinggi. Selain itu juga dengan adanya penyalinan karya-karya
ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab kedalam bahasa Latin. Berkat
penyalinan karya-karya manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah jalan
bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah di Barat.
Di Amerika, studi-studi islam pada umumnya memang menekankan
pada studi sejarah islam, bahasa islam selain bahasa Arab, sastra dan ilmu-
ilmu social, yang berada di pusat studi Timur Tengah atau Timur Dekat.
Di Chicago, kajian islam diselenggarakan di Chicago University.
Secara organisatoris, studi islam berada di bawah Pusat Studi Timur
Tengah, Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Timur Dekat. Di lembaga ini,
kajian islam lebih mengutamakan kajian tentang pemekiran islam, bahasa
Arab, naskah-naskah klasik, dan bahasa-bahasa Islam non-Arab.
Di UCLA, studi islam dibagi menjadi 4 komponen:
1. Mengenai doktrin agama islam, termasuk sejarah pemikiran
islam.

4
2. Bahasa Arab, termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hokum,
dan lain-lain.
3. Bahasa-bahasa non-Arab yang muslim, seperti Turki, Urdu,
Persia, dan sebagainya, sebagai bahasa yang dianggap telah ikut
melahirkan kebudayaan islam.
4. Ilmu-ilmu social, sejarah, bahasa Arab, dan sosiologi. Selain itu,
ada kewajiban menguasai secara pasif, satu atau dua bahasa
eropa.2
Di Inggris, studi islam digabungkan dalam School of Oriental and
African Studies (Fakultas Studi Ketimuran dan Afrika) yang memiliki
berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan di Asia dan Afrika. Salah satu
program studinya adalah program MA tentang masyarakat dan budaya islam
yang dapat dilanjutkan ke jenjang doctor.
Di Kanada studi islam menekuni kajian budaya dan peradaban islam
di zaman Nabi Muhammad hingga masa kontemporer, memahami ajaran
islam dan masyarakat muslim di seluruh dunia, dan mempelajari berbagai
bahasa muslim seperti bahasa Persia, Urdu, dan Turki. Di Kanada, studi
islam bertujuan :
1. Menekuni kajian budaya dan peradaban islam dari zaman Nabi
Muhammad SAW hingga masa konteporer.
2. Memahami ajaran islam dan masyarakat muslim diseluruh
dunia.
3. Mempelajari beberapa bahasa muslim.3
Sedangkan di Belanda, yang dulunya menganggap tabu mempelajari
islam, ternyata masih menyisaan kajian islam di Indonesia, walaupun idak
menekankan pada aspek sejarah islam itu sendiri. Di Negara ini, kajian
islam di lakukan di universitas laiden. Universitas ini merupakan perguruan
tinggi yang sangat intens memperjuangkan kajian islam menjadi bagian dari
lemabaga kajian universitas ini. Di universitas ini terdapat koleksi

2 Supiana, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pend. Islam Kementrian
RI, 2012) hlm. 13
3 http://apriliangabekti.blogspot.com/2013/04/dinamika-studi-islam-di-dunia.html

5
perpustakaan kajian islam yang sangat memadai. Bahkan, terdapat
manuskrip-manuskrip tentang islam yang berasal dari beberapa Negara yang
dari negeri asalnya, manuskrip ini tidak terurus, bahkan sudah hilang.
Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat,
maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya
mulai dari hal yang positif maupun negatif.
a) Dampak Positif
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan
dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam
aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal
ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari
ilmu pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka
banyaklah orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari
islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang
(minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya.
Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat
berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau
penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat
perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah
berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat
dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M
Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal
berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar
tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti
ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M
dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang
menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju.4

4 Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya
Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 149

6
b) Dampak Negatif
Diatas telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari
perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui
disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang
ditimbulkannya. Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami
uraikan sebagai berikut :
1. Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan
telah mengalami revolusi dibidang industri, maka
mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku
dalam kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari
jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di
dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh
pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga
memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil
industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai
akibatnya, banyak negara-negara Barat datang
kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran
dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya.
Di waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan
imperial, yaitu masa dimana bangsa-bangsa Barat
melakukan penjajahan terhadap dunia Timur,
khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu
menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran
dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil
kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.5
2. Dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan
kacang lupa kulitnya. Mereka sungguh tidak tahu diri.
Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah dari
islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka
tidak mengakui. Malahan mereka mengaku ilmu
tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari

5 Ibid., hlm. 150

7
peradaban islam. Ada seorang sarjana bernama Max
Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu menderita
Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka
sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk
mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain.
Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka
dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.
C. Studi Islam di Timur
Perkembangan agama Islam tidak lepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan dunia/ umum. Tepatnya pada akhir periode madinah sampai
dengan 4 H, fase pertama pendidikan islam masih di masjid-masjid dan
rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah diperkenalkan logika
matematika, ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi.
Selama abad ke-5 H, selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan
lagi masjid, dan mulai yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Al- Jami’ah yang paling awal dengan pretensi sebagai lembaga
pendidikan tinggi, tercatat Al-Azhar di Kairo, Zaituna di Tunis, dan
Qawariyin di Fez. Tetapi, al-jami’ah-al-jami’ah ini yang diakui sebagai
universitas tertua di muka bumi, hingga dilakukannya pembaharuan dalam
beberapa dasawarsa silam, lebih tepat disebut “madrasah tinggi” dari pada
“universitas”.6
Sepanjang sejarah silam, baik madrasah maupun al-jami’ah diabdikan,
terutama untuk ilmu-ilmu agama dengan penekanan pada bidang fikih,
tafsir, dan hadits. Ijtihad, walaupun diberikan ruang gerak, tetapi tidak
dimaksudkan berpikir sebebas-bebasnya, kecuali sekedar memberikan
penafsiran “baru” atau pemikiran “independen” yang tetap berada dalam
kerangka doktrin yang mapan dan disepakati.
Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M,
justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah di biayai dan di
prakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk

6 Ibid., hal. 9

8
mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan Fatimah di Kairo.
Sebelumnya di sekolah ini diajarkan ilmu kimia, kedokteran, filsafat,
kemudian diganti hanya mempelajari tafsir, kalam, fiqih dan bahasa.
Matematika hilang dari kurikulum Al-Azhar tahun 1748 M. Memang pada
masa kekhalifahan Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218 H/813-833 M),
sebelum hancurnya aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak
dari nalar dan kajian-kajian empiris telah dipelajari di madrasah. Pengaruh
Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu agama
dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di
zamannya, yaitu Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem.
Menurut catatan sejarah ada beberapa perguruan tinggi yang tertua
yang disebut-sebut sebagai kiblat bagi pengembangan studi Islam di dunia
Muslim, yang selanjutnya diikuti oleh para orientalis dalam studi islam di
kalangan sarjana Barat, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di
Kairo Mesir (3) Cordova (bagian barat) (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk
di Maroko (5) Teheran di Iran (6) Damaskus di Syria (7) Aligarch di India
(8) Naisyapur di Baghdad . Sejarah singkat masing-masing pusat studi
islam di gambarkan sebagai berikut:
a) Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada
tahun 445 H/1063 M. Perguruan tinggi ini dibangun oleh
khalifah al-Makmun (813-833 M). Perguruan tinggi ini terdiri 2
bagian inti yakni gedung perguruan tinggi dan perpustakaan.
Perpustakaan yang terdapat di perguruan tinggi ini terpandang
kaya raya di Baghdad, yakni Bait Al-Hikmah yang dibangun
oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah seorang ulama
besar yang pernah mengajar di sana, dia adalah ahli pikir islam
terbesar, Abu Hamid Al-Ghazali (1058-1111 M), yang
kemudian terkenal dengan sebutan Imam Ghazali.
Perguruan tinggi ini memiliki beberapa staff , yakni (1)
seorang mudarris (guru besar) yang bertanggung jawab terhadap
pengajaran di lembaga pendidikan. al-Juwaini, Abu al-Qasim,

9
al-Kiya al-Harrasi, al-Gazali dan Abu Sa’id menjadi mudarris di
perguruan tinggi ini. (2) muqri’ (ahli Al-Qur’an) yang mengajar
Al-Qur’an di masjid. Abu al-Qasim, al-Hudzali dan Abu Nasyar
al-Ramsyi menjadi muqri’. (3) muhaddits (ahli hadis) yang
mengajar hadis lembaga pendidikan. Abu Muhammad al-
Samarqandi menjadi muhaddits. (4) seorang pustakawan (Bait
Al-Maktub) yang bertanggung jawab terhadap perpustakaan,
mengajar bahasa dan hal-hal yang terkait. Abu Amir al-Jurjani
menjadi pustakawan.
Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup
hampir dua abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan
bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun
1258 M.
b) Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M
membangun Perguruan Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum
berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan
Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam
dari Daulat Fathimiyah, ia pun membangun perpustakaan
terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan Tinggi
Al-Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai ilmu
pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di
tumbangkan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang
mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan menyatakan
tunduk kembali kepada Daulat Abbasyiah di Baghdad.
Kurikulum pada perguruan tinggi Al-Azhar lantas mengalami
perombakan total, dari aliran Syi’ah kepada aliran Sunni.
Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus
sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20
M dan tampaknya akan tetap selama hidupnya.

10
Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode :
pertama, periode sebelum tahun 1961 dan kedua, periode
setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya sama seperti yang ada
di IAIN sekarang, dan periode setelah tahun 1961, dimana
fakultas-fakultas dan ilmu-ilmu yang dikaji telah meliputi
seluruh cabang ilmu pengetahuan umum dan agama. Kalau
peride pertama kita sebut periode Qadim (lama), dan kedua
sebagai periode Jadid (baru), maka yang dicontoh IAIN selama
ini ialah Al-Azhar periode Qadim.
c) Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan
demikian, bahwa di tangan Daulat Ummayah, semenanjung
Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah
minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur
dan kaya raya akan pembangunan bendungan-bendungan irigasi
di sana sini menuruti contoh lembah Nil dan lembah Ephrate.
Bahkan pada masa berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan
kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman tengah. The
Historians’ History of the World menulis tentang peri keadaan
pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-788 M) itu,
sebagai berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut
tentang perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat
intelektual di eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah
mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris)
belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang
dituntunnya adalah geometri, algebra (aljabar), matematik.
Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya Aelhoud
ke Cordova. Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.
d) Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika
Barat). Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859
M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang

11
berasal dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M
perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak
saat itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan
pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi
Kairawan masih tetap hidup sampai sekarang. Di antara sekian
banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal,
diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang
berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari penjajahan
Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu pejabat PM Maroko
di bawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuan termasyhur
yang pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu Thufail
(1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada masa
Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbacer (Abu
bakar Ibnu Thufail) dan Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas
(Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan lainnya, amat
populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di
Mesir, dan perguruan tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah
lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1163
M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan
perguruan tinggi Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan
tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan perguruan tinggi
Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
e) Teheran, Iran
Di Universitas Teheran, Iran ada ruangan khusus yang
menyimpan naskah-naskah kuno yang ditulis dalam bahasa
Persia oleh para pemikir klasik. Marshal Hudgson mengatakan
dalam bukunya, The Venture of Islam, bahwa dalam pemikiran
Islam, ada Islam, ada Islamicate, dan ada Islamdom, yaitu
kebudayaan Islam setelah berinteraksi dengan berbagai budaya

12
dari negeri-negeri yang kemudian disebut negeri-negeri muslim.
Di Universitas Teheran ini, studi islam dilakukan dalam satu
fakultas yang disebut Kulliyat Ilahiyat (Fakultas Agama). Di
Teheran juga ada universitas Islam Sadiq yang mempelajari
Islam dan ilmu umum sekaligus.
f) Damaskus, Syria
Di Universitas Damaskus Syria, yang memiliki banyak
fakultas umum, studi Islam ditampung dalam Kulliatu al-
Syari’ah (Fakultas Syari’ah), yang didalamnya ada program
studi Ushuludin, Tasawuf, Tafsir, dll. Jadi, pengertian syari’ah
disitu lebih luas daripada pengertian syari’ah sebagai hukum
Islam, seperti yang ada di IAIN atau UIN.
g) Aligarch di India
Di Aligarch Universitas India, studi islam dibagi dua.
Pertama, Islam sebagai doktrin dikaji dalam Fakultas
Ushuluddin yang mempunyai dua jurusan: jurusan Madzhab
Ahli Sunnah dan Syi’ah. Kedua, Islam sebagai sejarah dikaji
pada Fakultas Humaniora dalam jurusan Islamic Studies yang
berdiri sejajar dengan jurusan Politik, Sejarah, dll. Di Jamiah
Millia Islamia, New Delhi, Islamic Studies Program berada pada
Fakultas Humaniora, bersama dengan Arabic Studies, Persian
Studies, dan Politik Science. 7
h) Nizhamiyah di Nisyafur
Perguruan tinggi Nizhamiyah Naisyafur menurut Ibnu
Khalikan (681-1282) di bangun Nizham al- Mulk untuk al-
Juwaini, tokoh asy’ariah dan sekaligus guru besar di perguruan
tinggi ini selama 3 dekade hingga wafatnya pada tahun 478/
1085. Perguruan tinggi ini terdiri dari 3 bagian inti yakni,
gedung perguruan tinggi, masjid dan perpustakaan (bayt al-
maktab). Perguruan tinggi ini memiliki beberapa staff, yaitu
seorang guru besar (mudarris) yang bertanggung jawab atas

7 Ibid., hlm. 38-39

13
pelaksanaan pengajaran, seorang ahli alqur’an (muqri’), ahli
hadis (muhaddits), dan pengurus perpustakaan, yang
bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing.
Tercatat nama-nama seperti al-Juwaini, Abu al-Qasim, al-
Kiya al-Harasi, al-Ghazali dan Abu Sa’id sebagai mudarris. Abu
al-Qasim, al-Hudzali dan Abu Nasyar al-Ramsyi sebagai muqri’.
Abu Muhammad al-Samarqandi sebagai muhaddits, dan Abu
Amir al-Jurjani sebagai pustakawan. Al-Ghazali pernah tercatat
sebagai asisten al-Juwaini
D. Studi Islam di Indonesia
Perkembangan studi islam di Indonesia dapat dilihat dari
perkembangan lembaga pendidikan, mulai dari system pendidikan langgar,
system pesantren, system pendidikan di kerajaan-kerajaan islam, hingga
muncul system kelas. Pendidikan pesantren dan madrasah sangat menonjol
dalam studi islam di Indonesia.
Pesantren merupakan lembaga dan pusat studi yang pertama kali lahir
dalam konteks dan tujuan dakwah. Dalam perkembangannya kemudian,
berdiri madrasah di awal abad ke-20 yang disusul dengan berdirinya
perguruan tinggi di awal paruh kedua abad ke-20. Disamping pesantren,
perguruan tinggi islam menjadi sebuah lembaga yang paling diminati untuk
studi islam secara komprehensif. Perguruan tinggi islam Indonesia, seperti
STAIN, IAIN, dan UIN, dapat dijadikan rujukan bagi pengembangan islam.
. Lembaga pendidikan tinggi islam tersebut, secara formal, baru
direalisasikan oleh pemerintah pada tahun 1950 di Yogyakarta. Bersamaan
dengan itu, pemerintah mengubah status Universitas Gadjah Mada menjadi
Universitas negeri sesuai dengan PP No.37/1950 yang dibentuk bagi
golongan nasionalis.
Berdasarkan perkembangan-perkembangan itulah dan pertimbangan-
pertimbangan lain yang bersifat akademis, pada tanggal 24 Agustus 1960,
presiden mengeluarkan PP No.11 yang menggabungkan PTAIN dan AIDA
menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Sejak itulah secara berturut-
turut di beberapa wilayah propinsi Indonesia berdiri IAIN sebagai sarana

14
bagi masyarakat Muslin untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Munculnya
gagasan pendirian perguruan tinggi islam seperti IAIN/STAIN tidak terlepas
dari kesadaran kaum muslim yang dilatarbelakangi berbagai faktor.
Pertama, untuk mengakomodasi kalangan yang tidak memiliki kesempatan
melanjutkan ke Timur Tengah. Kedua, keinginan untuk mewujudkan
lembaga pendidikan islam sebagai kelanjutan pesantren dan madrasah.
Studi Islam pada UIN, IAIN, STAIN ataupun yang swasta, mengalami
dinamika perkembangan yang cukup menarik dan berbagai inovasi. Disini,
diperlukan dosen ahli (expert) dalam bedah ilmu bantu, seperti Sosiologi
Agama, Filosofi Agama, Psikologi Agama, dan sebagainya. Beberapa
IAIN/STAIN telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
berbagai disiplin ilmu (interdisipliner), tidak hanya ilmu-ilmu keagamaan,
tetapi mencakup ilmu-ilmu eksakta, social, humaniora, dan lain-lain. Di
samping itu, beberapa IAIN/STAIN telah membuka beberapa program
seetudi umum, dan bahkam fakultas umum.
IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga di
Yogyakarta, IAIN Sunan Gunung Djati di Bandung, IAIN Alauddin di
Makassar, dan STAIN Malang di Jawa Timur, telah lebih maju
mengembangkan berbagai disiplin ilmu daripada IAIN/STAIN lainya di
Indonesia. Studi Islam interdisipliner di beberapa IAIN/STAIN tersebut
mendorong lembaga-lembaga tersebut menjadi Universitas, yang
mempelajari bukan hanya ilmu agama, sebagaimana yang dikesani orang
selama ini, tetapi juga ilmu-ilmu umum (profan).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Studi islam sebagai sebuah praktek sesungguhnya sudah berlangsung
semenjak awal pertiumbuhan islam, yakni pada masa hidup Nabi
Muhammad Saw.
2. Hampir sama dengan yang terjadi di Barat , studi Islam di negeri-
negeri Timur Tengah juga bervariasi.
3. Studi Islam di Indonesia sebenarnya berlangsung cukup lama. Namun
demikian format, orientasi, dinamika dan perembangannya terus
berkembang,
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga
pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

16
DAFTAR RUJUKAN

http://mas-azzam.blogspot.com/2014/03/makalah-metodologi-study-
islam.html
https://www.academia.edu/4990108/Resume_Pengantar_Studi_Islam
http://niamspot.blogspot.com/2011/10/perkembangan-study-islam-di-
timur.html
Bustamam-Ahmad, Kamaruzzaman, Islam Historis, Yogyakarta:Galang
Press, 2002
Muchtar, Aflatun, Arah Baru Studi Islam Di Indonesia, Yogyakarta:Ar-
Ruzz Media, 2013
Na’im, Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Gre Publising, 2011
Nanji, Azim, Peta Studi Islam,Yogyakarta:Fajar Pustaka Baru, 2003
Supiana, Metodologi Studi Islam, Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI, 2012

Вам также может понравиться