Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pelindung :
DR. Ir. Budi Situmorang, MURP
Penasehat :
Ir. Haris Simanjuntak, M.Dev. Plg
Tim Supervisi :
Ludfie Hamdri, ST., MT.
Audrie Winni, ST,, MT.
Budhi Sudarma, ST.
Arief Wahyudi, ST., MM.
Muhammad Sukron A., ST.
Tim Penyusun:
Elvira Naim, ST., MPP.
Riana Viciani G., ST., MRK.
Raditya Pamungkas, ST., MAP.
Reza Sahrizal, ST.
Muhammad Faris Gymnastiar, ST.
Konten
01 09 19
37 57
01
PENDAHULUAN
01
Latar Belakang
Maksud, Tujuan, dan Sasaran
Lingkup Wilayah
Istilah dan Definisi
Kedudukan Insdal Dalam Penataan Ruang
LATAR BELAKANG
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang melalui pelaksanaan pemanfaatan
ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Berdasarkan
Pasal 35 UU No.26/ 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR),
pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan melalui empat
instrumen, yaitu pengaturan zonasi, pemberian izin pemanfaatan
ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
Salah satu kawasan strategis nasional yang memiliki tingkat urgensi
yang tinggi untuk dikawal pengendalian pemanfaatan ruangnya
adalah Kawasan Perbatasan Negara.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang juga dijelaskan dalam Permen
PU No. 20/ 2011, tentang pedoman penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi, dimana salah satu instrument dalam
pengendalian pemanfaatan ruang adalah peraturan zonasi.
Instrumen ini berfungsi untuk membatasi pembangunan kawasan,
serta berisi ketentuan-ketentuan teknis dan administratif
pemanfaatan ruang dan pengembangan tapak. Pengendalian
pemanfaatan ruang yang disusun berada pada kawasan perbatasan
KSN dari sudut kepentingan pertahanan dan kemanan yang
mencangkup wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas. Kawasan perbatasan negara merupakan salah satu
kawasan strategis nasional yang wilayah penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional dalam hal kedaulatan negara serta pertahanan dan
keamanan negara.
Ringkasan Eksekutif 3
LATAR BELAKANG
Dalam PP No. 13/ 2017 tentang RTRWN telah ditetapkan kawasan
– kawasan perkotaan dikawasan perbatasan yang berfungsi untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.
Berdasarkan Perpres RTR Kawasan Perbatasan ditetapkan
beberapa kawasan perbatasan yaitu Kawasan Perbatasan Aceh,
Kawasan Perbatasan Provinsi Riau, Kawasan Perbatasan
Kalimanatan, Kawasan Perbatasan Sulawesi Utara, Provinsi NTT,
Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Papua. Kawasan Perbatasan
Skouw di Provinsi Papua merupakan salah satu kawasan
perbatasan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
tersebut.
Kawasan Perbatasan Negara, di Skouw kurang lebih 57 km di
sebelah timur Kota Jayapura. Berdasarkan Perpres No. 32/ 2015
tentang RTR Kawasan Perbatasan di Papua, ditetapkan pusat
pelayanan pintu gerbang di Skouw (Kp Mosso) dengan fungsi
sebagai berikut: pusat pelayanan CIQS, pusat kegiatan hankam,
pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, pusat perdagangan
jasa lintas negara dan simpul transportasi tersier. Sedangkan pusat
pelayanan penyangga di Skouw Mabo ditetapkan fungsi sebagai
berikut: pusat kegiatan hankam, pusat pemerintahan, pusat
pengembangan agropolitan, pusat perdagangan dan jasa skala
regional, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan serta simpul
transportasi sekunder.
4 Ringkasan Eksekutif
Maksud Sasaran
Maksud kegiatan ini adalah untuk 1. Tersusunnya Peraturan Zonasi yaitu Zoning Map yang
menjamin tertib tata ruang dan dilengkapi Zoning Text yang berisi materi wajib dan materi
mengamankan fungsi Kawasan pilihan dalam penyusunan Peraturan Zonasi
Perbatasan Skouw sebagai bagian
dari sistem nasional. 2. Tersusunnya bentuk, kriteria, dan tata cara dalam
pemberian izin pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan
disinsentif dalam perwujudan rencana tata ruang serta
pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan
Tujuan ruang Kawasan Perbatasan Negara Skouw berdasarkan
peraturan zonasi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah 3. Tersusunnya rancangan perundang-undangan tentang
menyusun Instrumen Pengendalian instrumen pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
Pemanfaatan Ruang di Kawasan perbatasan Skouw dalam rangka perlindungan dan
Perbatasan Skouw. optimalisasi kawasan perbatasan
Maksud,Tujuan
& Sasaran Ringkasan Eksekutif 5
P
A
P
U
A
N
U
G
I
N
I
N
U
Pelabuhan Jayapura G
I
SAMUDRA PASIFIK
Pasar N
Jembatan Hamadi - Perbatasan I
Pantai Skouw
Bandara Sentani Holtekamp
Skouw Mabo
Skouw Yambe
Skouw Sae
Moso (PLBN)
6 Ringkasan Eksekutif
Distrik Muara Tami
(62.670 Ha)
Vanimo
(PNG)
1. RENCANA adalah proses penataan, pemanfaatan dan
pengendalian, pemanfaatan dalam hal ini ruang.
2. RUANG adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
ISTILAH DAN DEFINISI
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, 13. KAWASAN PERBATASAN adalah bagian dari wilayah negara
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah
3. TATA RUANG adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara
4. PENATAAN RUANG adalah suatu sistem proses perencanaan di darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan.
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian 14. BLOK adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-
pemanfaatan ruang. kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan,
5. PELAKSANAAN PENATAAN RUANG adalah upaya sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra
tinggi, dan pantai.
pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan
15. ZONA adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan karakteristik spesifik.
pengendalian pemanfaatan ruang. 16. SUBZONA adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi
6. PENGAWASAN PENATAAN RUANG adalah upaya agar dan karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari
penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai fungsi dan karakteristik pada zona yang bersangkutan.
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 17. INTENSITAS RUANG adalah besaran ruang untuk fungsi
7. PERENCANAAN TATA RUANG adalah suatu proses untuk tertentu yang ditentukan berdasarkanpengaturan Koefisien
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan dan Ketinggian
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Bangunan tiapkawasan bagian wilayah kabupaten sesuai
8. PEMANFAATAN RUANG adalah upaya untuk mewujudkan dengan kedudukan dan fungsinya dalarn pembangunankota;
struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata 18. TATA MASSA BANGUNAN adalah bentuk, besaran,
ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak
pembiayaannya. yang dikuasai
9. IZIN PEMANFAATAN RUANG adalah izin yang dipersyaratkan 19. KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB) adalah angka
dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan perbandingan jumlah luas lantai dasar terhadap luastanah
perpetakan yang sesuai dengan rencana daerah;
peraturan perundang-undangan.
20. KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) adalah angka
10. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG adalah upaya perbandingan jumlah luas seluruh lantai terhadapluas tanah
untuk mewujudkan tertib tata ruang. perpetakan yang sesuai dengan rencana daerah;
11. PERATURAN ZONASI adalah ketentuan yang mengatur 21. GARIS SEMPADAN BANGUNAN yang selanjutnya disingkat
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan GSB adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat
pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan,
ruang. berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum
12. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL adalah wilayah yang dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa
sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb (building line).
dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan 22. TEKNIK PENGATURAN ZONASI adalah fleksibelitas dalam
sebagai warisan dunia. pengaturan zonasi..
Ringkasan Eksekutif 7
8 Ringkasan Eksekutif
02
DASAR
PERUMUSAN
INSDAL
02
Perumusan Insdal Skouw
Arahan Tujuan Kebijakan terhadap Insdal Skouw
Tujuan Penataan Ruang Kawasan Skouw
Prinsip Pengendalian Pemanfaatan Ruang Skouw
PERUMUSAN INSDAL KAWASAN SKOUW
ISU PERMASALAHAN DAMPAK ARAHAN TATA RUANG TUJUAN INSDAL KONSEP INSDAL
Ringkasan Eksekutif 11
SINKRONISASI ARAHAN TUJUAN KEBIJAKAN TERHADAP INSDAL SKOUW
RTRW Kota Perwujudan/ Sinkronisasi
Perpres 32/2015 (RTR RDTR Distrik Muara Tami RDTR Kawasan Perbatasan Arahan pada INSDAL Skouw
Jayapura Rancangan RDTR Skouw
Kaw.Prbtasan di Papua (draft Raperda, 2016) Negara di Skouw (2017) Tahun 2018
(Perda No. 1/2014) Tahun 2017
Pusat Pelayanan SUB PUSAT Pusat Pelayanan di Pusat PINTU GERBANG di 1.Pusat pemerintahan Arahan Pengendalian Kawasan
PINTU GERBANG di PELAYANAN Skouw Mabo, fungsi PLBN Skouw (Kp.Mosso): dan perkantoran peyangga (Skouw Mabo,
Skouw (Kp Mosso), KOTA di Skouw utama: 1.Pusat pelayanan CIQS Skouw Mabo Yambe dan Sae)
fungsi: Mabo, fungsi: 1.Pusat pemerintahan (PLBN Terpadu) 2.Pusat perdagangan 1.Pengendalian pertumbuhan
1.Pusat pelayanan 1.Perdagangan skala lingkungan & 2.Pusat kegiatan Hankam dan jasa skala kota kawasan pusat pemerintahan
CIQS. dan jasa kota (Pos PAMTAS, Asrama, dan regional dengan memberikan teknik
2.Pusat kegiatan 2.Perkantoran 2.Pertahanan & Helipad, dll) direncanakan di Jalan pengaturan zonasi atau TPZ
hankam 3.Pariwisata keamanan 3.pusat pelayanan Skouw Mabo dan 2.Perumahan diarahakan
3.Pusat pelayanan 3.Pusat wisata pendidikan &kesehatan: Koya Barat – Koya dengan memiliki nilia
pendidikan & budaya 4.Pendidikan : TK,SD Timur aristektur lokal, baik dari
kesehatan 4.Perumahan 5.Kesehatan : Puskesmas 3.Perumahan di ornemen bangunan maupun
4.Pusat 5.Unit Lingkungan: 6.pusat perdagangan jasa pusat – pusat warna bangunan
perdagangan jasa Kp.Skouw Yambe: lintas batas (Pasar PLBN) lingkungan 3.Pusat pendidikan berada
lintas Negara 1.Wisata Budaya & 7.simpul transportasi tersier 4.Pusat pendidikan dan pada kawasan skouw mabo,
5.Simpul transportasi Alam (Terminal Barang) kesehatan, namun masing-masing desa
tersier 2.Konservasi eksisting: terdapat memiliki kawasan pendidikan
Pusat Pelayanan 3.Zona pertanian Pusat PENYANGGA pendidikan dari TK 4.Pengembangan pariwisata
PENYANGGA di pendukung (S. Mabo): hingga SMA/SMK dan budaya dengan
Skouw Mabo, fungsi: keg.agropolitan 1.Pusat Keg Hankam kesehatan berupa mengendalikan pertumbuhan
1.Pusat kegiatan 4.Perumahan (Koramil, POS AL) puskesmas. usulan bangunan sekitar sempadan
hankam Kp.Skouw Sae: 2.Pusat pemerintahan (& pengembangan pantai dengan memberikan
2.Pusat 1.Wisata Budaya & perkantoran) sekolah tinggi TPZ pengendalian
pemerintahan Alam 3.Pusat perdagangan-jasa kejuruan pertumbuhan.
3.Pusat Pengemb. 2.Pertahanan & skala regional (Pasar Pertanian/Agroindustri 5.Pengendalian peralihan
Agropolitan keamanan Grosir,Tradisional,toko) dan peningk. fungsi perkebunan
4.Pusat 3.Zona pertanian 4.Perumahan kepadatan puskesmas rawat inap masayarakt menjadi
perdagangan & pendukung kegiatan sedang & rendah di Skouw Mabo kepemilikan swasta
jasa skala regional agropolitan 5.Pusat pendidikan dan 5.Pusat wisata budaya 6.Pengendalian perubahan
5.Pusat pelayanan 4.Perumahan kesehatan (Sekolah Tinggi (3 kp di pesisir Skouw) status tanah ulayat menajdi
pendidikan dan Kp. Mosso: Pertanian) belum didukung tanah pribadi dengan sistem
kesehatan 1.Pertahanan & 6.Simpul Transp Sekunder sarana dan prasarana sewa
6.Simpul transportasi keamanan (Terminal penumpang) yang baik.
sekunder 2.Konservasi 7.Pariwisata budaya & alam 6.Pengembangan Kawasan Inti PLBN Kampung
3.Zona pertanian 8.AGROINDUSTRI kegiatan perkebunan Mosso :
pendukung kegiatan pendukung Agropolitan kelapa di Skouw Post Litas Batas Negara
agropolitan (padi, ubi, kelapa,ternak) Sae belum optimal. sebagai pintu gerbang
internasional
12 Ringkasan Eksekutif
TUJUAN PENATAAN RUANG KAWASAN SKOUW
Perda Kota
Perda Provinsi
Peraturan Presiden RTR Kawasan Jayapura Draft RDTR
Papua No.23/ 2013 INSDAL Kawasan
No 57/ 2014 Tentang Perbatasan Negara No. 1/ 2014 Kawasan
tentang RTRW Perbatasan Skouw
Rencana Tata Ruang di Papua Perpres tentang RTRW Perbatasan Skow
Provinsi Papua Tahun 2018
Pulau Papua 32/2015 Kota Jayapura Tahun 2018-2038
Tahun 2013 – 2033
Tahun 2013 – 2033
• Pusat pengembangan • Kawasan fungsi Mewujudkan tata Mewujudkan Kota Mewujudkan Terwujudnya
wilayah berbasis pertahanan dan ruang lestari, aman, Jayapura sebagai Kawasan Perbatasan Pengendalian
Kampung Masyarakat keamanan negara nyaman, dan pusat pelayanan Negara sebagai Pemanfaatan Ruang
Adat dengan didukung untuk menjamin produktif untuk regional beranda depan Kawasan Perbatasan
prasarana dan sarana keutuhan, menjamin kualitas pendidikan, Negara dengan basis Negara dengan
yang handal; kedaulatan, dan hidup masyarakat perdagangan dan pertahanan dan memperhatikan nilai-
• Kawasan berfungsi ketertiban wilayah dengan jasa, pariwisata, keamanan yang kuat nilai dan aturan
lindung paling 70% negara yang memperhatikan serta beranda dan pusat pelayanan dalam mewujudkan
(tujuh puluh persen) berbatasan dengan kearifan lokal dan depan negara yang perdagangan-jasa tata ruang kawasan
dari luas Pulau Papua negara Palau, karakteristik aman, lintas Negara sebagai beranda
dan kelestarian Papua Nugini, dan ekosistem papua nyaman, produktif, didukung oleh depan negara
• Keanekaragaman Australia; berkelanjutan, serta pengembangan dengan basis
hayati kelautan dunia • Kawasan berfungsi menjaga pariwisata dan pertahanan dan
sebagai bagian dari lindung di Kawasan kelestarian alam agroindustri pertanian keamanan yang kuat
Segitiga Terumbu Perbatasan Negara dan kearifan yang berkelanjutan dan pusat pelayanan
Karang (Coral yang lestari; lokal.” dengan perdagangan-jasa
Triangle); • Kawasan Budi Daya memperhatikan lintas Negara yang
• Pusat pertumbuhan perbatasan yang kearifan lokal. didukung oleh
ekonomi berbasis mandiri dan pengembangan
pertanian, perikanan, berdaya saing. pariwisata dan
pariwisata, serta agroindustri pertanian
pertambangan yang yang berkelanjutan
berdayasaing dengan dengan
prinsip berkelanjutan; memperhatikan
dan kearifan lokal
• Kawasan Perbatasan
sebagai beranda
depan dan pintu
gerbang internasional
yang berbatasan
dengan Negara Papua
Nugini, Negara Palau
dan Negara Australia.
Ringkasan Eksekutif 13
PRINSIP PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SKOUW
Sasaran Pengendalian Komponen Pengendalian Prinsip Pengendalian
A. Mengidentifikasi pelanggaran- 1. Jenis – jenis dan bentuk pelanggaran tata ruang Jenis penganngaran baik fisik maupun non fisik pada
pelanggaran pemanfaatan kawasan
ruang kawasan perbatasan 2. Propersi pelanggaran terhadap tata ruang Jumlah dan proprsi pelanggaran pada zona / sub zona /
negara blok / sub blok
3. Faktor penyebab pelanggaran tata ruang Faktor internal dan eksternal penyebab pelanggaran
pada kawasan
B. Mengidentifikasi dampak 1. Dampak positif pembangunan terhadap kawasan Dampak positif yang menjadi kawasan lebih maju
pembangunan pada kawasan perbatasan dengan adanya pembangunan
perbatasan negara 2. Dampak negative pembangunan terhadap Dampak negative yang menimbulkan masalah baik
kawasan perbatasan negara sosial, ekonomi maupun pertahanan yang muncul akibat
pembangunan
C. Merumuskan peraturan 1. Kegiatan dan penggunaan lahan pada kawasan Kriteria Kegiatan yang diizinankan (I), kegauatan yang
zonasi pada kawasan terbatas (T), Kegiatan yang bersayarat (B) dan
perbatasan negara kegaiatan yang tidak boleh (X) pada kawasan
perencanaan
2. Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB, TB, dan KLB pada kawasan
3. Tata Masa Bangunan GSB, GSJ dan KDH pada kawasan
4. Sarana dan Prasarana minimal Sapras minimal seperti transportasi, jalan dll
5. Ketentuan Khusus Kentuan khusus terkait kawasan Pertahanan dan
kemanan
6. Ketentuan Umum Ketentuan umum yang melingkupi kawasan perencaan
D. Merumuskan teknik 1. Dasar Perumusan Teknik Pengaturan Zonasi Dasar penetapan TPZ pada kawasan berdasarkan
pengaturan zonasi untuk kebutuhan ruang
fungsi hankam, 2. Lokasi dan Luasan Teknik Pengaturan Zonasi Luas dan blok penetapan lokasi (Ha) yang juga diplot
perekonomian, pariwisata dan pada peta TPZ
permukiman 3. Arahan Pengarturan TPZ Ketentuan dalam penetapan TPZ pada kawasan
E. Menetapkan kawasan yang 1. Kawasan yang didorong perkembangannya Kawasan – kawasan yang didorong karena memiliki
akan didorong dan potensi perkembangan yang tinggi dan dapat menajdi
dikendalikan komiditas unggulan pada kawasan
perkembangannya. 2. Kawasan yang dikendalikan perkembangannya Kawasan yang dikendalikan karena dapat menimbulkan
dampak negative dan merusak fungsi ruang
F. Merumuskan mekanisme, 1. Mekanisme, bentuk dan tata cara perizinan Mekanisme, tahapan perizinan, dan kewenangan
bentuk dan tata cara perizinan
perizinan, insentif dan 2. Mekanisme, bentuk dan tata cara Insentif dan Mekanisme, tahapan indis, dan kewenangan indis
diinsentif serta sanksi pada Disiinsentif
kawasan 3. Mekansime, bentuk dan tata cara sanksi Mekanisme, tahapan indis, dan kewenangan sanksi
14 Ringkasan Eksekutif
Rencana Pusat Pertumbuhan
Pusat pengembangan Pusat Pengembangan Pusat Pengembangan Pusat Pengembangan
perdagangan dan jasa Pariwisata Skouw Agro industri Peternakan Agro industri kelapa
regional Skouw Mabo Mabo Skouw Yambe Skouw Sae
,,
kawasan sebagai beranda depan negara dengan basis pertahanan dan
keamanan yang kuat dan pusat pelayanan perdagangan-jasa lintas Negara
yang didukung oleh pengembangan pariwisata dan agroindustri pertanian
yang berkelanjutan dengan memperhatikan kearifan lokal
Ringkasan Eksekutif 15
PLBN SKOUW (Kp Mosso), fungsi
utama:
• Pusat Kegiatan HANKAM
• Pelayanan CIQS Terpadu SBWP A
• Pusat Kegiatan Perdagangan & Jasa (kaw. Pintu
Lintas Batas Gerbang)
SBWP B • Perumahan Perbatasan
(Kws Penyangga) • Pelayanan Umum (Lokal)
• Simpul Transportasi (Terminal
Barang)
16 Ringkasan Eksekutif
KONSEP PENGEMBANGAN PERBATASAN NEGARA
RENCANA PUSAT SKOUW
PERTUMBUHAN
KOMERSIL
PETERNAKAN
KELAPA
PINANG
Penambahan
kegiatan
suaka
margasatwa
Usulan Zona
Rawan Bencana
dan Bangunan
Usulan PSU evakuasi bencana
Pemadan
Kebakaran
18 Ringkasan Eksekutif
03
PERATURAN
ZONASI
03
Peraturan Zonasi Kawasan Skouw
Teknik Pengaturan Zonasi Kawasan Skouw
ZONA KLASIFIKIASI SUB ZONA KODE
Hutan Lindung Hutan Lindung HL
Pertlindungan Sempadan Pantai SP
ZONA LINDUNG
Setempat
Sempadan Sungai SS 4 ZONA
Ruang Taman Kota RTH-2 10 SUB ZONA HL
Terbuka Hijau
Taman Kecamatan RTH-3
KAWASAN
LINDUNG Taman Kelurahan RTH-4
Taman RW RTH-5
SP
Taman RT RTH-6
Pemakaman RTH-7
Rawan Rawan Bencana RB
Bencana
Perumahan Rumah Kepadatan Sedang R-3
Rumah Kepadatan Rendah R-4
ZONA BUDIDAYA
Perdagangan Skala Kota K-1 7 ZONA
dan Jasa
Skala BWP K-2 19 SUB ZONA
Skala Sub BWP K-3
Perkantoran Perkantoran KT
Pelayanan
Umum
Skala Kota SPU-1 KT
Skala Kecamatan SPU-2
Skala Kelurahan SPU-3
KAWASAN Skala RW SPU-4
BUDIDAYA
Industri Sentra Industri Kecil Menengah SIKM
Peruntukan Pertanian PL-1
Lainnya
Pertahanan dan Kemanan PL-7
Pembangkit Listrik PL-11
Pariwisata PL-13 R-4
Penyedia Air Minum Pl-14
Campuran Perumahan & Perdagangan jasa C-1
Perumahan & Perkantoran
Perkantoran & Perdagangan Jasa
C-2
C-3 Ringkasan Eksekutif 21
ZONA KLASIFIKIASI SUB ZONA KODE TUJUAN PENGENDALIAN KRITERIA PENGENDALIAN
Hutan Lindung HL 1. Menjaga keberlangsungan 1. Mempertahankan kawasan resapan
air
Hutan Lindung hutan lindung 2. Mempertahan kawasan hutan
2. Menjaga area resapan dan produksi
Sempadan Pantai SP
menjadi sumber air bagi Mengendalikan pengembangunan
kawasan kawasan pada sempatan pantai (radius
Pertlindungan 3. Menjaga kelestarian 100 m dari titi pasang tertinggi)
Setempat Sempadan Sungai SS lingkungan vegetasi dan Mengendalikan pembangunan pada
KAWASAN ekosistem Sempadan sungai (50-100 m untuk
LINDUNG sungai pada kawasan perkotaan )
4. Pemenuhan 30 % RTH
Taman Kota RTH-2 Kawasan 1. Kawasan mampu mewujudkan RTH
sebanyak 30 % dengan 10 RTH pada
Taman Kecamatan RTH-3 5. Menciptakan ruang publik private dan 20 % RTH Publik
Taman Kelurahan RTH-4 yang indah dan asri 2. RTH menggunakan tanaman lokal
Ruang Terbuka Hijau 6. Menciptakan taman kota seperti anggrek hitam, furing dll
Taman RW RTH-5
3. RTH pada kawasan mampu
Taman RT RTH-6
yang memiliki fungsi merepresentasikan nilai keratifan
aktivitas dan ekologi lokal pada kawasan
Pemakaman RTH-7
Bangunan berada
setelah
Sempadan (100 m)
R
Ringkasan Eksekutif 23
PERATURAN ZONASI
Kegiatan jalur hijau, taman rekreasi, ruang terbuka dan yang
I Pemanfaatan yang
I diperbolehkan/ diizinkan memiliki fungsi ekologi serta perlindungan terhadap kawasan
T Pemanfaatan Ruang
yang ”Terbatas”
Kegiatan pendirian bangunan yang dibatasi jumlahnya, lokasi dan
luas lantai
24 Ringkasan Eksekutif
KAWASAN LINDUNG
Ringkasan Eksekutif 25
ZONA KLASIFIKIASI SUB ZONA KODE TUJUAN PENGENDALIAN KRITERIA PENGENDALIAN
Rumah Kepadatan Sedang R-3 1. Mengendalian KDB 60 %, KLB 0.6, Tinggi Bangunan 1 lt
Perumahan
Rumah Kepadatan Rendah R-4 perkembangan KDB 50 %, KLB 0.5, Tinggi Bangunan 1 lt
Skala Kota K-1 permukiman kumuh KDB 75 %, KLB 1.2, Tinggi Bangunan 1-2
Perdagangan
Skala BWP K-2 pada kawasan lantai
dan Jasa 2. Mengendalikan KDB,
Skala Sub BWP K-3
KLB dan KDH pada
Perkantoran Perkantoran KT masing-masing KDB 60 %, KLB 2.4, Tinggi Bangunan 3-4
lantai
Skala Kota SPU-1 bangunan
3. Mengendalikan KDB 60 %, KLB 1.2, Tinggi Bangunan 1-2
lantai
Pelayanan Skala Kecamatan SPU-2 aktivitas yang
Umum terbentuk pada
Skala Kelurahan SPU-3 KDB 40 %, KLB 1.2, Tinggi Bangunan 1-2
kawasan lantai
Skala RW SPU-4 4. Mengendalikan
KAWASAN
BUDIDAYA Sentra Industri Kecil SIKM pelanggaran
Industri
Menengah pembangunan
Pertanian PL-1 terutama pada KDB 0 %, KLB 0 %,
Pertahanan dan Kemanan PL-7 kawasan yang tidak KDB 50 %, KLB 1, Tinggi Bangunan 1 lantai
Peruntukan diperuntukan sebagai
Pembangkit Listrik PL-11 KDB 50 % KLB 1 Tinggi Bangunan 1 lantai
Lainnya
Pariwisata PL-13 kawasan budidaya KDB 20 % KLB 1, Tinggi Bangunan 1 lantai
5. Mengendalikan
Penyedia Air Minum Pl-14 KDB 50 % KLB 1, Tinggi Bangunan 1 lantai
perkembangan
Perumahan & Perdagangan C-1 kawasan budidaya KDB 60 %, KLB 2.4, Tinggi Bangunan 3-4
jasa lantai
sesuai dengan
Campuran Perumahan & Perkantoran C-2 peruntukan dan KDB 60 %, KLB 2.4, Tinggi Bangunan 3-4
lantai
peratuaran zonasi
Perkantoran & C-3 KDB 60 %, KLB 2.4, Tinggi Bangunan 3-4
Perdagangan Jasa lantai
26 Ringkasan Eksekutif
Perdagangan Campuran Perdagangan dan Perkantoran Permukiman Perkantoran
dan Jasa Jasa KDB 60 %, KLB 0.6,
KDB 75 %, KLB 1.2, Tinggi KDB 60 %, KLB 2.4, Tinggi Tinggi Bangunan 1 lt
KDB 75 %, KLB KDB 60 %, KLB 2.4,
Bangunan 1-2 lantai Bangunan 3-4 lantai
1.2, Tinggi Tinggi Bangunan 3-
Bangunan 1-2 4 lantai
lantai
ILUSTRASI PENGENDALIAN
JALAN ARTERI SKOUW
Ringkasan Eksekutif 27
Mewujudkan Kawasan Budidaya
Terwujudnya Subzona Cagar Historic Bentuk bangunan Kemudahan Kewajiban Sanksi Terlestarikan
pemanfaatan Budaya Preservati mengikuti perizinan bagi membayar administrative nya arsitektur
ruang pada on arsitektur lokal masyarakat yang kompensasi bagi bila tdk lokal di zona
zona budidaya Subzona (rumah panggung) membangun yang merusak atau mengikuti cagar budaya
yang tertata Pariwisata menggunakan menghilangkan ketentuan
dan terkendali GSB: 1.5 arsitektur lokal di benda cagar teknis;
sesuai daya Sub Blok B-1A GSJ: 12 zona cagar budaya budaya di zona
dukung Sub Blok B-1B KLB: 0.5 (rumah panggung) cagar budaya. Sanksi pidana
lingkungannya Sub Blok B-2A Juml lantai: 1 lt bila tidak sesuai
Sub Blok B-2B KDB: 50 % Kemudahan dengan rencana
KDH: 30 % perizinan usaha pemanfaatan
untuk masyarakat ruang.
yang melakukan
usaha homestay
dan toko
cenderamata
Sub Zona Tidak ada GSB: 2.4 Kemudahan - Sanksi Terciptanya
Permukiman TPZ GSJ: 12 m perizinan bagi administrative lingkungan
Kepadatan KLB: 1.8 masyarakat yang bila tdk permukiman
Sedang Juml lantai: 3-4 lt membangun mengikuti yang tertata
Sub Blok B1A- KDB: 60 % menggunakan ketentuan
Sub Blok B-1B KDH: 25 % arsitektur lokal teknis;
Sub Blok B-2B (rumah panggung)
(yg Sanksi pidana
bersebelahan bila tidak sesuai
dg subzona dengan rencana
cagarbudaya/ pemanfaatan
pariwisata ruang.
28 Ringkasan Eksekutif
Mewujudkan Kawasan Budidaya
Terwujudnya Zona Tidak ada Bangunan Kemudahan Kewajiban Bagi yang tidak Terciptanya
pemanfaatan Perkantoran TPZ memiliki ciri khas Perizinan : membayar menaati tata lingkungan
ruang pada Sub Blok B-1B berupa ukiran Percepatan kompensasi bagi ruang yang telah perkantoran
zona budidaya Sub Blok B-2D skouw jangka waktu yang merusak ditetapkan yang tertib
yang tertata penyelesaian bangunan dikenakan sanksi dan tertata
dan terkendali KDB 60 %, izin perkatoran penjara max 3 dengan baik
sesuai daya KLB 2.4, pemanfaatan thn dan denda
dukung Tinggi Bangunan ruang max 500 juta
lingkungannya 3-4 lantai Pengurangan
KDH 10 % retribusi
Zona Tidak ada KDB 60 %, Kemudahan - Bagi yang tidak Terciptanya
Pelayanan TPZ KLB 1.2, Perizinan : menaati tata kegiatan
Umum Tinggi Bangunan Percepatan ruang yang telah pelayanan
Sub blok B-1C 1-2 lantai jangka waktu ditetapkan umum yang
Sub blok B-3A penyelesaian dikenakan sanksi melingkupi
izin penjara max 3 pelayanan
pemanfaatan thn dan denda regional
ruang max 500 juta
Zona Industri Tidak ada KDB 40 %, Bentuk insentif - Bagi yang tidak Terciptakan
Sub Blok B-1A TZ KLB 1.2, subsidi silang menaati tata kawasan
Sub Blok B-2B Tinggi Bangunan berupa: ruang yang telah sebagai
Sub Blok B-3A 1-2 lantai bantuan ditetapkan sentra
Sub Blok B-2C KDH 15 % pengembangan dikenakan sanksi agroidustri
tempat usaha penjara max 3 pengolahan
produksi dan thn dan denda perkebunan,
alat-alat max 500 juta dan
produksi; peternakan
bantuan
pelatihan
keterampilan
Ringkasan Eksekutif 29
Mewujudkan Kawasan Budidaya
Terwujudnya Zona Tidak ada KDB 50 % Penyediaan Tidak memberikan Sanksi Terciptanya
pemanfaatan Peruntukan TPZ KLB 1 infrastruktur izin bagi kegiatan administrative kawasan
ruang pada Lainnya Tinggi Bangunan 1 pendukung yang meanggar bila tdk HANKAM,
zona budidaya lantai kegiatan ketentuan mengikuti Pariwisata dan
yang tertata KDH 20 % pariwisata intensitas ketentuan pertanian yang
dan terkendali Sub Blok A-1B Memberikan bangunan teknis; memperhatikan
sesuai daya Sub Blok A-2 penghargaan daya dukung
dukung Sub Blok B-2B bagi Sanksi pidana lingkungan dan
lingkungannya Sub Blok B-1B masyarakat bila tidak berkelanjutan
lokal yang sesuai dengan
menggerakan rencana
kegiatan pemanfaatan
pariwisata ruang.
Zona Tidak ada Bangunan Kemudahan Tidak memberikan Sanksi Tercapainya
Campuran TPZ memiliki bentuk perizinan IMB izin bagi kegiatan administrative pembangunan
atap, ukiran dan Menyediakan yang meanggar bila tdk kawasan yang
Sub Blok B-1B aristektur lokal infrastruktur ketentuan mengikuti mixeduse dan
Sub Blok B-2A skouw pendukung intensitas ketentuan berkesinambun
Sub Blok B-2B KDB 60 %, kegiatan pada bangunan teknis; gan dengan
KLB 2.4, zona campuran pembangunan
Tinggi Bangunan Sanksi pidana sekitarnya
3-4 lantai bila tidak
KDH 10 % sesuai dengan
rencana
pemanfaatan
ruang.
30 Ringkasan Eksekutif
KAWASAN BUDIDAYA
Ringkasan Eksekutif 31
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
GROWTH CONTROL
Pengendalian ini dilakukan melalui
faktor faktor pertumbuhan seperti
pembangunan sarana dan prasarana
melalui penyediaan infrastruktur yang
diperlukan, mengelola faktor ekonomi
dan sosial hingga politik.
Permukiman
Kepadatan
Sedang pada
Koridor jalan
arteri
32 Ringkasan Eksekutif
TPZ – 1 GROWTH CONTROL
NO JENIS TPZ DASAR PERTIMBANGAN TPZ LOKASI TPZ LUAS ATURAN TPZ
A. TPZ PENGENDALIAN PERTUMBUHAN (GROWTH CONTROL)
1 Kawasan 1) Mengantisipasi dan Koridor jalan arteri 2.57 Ha 1) Kegiatan pemanfaatan ruang untuk fungsi perdagangan (komersil)
pembangunan di mengendalikan pada lapis 1 dengan dibatasi KDB Maksimal 75%, GSB 2.4 dan Tinggi bangunan Maksimal
sepanjang koridor pertumbuhan kegiatan pada SUB BWP B, 4 Lantai;
jalan arteri primer komersial di sepanjang 1) Blok B-2, 2) Kegiatan zona campuran perumahan dan perdagangan dibatasi KDB
sub BWP B koridor utama Sub BWP B Sub Blok B- maksimal 60% dengan KLB 1.8 dan tinggi bangunan 3-4 lantai
dengan kode b Kawasan Perbatasan Skouw 2C & B-2D 3) GSJ (garis sempadan jalan) 12 m;
pada zona Perumahan R-3. 4) Garis sempadan bangunan (GSB) 1.5 m;
2) Mengantisipiasi 5) Pembangunan harus sesuai dengan karakter lingkungan (bentuk
perkembangan kawasan arsitektur bangunan), berupa ornamen lokal (ukiran Skouw);
yang tidak sesuai dengan 6) Tidak menyediakan pagar pada bangunan;
perutukan tata ruang 2). Blok B-3, Sub 85 Ha 7) Menyediakan jalur pejalan kaki menerus serta street furniture
terutama dalam ketentuan Blok B-3B dengan lebar minimal 2.5 m;
intensitas. 8) Menyediakan prasarana parkir dalam persil ;
3) Perubahan kawasan 9) Menyerahkan lahan yang terkena rencana jalan dan saluran kepada
mempertimbangkan potensi pemerintah daerah;
kawasan sebagain lintasan 10) Melakukan analisis AMDAL terutama untuk kegiatan
utama menuju PLBN. penginapan/hotel;
11) Menyediakan ruang terbuka hijau pada kawasan;
12) Untuk pengembangan kawasan rest area harus menyediakan sarana
minimal pendukung kegiatan;
13) Status lahan adalah sewa pakai atau kerjasama.
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
Kawasan
wisata 3
kampung
Skouw
HISTORIC PRESERVATION
Ketentuan-ketentuan pemanfaatan ruang dan
elemen lainnya (keindahan, tata informasi, dll)
untuk memelihara visual dan karakter budaya,
bangunan dan kawasan masyarakat setempat
yang ditetapkan dalam peraturan-
perundangan pelestarian.
Rumah Adat
Skouw
34 Ringkasan Eksekutif
TPZ – 2 HISTORIC PRESERVATION
NO JENIS TPZ DASAR PERTIMBANGAN TPZ LOKASI TPZ LUAS ATURAN TPZ
DASAR PERTIMBANGAN
NO JENIS TPZ LOKASI TPZ LUAS ATURAN TPZ
TPZ
B. TPZ CAGAR BUDAYA (HISTORIC PRESERVATION)
2 Kawasan Wisata 1) Mendorong 3 Kampung Skouw 112.117 Ha 1) Tidak diperkenankan membangun kecuali mendorong kegiatan
Budaya 3 pengembangan zona budaya dan wisata pantai seperti sarana dan prasarana
Kampung Skouw kawasan sebagai Blok B-1 dan pendukung kegiatan budaya dan wisata pantai.
kawasan wisata Blok B-2 2) Pembangunan gedung yang memiliki ciri arsitektur lokal akan
budaya dan alam diberikan kemudahan dalam perizinan IMB.
2) Menghidupkan 3) Tipologi bangunan adalah rumah panggung, semi permanen,
kemabli nilai da dengan ketinggian bangunan minimal 5 m dari tanah.
kearifan lokal pada 4) Ketentuan struktur, warna, dan bentuk bangunan harus
kawasab mempertimbangkan arsitektur lokal dan memiliki simbol lokal
berupa ukiran.
5) Pengembangan kawasan dengan tujuan pariwisata yang
mendorong kegiatan budaya akan diberikan kemudahan dalam
perizinan dan juga penghargaan.
6) Kegiatan pengembangan seperti home stay, perdagangan dan jasa
diperbolehkan dengan KDB maksimal 60%, KLB 0.6 dan tinggi
bangunan 1 lantai.
04
INSTRUMEN
LENGKAP
PENGENDALIAN
04
Bentuk, Kriteria Dan Tata Cara Perizinan
Bentuk, Kriteria Dan Tata Cara Insentif & Disinsentif
Bentuk, Kriteria Dan Tata Cara Sanksi
WEWENANG
LANDASAN HUKUM- DEFINISI JENIS-JENIS PERIZINAN KETENTUAN PEMBERIAN IZIN
PEMERINTAH
Ringkasan Eksekutif 39
WEWENANG IPPR BENTUK IPPR KRITERIA IPPR
DASAR HUKUM
1. Kegiatan yang menyebabkan • Pembangunan pangkalan
PP No 15/ 2010 perubahan bentang alam; Izin prinsip sesuai
Tentara Nasional Indonesia dengan; KUPZ
PP No 13/ 2017 IPPR diberikan oleh 2. Kegiatan yang berdampak besar Angkatan Laut.
RAPERMEN Pemerintah Pusat terhadap lingkungan di tingkat RTRWN
• Pembangunan pelabuhan Izin Prinsip telah
PEDOMAN nasional; utama atau pelabuhan
PERIZINAN 3. Luas wilayah penyebaran sesuai dengan ;
Berdasarkan RTRWN pengumpul
dampak akibat kegiatan; IAPZ Provinsi
• Pembangunan dan Izin Prinsip telah
4. Kegiatan yang sesuai dengan pengoperasian bandar
peraturan perundang - undangan sesuai dengan ; Kab/
antariksa. Kota
menjadi kewenangan Pemerintah • Industri propelan dll
Pusat.
IPPR diberikan oleh 1. Kegiatan yang berdampak besar Jika pelaku IPPR telah
Pemerintah Daerah terhadap lingkungan ditingkat • Pembangunan
Pelabuhan Pengumpan memiliki izin lokasi
Provinsi kabupaten/kota; maka masa berlaku
2. Kegiatan yang wajib izin lokasi Lokal
• Industri semen yaitu IPPR berakhir
Berdasarkan RTRW kab/ yang dikeluarkan oleh
pemerintah kabupaten/kota; dan yang dibuat melalui
Kota produksi klinker.
3. Kegiatan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan • Mineral dan batubara
menjadi kewenangan pemerintah yaitu eksploitasi (Operasi
Produksi) Mineral Logam
40 Ringkasan Eksekutif
kabupaten/kota.
dan Batubara dll
1 Surat Permohonan 2 Surat pernyataan Identitas Pemohon ; Pemohon IPPR Badan Usaha
3 4
IPPR kepada kepala kebenaran dan WNI KTP, &
Dinas DMPTSP keabsahan dokumen NPWP Akte pendirian dan perubahan
(materai 6000) WNA KITAS , SK pengesahan Pendirian dan
VISA perubahan
Zona K – Perdagangan dan Jasa Campuran C-1 ; blok B-2A dan B- NPWP Badan Hukum
Blok B -1 dan Blok B-2, Sub blok B- 2D Akta perjanjian kerjasama jika > 1
3A & Sub Blok B-2C Campuran C-2 ; Blok B-3A
Zona I – Aneka Industri
Sub blok B-2B, Sub Blok B-1A ,
Sub Blok B-3B
Keterangan yang 6 Surat bukti PBB 5 Surat pernyataan 4 Pemohon IPPR BUMN /
7 tahun terakhir untuk Instansi Pemerintah Pusat / Daerah
menyatakan bahwa
IPPR sesuai dengan Pemerintah jika
lahan miliki Surat keputusan SK badan
RTRWN / RTRW Prov usahan dari instansi pemerintah
/ RTRW Kab- Kota pemerintah
Surat keputusan SK Pemberian
hak guna atas tanah oleh
pejabat berwenang dari instansi
pemerintah yang menguasaia
tanah
14 hari Kerja
Ringkasan Eksekutif 41
WEWENANG IZIN LOKASI BENTUK IZIN LOKASI KRITERIA IZIN LOKASI
42
ATR - BPN
Ringkasan Eksekutif
RTH -1 Sub Blok B-3A
1 Syarat Pemohon Hak Tanah 4 Pemohon Izin Prinsip Badan Usaha 3 Surat pernyataan kebenaran dan
Diberikan berdasarkan keabsahan dokumen (materai 6000)
pertimbangan teknis Akte pendirian dan perubahan
pertanahan yang memuat SK pengesahan Pendirian dan
aspek penguasaan tanah dan perubahan
penataagunaan tanah (Kanwil NPWP Badan Hukum
/ Kantah) Akta perjanjian kerjasama jika > 1
4 Identitas Pemohon ;
WNI KTP, & NPWP
WNA KITAS , VISA
2 Pernyataan Kesesuaian
4 Pemohon Izin unuk Bazar
antara RTRW Kab / Prov dan
ditunjukan dengan peta lokasi Perlombaan & event nasional
Random acara
Waktu pelaksanaan acara Ya
Profil badan/ peroranga / lembaga
yang menjadi penanggung jawab
acara 1-10 hari Kerja
Tergantung jenis
2 Surat Penyatan dari dinas / Tidak perizinan
instansi terkait
Ringkasan Eksekutif 43
WEWENANG IPPT BENTUK IPPT KRITERIA IPPT
DASAR HUKUM
PP No 15 Tahun 2010
PP No 13 Tahun 2017
RAPERMEN
PEDOMAN
PERIZINAN
44 Ringkasan Eksekutif
Seluruh Blok pada zona
lindung dan budidaya
4 Surat pernyataan
kebenaran dan keabsahan 9 Surat Penryataan bersedia
dokumen (materai 6000) menerima ketentuan –
ketentuan terakit
pemanfaatan tanah pada
kawasan
5 Identitas Pemohon ;
WNI KTP, & NPWP
WNA KITAS , VISA
Ringkasan Eksekutif 45
Luas tanah < 500 m2 perizinan dapat diurus
di KANTOR DISTRIK
PP No 15 Tahun 2010
Luas tanah 500-5000 m2 di PTSP Kota
PP No 13 Tahun 2017 USULAN
Jayapura
UU no. 28 tahun 2002 PENGURUSAN IMB
Luas tanah > 5000 m2 izin di PTSP Provinsi
tentang Bangunan Gedung
Perda no 17 Tahun 2011
BG DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG
Perda No 19 Tahun 2002 PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
tentang IMB LANGKAH 2
A. BERKAS LENGKAP
1. Pengecekan Lapangan (suvey lokasi)
2. Rapat Samsat dokemen diterima / ditolak
3. Pembuatan Advice Planning
4. Pemeriksaan berkas oleh bidang ciptakarya meliputi ;
Gambar, Perhitungan konstruksi dan perhitungan
sondir borring.
IMB
Catatan :
Langak 2 = 5 Hari Kerja
46 Ringkasan Eksekutif
IZIN
KODE IZIN PENGGUNAAN IZIN IZIN
ZONA SUB ZONA IMB OSS KEWENANGAN
ZONA PRINSIP PEMANFAATAN LOKASI LAINNYA
TANAH
Hutan Lindung Hutan Lindung HL X X X X X X Pemerintah Pusat
Perlindungan Sempadan Pantai PS-1 X X X X X X
Setempat Sempadan Sungai PS-2 X X X X X X
Suka Alam dan Cagar
Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan SC-2 √ √ √ √ √ √
Budaya Pemerintah Provinsi,
Taman RTH-1 √ √ √ √ √ √ Kab / Kota,
Ruang Terbuka Hijau Jalur Hijau Jalan RTH-2 √ √ √ √ √ √ Dinas (K/L), SATKER
Pemakaman RTH-5 √ √ √ √ √ √
Tsunami/Gelombang Pasang RB-1 √ √ √ √ √ √
Rawan Bencana
Gempa RB-2 √ √ √ √ √ √
Perumahan Kepadatan Sedang R-3 √ √ √ √ √ √
Perumahan
Perumahan Kepadatan Rendah R-4 √ √ √ √ √ √
Pemerintah Kab / Kota,
Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan Jasa K √ √ √ √ √ √ Dinas (K/L)
Perkantoran Pemerintah KT-1 √ √ √ √ √ √
Perkantoran
Perkantoran Swasta KT-2 √ √ √ √ √ √
Industri Aneka Industri I-4 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Provinsi,
Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 √ √ √ √ √ √ Kab / Kota, Dinas (K/L)
Pelayanan Umum Transportasi SPU-2 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Pusat
Sarana Pelayanan Pelayanan Umum Kesehatan SPU-3 √ √ √ √ √ √
Umum Pelayanan Umum Olah Raga SPU-4 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Provinsi,
Pelayanan Umum Sosial Budaya SPU-5 √ √ √ √ √ √ Kab / Kota, Dinas (K/L)
Pelayanan Umum Peribadatan SPU-6 √ √ √ √ √ √
Pertanian Lahan Kering PL-1B √ √ √ √ √ √
Perkebunan PL-1C √ √ √ √ √ √ Pemerintah Provinsi,
Peruntukan Lainnya
Perternakan PL-1D √ √ √ √ √ √ Kab / Kota, Dinas (K/L)
Pariwisata PL-3 √ √ √ √ √ √
Pertahanan dan Keamanan KH-1 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Pusat
Peruntukan Khusus PLBN KH-4 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Pusat
Instalasi lainnya (Gardu Induk, IPAL) KH-5 √ √ √ √ √ √
Perumahan dan Perdagangan/Jasa C-1 √ √ √ √ √ √ Pemerintah Provinsi,
Campuran Perumahan dan Perkantoran C-2 √ √ √ √ √ √ Kab / Kota, Dinas (K/L)
Perdagangan/Jasa dan Perkantoran C-3 √ √ √ √ √ √
Ringkasan Eksekutif 47
KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDIDAYA
ZONA
ZONA ZONA
ZONA PERLINDUNGAN SUAKA ALAM ZONA RAWAN ZONA
HUTAN ZONA RUANG TERBUKA HIJAU ZONA PERUMAHAN ZONA PERKANTORAN
SETEMPAT DAN CAGAR BENCANA INDUSTRI
LINDUNG ZONA
NO BUDAYA
PERDAGA
NGAN
Cagar Perkantor
Jalur Tsunami/ Perumahan Perumahan DAN JASA
Sempadan Sempadan Budaya dan Pemakam an Perkantor Aneka
SUB ZONA Taman Hijau Gelomban Gempa Kepadatan Kepadatan
Pantai Sungai Ilmu an Pemerinta an Swasta Industri
Jalan g Pasang Sedang Rendah
Pengetahuan h
KEGIATAN HL PS-1 PS-2 SC-2 RTH-1 RTH-2 RTH-5 RB-1 RB-2 R-3 R-4 K KT-1 KT-2 I-4
A Perumahan
1 Rumah Tunggal X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
2 Rumah Kopel X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
3 Rumah Deret X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
4 Town House X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
5 Rusun Rendah X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
6 Rusun Sedang X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
7 Rusun Tinggi X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
8 Asrama X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
9 Rumah Kost X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
10 Panti Jompo X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
11 Panti Asuhan X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
12 Guest House X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
13 Paviliun / wisma X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
14 Rumah Dinas X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X
15 Rumah Sederhana X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
16 Rumah Menengah X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
17 Rumah Mewah X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X X
18 Rumah Adat X X X X X X X X I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 I1,I2,I3,I4 X X X
48 Ringkasan Eksekutif
PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
PP 15/2010:
PERATURAN ZONASI KAWASAN SKOUW Pasal 38 Ayat (1)
Pasal 38 Ayat
diberikan oleh : (5) Kepada :
Dispensasi
Ringkasan Eksekutif 49
KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDIDAYA
ZONA
ZONA SUAKA
ZONA HUTAN ZONA PERLINDUNGAN ZONA ZONA
ALAM DAN ZONA RUANG TERBUKA HIJAU ZONA RAWAN BENCANA ZONA PERUMAHAN
LINDUNG SETEMPAT PERKANTORAN INDUSTRI
CAGAR ZONA
NO BUDAYA PERDAGA
Cagar NGAN
Perkanto
Budaya Jalur Tsunami/Gelo Perumahan Perumahan DAN JASA
Sempadan Sempadan Pemakam ran Perkantor Aneka
SUB ZONA dan Ilmu Taman Hijau mbang Gempa Kepadatan Kepadatan
Pantai Sungai an Pemerint an Swasta Industri
Pengetahu Jalan Pasang Sedang Rendah
ah
an
KEGIATAN HL PS-1 PS-2 SC-2 RTH-1 RTH-2 RTH-5 RB-1 RB-2 R-3 R-4 K KT-1 KT-2 I-4
A Perumahan
1 Rumah Tunggal X X X X X X X X D1,D2 I2,13,D1 I2,13,D1 X X X X
2 Rumah Kopel X X X X X X X X D1,D2 I2,13,D2 I2,13,D1 X X X X
3 Rumah Deret X X X X X X X X D1,D2 I2,13,D3 I2,13,D1 X X X X
4 Town House X X X X X X X X D1,D2 I1, I3, I4, D1 I1, I3, I4, D1 X X X X
5 Rusun Rendah X X X X X X X X D1,D2 I2, I3. I5, D2, I6 X X X X
6 Rusun Sedang X X X X X X X X D1,D2 I6, I7 D2, I6 X X X X
7 Rusun Tinggi X X X X X X X X D1,D2 I2, I3. I5, I6, I7 D2, I6 X X X X
8 Asrama X X X X X X X X D1,D2 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 X X X X
9 Rumah Kost X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 D2, I6 X X X
10 Panti Jompo X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 D2, I6 X X X
11 Panti Asuhan X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 D2, I6 X X X
12 Guest House X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 I2,13,D1 X X X
13 Paviliun / wisma X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 D1,D2 X X X
14 Rumah Dinas X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 X I3, I7 I3, I7 X
15 Rumah Sederhana X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 X X X X
16 Rumah Menengah X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 X X X X
17 Rumah Mewah X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 X X X X
18 Rumah Adat X X X X X X X X D1, D2,D3 I2, I3. I5, I6, I7 I2,13,D1 I2,13,D1 X X X
50 I5 (Insentif Sewa Ruang) I9 (Insentif Publiksi dan Promosi) D4 (Disinsentif Pemberian Status Tertentu)
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
52 Ringkasan Eksekutif
PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF OLEH
TIM PELAKSANAA ATAU POKJA TERKAIT
Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
Pelanggaran pemanfaatan ruang terjadi apabila seseorang tidak :
a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Dasar Hukum : UU 26 th 2007 Pasal 61 dan PP No. 15 Th 2010 Psl 132 ayat (2).
Ringkasan Eksekutif 53
Apabila dalam verifikasi lapangan ada indikasi pidana
maka itu menjadi kewenangan dari Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS)
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana
dalam bidang penataan ruang;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana dalam bidang penataan
ruang;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dalam
bidang penataan ruang;
d. melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen
yang berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang
penataan ruang;
e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang
diduga terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan
dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan
bukti dalam perkara tindak pidana dalam bidang
penataan ruang; dan
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dalam
bidang penataan ruang.
54 Ringkasan Eksekutif
Kriteria Pelanggaran, Rincian Pelanggaran Aturan tentang
Jika tidak : Sanksi
menaati rencana tata ruang yang Pasal 183 PP No 15 Pasal 69 UU No
telah ditetapkan; Tahun 2010 26/ 2007
memanfaatkan ruang sesuai Pasal 184 PP No 15 Pasal 70 UU No
dengan izin pemanfaatan ruang Tahun 2010 26/ 2007
dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang Pasal 185 PP No 15 Pasal 71 UU No
ditetapkan dalam persyaratan izin Tahun 2010 26/ 2007
pemanfaatan ruang; dan
memberikan akses terhadap Pasal 186 PP No 15 Pasal 72 UU No
kawasan yang oleh ketentuan Tahun 2010 26/ 2007
peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum.
56 Ringkasan Eksekutif
05
VISUALISASI
INSDAL
KAWASAN
05
Pusat Distrik Skouw
Koridor Arteri Perdagangan & Jasa
Kawasan Pariwisata Skouw Mabo
KDB KLB KDB KLB
KDB KLB
60 % 2.4 60 % 2.4
60 % 2.4
INDAL KETERANGAN
Perkantoran, pendidikan &
Zona
5 Perdagangan dan jasa
Perkantoran, pendidikan &
1. Galeri Papua 6 4 8 Eksisting Perdagangan dan jasa
2. Pertokoan KDB 80 %, KLB 0.5, Tinggi
7 Bangunan 1 Lt
3. Landmark
4. Kantor PLBN 1 Ketentuan
3 Izin
5. Kantor distrik Kegiatan
6. Sekolah TPZ Pengendalian Pertumbuhan
7. Alun-alun 2 Izin Prinsip, IPPT, Izin Lokasi
Perizinan dan IMB
8. Rest area dan
Insentif Kemudahan Perizinan
terminal
Sewa Ruang
Subsidi Silang
Disinsentif Pembatasan Prasarana dan
Sarana
Sanksi • peringatan tertulis,
• penghentian sementara
kegiatan,
• penghentian sementara
pelayanan umum,
• penutupan lokasi,
• pencabutan izin,
• pembatalan izin,
• pembongkaran
bangunan,
• pemulihan fungsi ruang
denda
administratif
Pusat Distrik Skouw Mabo
60 Ringkasan Eksekutif
Koridor Arteri
Perdagangan
& Jasa
INSDAL KETERANGAN
Zona Perkantoran, Perdagangan dan jasa
Eksisting Perkantoran, & Perdagangan dan jasa
KDB 80 %, KLB 0.5, Tinggi Bangunan 1
KDB KLB Lt
75 % 2.4
Ketentuan Terbatas, Besyarat
TB KDH Kegiatan
4 Lt 10 %
TPZ Pengendalian Pertumbuhan
• peringatan tertulis,
• penghentian sementara kegiatan,
• penghentian sementara pelayanan
umum,
• penutupan lokasi,
• pencabutan izin,
• pembatalan izin,
• pembongkaran bangunan,
• pemulihan fungsi ruang denda
administratif
Bangunan Perdagangan dan Jasa
Koridor Arteri
Perdagangan & Jasa
Pariwisata Budaya
Skouw Mabo
Gallery pada Skouw Mabo
Ringkasan Eksekutif 65