Вы находитесь на странице: 1из 39

SOAL PRA UAS

TEKNIK PELEDAKAN 2018

1. Jelaskan dengan gambar pola penyambungan sumbu dan detonator di bawah


ini :
a. Bagaimana menyambung sumbu api dengan detonator biasa
b. Bagaimana meledakkan sumbu nonel dengan detonator listrik
c. Bagaimana Anda menggunakan MFI untuk menginisiasi 15 sumbu api
d. Peragakan cara membuat primer menggunakan detonator listrik, sumbu
ledak dan sumbu api
e. Bagaimana cara menyambung kawat di permukaan tanah dan di dalam
lubang ledak
f. Bagaimana menyambung konektor tunda dengan sumbu nonel dan sumbu
ledak
g. Bagaimana menyambung sumbu api dengan MFI, bean-hole
connector,dan sloted connector
h. Ceritakan bagaimana persiapan akhir sebelum peledakan sampai
pelaksana-kan peledakan

2. Jelaskan dengan gambar cara pembuatan primer pada :


a. Detonator Biasa
b. Detonantor Listrik
c. Detonator Nonel
d. Sumbu ledak

3. Telah disiapkan sejumlah lubang ledak seperti pada gambar di bawah ini,
tugas saudara adalah merangkainya secara seri-paralel dengan arah
peledakan sesuai dengan panah pada gambar dan hitunglah voltage yang
diperlukan, bila panjang leg wire tiap detonator 7 m memerlukan arusnya 1,5
amper, kawat penyambung tembaga ukuran 22 AWG 90 m, dan kawat utama
besi (ferro) ukuran 22 AWG 200 m. Hitunglah total tahanan dan voltage.
4. Diinginkan lemparan hasil peledakan ke arah seperti ditunjukkan oleh panah,
buatlah urutan waktu tunda peledakannya untuk surface dan in-hole.

BIDANG BEBAS

5. Untuk mencapai target produksi batubara 2 juta ton per tahun perlu dikupas
overburden (o/b) sebanyak 7 juta bcm (karena Stripping Ratio = 3½ : 1) .
Densitas o/b hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak yang akan
digunakan adalah ANFO dengan densitas 0,85 gr/cc. Alat bor yang dimiliki
Tamrock type Drilltech D25K yang mampu membuat lubang berdiameter 4¾
inci. Fragmentasi hasil peledak harus baik, artinya sesuai dengan dimensi
mangkok shovel dan dengan airblast, batu terbang serta getaran kurang. Alat
muat yang dipakai jenis Front Shovel Cat 5230B yang mampu menjangkau
sampai 15 m. Hitunglah seluruh parameter geometri peledakan dan PF,
kemudian gambar sketsanya
6. Sebuah perusahaan mendapat proyek untuk memotong tebing yang akan
digunakan jalan raya. Tinggi jenjang maksimum 30 ft. Karena alat yang akan
digunakan kecil, maka fragmentasi harus sesuai dengan ukuran peralatan
tersebut. Terdapat 2 unit alat bor yang masing-masing bisa membuat lubang
ledak berdiameter 5 inci dan 7 78 inci. Rancang geometrinya agar

pembongkaran tebing berhasil.


Dengan mempertimbangkan kemampuan jangkauan alat muat 12 m dan
ketinggian tersebut masih didalam batas ijin Pemerintah. Menggunakan
diameter lubang ledak hasil perhitungan anda, hitunglah parameter geometri
peledakan lainnnya
Dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa batuan
tersebut setelah diledakkan terberai dengan faktor berai 82%. Bila telah dibuat
100 lubang dan densitas batuan padat 2,50 ton/m³, hitunglah volume Bank,
loose dan berat hasil peledakan seluruhnya.
Bahan peledak yang digunakan ANFO yang berdensitas 0,80 gr/cc. Maka
untuk untuk 100 lubang. Hitunglah kebutuhkan bahan peledaknya.
Hitung PF dan apabila ternyata terlalu besar, bagaimana upaya teknis untuk
penghematan yang dapat dilakukan?

7. Pada suatu area peledakan batu andesit telah dirancang spasi 3,75 m, burden
2,4 m, tinggi jenjang 15 m, kedalaman lubang ledak 15,8 m, stemming 2,5 m.
Bila jumlah lubang ledak 72, maka Hitung volume peledakan? Dari hasil
penelitian sebelumnya diketahui bahwa faktor berai batu andesit tersebut 87%,
Hitung volume total setelah diledakkan . Apabila densitas batu andesit 2,54
ton/m³, hitunglah berat peledakan total. Diameter lubang ledak adalah 3,5
inci dan bahan peledak yang digunakan ANFO yang berdensitas 0,80 gr/cc.
Berapa jumlah bahan peledak total yang dibutuhkan pada peledakan
tersebut? Berapa PF teoritis pada kondisi di atas? Formasi batu andesit
banyak retakan dan berstruktur kolumner, sehingga hasil pengujian
sebelumnya menunjukkan bahwa dengan mematok PF = 0,25 kg/m³ masih
optimis diperoleh fragmentasi yang memuaskan. Berapa jumlah bahan
peledak total yang harus dikeluarkan dari gudang.
8. Sebuah kuari berencana melakukan peledakan produksi sebanyak 10.000 ton.
Diketahui: Densiti batuan 2,6 ton/bcm, Tinggi jenjang 15 m, Diameter lubang
tembak 6 inch, Bahan peledak ANFO dengan spesifikasi (densiti 0.9 ton/m3,
VOD 11.100 fps). Rancanglah geometri peledakan dengan metode RL Ash.
(KB std 30, densiti batuan standar 160 lbs/ft, SG dan VOD bahan peledak
standar 1,2 dan 12.000 fps). Tentukan jumlah lubang tembak (corner cut 3
rows). Gambarkan pola penyalaannya sehingga setiap lubang tembak meledak
satu persatu menggunakan TLD 76 ms dan 109 ms.
 Rancang geometri peledakan.
 Rancang pola penyalaan.
 Hitung kebutuhan bahan peledak dan perlengkapannya.
 Perkirakan ukuran fragmen batuan rata-rata hasil peledakan tersebut.

9. Saudara ditugasi Pengelola Peledakan untuk meledakkan bongkah batu yang


posisinya seperti di bawah ini. Pertanyaannya adalah:
1. Bagaimana cara peledakan yang efektif ?
2. Apa alasan Saudara memilih cara tersebut pada nomor 6 dan apa syarat-
syarat yang harus diperhatikan ?
3. Hitung jumlah bahan peledak yang diperlukan dengan mengestimasi
sendiri powder factor, dimensi masing-masing bongkah sbb:
 Bongkah 1: panjang = 1,5 m; lebar = 1,3 m; tinggi = 2,0 m
 Bongkah 2 : panjang = 0,8 m; lebar = 0,6 m; tinggi = 1,2 m
 Bongkah 3 : panjang = 0,6 m; lebar = 0,5 m; tinggi = 1,0 m
10. Diketahui peledakan untuk pembuatan terowongan mempunyai dimensi
panjang 1500 m dan penampang berbentuk tapal kuda (lebar 10 m, tinggi 9 m).
Rancang geometri lubang cut, stoping dan contour. Bahan peledak Emulite
150 dalam dodol berukuran 29 mm & 25 mm. Efisiensi kemajuan hasil
peledakan 85%.
• Total length1500m
• Section area (horse shoe) 88m2
• Blast hole diameter 38mm
• Steel bar length 4.3m
• Feed travel (H)3.9m
• Percent advance 85%
• Explosive
• Emulite 150 - 29 mm 38 mm = 0.9 kg/m
• Emulite 150 - 25 mm38 mm = 0.55 kg/m
JAWABAN PRA UAS TEKNIK PELEDAKAN TAHUN 2018

1. Jelaskan dengan gambar pola penyambungan sumbu dan detonator di


bawah ini :
a. Pemasangan sumbu api pada detonator biasa
Sudah dapat dipastikan bahwa sumbu api memang dirancang untuk
melengkapi detonator biasa, yaitu berfungsi sebagai penyuplai energi api atau
panas. Perlu diperhatikan bahwa detonator biasa hanya diambil dari kotaknya
apabila penyambungan akan dilaksanakan sumbu ledak sudah disiapkan. Untuk
penyambungan ini diperlukan alat penjepit atau cramper agar kedua sambungan
tersebut agar tidak lepas. Tahapan pemasangannya adalah (lihat Gambar 2.2):

a. gulungan sumbu api 12,5 m b. rol sumbu api 12,5 m

Gambar 2.1. Gulungan sumbu api 12,5 m dan dalam kemasan rol 250 m
(ICI Explosives, 1988)
 Potong sumbu api tegak lurus sesuai dengan panjang yang diperlukan
 Ambil detonator secara hati-hati dari kotaknya
 Sisipkan ujung sumbu api yang baru dipotong tepat kedalam detonator
sedalam mungkin sampai menyentuh bagian dalam detonator (ramuan
pembakar) dengan cara mendorong, tapi jangan sekali-kali ditekan atau diputar
(Gambar 2.2.a)
 Jepit mulut detonator dengan cramper yang akan mengurung sumbu api
dengan sempurna (Gambar 2.2.b) dan hasilnya terlihat pada Gambar 2.2.c.
 Celupkan seluruh detonator dan sumbu api sepanjang 25 mm ke dalam larutan
penyebab kedap air (waterproofing compound)
 Hindarkan dari tekanan atau terkena panas pada ujung detonator yang tertutup

Cramper

a b c

Gambar 2.
Cara pemasangan sumbu api ke detonator biasa
Cara pemotongan sumbu api harus benar, yaitu pada salah satu ujung
dipotong miring dan ujung yang lainnya tegak lurus (Gambar 2.3). Ujung yang
dipotong tegak lurus masuk ke dalam detonator dan diusahakan blackpowder
bersentuhan dengan ramuan pembakar agar transfer rambatan api berjalan baik.
Sementara pada ujung sumbu api yang dipotong miring akan mempermudah
penyulutan
bagian ujung yang bagian ujung yang
dipotong miring dipotong tegak lurus

SUMBU API

blackpowder bersentuhan
Blackpowder dengan ramuan pembakar
dibakar dalam detonator

Gambar 3.
Cara pemotongan dan penyulutan sumbu api
b. Sumbu ledak akan terinisiasi oleh detonator standar atau nomor 8,
baik detonator biasa, listrik, atau nonel. Caranya adalah dengan
menempelkan detonator ke sumbu ledak kemudian diikat kuat atau
diselotip (lihat Gambar 3.4). Apabila detonator meledak, maka sumbu
ledak pun akan meledak dengan suara keras dan seluruh
pembungkusnya ikut hancur. Untuk mengurangi suara ledakan dari
sumbu ledak yang cukup keras, disarankan agar menimbun sumbu
ledak mengunakan serpihan batu hasil pemboran atau material yang
ada setebal 10 – 20 cm.

Sumbu api
Detonator
No. 6 atau 8
Ke arah rangkaian
peledakan

Sumbu ledak Selotip kuat

a. Menggunakan sumbu api

Leg wire
Detonator
No. 6 atau 8
Ke arah rangkaian
peledakan

Sumbu ledak Selotip kuat

b. Menggunakan detonator listrik

Gambar 4.
Cara meledakkan sumbu ledak
c. Multiple Fuse Ignitor (MFI), adalah suatu alat bantu penyulut
beberapa sumbu api berupa silinder terbuat dari tembaga atau
alumunium dan didalamnya terdapat ramuan pembakar. Diameter
silinder dirancang sesuai dengan jumlah sumbu api yang bisa
dimasukkan, umumnya sekitar delapan sumbu dan sebuah sumbu
pokok. Sumbu pokok atau master fuse adalah sumbu yang
menghantarkan rambatan api ke dalam silinder MFI untuk menyulut
delapan sumbu lainnya secara bersamaan melalui ramuan
pembakaran.
Persiapan pemasangan ke dalam MFI dan cara kerja MFI adalah
sebagai berikut (lihat Gambar 4.2):
 Setiap sumbu yang keluar dari tiap lubang ledak dipotong tegak lurus.
Diusahakan blackpowder didalamnya nampak jelas.
 Setelah semua sumbu dari lubang ledak dipotong seperti di atas,
gabungkan dengan sumbu pokok dan masukan seluruhnya kedalam
silinder MFI dengan cara didorong perlahan sampai menyentuh ramuan
pembakaran.
 Lakukan penjepitan (crimping) dibagian atas silinder MFI agar gabungan
sumbu tersebut tidak terlepas dari silinder MFI.
 Apabila api dari sumbu pokok dinyalakan dan merambat ke silinder MFI,
maka api akan menyentuh ramuan pembakar di dalam MFI hingga
terbakar dan sekaligus menyebarkannya ke sumbu-sumbu api lainnya
hingga ke masing-masing detonator biasa di dalam lubang ledak.
 Apabila seluruh sumbu api dari detonator di dalam lubang ledak sampai
ke MFI sama panjangnya, maka peledakan lubang akan tejadi serentak.
Tetapi, bila panjangnya dibedakan, maka akan ada jeda waktu
peledakan antar lubang.
d. Penyambungan sumbu ledak bisa langsung antar sumbu ledak atau
menggunakan alat bantu penyambung dengan waktu tunda. Penyambungan
di permukaan dinamakan trunkline, yaitu sumbu ledak sepanjang sisi lubang
ledak, sedangkan ke arah lubang ledak disebut branch atau downline.
Gambar 4.6 memperlihatkan aneka sambungan langsung antar sumbu ledak.

double
"L" joint
"U" joint

clove hitch
joint
lap joint

Sambungan Sambungan ikat Sambungan ikat bunga cengkeh


bunga cengkeh dgn ujung diseloitip kearah

Sambungan 3 Penyambung plastik Simpul mati untuk


antara trunkline dan memper-panjang

Gambar 5.
Aneka sambungan sumbu ledak
Adapun sambungan sumbu ledak dengan waktu tunda dimaksudkan untuk
memberikan waktu tunda antar lubang ledak atau antar baris dalam suatu rangkaian
peledakan. Oleh sebab itu diperlukan suatu alat bantu yang mampu menahan
detonasi beberapa saat. Alat yang biasa dipakai adalah Detonating Relay
Connectors (DRC) dan MS Connector.
e. Cara menyambung kawat di permukaan tanah dan di dalam lubang ledak:
 Terlebih dahulu rapatkan sepasang kawat terbuka

Gambar 6
Sepasang kawat terbuka
 Lengkungkan kaat tersebut sekitar separuh dari bagian kawat yang
terbuka

Gambar 7
Kawat yang telah dilengkungkan
 Lalu putar kawat yang sebelumnya sudah dilengkungkan tadi
secukupnya seperti pada gambar proses dibawah ini:
Gambar 8
Kawat yang telah diputar
 Letakkan sambungan kawat dan sambungan sebisa mungkin tidak
menyentuh tanah, seperti gambar dibawah ini:

Gambar 9
Cara Agar Sambungan Kawat tidak terkena tanah
f. Penyambung Bean-hole, adalah suatu alat bantu penyambung PIC-cepat
dengan sumbu api dan sekaligus sebagai penyulut sumbu api tersebut.
Konstruksi penyambung bean-hole berbentuk silinder dengan diameter
sekitar 6,50 mm dan panjang 40 mm serta mempunyai lubang oval pada
salah satu ujungnya. Lubang oval ini tempat menyisipkan PIC-cepat (lihat
Gambar 4.4.b).
Cara pemasangan sumbu api dan PIC-cepat pada penyambung bean-hole
adalah sebagai berikut:
 Sumbu api yang sudah dipotong rata dimasukkan ke dalam lubang
penyambung bean-hole sampai batas lubang oval kemudian diklem kuat
menggunakan crimper. Sebaiknya pemasangan sumbu api dengan penyam-
bung bean-hole ini sudah disiapkan dari gudang, artinya keduanya sudah
diklem sebelum dibawa ke lokasi tambang.
 Lengkungkan PIC-cepat dan sisipkan ke dalam lubang oval (Gambar 4.4.c).
 Klem lubang oval agar PIC-cepat terjepit kuat

a. Rol PIC-
a b
b. Bean-hole

c. Penyambungan
sumbu api dan

c
Gambar 4.4.
Penyambungan PIC-cepat dengan sumbu api menggunakan penyambung bean-hole
g. Penyambung slot, adalah suatu alat bantu penyambung PIC-lambat dengan
sumbu api. Mekanisme kerjanya sama seperti penyambung bean-hole.
Penyambung slot mempunyai celah yang cukup untuk menyisipkan PIC-
lambat (Gambar 4.5.a). Cara pemasangan sumbu api dan PIC-lambat pada
penyambung slot adalah sebagai berikut:
 Sumbu api yang sudah dipotong rata dimasukkan ke dalam lubang
penyambung slot sampai batas slot kemudian diklem kuat menggunakan
crimper. Sebaiknya pemasangan sumbu api dengan penyambung slot ini
sudah disiapkan dari gudang, artinya keduanya sudah diklem sebelum dibawa
ke lokasi tambang.
 Sisipkan PIC-lambat ke dalam slot penyambung (Gambar 4.5.c)
 Setelah posisi PIC-lambat tepat, maka perkuat posisinya dengan menekan
tutup slot sampai betul-betul kuat
a. Penyambung b. PIC-lambat c. Penyambungan
1000 ft (330 m) sumbu api dengan
PIC-lambat dan
Gambar 4.5.
Penyambungan PIC-lambat dengan sumbu api
menggunakan penyambung slot
2. Prime
a. Pembuatan primer menggunakan detonator biasa
Detonator biasa yang dipakai adalah detonator yang telah dipasang sumbu
api. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (lihat Gambar 3.3):
 Ambil cartridge bahan peledak kuat atau bahan peledak peka detonator dan
buka pembungkus pada salah satu ujungnya, kemudian buatlah lubang kira-kira
sedalam 6 cm ditengah-tengah cartridge yang telah dibuka pembungkus-nya
memakai penusuk kayu
 Sisipkan detonator biasa yang sudah dilengkapi sumbu api ke dalam lubang
sedemikian rupa sehingga detonator terbenam seluruhnya ke dalam cartridge
 Tutup kembali pembungkusnya seperti semula dan ikat dengan benang atau tali
plastik.

1 3
) )

Pembuatan primer
menggunakan detonator biasa

2
)

b. Pembuatan primer menggunakan detonator listrik


Terdapat dua cara yang disajikan untuk membuat primer dengan detonator
listrik, yaitu cara ke 1 dan ke 2 seperti terlihat pada Gambar 3.4. Langkah-langkah
cara ke 1 adalah sebagai berikut (Gambar 3.4.a):
 Ambil cartridge bahan peledak kuat atau bahan peledak peka detonator,
kemudian buatlah lubang kira-kira sedalam 6 cm ditengah-tengah cartridge
dengan atau tanpa dibuka pembungkusnya memakai penusuk kayu
 Sisipkan detonator listrik ke dalam lubang sedemikian rupa sehingga
detonator terbenam seluruhnya ke dalam cartridge
 Lingkarkan legwire sekali atau dua kali ke sekitar cartridge, lalu kencangkan
dan siap dimasukkan ke dalam lubang ledak.
 Kedua ujung kawat detonator yang mengarah ke atas harus digabungkan
untuk menghindari pengaruh arus listrik liar atau listrik statis.

a. Cara ke b. Cara ke 2
1 Gambar 3.4.
Pembuatan primer menggunakan detonator listrik
Untuk cara ke 2, pada prinsipnya sama dengan cara ke 1, perbedaannya
terletak pada lubang tembus yang dibuat pada bagian samping cartridge. Melalui
lubang ini disisipkan legwire, kemudian dilingkarkan ke badan cartridge dan
dikencangkan oleh bagian legwire yang menuju ke atas (lihat Gambar 3.4.b).
Setelah kencang primer siap dimasukkan ke dalam lubang ledak dan jangan lupa
menggabungkan kedua ujung legwire yang mengarah ke atas.
c. Pembuatan primer menggunakan sumbu ledak
Membuat primer dengan sumbu ledak tidak diperlukan detonator sama
sekali karena sumbu ledak bermuatan bahan peledak kuat, yaitu PETN. Sumbu
ledak yang sering digunakan untuk keperluan peledakan pada penambangan bahan
galian mengandung PETN 3,6 gr/m atau 5 gr/m. Terdapat dua cara yang umum
digunakan untuk membuat primer dengan sumbu ledak, yaitu seperti terlihat pada
Gambar 3.5. Cara ke 1 sebagai berikut (Gambar 3.5.a):
 Ambil cartridge bahan peledak kuat atau bahan peledak peka detonator,
kemudian buatlah lubang tembus di bagian samping cartridge memakai
penusuk kayu
 Sisipkan sumbu ledak ke dalam lubang, kemudian ikatlah dengan cara
pengikatan bunga cengkeh atau dapat pula diikat kuat menggunakan selotip
dan siap dimasukkan ke dalam lubang ledak.
Cara ke 2 adalah sebagai berikut (Gambar 3.5.b):
 Ambil cartridge bahan peledak kuat atau bahan peledak peka detonator,
kemudian buatlah lubang tembus sepanjang badan cartridge dari atas ke
bawah memakai penusuk kayu yang agak panjang
 Sisipkan sumbu ledak ke dalam lubang, kemudian buatlah tali simpul di
bagian bawah cartridge untuk menahan cartridge tidak jatuh. Primer siap
dimasukkan ke dalam lubang ledak.

a. Cara ke 1 b. Cara ke 2

Gambar 3.5.
Pembuatan primer menggunakan sumbu ledak
d. Primer rancangan pabrik
Pabrik pembuat bahan peledak ada pula yang merancang bahan peledak khusus
untuk primer dengan merk dagang tertentu dengan bentuk sebagai berikut:
1) Berupa cartridge padat (solid), biasanya berwarna putih seperti gypsum, yang
sudah disiapkan lubang untuk detonator atau sumbu ledak. Contoh:
 Anzomex primers buatan ICI Explosive (Gambar 3.6) dengan spesifikasi
seperti pada Tabel 3.1.
 HDP Boosters atau Cast Boosters buatan Nitro Nobel dengan spesifikasi
seperti terlihat pada Gambar 3.7.
2) ICI Explosives memproduksi primer sistem sliderdeck, yaitu terdiri dari:
 Anzomex primer yang berat 400 gr dibungkus plastik warna kuning
berkekuatan tinggi yang dicetak lengkap dengan selongsong atau lubang
untuk menyisipkan sumbu ledak (Gambar 3.8.a),
 Slider Primer Detonator merupakan detonator tunda nonel digabung
dengan plastik warna biru dicetak khusus dan dilengkapi lubang untuk
menyisipkan sumbu ledak (Gambar 3.8.b)
 Gabungan Anzomex primer dan Slider Primer Detonator adalah sistem
sliderdeck yang lengkap seperti terlihat pada Gambar 3.8.c.

Gambar 3.6.
Seri Anzomex Primers buatan ICI Explosiv
3. Soal

Dik : Kawat penyambung tembaga = 22 AWG 90 m


Kawat utama besi = 22 AWG 200 m
Panjang leg wire tiap detonator 7 m memerlukan arus 1,5 amper
Dit : Total tahanan dan voltage ?
Jawab :
 Seri – Paralel
Tahanan detonator = 1,25 ohm x 18 lubang
= 22,5 ohm
Tahanan kawat penyambung = 90 m x 16,14 ohm / 330m
= 4,401 ohm
Total tahanan rangkaian seri = 22,5 ohm + 4,401 ohm
= 26,901 ohm
Total tahanan dalam paralel untuk 3 hubungan seri = 26,901 ohm : 3
= 8,967 ohm
Tahanan seri dalam paralel = 8,967 ohm
Tahanan kawat utama = 200 m x 100 ohm / 330m
= 60,606 ohm

8
Total tahanan paralel = 8,967 ohm + 60,606 ohm
= 69,573 ohm
Arus (I) = 1,5 A x 3
= 4,5 A
Voltage (V) = 4,5 A x 69,573 ohm
= 313,078 Volt.

4. Soal

Arah lemparan batuan

B
1 1 1 1
B
B y
2 2 2 2
B 1,4B
3 3 3 3

2B 2B 2B 2B
SEBELUM PELEDAKAN

3
SETELAH PELEDAKAN

Gambar 1.10.
Peledakan pojok antar baris dengan pola staggered

Arah lemparan
w batuan

B
4 3 2 1 2 3 4
1.4B B
2B y
5 4 3 2 3 4 5

1.4B
6 5 4 3 4 5 6
SEBELUM PELEDAKAN
1,4 B 1,4 B 1,4 B 1,4 B 1,4 B 1,4 B

1
2 2
3 3
SETELAH PELEDAKAN 4 4
5 5
Gambar 1.11. Peledakan pada bidang bebas memanjang dengan pola V-cut
bujursangkar dan waktu tunda close-interval (chevron)
5. Hitunglah seluruh parameter geometri peledakan, jumlah bahan peledak
total dan Powder Factor. Gambarkan Sketsa lubang ledak dengan
geometri yyang sudah dihitung.
Diketahui:
 Target batubara = 2 juta ton/tahun
 Overburden = 7 juta bcm
 SGe = 0,85 gr/cc
 SGr = 2,5 ton/m3
 De = 4,75 inch
 SR = 3,5 : 1
Ditanyakan :
Geometri peledakan pada peledakan tersebut
Jawab :
A. Geometri peledakan (C.J. Konya)
 Burden (B)
3 SGrstd
B = 3,15 x de x√ SGr

3 0,85 gr/cc
= 3,15 x 4,75 inch x √
2,5 ton/m3

= 10,443 ft
= 3,183 m
 Spasi (S)  Sequnced
4B = 12,732 m
H = 15 m
Maka, H > 4B
S = 1,4 x B
= 1,4 x 3,183 m
= 4,4562 m
 Subdrilling (J)
J = Kj x B
= 0,3 x 3,183 m
= 0,9549 m
 Stemming (T)
T = 0,7 x B karena batuan berlapis
= 0,7 x 3,183 m
= 2,2281 m
 Hole Depth (L)
L = H+ J
= 15 m + 0,9549 m
= 15,9549 m
 Powder Column
PC = L – T
= 15,9549 m – 2,2281 m
= 13,7268 m
 Loading Density
LD = 0,508 x de2 x SGe
= 0,508 x 4,752 x 0,85 gr/cc
= 9,742 kg/m
 Loading Factor (W)
W = PC x LD
= 13,7268 m x 9,742 kg/m
= 133,726 kg
 Volume
V =BxSxH
= 3,183 m x 4,4562 m x 15 m
= 212,7612 bcm
 Powder Factor
W
PF = Volume
133,726 kg
=
212,7612 bcm
= 0,628 kg/m3
6. Dik : 2 alat bor dengan diameter 5 inci dan 7,875 inci
Kemampuan alat 12 m
Faktor berai 82 %
Lubang ledak 100
SGe = 0,8 gr/cc
SGr = 2,5 ton/m3
Jwb :
# Burden
5 inci 7 inci
3 SGe 3 SGe
B = 3,15 x de x √ SGr B =3,15 x de x √ SGr

3 0,8 3 0,8
= 3,15 x 5 x √2,5 = 3,15 x 7 x √2,5

= 10,77 ft x 0,3048 = 3,28 m = 15,08 ft x 0,3048 = 4,59


m

# Spasi
5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
S=2xB S=2xB
= 2 x 3,28 = 2 x 4,59
= 6,56 m = 9,18 m

Sequanced Sequanced
S = 1,4 x B S = 1,4 x B
= 1,4 x 3,28 = 1,4 x 4,59
= 4,59 m = 6,426 m

# Sub Drilling
5 inci 7 inci
J = 0,3 x B J = 0,3 x B
= 0,3 x 3,28 = 0,3 x 4,59
= 0,984 m = 1,377 m
# Stemming
5 inci 7 inci
T=B T=B
T = 3,28 m T = 4,59 m

# Hole Depth
5 inci 7 inci
H=L+J H=L+J
= 12 + 0,984 = 12 + 1,377
= 12, 984 m = 13, 377 m

# Powder Coloum
5 inci 7 inci
PC = H – T PC = H – T
= 12, 984 – 3,28 = 13,377 – 4,59
= 9,704 m = 8, 787 m

# Volume
5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
V=BxSxH V=BxSxH
= 3,28 x 6,56 x 12,984 = 4,,59 x 9,18 x 13,377
= 279, 37 m3 = 562, 42 m3

Sequanced Sequanced
V=BxSxH V=BxSxH
= 3,28 x 4,59 x 12,984 = 4,59 x 6,426 x 13,377
= 195,47 m3 = 394,55 m3

# Tonase
5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
Tonase = V x SGr Tonase = V x SGr
= 279, 37 x 2,5 = 562, 42 x 2,5
= 698,425 ton = 1406, 05 ton
Sequanced Sequanced
Tonase = V x SGr Tonase = V x SGr
= 195,47 x 2,5 = 394,55 x 2,5
= 488,675 ton = 986,375 ton
3
# Loading Density
5 inci 7 inci
2
LD = 0,508 x de x Sge LD = 0,508 x de2 x SGe
= 0,508 x 52 x 0,8 = 0,508 x 72 x 0,8
= 10,16 = 19,913

#BeratBahanPeledak (W)
5 inci 7 inci
W = Pc x LD W = Pc x LD
= 9,704 x 10,16 = 8, 787 x 19,913
= 98, 59 = 174,97

# Powder Factor
5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
PF = Whandak/ Volume PF = Whandak/ Volume
= 98,59 / 279, 37 = 0,35 = 174,97 / 562, 42 = 0,31

Sequanced Sequanced
PF = Whandak/ Volume PF = Whandak/ Volume
= 98,59 / 195,47 = 0,50 = 174,97 / 394,55 = 0,44

# Volume Loose
5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
VL = V / SF VL = V / SF
= 279, 37 / 0,82 = 340,69 m3 = 562, 42 / 0,82 = 685,87
Sequanced Sequanced
VL = V / SF VL = V / SF
= 195,47 / 0,82 = 238,37 m3 = 394,55 / 0,82 = 481,15

# Berat Peledakan Seluruhnya


5 inci 7 inci
Instataneous Instataneous
Tonase = V x SGr Tonase = V x SGr
= 279, 37 x 2,5 = 562, 42 x 2,5
= 698,425 ton = 1406, 05 ton

Sequanced Sequanced
Tonase = V x SGr Tonase = V x SGr
= 195,47 x 2,5 = 394,55 x 2,5
= 488,675 ton = 986,375 ton

#Berat Bahan Peledak (W)


5 inci 7 inci
W = Pc x LD W = Pc x LD
= 9,704 x 10,16 = 8, 787 x 19,913
= 98, 59 x 100 = 9859 = 174,97 x 100 = 17497
Penghematan dapat dilakukan dengan cara memodifikasi burden, spasi,
dan menghemat bahan peledak keluar dari gudang.

7. Berapa jumlah bahan peledak total yang harus dikeluarkan dari gudang :
Diketahui :
 Spasi (S) = 3,75 m
 Burden (B) = 2,4 m
 Panjang Lubang Bor (L) = 15,8 m
 Tinggi Jenjang (H) = 15 m
 Stemming (T) = 2,5 m
 Jumlah lubang = 72 lubang
 ρandesit = 2,54 ton/m3
 Diameter lubang bor = 3,5 inci
 ρANFO = 0,8 gr/cc
 Faktor berai batuan (SF) = 87% = 0,87
Ditanyakan :
a. Volume peledakan
b. Volume total peledakan
c. Berat peledakan total
d. Jumlah bahan peledak total
e. PF teoritis

Jawaban :
a. Volume peledakan
VS (Volume solid) = B x S x H
= 2,4 m x 3,75 x 15
= 135 m3 (bank cubic meter)
BxSxH
VL (Volume loose) = SF
135 m3
= 0,87

= 11172,41 m3 (loose cubic meter)


b. Volume total peledakan
VS Total = Banyak lubang x Volume
= 72 x 135 m3 (bank cubic meter)
= 9720 m3 (bank cubic meter)
c. Berat peledakan total
W = VL x ρAndesit
= 11172,41 m3 x 2,54 ton/m3
= 28377,93 ton
d. Jumlah bahan peledak total
PC =L–T
= 15,8 – 2,5 m
= 13,3 m
W Total Handak = n x PC x ρAndesit
= 72 x 13,3 x 2,54
= 2432,3 kg
= 2,4323 ton
e. PF teoritis
W Total Handak
PF = VS Total
2432,3 kg
= 9720 m3

= 0,25 kg/m3
PF sebesar 0,25 tidak menghasilkan pemborosan handak karena bahan
peledak tidak terlalu banyak digunakan tetapi batuan sudah dapat diledakan
secara optimal. Oleh karenanya handak yang harus dikeluarkan gudang handak
seberat 2432,3 kg.

8. Diketahui:
 Target produksi = 10.000 ton
 SGestd = 1,2 ton/m3
 SGe = 0,9 ton/m3
 VOD = 11.100 fps
 VODstd = 12.000 fps
 SGr = 2,6 ton/m3
 SGrstd = 160 lbs/ft = 2,55 ton/m3
 De = 6 inch
 L = 15 m
 KBstd = 30
Ditanyakan : Rancang Geometri peledakan dan pola penyalaannya ?
Jawab :
 AF1

3 SGe x VOD²
=√
SGrstd x VODstd²

3 0,9 x 11.100²
=√
2,55 x 12000²

= 0,678
 AF2
3 2,55
=√
2,6

= 0,9
 Burden (B)
Kb = Kbstd x AF1 x AF2
= 30 x 0,678 x 0,9
= 18,306
Kb x de
B =
12
18,306 x 6 inch
B =
12
B = 9,153 ft
= 2,789 m
 Spasi (S)
S = Ksstd x B’
= 1,1 x 2,789 m
= 3,067 m
 Subdrilling (J)
J = Kjstd x B’
= 0,3 x 2,789 m
= 0,8367 m
 Steaming (T)
T = Ktstd x B’
= 0,85 x 2,789m
= 2,37 m
 Hole Depth (H)
H =H+J
= 15 + 0,8367 m
= 15,8367 m
 Powder Column
PC = L – T
= 15,8367m – 2,37 m
= 13,466 m
 Loading Density
LD = 0,508 x de2 x SGe
= 0,508 x 62 x 0,9 gr/cc
= 16,459 kg/m
 Loading Factor (W)
W = PC x LD
= 13,466 m x 16,459 kg/m
= 221,636 kg
 Volume
V =BxSxH
= 2,789 m x 3,067 m x 15,8367 m
= 135,46 m3
 Powder Factor
W
PF =
Volume
221,636 kg
=
135,46 m3
= 1,63 kg/m3

9. Dik :
Bongkah 1 Bongkah 2
Panjang : 1,5 m Panjang : 0,8 m
Lebar : 1,3 m Lebar : 0,6 m
Tinggi :2m Tinggi : 1,2 m
Bongkah 3
Panjang : 0,6 m
Lebar : 0,5 m
Tinggi : 1,0 m
Dit :
a. Bagaimana cara peledakan yang efektif ?
b. Apa alasan saudara memilih cara tersebut? Dan apa syarat – syarat
yang harus diperhatikan?
c. Hitung jumlah bahan peledak yang diperlukan dengan mengestimasi
sendiri PF !
Jawab :
a. Teknik peledakan bongkah yang efektif untuk bongkah 2 yaitu dengan
menggunakan Blockholing atau pop shooting untuk bongkah 1 dan 2
sedangkan untuk nomer 3 menggunakan mudcapping atau plaster
shooting.
b. Alasannya yaitu melihat pada ukuran boulder dengan volume tertentu
supaya peledakan efektif dan fragmentasi lebih baik.Syarat yang
harus diperhatikan adalah volume batuan dan jugajumlah serta jenis
bahan peledak yang digunakan.
c. Apabila digunakan pada blockholing karena berada diatas tanah
sehingga perkiraan menggunakan 50-100 gr/m3 sedangkan dengan
menggunakan mudcapping diestimasi menggunakan bias sampai 0,6
kg/m3

10. Rancangan Underground


Diketahui :
 tabutment =9m
 labutment = 10 m
 Diameter bor = 38 mm = 0,038 m
 Panjang alat bor = 3,9 m
 Persen kemajuan = 85%
 Cut and floor hole = Emulate 150 - 29 mm = 0,9 kg/m
 Wall and roff hole = Emulate 150 – 25 mm = 0,55 kg/m
Ditanyakan :
a. Geometri Peledakan
b. Contour
Jawab :
a. Geometri Peledakan
Diameter Lubang bor 38 mm = 0,038 m
1) Perhitungan Square
a) Square 1
2
a1 = 1,5 x D w1 = a1 x √2
a1 = 1,5 x 0,038 m w1 = 0,057 m x √2
2

a1 = 0,0570 m w1 = 0,0806 m
b) Square 2
2
a2 = 1,5 x w1 w2 = a2 x √2
a2 = 1,5 x 0,0806 m w2 = 0,1209 m x √2
2

a2 = 0,1209 m w2 = 0,1710 m
B1 = w1
B1 = 0,0806 m
c) Square 3
2
a3 = 1,5 x w2 w3 = a3 x √2
a3 = 1,5 x 0,1710 m w3 = 0,2565 m x √2
2

a3 = 0,2565 m w3 = 0,3627 m
B2 = w2
B2 = 0,1710 m
d) Square 4
2
a4 = 1,5 x w3 w4 = a4 x √2
a4 = 1,5 x 0,3627 m w4 = 0,5441 m x √2
2

a4 = 0,5441 m w4 = 0,7695 m
B3 = w3
B3 = 0,3627 m
Geometri Peledakan A (m) W (m) B (m)
Square 1 0,0570 0,0806 -
Square 2 0,1209 0,1710 0,0806
Square 3 0,2565 0,3627 0,1710
Square 4 0,5441 0,7695 0,3627
2) Perhitungan Roof, Wall, Floor dan Stoping
Nilai burden yang didapat pada diameter 29 mm Emulite150 adalah 0,8 m
a) Floor Hole
B=1xB S = 1,1 x B
B = 1 x 0,8 m S = 1,1 x 0,8 m
B = 0,8 m S = 0,88 m
b) Wall Hole
B = 0,9 x B S = 1,1 x B
B = 0,9 x 0,8 m S = 1,1 x 0,8 m
B = 0,72 m S = 0,88 m
c) Roof Hole
B = 0,9 x B S = 1,1 x B
B = 0,9 x 0,8 m S = 1,1 x 0,8 m
B = 0,72 m S = 0,88 m
d) Stopping Hole
Upwards
B=1xB S = 1,1 x B
B = 1 x 0,8 m S = 1,1 x 0,8 m
B = 0,8 m S = 0,88 m
Horizontal
B=1xB S = 1,1 x B
B = 1 x 0,8 m S = 1,1 x 0,8 m
B = 0,8 m S = 0,88 m
Downwards
B=1xB S = 1,2 x B
B = 1 x 0,8 m S = 1,2 x 0,8 m
B = 0,8 m S = 0,96 m
Geometri Peledakan B S
Floor Hole 0,80 m 0,88 m
Wall Hole 0,72 m 0,88 m
Roof Hole 0,72 m 0,88 m
Stoping Hole
Upward 0,8 m 0,88 m
Horizontal 0,8 m 0,88 m
Downward 0,8 m 0,96 m
3) Stemming dan Kebutuhan Bahan Peledak Square
a) Square 1
h0 = a Q = Ic (H - h0)
h0 = 0,0570 m Q = 0,2 kg/m (3,9 m – 0,0570 m)
Q = 0,7686 kg
b) Square 2
h0 = 0,5 x B Q = Ic (H - h0)
h0 = 0,5 x 0,0806 m Q = 0,2 kg/m (3,9 m – 0,0403 m)
h0 = 0,0403 m Q = 0,7719 kg

c) Square 3
h0 = 0,5 x B Q = Ic (H - h0)
h0 = 0,5 x 0,1710 m Q = 0,2 kg/m (3,9 m – 0,0855 m)
h0 = 0,0855 m Q = 0,7629 kg

d) Square 4
h0 = 0,5 x B
h0 = 0,5 x 0,3627 m
h0 = 0,1814 m

Q = Ic (H - h0)
Q = 0,42 kg/m (3,9 m – 0,1814 m)
Q = 1,5618 kg
Kebutuhan Bahan Peledak ho Q
Square 1 0,0570 m 0,7686 kg
Square 2 0,0403 m 0,7719 kg
Square 3 0,0855 m 0,7629 kg
Square 4 0,1814 m 1,5618 kg

4) Stemming dan Kebutuhan Bahan Peledak Roof, Wall, Floor dan Stoping nilai
Ib yang didapat adalah 0,8 kg/m
a. Floor
Bottom Charge
Ib = 0,8 kg/m
hb = 1/3 H = 1/3 x 3,9 m = 1,3 m
Qb = Ib x hb = 0,8 kg/m x 1,3 m = 1,04 kg
Coloumn Charge
Ic = 0,5 x Ib = 0,5 x 0,8 kg/m = 0,4 kg/m
h0 = 0,2 x B = 0,2 x 0,8 m = 0,16 m
hc = H - hb - h0 = 3,9 m – 1,3 m – 0,16 m = 2,44 m
Qc = Ic x hc = 0,4 kg/m x 2,44 m = 0,976 kg
Qt = Qb + Qc = 1,04 kg + 0,976 kg = 2,016 kg
b. Wall
Bottom Charge
Ib = 0,8 kg/m
hb = 1/6 H = 1/6 x 3,9 m = 0,65 m
Qb = Ib x hb = 0,8 kg/m x 0,65 m = 0,52 kg
Coloumn Charge
Ic = 0,4 x Ib = 0,4 x 0,8 kg/m = 0,32 kg/m
h0 = 0,5 x B = 0,5 x 0,72 m = 0,36 m
hc = H - hb - h0 = 3,9 m – 0,65 m – 0,36 m = 2,89 m
Qc = Ic x hc = 0,32 kg/m x 2,89 m = 0,9248 kg
Qt = Qb + Qc = 0,52 kg + 0,9248 kg = 1,4448 kg
c. Roof
Bottom Charge
Ib = 0,8 kg/m
hb = 1/6 H = 1/6 x 3,9 m = 0,65 m
Qb = Ib x hb = 0,8 kg/m x 0,65 m = 0,52 kg
Coloumn Charge
Ic = 0,3 x Ib = 0,3 x 0,8 kg/m = 0,24 kg/m
h0 = 0,5 x B = 0,5 x 0,72 m = 0,36 m
hc = H - hb - h0 = 3,9 m – 0,65 m – 0,36 m = 2,89 m
Qc = Ic x hc = 0,24 kg/m x 2,89 m = 0,6936 kg
Qt = Qb + Qc = 0,52 kg + 0,6936 kg = 1,2136 kg
d. Stoping
Bottom Charge
Ib = 0,8 kg/m
hb = 1/3 H = 1/3 x 3,9 m = 0,65 m
Qb = Ib x hb = 0,8 kg/m x 0,65 m = 0,52 kg
Coloumn Charge
Ic = 0,5 x Ib = 0,5 x 0,8 kg/m = 0,4 kg/m
h0 = 0,5 x B = 0,5 x 0,8 m = 0,4 m
hc = H - hb - h0 = 3,9 m – 0,65 m – 0,4 m = 2,85 m
Qc = Ic x hc = 0,4 kg/m x 2,85 m = 1,14 kg
Qt = Qb + Qc = 0,52 kg + 1,14 kg = 1,66 kg
Bottom Charge Coloumn Charge
Kebutuhan
Bahan Peledak Ib Qb Ic Hc Qc Qtot
Hb (m) Ho (m)
(kg/m) (kg) (kg/m) (kg) (kg) (kg)
Floor Hole 0,8 1,30 1,04 0,4 0,16 2,44 0,9760 2,0160
Wall Hole 0,8 0,65 0,52 0,32 0,36 2,89 0,9248 1,4448
Roof Hole 0,8 0,65 0,52 0,24 0,36 2,89 0,6936 1,2136
Stopping Hole 0,8 0,65 0,52 0,40 0,40 2,85 1,1400 1,6600

Вам также может понравиться