Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tugas Kelompok
1
tetapi dapat juga disebut dengan manajer shift kerja (shift manajer), manajer
distrik, manajer departemen, atau manajer kantor (office manajer)
b. Manajer tingkat menengah
Merupakan mereka yang berada pada posisi diantara jenjang terbawah dan
jenjang teratas organisasi yang mengelola pkerjaan para manajer tingkat
pertama dan memiliki jabatan semisal manajer regional, pimpinan proyek,
manajer toko atau manajer divisi.
c. Manajer puncak
Merupakan manjer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan-
keputusan yang dapat mempengaruhi jalannya seluruh organisasi dan
menetapkan rencana kerja dan sasaran-sasaran bagi organisasi secara
keseluruhan.
2
Fungsi-fungsi manjamen
Fungsi-fungsi manajemen ada 4 yaitu:
a. Perencanaan (planning), mendefenisikan sasaran-sasaran, menetapkan
strategi dan mengembangkan rencana untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
b. Pengorganisasian (organizing), menentukan apa yang harus diselesaikan
bagaimana caranya dan siapa yang akan mengerjakannya
c. Kepemimpinan (leading), memotivasi memimpin dan tindakan-tindakan
lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
d. Pengendalian (controling), memantau aktivitas-aktivas demi memastikan
segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
Keempat fungsi tersebut berujung pada tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran yang telah dicanangkan bagi organisasi.
• Panutan (figurehead)
Peran jembatan
• Pimpinan (leader)
antar pribadi
• Penghubung (liaison)
3
Keterampilan-keterampilan manajemen
Menurut Robert L. Katz setiap manajer membutuhkan tiga keterampilan
dasar yakni teknis, hubungan antar manusia dan konseptual. Keterampilan teknis
adalah pengetahuan dan tehnik yang berkaitan dengan sebuah pekerjaan yang
spesifik, yang diperlukan untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di berbagai jenjang
manajemen yaitu:
Menstrukturisasi Memfasilitasi
Menggunakan
kerja dan konteks fisikologis
jejaring yang penuh
menyelesaikan dan sosial dari kata
tujuan
pekerjaan kerja
4
D. Bagaimana Pekerjaan Seorang Manajer Telah Berubah
5
persaingan zaman ini dan bahwa para karyawan memainkan peranan penting dalam
mewujudkannya. Untuk itu, manajer harus membangun sebuah organisasi yang
cepat tanggap pada kebutuhan pada kebutuhan pelanggan (customer-responsive),
dimana karyawan mampu bersikap ramah dan sopan dan mudah dijangkau,
berpengetahuan, lugas dalam melayani kebutuhan pelanggan dan bersedia
melakukan apa yang diperlukan demi memuaskan pelanggan.
6
tugas tersebut biasanya seorang manajer yang tak jarang dituntut untuk melakukan
inovasi seiring dengan revolusi industri. Karena minat masyarakat akan suatu
barang setiap tahun akan selalu berubah-ubah.
Universalitas manajemen
Universalitas manajemen adalah kenyataan bahwa manjamen dibutuhkan
dalam semua bentuk dan ukuran organisasi, pada setiap jenjang organisasi, pada
semua bidang kerja organisasi dan di organisasi manapun di seluruh dunia.
Manajemen dibutuhkan secara universal di dalam organisasi sehingga kita harus
berupaya memperbaiki cara pengelolaan organisasi pada umumnya. Karena kita
senantiasa berinteraksi dengan organisasi setiap hari di dalam hidup kita. Organisasi
yang dikelola dengan buruk cepat atau lambat akan kehilangan pelanggan dan
tentunya pendapatan. Dengan mempelajari manajemen akan dapat segera
mengenali ciri-ciri manajemen yang buruk dan bertindak untuk memperbaiki.
7
Realitas dunia kerja
Alasan lainnya untuk mempelajari ilmu manajemen adalah kenyataan
bahwa kebanyakan dari mahasiswa, setelah lulus kuliah dan memulai karir di dunia
kerja, harus mengelola atau dikelola. Bagi mereka yang berminta untuk menjadi
manajer, penguasaan ilmu manajemen yang baik dapat menjadi pondasi untuk
membagun pengetahuan dan kemampuan manajemen. Mereka yang tidak tertarik
pun harus bekerja sama dengan para manajer.
8
Imbalan Tantangan
9
BAB 2
MODUL SEJARAH MANAJEMEN
A. Manajemen Awal
B. Pendekatan Klasik
Manajemen Ilmiah
Karya Federick Winslow Taylor yang berjudul Principles of Scientific
Management (Prinsip Manajemen Ilmiah) pertama kali diterbitkan. Pemikiran-
pemikiran yang dimuat dalam buku ini diterima dan dipakai oleh banyak sekali
manajer di selruh dunia. Buku ini menjabarkan teori manajemen ilmiah, penggunan
10
metode-metode imiah (scientific methods) guna mendefenisikan “satu cara terbaik”
dalam menyelesaikan sebuah pekerjaaan.
Pengalaman Taylor di Midvale mendorong untuk menyusun aturan-aturan
kerja baku guna memperbaiki efisien produksi. Ia berkeyakinan bahwa empat
prinsip manajemen yang digagasnya dapat membawa kesejahteraan, baik bagi para
pekerja maupun baagi manajer
11
C. Pendekatan perilaku
Perilaku organisasi (organizational behavior, OB) sebuah bidang kajiaan ilmiah
yang menelaah tindakan (perilaku) orang yang bias bekerja di sebuah organisasi.
Meskipun sejumlah kalangan di abad 20 mengakui pentingnya peranan manusia
(orang) dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi, empat nama pemikir
mencuat jauh diatas yang lannya sebagai pendukung awal pendekatan OB: Robert
Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follet dan Chester Barnard. Kontribusi
mereka memang beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka semua meyakini bahwa
manusia merupakan kekayaan (asset) terpenting yang dimiliki sebuah organisasi
sehingga harus dikelola secara baik dan benar. Gagasan-gagasan mereka kemudian
menjadi landasan bagi praktik-praktik manajemen semisal prosedur pemilihan
karyawan,program-program motivasi dan bekerja dalam tim.
Kontribusi OB diberikan oleh Kajian-kajian Hawthome, yaitu serangkaian
studi yang dilakukan di perusahaan Western Electric Company Works di kota
Cicero, Illions, AS. Kajian-kajian yang dimulai pada tahun 1924, pada awalnya
dirancang dan dijalankan oleh para insiyur di Western Electric sebuah eksprimen
manajemen ilmiah.
D. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan Kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan
statisitika yan diciptakan untuk memecahkan masalah- masalah militer pada Perang
Dunia II. Setelah berakhirnya perang, banyak diantara teknik-teknik yang
sebelumnya diperuntukan bagi kepentingan militer ini kemudian ditetapkan
kedalam bisnis. Sebagai contoh, sekelompok perwira militer AS, yang dijuluki
“The Whiz Kids” bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan era
1940-an, dan mereka segera menerapkan metode-metode statistic dan model-model
kuantitaitf untuk membantu proses pengambilan keputusan di perusahaan tersebut.
Manajemen Mutu Total (total quality management, TQM) adalah sebuah
falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya-upaya perbaikan secara
terus-menerus dan kemampuan menjawab dengan cepat berbagai kebutuhan dan
12
harapan pelanggan. Istilah pelanggan disini berarti siapa aja berinteraksi dengan
prolduk dan layanan organisasi, baik secara internal maupun eksternal.
Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terkait dan saling
bergantung antara satu dan lainnya,yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk
sebuah kesatuan yang utuh. Dua tipe dasar sistem adalah sistem tertutup dan sistem
terbuka. Sistem tertutup tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Sebaliknya, sistem terbuka dipengaruhi dan berinteraksi
dengan lingkungan tempatnya berada.
Peraga SM-7 memperlihatkan diagram sebuah organisasi yang disajikan
dari sudut pandang sistem terbuka.seperti dapat kita lihat di sini, sebuah organisasi
menerima/mengambil input (sumber daya) dari lingkungannya dan mengubah, atau
memproses, sumber-sumber daya tersebut menjadi output yang kemudian di
distribusikan kembali ke lingkungannya. Dengan demikian, organisasi adalah
sebuah sistem yang “terbuka” dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Para peneliti mengemukakan visi bahwa sebuah organisasi dibentuk oleh
serangkaian faktor yang saling bergantung satu sama lainnya (interdependent) yang
meliputi orang-orang, kelompok-kelompok orang, perilaku-perilaku, motif-motif,
struktur formal, beragam interaksi, berbagai sasaran,status, dan kewenangan. Selain
itu, pendekatan sistem mengisyaratkan bahwa keputusan dan tindakan di salah satu
bidang-bidang lainnya.
Organisasi bergantung pada lingkungannya untuk memperoleh input yang
dibutuhkannya dan untuk menyerap output yang dihasilkannya. Manajemen tidak
(dan memang tidak dapat) didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang kaku yang
berlaku sama di dalam segala keadaan. Situasi-situasi yang berbeda dan cepat
berubah mengharuskan para manajer menggunakan beragam pendekatan dan
teknik. Pendekatan kontinjensi/ contingency approach (terkadang disebut
pendekatan situasional) menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik,
menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contingencies) dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda.
Salah satu cara terbaik untuk menggambarkan pendekatan kontinjensi
adalah frasa “jika,maka”. Jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka
beginilah cara terbaik bagi saya untuk mengelola. Peraga SM-8 menjabarkan empat
13
variabel kontinjensi(contingencies) yang paling banyak dikenal di manajemen.
Meskipun daftar ini tentu saja jauh dari lengkap terdapat lebih dari 100 variabel
situasional yang berbeda yang telah teridentifikasi keempat variabel tersebut paling
sering digunakan dan dapat memberikan anda bayangan yang lebih jelas tentang
apa yang dimaksud dan dapat memberikan anda bayangan yang lebih jelas tentang
apa yang dimaksud dengan variabel kontinjensi. Nilai terbesar dari pendekatan
situasional adalah penekanannya pada kenyataan bahwa tidak terdapat satupun
aturan baku yang bersifat universal dalam manajemen.
14
BAB 2
MENGAMBIL KEPUTUSAN
Setiap hari adalah serangkaian keputusan dari yang kecil hingga signifikan
dan segala ukuran di antaranya. Terutama ketika menghadapi keputusan yang
sifnifikan. Dan ketika anda akhirnya menyelesaikan sekolah dan mulai bekerja,
pengambilan keputusan yang baik dalam pekerjaan anda juga akan berperan
penting dan bahkan dapat memengaruhi evaluasi kinerja dan prospek karier masa
depan. Namun, untuk mengambil keputusan yang tepat setiap saat tidaklah
mungkin. Pengambilan keputusan yang baik adalah sebuah keterampilan dan
seperti keterampilan apapun, ini bisa dipelajari dan diperbaiki.
Pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen. Itu adalah hal yang
dilakukan para manajer (atau yang dicoba dihindari). Dari semua manajer akan suka
mengambil kepurusan yang baik karena mereka dinilai dari hasil keputusan
tersebut.
Manajer pada semua tingkatan dan semua area di organisasi pasti akan
mengambil keputusan. Artinya, mereka membuat pilihan. Sebagai contoh, manajer
tingkat atas mengambil keputusan mengenai tujuan organisasinya, di mana
menentukan lokasi fasilitas manufaktur, atau pasar baru mana yang akan dimasuki.
Manajer tingkat menengah dan bawah mengambil keputusan mengenai jadwal
produksi, masalah kualitas produksi, kenaikan gaji, dan disiplin karyawan.
Mengambil keputusan bukanlah satu-satunya hal yang dilakukan manajer. Semua
anggota organisasai akan mengambil keputusan yang memengaruhi pekerjaanya
dan organisasi tempat mereka bekerja. Namun, fokus kita tertuju pada bagaimana
manajer mengambil keputusan.
15
Langkah-langkah proses pengambilan keputusan adalah:
16
dengan menggunakan kriteria keputusan, tetapibukan pembobotan. Jika satu
alternatif memiliki skor tertinggi pada setiap kriteria, anda tidak perlu
mempertimbangkan bobotnya karena alternatif tersebut sudah menjadi pilihan
utam. Jika semua bobot adalah sama, anda dapat mengevaluasi sebuah alternatif
hanya dengan menjumlahkan semua nilainya.
17
Kita mengasumsikan bahwa manajer akan menggunakan pengambilan keputusan
rasional bahwa mereka akan membuat pilihan yang logis dan konsisten untuk
memaksimalkan nilai. Jadi, manajer mempunyai semua jenis sarana dan teknik
untuk membantunya menjadi pembuat keputusan yang rasional.
Asumsi Rasionalitas
Pengambil keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis. Terakhir,
pengambilan keputusan yang rasional akan secara konsisten menghasilkan
pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan
tersebut. Asumsi ini berlaku pada semua keputusan personal atau manajerial.
Namun, bagi pengambilan keputusan manajerial, kita harus menambahkan satu
asumsi tambahan: Keputusan dibuat demi kepentingan terbaik organisasi. Asumsi
rasionalitas ini tidak terlalu realistis, tetapi konsep berikutnya dapat membantu
bagaimana sebagian besar keputusan diambil dalam organisasi.
18
Pengambilan Keputusan Intuisi adalah pengambilan keputusan yang didasarkan
pada pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan. Pengambilan keputusan
intuisi dapat melengkapi pengambilan keputusan rasional maupun rasional terikat.
Jenis Keputusan
Masalah yang Terstruktur Dan Keputusan yang Terprogram
Tujuan pengambil keputusan sudah jelas, masalah sering dihadapi, dan informasi
mengenai masalah mudah didefenisikan serta diselesaikan. Masalah yang
terstruktur karena jelas, dikenal, dan mudah didefenisikan. Keputusan yang
terprogram yaitu keputusan berulang yang dapat ditangani dengan menggunakan
pendekatan rutin atau kebiasaan. Karena masalahnya telah terstruktur, manajer
tidak akan menghadapi kesulitan dan membuang waktu terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
Masalah yang terstruktur didefenisikan, solusi yang ada buasanya
membuktikan dirinya sendiri atau paling tidak berkurang ke beberapa alternatif
19
yang sudah tidak asing lagi dan telah terbukti sukses di masa lalu. Manajer
bergantung pada salah satu dari tiga jenis keputusan terprogram yaitu:
Prosedur adalah serangkaian langkah berurutan yang digunakan manajer
untuk merespons masalah terstruktur. Satu-satunya kesulitan yang dihadapi adalah
mengidentifikasi masalah. Peraturan adalah pernyataan eksplisit yang memberi
tahu manajer apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Peraturan ini sering
digunakan karena mudah diikuti dan memastikan konsistensi. Jenis keputusan
terprogram yang ketiga adalah kebijakan, yang merupakan pedoman dalam
pengambilan keputusan. Berlawanan dengan perturan, kebijakan menciptakan
parameter umum bagi pengambil keputusan dan bukan menyatakan secara spesifik
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Berikut ini beberapa sampel pernyataan
kebijakan:
Pelanggan selalu didahulukan dan harus selalu dipuaskan.
Kami mempromosikan dari dalam apabila memungkinkan.
Gaji karyawan selalu kompetitif dalam standar komunitas
Istilah dipuaskan, apabila memungkinkan, dan kompetitif membutuhkan
interpretasi.
20
Risiko
Situasi yang jauh lebih umum ketimbang pengambilan keputusan menurut
kepastian adalaha risiko, yaitu kondisi di mana pengambil keputusan dapat
mengestimasikan kemungkinan hasil yang pasti. Menurut risiko, manajer
mempunyai data historis dari pengalaman pribadi di masa lalu atau
informasi sekunder yang memperbolehkan mereka menempatkan
kemungkinan pada alternatif yang berbeda.
Ketidakpastian
Pilihan alternatif dipengaruhi oleh terbatasnya informasi yang tersedia dan
orientasi psikologi dari pengambil keputusan. Manajer yang optimistis akan
mengikuti pilihan maximax (memaksimalkan kemungkinan payoff
minimum), manajer yang pesimistis akan mengikuti pilihan maximin
(memaksimalkan kemungkinan payoff minimum), dan manajer yang ingin
meminimalkan penyesalan/regret maksimumnya akan memilih pilihan
minimax.
21
Bias dan Kesalahan Pengambilan Keputusan
Apabila pengabil keputusan cenderung berpikir bahwa mereka tahu lebih banyak
daripada yang mereka lakukan atau memiliki pandangan positif yang tidak realistis
tentang diri mereka sendiri dan kinerjanya, mereka menunjukkan bias terlalu
percaya diri. Bias gratifikasi segera mencerminkan pengambilan keputusan yang
cenderung menginginkan imbalan segera dan menghindari biaya segera. Efek
jangkar ( anchoring effecy ) menggambarkan situasi ketika pengambil keputusan
menetapkan informasi awal sebagai titik awal dan kemudian, setelah ditetapkan,
gagal menyesuaikan secara memadai informasi berikutnya.
Ketika pengambil keputusan mengorganisasikan dan menginterprestasikan
kejadian secara selektif berdasarkan persepsinya yang bias, mereka menggunakan
bias persepsi selektif. Pengambil keputusan yang mencari informasi yang
menegaskan lagi pilihannya yang lalu dan mengurangi informasi yang bertolak
belakang dengan penilaian di masa lalu menunjukkan bias konfirmasi. Pada bias
pembingkaian, pengambil keputusan memilih dan menyoroti aspek-aspek dari
situasi tertentu, tetapi membuang yang lain. Bias ketersediaan menyebabkan
pengambilan keputusan cenderung mengingat kejadian terakhir dan yanter terpatri
jelas di benak mereka. Bias ini mendistorsi kemampuannya mengingat kejadian
secara objektif dan menghasilkan penilaian dan estimasi probabilitas yang
terdistorsi. Ketika pengambilan keputusan menilai kemungkinan terjadinya sebuah
kejadian berdasarkan seberpa mirip hal itu dengan kejadian yang lain atau
serangkaian kejadian, ini merupakan bias representasi. Bias ketidakteraturan
timbul apabila pengambilan keputusan mencoba mencari arti dari kejadian yang
bersifat acak. Dengan kesalahan biaya tertanam, pengambilan keputusan lupa
bahwa pilihan saat ini tidak dapat mengubah masa lalu. Pengambilan keputusan
yang cepat merasa bangga atas keberhasilannya dan menyalahkan kegagalan dari
faktor luar menunujukan bias melayani diri sendiri. Bias pengamatan adalah
kecenderungan mengambil keputusan unutk melakukan kesalahan karena percaya
bahwa setelah hasilnya diketahui, mereka dapat secara akurat memprediksikan hasil
dari suatu kejadian.
22
Terbaik yaitu memilih alternati yang terbaiik, mengimplementasikaanya dan
menentukan apakah masalahnya telah terpecahkan, yang merupakan alasan utama
keputusan diperlukan.
23
informasi yang relevan serta opini tertentu, dan (6) jelas, dapat diandalkan,
mudah digunakan serta fleksibel.
Kembangkan kemampuan Anda dalam berpikir jernih sehingga dapat
membuat pilihan yang lebih baik di tempat kerja dalam kehidupan Anda.
24