Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TENTANG
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Menimbang a. Bahwa meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan
Anak Tresna salah satunya adalah melalui pelaksanaan kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di RSIA
Tresna.
b. Bahwa dalam penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi perlu diterapkan Kebijakan yang disesuaikan
dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2007.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal, Februari 2017
1. Ruang isolasi RSIA Tresna khusus untuk perawatan pasien dengan airborne
transmisi dengan pengaturan ruangan bertekanan negatif.
2. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, bila tidak mungkin kohorting. Bila
keduanya tidak mungkin maka pasien di rujuk ke rumah sakit lain. Tempatkan
dengan jarak >1 meter 3 kaki antar TT. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke
lingkungan dan pasien lain
3. Untuk pasien dengan penyakit yang berdasar transmisi kontak dan droplet
dilakukan cara kohort dan pengaturan jarak tempat tidur dan APD yang sesuai
untuk petugas.
4. Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja. Bila diperlukan pasien
keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko minimal transmisi ke pasien lain
atau lingkungan.
5. Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien dengan
mengenakan masker pada pasien dan menerapkan hygiene respirasi dan etika
batuk.
6. Memakai sarung tangan bersih non steril lateks saat masuk ke ruang pasien, ganti
sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan drain),
7. Bila memungkinkan perlatan nonkritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien dengan
infeksi mikroba yang sama. Bersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai untuk pasien
lain.
8. Pakailah masker bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien saat kontak
erat. Masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut, dipakai saat memasuki
ruang rawat pasien dengan infeksi saluran napas.
9. Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba tidak bergerak jarak
jauh. B. pertusis, influenza, rhinovirus.
d. Bila ruang isolasi tidak tersedia dan kohorting tidak memungkinkan maka
rujuklah pasien ke rumah sakit lain dengan fasilitas tersedianya ruang isolasi
bertekanan negatif.
f. Orang yang rentan seharusnya tidak boleh masuk ruang pasien yang
diketahui atau suspek campak, cacar air kecuali petugasyang telah imun. Bila
terpaksa harus masuk maka harus mengenakan masker repirator untuk
pencegahan. Orang yang telah pernah sakit campak atau cacar air tidak perlu
memakai masker.
g. Gunakan masker bedah, sarung tangan, gaun dan google bila melakukan
tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol.