Вы находитесь на странице: 1из 4

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TRESNA


NOMOR: 06/KEP/DIR-PPI/RSIAT/II/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TRESNA

Menimbang a. Bahwa meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan
Anak Tresna salah satunya adalah melalui pelaksanaan kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di RSIA
Tresna.
b. Bahwa dalam penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi perlu diterapkan Kebijakan yang disesuaikan
dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2007.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a


dan b, maka perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang
Penetapan Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Tresna.

Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29; Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran ( Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431 );

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1575/Menkes /Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan 1691/2011 tentang Keselamatan


Pasien Rumah Sakit;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001


tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit;
6. Kepmenkes 875/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan;

7. Kepmenkes 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Dampak Kesehatan


Lingkungan;

8. Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;

10. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor


HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : MENETAPKAN KEBIJAKAN PERAWATAN PASIEN PENYAKIT


MENULAR

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal, Februari 2017

Direktur RSIA Tresna

dr. H. Damanik, Sp.OG


KEBIJAKAN PERAWATAN PASIEN PENYAKIT MENULAR
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TRESNA

1. Ruang isolasi RSIA Tresna khusus untuk perawatan pasien dengan airborne
transmisi dengan pengaturan ruangan bertekanan negatif.

2. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, bila tidak mungkin kohorting. Bila
keduanya tidak mungkin maka pasien di rujuk ke rumah sakit lain. Tempatkan
dengan jarak >1 meter 3 kaki antar TT. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke
lingkungan dan pasien lain

3. Untuk pasien dengan penyakit yang berdasar transmisi kontak dan droplet
dilakukan cara kohort dan pengaturan jarak tempat tidur dan APD yang sesuai
untuk petugas.

4. Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja. Bila diperlukan pasien
keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko minimal transmisi ke pasien lain
atau lingkungan.

5. Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien dengan
mengenakan masker pada pasien dan menerapkan hygiene respirasi dan etika
batuk.

6. Memakai sarung tangan bersih non steril lateks saat masuk ke ruang pasien, ganti
sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan drain),

7. Bila memungkinkan perlatan nonkritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien dengan
infeksi mikroba yang sama. Bersihkan dan disinfeksi sebelum dipakai untuk pasien
lain.

8. Pakailah masker bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien saat kontak
erat. Masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut, dipakai saat memasuki
ruang rawat pasien dengan infeksi saluran napas.

9. Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba tidak bergerak jarak
jauh. B. pertusis, influenza, rhinovirus.

10. Berdasarkan airborne /udara (airborne precaution)


a. Tempatkan pasien di ruang terpisah yang mempunyai tekanan negatif,
pertukaran udara 6 – 12 kali/jam, pengeluaran udara terfiltrasi sebelum udara
mengalir ke ruang atau tempat lain di rumah sakit.
b. Usahakan pintu ruang pasien tertutup.
c. Bila ruang terpisah tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan pasien
lain yang mengidap mikroba sama, jangan dicampur dengan infeksi lain.

d. Bila ruang isolasi tidak tersedia dan kohorting tidak memungkinkan maka
rujuklah pasien ke rumah sakit lain dengan fasilitas tersedianya ruang isolasi
bertekanan negatif.

e. masker respirator (N95/katagori N pada efisiensi 95%) saat masuk ruang


pasien atau suspek TB paru.

f. Orang yang rentan seharusnya tidak boleh masuk ruang pasien yang
diketahui atau suspek campak, cacar air kecuali petugasyang telah imun. Bila
terpaksa harus masuk maka harus mengenakan masker repirator untuk
pencegahan. Orang yang telah pernah sakit campak atau cacar air tidak perlu
memakai masker.

g. Gunakan masker bedah, sarung tangan, gaun dan google bila melakukan
tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol.

Mataram, Februari 2017


Direktur RSIA Tresna

dr. H. Damanik, Sp.OG

Вам также может понравиться