Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui fungsi komponen dasar elektronika.
Mahasiswa dapat menggunaan alat ukur elektronika.
Mahasiswa dapat menghitung nilai komponen dasar elektronika dengan menggunakan
alat ukur elektronika.
Integerated circuit
Integerated circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas
menjadi satu kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan
menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat
membuat ratusan bahkan ribuan komponen.
Bentuk IC bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang seperti
transistor dengan kaki banyak misalnya LM 741. Bentuk IC juga ada yang menyerupai
sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat dengan kaki-kaki berada pada
keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berbentuk dual in line (DIL).
IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi nomor urut dengan urutan
sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan titik atau takikan, setiap IC ditandai
dengan nomor type, nomor ini biasayna menunjukan pabrik pembuatnya, missal
operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda UA741, LM741, MC741, RM
741, dan sebagaimya.
Komponen pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang pengoperasianya tidak
membutuhkan arus dan tegangan tersendiri (dengan kata lain komponen ini berfungsi
walaupun tidak menerima arus dan tegangan tersendiri) ex;resistor, kapasitor, diode,
dll.
Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalirdalam satu rangkaian. Sesuai denggan namanya resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat daribahan karbon. Dari hukum ohm diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari
suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan dengan symbol (omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tambaga di kiri dan
kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk
memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan
ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronics Industries Association) seperti yang ditunjukan pada tabel berikut.
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan kearah gelang toleransi
berwarna coklat,emas,merah, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai
sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersubut. Kalau anda telah bias
menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya anda bias membaca nilai
resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya.. biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10%, atau 20% memiliki 3 gelang
(tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1%, atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukan besar nilai satuan, dan gelang terakhir menujukan
nilai toleransi. Dari gambar table diketahui bahwa gelang toleransi bewarna emas, berarti
resistor ini memiliki nilai toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.
Karena resistor ini resistor 5% (yang memiliki 3 gelang selain gelang toleransi), maka
nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari table nilai
diketahui gelang kuning nilainya=4 dan gelang violet=7. Jadi gelang pertama dan kedua
atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah factor
pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti factor pengalinya adalah 100. Sehingga
dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah niai satuan x factor pengali
atau 47 x 100 = 4,7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
Kapasitor / Kondesator
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur
sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramk,
gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-
muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat
yang sama muatan-muatan negative terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negative dan sebaliknya muatan
negative tidak bias menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan di alam bebas, fenomena kapasitor
ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negative di awan.
Kondesator diidentikan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negative
serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
(gambar kondesator dan lambangnya)
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negative pada kakinya, kebanyakan berbentuk nulat pipih
berwarna coklat, merah, hijau, dan alinnya seperti tablet atau kancing baju yang sering
disebut kapasitor.
Tipe kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk
lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic,
dan electrochemical.
Membaca kapasitansi
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan
angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan poaritasnya. Misalnya
pada kapasitor elco dengan jelas ertulis kapasitansinya sebesar 22Uf/25v.
Kapasitor dengan ukuran fisiknya yang mungil dan kecil biasanya hanya
bertuliskan 2 atau 3 angka saja. Jika hanya ada 2 angka satuanya adalah pF (pico farad).
Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukan nilai
nominal, sedangkan angka ketiga menunjukan sebagai faktor pengali. Faktor pengali
sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1= 10,2 =100,3= 1.000,4= 10.000 dan
seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah
10 x 10.0000= 100.000pF atau 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2.200Pf =2.2nF.
Oscilloscope terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel control. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi
sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang
secara vertical dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel control berisi berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan
tampilan pada layar. Pada umumnya oscilloscope terdiri dari dua kanal yang bisa
digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Sebelum oscilloscope bisa dipakai untuk melihat sinyal maka oscilloscope perlu
distel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
1. memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan).
Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi
radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan terbaik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel control yang ada di oscilloscope.
Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul
dilayar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu distel adalah
focus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan
referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada dua tegangan referansi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0,2
Vpp dengan frekuensi 1KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe
pada terminal teganagn acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang
dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan satu volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1ms/div (satu kotak mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu
gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu distel dengan potensio yang
terdapat di tengah-tengah knob pengganti volt/div dan time/div. atau kalau pada gambar
oscilloscope diatas berupa potensio dengan label “var”.
2. Multimeter
Untuk mengukur besaran listrik secara langsung digunakan multimeter yang
didalamnya terdapat voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter sekaligus. Ada dua macam
multimeter yang dipakai selama percobaan yaitu multimeter analog dan digital. Hasil
pembacaan multimeter digital biasanya lebih teliti karena nilai besaran yang terukur
langsung ditampilkan pada display, sehingga kita tidak perlu memperkirakan lagi,
sedangkan pada multimeter analog kita akan menemui kesulitan dalam pembacaan hasil
pengukuran terutama jika sensitivitasnya kurang. Selain itu pada multimeter analog
penyimpangan / pergerakan jarum penunjuknya sering tidak stabil dan jarum berosilasi
sehingga pembacaan tidak akurat, untuk menggunakan multimeter ini kita tinggal
menyetel agar sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk mengukur arus maka tombol di
arahkan ke amperemeter, untuk pengukuran tegangan tombol di voltmeter dan
pengukuran resistansi tombol di ohmmeter. Perlu diperhatikan agar multimeter berada
dalam keadaan off saat pertama kali di hubungkan dengan sumber tegangan, setelah
terhubung barulah multimeter di-on kan. Pada multimeter terdapat skala dengan range
yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita.
3. Function Generator
Dalam pelaksanaan praktikum, masing-masing percobaan mempunyai syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur yang ada. Salah satunya adalah
sinyal masukan (input) yang harus diberikan pada rangkaian. Sinyal masukan ini dapat
berdeda-beda tergantung pada untuk menghasilkan sinyal tersebut, dalam praktikum
digunakan sebuah alat yang disebut functiongenerator.
Functiongenerator ini bisa menghasilkan sinyal dalam bentuk sinus, segitiga dan
kotak dengan tegangan puncak ke puncak mulai dari s/d 20 Vpp. Frekuensinya bisa
diatur mulai dari 0 s/d 20 KHz. Prinsip kerjanya hampir sama dengan panel generator
sinyal pada meja praktikum. Pada beberapa jenis, alat ini memiliki display / peraga
digital yang berupa seven segment untuk yang kita butuhkan. Sinyal keluaran function
generator portable lebih stabil dibandingkan dengan sinyal generator sinyal pada meja
praktikum. Untuk menggunakannya, pertama-tama atur factor pengali sesuai dengan
kebutuhan kita, lalu putar tombol frekuensi dan amplitude untuk mendapatkan nilai yang
diinginkan.
Keterangan :
1. Tombol untuk mengatur besar pengali
2. Pengatur frekuensi, untuk menaikan dan menurunkan nilai frekuensinya agar
diperoleh frekuensinya yang dibutuhkan.
3. Tombol untuk memilih jenis sinyal yang digunakan, terdiri dari sinyal sinus, sgetiga,
dan persegi.
4. Tombol pengatur amplitude sinyal.
5. Display peraga, untuk menampilkan besar frekuensi yang dihasilkan oleh generator.