Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya sebuah perjanjian kerjasama secara global untuk mengadakan daerah pasar bebas
dan mendorong banyak pihak eksternal atau yang dalam hal ini adalah Organisasi Multinasional
untuk berinvestasi ke negara-negara berkembang yang memiliki kelebihan dalam aspek Sumber
Daya Manusia dan bahan baku yang mudah di dapatkan pada kawasan Asia Tenggara, khususnya
Indonesia.Berkembangnya Organisasi Multinasional disuatu negara sangatlah berpengaruh
terhadap ekonomi negara itu sendiri dimana pengangguran akan berkurang sehingga pendapatan
negara itu sendiri otomatis akan bertambah. Dalam rangka membantu perubahan terhadap negara
khususnya Indonesia perkembangan organisasi multinasional merupakan prioritas utama dalam
pembangunan negara, maka pembangunan ini memerlukan konsep yang sangat bagus agar tujuan-
tujuan tercapai semua.
Sebagian besar praktik-praktik untuk pengendalian operasi di luar negeri memiliki
kesamaan dengan pengendalian operasi domestik. Proses perencanaan dan pengendalian
umumnya dapat diterapkan kepada organisasi multinasional, tetapi mereka harus disesuaikan
dengan konteks organisasi ini. Sebagai contoh, operasi di luar negeri dapat diorganisir sebagai
pusat pengeluaran, pusat pendapatan, pusat keuntungan, bahkan sebagai pusat investasi berikut
pertimbangan yang menentukan pilihan dari tipe-tipe tertentu pusat tanggung jawab, yang dalam
banyak hal, adalah sama dengan operasi domestik. Akan tetapi terdapat satu perbedaan penting,
yaitu jika operasi di luar negeri tersebut merupakan pusat pengeluaran atau pusat laba untuk tujuan
pengendalian, kerap kali ini merupakan pusat laba untuk tujuan akuntansi. Banyak operasi di luar
negeri merupakan entitas legal, yang didirikan di negara tuan rumah, dan oleh karena itu mereka
harus memelihara seperangkat catatan akuntansi yang lengkap untuk kepentingan hukum dan
perpajakan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat pada
makalah ini adalah bagaimana sistem pengendalian manajemen pada organisasi multinasional?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui sistem pengendalian manajemen multinasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ORGANISASI MULTINASIONAL


Organisasi multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu Negara (negara
induk) akan tetapi perusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun pemasaran cabang di
negara-negara lain (negara cabang). Organisasi multinasional adalah perusahaan yang beroperasi
di dua atau lebih Negara. Organisasi multinasional telah memainkan peranan yang sangat penting
dalam menjalankan kebijakan dan aturan baik di tingkat nasional maupun internasional. Dalam
hubungan internasional diantaranya terkait dengan adanya globalisasi perdagangan
dan perkembangan perekonomian dunia. Di negara-negara berkembang, hampir setiap aspek dari
kehidupan komunitas telah terkena dampak dari operasi organisasi multinasional. Perkembangan
perekonomian domestik suatu negara, memiliki pengaruh yang signifikan sebab keberadaan
organisasi multinasional pada suatu negara menjadi salah satu penyumbang pajak tertinggi bagi
pendapatan suatu negara sekaligus bagi perkembangan ekonominya.
Organisasi multinasional adalah bentuk korporasi baru yang tidak dapat dihindari sebagai
sebuah konsekuensi logis dari adanya globalisasi itu sendiri. Organisasi multinasional merupakan
wujud dari perdagangan modern dimana profit merupakan orientasi utama dari keberadaan setiap
organisasi multinasional di suatu negara.

2.2 PERBEDAAN BUDAYA


Salah satu hal mempengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah perusahaan
multinasional adalah perbedaan budaya antarnegara. Sebuah organisasi multinasional akan
beroperasi di banyak negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan
koordinasi dan pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya.
Baik dalam konteks sebuah organisasi atau suatu bangsa, kata “budaya” akan merujuk kepada
nilai-nilai, asumsi dan norma perilaku yang diakui bersama. Perbedaan budaya yang sangat besar
yang berkaitan dengan karakter nasional dan regional yang ada, mempunyai hubungan yang
penting dengan pengendalian manajemen. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada empat
dimensi:

2
1. Jangkauan kekuasaan merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan
dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi
termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang
rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
2. Individualism/kolektivisme merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan
dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang
lebih besar. Budaya individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia, dan
Inggris. Budaya kolektivitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.
3. Menghindari ketidakpastian merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam
oleh situasi yang tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk
Jepang, Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian terendah termasuk
Singapura, Hongkong, dan Denmark.
4. Maskulinitas/feminitas merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh
salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialism
(“maskulin”) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (“feminin”). Contoh dari
budaya “maskulin” tinggi termasuk Austria, Swiss, dan Italia. Budaya “feminin” yang
tinggi termasuk Swedia, Norwegia, Belanda, dan Denmark.
Jenis sistem perencanaan dan sistem pengendalian yang akan lebih efektif di dalam budaya
yang berbeda. Pada budaya individualistis karyawan mungkin lebih menyukai imbalan
berdasarkan prestasi individu, sedangkan imbalan yang berdasarkan kelompok mungkin lebih
disukai oleh karyawan didalam budaya kebersamaan. Dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan
yang rendah, desentralisasi dalam pengambilan keputusan dan kesempatan berpartisipasi yang
lebih besar pada penyiapan anggaran mungkin lebih disukai. Sedangkan hal yang sebaliknya
mungkin berlaku di dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi. Evaluasi performa
kinerja subjektif akan lebih efektif pada budaya penghindaran ketidakpastian yang rendah daripada
yang tinggi. Sistem perencanaan dan pengendalian formal akan diterima dengan lebih baik di
dalam budaya berkonteks rendah, sedangkan di dalam budaya berkonteks tinggi, membangun
keakraban dan kepercayaan antar personal dirasakan sangat penting sehingga pengendalian secara
informal kemungkinan besar akan lebih efektif. Para eksekutif di dalam organisasi multinasional
harus memahami dan menghormati perbedaan budaya dan menyesuaikan pengendalian
manajemen antarnegara.

3
2.3 HARGA TRANSFER
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologi merupakan salah satu dari perbedaan besar
yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domestik dan luar negeri. Dalam operasi luar
negeri, dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu harga
transfer. Pertimbangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan, peraturan pemerintah, tarif,
pengendalian devisa, akumulasi dana, dan joint venture.
 Perpajakan
Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing
masing negara-negara asing. Sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan
keuntungan ke negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi
jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia.
 Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk
meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang
tinggi. Namun demikian, otoritas pajak pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini
dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana harga transfer dapat dihitung.
 Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan presentase tertentu dari nilai impor suatu produk.
Semakin rendah harganya semakin rendah pula tarif yang akan dikenakan. Timbulnya tarif
biasanya memiliki hubungan terbalik dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam harga
transfer. Merskipun tarif untuk barang-barang yang dikirimkan ke suatu negara tertentu
akan lebih rendah jika harga transfernya juga rendah, keuntungan yang dicatat di negara
itu dan karenanya pajak penghasilan lokal atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek bersih dari
faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga transfer yang tepat.
Karena pajak penghasilan umumnya memiliki jumlah yang lebih besar daripada tarif, harga
transfer internasional biasanya lebih banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada
tarif.

4
 Pengendalian Devisa
Beberapa negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa
komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan
anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar.
 Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu daripada di
negara lain. Harga transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana tersebut ke
dalam atau ke luar negara tertentu.
 Joint Venture
Joint venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai kata
sebuah perusahaan AS mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan
local Jepang. Jika induk perusahaan AS membebankan harga lebih tinggi bagi komponen
yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang kemungkinan besar akan menolak
harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan mengakibatkan
bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil.

 Penggunaan Metode Harga Transfer


 Pertimbangan Hukum
Hampir semua negara melakukan beberapa pembatasan pada fleksibilitas
perusahaan dalam menetapkan harga transfer untuk transaksi dengan anak-
anak perusahaan di luar negeri. Alasannya adalah untuk mencegah perusahaan
multinasional melakukan penghindaran pajak penghasilan di negara tuan rumah.
Peraturan yang berhubungan dengan pengenaan pajak multinasional mungkin akan
mengalami perubahan sebagai konsekuensi adanya penyalahgunaan. Saat ini, peraturan
untuk Amerika Serikat pada dasarnya dipaparkan dalam Section 482 dari Internal Revenue
Code (Undang-undang Perpajakan AS). Umumnya, Section 482 memcoba untuk
memastikan bahwa transaksi-transaksi finansial antara unit-unit dari wajib pajak yang
sepengendali (perusahaan yang dapat mengendalikan transaksi yang terjadi antara pusat
keuntungannya di dalam negeri dan luar negeri) diselenggarakan seakan-akan unit-unit
tersebut merupakan wajib pajak yang tidak sepengendali (entitas independen yang
melakukan transaksi satu sama lain secara sesuai dengan prinsip ekonomi yang wajar

5
(arm’s length). Jika timbul perselisihan, Section 482 mengizinkan Internal Revenue
Service (Kantor Pajak AS) menghitung apa yang dianggap sebagai harga transfer yang
paling tepat, dan selanjutnya perusahaan menanggung beban untuk membuktikan bahwa
harga yang dihitung tersebut adalah tidak wajar. Hal ini berbeda dengan kebanyakan
ketetapan dari Internal Revenue Code yang memperkenankan perusahaan memilih apa saja
alternatif yang diizinkan yang diinginkannya dan meletakkan beban pembuktian kepada
Internal Revenue Service (Kantor Pajak AS) untuk memperlihatkan bahwa
metode perusahaan tersebut tidak dapat diterima.
Section 482 memberikan aturan-aturan untuk menentukan harga transfer pada
penjualan antaranggota dari kelompok yang sepengendali. Metode-metode harga
antarperusahaan sepengendali yang dapat diterima, disusun menurut prioritasnya dari yang
paling penting adalah sebagai berikut:
1. Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali. Harga yang wajar dapat
dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat diperbandingkan
antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak memiliki hubungan
istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing tidak saling memiliki
hubungan istimewa. Hal-hal yang dapat mempengaruhi harga adalah antara lain,
kualitas produk, syarat penjualan, tingkat pasar, dan wilayah geografis di mana jenis
barang tersebut dijual; tetapi untuk diskon jumlah, penyisihan promosi dan kerugian
khusus yang disebabkan oleh perbedaan nilai tukar mata uang dan selisih kredit tidak
diperhitungkan.
2. Metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak bekerja mundur dari harga
penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari perusahaan afiliasi dijual kembali
dalam sebuah penjualan tidak sepengendali. Harga jual kembali ini dikurangi dengan
presentase keuntungan (markup) yang semestinya berdasarkan penjualan tidak
sepengendali oleh afiliasi yang sama atau oleh penjual lain yang menjual barang yang
sama di pasar yang dapat diperbandingkan. Presentase markup dari pesaing dan rata-
rata industri juga dapat membantu dalam kaitannya dengan hal ini. Peraturan meminta
metode ini digunakan jika (1) jika tidak tersedia penjualan tidak sepengendali yang
sebanding, (2) penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum
atau sesudah pembelian antarperusahaan sepengendali, (3) penjualan kembali tidak

6
menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang bersangkutan dengan
mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label, dan seterusnya, atau dengan
penggunaan atau pemanfaatan kekayaan yang tak berwujud (intangible property).
3. Metode biaya-plus. Yang menjadi prioritas terendah di antara ketiga metode yang
diuraikan, titik awal untuk menentukan harga yang wajaradalah biaya untuk
memproduksi produk, dihitung menurut praktik akuntansiyang benar. Dalam biaya ini
ditambahkan laba kotor yang wajar yang dinyatakan dalam presentase tertentu dari
biaya dan didasarkan pada penjualan tidak sepengendali yang serupa yang dilakukan
oleh pihak penjual, atau penjual lain, atau tingkat yang berlaku untuk industri tersebut.

 Ruang Gerak dalam Harga Transfer


Di banyak perusahaan multinasional terdapat perbedaan antara harga transfer yang akan
digunakan oleh manajemen hanya untuk tujuan pengendalian dan harga transfer yang secara
hukum diperkenankan untuk meminimalkan akibat dari dampak jumlah pajak dan tarif.
Manajemen dapat meminimalkan jumlah pajak penghasilan dan tarif dengan menetapkan
harga transfer sejauh mungkin dari ujung rangkaian yang memadai.Terdapat dua kebijakan
ekstrem dalam menangani masalah ini yaitu:
1. Beberapa perusahaan mengizinkan anak perusahaan berurusan satu sama lain sesuai
dengan prinsip ekonomi yang wajar dan membiarkan dampak akibat pajak serta tarif apa
adanya. Dengan kebijakan ini, tak ada lagi keraguan tentang legalitas harga transfer
karena anak perusahaan mencoba melakukan hal ini sesuai dengan yang diminta oleh
peraturan yang berlaku melakukan transaksi secara wajar. Dengan kebijakan ini,
kebijakan harga transfer untuk negara asing pada pokoknya akan sama dengan harga
transfer untuk domestik. Akibatnya, sistem harga transfer akan mendukung sistem
pengendalian manajemen. Namun pada sisi yang lain, kebijakan ini dapat menghasilkan
total biaya yang lebih tinggi.
2. Harga transfer untuk negara asing dapat hamir seluruhnya dikontrol oleh kantor pusat
perusahaan dengan maksud untuk meminimalkan biaya total perusahaan,
memaksimalkan arus kas dalam dolar atau memperoleh kombinasi yang optimum untuk
posisi mata uang. Akan tetapi, kebijakan semacam ini dapat sangat membatasi kegunaan
sistem pengendalian, karena dalam keadaan tertentu harga transfer tersebut tidak

7
berhubungan dengan harga yang berlaku jika unit-unit yang melakukan pembelian dan
penjualan adalah independen.
Banyak perusahaan yang menggunakan harga transfer untuk meminimalkan pajak dan
tarif menggunakan harga transfer yang sama untuk persiapan anggaran keuntungan dan
pelaporan sebagaimana yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan perpajakan. Anggaran
yang disetujui merefleksikan segala ketidakseimbangan yang ditimbulkan oleh harga
transfer. Misalnya, anak perusahaan yang menjual lebih rendah dari harga normal dapat
mengalami rugi sesuaianggaran. Jika laporan atas kinerja aktual menunjukkan bahwa
kerugian anak perusahaan ternyata lebih kecil dari yang dianggarkan, maka kinerjanya dapat
dianggap memuaskan, dengan catatan hal yang lain tetap sama. Singkatnya, harga transfer
akan dipertimbangkan dalam baik penyiapan anggaran maupun analisis hasil-hasilnya.
Jika anggaran dan laporan laba merefleksikan harga transfer yang tidak ekonomis,
kehati-hatian harus diambil untuk memastikan para manajer anak perusahaan membuat
keputusan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.

 Pembatasan Hukum dalam Sistem Harga Transfer


Dalam beberapa situasi, pembatasan hukum dapat meminta digunakannya sistem harga
transfer tertentu, atau sebuah sistem transfer yang disukai untuk tidak digunakan. Dalam
situasi yang lain, pendekatan “full cost” yang implisit dapat membatasi kemampuan
perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full costnya. Contoh, departemen
pemasaran ingin memperkenalkan produk baru dalam pasar pada harga yang lebih rendah dari
harga normalnya, bahkan mungkin tidak cukup tinggi untuk menutupi full cost tersebut.
 Kepentingan Minoritas
Sewaktu-waktu kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak
dalam mendistribusikan laba antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena
pihak minoritas mempunyai hak hukum untuk memperoleh pembagian laba yang adil di
perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan harus sebisa mungkin melakukan transaksi
secara wajar.

8
2.4 NILAI TUKAR MATA UANG
Arus kas perusahaan multinasional didominasikan dalam beberapa mata uang dimana nilai
setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring dengan perbedaan waktu. Variasi
ini memperumit masalah pengukuran kinerja anak perusahaan dan para manajernya. Lebih spesifik
lagi, perusahaan multinasional memiliki eksposur akibat translasi, transaksi, dan ekonomi
perubahan nilai tukar.
 Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata
uang yang lainnya. Hal ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata uang negara
induk perusahaan yang diperlakukan untuk membeli satu unit mata uang asing (penawaran
langsung) atau sejumlah unit mata uang asing yang diperlukan untuk membeli satu unit
mata uang induk perusahaan (penawaran tidak langsung).
Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal. Nilai tukar spot
adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu. Nilai tukar riil adalah nilai
tukar spot setelah penyesuaian perbedaan inflasi antara dua negara yang dihitung.
Ada juga nilai tukar forward yaitu, nilai tukar hari ini yang dapat digunakan
menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu di masa depan.
Apabila menggunakan penawaran langsung, jika jumlah dolar yang dibutuhkan untuk
membeli satu unit mata uang asing mengalami kenaikan, maka dolar tersebut dikatakan
telah mengalami depresiasi realtif terhadap mata uang asing; sedangkan peristiwa
kebalikannya disebut dengan apresiasi.
 Berbagai Jenis Eksposur Nilai Tukar
1. Eksposur translasi atas nilai tukar adalah eksposur dari neraca dan laporan laba rugi
perusahaan multinasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam nilai tukar
nominal. Hal ini dikarenakan adanya fakta bahwa perusahaan multinasional harus
mengonsolidasikan pembukuan mereka dalam satu mata uang (biasanya mata uang
negara induk perusahaan), meskipun arus kas mereka didenominasi dalam banyak
mata uang.
2. Eksposur transaksi adalah eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan untuk
transaksi-transaksi antarnegaranya ketika transaksi semacam itu dicatat hari ini
tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di kemudian hari. Selama masa

9
dimana pembayaran atau komitmen penerimaannya masih belum dilakukan, nilai
tukar nominal dapat berubah dan menimbulkan adanya risiko pada nilai dari
transaksi.Contoh transaksi semacam ini termasuk piutang, kewajiban dan utang
atau pembayaran bunga yang belum dilaksanakan dalam mata uang asing.
3. Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan
terhadap perubahan nilai tukar riil. Eksposur ekonomi juga disebut eksposur
operasional atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
 Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kinerja
Pada dasarnya, terdapat tiga kemungkinan pemilihan metrik dalam penetapan
dan pelacakan anggaran: nilai tukar yang berlaku pada saat anggaran ditentukan (nilai tukar
awal), nilai tukar yang diproyeksikan pada saat anggaran ditentukan (nilai tukar yang
diproyeksikan), atau nilai tukar aktual yang berlaku pada saat anggaran dilacak (nilai tukar
akhir). Terdapat 9 kemungkinan kombinasi metrik dalam menentukan dan melacak
anggaran seperti pada gambar di bawah ini.

*Pemilihan metrik dalam evaluasi kinerja.


Namun demikian tidak semua 9 sel tersebut layak dipergunakan; hanya 5 sel yang
diberi garis bawah yang layak. Yang jelas-jelas layak terdiri dari 3 sel dimana anggaran
ditetapkan dan dilacak dengan menggunakan metrik yang sama (awal ke awal, sel
1; proyeksi ke proyeksi, sel 5; akhir ke akhir, sel 9). Demikian pula dengan menetapkan
anggaran dengan menggunakan nilai tukar awal dan melacaknya dengan menggunakan
nilai tukar akhir (sel 3), dan menentukan dengan menggunakan nilai tukar proyeksi dan
melacak pada nilai tukar akhir (sel 6). Namun bagaimanapun, tidaklah logis jika
menetapkan anggaran pada nilai tukar akhir dan melacak aktualnya dengan menggunakan

10
nilai tukar awal atau nilai tukar proyeksi (mengesampingkan sel 7 dan 8). Begitu pula
memproyeksikan nilai tukar dalam menetapkan anggaran dan kemudian melacaknya
dengan nilai tukar yang berlaku di awal (mengesampingkan sel 4).
 Efek Translasi
Manajer anak perusahaan tidak perlu ambil pusing terhadap keputusan-keputusan
strategis dan operasional (seperti penetapan harga dan sumbernya) untuk
merespon perubahan nilai tukar. Selain itu, perubahan nilai tukar seluruhnya berada di luar
kendali manajer anak perusahaan. Oleh karena itu, terlihat cukup adil jika para manajer
anak perusahaan dianggap tidak perlu mempertanggung-jawabkan dampak dari translasi.
Ketika perusahaan memberikan laporannya kepada para pemegang saham, mereka
harus mengonsolidasikan angka-angka akuntansi dari induk perusahaan. Laba dan rugi
akibat translasi yang ditimbulkan dari konversi neraca dan laporan laba rugi anak
perusahaan di luar negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan seharusnya tidak
memengaruhi evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan.
 Eksposur Ekonomi
Ketika anak perusahaan memiliki transaksi antarnegara, mereka juga akan menjadi
subjek dari eksposur ekonomi. Sebuah sistem pengendalian yang secara efektif menangani
eksposur ekonomi, memiliki perbedaan cara yang fundamental dari yang telah kita uraikan
untuk eksposur translasi. Dalam eksposur ekonomi, hal ini merupakan suatu hal yang tepat
bagi sistem pengendalian untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas keputusan-
keputusan yang seharusnya memungkinkan anak perusahaan merespon perubahan yang
terjadi pada nilai tukar riil. Kita akan menjelaskan bagaimana inidilakukan dengan
mempertimbangkan dua tipe generik dari anak perusahaan multinasional:
1. Importir murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya di
dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari luar
negeri (baik itu dari anak perusahaan lain atau dari anak perusahaan luar).
2. Eksportir murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya ke
luarnegeri (baik kepada anak perusahaan lain maunpun kepada anak perusahaan luar
lainnya), tetapi membeli sebagian besar bahan mentahnya di dalam negara tersebut.

11
 Efek Transaksi
Pendekatan dasar dalam menangani eksposur transaksi adalah dengan
menggunakan strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai (hedging)
adalah transaksi-transaksi yang dapat menurunkan kemungkinan risiko yang berhubungan
dengan arus kas di masa depan. Dalam prosesnya, perusahaan yang membeli instrumen
lindung nilai mengalihkan risiko kepada entitas yang menjual instrumen tersebut, biasanya
adalah bank komersial dalam kasus untuk pasar valuta. Dan jasa semacam itu sudah pasti
membutuhkan biaya.
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan — sebagai
contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan
tersebut telah melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan hal itu dipergunakan
sebagai cara untuk mengatasi efek dari eksposur transaksi. Terdapat banyak cara
melakukan lindung nilai atas eksposur transaksi. Misalnya: jika sebuah perusahaan
Amerika menjual produknya kepada perusahaan Prancis dengan harga yang dinyatakan
dalam franc Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli hak untuk membeli franc Prancis
dengan nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa depan di mana
piutangnya akan jatuh tempo. Jika perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam
penjualan, maka ia akan mendapatkan keuntungan yang sama melalui lindung nilai. Teknik
lindung nilai yang lain meliputi penggunaan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan
pendapatan/pengeluaran dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai yang umum,
menggunakan pasar transaksi forward dan masa depan, juga pasar opsi valuta asing.
Transaksi lindung nilai paling baik dilakukan pada tingkat induk perusahaan,
daripada di masing-masing anak perusahaan untuk melakukannya. Ada beberapa alasan
mengapa hal ini dilakukan yaitu:
1. Di banyak perusahaan multinasional terdapat utang dan piutang di berbagai bagian dari
keseluruhan perusahaan yang tentu saja dapat melakukan lindung nilai satu sama lain,
jika informasi atas semua transaksi semacam itu dikumpulkan dan ditangani melalui
satu lokasi pemusatan. Hal ini akan mengurangi biaya transaksi yang berhubungan
dengan lindung nilai.

12
2. Induk perusahaan mungkin mempunyai akses yang lebih luas (dan mungkin lebih
canggih) terhadap berbagai jenis instrumen lindung nilai, dengan jangka waktu jatuh
tempo yang lebih lama, daripada yang biasanya dimiliki oleh anak perusahaan.
3. Tidak ada alasan untuk menduga bahwa manajer dari anak perusahaan dapat
meramalkan nilai tukar secara lebih baik daripada bendahara korporat; bahkan,
induk perusahaan mungkin tidak menginginkan para manajer anak perusahaan
melakukan lindung nilai, Karena hal ini dapat menimbulkan risiko menjadikan para
manajer anak perusahaan menjadi spekulan nilai tukar.
Jadi dari perspektif evaluasi kinerja, membuat para manajer anak
perusahaanbertanggung jawab atas efek transaksi adalah tidak diperlukan.
 Kinerja Anak Perusahaan
Kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus merefleksikan akibat-akibat
negatif atau positif atas eksposur translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.
 Pertimbangan Manajemen
Dalam mendesain sistem evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional,
perusahaan dapat menggunakan pedoman-pedoman berikut ini:
1. Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap
efek translasi. Cara mudah untuk mencapai tujuan ini adalahmembandingkan anggaran
terhadap hasil aktual dengan menggunakan metrik yang sama dan mengisolasi efek
yang berhubungan dengan inflasi melalui analisis varian.Tidak ada gunanya bagi
manajer untuk khawatir tentang metrik yang tepat. Perusahaan multinasional
hendaknya memilih metrik yang dianggap lebih mudah untuk digunakan.
2. Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinasi terpusat dari kebutuhan
lindung nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan. Hal ini kemungkinan besar
akan jauh lebih murah dan sederhana, dan dapat mencegah anak perusahaan menjadi
peramal dan spekulan nilai tukar.
3. Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dari
nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
4. Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari sebuah

13
negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya eksposur
translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, terdapat tiga topik yang unik
bagi perusahaan multinasional yaitu: perbedaan budaya, harga transfer, dan nilai tukar. Sebagai
tambahan dari kesesuaian tujuan, dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan penting lainnya untuk
memperoleh harga transfer pada perusahaan multinasional yaitu: perpajakan,
peraturan pemerintah, tarif, pengendalian nilai tukar luar negeri, akumulasi dana, dan joint venture.
Sebuah evaluasi atas kinerja ekonomi anak perusahaan sebaiknya menggabungkan
konsekuensi negatif atau positif dari eksposur translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.
Akan tetapi, selagi mengevaluasi kinerja manajer yang berwenang dari anak perusahaan, efek dari
eksposur translasi dan transaksi harus di hilangkan. Meskipun demikian, manajer anak perusahaan
harus dapat mempertanggung jawabkan efek-efek ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan
eksposur ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anabella, Brionee. 2015. Pengendalian Manajemen Organisasi Multinasional.


https://edoc.site/presentasi-spm-organisasi-multinasional-pdf-free.html

Astika, Anindya. 2017. Organisasi Multinasional.


https://www.academia.edu/33372798/Makalah_Kelompok_12_-_Organisasi_Multinasional

16

Вам также может понравиться