Вы находитесь на странице: 1из 12

Artikel Penelitian

Rasio TNF-α/IL-10 Serum


Awal sebagai Prediktor Luaran
pada Operasi Epidural hematom

Andi Asadul Islam

Sub-Bagian Bedah Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak: TNF-α merupakan sitokin pertama yang muncul setelah cedera otak, dapat bersifat
neuroprotektif atau neurotoksik pada otak. IL-10 mencegah nekrosis astrosit. IL-10 dibutuhkan
untuk menjaga agar produksi TNF-α tidak berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peran rasio TNF-α/IL-10 serum awal sebagai prediktor outcome pada penderita epidural
hematom yang dioperasi. Metode penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan
prospektif. Sampel adalah 23 laki-laki dan 4 perempuan usia 10-47 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio TNF-α/IL-10 serum awal lebih banyak yang <1,0 (74,1%) daripada
>1,0 (25,9%). Setelah operasi, rasio TNF-α/IL-10 tidak banyak mengalami perubahan (22,2%
rasio >1,0 dan 77,8% rasio <1,0). Hasil outcome menunjukkan 7 orang (25,9%) unfavourable
dan 20 orang (74,1%) favourable. Pada rasio TNF-α/IL-10 serum awal >1,0 banyak
ditemukan unfavourable yang berarti semakin besar rasio TNF-α/IL-10 serum awal
semakin banyak unfavourable. Pada penderita dengan rasio TNF-α/IL-10 serum awal yang
>1,0 ditemukan unfavourable 17,1 kali lebih besar dari pada penderita dengan rasio TNF-
α/IL-10 serum awal
<1,0. Bila derajat cedera otak berat disertai rasio TNF-α/IL-10 serum awal >1,0, maka
semuanya berakhir dengan luaran unfavourable (100,0%), dan bila derajat cedera kepala
sedang disertai rasio TNF-α/IL-10 serum awal <1,0 maka tidak satupun luaran yang
unfavourable (0,0%). Disimpulkan bahwa rasio TNF-α/IL-10 serum awal dapat digunakan
sebagai prediktor luaran pada penderita epidural hematom yang dioperasi.
Kata kunci: cedera otak, TNF-α, IL – 10, epidural hematom

Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007 197
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
hematom

Early Serum TNF-α / IL-10 Ratio as Outcome Predictor for


Operated Epidural Hematoma

Andi Asadul Islam

Sub-division of Neurosurgery
Medical Faculty of Hasanuddin University, Makassar

Abstract: TNF-α is the first cytokine that appeared after brain injury. It can be neuroprotective
or neurotoxic for the brain. IL-10 prevents astrocyt necrotic. IL-10 is needed to keep
production of TNF-α not abundant. The aim of this study is to know the role of early serum
TNF-α/IL-10 ratio as outcome predictor for operated epidural haematoma. The method used
is observational with prospective study. Samples, 23 men and 4 women. Age intervals are 10-
47 years old. Results showed that early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0 in more cases (74,1%)
compared with worst (25,9%). After operated, TNF-α/IL-10 ratio didn’t show many changes,
(22,2% >1,0 and 77,8%
<1,0). Outcome values showed 7 cases (25,9%) were unfavourable and 20 cases (74,1%) were
favourable. From early serum TNF-á/IL-10 ratio >1,0, there are more unfavourable cases that
meant if early serum TNF-α/IL-10 ratio become high, the case become more unfavourable.
From patients with bad early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0, unfavourable cases were 17,1
times higher than groups with early serum TNF-α/IL-10 ratio <1,0. If brain injuries were
severe, with values of early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0, all cases were unfavourable
(100%), and if brain injuries were moderate with early serum TNF-α/IL-10 ratio <1,0, none
cases was unfavourable (0%). We concluded that early serum TNF-α/IL-10 ratio can be used
as outcome predictor for operated patient with epidural haematoma.
Key words: brain injury, TNF-α, IL-10, epidural haematoma

198 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
Pendahuluan Pada jaringan hematom
otak, ICAM-1) efeknya jumlah yang berlebihan.
Cedera otak mediator ini (TNF-α dan mungkin tidak merusak TNF-α akan memasuki
merupakan masalah langsung neuron namun
kesehatan masyarakat, memicu respons3
karena dapat inflamasi. 2-5

mengakibatkan Faktor nekrosis


kematian, kecacatan tumor α (TNF-α),
sehingga seseorang tidak merupakan sitokin yang
dapat bekerja untuk diproduksi oleh berbagai
beberapa waktu bahkan tipe sel dan merupakan
selamanya. Dalam salah satu mediator
suatu penelitian imunologi yang
dilaporkan tingkat pertamakali muncul
kematian cedera otak akibat respons infeksi
mencapai 23,9% pada atau trauma. Pada otak,
penderita dengan cedera TNF-α diproduksi oleh
difus dan 40,4% pada mikroglia dan astrosit
penderita dengan cedera satu jam setelah trauma.
fokal.1 Efeknya tidak langsung
Islam menyatakan merusak neuron, namun
bahwa rasio TNF-α/IL- menstimulasi respons
10 dapat digunakan inflamasi sehingga
sebagai prediktor luaran berperan dalam cedera
cedera otak tertutup yang otak sekunder.6
dioperasi. IL-10 TNF-α juga berperan
mempunyai peran yang dalam respons adaptif
lebih besar daripada terhadap inflamasi.
TNF-α dalam TNF-α tidak hanya
menentukan luaran menyebabkan depresi
penderita cedera otak miokard, tetapi juga
dan bila dibandingkan menimbulkan hipotensi,
dengan nilai Glasgow asidosis metabolik,
Coma Scale (GCS), hemokonsentrasi bahkan
maka rasio TNF-α/IL-10 kematian.7
lebih berperan sebagai Fungsi TNF-α
prediktor luaran. Dengan dalam konsentrasi
demikian rasio TNF- rendah antara lain
α/IL-10 (sebagai param- menyebabkan sel endotel
eter biologis) dapat vaskuler
melengkapi atau bahkan mengekspresikan
sebanding dengan GCS reseptor permukaan yang
(sebagai parameter baru (molekul adesi)
klinis) sebagai patokan sehingga permukaan sel
penilaian awal otak. endotel menjadi adesif
Pada cedera otak, untuk lekosit. TNF-α
akan terjadi reaksi juga menyebabkan
inflamasi dengan peningkatan
tahapan respons netrofil kemampuan adesif
yang melekat pada netrofil terhadap sel
endotel akibat kerja endotel. Kerja TNF-α
ICAM-1 yang ini menyebabkan aku-
dirangsang oleh TNF-α mulasi lekosit di daerah
sebagai akibat aktivasi sekitar inflamasi dan
makrofag. Proses kemungkinan merupakan
perlekatan ini membawa efek yang paling
dampak buruk karena penting.8,9
mengakibatkan Jika produksi TNF-
penurunan aliran Volum:
darah α berlebihan maka akan
Maj Kedokt Indon, 57, Nomor: 12, Desember 2007 199
dalam mikro sirkulasi. diproduksi sitokins dalam
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
hematom

200 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
aliran darah dan bekerja sebagai hormon endokrin. hematom
TNF-α Metode Penelitian
merupakan pirogen endogen yang bekerja pada sel di
Penelitian observasional ini dilakukan dengan pen-
hipotalamus untuk memicu terjadinya demam. TNF-α
dekatan prospective study, dengan menilai GCS dan
juga merangsang aktivitas sistem koagulasi dengan
sampel darah untuk pemeriksaan sitokin saat diagnosis
mengubah keseimbangan aktivitas prokoagulan dan
ditegakkan setelah CT-scan kepala. Selanjutnya sampel
antikoagulan endotel vaskuler. Disamping itu TNF-α
darah diambil lagi sesudah operasi untuk pemeriksaan yang
menyebabkan penurunan perfusi jaringan, penurunan
sama (sitokin), kemudian hasil luaran ditentukan saat
tekanan darah, serta trombosis intravaskular, yang terjadi
penderita dipulangkan dari rumah sakit. Penelitian
akibat kombinasi perubahan endotel dan fagosit
dilakukan di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo
mononuklear. Selain itu TNF- α menyebabkan gangguan
Makassar.
hebat pada metabolisme seperti penurunan kadar gula
Data yang diperoleh diolah melalui program SPSS versi
dalam darah serta timbulnya kaheksia.10
11,5. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 5%.
Interleukin 10 (IL-10) atau disebut juga cytokine syn-
Dinyatakan bermakna bila p<0,05. Uji statistik yang
thesis inhibitory factor (CSIF) adalah suatu sitokin yang
digunakan adalah Fisher’s exact.
diproduksi oleh TH 0 dan TH 2 subset dari sel helper CD4-
Kriteria inklusi adalah penderita dengan cedera epidu-
(cluster of differentiation 4-) dan CD8+. Sitokin tersebut
ral murni sedangkan kriteria eksklusi adalah penderita
juga diproduksi oleh sel B yang teraktivasi oleh sel TH1;
epidu- ral GCS 3 atau yang disertai trauma lain seperti
paling banyak diproduksi oleh sel makrofag teraktivasi,
multi trauma, subdural hematom, intra serebral hematom,
monosit dan juga oleh tipe sel nonlimfositik seperti
perdarahan subarakhnoid, dan perdarahan intraventrikel.
keratinosit.11,12 IL-10 mempunyai dua aktivitas utama:
pertama menghambat TNF-α, IL-1, kemokin, dan IL-
Hasil Penelitian
12 yang diproduksi oleh makrofag; kedua, dan merupakan
fungsi yang paling banyak, menghambat berbagai fungsi Karakteristik Subyek
makrofag teraktivasi melalui aktivasi sel T dan merupakan Diperoleh 27 orang sampel penelitian pada penderita
umpan balik negatif. Penghambatan fungsi tambahan cedera otak (epidural hematom) akibat kecelakaan lalu
tersebut terjadi melalui pengurangan ekspresi molekul lintas. Hasil analisis distribusi frekuensi menunjukkan
major histocompa- tibility complex (MHC) tipe II dan bahwa kelompok umur 10-29 tahun ditemukan lebih banyak
mengalami pengurangan ekspresi kostimulator tertentu.12,13 (59,3%) daripada kelompok umur 30-49 tahun (40,7%).
Produksi molekul adesi intraselular akan merangsang Penderita lebih banyak dengan derajat cedera otak sedang
pelepasan TNF-α, selanjutnya TNF-α akan memicu (63,0%) daripada cedera otak berat (37,0%). Rasio TNF-
dilepaskannya molekul adesi intraselular sehingga terjadi α/IL-10 serum awal lebih banyak yang baik (74,1%)
lingkaran setan yang berakhir dengan morbiditas dan daripada yang buruk (25,9%). Setelah operasi, rasio TNF-
mortalitas yang tinggi. Pada keadaan demikian diperlukan α/IL-10 serum awal tersebut tidak banyak mengalami
suatu pengaturan agar produksi kedua sitokin tersebut, perubahan (22,2% rasio buruk dan 77,8% rasio baik). Hasil
(ICAM-1 dan TNF-α), tidak berlebihan hingga luaran menunjukkan 7 orang (25,9%) unfavourable dan
menimbulkan efek yang merugikan. Untuk itu 20 orang (74,1%) favourable (Tabel 1).
diperlukan sitokin pro-
Tabel 1. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Variabel
Penelitian
inflamatori IL-10, sebagai sitokin yang mencegah terjadinya
reaksi berlebihan dari TNF-α dan ICAM-1 (10,23,24). IL- Variabel n %
10 bekerja dengan menghambat sintesis sitokin yang
Jenis Kelamin
dibentuk oleh sel T dan memberikan proteksi pada astrosit - Laki-laki 23 4
sehingga mencegah nekrosis sel dan bertindak sebagai - Perempuan 4 14,7
antiapoptotik. Umur (tahun)
Berbagai macam kriteria dan istilah digunakan dalam - 10-29 16 59,3
- 30-49 11 40,7
penilaian derajat kesadaran. Salah satu di antaranya Derajat Cedera Otak
dengan menggunakan metode GCS. Dengan GCS derajat - Berat (GCS = 8 - 4) 10 37,0
kesadaran penderita dinilai secara obyektif dari 3 aspek, - Sedang (GCS = 13 - 9) 17 63,0
yaitu ke- mampuan membuka kelopak mata, kemampuan Rasio TNF-α / IL-10 serum awal
- > 1,0 (Buruk) 7 25,9
motorik, kemampuan berbicara. Berdasarkan nilai GCS, - < 1,0 (Baik) 20 74,1
cedera otak digolongkan menjadi cedera otak ringan jika Rasio TNF-α / IL-10 serum setelah operasi
skala koma penderita 15-14, cedera otak sedang jika - >1,0 (Buruk) 6 22,2
nilainya 13-9, dan cedera otak berat jika skalanya bernilai - < 1,0 (Baik) 21 77,8
Luaran
8-3. Penilaian terbaik GCS dilakukan setelah penderita - Unfavourable 7 25,9
diresusitasi.14 - Favourable 20 74,1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
rasio TNF-α/IL-10
Maj Kedokt serum 57,
Indon, Volum: awal sebagai
Nomor: prediktor 2007
12, Desember luaran 201
pada operasi epidural hematom.
Hasil uji Fisher’s exact tidak menunjukkan hubungan dengan luaran penderita dengan koefisien korelasi (r) =
bermakna (p>0,05) antara jenis kelamin dengan luaran 0,807. Pada rasio TNF-α/IL-10 serum awal yang buruk
penderita (tabel 2). lebih banyak ditemukan unfavourable, artinya semakin
buruk rasio TNF- α/IL-10 serum awal semakin banyak
Tabel 2. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Luaran ditemukan unfavorable. Pada penderita dengan rasio TNF-
Penderita α/IL-10 serum awal yang buruk ditemukan unfavourable
Jenis Kelamin Luaran Fisher’s Exact
17,1 kali lebih besar daripada penderita dengan rasio TNF-
Unfavourable Favourable Total α/IL-10 serum yang baik (tabel
5).
Laki-laki 6 17 23 0,371
Perempuan 1 3 4
Tabel 5. Hubungan Rasio TNF- α / IL10 Serum Awal dengan
Total 7 20 27 Luaran Penderita

RasioTNF-α/ Luaran Fisher’s exact


IL-10 se- Unfavourable Favourable Total
Hasil uji Fisher’s exact tidak menunjukkan adanya rum awal n % n % n %
hubungan bermakna (p>0,05) antara kelompok umur
dengan luaran penderita (tabel 3). Buruk (>1,0) 6 85,7 1 14,3 7 100,0 0,0081588
Baik (<1,0) 1 5,0 19 95,0 2 0 100,0

Tabel 3. Hubungan Antara Kelompok Umur dengan Luaran Total 7 25,9 20 74,1 2 7 100,0
Penderita

Kelompok Luaran Fisher’s exact


Umur Unfavorable Favorable Total Analisis Hubungan Antara Rasio TNF-α/IL-10 Setelah
Operasi dengan Luaran Penderita
10 – 29 tahun 3 13 16 0,391
Hasil uji korelasi Fisher’s exact menunjukkan
30 – 49 tahun 4 7 11
hubungan bermakna (p<0,05) antara rasio TNF-α/IL-10
Total 7 20 27 setelah operasi dengan luaran penderita dengan koefisien
korelasi (r) = 0,700. Pada rasio TNF-α/IL-10 yang buruk
setelah operasi lebih banyak ditemukan unfavourable,
Analisis Hubungan antara Derajat Cedera Otak dengan
artinya semakin buruk rasio TNF-α/IL-10 setelah operasi
Luaran Penderita
semakin banyak ditemukan unfavourable. Pada penderita
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan dengan rasio TNF-α / IL-10 yang buruk setelah operasi
bermakna (p<0,05) antara derajat cedera otak dengan ditemukan unfavourable 8,8 kali lebih besar daripada
luaran penderita dengan koefisien korelasi (r) = 0,596. penderita dengan rasio TNF-α/IL-10 yang baik (Tabel 6).
Pada cedera otak berat lebih banyak ditemukan
unfavourable, artinya semakin berat derajat cedera otak
Tabel 6. Hubungan antara Rasio TNF-α/IL-10 setelah Operasi
semakin banyak ditemukan
dengan Luaran Penderita
unfavourable. Pada cedera otak berat ditemukan unfavou-
rable 10,2 kali lebih besar daripada luaran unfavourable RasioTNF-α / Luaran Fisher’s exact
pada cedera otak sedang (tabel 4). IL-10 setelah Unfavourable Favourable Total
operasi n % n % n %

Tabel 4. Hubungan Derajat Cedera Otak dengan Luaran Buruk (>1,0) 5 83,3 1 16,7 6 100,0 0,0081588
Penderita Baik (<1,0) 2 9,5 1 9 90,5 2 1 100,0

Derajat Luaran Fisher’s Total 7 25,9 2 0 74,1 2 7 100,0


Cedera Unfavourable Favourable Total exact
Otak n % n % n %

Berat 6 60,0 4 40,0 1 0 100,0 0,0041553


Sedang 1 5,9 16 94,1 1 7 100,0 Analisis Hubungan antara Prediktor Kombinasi dengan
Luaran Penderita
Total 7 25,9 20 74,1 2 7 100,0
Bila derajat cedera otak dan rasio TNF-α/IL-10 serum
awal dikombinasikan untuk memprediksi luaran penderita,
Analisis Hubungan Rasio TNF-α / IL-10 Serum Awal maka kemampuan prediksinya menjadi lebih kuat. Hasil
dengan Luaran Penderita tabulasi dan uji korelasi antara prediktor kombinasi
Hasil uji korelasi Fisher’s exact menunjukkan (gabungan derajat cedera otak dan rasio TNF-α/IL-10
hubungan bermakna (p<0,05) antara rasio TNF-α/IL-10 serum awal) dengan luaran penderita dapat dilihat pada
serum awal Tabel 7.
Tabel 7. Hubungan unfavourable dengan luaran penderita penderita.
Prediktor Kombinasi dan perubahan dalam IL-10 yang
dengan Luaran
mempunyai kadar TNF-α
Penderita serum awal lebih tinggi kadar IL-10 serum pasca merupakan sitokin anti-
dari kadar IL-10 serum operasi lebih berperan inflamasi, kadarnya
Gabungan awal. Kadar TNF-α dalam menentukan luaran dipengaruhi oleh TNF-α.
Luaran
serum yang dari awalnya Selama reaksi inflamasi,
sudah tinggi sitokin anti inflamasi
Korelasi GCS+Rasio
Unfavourable Favourable menunjukkan cedera juga diproduksi untuk
Total Spearman otak sekunder yang luas. memodulasi proses
TNF-α/IL-10 n % Hal tersebut mungkin inflamasi. Fungsi IL-10,
n %n karena penderita seperti yang telah
%
serum awal terlambat datang ke dijelaskan sebelumnya
rumah sakit atau adalah untuk menjaga
Berat + Buruk 3 100,0 0 pelayanan awal yang agar kadar TNF-α tidak
tidak optimal. berlebihan. Dengan
Berat atau Buruk 4 44,4 5
Sedang+Baik 0 0,0 1 5 Sebaliknya pada demikian dapat
penderita dengan kadar dimengerti pada penderita
Total 7 25,9 2 0 awal IL-10 yang tinggi, dengan kadar IL-10 yang
menunjukkan bahwa meningkat akan
pada penderita ini sitokin mempunyai luaran yang
Diskusi anti inflamasi bekerja favourable.
Karakteristik Subyek dengan baik untuk Kecenderungan
Pada analisis mengendalikan kadar peningkatan IL-10 ini
hubungan antara rasio sitokin inflamasi, terjadi untuk
TNF-α/IL-10 se- rum sehingga tidak berlebihan mengimbangi
awal dengan luaran dan menimbulkan efek peningkatan kadar TNF-α
penderita (Tabel 5), dari patologik. sehingga kerja dari TNF-
27 sampel didapatkan Penelitian ini tidak α masih bersifat
rasio TNF-α/IL-10 serum berbeda dengan hasil neuroprotektif. Hal
awal lebih rendah secara peneliti lain. Penelitian tersebut akan lebih jelas
bermakna pada yang dilakukan oleh jika melihat rasio TNF-
penderita dengan Islam1 menyatakan α/IL-10. Rasio tersebut
luaran favourable bahwa penderita dengan lebih bermakna karena
dibanding penderita kadar IL-10 yang tinggi mencerminkan dinamika
dengan luaran dan dalam perjalanan perimbangan antara
unfavourable. Pada penyakit kadarnya sitokin inflamasi TNF-α
tabel 5, hubungan antara meningkat maka dengan sitokin anti
rasio TNF-α/IL-10 semuanya mempunyai inflamasi IL-10.
serum awal dengan luaran yang favourable. Bila derajat cedera
luaran penderita tampak Begitu pula penderita otak (GCS) dan rasio
lebih jelas. Dari tujuh dengan kadar IL-10 yang TNF-α/IL-10 serum
penderita dengan rasio rendah tetapi dalam awal dikombinasikan
TNF-α/IL-10 serum awal perjalanan penyakitnya untuk memprediksi
buruk (>1,0) hanya satu kadar IL-10 serum luaran penderita maka
penderita yang meningkat maka luaran kemampuan prediksinya
favourable, sedangkan akan favourable. Pada menjadi lebih kuat. Hasil
dari 20 penderita dengan penderita dengan kadar tabulasi dan uji korelasi
rasio TNF-α/IL-10 IL-10 yang tinggi tetapi antara prediktor
serum awal yang baik selanjutnya kadarnya kombinasi (gabungan
(<1,0) hampir semuanya menurun, maka tidak derajat cedera otak dan
(19 penderita) ada satupun favourable, rasio TNF-α/IL-10 serum
favourable. sebagian unfavourable awal) dengan luaran
Penderita dengan dan sebagian lagi penderita (tabel 7)
luaran yang favourable meninggal. Hasil menunjukkan bahwa bila
mempunyai kadar TNF- penelitian tersebut derajat cedera otak berat
α serum awal lebih membuktikan bahwa disertai rasio TNF-α/IL-
rendah dari kadar IL-10 kadar IL-10 dan 10 se- rum awal yang
serum awal, sedangkan perubahannya setelah buruk (>1,0), maka
penderita dengan luaran operasi berhubungan semuanya berakhir
dengan luaran tindakan operasi
[disertasi]. Makasar:
unfavourable.
Universitas Hasanuddin;
Sebaliknya, bila derajat 2006.p.80-99.
cedera otak sedang dan 2. Cairns CB, Panacek
disertai rasio TNF-α/IL- EA, Harken AH. Bench
to bedside: tumor
10 serum awal yang baik necrosis factor-alpha:
(<1,0), maka semuanya from inflammation to
berakhir dengan luaran resusciation, Aca- demic
favourable. Hal tersebut Emergency Med
Immunology
dapat dipahami bahwa Today.1997:10;18:487-
GCS sebagai prediktor 91.
luaran merupakan 3. Eigler A, Sinha B,
penilaian klinis Hartmann G. Taming
TNF: strategies to re-
meskipun belum strain this
mencerminkan luasnya proinflammatory
ataupun proses yang cytokines.
terjadi pada otak, akan Immunology Today
1997:10;18:487-91.
tetapi dampak fungsional
akibat cedera otak sudah
dapat dinilai. Dilain pihak
rasio TNF-α/IL-10 serum
merupakan penilaian
biologis terutama
dinamika perubahannya
dari waktu kewaktu,
mencerminkan apa yang
sedang terjadi pada otak
itu. Sebelum terjadi
nekrosis pada otak akan
didahului oleh iskemi
dan ini dipengaruhi serta
menyebabkan perubahan
dalam kadar TNF-α dan
kadar IL-10 sebagai
perimbangannya.

Kesimpulan
Rasio TNF-α/IL-10
dapat digunakan sebagai
prediktor luaran pada
epidural hematom yang
dioperasi. Rasio TNF-α/
IL-10 serum awal bahkan
lebih kuat daripada GCS
(parameter klinis) dalam
memprediksi luaran
epidural hematoma yang
dioperasi, dan bila
keduanya
dikombinasikan kemam-
puan prediksinya
menjadi lebih baik lagi.

Daftar Pustaka
1. Islam AA. Peran
sitokin inflamasi dan
anti inflamasi dalam
meramal luaran
penderita cedera otak
tertutup yang dilakukan
4. Goodman JC, Robertson 11. Bell MJ, Kochanek PM,
CS, Grossman RG, Doughty LA.
Narayan K. Eleva- tion Interleukin-6 and
of tumor necrosis interleukin-10 in
factor in head injury. J cerebrospinal fluid after
Neuroimmunol severe traumatic brain
1990;30(2-3):213-7. injury in children, J
5. Callard R, Gearing A. Neurotrauma
The cytokin facts book. 1997:14(7):451-7.
London: Academic 12. Csuka E, Morganti-
Press, 1994. Kossmann MC,
6. Steel DM, Whitehead Lenzlinger PM. IL-10
S. The major acute levels in cerebrospinal
phase reactans: C- fluid and serum of patient
reactive protein, serum with severe traumatic
amyloid p component brain injury: relationship
and serum amy- loid a to IL-6, TNF-alpha,
protein. Immunology TGF-beta 1 and blood
Today 1994:15;81-8. btain barrier
7. Bazan NG, Rodriguez de function, J
Turco EB, Allan G. Neuroimmunol
Mediators of injury in 1999;15:
neurotrauma: 101(2):211-21.
intracellular signal 13. Lukacs NW, Chensue
transduction and gene SW, Strieter RM,
Ex- pression, J Warmington K.
Neurotrauma Inflamtory granuloma
1995;12(5):791-841. formation is mediated by
8. Tartaglia TA, Goeddel, TNF-α inducible
DV. Two TNF receptors. intercellu- lar adhesion
Immunology molecules-1. Journal
Today, Immunology
1992:13;15:151-3. 1994:152;5883-
9. Abbas AK, Lichtman 9.
AH, Pober JS. Cytokine 14. American College of
in cellular and Surgeons Committee on
molecular Trauma,
immunology, 2004.p.151-67
Philadelphia: W.B.
Saunders Co
2005.p.243-74. SS
10. Mannel D, Murray C,
Risau W. Tumor
necrosis: factors and
principles. Immunology
Today 1996:17;6:254-6.

Вам также может понравиться