Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak: TNF-α merupakan sitokin pertama yang muncul setelah cedera otak, dapat bersifat
neuroprotektif atau neurotoksik pada otak. IL-10 mencegah nekrosis astrosit. IL-10 dibutuhkan
untuk menjaga agar produksi TNF-α tidak berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peran rasio TNF-α/IL-10 serum awal sebagai prediktor outcome pada penderita epidural
hematom yang dioperasi. Metode penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan
prospektif. Sampel adalah 23 laki-laki dan 4 perempuan usia 10-47 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rasio TNF-α/IL-10 serum awal lebih banyak yang <1,0 (74,1%) daripada
>1,0 (25,9%). Setelah operasi, rasio TNF-α/IL-10 tidak banyak mengalami perubahan (22,2%
rasio >1,0 dan 77,8% rasio <1,0). Hasil outcome menunjukkan 7 orang (25,9%) unfavourable
dan 20 orang (74,1%) favourable. Pada rasio TNF-α/IL-10 serum awal >1,0 banyak
ditemukan unfavourable yang berarti semakin besar rasio TNF-α/IL-10 serum awal
semakin banyak unfavourable. Pada penderita dengan rasio TNF-α/IL-10 serum awal yang
>1,0 ditemukan unfavourable 17,1 kali lebih besar dari pada penderita dengan rasio TNF-
α/IL-10 serum awal
<1,0. Bila derajat cedera otak berat disertai rasio TNF-α/IL-10 serum awal >1,0, maka
semuanya berakhir dengan luaran unfavourable (100,0%), dan bila derajat cedera kepala
sedang disertai rasio TNF-α/IL-10 serum awal <1,0 maka tidak satupun luaran yang
unfavourable (0,0%). Disimpulkan bahwa rasio TNF-α/IL-10 serum awal dapat digunakan
sebagai prediktor luaran pada penderita epidural hematom yang dioperasi.
Kata kunci: cedera otak, TNF-α, IL – 10, epidural hematom
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007 197
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
hematom
Sub-division of Neurosurgery
Medical Faculty of Hasanuddin University, Makassar
Abstract: TNF-α is the first cytokine that appeared after brain injury. It can be neuroprotective
or neurotoxic for the brain. IL-10 prevents astrocyt necrotic. IL-10 is needed to keep
production of TNF-α not abundant. The aim of this study is to know the role of early serum
TNF-α/IL-10 ratio as outcome predictor for operated epidural haematoma. The method used
is observational with prospective study. Samples, 23 men and 4 women. Age intervals are 10-
47 years old. Results showed that early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0 in more cases (74,1%)
compared with worst (25,9%). After operated, TNF-α/IL-10 ratio didn’t show many changes,
(22,2% >1,0 and 77,8%
<1,0). Outcome values showed 7 cases (25,9%) were unfavourable and 20 cases (74,1%) were
favourable. From early serum TNF-á/IL-10 ratio >1,0, there are more unfavourable cases that
meant if early serum TNF-α/IL-10 ratio become high, the case become more unfavourable.
From patients with bad early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0, unfavourable cases were 17,1
times higher than groups with early serum TNF-α/IL-10 ratio <1,0. If brain injuries were
severe, with values of early serum TNF-α/IL-10 ratio >1,0, all cases were unfavourable
(100%), and if brain injuries were moderate with early serum TNF-α/IL-10 ratio <1,0, none
cases was unfavourable (0%). We concluded that early serum TNF-α/IL-10 ratio can be used
as outcome predictor for operated patient with epidural haematoma.
Key words: brain injury, TNF-α, IL-10, epidural haematoma
198 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
Pendahuluan Pada jaringan hematom
otak, ICAM-1) efeknya jumlah yang berlebihan.
Cedera otak mediator ini (TNF-α dan mungkin tidak merusak TNF-α akan memasuki
merupakan masalah langsung neuron namun
kesehatan masyarakat, memicu respons3
karena dapat inflamasi. 2-5
200 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 12, Desember 2007
Serum Awal sebagai Prediktor Luaran pada Operasi Epidural
aliran darah dan bekerja sebagai hormon endokrin. hematom
TNF-α Metode Penelitian
merupakan pirogen endogen yang bekerja pada sel di
Penelitian observasional ini dilakukan dengan pen-
hipotalamus untuk memicu terjadinya demam. TNF-α
dekatan prospective study, dengan menilai GCS dan
juga merangsang aktivitas sistem koagulasi dengan
sampel darah untuk pemeriksaan sitokin saat diagnosis
mengubah keseimbangan aktivitas prokoagulan dan
ditegakkan setelah CT-scan kepala. Selanjutnya sampel
antikoagulan endotel vaskuler. Disamping itu TNF-α
darah diambil lagi sesudah operasi untuk pemeriksaan yang
menyebabkan penurunan perfusi jaringan, penurunan
sama (sitokin), kemudian hasil luaran ditentukan saat
tekanan darah, serta trombosis intravaskular, yang terjadi
penderita dipulangkan dari rumah sakit. Penelitian
akibat kombinasi perubahan endotel dan fagosit
dilakukan di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo
mononuklear. Selain itu TNF- α menyebabkan gangguan
Makassar.
hebat pada metabolisme seperti penurunan kadar gula
Data yang diperoleh diolah melalui program SPSS versi
dalam darah serta timbulnya kaheksia.10
11,5. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 5%.
Interleukin 10 (IL-10) atau disebut juga cytokine syn-
Dinyatakan bermakna bila p<0,05. Uji statistik yang
thesis inhibitory factor (CSIF) adalah suatu sitokin yang
digunakan adalah Fisher’s exact.
diproduksi oleh TH 0 dan TH 2 subset dari sel helper CD4-
Kriteria inklusi adalah penderita dengan cedera epidu-
(cluster of differentiation 4-) dan CD8+. Sitokin tersebut
ral murni sedangkan kriteria eksklusi adalah penderita
juga diproduksi oleh sel B yang teraktivasi oleh sel TH1;
epidu- ral GCS 3 atau yang disertai trauma lain seperti
paling banyak diproduksi oleh sel makrofag teraktivasi,
multi trauma, subdural hematom, intra serebral hematom,
monosit dan juga oleh tipe sel nonlimfositik seperti
perdarahan subarakhnoid, dan perdarahan intraventrikel.
keratinosit.11,12 IL-10 mempunyai dua aktivitas utama:
pertama menghambat TNF-α, IL-1, kemokin, dan IL-
Hasil Penelitian
12 yang diproduksi oleh makrofag; kedua, dan merupakan
fungsi yang paling banyak, menghambat berbagai fungsi Karakteristik Subyek
makrofag teraktivasi melalui aktivasi sel T dan merupakan Diperoleh 27 orang sampel penelitian pada penderita
umpan balik negatif. Penghambatan fungsi tambahan cedera otak (epidural hematom) akibat kecelakaan lalu
tersebut terjadi melalui pengurangan ekspresi molekul lintas. Hasil analisis distribusi frekuensi menunjukkan
major histocompa- tibility complex (MHC) tipe II dan bahwa kelompok umur 10-29 tahun ditemukan lebih banyak
mengalami pengurangan ekspresi kostimulator tertentu.12,13 (59,3%) daripada kelompok umur 30-49 tahun (40,7%).
Produksi molekul adesi intraselular akan merangsang Penderita lebih banyak dengan derajat cedera otak sedang
pelepasan TNF-α, selanjutnya TNF-α akan memicu (63,0%) daripada cedera otak berat (37,0%). Rasio TNF-
dilepaskannya molekul adesi intraselular sehingga terjadi α/IL-10 serum awal lebih banyak yang baik (74,1%)
lingkaran setan yang berakhir dengan morbiditas dan daripada yang buruk (25,9%). Setelah operasi, rasio TNF-
mortalitas yang tinggi. Pada keadaan demikian diperlukan α/IL-10 serum awal tersebut tidak banyak mengalami
suatu pengaturan agar produksi kedua sitokin tersebut, perubahan (22,2% rasio buruk dan 77,8% rasio baik). Hasil
(ICAM-1 dan TNF-α), tidak berlebihan hingga luaran menunjukkan 7 orang (25,9%) unfavourable dan
menimbulkan efek yang merugikan. Untuk itu 20 orang (74,1%) favourable (Tabel 1).
diperlukan sitokin pro-
Tabel 1. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Variabel
Penelitian
inflamatori IL-10, sebagai sitokin yang mencegah terjadinya
reaksi berlebihan dari TNF-α dan ICAM-1 (10,23,24). IL- Variabel n %
10 bekerja dengan menghambat sintesis sitokin yang
Jenis Kelamin
dibentuk oleh sel T dan memberikan proteksi pada astrosit - Laki-laki 23 4
sehingga mencegah nekrosis sel dan bertindak sebagai - Perempuan 4 14,7
antiapoptotik. Umur (tahun)
Berbagai macam kriteria dan istilah digunakan dalam - 10-29 16 59,3
- 30-49 11 40,7
penilaian derajat kesadaran. Salah satu di antaranya Derajat Cedera Otak
dengan menggunakan metode GCS. Dengan GCS derajat - Berat (GCS = 8 - 4) 10 37,0
kesadaran penderita dinilai secara obyektif dari 3 aspek, - Sedang (GCS = 13 - 9) 17 63,0
yaitu ke- mampuan membuka kelopak mata, kemampuan Rasio TNF-α / IL-10 serum awal
- > 1,0 (Buruk) 7 25,9
motorik, kemampuan berbicara. Berdasarkan nilai GCS, - < 1,0 (Baik) 20 74,1
cedera otak digolongkan menjadi cedera otak ringan jika Rasio TNF-α / IL-10 serum setelah operasi
skala koma penderita 15-14, cedera otak sedang jika - >1,0 (Buruk) 6 22,2
nilainya 13-9, dan cedera otak berat jika skalanya bernilai - < 1,0 (Baik) 21 77,8
Luaran
8-3. Penilaian terbaik GCS dilakukan setelah penderita - Unfavourable 7 25,9
diresusitasi.14 - Favourable 20 74,1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
rasio TNF-α/IL-10
Maj Kedokt serum 57,
Indon, Volum: awal sebagai
Nomor: prediktor 2007
12, Desember luaran 201
pada operasi epidural hematom.
Hasil uji Fisher’s exact tidak menunjukkan hubungan dengan luaran penderita dengan koefisien korelasi (r) =
bermakna (p>0,05) antara jenis kelamin dengan luaran 0,807. Pada rasio TNF-α/IL-10 serum awal yang buruk
penderita (tabel 2). lebih banyak ditemukan unfavourable, artinya semakin
buruk rasio TNF- α/IL-10 serum awal semakin banyak
Tabel 2. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Luaran ditemukan unfavorable. Pada penderita dengan rasio TNF-
Penderita α/IL-10 serum awal yang buruk ditemukan unfavourable
Jenis Kelamin Luaran Fisher’s Exact
17,1 kali lebih besar daripada penderita dengan rasio TNF-
Unfavourable Favourable Total α/IL-10 serum yang baik (tabel
5).
Laki-laki 6 17 23 0,371
Perempuan 1 3 4
Tabel 5. Hubungan Rasio TNF- α / IL10 Serum Awal dengan
Total 7 20 27 Luaran Penderita
Tabel 3. Hubungan Antara Kelompok Umur dengan Luaran Total 7 25,9 20 74,1 2 7 100,0
Penderita
Tabel 4. Hubungan Derajat Cedera Otak dengan Luaran Buruk (>1,0) 5 83,3 1 16,7 6 100,0 0,0081588
Penderita Baik (<1,0) 2 9,5 1 9 90,5 2 1 100,0
Kesimpulan
Rasio TNF-α/IL-10
dapat digunakan sebagai
prediktor luaran pada
epidural hematom yang
dioperasi. Rasio TNF-α/
IL-10 serum awal bahkan
lebih kuat daripada GCS
(parameter klinis) dalam
memprediksi luaran
epidural hematoma yang
dioperasi, dan bila
keduanya
dikombinasikan kemam-
puan prediksinya
menjadi lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
1. Islam AA. Peran
sitokin inflamasi dan
anti inflamasi dalam
meramal luaran
penderita cedera otak
tertutup yang dilakukan
4. Goodman JC, Robertson 11. Bell MJ, Kochanek PM,
CS, Grossman RG, Doughty LA.
Narayan K. Eleva- tion Interleukin-6 and
of tumor necrosis interleukin-10 in
factor in head injury. J cerebrospinal fluid after
Neuroimmunol severe traumatic brain
1990;30(2-3):213-7. injury in children, J
5. Callard R, Gearing A. Neurotrauma
The cytokin facts book. 1997:14(7):451-7.
London: Academic 12. Csuka E, Morganti-
Press, 1994. Kossmann MC,
6. Steel DM, Whitehead Lenzlinger PM. IL-10
S. The major acute levels in cerebrospinal
phase reactans: C- fluid and serum of patient
reactive protein, serum with severe traumatic
amyloid p component brain injury: relationship
and serum amy- loid a to IL-6, TNF-alpha,
protein. Immunology TGF-beta 1 and blood
Today 1994:15;81-8. btain barrier
7. Bazan NG, Rodriguez de function, J
Turco EB, Allan G. Neuroimmunol
Mediators of injury in 1999;15:
neurotrauma: 101(2):211-21.
intracellular signal 13. Lukacs NW, Chensue
transduction and gene SW, Strieter RM,
Ex- pression, J Warmington K.
Neurotrauma Inflamtory granuloma
1995;12(5):791-841. formation is mediated by
8. Tartaglia TA, Goeddel, TNF-α inducible
DV. Two TNF receptors. intercellu- lar adhesion
Immunology molecules-1. Journal
Today, Immunology
1992:13;15:151-3. 1994:152;5883-
9. Abbas AK, Lichtman 9.
AH, Pober JS. Cytokine 14. American College of
in cellular and Surgeons Committee on
molecular Trauma,
immunology, 2004.p.151-67
Philadelphia: W.B.
Saunders Co
2005.p.243-74. SS
10. Mannel D, Murray C,
Risau W. Tumor
necrosis: factors and
principles. Immunology
Today 1996:17;6:254-6.