Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


ASI adalah sumber nutrisi yang primer bagi anak sejak dilahirkan
sampai ia mampu mencernakan asupan lain setelah usia enam bulan
(Wattimena, Dkk. 2016: 2). Asi merupakan makanan yang bergizi sehingga
tidak memerlukan tambahan komposisi (Siregar. 2004: 1). Asi adalah cairan
tanpa tanding yang diciptakan Allah SWT (Widyanto dkk, 2012: 1-4). Asi
adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan
kuantitasnya (Anik, 2012: 1).
Berdasarkan pengertian Asi dari berbagai sumber dapat disimpulkan
bahwa Asi adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh ibu sebagai awal
dimulainya asupan gizi pada bayi baru lahir yang sangat bermanfaat karena
mengandung gizi yang baik untuk bayi.
Kandungan Asi diantaranya yaitu Lemak, protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, enzim, dan hormon yang terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan
oleh susu buatan indus-tri. ASI mengandung zat gizi yang lengkap diantaranya
zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari infeksi dan penyakit kronis, serta
mengurangi kemungkinan menderita gangguan kesehatan di kemudian hari
seperti obe-sitas, diabetes, dan asthma (WHO, 2014). Disamping kandungan
nutrisi yang lengkap didalam ASI juga terdapat zat kekebalan seperti IgA,
IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom, immunoglobulin dan zat lainnya yang
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi (Moehji, 2008). Melihat
manfaat Asi yang sangat kaya akan gizi. ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang akan mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf. Para ahli juga menemukan bahwa manfaat ASI
akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama
kehidupannya. Peningkatan ini sesuai lamanya pemberian ASI ekslusif serta
lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi
berumur 6 bulan melalui ASI Ekslusif.
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi selama 6 bulan
pertama kehidupannya tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk,madu,air the, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, pepaya, bubur, dan nasi Tim..
Hasil survey dan demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0-6
bulan hanya 27 %. Kemenkes telah menetapkan target cakupan pemberian
ASI eksklusif per 2014 sebesar 80%. Kenyataannya, baru 27,5% ibu di
indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif (BKKBN,2014). Salah satu
indikator untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu negara dapat
dilihat dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Penyebab utama kematian bayi adalah karena penyakit infeksi yaitu
infeksi saluran pernafasan dan diare. Estimasi menurut Word Health
Organization (WHO) bahwa 53% kasus pneumonia akut, 55% kematian bayi
akibat diare dikarenakan pemberian makanan yang buruk pada enam bulan
pertama kehidupan (Gupta, 2013). Salah satu upaya dalam menurunkan AKB
adalah dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi yang memberikan semua
vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan
dalam enam bulan pertama dan tidak ada makanan atau cairan lain yang
diperlukan. ASI memenuhi setengah atau lebih kebutuhan gizi anak pada
tahun pertama hingga tahun kedua kehidupan (WHO, 2002). Lebih dari 136
juta bayi lahir setiap tahunnya, dan sekitar 92 juta diantaranya tidak
mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan (Gupta, 2013). Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) pemberian ASI eksklusif pada bayi
usia 0-1 bulan 48, 7%, pada usia 2-3 bulan menurun menjadi 42, 2% dan
semakin menurun seiring dengan meningkatnya usia bayi yaitu 36, 6% pada
bayi berusia 4-5 bulan dan 30, 2% pada bayi usia 6 bulan. Pada tahun 2009
pencapaian cakupan ASI eksklusif sebesar 34, 3 % dan menurun pada 2010
menjadi 33, 6% (BPS, Susenas 2010). Sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 jauh lebih rendah lagi yaitu 30, 2 %. (Riskesdas, 2013). Angka
tersebut masih jauh dari target cakupan ASI nasional yaitu sebesar 80%.
Bahkan berdasarkan data WBTI tahun 2012 tentang kondisi menyusui di 51
negara berdasarkan pengukuran indikator yang telah ditetapkan, Indonesia
urutan ke 49 dari 51 negara dengan angka menyusui hanya sebesar 27, 5%
(IBFAN & BPNI, 2012). Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan tentang ASI
yang cukup baik serta upaya- upaya program akselerasi untuk pencapaian ASI
eksklusif yang sangat gencar baik dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Salah satu penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah
kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya
ASI. Masalah ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan
kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang mempekerjakan
perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu
menyusui di tempat kerja (Depkes RI,2011).
Berdasarkan data diatas yang menjadi penyebab rendahnya pemberian
ASI salah satunya tingkat pengetahuan. Maka dari itu tingkat pengetahuan ibu
sangatlah berperan penting untuk peningkatankan pemberian ASI bagi
anaknya .
Di daerah yang akan dilakukan penelitian di puskesmas Pakuhaji
Kecamatan PakuHaji. Kami mendapatkan data dengan wawancara sejumlah
30 ibu yang memiliki bayi dengan umur 0-6 bulan didapatkan 60 % ibu yang
belum mengetahui tentang Pemberian ASI Eksklusif dan 40 % mengetahui
tentang Pemberian ASI Eksklusif. Untuk tingkat pendidikannya dari 30 ibu
didapatkan 50 % ibu dengan tingkat pendidikan Sekolah dasar, 33,3 % ibu
dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, dan 16,7 % ibu
dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Dari permasalahan ini peneliti
tertarik mengambil judul penelitian “Gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang Pemberi ASI Eksklusif”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
eksklusif.
1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang ASI dengan Tindakan ASI Eksklusif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI
Eksklusif.
1.3.2.2 Mengetahui pengetahun ibu menyusui tentang cara pemberian
ASI eksklusif
1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang cara
pengeluaran ASI Eksklusif
1.3.2.4 Mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang cara menyimpan
ASI Eksklusif.
1.4.Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Sebagai acuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti
selanjutnya.
1.4.1.2 Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan ibu menyusui
tentang ASI Terhadap tindakan ASI Eksklusif
1.4.1.3 Menambah pengetahuan ibu menyusui tentang ASI dan manfaat
pemberian ASI.
1.4.1.4 Menambah pengetahuan ibu tentang pengertian dan pemberian
ASI Eksklusif
1.4.2 Manfaat Praktis
Meningkatkan kualitas pengetahuan tentang pemberian ASI
eksklusif
1.4.2.1 Bagi Peneliti
Peneliti ini sebagai sarana untuk belajar menerapkan teori yang
telah diperoleh dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya
berpikir dalam menganalisa suatu masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Variabel independen
Variabel Independen merupakan yang menjadi sebab perubahan atau
jyang mempengaruhi Variabel Terikat (Dependen).
Dalam judul penelitian ini Variabel Independennya yaitu Gambaran
Tingkat Pengetahuan ibu.

2.2. Variabel dependen


Variabel Terikat (Dependen) adalah Variabel yang dipengaruhi oleh
Variabel Bebas
Dalam judul penelitian ini Variabel dependennya yaitu tentang ASI
Ekslusif.

2.3.Secara evidence based hubungan antara variabel


2.3.1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI merupakan malanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir (Siregar, arifin. 2004).
ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan
pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan
ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu
tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini

2.3.2. Pengertian Asi Ekslusif


ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan
ataupun minuman lain kecuali sirup obat.
Menyusui ekslusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman
lain termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat obatan dan vitamin
atau mineral tetes : asi perah juga diperbolehkan). Menyusui ekslusif
adalah komposit dari pertanyaan : bayi masih disusui,sejak lahir tidak
pernah mendapat makanan atau minumselain asi selama 24 jam terakhir
bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain asi). (Riskesdas : 2010)
2.3.3. Kandungan ASI Ekslusif.
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak
mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih,
terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi,
terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan
laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung
mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research
Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum
ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 1
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml

Komposisi Kolostrum ASI Susu Sapi


Kolostrum, ASI
dan susu sapi
untuk setiap 100
ml Zat-zat Gizi

Energi (K Cal) 70 65
Protein (g) 0,9 3,4
- Kasein/whey 1 : 1,5 1 : 1,2
- Kasein (mg) 187 -
- Laktamil bumil 161 -
(mg) 167 -
- Laktoferin (mg) 142 -
- Ig A (mg) 7,3 4,8
4,2 3,9
Laktosa (g) 75 41
Lemak (g) 14 43
Vitamin 40 145
- Vit A (mg) 160 82
- Vit B1 (mg) 12-15 64
- Vit B2 (mg) 246 340
- Asam 0,6 2,8
Nikotinmik (mg) 0,1 ,13
- Vit B6 (mg) 0,1 0,6
- Asam 5 1,1
pantotenik 0,04 0,02
- Biotin 0,25 0,07
- Asam folat 1,5 6
- Vit B12 35 130
- Vit C 40 108
- Vit D (mg) 40 14
- Vit Z 100 70
- Vit K (mg) 4 12
15 120
Mineral 57 145
- Kalsium (mg) 15 58
- Klorin (mg) 14 30
- Tembaga (mg)
- Zat besi
(ferrum) (mg)
- Magnesium
(mg)
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)

2.3.4. Manfaat tingkat pengetahun ibu dalam pemberian ASI


Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting
dalam kesuksesan proses menyusui. Menurut istiarti (2007), pengetahuan
seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media
massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster,
kerabat dekat. Penelitian terhadap 220 ibu di Porto Alegre, Brazil
diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian pemberian
ASI eksklusif lebih awal yaitu usia ibu yang masih muda, pengaruh nenek,
pengetahuan tehnik menyusui yang kurang, antenatal care kurang dari 6 kali
dan adanya luka puting susu (Santo et al., 2007). Sedangan, hasil penelitian
Handayani (2007) di Puskesmas Sukawarna menujukkan bahwa pengetahuan
ibu menyusui tentang ASI eksklusif sebagian besar katagori kurang dan ibu
yang bekerja tingkat pengetahuannya lebih baik dari ibu yang tidak bekerja.

2.3.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif


Menurut (Siregar, 2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI Eksklusif adalah : Pengetahuan ibu menurut penelitian Rohani (2007)
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap
pemberian ASI Eksklusif, hal ini menunjukaan akan terjadi peningkatan
pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang
ASI Eksklusif.
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk
mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja
bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja
bayi dapat diberikan ASI perah, ASI perah diminum 2 kali selama 15 menit
tetapi banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI
perah tidak cukup, dan beberapa alasan ibu bekerja memberikan makanan
tambahan kepada bayinya karena tempat kerjanya jauh, tidak ada penitipan
anak (Mardiati, 2006).
Faktor dukungan keluarga dan suami. Dukungan ayah sangat penting
dalam suksesnya menyusui, terutama untuk ASI Eksklusif. Menurut Roesli
(2014), ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis,
mental dan keturunan maka tugas Ayah ASI di sini membuat ibu menyusui
lebih baik psikisnya, perasaan dan mentalnya.
Faktor sosial budaya, misalnya ibu bekerja atau kesibukan sosial yang
lain, meniru orang lain memberikan susu botol pada bayinya dan merasa
ketinggalan jaman jika menyusui bayinya (Roesli, 2014)
Faktor psikologis, psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan
menyusui, ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI
maka produksi ASI nya berkurang, misalnyaibu yang selalu gelisah, kurang
percaya diri, merasa tertekan, dan berbagai bentuk ketegangan emosional,
mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya karena kurang dukungan suami,
ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis, mental
(Prasetyono, 2009).
Faktor petugas kesehatan, kurangnya petugas kesehatan, sehingga
masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan
untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan
meningkatkan pemberian susu botol. Untuk menunjang keberhasilan laktasi,
bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir (Roesli, 2014).
Faktor promosi susu formula, peningkatan sarana komunikasi dan
transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan
tumbuhnya keengganan untuk menyusui baik di desa dan perkotaan hingga ke
tempat pelayanan kesehatan (Roesli, 2014).
Faktor umur ibu dan suami yaitu usia ibu dan suami yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja (Arini, 2012). Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman
untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui yaitu 20-35 tahun. Umur yang
sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif,
sementara umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang
secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan,
serta pemberian ASI (BKKBN, 2011).
Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif :
1.Umur
2.Pengetahuan ibu
3.Pengetahuan suami atau bapak
4.Pekerjaan
5.Faktor dukungan keluarga dan suami
6.Faktor psikologis
7.Faktor sosial budaya
8.Faktor petugas kesehatan
9.Faktor susu formula
2.4. kerangka teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Kerangka KonsepVariabel independent

Tingkat Pengetahuan
1. Pendidikan Pemberian Asi
2. Umur Eksklusif
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan

3. 2 Hipotesa
Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian
ASI eksklusif
3. 3 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat dan Hasil Ukur Skala
Cara Ukur
Pengetahuan Hasil tahu atau Kuesioner Jawaban Ordinal
ibu tentang pemahaman ibu Benar :1
pemberian tentang pemberian Salah : 0
ASI ekslusif ASI eksklusif pada Pernyataan
pada bayi bayi umur 0-6 bulan :
umur 0-6 meliputi : Baik :
bulan. - Pengertian ASI 76-100 %
eksklusiff Cukup baik
- Manfaat 56-76%
pemberian ASI Kurang
pada bayi baik:
- Manfaat 40-55%
pemberian ASI Tidak baik
bagi ibu. :
<40%
3. 4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Kec. Pakuhaji.

3. 5 Waktu Penelitian
Waktu diadakannya penelitian Selasa, 04 september 2018.

3. 6 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deklaratif yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian
yang terjadi berdasarkan tempat, waktu, umur.

3. 7 Instrumen Penelitian
Instrumemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

3. 8 Populasi dan Sampel


3.8.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi di
Puskesmas kec. Pakuhaji.

3.8.2 Sampel
Dari populasi penelitian kami ambil sampel 30 orang responden
3.8.3. Inklusi.
- Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.
- Ibu yang mampu membaca.

Вам также может понравиться