Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
(5.15.06.15.0.033)
TAHUN 2018
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata
merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika
ini juga dapat terliat dari jumlah alokasi waktu jam pelajarannya yang lebih
adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, dalam hal ini dapat diartikan
bahwa objek matematika tidak mudah diamati dan dipahami dengan panca indera.
Dengan demikian, tidak mengherankan jika matematika tidak mudah dipahami
oleh sebagian siswa, khususnya siswa tingkat sekolah dasar (MI/SD). Hal ini
dikarenakan siswa usia MI/SD umumnya masih berada pada tingkat operasional
diajarknnya. Namun, kenyataannya hingga saat ini masih ada guru yang
memperhatikan bahwa jalan pikiran siswa berbeda dengan jalan pikiran orang
dewasa dalam memahami konsep matematika yang abstrak. Selain itu, cara guru
dan tidak menggunakan alat peraga dengan sejumlah alasannya. Keadaan seperti
ini diindikasikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
Salah satu alternatif alat peraga yang dapat digunakan dalam pengajaran
adalah suatu inovasi baru sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.
dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa pada pokok bahasan KPK dan
FPB, alat peraga Dakota juga diharapkan mampu melestarikan salah satu
pada pokok bahasan KPK dan FPB serta membuat proses pembelajaran menjadi
pemahaman konsep yang benar, efektif dan tepat menggunakan alat peraga dakon
sebagai semua benda (dapat berupa manusia, objek atau benda mati). Oleh
karena itu, istilah media perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dibahas lebih
Kata media sendiri berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara”, atau “penyalur.
Dalam Bahasa Arab, media disebut „wasail’, bentuk jama’ dari „wasilah’
yakni sinonim al-wasth yang artinya „tengah‟. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti
berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau
mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah ia bisa juga
belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
keterampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan
dimaksud dengan alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala
Estiningsih dan Iswadji yang dikutip oleh Pujiati mengungkapkan bahwa alat
ciri konsep yang dipelajari serta dapat pula diartikan sebagai suatu perangkat
benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja
konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Fungsi utama alat peraga adalah
untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti
Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga maka anak mempunyai
termotivasi dalam belajar, apalagi bila alat peraga yang digunakan dalam
adalah dakon. Dakon atau yang lebih familiar dengan sebutan congklak adalah
Permainan dakon atau congklak dipercayai berasal dari Arab atau Afrika,
Jordan, Timur Tengah. Hal ini berdasarkan dari penemuan arkeologi yang
menemukan sebuah benda kuno berupa kepingan batu kapur yang berbentuk
seperti papan yang mirip dengan papan congklak seperti sekarang, bukti ini
menyerupai papan congklak. Sedangkan biji congklak bisa diganti dengan biji
memiliki tata cara atau aturan dalam bermainnya. Berikut tata cara dan aturan
Setiap sawah diisi dengan 7 biji dhakon (bisa kerikil, biji sawo atau biji buah
meletakkannya satu persatu biji dhakon ke setiap sawah yang dilewatinya dan
Aturan jalan: jika biji di tangan sudah habis dan di sawah terakhir masih
terdapat biji, maka pemain tetap melanjutkan. Semua biji di sawah terakhir itu
diambil dan dibagikan satu persatu kembali. Jika biji terakhir jatuh pada sawah
yang kosong di sawah lawan, maka pemain harus berhenti dan giliran pemain
lawan yang berjalan. Namun, jika biji terakhir jatuh pada sawahnya sendiri,
dan sawah di depannya berisi biji, maka biji itu berhak dimasukkan ke dalam
lumbungnya.
Permainan dilanjutkan hingga semua biji habis tersimpan di lumbungnya
masing-masing. Permainan berhenti karena tidak ada lagi biji yang bisa
diambil dari sawah. Pemenang ditentukan dengan menghitung jumlah biji yang
Dakon yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan dakon pada
Terbesar (FPB)
x A atau A = A X 1.
bilngan secara berurutan. Sehingga bilangan kelipatan A adalah {A, 2A, 3A,
4A, ...}. A bilangan ke-1, 2A bilangan ke-2, 3A bilangan ke-3, 4A bilangan ke-
kelipatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika A dan B merupakan dua
himpunan kelipatan dari dua bilangan yang berbeda, maka irisan anatara A dan
B, merupakan himpunan kelipatan persekutuan dari A dan B. Contohnya:
himpunan kelipatan A (2) = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20,....}, dan
himpunan B (4) = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, .....}, maka himpunan
kelipatan persekutuan atau irisan dari himpunan kelipatan A dan B = {4, 8, 12,
beberapa kotak, dengan syarat setiap kotak berisi kelereng dengan jumlah yang
Jika tersedia 1 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 10 buah.
Jika tersedia 2 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 5 buah.
Jika tersedia 5 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 2 buah.
Jika tersedia 10 kotak, maka kelereng yang dapat disimpan ada 1 buah.
Maka himpunan faktor persekutuan dari A dan B adalah irisan dari himpunan
terbesar (FPB), maka 6 disebut FPB dari 18 dan 24. Sehingga dapat dikatakan
apabila A dan B adalah himpunan faktor-faktor dua buah bilangan, maka FPB
Metode Kajian
pemahaman siswa terhadap materi FPB dan KPK. Kelompok sasaran ini adalah
materi FPB dan KPK. Alat peraga ini dapat merangsang semangat belajar siswa,
Memunculkan rasa ingin tahu siswa, mandiri dan bertanggung jawab. Selain itu
dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya belajar secara abstrak. Alat peraga
ini dibuat untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep FPB dan KPK.
Paparan Data
1. Observasi
masih kurang terutama media pembelajaran matematika. Dalam hal ini penulis
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan hari Senin, Rabu dan Sabtu. Setelah
kurang. Untuk itu penulis berencana akan membuat dan menggunakan alat
Gambar 1.1
Proses Pembuatan Dakon Matematika
Gambar 1.2
Penerapan Alat peraga dengan bimbingan penulis
Gambar 1.3
Penerapan alat peraga tanpa bimbingan penulis
Data siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan alat peraga
Pembahasan Hasil
Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota)” tersebut banyak siswa yang aktif dalam
program kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan pembelajaran
bisa menyenangkan, membuat siswa tidak jenuh dalam kegiatan belajar mengajar
karena adanya alat peraga tersebut, merasa penasaran, dan ingin mengetahui lebih
jauh tentang alat peraga yang dia peragakan. Pada akhirnya program tersebut
dapat mendukung kemampuan matematika siswa terhadap materi FPB dan KPK
serta dapat dijadikan salah satu alat peraga dalam pembelajaran matematika FPB
kemampuan pemahaman pada siswa terhadap materi FPB dan KPK pada kelas 5
SDN Begaganlimo. Berikut hasil tes yang dilakukan untuk mengetahui
No Nama Nilai
1 MAYANG SARI 80
2 ANJASMORO PUTRA .R 85
3 KHAIRINA MUTIARA 85
4 LUKI AJI PANGESTU 85
5 MARDIA ANISSATUZ SAADAH 95
6 MOHAMMAD FAQRI MAULANA 80
7 MUCH YACHYA NUR HIDAYATULLAH 85
8 NADYA GITA FAHRIZA 80
9 NURUL AYU MUD MAIDA 85
10 RIKO DIMAS EKO SAPUTRA 90
11 RISMA AMANDA SEPTIA RAHMADHANI 85
12 DISYA FEBBI ARDIANICCA 80
13 IMANUEL BERNAD SATRIA .N 75
14 MOCHAMAD AFIFATUR AFRIZAL 75
1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan
alat peraga, sehingga membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar
satunya dengan alat peraga dakon matematika yang akan menumbuhkan minat
belajar dan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi FPB dan KPK
meningkat.
2. Refleksi
belajar, tidak harus mahal tetap dengan kreativitas kita bias menciptakan
apapun menjadi media pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan membuat alat
perga berupa dakon matematika yang telah dibuat oleh penulis untuk siswa
kelas 5 SDN Begaganlimo, dengan adanya alat peraga ini akan mendukung
Daftar Rujukan