Вы находитесь на странице: 1из 12

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.

1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

ISU-ISU KRITIS LINGKUNGAN


DAN PERSPEKTIF GLOBAL

Vania Zulfa1, Milson Max1, Iskar Hukum1, Irfan Ilyas1

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta,


Komplek Universitas Negeri Jakarta Gedung M. Hatta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur,
Indonesia 13220

Email: vaniazulfa@gmail.com

Abstract

Students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences as part of today's society as well as
part of the next generation are expected to have an in-depth understanding of environmental and
ecopedagogic environmental issues because they have a supportive background to form good
environmental management. With an understanding of the critical issues on the environment and the
concept of ecopedagogy it is expected to open the student's perspective on how to utilize natural
resources wisely so as not to cause sustained damage. The purpose of this research is to identify the
relation of understanding of environmental critical issues and ecopedagogic concept with global
perspective on UNJ MIPA faculty students. This research was conducted in December 2016-January
2017 at State University of Jakarta. The method used is quantitative through correlational studies.
Sampling was done by simple random sampling as many as 30 students of MIPA UNJ faculty.
Having tested the prerequisite, the research data is normally distributed and homogeneous. The
multiple regression model is Ŷ = 74,650 -0,079X1 + 0,048X2. The correlation coefficient x1 with y is
-0.177 whereas the correlation coefficient x2 with y is 0.115 with the coefficient of determination
0,013. So understanding the concept of ecopedagogic gives 1.3% contribution to global perspective.
The result of this research is a negative relationship between understanding environmental critical
issues with global perspective and there is a positive relationship between understanding the concept
of ecopedagogic with global perspective. Therefore, by enhancing the understanding of the concept
of ecopedagogic can improve the global perspective so that the environment will be maintained both
for the present and for the future

Key words: Critical environmental issues, ecopedagogik, global perspective

29
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

PENDAHULUAN kelesatarian lingkungan. Pemahaman


mengenai isu-isu kritis lingkungan
Isu-isu lingkungan yang marak
dapat menjadi salah satu upaya untuk
diperbincangkan khususnya pada abad
mengubah perilaku mahasiswa sehingga
21 ini menjadi topik yang sangat
terbentuk mahasiswa yang memiliki
menyorot perhatian. Dibutuhkan
sikap peduli lingkungan
manusia-manusia yang memiliki rasa
untukmemperbaiki kondisi lingkungan
tanggung jawab dan rasa saling
kelak. Pengetahuan, keterampilan dan
membutuhkan terhadap lingkungan
kesadaran mahasiswa tentang nilai-nilai
untuk mengatasi permasalahan
lingkungan dan isu permasalahan
lingkungan yang cukup kompleks ini.
lingkungan pada akhirnya dapat
Pengelolaan yang bijaksana juga dapat
menggerakkan mahasiswa untuk
menjadi salah satu jalan keluar untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian
meminimalisir kerusakan lingkungan.
dan keselamatan lingkungan. Maka
Pengelolaan lingkungan secara
pendidikan lingkungan merupakan
bijaksana menuntut adanya pengetahuan
tumpuan bagi pengelolaan sumber daya
yang cukup tentang lingkungan dan
sebagai sumber bagi kehidupan
akibat yang dapat timbul karena
sekarang dan di masa yang akan datang.
gangguan manusia. Oleh karena itu,
Sebagai mahasiswa yang diduga
konsep pemahaman isu-isi kritis
memiliki sikap positif terhadap
lingkungan harus dipahami secara
lingkungan, mahasiswa fakultas MIPA
mendalam. Pendidikan lingkungan
diharapkan memiliki pemahaman isu-
sebagai mata kuliah yang dapat diambil
isu kritis lingkungan yang tinggi
oleh mahasiwa fakultas MIPA
terhadap perspektif global. Seseorang
diharapkan dapat mengambil peran
yang memiliki pemahaman mendalam
penting untuk membentuk karakter
mengenai isu-isu kritis lingkungan
mahasiswa khususnya fakultas MIPA
artinya orang tersebut telah memiliki
untuk mengelola lingkungan dengan
cara pandang yang global dan
bijaksana.
diharapkan dapat membawa dampak
Mahasiswa Fakultas MIPA
positif untuk lingkungan. Oleh karena
dipandang sebagai mahasiswa yang
itu sangat dibutuhkan penelitian yang
dekat dengan istilah-istilah lingkungan,
berkaitan dengan hubungan pemahaman
memiliki peran penting dalam menjaga
isu-isu kritis lingkungan dengan

30
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

perspektif global untuk mengidentifikasi Dampak lainnya tidak hanya


hubungan antar keduanya. menimbulkan ancaman terhadap
Di Indonesia, topik masalah kelestarian sumber daya alam, akan
lingkungan hidup mulai tetapi juga menimbulkan proses berantai
diperbincangkan sejak yang akan membuat kerusakan pada
diselenggarakannya Seminar lingkungan hidup.
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Untuk memelihara kelestarian
Pembangunan Nasional oleh Universitas lingkungan ini setiap pengelolaan harus
Pajajaran Bandung pada tanggal 15-18 dilakukan secara bijaksana. Pengelolaan
Mei 1972 (Aziz, 2011). Faktor yang bijaksana menuntut adanya
terpenting dalam permasalahan pengetahuan yang cukup tentang isu-isu
lingkungan adalah besarnya populasi lingkungan yang ada dan akibat yang
manusia (laju pertumbuhan penduduk). dapat timbul karena gangguan manusia
Pertumbuhan penduduk yang pesat (Zoer’aini, 2012). Pengelolaan yang
menimbulkan tantangan yang dicoba bijaksana juga menuntut kesadaran akan
diatasi dengan pembangunan dan tanggung jawab manusia terhadap
industrialisasi. Namun industrialisasi di kelangsungan generasi mendatang
samping mempercepat persediaan (Soedjiran, M.A., & Aprilani, 1984).
segala kebutuhan hidup manusia juga Peningkatan kesadaran manusia
memberi dampak negatif terhadap akan lingkungan bertujuan untuk
manusia akibat terjadinya pencemaran meningkatkan pengetahuan,
lingkungan. keterampilan dan kesadaran mayarakat
Kondisi lingkungan secara tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
perlahan-lahan telah tercemar. permasalahan lingkungan yang pada
Dampaknya berupa kerusakan atau akhirnya dapat menggerakkan
kehancuran sumber-sumber genetika masyarakat untuk berperan aktif dalam
tanaman, dan sumber-sumber organisme upaya pelestarian dan keselamatan
hidup yang bahkan diantaranya lingkungan untuk kepentingan generasi
mungkin merupakan suatu kebutuhan sekarang dan yang akan datang.
penting bagi manusiayang jika secara Mahasiswa Fakultas Matematika
terus menerus memburuk dapat dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
memperburuk kesejahteraan hidup Universitas Negeri Jakarta merupakan
manusia dan juga mahluk hidup lainnya. salah satu miniatur masyarakat yang

31
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

diharapkan memiliki peran penting agar kelak tetap dapat dinikmati oleh
untuk mengelola lingkungan di masa generasi berikutnya.
yang akan datang. Mahasiswa Fakultas Sedangkan perspektif merupakan
MIPA sebagai bagian dari masyarakat cara pandang atau cara berpikir
sekarang dan juga merupakan bagian seseorang tentang suatu
dari generasi yang akan datang obyek. Perspektif global adalah suatu
diharapkan memiliki pemahaman cara pandang dan cara berpikir terhadap
mendalam mengenai isu-isu kritis suatu masalah, kejadian atau kegiatan
lingkungan karena memiliki latar dari sudut kepentingan global, yaitu dari
belakang yang mendukung untuk sisi kepentingan dunia atau internasional.
membentuk pengelolaan lingkungan Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita
yang baik. Dengan pemahaman juga diarahkan untuk kepentingan
mengenai isu-isu kritis lingkungan global. Dengan kata lain, perspektif
diharapkan dapat membuka cakrawala global adalah suatu pandangan yang
pandang mahasiswa tentang bagaimana timbul akibat suatu kesadaran bahwa
memanfaatkan sumber daya alam hidup ini adalah untuk kepentingan
dengan bijaksana sehingga tidak global yang lebih luas(Wihardit, 1999).
menimbulkan kerusakan yang Hanvey (An Attainable Global
berkelanjutan(Soedjiran, M.A., & Perspective, 2011) dalam bukunya yang
Aprilani, 1984). sangat terkenal “An Attainable Global
Penanaman pemahaman isu-isu Perspective” menyebutkan 5 dimensi
kritis lingkungan di tingkat universitas dari perspektif global sebagai berikut:
umumnya diterapkan melalui mata 1. Perspective consciousness
kuliah pendidikan lingkungan hidup. Kesadaran dan penghargaan
Pemahaman mengenai isu-isu kritis terhadap adanya berbagai macam
lingkungan memiliki satu tujuan yaitu pendapat yang berbeda-beda di
agar mahasiswa memiliki pandangan dunia ini.
yang bersifat menyeluruh dalam melihat 2. State of planet awareness
permasalahan lingkungan yang ada Adanya pengertian yang mendalam
sehingga diharapkan dapat membantu terhadap isu-isu dan peristiwa-
menumbuhkan rasa peduli terhadap peristiwa global.
lingkungan dan rasa tanggung jawab atas 3. Cross-cultural awareness
lingkungan yang mereka tinggali saat ini

32
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

Adanya kesepakatan yang bisa 2. Menambah dan memperluas


diterima secara umum dalam pengetahuan kita tentang dunia,
membuat karakteristik budaya- sehingga dapat megikuti
budaya yang ada di dunia ini, yaitu perkembangan dunia dalam
bahwa sekalipun ada perbedaan- berbagai aspek terutama
perbedaan dalam budaya, namun perkembangan iptek.
ada banyak kesamaan yang dimiliki. 3. Mengkondisikan para mahasiswa
4. Systemic awareness untuk berpikir integral bukan
Mengetahui akan sistem-sistem general, sehingga suatu gejala
yang ada di alam, sehingga mulai atau masalah dapat ditanggulangi
mengenal kompleksnya sistem dari berbagai aspek.
internasional, di mana aktor-aktor 4. Melatih kepekaan dan kepedulian
negara dan aktor-aktor non-negara mahasiswa terhadap perkembangan
saling mempengaruhi dalam dunia dengan segala aspeknya.
berbagai macam isu yang terjadi di Tujuan diberikannya perspektif global
kawasan-kawasan yang ada di dunia menurut Marryfield, 1977 adalah :
ini. 1. Mendorong mahasiswa untuk
5. Options for participation mempelajari lebih banyak tentang
Mengetahui strategi-strategi yang materi dan masalah yang berkaitan
tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan masalah global.
dengan baik dalam menghadapi isu- 2. Mendorong para guru untuk
isu yang terjadi di tingkat lokal, mempelajari masalah yang berkaitan
nasional hingga internasional. dengan masalah lintas budaya.
Dengan mempelajari 3. Mengembangkan dan memahami
perspektif global maka diharapkan makna perspektif global baik dalam
akan: kehidupan sehari-hari maupun
1. Meningkatkan wawasan dan pengembangan profesinya.
kesadaranpara pendidik dan peser Berkaitan dengan masalah
ta didik bahwa kita bukan global, Merryfield M. (1997)
hanya penghuni satu mengemukakan pokok-
daerah, tetapi mempunyai pokok masalah global, diantaranya
ketergantungan dengan orang lain penduduk dan keluarga
di belahan bumi yang lain. berencana (population and family

33
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

planning), hak rakyat menentukan tanggapan (menjelaskan,


pemerintahan sendiri (self- menganalisis dan mengkritisi)
determination),pembangunan (develo mencerminkan sesuatu pemahaman
pment), hak asasi manusia (human pesan tertulis yang termuat dalam
right), emigrasi, imigrasi dan satu komunikasi. Kemampuan dalam
pengungsian (emigration, immigratio memahami suatu objek umumnya
n and refugees), kepemilikan bersama mendapat penekanan dalam proses
secara global (the global commnos), belajar mengajar. Oleh sebab itu
lingkungan hidup dan sumber daya siswa dituntut memahami atau
alam (environment and natural mengerti apa yang diajarkan,
resources), persebaran kemakmuran, mengetahui apa yang sedang
teknologi informasi, sumber daya dikomunikasikan dan dapat
alam, kelaparan dan bahan pangan, memanfaatkan isinya tanpa keharusan
perdamaian dan keamanan, prasangka menghubungkan dengan hal-hal yang
dan diskriminasi. lain.
Sedangkan pemahaman Saat ini masalah lingkungan
terhadap isu-isu kritis lingkungan cukup sering diperbincangkan.
yang dimaksud adalah penilaian atau Sebagaimana telah diketahui bahwa
pendapat seseorang dalam menaggapi lapisan ozon kini semakin menipis.
masalah kritis lingkungan sehingga Dengan terus menipisnya lapisan
mereka dapat merespon dengan ozon, sangat dikhawatirkan bila
indikator: 1) menjelaskan, 2) lapisan ini tidak ada atau menghilang
menganalisis, dan 3) mengkritisi sama sekali dari alam semesta ini.
masalah tersebut. (Kahn, 2010). Tanpa lapisan ozon sangat banyak
Menurut Bloom(1971)“Here akibat negatif yang akan menimpa
we are using the tern makhluk hidup di muka bumi ini
“comprehension“ to include those (Effendi, 2001).
objectives, behaviors, or responses Masalah global lainnya yang
which represent an understanding of kini menjadi isu kritis lingkungan
the literal message contained in a diantaranya pertumbuhan penduduk
communication.“ Artinya: Disini dunia yang amat pesat
menggunakan pengertian pemahaman (Resosoedarmo Soedjiran, 1984).
mencakup tujuan, tingkah laku, atau Pertumbuhan penduduk ini juga akan

34
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

berdampak pada meningkatnya permasalahan lingkungan. Oleh


kebutuhan produksi pangan. Saat ini karena itu sangat penting untuk
Indonesia masih sangat bergantung diketahui hubungan pemahaman isu-
pada sumber energi minyak bumi. isu kritis lingkungan dengan
Penggunaan minyak dari sisi perspektif global.
lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi Berikut ini beberapa manfaat
komposisi udara di atmosfir, berarti dari pemahaman perspektif global
peningkatan gas karbon dioksiida yang mendalam:
(CO2). Gas ini, bersama lima jenis 1. Meningkatkan wawasan dan
gas lain diketahui menjadi penyebab kesadaran bahwa kita bukan
terjadinya efek pemanasan global hanya penghuni satu
(Hermawan, 2017). daerah, tetapi mempunyai
Diperkirakan diantara tahun ketergantungan dengan orang
1990-2100 akan terjadi kenaikan rata- lain di belahan bumi yang lain.
rata suhu global sekitar 1,4 sampai Oleh karena itu sikap kita harus
5,8 derajat celsius. Akibatnya akan mencerminkan “sikap
terjadi kenaikan rata-rata permukaan ketergantungan” tersebut
air laut disebabkan mencairnya (Suwasono, 1994).
gunung-gunung es di kutub. Banyak 2. Menambah dan memperluas
kawasan di dunia akan terendam air pengetahuan kita tentang dunia,
laut. Akan terjadi perubahan iklim sehingga dapat mengikuti
global. Hujan dan banjir akan perkembangan dunia dalam
meningkat. Wabah beberapa penyakit berbagai aspek terutama
akan meningkat pula. Produksi perkembangan iptek.
tumbuhan pangan pun terganggu 3. Mengkondisikan para mahasiswa
Atas dasar pemikiran tersebut untuk berpikir integral bukan
diduga terdapat hubungan positif general, sehingga suatu gejala
antara pemahaman isu-isu kritis atau masalah dapat ditanggulangi
lingkungan dengan perspektif global. dari berbagai aspek.
Dengan kata lain, makin tinggi 4. Melatih kepekaan dan kepedulian
pemahaman isu-isu kritis lingkungan mahasiswa terhadap
makin tinggi perspektifglobal perkembangan dunia dengan
mahasiswa dalam melihat segala aspeknya.

35
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

Sehingga dengan lingkungan dan kuesioner perspektif


meningkatkan pemahaman mengenai global yang dibuat dalam bentuk
isu-isu kritis lingkungan maka google form dan disebarkan secara
perspektif global pun akan online melalui media sosial.
meningkat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODOLOGI Hasil yang diperoleh berupa
Penelitian ini dilakukan di skor perspektif global dan skor
Universitas Negeri Jakarta dengan pemahaman isu-isu kritis lingkungan
menggunakan metode kuantitatif dari 30 responden dengan statistik
melalui studi korelasional. Adapun deskriptif seperti yang terdapat pada
yang menjadi variabel bebas adalah tabel 1 berikut ini:
pemahaman isu-isu kritis lingkungan
(X) dan variabel terikatnya adalah
perspektif global (Y). Tabel 1.
Populasi target dalam Statistik Deskriptif
penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta. Populasi terjangkau dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta Fakultas
MIPA. Fakultas ini dipilih karena
a. Skor Perspektif Global
fakultas ini memiliki latar belakang
Hasil yang diperoleh dari
yang kuat mengenai pemahaman isu-
instrumen perspektif global memilki
isu kritis lingkungandan perspektif
skor terendah 63 dan skor tertinggi 85.
global. Adapun sampelnya diambil
Rata-rata skor perspektif global adalah
dengan cara simple random sampling.
72,40. frekuensi tertinggi terdapat pada
Sampel yang diambil dalam
kelas interval 70-76 yaitu sebanyak 19
penelitian ini sebanyak 30
responden.Interval kelas yang memiliki
mahasiswa.
frekuensi yang paling sedikit adalah 84-
Teknik pengumpulan data
90 yaitu sebanyak 1 responden.
dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner isu-isu kritis

36
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

Adapun distribusi frekuensi skor


perspektif global ditunjukkan pada
gambar 1 berikut ini:

Gambar 2.
Histogram distribusi frekuensi skor
pemahaman isu-isu kritis lingkungan

Gambar 1. Grafik Histogram Distribusi Hasil penelitian yang telah diuji

Frekuensi Skor Perspektif Global prasyarat kemudian diuji dengan analisis


model regresi dan linearitas. Uji ini

b. Skor Pemahaman Isu-isu Kritis dilakukan untuk mengetahui apakah

Lingkungan model regresi signifikan atau tidak dan

Hasil yang diperoleh dari untuk mengetahui apakah data yang

instrumen pemahaman isu-isu kritis diperoleh linier atau tidak.

lingkungan memiliki skor terendah 40


dan skor tertinggi 87. Rata-rata skor Persamaan Regresi (Y terhadap X)
pemahaman isu-isu kritis lingkungan Berdasarkan uji regresi

adalah 60,73. frekuensi tertinggi terdapat didapatkan model regresi perspektif

pada kelas interval 65-69 yaitu sebanyak global terhadap pemahaman isu-isu kritis

35 responden.Interval kelas yang lingkunganlinier pada Ŷ = 75,636 -

memiliki frekuensi yang paling sedikit 0,0558 X. Model regresi pemahaman

adalah 45-49 yaitu 5 responden. isu-isu kritis lingkungan dengan

Distribusi frekuensi skor pemahaman perspektif global ditunjukkan pada tabel

isu-isu kritis lingkungan terdapat pada 3 dan gambar 4 berikut ini:

gambar 2 berikut ini:


Tabel 3.Model regresi Y terhadap X

37
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

Korelasi Perspektif Global terhadap


Isu-isu kritis lingkungan

Adapun korelasi perspektif global


terhadap isu-isu lingkungan terdapat
pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Model korelasi Y terhadap X

Gambar 4.Model regresi Y terhadap X

Berdasarkan hasil uji korelasi X


dan Y didapatkan bahwa korelasi X dan Y
Uji Signifikansi Regresi Y terhadap X bernilai negatif (-0,142) yang artinya kedua
Berdasarkan uji signifikansi variabel mempunyai hubungan terbalik.
didapatkan hasil signifikansi 0,454 lebih Artinya jika nilai variabel X1 tinggi, maka
besar dari alpha 0,05. Oleh karena itu, nilai variabel Y akan menjadi rendah. Hasil
model regresi ini tidak signifikan. uji signifikansi juga menunjukkan bahwa
Artinya tidak dapat digunakan untuk signifikansi (0,454) lebih besar dari nilai
memprediksi variabel Y terhadap X. alpha 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan tidak terdapat hubungan yang
Tabel 4.Tabel ANAVA Uji Signifikansi
signifikan antara pemahaman isu-isu kritis
lingkungan (X) dengan perspektif global
(Y).
Dari hasil penelitian didapatkan
pemahaman isu-isu kritis lingkungan

38
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

memiliki korelasi negatif dengan b. Kurang terbukanya cara pandang,


perspektif global. sehingga cenderung melihat isu-isu
Berdasarkan indikator yang lingkungan hanya sebagian kecil
digunakan untuk mengukur pemahaman lingkungan yang ditinggalinya saja
isu-isu kritis lingkungan ; 1) menafsirkan,
2) memberi contoh, 3) membandingkan Semua hasil uji menunjukan tidak
dan 4) menyimpulkan masalah , skor terdapat hubungan yang signifikan, baik
tertinggi terdapat pada indikator pertama pengujian regresi maupun korelasi. Hal
yaitu menafsirkan. Sebanyak 40% ini dapat terjadi karena sampel yang
responden menjawab benar pada butir diambil terlalu sedikit sehingga
instrumen yang mengukur penafsiran atau menyebabkan hasil uji yang tidak
definisi. signifikan. Dari kedua isntrumen,
Sedangkan untuk indikator instrumen perspektif global memiliki
lainnya, khususnya indikator ke empat skor terntinggi. Hal ini dikarenakan
memiliki skor yang paling rendah. Hanya perspektif global merupakan bentuk
10% responden yang menjawab indikator sifat. Instrumen yang dibuat pun
menyimpulkan masalah dengan benar. memiliki petunjuk pengisian yang
Berdasarkan analisis tersebut dapat pilihan yang sangat mudah dan jelas
disimpulkan bahwa banyak responden untuk diisi.
yang memahami isu-isu lingkungan hanya Perspektif global menjadi
di permukaannya saja. Sedangkan untuk penjaga stabilitas dan pengontrol faktor
memberikan contoh terhadap isu-isu luar yang sangat kuat. Oleh karena itu,
lingkungan, membandinkan dengan isu- peningkatan kerja sama dengan negara
isu lingkungan lainnya, dan lain dalam segala bidang perlu
menyimpulkan masalah lingkungan masih ditingkatkan. Negara harus bersifat
sangat minim. terbuka, karena kerja sama dalam
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai bidang menuntut adanya
beberapa faktor diantaranya: komitmen yang tinggi. Negara harus
a. Kurangnya pemahaman mengenai beradaptasi dengan sistem yang terus
pentingnya memiliki pengetahuan berubah, aktif mengikuti dan
yang luas mengenai isu-isu kritis mengadakan perubahan.
lingkungan

39
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan Vol.5 No.1 Juli 2016
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020 DOI : doi.org/10.21009/jgg.051.03

Resosoedarmo Soedjiran, K. K. (1984).


Pengantar Ekologi. Bandung:
KESIMPULAN
Remadja Karya Offset.
Kesimpulan dalam penelitian ini
Soedjiran, R., M.A., K., & Aprilani, S.
adalah tidak terdapat hubungan yang (1984). Pengantar Ekologi.
signifikan antara pemahaman isu-isu Bandung: Remadja Karya Offse.
Suwasono, K. M. (1994). Prinsip-
kritis lingkungan dengan perspektif Prinsip Dasar Ekologi. Jakarta:
global. Raja Grafindo Persada.

Wihardit, K. (1999). Perspektif Global.


DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Universitas Terbuka.

Aziz, H. A. (2011). Pendidikan Zoer’aini, I. D. (2012). Ekosistem,


Karakter. Jakarta: Al-Mawardi Lingkungan dan Pelestariannya.
Prima. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, B. (1971). Taxonomy of


Educational Objectives,
Handbook I Cognitive Domain.
Michigan: Edward Bros.

Effendi. (2001). Pemanasan Global.


Jakarta: Erlangga.

Hanvey, R. G. (2011). An Attainable


Global Perspective (Volume
XXI, No. 3 ed.). USA: Center for
War/Peace Studies.

Hermawan. (2017, January 05). Upaya


pencegahan dampak global
warming. pp.
http://hermawankembar.blogspot.
co.id/p/karya-ilmiah-upaya-
pencegahan-dampak.html.

Kahn, R. (2010). Critical pedagogy,


ecoliteracy & planetary crisis:
The Ecopedagogy Movement.
New York.

Merryfield M.M, J. E. (1997). Preparing


Teacher to Teach Global
Perspectives. A Handbook For
Teacher Educator. California:
Corwin Press Inc.

40

Вам также может понравиться