Вы находитесь на странице: 1из 9

27.

Daun Ungu

Nama latin : Graptophyllum pictum


Nama Lain : Pudin, temen, handeleum, kadi-kadi, dongo-dongo
Deskripsi : Tanaman perdu, tinggi sekitar 2 m. Daun tunggal
berhadapan, bentuk bulat telur, tepi rata. Pertulangan daun
menyirip, permukaan atas mengkilap, panjang 15—25 cm, lebar 5
—11 cm, warna daun ungu sampai ungu tua.
Khasiat : Obat wasir
Kandungan : Saponin, flavonoid, dan tanin
Cara : Untuk obat wasir, 20 gram daun segar direbus dengan 2
gelas air selama 25 menit. Hasil rebusan setelah dingin disaring
dan diminum dua kali sehari, pagi dan sore.

Handeuleum mengandung lendir yang bermanfaat untuk melunakkan kotoran sehingga bisa untuk
mencegah terjadinya sembelit. Selain itu juga mengandung zat tanin, alkaloid, sitosterol glikosida.
Handeuleum (daun ungu) ini juga bersifat mendinginkan.

Daun ungu (graptophyllum pictum) memiliki kandungan kimia, antara lain:


alcohol, pectin, asam fomiat.
Kandungan Nutrisi Daun Ungu

Inilah Beberapa Manfaat Daun Ungu Untuk Kesehatan Tubuh

Daun ungu dipercaya mempunyai banyak manfaat daun ungu untuk kesehatantubuh serta
untuk penyembuh berbagai penyakit.
Daun ungu atau disebut pula daun wungu memiliki nama latin Graptophyllum pictum adalah
tanaman asli papua dan polinesia. Daun ungu sudah dikenal sejak lama di berbagai belahan
dunia termasuk Asia Tenggara, Afrika dan Polinesia sebagai salah satu herbal yang biasa
digunakan untuk mengatasi masalah kewanitaan. Daun ungu adalah tumbuhan semak halus
yang tegak, dan bercabang tumbuh hingga 3,5 meter. Daunnya berlawanan, panjang 10
sampai 20 cm, berwarna keunguan dan kadang ada bercak putih/hijau ditengahnya.

Khasiat daun ungu sebagai anti-hemorrhoid sen diri dibuktikan oleh Prof dr H Sardjono
Oerip Santoso dari Farmakologi FKUI. Sebanyak 9-10 gram daun ungu segar kemudian
direbus dalam 2 gelas air (600 cc) sampai menjadi 1 gelas rebusan dan diminum tiap hari 1
kali. Lima hari kemudian, efek yang ditimbulkan oleh gejala hemorroid seperti nyeri,
pendarahan, dan panas hilang tak berbekas.
Dr JM Sugiarto memberikan bukti, Konsumsi 1 gelas rebusan daun ungu selama dua bulan
berturut-turut ternyata bisa membebaskan penderita dari gangguan wasir.

Mereka menyatakan bahwa kandungan alkaloid dalam daun ungu mempunyai kemampuan
sebagai antiinflamasi dan juga sebagai analgesik pada hewan percobaan. Efek analgesik
tersebut ditunjukkan dengan terjadinya penurunan nilai ambang nyeri setelah pemberian
ekstrak alkaloid pada dosis 1,5, 3, dan 6 mg/kg. Menurut trio peneliti tersebut kemampuan
efek analgesik dan antiinfl amasi fraksi alkaloid dari ekstrak etanol daun ungu ampuh
menurunkan nilai ambang nyeri pada dosis 3 mg/kg bobot tubuh. Itu setara dengan
pemberian aspirin dengan dosis 125 mg/kg bobot tubuh. Hal ini berkat kemampuan alkaloid
daun wungu dalam menghambat pembentukan prostaglandin.
Penelitian yang dilakukan oleh drg Endang Wahyuningtyas MS SpPros dari Jurusan Ilmu
Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi UGM, menyimpulkan daun ungu bermanfaat untuk
sanitasi gigi palsu. Penelitian yang menggunakan 40 sampel gigi tiruan arkrilik dibagi dalam
4 kelompok. Masing-masing kelompok diberikan konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% daun
ungu dan direndam selama 15 menit. Setelah dipakai oleh pasien selama 4 jam, gigi palsu
itu kemudian dibilas dan diperiksa. Hasilnya, daun ungu ampuh mencegah pertumbuhan
bakteri mutan streptococcus, cendawan, dan mencegah pertumbuhan plak. Penelitian
tersebut merekomendasikan bahwa pencegahan terbaik untuk menghambat plak, bakteri,
dan cendawan terjadi pada konsentrasi kandungan daun ungu sebanyak 40%.

Kandungan Nutrisi Daun Ungu

Daun ungu sangat tinggi kandungan alkaloid dan glikosidanya. Selain itu, dau ungu juga
mengandung saponin, tanin, fenolik, flavonoids, triterpenoids, dan steroid. Yuk kita bahas
satu per satu mengenai kandungan nutrisinya.
 Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik
dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari
hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik
biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa
netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan,
dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik
ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh
alkaloid. Salah satu contoh tanaman alkoloid adalah pepaya yang merupakan penghasil
papaine.
Istilah “alkaloid” (berarti “mirip alkali”, karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai
oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk
menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa
(pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga
sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat
beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.

 Glikosida
Glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada beberapa
tumbuhan. Berbagai tumbuhan mengandung zat farmakologis aktif, seperti digitalis dari
kecubung ungu (digitalis). Glikosida dibentuk oleh eliminasi air antara hidroksil anomerik
dari monosakarida siklik dan gugus hidroksil dari senyawa lain. Glikosida tidak mengalami
mutarotasi tanpa adanya katalis asam, sehingga mereka tetap terkunci pada
konfigurasinya. Gugus hidroksil pada karbon anomerik dapat mengalami perubahan
orientasi dari posisinya. Perubahan ini disebut mutarotasi. Obligasi glikosidik sangat umum
dalam jaringan tanaman dan hewan. Banyak glikosida dikenal. Beberapa, seperti ouabain
atau amygdalin sangat beracun. Lainnya, seperti oligosakarida umum dan polisakarida yang
ditemukan dalam sel-sel tubuh. Glikosida banyak digunakan sebagai obat. Glikosida
ditemukan pada kebanyakan jaringan tumbuhan dengan jumlah yang sangat sedikit. Sekain
beada pada sel tumbuhan, glikosida juga terdapat pada sel jamur, bakteri, dan hewan.
Glikosida ini dibentuk dari reaksi biokimia yang membuat senyawa yang lebih polar
daripada air terlarut dalam molekul. Tanaman dengan kandungan glikosida tinggi digunakan
sebagai suatu obat dengan suatu efek terapi karena memiliki efek bioaktif. Ia memiliki efek
terapi pada dosis yang rendah dan memiliki dosis toksik dengan dosis tinggi sehingga dapat
disimpulkan bahwa glikosida ini memiliki indeks terapi yang sempit.
 Saponin
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan
tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang
mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam (Harbrone,1996). Saponin
merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan molekul
besar, dengan kegunaan luas (Burger et.al,1998) Saponin diberi nama demikian karena
sifatnya menyerupai sabun “Sapo” berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan
yang kuat dan menimbulkan busa bila dikocok dengan air. Beberapa saponin bekerja
sebagai antimikroba. Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida
struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam
air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan
hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995).
Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang disebabkan karena kita
mengkocok suatu tanaman ke dalam air. Secara fisika buih ini timbul karena adanya
penurunan tegangan permukaan pada cairan (air). Penurunan tegangan permukaan
disebabkan karena adanya senyawa sabun (bahasa latin = sapo) yang dapat mengkacaukan
iktan hidrogen pada air. Senyawa sabun ini biasanya memiliki dua bagian yang tidak sama
sifat kepolaranya. Dalam tumbuhan tertentu mengandung senyawa sabun yang biasa
disebut saponin. Saponin berbeda struktur dengan senywa sabun yang ada. Saponin
merupakan jenis glikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri daro glikon (Glukosa,
fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa bahan aalam lainya). Saponin umumnya berasa pahit
dan dapat membentuk buih saat dikocok dengan air. Selain itu juga bersifat beracun untuk
beberapa hewan berdarah dingin (Najib, 2009). Saponin merupakan glikosida yang memiliki
aglikon berupa steroid dan triterpen. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27)
dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang
dikenal sebagai saraponin.
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Masing-masing senyawa ini banyak
dihasilkan di dalam tumbuhan (Hartono, 2009). Tumbuhan yang mengandung sponin ini
biasanya memiliki Genus Saponaria dari Keluarga Caryophyllaceae. Senywa saponin juga
ditemui pada famili sapindaceae, curcurbitaceae, dan araliaceae.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu,
dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-
tumbuhan tidak diketahui mungkin sebagai penyimpan karbohidrat atau merupakan weste
product dan metabolism tumbuh-tumbuhan kemungkinan lain adalah sebagai pelindung
terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula empiris yang
mendekati
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (Surface tenstn)
dengan hidrolisis lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan karbohidrat (heksosa,
pentose, dan Saccharic acid) (Kim Nio,1989)

 Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang
berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan
protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti
“pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin
nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit
masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka
senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan
gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang
kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai senyawa ini
berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama,
serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin yang terkandung dalam buah muda
menimbulkan rasa kelat (sepat); perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin
bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.
Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalam air
hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan
rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam
(black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak
pahit.
 Fenolik
Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder tanaman serta komponen penting dalam
kualitas sensoris dan nutrisi buah, sayuran, dan tanaman lainnya (Tomas-Barberan et al.,
2000; Lapornik et al., 2005). Senyawa ini memiliki cincin aromatik yang membawa satu
atau lebih gugus hidroksil dan strukturnya bervariasi mulai dari molekul fenolik sederhana
hingga polimer kompleks dengan massa molekul relatif yang tinggi (Balasundram et al.,
2006).
Fenolik adalah salah satu kelompok fitokimia yang banyak terdapat di alam, memiliki fungsi
fisiologis dan morfologis yang penting bagi tanaman. Sebagai kelompok senyawa bioaktif
terbanyak, fenolik mempunyai beragam peran biologis, diantaranya sebagai fitoalexin (Popa
et al., 2008), antifeedants, penarik untuk serangga penyebuk (pollinator), mempengaruhi
pigmentasi tanaman, sebagai antioksidan dan agensia pelindung terhadap sinar ultra-violet
(Naczk dan Shahidi, 2006).
Senyawa fenolik tidak hanya mencakup molekul-molekul yang memiliki struktur polifenol
(yaitu beberapa gugus hidoksil pada cincin aromatis), tetapi juga molekul dengan satu
cincin fenol, misalnya asam fenolik dan alkohol fenolik. Polifenol terbagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jumlah cincin fenol yang terkandung dan terikat pada cincin ini satu
dengan yang lain. Kelompok utama polifenol meliputi flavonoid, asam fenolik, tanin
(hidrolisis dan kondensasi), stilbena dan lignan (Yoshihara et al., 2010). Saat ini terdapat
lebih dari 8000 jenis polifenol yang secara luas terdistribusi pada bagian daun, biji, batang
kayu, dan bunga (Heim et al., 2002), termasuk di dalamnya 4000 jenis flavonoid yang telah
teridentifikasi dan jumlahnya masih terus bertambah (Harborne et al., 1999). Selanjutnya
flavonoid dikelompokkan menjadi antosianin, flavon, isoflavon, flavanon, flavonol dan
flavanol (Tsao dan Yang, 2003).

 Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar
di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah
diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin,
flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos,
biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna
merah, ungu, dan biru . Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain
misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di
sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun
tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
 Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena
dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena, senyawa ini
tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif
(Harborne,1987).
Menurut Harborne (1987) senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu:
triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung.
Triterpenoid tersebar luas dalam damar, gabus dan kutin tumbuhan. Damar adalah asam
triterpenoid yang sering bersama-sama dengan gom polisakarida dalam damar gom.
Triterpenoid alkohol juga terdapat bebas dan sebagai glikosida.
Triterpenoid asiklik yang penting hanya hidrokarbon skualena yang diisolasi untuk pertama
kali dari minyak hati ikan hiu tetapi juga ditemukan dalam beberapa malam epikutikula dan
minyak nabati (minyak zaitun). Senyawa triterpenoid yang paling dikenal seperti lanosterol
yang terdapat dalam lemak wol, khamir dan beberapa senyawa tumbuhan tinggi.
Triterpenoid tetrasiklik seperti alkohol eufol dari euphorbia sp dan asam elemi dari canarium
commune.
Triterpenoid yang terpenting ialah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini ditemukan dalam
tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji,
bebas dan glikosida. Triterpenoid nonglikosida sering ditemukan sebagai ekskresi dan dalam
kutikula bekerja sebagai pelindung atau menimbulkan ketahanan terhadap air.
Beberapa macam aktivitas fisiologi dari triterpenoid yang merupakan komponen aktif dari
tumbuhan telah digunakan sebagai tumbuhan obat untk penyakit diabetes, gangguan
menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
 Steroid
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi
penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting
dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon :
1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa
yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen.
Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang
terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada
gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari
kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada tanaman,
hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak
sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada
tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena.
Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai.
Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon, nandrolon
dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah efek
samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang
berguna bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor
prostat, kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut, tumbuhnya
jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik dapat
membuat seseorang menjadi agresif.
Berikut Inilah Manfaat Daun Ungu Untuk Kesehatan Tubuh
-Anti-inflamasi
Studi ekstrak etanol menunjukkan kedua efek anti-inflamasi dan analgesik. Flavonoid yang
ditemukan di salah satu fraksi diasumsikan sebagai zat untuk efek antiinflamasi.
-Anti plak gigi
Studi ekstrak terhadap pertumbuhan plak pada gigi tiruan resin akrilik lengkap
menunjukkan penghambatan pertumbuhan plak, dengan hambatan pertumbuhan tertinggi
pada ekstrak 40%.
-Anti-implantasi
Studi tikus albino menunjukkan ekstrak etanol daun ungu menunjukkan aktivitas oksitosik
sebanding dengan oksitosin sedangkan ekstrak air mengurangi kontraksi normal rahim.
Hasil mendukung penggunaan tanaman dalam pengobatan tradisional sebagai penolong
persalinan dan menunjukkan hal itu dapat digunakan di awal kehamilan sebagai alat
kontrasepsi.
-Antidiabetes / hipoglikemik
Studi pada tikus Wistar diabetes diinduksi aloksan menunjukkan ekstrak air daun segar
memiliki efek hipoglikemik sebanding dengan metformin. Studi toksisitas menunjukkan hal
itu dapat dengan aman diberikan secara oral tanpa efek yang tidak diinginkan.
-Renoprotektif atau melindungi ginjal
Studi mengevaluasi efek ekstrak alkohol pada nefrotoksisitas (keracunan pada ginjal)
diinduksi cisplatin pada tikus albino. Hasil penelitian menunjukkan efek pencegahan yang
signifikan dengan penurunan kreatinin dan urea dan sistem pertahanan restorasi
antioksidan normal.
-Mengobati wasir
Tanaman ini memang berkhasiat sebagai obat wasir atau penyakit yang disebabkan oleh
pembengkakan pada bibir anus. Tumpukan atau wasir adalah penyakit yang ditandai
dengan pembuluh darah bengkak atau membesar di dasar usus poros, baik di dalam dan di
luar anus. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan seperti bisul merah kebiruan
atau kehitaman. Wasir dapat disebabkan oleh kurang serat. Hal ini menyebabkan kesulitan
dalam buang air besar atau sembelit sehingga pasien sering strain. Penelitian oleh dosen
Farmakologi FKUI menunjukan sebanyak 9-10 gram tanaman daun wungu segar dan
kemudian direbus dalam 2 gelas air (600 cc) sampai sisa 1 gelas dan minum satu kali setiap
hari. Lima hari kemudian, wasir gejala seperti nyeri, perdarahan, dan panas hilang tanpa
jejak. Mengkonsumsi 1 cangkir rebusan tanaman karikatur selama dua bulan berturut-turut
mampu membebaskan rakyat dari gangguan wasir.

Вам также может понравиться