g KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e
VA DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
qd Jalan H.R. Rasuna Said Blok XS Kavling 4-9 Jakarta 12950
v Telepon: (021) 5201590 (Hunting), Faksimile: (021) 5261814, 5203872
Website: wwrw.yankes kemkes.go.id GERMAS
Yth
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Para Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit
4. Para Kepala Klinik/Balai/Puskesmas/Laboratorium Klinik
di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR HK.02.02/V/ 0361 /2019
TENTANG
KEWAJIBAN MEMILIKI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA.
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (TPS-LB3)
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat
Dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan dan
perlindungan hukum dalam pengelolaan limbah B3 fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Pasal 59;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Minamata
Convention On Mercury, Bagian Penjelasan;
4, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Pasal 3 Ayat 1 dan Pasal
12 Ayat 1
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLKH-
SETJEN/2015 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Pasal 5 dan 7,~Q6
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi
Nasional Pengendalian Dampak Kesehatan Pajanan Merkuri Tahun 2016-2020,
Lampiran Bab |.
maka setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta:
1, Diwajibkan memiliki Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (TPS-LB3);
2. Diwajibkan memiliki izin TPS-LB3 dengan mengurusnya di Instansi Lingkungan
Hidup Kabupaten/Kota dan selalu memperpanjang atau memperbaharui izinnya
dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di samping
itu agar memenuhi persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh fasilitas
pelayanan kesehatan baik bersifat izin maupun non izin yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan sektor terkait ataupun pemerintah daerah;
3. Diwajibkan mentaati Persyaratan Kriteria Disain Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS-LB3) yang mengacu
pada
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya dan Beracun, Pasal 13 s.d Pasal 19.
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLHK-
SETJEN/2018 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Lampiran Ill
4. Kecuali jika fasilitas pelayanan kesehatan tidak mampu melakukan penyimpanan
limbah B3 sendiri, berdasarkan :
a. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 59 ayat 3.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Pasal 29.
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLHK-
SETJEN/2015 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Pasal 9,
maka limbah B3 yang dihasilkan wajib kerjasama dan diserahkan paling lama 2
(dua) hari sejak Limbah B3 dihasilkan kepada pemegang Izin Pengelolaan Limbah
B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang tempat penyimpanan Limbah“36
B3nya digunakan sebagai Depo Pemindahan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota
5. Khusus rumah sakit yang memiliki TPS-LB3 yang berijin (dari Instansi Lingkungan
Hidup Kabupaten/Kota) agar tidak menjadi Depo Pemindahan limbah B3 dari
fasilitas pelayanan kesehatan lain, hal ini untuk menghindarkan terjadinya
+ Gangguan kesehatan penghuni dan lingkungan rumah sakit
+ Gangguan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang utama rumah sakit
sebagai unit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
6. Diwajlbkan tidak melakukan pembelian dan menghentikan penggunaan alkes
yang menggunakan merkur
7. Diwajibkan melakukan pengumpulan alkes yang menggunakan merkuri_ dan
disimpan di wadah yang aman dan terlindungi serta terpisah dari limbah B3 lain
di TPS-LB3 sebelum ada pemberitahuan penarikan oleh instansi yang
berwenang,
Dalam upaya pemantauan dan evaluasi perizinan TPS-LB3 fasilitas pelayanan
kesehatan, diminta perhatian Saudara untuk
a, Memperpanjang atau memperbaharui izin TPS-LB3 fasilitas pelayanan kesehatan
dan perizinan atau persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan
b, Melakukan pemutakhiran data fasilitas pelayanan kesehatan khususnya TPS-LB3
dan status perizinannya pada website www.aspak.net Kementerian Kesehatan
secara rutin dan berkala minimal setiap tiga bulan.
c. Melakukan pemutakhiran status data alkes yang menggunakan merkuri fasilitas
pelayanan kesehatan khususnya TPS-LB3 dan status perizinannya pada website
www.aspak.net Kementerian Kesehatan secara rutin dan berkala minimal setiap
tiga bulan,
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih
BAMBANG WiBOWO