Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding

dengan volume zat pada suhu tetentu (Biasanya 25℃). Sedangkan rapat jenis

adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada suhu

tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25°/25°, 25°/4°, 4°/4°). Untuk bidang

farmasi, biasanya 25°/25° (Anonim, 2006).

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume

yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (Anonim, 1979).

Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam

desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama

kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah

diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau

udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut

cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai

standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan (Ansel H.C, 1989).

Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu

menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, neraca

Mohr Westphal (Sutoyo,1993).

Metode Piknometer. Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa

cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer

dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan


piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu (20℃).

Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu

dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang

30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (Roth, Herman

J, 1994).

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan bobot jenis dan rapat

jenis dengan menggunakan alat piknometer, hydrometer dan mohr – westaphal

balance.

C. Manfaaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah dapat menetapkan bobot jenis dan rapat

jenis dengan menggunakan alat piknometer, hydrometer dan mohr.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang

volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting

untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per

satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu mililiter raksa

berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah 13,6 g/mL. Jika kerapatan

dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan

bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat

terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki

bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya

bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol

adalah 0,81, artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara.

(Ansel, 2006).

Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada

air. Zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air.

Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma

sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka

di belakang koma sudah mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk

senyawa khusus dapat ditemukan dalam United States Pharmacopeia (USP) atau

buku acuan lain. (Ansel, 2006).


Bobot jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui

bobot dan volumenya, melalui persamaan berikut (Ansel, 2006).

Dalam persamaan ini, penting untuk menggunakan satuan bobot yang

sama untuk pembilang dan penyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan

hilang dan hasilnya akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari

bahwa karena 1 mL air dianggap berbobot 1 g, maka “bobot sejumlah volume air

yang setara” pada penyebut adalah angka numerik yang sama dalam mililiter dan

gram. Dengan demikian, jika 25 ml suatu zat berbobot 30 g, maka “volume air

yang setara” (25 mL) berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat dihitung sebagai

(Ansel, 2006) Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, bobot volumenya atau

volume bobotnya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

diatas. Misalnya, jika suatu zat mempunyai bobot jenis 0,80, maka bobot dari 200

mL dapat dihitung sebagai 280, Jika suatu zat memiliki bobot jenis 1,20, volume

100 g dapat dihitung sebagai 120 (Ansel, 2006).

Karena air merupakan zat baku dalam perhitungan bobot jenis dan 1 mL

air dianggap berbobot 1 g, persamaan berikut ini dapat digunakan untuk

menghitung volume dan bobot (Ansel, 2006).

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur

tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan

sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan

demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (Martin,1993).

Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan

bobot molekul suatukomponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat


karakteristik “pemadatan” (“PackingCharacteristic”). Dalam sistem matriks

kerapatan diukur dengan gram/milimeter (untuk cairan) atau gram/cm2 (Martin,

1993).

Kerapatan dan berat jenis Ahli farmasi sering kali mempergunakan

besaran pengukuran ini apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume.

Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume.

Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan

tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik

(gram/cm3) (Martin, 1993).

Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa

dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang

cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat

terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan padatemperatur yang sama,

jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya,

sangat lemah, akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif

(Martin,1993).

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai

perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama

pada suhu 4℃ atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan

dalam pembacaan berat jenis: 25℃/25℃, 25℃/4℃, dan 4℃/4℃.

Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara di mana zat

ditimbang, angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai.
Buku-buku farmasi resmi menggunakan patokan 25℃/25℃ untuk menyatakan

berat jenis (Martin, 1993).

Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe

piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan

perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika dan farmasi. Rapatan

diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan volumenya. (Martin,

1993).

Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang

diselidiki disebut sifatekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat

ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Rapatan

yang merupakan perbandingan antara massa dan volume, adalah sifat intensif.

Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah

karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti. (Petrucci, 1985).

Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis

yaitu (Lachman, 1994) :

1. Bobot jenis sejati

Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka

dan tertutup.

2. Bobot jenis nyata

Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka,

tetapi termasuk pori yang tertutup.

3. Bobot jenis efektif


Massa parikel dibagi volume partikel termasuk pori yang tebuka dan

tertutup. Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias).

Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat

digunakan untuk pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa

aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi. (Lachman, 1994).

Metode penentuan untuk zat cairan (Ansel, 2006):

 Metode Piknometer.

Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan

penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah

untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode

piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan

bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi

ruang 30 ml.

 Metode Neraca Hidrostatik.

Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang

dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume

cairan yang terdesak.

 Metode Neraca Mohr-Westphal.

Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang

ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan.

Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah

penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.

 Metode Areometer.
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam,

sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup

yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.

B. Uraian Bahan

1. Asam salisilat

Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM

Nama lain : Asam salisilat

RM/BM : C7H6O3/138, 12

Pemeriaan : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna

putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan dan tajam

Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

(95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam

larutan amonium asetat p, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan

natrium sitrat P

Penyimpanan : Dalam adah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

2. Minyak kelapa

Nama resmi : OLEUM COCOS

Nama lain : Minyak kelapa

RM/BM :-

Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berarna atau kuning pucat, bau khas,

tidak tengik
Kelarutann : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 600,

sangat mudah larut dalam kloroform dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk

Kegunaan : Zat tambahan

3. Tween 80

Nama resmi : POLYSORBATUM 80

Nama lain : Polisorbat 80, Tween 80

RM/BM :-

Pemeriaan : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam

lemak, khas

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam etil

asetat P dan dalam metanol P, sukar larur dalam parafin cair P dan dalam

minyak biji kapas P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

4. Aquadest

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling, Aquadest

RM/BM : H2O/18, 02

Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan : Zat tambahan
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu Piknometer, Gelas ukur

50 ml, Timbangan analitik, Corong kaca dan Pipet volume.

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu As. Salisilat,

Minyak kelapa, Tween 80 dan Aquadest.

B. Cara Kerja

Mengukur rapat jenis menggunakan piknometer

a. Menentukan kerapatan dan bulk

1. Siapkan alat dan bahan

2. Timbang bahan asam salisilat murni sebanyak 10 gram

3. Masukkan bahan asam salisilat yang telah ditimbang tadi ke dalam gelas

ukur 50 ml

4. Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur

5. Catat hasilnya dan lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan

bulk

6. Lakukan hal yang sama dengan sampel lain

b. Menentukan kerapatan mampat

1. Siapkan alat dan bahan

2. Timbang asam salisilat murni sebanyak 10 gram

3. Masukkan bahan asam salisilat yang telah ditimbang tadi ke dalam gelas

ukur 50 ml
4. Kemudian rapatkan dengan cara mengetuk-ngetuk gelas ukur sebanyak

100 kali

5. Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur

6. Catat hasilnya dan lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan

mampat

7. Lakukan hal yang sama dengan sampel lain

c. Menentukan kerapatan sejati

1. Siapkan alat dan bahan

2. Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan

aquadest, setelah dibersihkan dengan aquadest bilas dengan pelarut

alkohol 96%

3. Timbang piknometer kosong, Catat

4. Timbang piknometer yang telah diisi parafin cair, Catat

5. Timbang piknometer yang telah diisi asam salisilat, Catat

6. Masukkan 2/3 parafin cair ke dalam piknometer kemudian add dengan

asam salisilat. Setelah itu, timbang

7. Catat hasilnya dan lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan

sejati

8. Lakukan hal yang sama dengan sampel lain

d. Mengukur bobot jenis menggunakan piknometer

1. Siapkan alat dan bahan

2. Timbang piknometer kosong, Catat


3. Kemudian masukkan minyak kelapa kedalam piknometer, setelah itu,

timbang

4. Lakukan perhitungan bobot jenis

5. Lakukan hal yang sama dengan sampel lain


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Sampel Kerapatan Kerapatan Kerapatan Bobot Jenis

Bulk Mampat Sejati

Minyak 0, 625 gr/ml 0, 769 gr/ml -17,810 gr/ml 0, 79 gr/ml

kelapa

B. Pembahasan

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang

volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting

untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per

satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume.

Pada percobaan kali ini, digunakan sampel minyak kelapa. Untuk mengukur

rapat jenis dan bobot jenis, dapat menggunakan metode piknometer. Dalam

menentukan kerapatan jenis, dapat ditentukan kerapatan bulk, kerapatan mampat,

dan kerapatan sejati. Pertama, pada penentuan kerapatan bulk, timbang asam borat

sebanyak 10 gram kemudian masukkan kedalam gelas ukur 50 ml, ukur volume

zat padat, setelah didapatkan hasilnya, lakukan perhitungan untuk menentukan

kerapatan bulk. Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil 0, 625 gr/ml.

kedua, pada penentuan kerapatan mampat, timbang asam borat sebanyak 10 gram

kemudian masukkan kedalam gelas ukur 50 ml, lakukan dengan cara mengetuk-

ngetuk gelas ukur sebanyak 100 kali, ukur volume zat padat, setelah didapatkan
hasilnya, lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan mampat. Setelah

dilakukan perhitungan, didapatkan hasil 0, 769 gr/ml. ketiga, pada penentuan

kerapatan sejati,timbang piknometer kosong setelah ditimbang dan didapatkan

hasilnya, piknometer tersebut diisi dengan parafin cair dan catat hasilnya.

Dilakukan hal yang sama, timbang piknometer lain dengan diisi dengan asam

borat, kemudian catat hasilnya. Kemudian masukkan 2/3 parafin cair kedalam

piknometer, lalu add dengan asam borat kemudian timbang dan catat hasilnya,

lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan sejati. Setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan hasil -17, 810 gr/ml. selanjutnya untuk menentukan

bobot jenis. Pertama, ditimbang piknometer kososng dan masukkan sampel, yaitu

minyak kelapa dan timbang. Setelah didapatkan hasilnya, maka lakukan

perhitungan untuk menentukan bobot jenis. Setelah dilakukan perhitungan,

didapatkan hasil 0, 79 gr/ml.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdaskan hasil pengamatan dan pembahansan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada sampel mminyak kelapa dalam penentuan kerapatan bulk didapt

hasil yaitu 0, 625 g/ml


2. Pada sampel minyak kelapan dalam penentukan kerapatan mampat

didapat hasil yaitu 0, 769 g/ml

3. Pada smpel minyak kelapa dalam penentuan kerapatn sejati didapat hasil

yaitu -17, 810 g/ml

4. Pada sampel minyak kelaapa dalam penentuann bobot jenis didapat hasil

yaitu 0, 79

B. Saran

Sebaiknya alat yang akan digunakan dalam praktikum tersedia lebih

banyak agar mahasiswa dapat melaksanakan praktikum dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howart C . 1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta :


Universitas Indonesia.
Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI,.
Anief, M . 2003 . Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Yogyakarta :
UGM-Press.
R. Voight . 1994 . Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima .
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Roth, Hermann, J . 1988 . Analisis Farmasi . Yogyakarta : UGM-Press
Parrot, Eugene L. 1968.Pharmaceutical Technology . Penerbit Burgess
Publishing Company Iowa.
Ansel C. Howard.1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Martin, Alfred . 1990 . Farmasi Fisika Edisi I . Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB
Jones, D. 2008. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design.
London: Pharmaceutical Press.
Kurniawan, D. W. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Langley, C. 2008. FASTtrack: Pharmaceutical Compounding and
Dispensing. London: Pharmaceutical Press.
Perrie, Y. 2010. FASTtrack: Pharmaceutics - Drug Delivery and Targeting.
London: Pharmaceutical Press.

LAMPIRAN

A. Perhitungan

1. Kerapatan bulk

Bobot zat = 10 g

Volume bulk = 16 ml

Kerapatan bulk = 0, 625 g/ml


Kerapatan Bulk = Bobot Zat
Bobot Bulk
= 10 g
16 ml
= 0.625 g/ml

2. Kerapatan mampat

Bobot zat = 10 g

Volume mampat = 13 ml

Kerapatan mampat = 0, 769 g/ml

Kerapatan Mampat = Bobot Zat


Bobot Bulk
= 10 g
13 ml
= 0.769 g/ml

3. Kerapatan sejati

a. Timbang pikno kosong = 34.5 g

b. Timbang pikno + tween 80 = 59 g

c. Timbang pikno + as. salisilat = 56.3 g

d. Timbang pikno + as. salisilat + tween 80 = 80.2 g

e. Berat tween 80

= nilai b - a

= 59 g - 34.5 g

= 24.5 g

f. Berat as. salisilat

= nilai c – a

= 56.3 g – 34.5 g
= 21.8 g

g. Berat as. salisilat + tween 80

= nilai d – a

= 80,2 g – 34,5 g

= 47,5 g

h. Berat as. salisilat yang tidak dapat dalam tween 80

= nilai g – e – f

= 45, 7 g – 24,5 g – 21,8 g

= -0,6 g

i. Volume sampel
= h
Bj tween 80
= -0,6 g
0,49 g/ml
= -1,224 ml
Bj. Tween 80
= e
Volume pikno
= 24,5 g
50 ml
= 0,49 g/ml
j. Kerapatan sejati
= Berat sampel (F)
Volume sampel
= 21,8 g
-1,224 ml
= -17,810 g/ml

4. Pengukuran bobot jenis

a. Timbang pikno kosong = 33,1 g

b. Timbang pikno + sampel (minyak kelapa) = 72,6 g


Bobot jenis
= b–a
v. pikno
= 72,6 g – 33,1 g
50 ml
= 0,79 g/ml

Volume pikno = 50 ml

B. Skema kerja

1. Menentukan kerapatan dan bulk

Siapkan alat dan bahan

Timbang bahan asam salisilat murni sebanyak 10 g

Masukkan asam salisilat ke dalam gelas ukur 50 ml

Ukur volume zat padat yang tertera pada gelas ukur

Catat hasilnya dan lakukan perhitungan kerapatan bulk

2. Menentukan kerapatan mampat

Siapkan alat dan bahan

Timbang bahan asam salisilat sebanyak 10 g

Masukkan asam salisilat ke dalam gelas ukur 50 ml


Kemudian rapatkan dengan cara mengetuk-etuk gelas ukur sebanyak

100 kali

Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur

Catat hasilnya dan lakukan perhitungan kerapatan mampat

3. Menentukan kerapatan sejati

Siapkan alat dan bahan

Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan

aquadest

Setelah bersih lalu bilas dengan alkohol 96%

Timbang piknometer kosong, catat

Timbang piknometer yang telah diisi tween 80, catat

Timbang piknometer yang telah diisi asam salisilat, catat


Masukkan 2/3 tween ke dalam piknometer kemudian add dengan

asam salisilat, setelah itu timbang

Catat hasilnya dan lakukan perhitungan kerapatan sejati

4. Mengukur bobot jenis

Siapakan alat dan bahan

Timbang piknometer kosong, catat

Kemudian masukkan minyak kelapa kedalam piknometer setelah itu

timbang

Lakukan perhitungan bobot jenis

Вам также может понравиться

  • Prinsip Dasar Kesmas
    Prinsip Dasar Kesmas
    Документ31 страница
    Prinsip Dasar Kesmas
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Kesmas
    Kesmas
    Документ6 страниц
    Kesmas
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Divisi Tumbuhan
    Divisi Tumbuhan
    Документ15 страниц
    Divisi Tumbuhan
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • 1 Pengenalan Alat
    1 Pengenalan Alat
    Документ24 страницы
    1 Pengenalan Alat
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Laporan Apotek Antang Farmaaa
    Laporan Apotek Antang Farmaaa
    Документ39 страниц
    Laporan Apotek Antang Farmaaa
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Muliiiii
    Muliiiii
    Документ20 страниц
    Muliiiii
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Obat Anti Konvulsi
    Obat Anti Konvulsi
    Документ10 страниц
    Obat Anti Konvulsi
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Pengantar IKM
    Pengantar IKM
    Документ275 страниц
    Pengantar IKM
    nanaradhiyana
    Оценок пока нет
  • Makalah Asam Amino
    Makalah Asam Amino
    Документ14 страниц
    Makalah Asam Amino
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • 01 GDL Normadwiku 938 1 Ktinorm F
    01 GDL Normadwiku 938 1 Ktinorm F
    Документ103 страницы
    01 GDL Normadwiku 938 1 Ktinorm F
    Etty Mbere
    Оценок пока нет
  • 1 Pengenalan Alat
    1 Pengenalan Alat
    Документ24 страницы
    1 Pengenalan Alat
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Makalah k3
    Makalah k3
    Документ13 страниц
    Makalah k3
    bimagutem
    Оценок пока нет
  • Keselamatan Dan Produktifitas Kerja Di Industri Kesehatan
    Keselamatan Dan Produktifitas Kerja Di Industri Kesehatan
    Документ9 страниц
    Keselamatan Dan Produktifitas Kerja Di Industri Kesehatan
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Muliiiii
    Muliiiii
    Документ20 страниц
    Muliiiii
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Lampiran CPNS 16
    Lampiran CPNS 16
    Документ13 страниц
    Lampiran CPNS 16
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Lampiran CPNS 05
    Lampiran CPNS 05
    Документ9 страниц
    Lampiran CPNS 05
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Kemasan Paracetamol
    Kemasan Paracetamol
    Документ10 страниц
    Kemasan Paracetamol
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • ANTIINFLAMASI
    ANTIINFLAMASI
    Документ28 страниц
    ANTIINFLAMASI
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Stabo
    Stabo
    Документ24 страницы
    Stabo
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Nairacetamol Sirup Nairacetamol Syrup: Brosur
    Nairacetamol Sirup Nairacetamol Syrup: Brosur
    Документ3 страницы
    Nairacetamol Sirup Nairacetamol Syrup: Brosur
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • AKAR
    AKAR
    Документ28 страниц
    AKAR
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Laporan Lengap
    Laporan Lengap
    Документ32 страницы
    Laporan Lengap
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • ALIPP
    ALIPP
    Документ10 страниц
    ALIPP
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • EKSPONEN DAN LOGARITMA
    EKSPONEN DAN LOGARITMA
    Документ14 страниц
    EKSPONEN DAN LOGARITMA
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • 1 Pengenalan Alat
    1 Pengenalan Alat
    Документ24 страницы
    1 Pengenalan Alat
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Makalah Spektrofotometri NMR
    Makalah Spektrofotometri NMR
    Документ8 страниц
    Makalah Spektrofotometri NMR
    Rizka Icha
    83% (6)
  • KESETIMBANGAN
    KESETIMBANGAN
    Документ22 страницы
    KESETIMBANGAN
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • 5 Kinetika Reaksi
    5 Kinetika Reaksi
    Документ18 страниц
    5 Kinetika Reaksi
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Emon
    Emon
    Документ6 страниц
    Emon
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Документ21 страница
    Pembahasan
    Kurnia Baso
    Оценок пока нет