Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding
dengan volume zat pada suhu tetentu (Biasanya 25℃). Sedangkan rapat jenis
adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis air pada suhu
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat terhadap air dengan volume
yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (Anonim, 1979).
desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama
kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah
diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau
udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut
cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai
standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan (Ansel H.C, 1989).
Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu
cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer
dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang
30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet (Roth, Herman
J, 1994).
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan bobot jenis dan rapat
balance.
C. Manfaaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat menetapkan bobot jenis dan rapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting
untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per
satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu mililiter raksa
berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah 13,6 g/mL. Jika kerapatan
dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan
bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat
bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya
bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol
adalah 0,81, artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara.
(Ansel, 2006).
Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada
air. Zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air.
Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma
sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka
di belakang koma sudah mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk
senyawa khusus dapat ditemukan dalam United States Pharmacopeia (USP) atau
sama untuk pembilang dan penyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan
hilang dan hasilnya akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari
bahwa karena 1 mL air dianggap berbobot 1 g, maka “bobot sejumlah volume air
yang setara” pada penyebut adalah angka numerik yang sama dalam mililiter dan
gram. Dengan demikian, jika 25 ml suatu zat berbobot 30 g, maka “volume air
yang setara” (25 mL) berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat dihitung sebagai
(Ansel, 2006) Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, bobot volumenya atau
diatas. Misalnya, jika suatu zat mempunyai bobot jenis 0,80, maka bobot dari 200
mL dapat dihitung sebagai 280, Jika suatu zat memiliki bobot jenis 1,20, volume
Karena air merupakan zat baku dalam perhitungan bobot jenis dan 1 mL
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
1993).
besaran pengukuran ini apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume.
Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume.
Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik
dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang
cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat
terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan padatemperatur yang sama,
jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya,
sangat lemah, akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif
(Martin,1993).
perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama
pada suhu 4℃ atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan
ditimbang, angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai.
Buku-buku farmasi resmi menggunakan patokan 25℃/25℃ untuk menyatakan
1993).
Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang
ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Rapatan
yang merupakan perbandingan antara massa dan volume, adalah sifat intensif.
Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah
karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti. (Petrucci, 1985).
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup.
tertutup. Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias).
Metode Piknometer.
penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah
ruang 30 ml.
Metode Areometer.
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam,
yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan.
B. Uraian Bahan
1. Asam salisilat
RM/BM : C7H6O3/138, 12
putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan dan tajam
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam
natrium sitrat P
2. Minyak kelapa
RM/BM :-
Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berarna atau kuning pucat, bau khas,
tidak tengik
Kelarutann : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 600,
tempat sejuk
3. Tween 80
RM/BM :-
lemak, khas
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam etil
asetat P dan dalam metanol P, sukar larur dalam parafin cair P dan dalam
4. Aquadest
RM/BM : H2O/18, 02
mempunyai rasa
METODE KERJA
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu Piknometer, Gelas ukur
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu As. Salisilat,
B. Cara Kerja
3. Masukkan bahan asam salisilat yang telah ditimbang tadi ke dalam gelas
ukur 50 ml
4. Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur
bulk
3. Masukkan bahan asam salisilat yang telah ditimbang tadi ke dalam gelas
ukur 50 ml
4. Kemudian rapatkan dengan cara mengetuk-ngetuk gelas ukur sebanyak
100 kali
5. Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur
mampat
alkohol 96%
sejati
timbang
A. Hasil Pengamatan
kelapa
B. Pembahasan
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting
untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per
Pada percobaan kali ini, digunakan sampel minyak kelapa. Untuk mengukur
rapat jenis dan bobot jenis, dapat menggunakan metode piknometer. Dalam
dan kerapatan sejati. Pertama, pada penentuan kerapatan bulk, timbang asam borat
sebanyak 10 gram kemudian masukkan kedalam gelas ukur 50 ml, ukur volume
kedua, pada penentuan kerapatan mampat, timbang asam borat sebanyak 10 gram
kemudian masukkan kedalam gelas ukur 50 ml, lakukan dengan cara mengetuk-
ngetuk gelas ukur sebanyak 100 kali, ukur volume zat padat, setelah didapatkan
hasilnya, lakukan perhitungan untuk menentukan kerapatan mampat. Setelah
hasilnya, piknometer tersebut diisi dengan parafin cair dan catat hasilnya.
Dilakukan hal yang sama, timbang piknometer lain dengan diisi dengan asam
borat, kemudian catat hasilnya. Kemudian masukkan 2/3 parafin cair kedalam
piknometer, lalu add dengan asam borat kemudian timbang dan catat hasilnya,
bobot jenis. Pertama, ditimbang piknometer kososng dan masukkan sampel, yaitu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Pada smpel minyak kelapa dalam penentuan kerapatn sejati didapat hasil
4. Pada sampel minyak kelaapa dalam penentuann bobot jenis didapat hasil
yaitu 0, 79
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Kerapatan bulk
Bobot zat = 10 g
Volume bulk = 16 ml
2. Kerapatan mampat
Bobot zat = 10 g
Volume mampat = 13 ml
3. Kerapatan sejati
e. Berat tween 80
= nilai b - a
= 59 g - 34.5 g
= 24.5 g
= nilai c – a
= 56.3 g – 34.5 g
= 21.8 g
= nilai d – a
= 80,2 g – 34,5 g
= 47,5 g
= nilai g – e – f
= -0,6 g
i. Volume sampel
= h
Bj tween 80
= -0,6 g
0,49 g/ml
= -1,224 ml
Bj. Tween 80
= e
Volume pikno
= 24,5 g
50 ml
= 0,49 g/ml
j. Kerapatan sejati
= Berat sampel (F)
Volume sampel
= 21,8 g
-1,224 ml
= -17,810 g/ml
Volume pikno = 50 ml
B. Skema kerja
100 kali
Ukur volume zat padat seperti yang tertera pada gelas ukur
aquadest
timbang