Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua tumbuhan berpembuluh (vascular) mempunyai akar, karena

akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman yang biasanya

berkembang dibawah permukaan tanah, tidak berklorofil dan mempunyai bulu

akar uniseluler. Meskipun ada juga akar yang berkembang di luar tanah

bergantung dari fungsi akar tersebut (Savitri, 2008).

Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks

diujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan

dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar tunggang.

Sedangkan pada monokotil, akar primer tidak bertahan lama dalam kehidupan

tanaman dan segera mongering. Kemudian dari dari dekat, pangkal akar

primer tersebut akan tumbuh akar baru yang disebut sebagai akar tambahan

atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif itu disebut juga akar serabut

(Tjitrosoemo, 1983).

Akar digunakan sebagai alat pernapasan yang disebut akar napas. Akar

napas terdapat pada tumbuhan yang ada di hutan bakau, yang bertmbuh tegak

pada pangkal batangnya. Pada akar napas ada banyak celah agar udara dapat

masuk. Tetapi, selain memiliki akar napas, ada juga akar gantung. Akar

gantung tumbuh dari bagian batang di atas tanah ke arah tanah. Fungsi akar
gantung ketika masih menggantung adalah untuk menyerap udara

(Anonim,2013).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bagian-bagian akar, system perakaran, bentuk, sifat, dan tugas

khusus akar, dan akar khusus hasil metamorphosis dari daun, akar dan

batang.

2. Bagaimana jaringan penyusun pada akar dan menentukan tipe berkas

pembuluh pada akar.

C. TUJUAN

1. Untuk menentukan bagian-bagian akar, system perakaran, bentuk, sifat,

dan tugas khusus akar, dan akar khusus hasil metamorphosis dari daun,

akar dan batang.

2. Untuk mengetahui jaringan penyusun pada akar dan menentukan tipe

berkas pembuluh pada akar.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Akar adalah bagian pokok yang nomer tiga di samping batang dan

daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah berkembang menjadi sempurna, akar

biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalma tanah

dengan arah tumbuhan ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air

(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-

daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainya (Tjitrosoepomo, 1985).

c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan

(Tjitrosoepomo, 1985).

d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umunya pertumbuhannya masih kalah

jika dibanding dengan batang (Tjitrosoepomo, 1985).

e. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus

tanah (Tjitrosoepomo, 1985).

Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk :

a. Memperkuat berdirinya tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air

(Tjitrosoepomo, 1985).

c. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tumbuh

tumbuhan yang memerlukan (Tjitrosoepomo, 1985).


d. Kadang-kadang sebagai temapt untuk menimbun makanan

(Tjitrosoepomo, 1985).

Pada akar umumnya dapat dibedakan pada bagian-bagian berikut

a. Leher akar atau pangakal akar (collum), yaitu bagian akar yang

bersambung dengan pangkal batang (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Ujung akar (apex radicis) bagian akar yang paling muda terdiri dari

jaringan-jaringan yang aktif membelah(Tjitrosoepomo, 1985).

c. Batang akar (corpus radicis) bagain akar yang terdapat antara leher akar

dan ujungnya (Tjitrosoepomo, 1985).

d. Cabang-cabang akar (radix leteralis) yaitu bagian-bagian akaar yang tak

langsung bersamabung dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar

pokok, dan masing-masing dapat megadakan percabangan lagi

(Tjitrosoepomo, 1985).

e. Serabut akar (fibrilia radicalis) cabang-cabang akar yang halus dan

berbentuk serabut (Tjitrosoepomo, 1985).

f. Rambut-rambut akar arau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian

akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar

akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut , oleh sebab itu

dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut

akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih

banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap (Tjitrosoepomo, 1985).
g. Tundung akar (calyptra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung

terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang

masih muda dan lemah (Tjitrosoepomo, 1985).

Dari bagian-bagian akar itu perlu dicatat, bahwa rambut-rambut akar

merupakan bagian yang sifatnya sementara, artinya umurnya pendek dan

hanya terletak pada ujung bagian akar saja. Jika akar bertambah panjang

rambut-rambut akar akan yang palin jauh akan mati, tetapi dekat dengan ujung

akar akan diganti dengan yang baru (Tjitrosoepomo, 1985).

Tudung akar sebagai pelindung ujung akar dalam menembus tanah

merupakan bagian atas yang pinggirnya selalu aus dan dari dalam bagian yang

aus diganti pula yang dengan yang baru (Tjitrosoepomo, 1985).

Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu membentuk lembaga di dalam

biji calon akar itu sudah ada dan disebut akar lembaga (radicula). Pada

perkembangan selanjutnya kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi

tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat diperlihatkan perkembangan yang

berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya di bedakan dua macam sistem

perakaran (Tjitrosoepomo, 1985).

a. Sistem akar tunggang, jika lembaga tumbuhan terus menjadi akar pokok

yang bercaban-cabang mejadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang

berasal dari akar lembaga di sebut akar tunggang (radix primaria).

Susunan akar demikian ini bisa terdapat pada tumbuhan biji belah

(Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae)

(Tjitrosoepomo, 1985).
b. Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan

selajutnya mati atau kemudian di susun oleh akar yang kurang lebih

ukuranya pun sama. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar

yang asli dari akar liar bentuknya serabut oleh karena itu dinamakan akar

serabut (radix adventicia) (Tjitrosoepomo, 1985).

Baik pada sistem akar tunggang maupun pada sistem akar serabut

masing-masing akar dapat bercabang-cabang untuk memperluas di bidang

penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang tumbuhan

(Tjitrosoepomo, 1985).

Selanjutnya perlu di ingat bahawa akar tunggang hanya kita jumpai

kalau tumbuhan ditanam dari biji. Walaupun dari golongan belah

(Dicotyledoneae), suatu tumbuhan tak akan mempunya akar tunggang jika

tidak di tanam dari bijim, seperti misalnya berbagai jenis tanaman

budidaya yang diperbanyak dengan cangkokan atau turusan (setek)

(Tjitrosoepomo, 1985).

Melihat percabangan dan bentuknya akar tunggang dapat di

bedakan dalam :

a. Akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang dan jika ada

cabang-cabangnya biasanya terdiri atas akar-akar yang halus atau akar

serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan

dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan makanan lalu

mempunyai bentuk istimewa. Misalnya :


1. Berbentuk sebagai tombak (fusiformis) pangkalnya besar

merunciing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai

percabnagan biasanya menjadi tempat penimbuanan makanan.

Misalnya akar lobak (Raphanus sativus L.) wortel (Daucus carota

bentuk ini dinamakan pula akar tombak atau akar pena

(Tjitrosoepomo, 1985).

2. Berbentuk gangsing (napiformis) pangkal akarnya besar mebulat

akar-akar serabut sebagai cabang hnya pada ujung yang sempit

meruncing seperti terdapat pada bengkuang (Parchyrrhius erosus

Urb.) dan biet (Beta vulgaris L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

3. Berbentuk benang (filiformis) jika akar tunggang kecil panjang

seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang,

misalnya pada kratok (Phaseolus lunastus L.) (Tjitrosoepomo,

1985).

b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini

berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang

banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehinga dapat memberi

kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga memberi kekuatan

yang besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi luas,

sehinga dapat menyerap air dan zat-zat makanan lebih banyak

(Tjitrosoepomo, 1985).

Mengenal akar-akar pada sistem akar serabut dapat di kemukakan hal-

hal seperti berikut :


a. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbnetuk benang, misalnya

pada tanaman padi (Oryza sativa L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambnag mislnya

pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan masing-masing tidak

banyak meperhatikan percabangan misalnya pandan (Pandanus tectorius.)

(Tjitrosoepomo, 1985).

Berhubung dengan cara-cara hidup yang harus di sesuaikan dengan

keadaan-keadaan tertentu pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar

yang mempunyai sifat dan tugas khusus misalnya :

a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-

bagian di dalam tanah menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah.

Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung

dapat keluar sampai 30 m. Selama masih menggantung akar ini hanya

dapat menolong menyerap air dan gas dari udara dan seringkali

mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut

vilamen (misalnya akar anggerik kalajengking), tetapi setelah mencapai

tanah bagian yang masuk ke tanah lalu berkelakuan seperti akar biasa,

menyerap air dan zat makanan dari tanah. Bagian yang ada di atas tanah

seringkali berubah menjadi batang, misalnya pada beringin (ficus

benjamina L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustrium) yaitu akar-akar yang

terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk
menyerap air maupun zat makanan dari inangnya seperti kita dapati pada

pohon benalu (Tjitrosoepomo, 1985).

c. Akar pelekat (radix adligans), akar-aar yang keluar dari buku-buku batang

tumbuhan memanjat dan berguan unntuk menempel pada penunjangnya

saja. Misalnya pada lada (Piper ningrum L.) sirih (Piper betle L.)

(Tjitrosoepomo, 1985).

d. Akar pembelit (cirrhus radicalis) juga memanjat tetapi dengan memeluk

penunjangnya. Misalnya pada panili (Vanila palnifolia Andr.)

(Tjitrosoepomo, 1985).

e. Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh

tegak lurus ke atas hingga muncuk dari permukaan tanah atau tempat

tumbuhnya tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1985).

f. Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke

segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah,

oleh sebab itu akar ini sering di sebut sebagai akar egrang (Tjitrosoepomo,

1985).

g. Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika di katakan bagian

akar yang tumbuh ke atas kemudian membentuk gambaran seperti lutut

yang di bengkokan (Tjitrosoepomo, 1985).

h. Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang di letakan

miring untuk memperoleh berdirinya batang pohon yang tingi besar.

Misalnya pada sukun (Artocarpus communis G Forst.) (Tjitrosoepomo,

1985).
Bagian-Bagian Lain Pada Tubuh Tumbuhan Metamorfosis Akar

Kita ketahui bersama, bagian pokok dari tumbuhan itu hanya ada tiga

pokok saja, yaitu akar, batang dan daun. Sedangtkan bagian-bagian lain dari

itu hanyalah penjelma salah satu di antara ketiga bagian poko itu, boleh jadi

bagian tumbuhan yang kita beri nama tersendiri sesungguhnya hanyalah calon

atau bakal bagian pokok tersebut atau dengan kata lain “In satatu nascendi”

(Tjitrosoepomo, 1985).

Di antara berbagai macam bagain tumbuhan yang sering kita jumpai,

yang tidak jelas berupa batang, akar atau daun ialah :

Kuncup (gemma)

Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon

tunas, jadi terdiriatas caonbeserta calon daun-daunnya. Kuncup lazimnya

dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-sisik, daun penampu.

Jangan sampai menderita kerusakan akibat pengaruh factor-faktor luar, karena

kuncup adalah bagian yang sangat lemah. Jika kuncup mulai berkembang,

biasanya pelindungnya runtuh. Bagi tumbuhan yang berlainan, runtuhnya

pelindung kuncup tadi dapat berlainan pula, ada yang cepat runtuh, ada yang

tinggal lama (Tjitrosoepomo, 1985).

Rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus).

a. Rimpang (Rhizoma)

Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daun yang terdapat

didalam tanah, tumbuh bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari

ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat
merupakan suatu tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan

suatu tumbuhan baru. Rimpang disaping merupakan alat

perkembangbiakan juga merupakan tepat penimbunan zat-zat makanan

cadangan, terdapat a.l tasbih (canna edulis Ker.) dan kerut (maranta

arundinaceae L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

Bahwasanya alat ini adalah penjelmaan batang dan bukan akar,

dapat dilihat dari tanda-tanda berikut:

1. Beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian

2. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik

3. Mempunyai kuncup-kuncup

4. Tumbuhnya tidak kepusat bumi atau air, malahan kadang-kadang lalu

ke atas, muncul di atas tanah

b. Umbi (tuber)

Umbi pun biasanya merupakan suatu badan yang membengkak,

bangun bulat seperti kerucut atau tidak beraturan, merukan tempat

penimbunan makanan, dapat pula merupakan penjelmaan batang atau akar,

oleh sebab itu umbi di bedakan menjadi dua macam yaitu :

1. Umbi batang (tuber coulogenium) kalau umbi ini merupakan

penjelmaan dari batang (Tjitrosoepomo, 1985).

2. Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan metamorfosis akar

(Tjitrosoepomo, 1985).

Umbi batang umumnya tidak memiliki sisa-sisa daun atau

penjelmaannya, oleh karena itu seringkali permukaannya tampak licin,


buku-buku batang dan ruasnya tidak jelas, karena tidak adanya sisa daun

seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nudus) seperti terdapat pada

kentang (solanum tuberosum) dan ketela rambat (ipomoea batatas Polr.)

(Tjitrosoepomo, 1985).

Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan

akrena akar tidak pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari

dasarnya selalu masuk dalam umbi telanjang. Melihat akar yang mana

yang mengalami metamorfosis menjadi umbi itu, maka umbi akar dapat

merupakan penjelmaan :

a. Akar tunggang, misalnya umbi akar pada lobak (Raphanus sativus L.)

bangkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.) (Tjitrosoepomo, 1985).

b. Akar serbut, misalanya umbi akar pada umbi kayu (Manihot utilissima

Pohl.) dahlia (Dahlia cariabilis Desf.) (Tjitrosoepomo, 1985).

Umbi akar tak tumbuh mungkin dijadikan alat perkembangan

seperti umbi batang. Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh tumbuhan baru

itu hanya mungkinn jika umbi ini disertai sebagian pangkal batang dan

dari pangkal batang inilah tumbuh tunas yang menjadi tumbuhan baru

(Tjitrosoepomo,1985).

c. Umbi lapis (bulbus). Juga umbi lapis ini jika ditinjau asalnya adalah

penjelmaan batang seberta daunnya. Umbi ini dinamakan umbi lapis,

yaituyang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan

berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan


cadangan, sedang batangnya sendiri hanya merupakan bagian yang kecil

pada bagian bawah umbi lapis itu (Tjitrosoepomo, 1985).

Alat pembelit atau sulur (cirrhus)

Yang dinamakan alat-alat pemebelit adalah bagaian-bagian tumbuhan

yang biasanya menyerupai spriral dan berguna untuk membelit benda-benda

yang di sentuhnya, yaitu untuk berpegangan pada waktu tumbuhan ini

berusaha mendapatkan penunjang untuk dapat naik ke atas. Maka alat itu

hanya kita jumpai pada tumbuhan memanjat saja (Tjitrosoepomo, 1985).

Alat-alat ini pada hakekatnya juga merupakan penjelmaan salah satu

diantara ke tiga bagain pokok tumbuhan. Biasanya merupakan metamorfosis

dahan, daun atau merupakn metamorfosis akar(Tjitrosoepomo, 1985).

Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan dalam :

a. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang) yaitu alat pembelit yang

terjadi dari cabang atau tunas, yang biasanya terlihat drai tempatnya

(Tjitrosoepomo, 1985).

b. Daun pembelit (sulur daun) yaitu alat pembelit yang biasanya merupakan

penjelmaan suatu bagian daun, jadi bukan berasal dari daun sleuruhnya,

ada kalanya bagian yang membelit itu :

1. Tangkai daunnya

2. Ujung daunnya

3. Ujung ibu tangkai pada daun majemuk

c. Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menjadi alat pembelit, seperti

pada panili (vanilla planifolia Andr.) (Tjitrosoepomo, 1985).


d. Akar pembelit, yaitu akar yang berubah menajadi suatu alat pembelit

seperti misalnya pada panili (Vanila plannifollia)

Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)

Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya

dapat menyerupai piala atau gelembung. Alat-alat tersebut biasanya meruapak

metamorfosis daun atau sebagian daun atau sebagian daun, dan lazimnya bagi

tumbuhan yang memilikinya digunakan untuk menangkap serangga

(Tjitrosoepomo, 1985).

Duri (spina)

Disamping bermacam-macam ata tersebut di atas yang umumnya

merupak metamorfosis bagain-bagian pokok tumbuhan, masih harus kita sebut

duri-duri yang sering kita jumpai pada berbagai jenis tumbuhan dan menurut

asalnya duri dapat dibedakan dalam :

1. Duri yang merupakan metamorphosis salah satu bagian pokok tumbuhan,

oleh karena itu biasanya sukar ditanggalkan akan menimbulkan bekas

yang berupa luka. Duri yang demikian ini seringkali dinamakan pula duri

sejati (Tjitrosoepomo, 1985).

Menurut asalnya dapat dibedakan dalam :

a. Duri dahan (spina caulogenum), jika meruapakn penjelmaan cabang

atau dahan, misalanya bogenvil (Bougainvillea spectabilis Willd)

bagian tengah terdiri atas kayu yang bersambung dengan kayu bagian

batang (Tjitrosoepomo, 1985).


b. Duri daun (spina phyllogenum) yaituduri yang berasal dari

metamorfosis dari daun seperti terdapat pada kaktus (Cactus)

bahwasanya duri bersala dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup

dibagain ketiaknya (Tjitrosoepomo, 1985).

c. Duri akar (spina rhizogenum) yaitu akar-akar yang menjadi kersa dan

mempunnya ujung-ujung yang tajam, misalnya pada gembili

(Dioscorea aculeta. L.) (Tjitrosoepomo, 1985).

d. Duri daun penampu (spina stipulogenum) yaitu duri yang berasal dari

daun penampu, dan oleh sebab itu seringkali terdapat dalam jumlah

sepasang di kanan-kiri suatu daun atau metamorfosisnya

(Tjitrosoepomo, 1985).

Alat-alat tambahan (organa accessoria)

Permuakaan tubuh tumbuhan atau bagian-bagianya tidak selalu

licin, tetapi permukaan tadi dapat memperlihatkan benjolan-benjolan atau

penonjolan yang sangat beraneka ragam. Alat-alat ini bukanlah

penjelmaan dari ketiga bagian pokok tersebut di muka, oleh sebab itu

dinamakan alat-alat tambahan atau umbai-umbai (Tjitrosoepomo, 1985).

Bergatung pada susunan dalamnya, alat-alat pembantu ini dapat di

bedakan dalam tiga golongan yaitu :

1. Papilia (papiliae) yaitu penonjolan-penonjolan pada permuakaan suatu

alat yang hnaya merupakn pada dinding sel yang sebelah luar

(Tjitrosoepomo, 1985).
2. Rambut-rambut atau trikoma (trichoma) yaitu alat-alat tambahan yang

berupa rambut-rambut atau sisik-sisik yang pada pembentukanya

hanya terdapat pada kulit bagian luar saja (Tjitrosoepomo, 1985).

3. Emergensia (emergentia) yaitu alat-alat tambahan yang tidak hanya

tersusun atas bagian-bagian kulit luar akan tetapi bagain yang lebih

dalam dari pada kulit luar tersebut juga ikut mengambil bagian dalam

pembentukanya (Tjitrosoepomo, 1985).

Alat-alat tambahan bagi tumbuhan dapat mempunyai fungsi-fungsi

yang berbeda, antara lain :

1. Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang, yaitu yang berupa

duri, rambut-rambut gatal (Tjitrosoepomo, 1985).

2. Sebagai pelindung terhdap kekeringan, penguapan air yang terlalu

besar, misalnya pada rambut-rambut kaktus (Tjitrosoepomo, 1985).

3. Sebagai alat pembantu penyerapan air dan zat-zat makanan yaitu bulu-

bulu akar (Tjitrosoepomo, 1985).

4. Sebagai alat untuk pemancaran (dispersal) biji, misalnya rambut-

rambut pada biji kapas (Tjitrosoepomo, 1985).

5. Sebagai alat untuk pernafasan (Tjitrosoepomo, 1985).


B. URAIAN TANAMAN

1. Klasifikasi tanaman jagung

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheophyta

Super Divisi : Magnoliophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

2. Klasifikasi tanaman wortel

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheophyta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Family : Apiaceae
Genus : Daucus

Species : Daucus carota L.

3. Klasifikasi tanaman papaya

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheophyta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dillemidae

Ordo : Violales

Family : Camicaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya


BAB III

PROSEDUR KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Miscroskop cahaya

2. Kaca preparat

3. Deck glass

4. Pipet tetes

5. Kamera

6. Pensil/warna/penggaris

7. Silet

b. Bahan

1. preparat akar tanaman jagung

2. preparat akar tanaman wortel

3. preparat akar tanaman papaya

B. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan dan bahan

2. Membuat irisan pada akar papaya (carica papaya).

3. Meletakkan irisan tersebut pada kaca preparat yang bersih dan ditetesi air,

kemudian ditutup menggunakan deck glass.

4. Mengamati preparat dibawah miscroskop dengan perbesaran setipis

mungkin pada akar jagung (zea mays L.), akar wortel (daucus carota),

dan akar papaya (carica papaya).


5. Menggambar hasil pengamatan lengkap dengan deskripsi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Tanaman akar jagung (zea mays L.)

Nama Indonesia : Jagung


Keterangan Gambar Tanaman :
Nama Latin : zea mays L.

Gambar Morfologi Tanaman : 1. Leher akar (collum)

2. Batang akar (corpus radicis)


1
2
3. Cabang akar (radix lateralis)
3
4
4. Serabut akar (fibrilla radicalis)

5 5. Tudung akar (calytra)

Nama Indonesia : Jagung

Nama Latin : Zea mays L.

Gambar Anatomi Tanaman :

a. Dari miskroskop b. Dari literature


2. Tanaman Akar Wortel (daucus carota L.)

Nama Indonesia : Wortel


Keterangan Gambar Tanaman :
Nama Latin : daucus carota L.

Gambar Morfologi Tanaman : 1. Leher akar (collum)

2. Batang akar (corpus radicis)

3. Serabut akar (fibrilla radicalis)

Nama Indonesia : Wortel

Nama Latin : daucus carota L.

Gambar Anatomi Tanaman :

c. Dari miskroskop d. Dari literature


3. Tanaman Akar Pepaya (carica papaya)

Nama Indonesia : Pepaya


Keterangan Gambar Tanaman :
Nama Latin : carica papaya

Gambar Morfologi Tanaman : 1. Leher akar (collum)


1 2. Cabang akar (radix lateralis)
2
3 3. Batang akar (corpus radicis)
4
4. Serabut akar (fibrilla radicalis)
5
5. Tudung akar (calytra)

Nama Indonesia : Pepaya

Nama Latin : carica papaya

Gambar Morfologi Tanaman :

a. Dari miskroskop b. Dari literatur


B. PEMBAHASAN

Akar merupakan bagian dari tanaman yang sangat di butuhkan

terutama untuk memasok makanan yang di ambil dari dalam tanah, selain

sebagai pengambil makanan akar juga memiliki peran lain yaitu sebagai

penyokong berdirinya tanaman.

Pada praktikum kali ini membahas tentang morfologi dan fisiologi

akar. Pada pengamatan akar jagung diketahui bahwa jagung termasuk

tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) masuk kedalam tumbuhan berbiji

(spermatophyta) dengan biji berkeping dua. Jagung mempunyai system

perakaran serabut, yaitu akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati

atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan

semuanya keluar dari pangkal batang. Akar – akar ini karena bukan berasal

dari calon akar yang aseli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut ,

oleh karena itu namakan akar serabut. Sedangkan akar jagung yang diamati

dibawah miskroskop dengan pembesaran 10 x 10 kita menemukan epidermis

yang terletak pada bagian luar, epidermis terdiri satu lapis sel yang tersusun

padat. Di bawah epidermis terdapat jaringan terdiri dari beberapa sel yang

disebut korteks, sebelah dalam korteks terdapat endodermis yang terdiri atas

satu lapis sel. Sebelah dalam endodermis terdapat stele atau silinder pusat

yang meliputi jaringan perisikel, serta xylem dan floem.

Pada pengamatan akar wortel diketahui bahwa jagung termasuk

tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) masuk kedalam tumbuhan berbiji

(spermatophyta) dengan biji berkeping satu. Wortel mempunyai akar


tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang, biasanya cabang-cabang ini

terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggang yang

bersifat demikian seringkali bersifat berhubungan dengan fungsinya sebagai

tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk istimewa

seperti berbentuk seperti tombak (fusiformis) pangkalnya besar meruncing ke

ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi

tempat penimbunan makanan. . Sedangkan akar wortel yang diamati dibawah

miskroskop dengan pembesaran 10 x 10 kita menemukan epidermis pada

bagian luar dengan dinding yang tipis, sebelah dalam epidermis terdapat

korteks. Sebelah dalam korteks terdapat jaringan endodermis yang terdiri atas

satu lapis sel. Endodermis berada diantara stele dengan korteks. Sebelah

dalam endodermis terdapat jaringan parenkim serta berkas pembuluh xylem

dan floem.

Pada pengamatan akar pepaya diketahui bahwa jagung termasuk

tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) masuk kedalam tumbuhan berbiji

(spermatophyta). Papaya mempunyai system akar tunggang, yaitu akar

lembaga tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang

menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok berasal dari akar lembaga

disebut akar tunggang (radix primaria). Sedangkan akar pepaya yang diamati

dibawah miskroskop dengan pembesaran 10 x 10 kita menemukan epidermis

pada bagian luar yang terdiri dari sel selapis, tipis, dan mudah dilalui air,

korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, endodermis terletak
di sebelah dalam. Korteks terdiri satu lapis sel, tersusunrapat dan pembuluh

xylem dan floem deretan sel yang dindingnya searah dengan poros akar.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan :

1. Bagian-bagian pada akar jagung (zea mays L.) hanya terdapat leher akar

(collum), batang akar (corpus radicis), serabut akar (firilla radicalis),

cabang akar (radix lateralis), tudung akar (calyptras), dengan system

perakaran serabut. Pada akar wortel (daucus carota L.) hanya terdapat

leher akar (collum), batang akar (corpus radicis), serabut akar (firilla

radicalis), tudung akar (calyptras), dengan akar tunggang. Pada akar

papaya (carica papaya) hanya terdapat leher akar (collum), batang akar

(corpus radicis), serabut akar (firilla radicalis), cabang akar (radix

lateralis), tudung akar (calyptras), dengan system akar tunggang.

2. Jaringan penyusun dan berkas pembuluh pada akar jagung (zea mays L.),

akar wortel (daucus carota L.), akar papaya (carica papaya) yaitu berupa

epidermis, korteks, endodermis, perisikel, serta pembuluh floem dan

xylem.

B. SARAN

Dalam melakukan praktikum lebih memperhatikan kebersihan kaca

preparat dan deck glass, serta lebih berhati-hati dalam menggunakan

miskroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta : Gadjah mada

University Press.

Savitri, Evika Sandi. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan).

Malang : Uin Press.

Tjitrosoemo. 1983. Botani Umum. Bandung : Angkasa Press.

Juaella.Y. A. 2017. Penuntun Praktikum Morfologi Dan Fisiologi Tumbuhan.

Makassar : Stikes Mega Rezky.

Вам также может понравиться