Вы находитесь на странице: 1из 13

1

NASKAH PUBLIKASI

FATWA NUR FADILAH

STUDI PENGGUNAAN ORAL ANTIDIABETIC DRUG (OAD)


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Kediri)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
2

ABSTRACT
STUDY OF ORAL ANTIDIABETIC DRUG (OAD) IN TYPE 2 DIABETES
MELLITUS PATIENTS
(Research at Regional Public Hospital of Kediri)
Fatwa Nur Fadilah*1, Didik Hasmono2, Lilik Yusetyani1
Departement of Pharmacy, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah
Malang1
Faculty of Pharmacy, Airlangga University2

Background : DM is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglicemia


associated with carbohydrate, protein, and fatty metabolism disorders caused by defects
of insulin, insulin sensitivity or both. There are seven types of OAD with the different
mechanism in lowering and controlling blood glucose levels such as biguanide,
sulfonylurea, meglitinide, tiazolidinedione, α glucosidase inhibitor, SGLT2 inhibitor,
DPPIV inhibitor.
Objective : The study aim to know the pattern of OAD therapy in type two diabetes
mellitus patients at Regional Public Hospital of Kediri.
Method : This study is an observasional study in form of a retrospective descriptive
study of type two diabetes mellitus patients at Regional Public Hospital of Kediri.
Result and Conclusion The paterns of single OAD therapy given in 11 patients (23%),
two combinations in 21 patients (44%), three combinations in 13 patients (27%), four
combinations in 3 patients (6%). The patern of two combinations with the most of used
is Metformin (3x500 mg) PO + Novorapid® (3x10 IU) SC in 3 patients (12%). The
patern of three combinations with the most of used are Metformin (2x500 mg) PO +
Novorapid® (3x10 IU) SC + Levemir® (1x10 IU) SC, Metformin (2x500 mg) PO +
Novorapid® (3x10 IU) SC + Levemir® (1x14 IU) SC, Metformin (2x500 mg) PO +
Novorapid® (3x12 IU) SC + Levemir® (1x14 IU) SC each as many as 1 patient (8%).

Keywords : OAD, type 2 diabetes mellitus, hospitalization


3

PENDAHULUAN dapat mencapai sasaran glikemik dan


Diabetes melitus adalah gangguan kendali faktor risiko kardiovaskular.
metabolik kronik yang ditandai dengan Penatalaksanaan dan pengelolaan DM tipe
terjadinya hiperglikemia yang 2 dititik beratkan pada empat pilar yaitu
berhubungan dengan abnormalitas edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani
metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan intervensi farmakologis (Konsensus
yang disebabkan oleh defek insulin, Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di
sensitivitas insulin atau keduanya dan Indonesia, 2011). Terapi farmakologis
mengakibatkan komplikasi kronis seperti terdiri dari OAD dan insulin. OAD terbagi
mikrovaskular, makrovaskular dan menjadi tujuh golongan yang meliputi
neuropati (Dipiro et al, 2015). biguanida, sulfonilurea, meglitinida,
Pada tahun 2015, terjadi kenaikan tiazolidinedion, inhibitor α glukosidase,
empat kali lipat sebesar 415 juta dari 108 inhibitor SGLT 2, inhibitor DPP IV. Tata
juta orang dewasa dengan diabetes pada laksana DM pada setiap pasien tidak bisa
tahun 1980. Diperkiran pada tahun 2040 disamakan, pemilihan dan penentuan
jumlahnya bertambah menjadi 642 juta regimen OAD yang digunakan harus
(IDF Atlas 2015). Pada tahun 2014, 11 mempertimbangkan tingkat keparahan
negara anggota di wilayah regional Asia penyakit DM serta kondisi kesehatan
Tenggara terdapat 96 juta orang dewasa pasien secara umum termasuk penyakit
dengan diabetes. Hal ini menunjukkan penyerta dan komplikasi yang ada.
peningkatan yaitu 4,1 % (1980) menjadi Pemeriksaan kadar HbA1c akan
8,6 % (2014). Indonesia menempati memberikan pedoman untuk memulai
peringkat ke tujuh dunia termasuk negara atau mengganti kombinasi OAD secara
Amerika Serikat, Meksiko, China, Brazil, tepat (PERKENI, 2011).
Rusia, India sebesar 10 juta orang dengan
diabetes pada tahun 2015 (IDF Atlas METODE PENELITIAN
2015). Prevalensi orang dengan diabetes di Penelitian ini dilakukan di Instalasi
Indonesia menunjukkan peningkatan yaitu Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013). kabupaten Kediri yang dimulai pada
Persentase kematian akibat diabetes di tanggal 20 Januari 2018 sampai 31 Maret
Indonesia merupakan yang tertinggi kedua 2018. Penelitian ini merupakan penelitian
setelah Sri Lanka. Di pulau Jawa, observasional dengan rancangan penelitian
prevalensi kejadian DM di Jawa Tengah secara deskriptif dan pengumpulan data
(1,9%), Jawa Barat (2,0%), Jawa Timur dilakukan secara retrospektif dengan
(2,5%), DKI (3,0%) dan DIY (3,0%) mengolah data rekam medik kesehatan
(Kementrian Kesehatan RI, 2013). (RMK) pasien Diabetes Melitus periode 1
Hasil penelitian Deepa DV et al, 2014 Januari 2016 sampai 31 Desember 2016.
menunjukan bahwa prevalensi terjadinya Populasi penelitian adalah pasien
komplikasi mikrovaskuler dan dengan diagnosis diabetes melitus tipe 2
makrovaskuler akibat diabetes melitus yang melakukan pengobatan di Instalasi
berupa retinopati sebesar 20%, nefropati Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
sebesar 37%, neuropati sebesar 16%, kabupaten Kediri pada periode 1 Januari
stroke sebesar 8%, penyakit 2016 sampai 31 Desember 2016. Periode
kardiovaskuler sebesar 26%, dan penyakit tersebut meliputi seluruh rekam medik
peripheral arterial sebesar 11%. kesehatan pasien yang didiagnosis diabetes
Karena banyaknya kejadian melitus tipe 2 yang mendapatkan terapi
komplikasi kronik yang sebagian besar OAD dan telah memenuhi kriteria inklusi.
mengenai organ vital yang dapat berakibat Hasil dari metode penelitian tersebut,
fatal, maka tatalaksana DM tipe 2 diperoleh sebanyak 28 pasien.
membutuhkan terapi yang agresif untuk
4

HASIL PEMBAHASAN Klasifikasi


Jumlah Pasien (%)
1. Data Demografi Pasien Usia
Data demografi dalam penelitian ≥61 tahun 13 47
ini antara lain distribusi jenis kelamin, Jumlah 28 100
usia, dan status pasien. Berdasarkan jenis
kelamin, laki-laki lebih banyak Berdasarkan status pasien DM Tipe
dibandingkan laki laki yaitu sebanyak 18 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD kabupaten
(64 %) pasien laki-laki dan 10 (36%) Kediri lebih didominasi oleh pasien
pasien perempuan. Hal ini menunjukkan dengan status BPJS sebesar (71 %) dan
bahwa jenis kelamin bukan salah satu pasien dengan status umum sebesar (29
faktor penyebab timbulnya penyakit %). Dengan mengetahui status pasien,
diabetes mellitus (Suyono, 2006). Karena tenaga kesehatan termasuk Apoteker dapat
yang menjadi faktor pemicunya adalah memberikan pelayanan dan terapi kepada
faktor keturunan, lingkungan dan usia pasien dengan memperhatikan aspek
(Tjay dan Rahardja, 2007). farmakoekonomi.
Tabel 1. Jenis Kelamin Pasien Diabetes Tabel 3. Status Penjaminan
Melitus tipe 2 Status Jumlah
Jenis Penjaminan pasien (%)
Jumlah Pasien (%)
Kelamin Umum 8 29
Laki-laki 18 64 BPJS 20 71
Jumlah 28 100
Perempuan 10 36
Jumlah 28 100 2. Faktor Risiko Pasien Diabetes metilus
Tipe 2
Berdasarkan usia pasien MRS Faktor Risiko pada pasien Diabetes
dengan diagnosis DM Tipe 2 di Instalasi melitus tipe 2 di instalasi rawat inap
Rawat Inap RSUD kabupaten Kediri yang RSUD Kabupaten Kediri terbanyak yaitu
terbanyak adalah pasien dengan rentang dislipidemia sebesar 28 % dan hipertensi
usia ≥ 61 tahun sebesar 47 %, pasien sebesar 25 %. Resistensi insulin
dengan rentang usia 51-60 tahun sebesar menyebabkan terjadinya hiperisulinemia
28 %, pasien dengan rentang usia 41-50 yang dapat menimbulkan peningkatan
tahun sebesar 18 % dan pasien dengan retensi natrium oleh tubulus ginjal yang
rentang usia 31-40 tahun sebesar 7 %. dapat menyebabkan hipertensi (Masharani
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan German, 2003). Resistensi insulin juga
bahwa seseorang ≥45 tahun memiliki meningkatkan lipolisis pada jaringan
peningkatan resiko terhadap terjadinya adiposa sehingga terjadi peningkatan
DM dan intoleransi glukosa yang lemak dalam darah termasuk kolesterol
disebabkan oleh faktor degeneratif yaitu dan trigliserida di hati.
menurunya fungsi tubuh, khususnya Tabel 4. Faktor Risiko
kemampuan dari sel β dalam memproduksi Faktor Risiko Jumlah
(%)
insulin untuk metabolisme glukosa Penyakit Pasien*
(Pangemanan, 2014). Hipertensi 8 25
Tabel 2. Usia Pasien
Klasifikasi Dislipidemia 9 28
Jumlah Pasien (%)
Usia Faktor-faktor lain
≤30 tahun 0 0 yang tidak 15 47
31-40 tahun 2 7 diketahui
41-50 tahun 5 18
51-60 tahun 8 28 Jumlah 32 100
5

Catatan : *1 pasien dapat memiliki lebih dari 1 faktor resiko

3. Pola Penggunaan Terapi OAD


Terapi OAD yang diberikan kepada kombinasi tiga dan kombinasi empat. Pola
28 pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat terapi OAD terbanyak berupa OAD
Inap RSUD kabupaten Kediri meliputi kombinasi dua yang diberikan kepada 21
terapi OAD tunggal, kombinasi dua, pasien.
Tabel 5. Pola Penggunaan Terapi OAD

Terapi OAD Jumlah Pasien* (%)


Tunggal 11 23

Kombinasi Dua 21 44

Kombinasi Tiga 13 27

Kombinasi Empat 3 6
Total 48 100
Catatan : *satu pasien dapat menerima lebih dari satu pola penggunaan OAD.

a. Pola penggunaan OAD Tunggal


Pola penggunaan OAD tunggal adalah OAD golongan biguanida yang
diberikan kepada 11 pasien. Dari tabel bekerja dalam menekan produksi glukosa
dapat dilihat bahwa pasien diabetes di hati dan meningkatkan sensitifitas
melitus tipe 2 dengan terapi OAD tunggal insulin, sedangkan Gliklazid merupakan
terbanyak menggunakan metformin OAD golongan sulfonilurea yang dapat
®
(3x500mg) PO dan glucodex (gliklazid) meningkatkan sekresi insulin dikelenjar
(2x80 mg) PO yang masing-masing pankreas.
sebanyak 3 pasien (25%). Metformin
Tabel 6. Pola Penggunaan Terapi OAD Tunggal
Jumlah
Golongan Regimen Dosis (%)
Pasien*
Biguanida Metformin(3x500mg) PO 3 25
35
Metformin (2x500 mg) PO 1 10
Sulfonilurea Glucodex® (Gliklazid) (2x80 mg) PO 3 25
35
Glucodex® (Gliklazid) (2x40 mg) PO 1 10
Glimepiride (2x1 mg) PO 1 10 10
Glibenclamide (2x5 mg) PO 1 10 10
Glikuidone (2x30 mg) PO 1 10 10
Total 11 100
Catatan : *satu pasien dapat menerima lebih dari satu pola penggunaan

b. Pola Penggunaan OAD Kombinasi Dua


Pola penggunaan OAD OAD terbanyak menggunakan
kombinasi dua diberikan kepada 21 kombinasi metformin dengan
pasien. Dari tabel dapat dilihat insulin novorapid® sebanyak 9
bahwa pasien diabetes melitus tipe pasien (41%). Kombinasi
2 dengan terapi kombinasi dua Metformin dengan Novorapid
6

dapat memberikan keuntungan mengontrol glukosa darah puasa


dalam mengontrol gula darah setiap dan novorapid mampu mengontrol
waktu dimana metformin dapat glukosa post prandial.
Tabel 7. Pola Penggunaan Terapi OAD Kombinasi Dua
Jumlah
Golongan Regimen Dosis (%)
Pasien*
Metformin(3x500 mg) PO +
1 5 5
Glikuidon(2x30 mg) PO
Metformin (3x500 mg) PO +
1 5
Glucodex® (Gliklazid) (3x80 mg) PO
Metformin (3x500 mg) PO +
1 5
Biguanida + Glucodex® (Gliklazid) (2x80 mg) PO
20
Sulfonilurea Metformin (2x500 mg) PO +
1 5
Glucodex® (Gliklazid) (2x80 mg) PO
Metformin (2x500 mg) PO +
1 5
Glucodex® (Gliklazid) (3x80 mg) PO
Metformin (2x250 mg) PO +
1 5 5
Glimepiride (2x1 mg) PO
Metformin (3x500 mg) PO +
Biguanida + 1 5
Acarbose (1x50 mg) PO
Inhibitor α 14
Metformin (3x500 mg) PO +
Glukosidase 2 9
Acarbose (3x50 mg) PO
Sulfonilurea +
Glibenklamid(2x5 mg) PO +
Insulin Long 1 5 5
Levemir® (0-0-20 IU) SC
Acting
Sulfonilurea+
Glibenklamid(1x5 mg) PO +
Insulin Rapid 1 5 5
Novorapid®(8-8-8 IU) IV
Acting
Metformin (3x500 mg) PO +
3 12
Novorapid® (10-10-10 IU) SC
Metformin (2x500 mg) PO+
2 9
Novorapid® (10-10-10 IU) SC
Metformin (3x500 mg) PO+
Biguanida + 1 5
Novorapid® (6-6-6 IU) SC
Insulin Rapid 41
Metformin (3x500 mg) PO+
Acting ® 1 5
Novorapid (8-8-8 IU) SC
Metformin (3x500 mg) PO+
1 5
Novorapid® (12-12-12 IU) SC
Metformin (2x500 mg) PO+
1 5
Novorapid® (4-0-4 UI) IV
Biguanida +
Metformin (3x500 mg) PO +
Insulin Short 1 5 5
Actrapid®(8-8-8 IU) SC
Acting
Total 21 100
Catatan : *satu pasien dapat menerima lebih dari satu pola penggunaan

c. Pola Penggunaan OAD Kombinasi Tiga


Pola penggunaan OAD kombinasi dapat dilihat bahwa pasien diabetes
tiga diberikan kepada 13 pasien. Dari tabel melitus tipe 2 dengan terapi kombinasi tiga
7

OAD terbanyak menggunakan kombinasi sebesar ≥9 serta pemberian OAD tunggal


metformin + novorapid + levemir dengan maupun OAD kombinasi OAD
beberapa jenis regimen dosis. Kombinasi sebelumnya belum mencapai sasaran
tiga obat diberikan apabila kadar HbA1c glukosa.
Tabel 8. Pola Penggunaan Terapi OAD Kombinasi Tiga
Golongan Regimen Dosis Jumlah Pasien* (%)
Biguanida+ Metformin (3x500 mg) PO +
Sulfonilurea+ Glucodex® (Gliklazid) (2x80
1 8 8
Inhibitor α mg) PO + Acarbose (3x50 mg)
Glukosidase PO
Metformin (2x250 mg) PO +
Glucodex® (Gliklazid) (2x40
1 8
Biguanida+ mg) PO + Actrapid® (4-4-4 IU)
Sulfonilurea+ SC
15
Insulin Short Metformin (3x500 mg) PO +
Acting Glucodex® (Gliklazid) (2x80
1 8
mg) PO + Actrapid® (8-8-8 IU)
SC
Metformin (3x500 mg) PO +
Biguanida+ Glibenklamid®(2x5 mg) PO + 1 8
Sulfonilurea+ Levemir®(0-0-20 IU) SC
15
Insulin Long Metformin (2x250 mg) PO +
Acting Glimepirid (2x1 mg) PO+ 1 8
Levemir® (10-10-10 IU) SC
Biguanida +
Inhibitor α Metformin (3x500 mg) PO +
Glukosidase+ Acarbose (1x50 mg) PO + 1 8 8
Insulin Long Levemir® (0-0-12 IU) SC
Acting
Biguanida +
Inhibitor α Metformin (3x500 mg) PO +
Glukosidase + Acarbose (3x50 mg) PO + 1 8 8
Insulin Short Actrapid® (12-12-12 IU) SC
Acting
Metformin (3x500 mg) PO +
Biguanida +
Acarbose (1x100 mg) PO + 1 8
Inhibitor α
Novorapid® (10-10-10 IU) SC
Glukosidase + 15
Metformin (3x500 mg) PO+
Insulin Rapid
Acarbose (3x50 mg) PO+ 1 8
Acting
Novorapid® (10-10-10 IU) SC
Metformin (2x500 mg) PO +
Novorapid® (10-10-10 IU)SC 1 8
+ Levemir® (0-0-10 UI) SC
Biguanida + Metformin (2x500 mg) PO+
Insulin Rapid Novorapid® (10-10-10 IU) 1 8 23
Acting + Insulin SC+ Levemir® (0-0-14 IU) SC
Long Acting Metformin (2x500 mg) PO +
Novorapid® (12-12-12 IU) SC 1 8
+ Levemir® (0-0-14 UI) SC
Sulfonilurea+ Glucodex® (Gliklazid)
Insulin Long (2x40 mg) PO +
1 8 8
Acting + Insulin Levemir® (0-0-14 IU) SC +
Rapid Acting Novorapid® (10-10-8 UI) SC
Total 13 100
8

Catatan : *satu pasien dapat menerima lebih dari satu pola penggunaan

d. Pola Penggunaan OAD Kombinasi Empat


Pola penggunaan OAD kombinasi levemir® yang masing-masing sebanyak 1
empat diberikan kepada 3 pasien. Dari pasien (33%). OAD kombinasi empat
tabel dapat dilihat bahwa pasien diabetes diberikan apabila pemberian OAD tunggal
melitus tipe 2 dengan terapi kombinasi maupun OAD kombinasi OAD, OAD
empat menggunakan metformin + kombinasi insulin belum mampu mencapai
®
glimepirid + insulin actrapid + insulin sasaran kadar glukosa sehingga perlu
levemir®, metformin + acarbose + insulin diberikan kombinasi 2 OAD dan 2 Insulin
® ®
novorapid + insulin levemir , metformin dengan mekanisme kerja yang berbeda-
+ acarbose + insulin actrapid® + insulin beda.
Tabel 9. Pola Penggunaan Terapi OAD Kombinasi Empat
No
Golongan Regimen Dosis (%)
Sampel
Biguanida + Metformin (2x250 mg) PO
Sulfonilurea+Insulin + Glimepirid (2x1 mg) PO
18 33
Short Acting + + Actrapid® (4-4-4 IU) SC
Insulin Long Acting + Levemir® (0-0-19 IU) SC
Biguanida +
Metformin (3x500 mg) PO
Inhibitor α
+ Acarbose (3x50 mg) PO
Glukosidase
+ Novorapid® (16-16-16 22 33
+Insulin Rapid
IU) SC + Levemir® (0-0-10
Acting + Insulin
IU) SC
Long Acting
Biguanida +
Metformin (3x500 mg) PO
Inhibitor α
+ Acarbose (3x50 mg) PO
Glukosidase
+ Actrapid® (20-20-20 IU) 22 33
+Insulin Rapid
SC + Levemir® (0-0-16 IU)
Acting + Insulin
SC
Long Acting
Total 3 100
Catatan : *satu pasien dapat menerima lebih dari satu pola penggunaan

e. Pola Pergantian (Switch) OAD


Pola pergantian pada bertahap sesuai dengan respon
penelitian ini terdiri dari dua pola kadar glukosa darah. Pada keadaan
pergantian yaitu pola pergantian tertentu dapat terjadi sasaran kadar
berdasarkan jenis maupun jenis dan glukosa darah yang belum tercapai,
dosis terapi OAD di Instalasi sehingga perlu diberikan pola
Rawat Inap RSUD Kabupaten pergantian menjadi kombinasi dua
Kediri periode 1 Januari 2016 – 31 hingga tiga OAD dari kelompok
Desember 2016. Teori pergantian yang berbeda atau kombinasi OAD
jenis maupun jenis dan dosis terapi dengan insulin (Konsensus
disesuaikan dengan tingkat PERKENI, 2015).
keparahan penyakit DM serta
kondisi kesehatan pasien secara
umum termasuk penyakit-penyakit
lain dan komplikasi yang ada.
Pemberian OAD dimulai dengan
dosis kecil dan ditingkatkan secara
Tabel 10. Pola Pergantian OAD

Persentas
e (%)
No Jumlah
Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 Pola 5
Sampel Pasien

2 Tunggal→ Kombinasi 2
Glikuidon (2x30 mg) Glikuidon (2x30 mg) PO +
1 6
PO Metformin (3x500 mg) PO
4 Kombinasi 3→ Tunggal
Glucodex® (2x40 mg)
PO +
Metformin (2x250 mg) Actrapid® (4-4-4 IU) SC 1 6
PO + Actrapid® (4-4-
4 IU) SC
9 Tunggal→ Kombinasi 2→ Kombinasi 3
Glibenclamide
Glibenclamide
Glibenclamide (2x5 mg) PO + Metformin
(2x5 mg) PO + Metformin 1 6
(2x5 mg) PO (3x500 mg) PO + Levemir®
(3x500 mg) PO
(0-0-20 IU) SC
10 Kombinasi 2→ Kombinasi 3→ Kombinasi 2→ Kombinasi 3
Metformin (3x500 mg)
Metformin (3x500 mg) Metformin (3x500 mg) PO
Metformin (3x500 mg) PO PO + Acarbose (1x50
PO + Acarbose (1x50 + Acarbose (1x50 mg) PO + 1 6
+ Acarbose (1x50 mg) PO mg) PO + + Levemir® (0-
mg) PO + Levemir® (0-0-12 IU) SC
0-12 IU) SC
12 Kombinasi 3→ Kombinasi 2→ Kombinasi 3→ Kombinasi 2
Metformin (3x500 mg)
PO + Metformin (3x500 mg) PO
Metformin (3x500 mg) PO Metformin (3x500 mg)
Acarbose (3x50 mg) +
+ PO + 1 6
PO + Acarbose (3x50 mg) PO +
Acarbose (3x50 mg) PO Acarbose (3x50 mg) PO
Actrapid® (12-12-12 Actrapid® (12-12-12 IU) SC
IU) SC
13 Tunggal→ Kombinasi 3
® Levemir® (10-10-10 IU) SC
Levemir (10-10-10
+ 1 6
IU) SC
+ Glimepiride (2x1 mg) PO

9
Persentas
e (%)
No Jumlah
Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 Pola 5
Sampel Pasien

+
+ Metformin (2x250 mg)
PO
14 Tunggal→ Kombinasi 2→ Tunggal
Metformin (2x500 mg) Metformin (2x500 mg) PO
Metformin (2x500 mg) PO 1 6
PO + Glucodex® (2x80 mg) PO
15 Kombinasi 2→ Kombinasi 3→ Kombinasi 2
Metformin (3x500 mg) Metformin (3x500 mg) PO
PO + Glucodex® (2x80 mg) PO Metformin (3x500 mg) PO
1 6
+ Glucodex® (2x80 + + Glucodex® (2x80 mg) PO
mg) PO Actrapid® (8-8-8 IU) SC
18 Kombinasi 2→ Kombinasi 4
Levemir® (0-0-19) SC Levemir® (0-0-19) SC +
+ Actrapid® (4-4-4 IU) SC +
1 6
Actrapid® (4-4-4 IU) Metformin (2x250 mg) PO
SC + Glimepiride (2x1 mg) PO
20 Kombinasi 2→ Tunggal
Novorapid® (8-8-8 IU)
SC +
Novorapid® (8-8-8 IU) SC 1 6
Glibenclamide (1x5
mg) PO
21 Tunggal→ Kombinasi 2
® Novorapid® (12-12-12 IU)
Novorapid (12-12-12
SC + Metformin (3x500 1 6
IU) SC
mg) PO
22 Kombinasi 2→ Kombinasi 3→ Kombinasi 4→ Kombinasi 4→ Kombinasi 4
Metformin (3x500 mg)
PO Metformin (3x500 mg) PO
Metformin (3x500 mg) Metformin (3x500 mg) PO Metformin (3x500 mg) PO
+ Acarbose (3x50 mg) + Acarbose (3x50 mg) PO
PO + Acarbose (3x50 mg) PO+ + Acarbose (3x50 mg) PO +
PO +Novorapid® (16-16-16 1 6
+ Novorapid® (10-10- Novorapid® (10-10-10 IU) Novorapid® (16-16-16 IU)
+ Actrapid® (20-20-20 IU) SC
10 IU) SC SC SC + Levemir® (0-0-10) SC
IU) SC + Levemir® (0-0- + Levemir® (0-0-10) SC
16) SC

10
Persentas
e (%)
No Jumlah
Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 Pola 5
Sampel Pasien

23 Kombinasi 2→ Kombinasi 2
Metformin (3x500 mg) Metformin (3x500 mg) PO
PO + Actrapid® (8-8-8 + Novorapid® (8-8-8 IU) 1 6
IU) SC SC
25 Kombinasi 2→ Tunggal
Metformin (3x500 mg)
PO + Novorapid® (10- Metformin (3x500 mg) PO 1 6
10-10 IU) SC
26 Kombinasi 2→ Kombinasi 2→ Kombinasi 3→ Kombinasi 3→ Kombinasi 3→
Metformin (2x500 mg) PO Metformin (2x500 mg) Metformin (2x500 mg) PO
Metformin (2x500 mg) Metformin (2x500 mg) PO
+ Novorapid® (10-10-10 PO + Novorapid® (10-10- + Novorapid® (12-12-12
PO + Novorapid® (4- + Novorapid® (10-10-10 1 6
IU) SC + Levemir® (0-0-10 10 IU) SC + Levemir® (0- IU) SC + Levemir® (0-0-
0-4 IU) IV IU) SC
IU) SC 0-14 IU) SC 14 IU) SC
27 Kombinasi 2→ Kombinasi 3
Metformin (3x500 mg) PO
Metformin (3x500 mg)
+ Novorapid® (10-10-10
PO + Novorapid® (10- 1 6
IU) SC + Acarbose (1x100
10-10 IU) SC
mg) PO
28 Kombinasi 2→ Kombinasi 3
Novorapid® (10-10-8 Novorapid® (10-10-8 IU)
IU) SC SC
1 6
+ Levemir® (0-0-14 + Levemir® (0-0-14 IU) SC
IU) SC + Acarbose (2x50 mg) PO
Total 17 100

11
12

4. Lama Penggunaan OAD

Dari tabel dapat dilihat bahwa pasien menjaga kadar gula darah agar tetap dalam
diabetes melitus tipe 2 dengan lama rentang normal sehingga meminimalisir
penggunaan OAD tertinggi selama ≥7 hari terjadinya peningkatan kadar gula darah
dengan persentase 37 %. Penggunaan yang dapat menimbulkan berbagai jenis
OAD jangka panjang bermanfaat untuk komplikasi.

Tabel 11. Lama Penggunaan OAD


Lama Penggunaan Jumlah Pasien (%)
≤2 hari 6 21
3-4 hari 6 21
5-6 hari 6 21
≥7 hari 10 37
Total 28 100

KESIMPULAN
1. Pola penggunaan OAD tunggal pada 11 pasien (23%), kombinasi dua pada 21 pasien
(44%), kombinasi tiga pada 13 pasien (27%), kombinasi empat pada 3 pasien (6%).
2. Pola penggunaan kombinasi dua terbanyak yaitu Metformin (3x500 mg) PO +
Novorapid® (3x10 IU) SC sebanyak 3 pasien (12%). Pola penggunaan kombinasi tiga
terbanyak yaitu Metformin (2x500 mg) PO + Novorapid ® (3x10 IU) SC + Levemir®
(1x10 IU) SC, Metformin (2x500 mg) PO + Novorapid® (3x10 IU) SC + Levemir®
(1x14 IU) SC, Metformin (2x500 mg) PO + Novorapid® (3x12 IU) SC + Levemir® (1x14
IU) SC yang masing-masing sebanyak 1 pasien (8%).

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, dukungan, doa serta motivasinya selama penulisan skripsi ini.
13

DAFTAR PUSTAKA http://www.idf.org/atlasmap/atlasm


ap (diunduh tanggal 17
American Diabetes Association.Standards September 2017)
Of Medical Care In Diabetes –
2013. Diabetes Care.2013; 36(Suppl. International Diabetes Federation (IDF).
1):S11–S66. [PubMed: 23264422 2015. IDF Diabetes Atlas Sixth
Edition. Jurnal online
American Diabetes Association, 2014, http://www.idf.org/diabetesatlas/upd
Standards Of Medical Care In ate2014 (diunduh tanggal 24
Diabetes-2014. Diabetes Care, September 2017).
Vol.37 (1): S14
Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan
American Diabetes Association, 2015, Analisis Diabetes. Jakarta:
Standards of Medical Care in Kementerian Kesehatan RI; 2014
Diabetes- 2015. Diabetes Care,
Vol. 38.
PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan
American Academy of Ophthalmology and dan Pencegahan Diabetes Melitus
Staff. 2011-2012. Fundamental and Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI,
Principles of Ophthalmology. Jakarta
United State of America: American
Academy of Ophthalmology. PERKENI, 2015, Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus
International Diabetes Federation, 2013, Tipe 2 di Indonesia, PERKENI,
Diabetes Atlas,32 Jakarta.
http://www.idf.org/sites/default/file
s/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
(diunduh tanggal 17 September Badan Penelitian dan
2017). Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik
International Diabetes Federation, 2014, Indonesia.
IDF Diabetes Atlas,

Вам также может понравиться