Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
net/publication/329521465
CITATIONS READS
0 231
15 authors, including:
Rosmala Nur
Universitas Tadulako
11 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rosmala Nur on 09 December 2018.
1.Bagian Kependudukan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
2.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
ABSTRAK
Berat badan lahir rendah sangat menentukan kesehatan di masa dewasa bayi yang
dilahirkan dengan Berat badan kurang dari 2500 gram berkorelasi erat dengan penyakit
degeneratif di usia dewasa. Provinsi sulawesi tengah menjadi provinsi yang paling
tinggi kejadian BBLR pada tahun 2013. Prevalensi BBLR di Sulawesi Tengah tertinggi
terjadi di Kota Palu Sebesar 231 Kasus (3,2%). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor risiko kejadian BBLR Di RSU Anutapura Palu. Metode penelitian
yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan case control. Sampel kasus
adalah ibu yang melahirkan BBLR dan sampel kontrol adalah ibu yang melahirkan
normal dengan perbandingan 1 : 2 dengan macthing umur. Data dianalisis dengan uji
OR pada batas kemaknaan (alfa 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas (OR
= 1,703 pada 95%, CI 0,862-3,363), jarak kehamilan (OR = 3,231pada 95% CI 1,633-
6,391) cakupan penimbangan berat badan (OR = 2,519 pada 95% CI 1,261-5,031),
cakupan pemeriksaan tekanan darah (OR = 2,692 pada 95% CI 1,397-5,184), dan
cakupan pemeriksaan kadar Hb (OR = 3,154 pada 95% CI 1,451-6,855), merupakan
faktor risiko terhadap BBLR. Disarankan kepada ibu hamil agar lebih memerhatikan
kondisi kesehatan janinnya, dan rutin melakukan kunjungan antenatal care sehingga
bayi yang dilahirkan tidak mengalami BBLR.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 29
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 30
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 31
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
data yang diperoleh di Rumah sakit 174 responden untuk total keseluruhan.
umum madani, angka kejadian berat Pengambilan sampel dilakukan secara
badan lahir rendah pada tahun 2011 Purposive sampling didasarkan pada
terdapat 93 kasus dari 194 kelahiran suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
dalam 1 tahun. Tahun 2012 terdapat 49 oleh peneliti sendiri. Sebagai kasus
kasus dari 222 kelahiran dalam 1 tahun. yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
Tahun 2013 terdapat kelahiran dengan ibu yang melahirkan BBLR dan ibu
status BBLR yaitu sebanyak 30 orang yang melahirkan normal sebagai kontrol
dari 113 kelahiran. Pada tahun 2014 dalam bentuk berpasangan (matching).
kasus Berat Badan Lahir Rendah Untuk setiap sampel kontrol dipilih
mengalami peningkatan yaitu 77 kasus berdasarkan umur sebagai matching.
dari 167 kelahiran dalam 1 tahun.
Sedangkan data di RSU Anutapura Palu C. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang memiliki jumlah kasus BBLR Risiko Paritas Terhadap Berat Badan
yang cukup tinggi. Berdasarkan data Lahir Rendah
Rekam Medik RSU Anutapura Palu, Hasil penelitian diperoleh bahwa
kasus BBLR pada tahun 2013 paritas merupakan risiko kejadian berat
berjumlah 412 kasus dan pada tahun badan lahir rendah. Berdasarkan hasil
2014 meningkat menjadi 439 kasus. uji statistik diperoleh nilai OR yaitu
Melihat masalah diatas peneliti 1,703, hal ini menunjukkan bahwa
tertarik untuk melakukan penelitian paritas adalah faktor risiko kejadian
mengenai Anlisis Faktor risiko kejadian berat badan lahir rendah atau dengan
Berat Badan Lahir Rendah di RSU kata lain ibu yang memiliki paritas yang
Anutapura Palu. tinggi berisiko 1,703 kali lebih besar
untuk melahirkan berat badan lahir
B. METODE PENELITIAN rendah dibandingkan dengan ibu yang
Jenis penelitian yang digunakan memiliki paritas rendah. Nilai lower
dalam penelitian ini adalah penelitian limit dari uji statistik yaitu 0,862 dan
epidemiologi observasional analitik upper limit yaitu 3,363. Karena nilai
dengan pendekatan case control (Kasus- lower limit dari paritas tidak mencapai
kontrol). Penelitian ini dilaksanakan di angka 1 maka penelitian mengenai
Rumah sakit Umum Anutapura Palu paritas belum mampu menjelaskan
pada tanggal tanggal 16 maret sampai 8 adanya hubungan yang bermakna antara
Juni tahun 2015. Populasi dalam paritas dengan kejadian BBLR. Hal ini
penelitian ini adalah ibu yang dikarenakan dalam penelitian sebagian
melahirkan di Rumah Sakit Anutapura besar responden berumur diantara 20-24
Palu. Besar sampel minimal pada tahun yang rata-rata melahirkan anak
penelitian ini menggunakan kedua dan ketiga sehingga tidak
perbandingan 1:2 sebanyak 58 reponden memiliki paritas yang tinggi.
untuk kelompok kasus, dan 116
responden untuk kelompok kontrol dan
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 32
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Pada penelitian ini diperoleh pada yang memiliki paritas tidak berisiko,
paritas tinggi, 21 responden (36,2%) ada 57,1% subyek yang melahirkan bayi
diantaranya melahirkan dengan berat BBLR. Hasil uji statistik menyimpulkan
badan lahir rendah, pada paritas rendah, ada hubungan yang signifikan antara
terdapat 37 responden (63,8%) yang paritas dengan kejadian BBLR (OR=5,3
melahirkan dengan berat badan lahir CI 95%=1,244-22,563). Hal ini
rendah. menunjukkan bahwa subyek dengan
Hal tersebut didukung oleh paritas lebih dari sama dengan empat
penelitian yang dilakukan oleh Ismi kali mempunyai risiko 5,3 kali untuk
Triardani di Wilayah Kerja Puskesmas melahirkan BBLR dibandingkan subyek
Singkawang Timur Dan Utara Kota dengan paritas kurang dari empat kali.
singkawang pada tahun 2011, Hal ini dikarenakan risiko komplikasi
Berdasarkan paritas sebagian besar yang serius, seperti perdarahan dan
berat badan lahir normal terjadi pada infeksi meningkat secara bermakna
subyek yang tidak berisiko (kurang dari mulai dari persalinan yang keempat dan
empat). Hasil analisis hubungan antara seterusnya, sehingga ada kecenderungan
paritas dengan kejadian BBLR bayi lahir dengan kondisi BBLR bahkan
diperoleh bahwa ada sebanyak 42,9% terjadinya kematian ibu dan bayi.[6]
subyek yang memiliki paritas lebih dari Dari hasil penelitian adanya risiko
sama dengan empat kali melahirkan paritas terhadap berat badan lahir
bayi BBLR, sedangkan diantara subyek rendah menunjukan jumlah kasus berat
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 33
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
badan lahir rendah dengan paritas yang penimbangan berat badan, 51,7% yang
berisiko tinggi sebanyak 36,2%. melakukan pemeriksaan tekanan darah,
Tingginya kasus dikarenakan kurangnya 34,5% yang melakukan pemeriksaan
pengetahuan ibu akan dampak dari kadar hemoglobin dan juga dapat
paritas, Sering terpapar oleh asap rokok, dipengaruhi faktor lainnya seperti
memiliki riwayat penyakit tertentu memiliki status gizi yang baik dan tidak
seperti hipertensi, hipotensi, dan terpapar oleh asap rokok.
anemia, dan tidak melakukan kunjungan Pada penelitian ini adanya risiko
antenatal care. Berdasarkan hasil paritas terhadap berat badan lahir
analisis adanya kasus tidak hanya rendah menunjukan jumlah kasus berat
disebabkan oleh paritas yang tinggi, badan lahir rendah dengan paritas
ditemukan bahwa 57,1% responden rendah sebanyak 63,8%. Dalam hal ini
diantaranya juga memiliki jarak berat badan lahir rendah tidak hanya
kehamilan risiko tinggi, 23,8% dipengaruhi oleh paritas tetapi juga bisa
responden tidak melakukan disebabkan oleh faktor lain.
penimbangan berat badan, 57,1% Berdasarkan hasil analisis dari 63,8%
responden tidak melakukan yang mempunyai risiko paritas rendah
pemeriksaan tekanan darah, dan 71,4% namun menjadi kasus dalam kejadian
responden tidak melakukan BBLR ditemukan bahwa, 81,1%
pemeriksaan kadar hemoglobin. diantaranya memiliki jarak kehamilan
Pada penelitian ini adanya risiko yang berisiko tinggi, 48,6% yang tidak
paritas terhadap berat badan lahir melakukan penimbangan berat badan,
rendah menunjukan jumlah kontrol 70,3% yang tidak melakukan
berat badan lahir rendah dengan paritas pemeriksaan tekanan darah, 89,2% yang
yang berisiko tinggi sebanyak 25,0%. tidak melakukan pemeriksaan kadar
Dalam hal ini ibu yang memiliki paritas hemoglobin, dan juga dapat dipengaruhi
tinggi bisa mengantisipasi melahirkan faktor risiko lainnya.
berat badan lahir rendah apabila ibu Risiko Jarak Kehamilan terhadap
melakukan kunjungan antenatal care Berat Badan Lahir Rendah
yang rutin dengan mengontrol berat Hasil penelitian diperoleh bahwa
badan, memeriksakan tekanan darah, jarak kehamilan merupakan risiko
dan juga memeriksakan kadar kejadian berat badan lahir rendah.
hemoglobin, memiliki jarak kehamilan Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
> 2 tahun, dan faktor lain seperti tidak nilai OR yaitu 3,231, hal ini
terpapar asap rokok, dan status gizi ibu menunjukkan bahwa jarak kehamilan
yang baik. Berdasarkan hasil analisis adalah faktor risiko kejadian berat
paritas tinggi namun menjadi kontrol badan lahir rendah atau dengan kata lain
dalam kejadian BBLR ditemukan ibu yang memiliki jarak kehamilan < 2
bahwa 86,2% diantaranya memiliki tahun berisiko 3,231 kali lebih besar
jarak kehamilan yang berisiko rendah, untuk melahirkan berat badan lahir
79,3% yang melakukan kunjungan rendah dibandingkan dengan ibu yang
antenatal care, 75,9% yang melakukan memiliki jarak kehamilan ≥ 2 tahun.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 34
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Nilai lower limit dari uji statistik yaitu anemia, dan tidak melakukan kunjungan
1,633 dan upper limit yaitu 6,391. antenatal care. Berdasarkan hasil
Jarak kehamilan merupakan faktor analisis adanya kasus tidak hanya
risiko dikarenakan responden yang disebabkan oleh jarak kehamilan yang
banyak berumur 20-25 tahun memiliki berisiko tinggi, ditemukan bahwa 28,6%
jarak kehamilan yang sempit dan belum diantaranya juga memiliki paritas
menggunakan kontrasepsi. tinggi, 45,2% tidak melakukan
Pada penelitian ini diperoleh pada penimbangan berat badan, 66,7% tidak
jarak kehamilan risiko tinggi, 42 melakukan pemeriksaan tekanan darah,
responden (72,4%) diantaranya dan 81,0% tidak melakukan
melahirkan dengan berat badan lahir pemeriksaan kadar hemoglobin.
rendah, pada jarak kehamilan risiko Dari hasil penelitian adanya risiko
rendah, terdapat 16 responden (27,6%) jarak kehamilan terhadap berat badan
yang melahirkan dengan berat badan lahir rendah menunjukan jumlah kontrol
lahir rendah. berat badan lahir rendah dengan jarak
Penelitian ini juga sejalan dengan kehamilan yang berisiko tinggi
penelitian yang dilakukan oleh Almira sebanyak 44,8%. Dalam hal ini ibu yang
Githa Di RSD Panembahan Senopati memiliki jarak kehamilan yang berisiko
Bantul Pada tahun 2007 yang tinggi bisa mengantisipasi melahirkan
menyatakan bahwa Nilai OR sebesar berat badan lahir rendah apabila ibu
2,67 menunjukkan bahwa jarak melakukan kunjungan antenatal care
kehamilan pada ibu bersalin di RSD yang rutin dengan mengontrol berat
Panembahan Senopati Bantul tahun badan, memeriksakan tekanan darah,
2007 mempunyai risiko 2,67 kali dan juga memeriksakan kadar
melahirkan bayi dengan BBLR. hemoglobin, memiliki paritas rendah,
Sehingga jarak kehamilan merupakan dan faktor lain seperti tidak terpapar
faktor risiko terhadap kejadian berat asap rokok, dan status gizi ibu yang
badan lahir rendah. Hal ini disebabkan baik. Berdasarkan hasil analisis jarak
pada penelitian banyaknya ibu tidak kehamilan yang berisiko tinggi namun
menggunanakan alat kontrasepsi menjadi kontrol dalam kejadian BBLR
sehingga jarak kehamilan tidak ditemukan bahwa 92,3% diantaranya
teratur.[1] memiliki paritas rendah, 82,7% yang
Dari hasil penelitian adanya risiko melakukan kunjungan antenatal care,
jarak kehamilan terhadap berat badan 75,0% yang melakukan penimbangan
lahir rendah menunjukan jumlah kasus berat badan, 50,0% yang melakukan
berat badan lahir rendah dengan jarak pemeriksaan tekanan darah, 26,9% yang
kehamilan yang berisiko tinggi melakukan pemeriksaan kadar
sebanyak 39,7%. Tingginya kasus hemoglobin dan juga dapat dipengaruhi
dikarenakan kurangnya pengetahuan faktor lainnya seperti memiliki status
ibu, Sering terpapar oleh asap rokok, gizi yang baik dan tidak terpapar oleh
memiliki riwayat penyakit tertentu asap rokok.
seperti hipertensi, hipotensi, dan
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 35
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 36
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
tinggi sebanyak 39,7%. Hal ini rokok, dan status gizi ibu yang baik.
disebabkan kunjungan antenatal care Berdasarkan hasil analisis penimbangan
ibu hamil yang kurang dan tidak berat badan yang berisiko tinggi namun
melakukan penimbangan berat badan menjadi kontrol dalam kejadian BBLR
selama hamil sehingga tidak ditemukan bahwa 45,8% diantaranya
terkontrolnya berat badan ibu selama memiliki jarak kehamilan yang rendah,
hamil mempunyai risiko tinggi 70,8% yang memiliki paritas rendah,
terjadinya BBLR. Kurangnya 25,0% responden yang melakukan
pemahaman dan pengetahuan ibu hamil kunjungan antenatal care, 25,0% yang
tentang pentingnya kunjungan ANC melakukan pemeriksaan tekanan darah,
pada saat ibu tersebut merasa dirinya 16,7% yang melakukan pemeriksaan
hamil agar mendapatkan diagnosis kadar hemoglobin dan juga dapat
kehamilan serta ada tidaknya masalah dipengaruhi faktor lainnya seperti
atau komplikasi yang terjadi, sering memiliki status gizi yang baik dan tidak
terpapar oleh asap rokok, memiliki terpapar oleh asap rokok.
riwayat penyakit tertentu seperti Pada penelitian ini adanya risiko
hipertensi, hipotensi, dan anemia. penimbangan berat badan terhadap berat
Berdasarkan hasil analisis adanya kasus badan lahir rendah menunjukan jumlah
tidak hanya disebabkan oleh kasus berat badan lahir rendah dengan
penimbangan berat yang berisiko tinggi, penimbangan berat badan yang berisiko
ditemukan bahwa 21,7% diantaranya rendah sebanyak 60,3%. Dalam hal ini
juga memiliki paritas tinggi, 82,6% berat badan lahir rendah tidak hanya
memiliki jarak kehamilan berisiko dipengaruhi oleh penimbangan berat
tinggi, 73,9% tidak melakukan badan tetapi juga bisa disebabkan oleh
pemeriksaan tekanan darah, dan 95,7% faktor lain. Berdasarkan hasil analisis
tidak melakukan pemeriksaan kadar penimbangan berat badan dengan risiko
hemoglobin. rendah namun menjadi kasus dalam
Pada penelitian ini adanya risiko kejadian BBLR ditemukan bahwa
penimbangan berat badan terhadap berat 45,7% diantaranya memiliki paritas
badan lahir rendah menunjukan jumlah tinggi, 65,7% yang memiliki jarak
kontrol berat badan lahir rendah dengan kehamilan risiko tinggi, 60,0% ryang
penimbangan berat badan yang berisiko tidak melakukan pemeriksaan tekanan
tinggi sebanyak 20,7%. Dalam hal ini darah, 74,3% yang tidak melakukan
ibu yang tidak melakukan penimbangan pemeriksaan kadar hemoglobin dan juga
berat badan bisa mengantisipasi agar dapat dipengaruhi faktor risiko lainnya.
tidak melahirkan berat badan lahir Risiko Cakupan Pemeriksaan
rendah dengan melakukan kunjungan Tekanan darah Terhadap Berat
antenatal care yang rutin, memeriksakan Badan Lahir Rendah
tekanan darah, dan juga memeriksakan Hasil penelitian diperoleh bahwa
kadar hemoglobin, memiliki jarak Cakupan pemeriksaan tekanan darah
kehamilan > 2 tahun paritas rendah, dan merupakan risiko kejadian berat badan
faktor lain seperti tidak terpapar asap lahir rendah. Berdasarkan hasil uji
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 37
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
statistik diperoleh nilai OR yaitu 2,692, pada saat hamil berisiko 1,71 kali
hal ini menunjukkan bahwa Cakupan melahirkan bayi dengan Berat Badan
pemeriksaan tekanan darah adalah Lahir Rendah dibandingkan ibu yang
faktor risiko kejadian berat badan lahir melakukan pemeriksaan tekanan darah
rendah atau dengan kata lain ibu yang pada saat hamil. Hal ini disebabkan
tidak melakukan cakupan pemeriksaan masih kurangnya ibu melakukan
tekanan darah berisiko 2,692 kali lebih kunjungan antenatal care dan tidak
besar untuk melahirkan berat badan melakukan pemeriksaan tekanan darah
lahir rendah dibandingkan dengan ibu sehingga tekanan darah ibu tidak
yang melakukan cakupan pemeriksaan terkontrol selama kehamilan.[4]
tekanan darah. Nilai lower limit dari uji Pada penelitian ini adanya risiko
statistik yaitu 1,397 dan upper limit pemeriksaan tekanan darah terhadap
yaitu 5,184. Cakupan pemeriksaan berat badan lahir rendah menunjukan
tekanan darah merupakan faktor risiko jumlah kasus berat badan lahir rendah
kejadian BBLR disebabkan responden dengan pemeriksaan tekana darah yang
yang melakukan kunjungan antenatal berisiko tinggi sebanyak 65,5%. Hal ini
care tidak melakukan pemeriksaan dikarenakan kunjungan antenatal care
tekanan darah sehingga tekanan darah ibu hamil yang kurang dan tidak
tidak terkontrol selama masa kehamilan. melakukan pemeriksaan tekanan darah
Upaya pencegahan yang dapat selama hamil sehingga tidak
dilakukan adalah rutin melakukan terkontrolnya tekanan darah ibu selama
kunjungan antenatal care dan hamil yang dapat menyebabkan
melakukan pemeriksaan tekanan darah hipertensi ataupun hipotensi
setiap kali kunjungan. mempunyai risiko tinggi terjadinya
Pada penelitian ini diperoleh pada BBLR. Kurangnya pemahaman dan
cakupan pemeriksaan tekanan darah pengetahuan ibu hamil tentang
risiko tinggi, 38 responden (65,5%) pentingnya kunjungan ANC pada saat
diantaranya melahirkan dengan berat ibu tersebut merasa dirinya hamil agar
badan lahir rendah, sedangkan pada mendapatkan diagnosis kehamilan serta
cakupan pemeriksaan tekanan darah ada tidaknya masalah atau komplikasi
risiko rendah, terdapat 20 responden yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis
(34,5%) yang melahirkan dengan berat adanya kasus tidak hanya disebabkan
badan lahir rendah. oleh pemeriksaan tekanan darah yang
Penelitian ini sejalan dengan berisiko tinggi, ditemukan bahwa 31,6%
penelitian yang dilakukan oleh Fitrah diantaranya juga memiliki paritas
Ernawati pada tahun 2011 menyatakan tinggi, 73,3% memiliki jarak kehamilan
bahwa frekuensi pemeriksaan tekanan berisiko tinggi, 44,7% tidak melakukan
darah berisiko terhadap kejadian berat penimbangan berat badan, dan 92,1%
badan lahir rendah dimana nilai OR tidak melakukan pemeriksaan kadar
yang didapatkan yaitu 1,71 sehingga hemoglobin.
dapat disimpulkan bahwa ibu yang tidak Pada penelitian ini adanya risiko
melakukan pemeriksaan tekanan darah pemeriksaan tekanan darah terhadap
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 38
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 39
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 40
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 41
Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Rosmala Nur, Adhar Arifuddin, Redita Novilia: 29-42) 42