Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga menurut Sayekti (1994, dalam Betan dan Dion, 2013, hlm 2) adalah suatu
ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis dan yang hidup bersama atau seseorang laki-laki atau seseorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi dan tinggal bersama dalam sebuah rumah tangga. Peran dan fungsi keluarga
dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-psiko-sosio-
kultural spiritual sangat penting. Sangat tepat jika keluarga dijadikan titik sentral
pelayanan keperawatan. (Andarmoyo,2010,hlm 5)

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Wajan,2010 hlm 107). Hipertensi sering
disebut sebagai “silent killer”(pembunuh siluman), karena sering kali penderita
hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Di
Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien
yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi
minum obat kemungkinan lebih besar (Triyanto,2014 hlm 1-2).

Berdasarkan etiologi atau penyebabnya hipertensi essensial merupakan 90% dari


kasus penderita hipertensi . dimana sampai saat ini belum diketahui apa penyebabnya
secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder penyebab dan patfisiologi dapat diketahui
dengan jelas suhingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat batan ( Wijaya
dan Putri, 2013 hlm 52).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur
kurang dari atau sama dengan 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di bangka belitung
(30,9%), diikuti kalimantan selatan (30,8%), jawa barat ( 29,4%). Pravelensi
hipertensi di Indonesia didapat melalui kuesionar terdiagnosis tenaga kesehatan
sebesar 9,5% . jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Respondan yang mempunyai
tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7% . Jadi
pravalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. (Riskesdas, 2013.)

Jumlah penduduk berisiko (> 15 tahun) yang dilakukan pengukuran tekanan darah
pada tahun 2015 tercatat sebanyak 2.807.407 atau 11,03%. Presentasi penduduk yang
dilakukan pemeriksaan tekanan darah tahun 2015 tertinggi di kota Salatiga sebesar
41,52%, sebaliknya presentasi terendah adalah kabupaten Banjarnegara sebesar
0,83%. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2015)

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di wilayah kelurahan Krobokan


khususnya Jembatan rw 01 didapatkan bahwa pada usia dewasa yang telah menderita
hipertensi diwilayah tersebut sebesar 64,3%, wanita mempunyai prevalensi lebih
tinggi terkena daripada laki-laki. Dari kasus tadi ternyata 68,4% diantaranya terkena
hipertensi ringan, 28,1% terkena hipertensi sedang, yang masuk hipertensi berat
sebesar 3,5%. (Ardiansyah, 2012, hlm 55)

Peran perawat yang pertama dalam asuhan keperawtan sebagai pendidik, diharapkan
perawat komunitas harus mampu memberikan informasi kesehatan yang dibutuhkan
keluarga melalui pendidikan kesehatan, peran kdua perawat yaitu sebagai peneliti,
oleh perawat komunitas dengan berbagai aktivitas penelitian yang berfokus pada
individu,keluarga,kelompok atau komunitas. Peran ketia sebagai konselor diharpakan
perawat dapat mendengar keluhan keluarga secara subyekti dan memberikan umpan
balik serta membeikan informasi sebagai pemecahan masalah. Peran perawat yang
keempat sebagai kolabulator dapat berkomunikasi dengan anggota tim yang lain,
berpartisipasi bekerja sama dengan anggoota tim lain. Peran perawat yang kelima
adalah sebagaoi pembela ditinjukan oleh perawat yang tanggap terhadap kebutuhan
komunitas. (Achjar,2010 hlm 31-32)
Berdasarkan jumlah penderita hipertensi yang diperoleh dan tanda gejala yang tidak
dirasakan oleh banyak penderita serta tingkat kesadran akan kesehatan yang lebih
rendah maka penulis tertarik untuk membahas masalah hipertensi terutama di wilayah
jimbaran,kalibanteng kota semarang dalam melakukan studi kasus atau karya tulis
ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. D Khusunya Ny.W dengan
Hipertensi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami , mempelajari, dan memperoleh pengalaman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian yang tepat pada keluarga dengan hipertensi
b. Mampu mengidentifikasi analisa data yang diperoleh keluarga dengan
hipertensi
c. Mampu menentukan dignosa yang tepat berdasarkan propritas maalah pada
keluarga dengan hipertensi
d. Mampu menyusun rencana tindakan pada keluarga dengan hipertensi
e. Mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga dengan hipertensi
f. Mampu melkukan evaluasi sesuai tindakan yang diberikan pada keluarga
dengan hipertensi.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Untuk Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawsana bagi mahasiswatentang hipertensi serta
mengasah pola pikir penuis dalam menerapkan teori yang sudah diberikan
dikampus dengan praktek lansung di ;ahan, sehingga siap dan bisa memberikan
asuhan keperawatan klien dengan hipertensi
2. Manfaat Untuk Institusi
Dari hasil penulisan imi dapat dijadikan sebagai sumber kepustakaan bagi
mahasiswa khusunya dalam ilmu keperwatab keluarga.
3. Manfaat Untuk Puskesmas
Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau evaluasi mengenai hipertensi dalam
konsep keperwatan komunitas yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
kesehatan khusunya di ilmu keperawatan.
4. Manfaat Untuk Masyarakat
Diharapkan dapat menambah keterampilan,pengetahuan dan wwasan masyarakat
atau keluarga dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan suatu kelompok individu yang berhubungan dengan
erat secara terus menerus dan terjadi interaksi atau sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama sama , didalam lingkungannya sendriri
atau masyarakat secara keseluruhan.

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.


Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu
individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain , saling tergantung
yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.

Johnson (1992) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau


lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat
dalam kehidupan terus menerus , yang tinggal dalam satu atap, mempunyai
ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
lainnya.

2. Tipe Keluarga
Keluarga yang merupakan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan . sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatam maka perawat erlu
mengetahui berbagai tipe keluarga (Padila,2012,hlm.38)

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai


tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau
non normative. Sussmann (1974), Macklin (1998) menjelaskan tipe tipe
keluarga sebagai berikut :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti yaitu terdiri dari suami , istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga
dengan orang tua campuran atauorang tua tiri.
2) Pasangan suami istri terdiri dari suami dan istri saja atau tanpa
anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya
keluarga dengan karier tunggal atau karier karier keduanya.
3) Keluarga dengan orang tua biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
4) Bujangan dewasa sendirian
5) Keluarga besar terdiri keluarga inti dan orang orang yang
berhubungan
6) Pasangan usia lanjut,keluarga inti dimana suami istri sudah tua dan
anak anaknya sudah berpisah
b. Keluarga Non Tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah biasanya ibu
dan anak
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah didasarkanpada
hukum tertentu
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah
4) Keluarga gay atau lesbian, orang orang berjenis kelamin yang sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
5) Keluarga komuni adalah keluarga yang terdiri lebih dari satu
pasangan monogamy dengan anak anak secara bersama
menggunakan fasilitas sumberyang sama

3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan tentang bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur
keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam macam
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanaj saudara sedarha dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga bersama keluarga
sedarah ibu
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga seraha ibu
e. Keluarga Kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi peminaan keluarga dan
beberapa sanak audara yang lebih bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri

4. Fungsi keluarga
Fridman (1998) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga, yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
melalui keluarga yang bahagia. Anggota keluarga mengembangkan
konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta
merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan support dipelajari
dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan
dan berakhir setelah meninggal. Keluarga merupakan tempat dimana
individu melakukan sosialisasi. Tahap perkembangan individu dan
keluarga akan dicapai melalui interaksi atau hubungan yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin,
memiliki nilai dan norma , budaya dan perilaku mulai interaksi dalam
keluarga sehingga individu mampu berperan di masyarakat.
(Gegas,1979 dan Fredman,1998)
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
makanan,pakaiandan rumah , maka keluarga memerlukan sumber
keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis
kemiskinan.
e. Fungsi perawat kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain
keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga
berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik
untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang
sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan
tenaga profesional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status
kesehatan individu dan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap


anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan . tugas kesehatan keluarga tersebut adalah (Fridman,
1998) :
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
5. Ciri ciri Keluarga
Ciri –ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan
garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota
anggotanyya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama atau rumah tangga
(Padils,2010, hlm. 37-38)

6. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap tahap yang dapat
diprediksi seperti halnya individu individu yang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus. Keluarga sebagai
sebuah unit juga mengalami tahap perkembangan yang terus menerus.
Duval (1977) telah membuat formulasi tahap tahap perkembangan
keluarga dengan menggunakan usia anak yang paling tua sebagai
patokannya, kecuali pada dua tahap terakhir ketika anak anak tidak ada
lagi dirumah.
Carter dan Mc Goldrick (1989) membagi keluarga dalam lima tahap
perkembangan , yaitu:
a. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai
anak usia sekolah)
d. Keluarga yang memiliki anak dewasa
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f. Keluarag lansia
Berikut tahap siklus kehidupan keluarga tugas perkembangannya.
(Duval,1977 dan Friedman, 1998)

a. Tahap keluarga pemula (beginning family)


Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak.
Tugas perkembangan keluarga:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3) Keluarga berencana ( keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua)
4) Menetapkan tujuan bersama
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan,persalinan dan
menjadi orang tua)
b. Tahap keluarga sedang mengasuh anak(child bearing)
Kelarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan
Studi Klasik Le master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17%
tidakbermasalah selebihnya bermasalah dalam hal:
1) Suami merasa diabaikan
2) Peningkatan perselisihan dan argumen
3) Interupsi dalam jadwal kontinu
4) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun

Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah :

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah inti yangmantap (


integrasi bayi dalam keluarga)
2) Rekonsiliasi tugas tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabtan keluarga besar dengan menambah peran
orang tua, kakek dan nenek
5) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
6) Konseling KB post partum 6 minggu
7) Menata ruang untuk anak
8) Menyiapkan biaya child bearing
9) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
10) Meningkatkan kebiasaan keagamaan secara rutin
c. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan – 6 tahun
Tugas perkembangan keluarga :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi dan keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintergrasikan anak yang baru dan membuhi kebutuhan anak
yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat serta hubungna di luar
kekuarga
5) Pembagian waktu,individu,pasangan dan anak
6) Pembagian tanggung jawab
7) Merencakana kegiatan dan waktu stimukasi tumbuh dan kembang
anak.
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun
Tugas perkembangan keluarga:
1) Mensosialisasikan anak anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat
2) Mempertahaknkan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutujan fisik anggota keluarga
4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
5) Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Tahap keluarga dengan anak remaja
Keluarga dengan anak pertama 13-20 tahun
Tugas perkembangan keluarga:
1) Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak
4) Mempersiapkan perubahan untuk memnuhi kebutuhan tumbuh dan
kembang anggota keluarga
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa
Kelurga dengan anak pertama meninggalkan rumah
Tugas perkembangan keluarga:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru dari pekawinan anaknya
2) Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
3) Membangu orang tua lanjut usia dan sakit sakitan dari suami atau
istri
4) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
5) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
6) Menciptkan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh yang
baik utnuk anaknya
g. Tahap keluarga dengan usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga:
1) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh artu
dengan para orang tua dan anak anak
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
4) Persiapan masa tua
h. Tahap keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga:
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah car hidup
2) Mempertahankan peraturan hidupp yang memuaskan
3) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
4) Mempertahakan hubungan perkawinan
5) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
6) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
7) Melakukan life revuew masa lalu
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan saat seorang perawat mengambil
informasi secara terus menuerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya.pengkajian merupakan syarat utama untuk mengidentifikasi
masalah. Pengkajian keperawatan bersifat dinamis, interaktif dan fleksibel.
Data dikumpulkan secara sistematis dan terus menerus dengan
menggunakan alat pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga dapat
menggunakan metode observasi,wawancara dan pemeriksaan fisik.
(Maglaya,2009 dalam Riasmini, et al,2017,hlm 71)

Pengkajian keperawatan dalam keluarga memiliki dua tahapan yaitu yang


pertama berfokus pada masalah kesehatan keluarga dan yang kedua
menyajikan kemmapuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan
keluarga, namun pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan.
Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :
a. Data umum atau identitas keluarga mencakup nama kepala
keluarga,komposisi keluarga anggota keluarga, alamat, agama,suku,
bahasa sehari hari, jarak pelayanan kesehatan terdekat dan alat
transportasi
b. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama,
hubungan dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pekerjaan saat ini, status gizi, tanda tanda vital, status imuninasi dasar
dan penggunaan alat bantu atau protesa serta status kesehatan
kesehatan anggota keluarga saat ini meliputi keadaan umum , riwayat
penyakit/alergi.
c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini
sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosis medis,
rujukan dokter atau rumah sakit, keadaan umum, sirkulasi,cairan,
perkemihan, pernapasan, muskuluskeletal,neurosensori, kulit,istirahat
dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya, kebersihan
diri,perawatan diri sehari haridan data penunjang medis individu yang
sakit (lab, radiologi, EKG,USG)
d. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman
antara lain ventilasi,penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan
sampah dl
e. Struktur keluarga mencakup struktur peran, nilai (value), komunikasi,
kekuatan. Komponen struktur keluarga ini akan menjawab pertanyaan
tentang siapa anggota keluarga, bagaimana hubungan diantara anggota
keluarga.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel perkembangan
keluarga ini akan menjawab tahap perkembangan keluarga, tugas
perkembangan keluarga.
g. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek
instrumental fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari hari seperti
makan,tidur,pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi keluarga
adalah fungsi emosi,lomunikasi, pemecahan masalah,keyakinan dan
lain lain. Pengkajian variabel fungsi keluarga mencakup kemampuan
keluarga dalam melakukan tugas kesehatan,mengambil keputusan
mengenai tindakan keperawatan yang tepat, merawat anggota keluarga
yang sakit, memelihara lingkungan rumah yang sehat dan
menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat
(Riasmini,el al,2017,hlm 72-74)

2. Diagnosa Keperawatan
Diangnosa keperawatan adlah keputasan klinis mengenai
individu,keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pemngumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya. Diangosis keperawatan keluarga dianalisi dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan
keluarga,lingkungan keluarga,struktur keluarga,fungsi fungsi keluarga dan
koping keluarga,baik yang berdifat aktual,resiko maupun sejahtera dimana
perawat memiliki kewenagan dan bertanggung jawab untuk melakukan
tindakan keperawatan bersama sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga (Riasmini, et al,2017,hlm 75)
3. Intervensi Keperawatan

4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
C. Konsep Dasar Penyakit
D. Proses Keperawatan Keluarga

Вам также может понравиться