Вы находитесь на странице: 1из 105

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Pola Tata Kelola


Badan Layanan Umum tercantum dalam Undang Undang
Nomor 1 tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara, bab I
pasal 1,butir 23, jo pasal 68 dan 69, merupakan reformasi dalam
bidang Tata Keuangan Negara, yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik. Aturan teknisnya dituangkan
pada Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang telah
direvisi dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012,
sedangkan untuk daerah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Tehnis Pengelolaan
Badan Layanan Umum Daerah. Pada pelaksanaannya terdapat
aturan khusus, yang disebut sebagai Dokumen Pola Tata Kelola.
Kekhususannya adalah pelaksanaan perubahan mendasar dari
instansi yang semula berdasarkan aturan birokratis, menjadi
tatanan sosio-ekonomik yang disebut sebagai bisnis yang sehat
yang melaksanakan berbagai fleksibilitas yang berbeda dengan
lembaga birokrasi lainnya.Berbeda dengan Pola Tata Kelola Rumah
Sakit yang hanya melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (
UKP ), Pola Tata Kelola Puskesmas yang melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
sekaligus merupakan lembaga atau organisasi yang juga
melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).Pola Tata
Kelola Puskesmas memegang peran yang penting, karena disinilah
dapat tercermin pelaksanaan operasional dari Puskesmas yang
melaksanakan PPK- BLUD.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 1


Istilah Tata Kelola atau Tata Pemerintahan Perusahaan di
Indonesia merupakan terjemahan dari “Corporate Governance”.
Secara etimologis kata “Governance” berasal dari bahasa Perancis
kuno “Gouvernance” yang berarti pengendalian (control) atau
regulated dan dapat dikatakan merupakan suatu keadaan yang
berada dalam kondisi terkendali (the state of being governed).
Sering kali metafora yang digunakan untuk menggambarkan
esensi dari pengertian ini adalah mengendalikan dan menahkodai
sebuah kapal (the idea of steering or captaining a ship) (Farrar,
2001). Secara harfiah Governance ditanah air kerap diterjemahkan
sebagai “pengaturan”, akan tetapi sebenarnya masih diperlukan
kajian untuk mencari istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia
yang benar. Perlu juga dipahami bahwa menurut Winarno (2000)
Governance tidak bisa atau tidak tepat diterjemahkan sebagai
pemerintah, sekalipun banyak pihak yang mengartikan demikian.
Dalam konteks Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)
sering juga disebut Tata Pamong atau Penadbiran. Kata terakhir
tadi ditelinga terasa terdengar janggal, maklum istilah tersebut
berasal dari kata Melayu. Sedangkan untuk istilah ”Corporate”
jikalau dilihat dari segi etimologis merupakan turunan dari bahasa
latin Corpus yang berarti sekumpulan peraturan dan undang-
undang. ”Erate” yang berarti sesuatu yang dihargai atau dipatuhi.

Menurut The Organization for Economic Cooperation


and Development (OECD) Tata Kelola (Corporate Governance),
didefinisikan sebagai berikut:

“Corporate Governance is the system bywhich business


corporations are directed and controlled. The corporate
Governance structure specifies the distribution of rights and
responsibilities among different participants in the corporation,
such as the board, the managers, shareholder and other
stakeholders, and spells out the rules and procedure for
making decisions and corporate affairs. By doing this, it also

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 2


provides the structure through which the company objectives
are sets and the means of attaining those objectives and
monitoring performance”
Sesuai dengan definisi diatas Tata Kelola adalah sistem yang
dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan
organisasi. Tata Kelola mengatur pembagian tugas, hak dan
kewajiban mereka terhadap kehidupan organisasi,
termasukpemilik, Dewan Pengawas, para manajer dan semua
anggota stakeholders non-pemilik. Tata Kelola juga
mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan
oleh Dewan Pengawas-Board of Directors dan direksi dalam
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan
perusahaan. Dengan pembagian tugas, hak, kewajiban dan
ketentuan prosedur pengambilan keputusan penting, maka
perusahaan mempunyai pegangan untuk menentukan sasaran
dan strategi. Pembagian tugas, hak dan kewajiban juga berfungsi
sebagai pedoman mengevaluasi kinerja Board of Directors dan
manajemen perusahaan.The Australian Stock Exchange (ASX)
mendefinisikan Tata Kelola (Corporate Governance) sebagai berikut:

“Corporate Governance is the system by which companies are


directed and managed. It influences how the objectives of the
company set and achieved, how risk is monitored and
assessed, and how performance is optimised”.
Sesuai dengan kutipan tersebut dapat diartikan bahwa Tata
Kelola sebagai suatu sistem yang dipergunakan untuk
mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan. Sistem
tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sasaran
usaha maupun dalam upaya mencapai sasaran tersebut.Tata
Kelola juga mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja
bisnis yang optimal serta dalam analisis dan pengendalian resiko
bisnis yang dihadapi perusahaan. Menurut pakar manajemen Jill

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 3


Solomon dan Aris Solomon (2003) mengatakan bahwa Tata Kelola
ádalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara perusahaan
yang diwakili oleh Board of Directors dengan pemegang saham.
Tata Kelola juga mengatur hubungan dan pertanggungjawaban
atau akuntabilitas perusahaan kepada seluruh anggota the
stakeholders non-pemegang saham (kreditur, pelanggan, karyawan
dan masyarakat). Semua hubungan tersebut diatas harus ditata
secara sehat dengan mengindahkan berbagai macam undang-
undang dan ketentuan hukum lain yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


119/PMK.05/2007 pasal 5, pola tatakelola merupakan peraturan
internal Badan Layanan Umum Daerah yang menetapkan:

1. Organisasi dan tata laksana, mencakup struktur organisasi,


prosedur kerja, pengelompokan fungsi yang logis, ketersediaan
dan pengembangan sumberdaya manusia, serta efisiensi biaya.
2. Akuntabilitas, mencakup kebijakan, mekanisme/prosedur,
media pertanggungjawaban,dan periodisasi
pertanggungjawaban program, kegiatan, dan keuangan dalam
rangkamencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Transparansi, dengan menerapkan asas keterbukaan yang
dibangun atas dasarkemudahan memperoleh informasi bagi
yang membutuhkan.

1.2. Prinsip Tata Kelola


Menurut Daniri (2005), secara umum ada lima prinsip dasar
( Nilai-Nilai dasar/core value ) yang terkandung dalam good
corporate governance atau tata kelola yang baik menurut Daniri
(2005). Kelima prinsip tersebut adalah transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi dan kesetaraan / kewajaran /
fairness. Namun dalam Permendagri No. 61 tahun 2007, prinsip

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 4


yang dituntut untuk dilaksanakan hanya empat prinsip yang
pertama. Secara lebih rinci prinsip-prinsip dasar dalam tata kelola
yang baik adalah dapat sebagai berikut;

1. Transparansi (Transparancy)

Menurut Daniri, transparansi bisa diartikan sebagai


keterbukaan informasi baik dalam proses pengambilan
keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan. Informasi ini
disediakan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan
lembaga dan harus cukup, akurat serta tepat waktu. Para
stakehoder harus dapat mengakses informasi penting secara
mudah pada saat yang diperlukan. Prinsip ini penting untuk
diterapkan agar para stakeholder memahami risiko yang
mungkin terjadi ketika melakukan interaksi (hubungan
profesional) dengan lembaga. Efek terpenting dari
dilaksanakannya prinsip transparansi ini adalah
terhindarnya benturan kepentingan (conflict of interest)
berbagai pihak dalam manajemen.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan


pertanggungjawaban organ lembaga sehingga pengelolaan
lembaga dapat terlaksana dengan baik. Dengan
terlaksananya prinsip ini, lembaga akan terhindar dari
konflik atau benturan kepentingan peran.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas atau pertanggungjawaban adalah kesesuaian


atau kepatuhan di dalam pengelolaan lembaga terhadap
prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 5


yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan masalah
pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan
hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian
dan persaingan yang sehat. Penerapan prinsip ini
diharapkan membuat lembaga menyadari bahwa dalam
kegiatan operasionalnya sering kali lembaga tersebut
menghasilkan eksternalitas (dampak luar kegiatan lembaga)
negatif yang harus ditanggung oleh masyarakat. Diluar hal
itu penerapan prinsip pertanggungjawaban ini diharapkan
juga akan membantu pemerintah dalam mengurangi
kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada
segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari
mekanisme pasar.

4. Independensi (Independency)

Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan


dimana lembaga dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Independensi ini terutama penting dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga jika tidak ada
independensi akan menghilangkan obyektivitas pengambilan
keputusan tersebut. Untuk meningkatkan independensi
dalam pengambilan keputusan, lembaga hendaknya
mengembangkan beberapa aturan, pedoman dan oraktik
ditingkat corporate board (dewan pengawas), terutama
ditingkat dewan pengawas dan direksi yang didaulat oleh
undang-undang untuk mengurus lembaga dengan sebaik-
baiknya.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 6


5. Kesetaraan dan kewajaran (Fairness)

Kesetaraan atau kewajaran secara sederhana dapat


didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara didalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Fairness menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin
perlakuan yang adil diantara beragam kepentingan dalam
perusahaan.

1.3. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola


Tata Kelola yang baik mempunyai lima macam tujuan utama
yaitu:

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang pemilik,


2. Melindungi hak dan kepentingan anggota the stakeholder non
pemilik / pemilik,
3. Meningkatkan nilai (value) organisasi dan pemilik,
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus
atau Board of Directors dan manajemen organisasi dan
5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan
manajemen señor organisasi.
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) atau Pelayanan klinis
di lingkup Puskesmas perlu mendapat perhatian khusus terutama
yang menyangkut dengan keselamatan pasien dan profesionalisme
dalam pelayanan. Untuk pengembangan sistem pelayanan klinis
dilakukan melalui penerapan goodclinical governance. Konsep
clinical governance yang dikembangkan oleh National Health
System, Inggris yang didefinisikan sebagai: “A framework through
which NHS organizations are accountable for continuously improving
the quality of their services, and safeguarding high standards of
care by creating an environment in which excellence in clinical care

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 7


can flourish”, ternyata menunjukkan perbaikan mutu pelayanan
klinis yang signifikan. Konsep tersebut diadopsi di Indonesia selain
untuk peningkatan mutu pelayanan klinis di rumah sakit dan
menjamin keselamatan pasien, yang diharapkan juga menjadi
kerangka kerja dalam meningkatan mutu pelayanan klinis di
puskesmas. Adapun tujuan akhir diterapkannya good clinical
governance adalah untuk menjaga agar pelayanan kesehatan
dapat terselenggara dengan baik berdasarkan standar pelayanan
yang tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja yang memiliki
tingkat profesionalisme tinggi. Dengan demikian pada gilirannya
akan mendukung dalam upaya mewujudkan peningkatan derajat
kesehatan melalui upaya klinik atau UKP yang maksimal dengan
biaya yang paling cost-effective. Konsep dasar good clinical
governance adalah; 1. Akuntabilitas pelayanan klinis yang
diberikan, 2. Perbaikan mutu pelayanan klinis yang
berkesinambungan, 3. Penerapan standar pelayanan klinis secara
optimal, dan 4. Menciptakan lingkungan pelayanan yang
mendukung pelayanan klinis yang bermutu. Tiga elemen utama
yang berperan dalam strategi peningkatan mutu dalam kerangka
clinical governance, adalah; 1. Standar kualitas nasional, 2.
Mekanisme untuk menjamin terselenggaranya pelayanaan klinis
yang berkualitas dan 3. Sistem-sistem yang secara efektif dapat
memantau pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu.

1.4. Sumber Referensi Pola Tata Kelola


Dasar hukum atas tata kelola Badan Layanan Umum
Daerah adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 8


Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 9


Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5340);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 10


Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5542);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5570);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2014 Nomor 1676);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten GarutTahun
2008 Nomor 38) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9
Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 11


Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2014 Nomor 9);
18. Peraturan Bupati Garut Nomor 199 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas
Daerah dan Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 28) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Bupati Garut Nomor 983
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Bupati Garut Nomor 199 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Daerah dan Unit
Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut Tahun 2015 Nomor
29);

1.5. Perubahan Pola Tata Kelola


Esensi Tata Kelola yang baik adalah peningkatan kinerja
melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan
adanya akuntabilitas terhadap pemangku kepentingan yang
berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu dapatlah dipahami bahwa pengenalan dan pemahaman
terhadap prinsip-prinsip dasar Tata Kelola yang baik menjadi
sangat penting. Puskesmas yang melaksanakan PPK-BLUD selain
melaksanakan UKM dan UKP juga dapat dikatakan merupakan
sebuah organisasi atau lembaga pelayanan not for profit yang
harus melaksanakan prinsip-prinsip dasar tata kelola yang baik.
Dalam membangun sistem upaya pelayanan kesehatan, baik
pelayanan publik maupun pelayanan klinis selain melaksanakan
bisnis yang sehat juga wajib dilakukan melalui penerapan prinsip-
prinsip keselamatan pasien dan jaminan mutu ( quality assurance
/ quality management ) serta melalui standardisasi dan perbaikan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 12


proses pelayanan secara berkesinambungan ( continuous quality
improvement ) . Pola Tata Kelola Puskesman, yang merupakan
peraturan dasar internal Pusmesmas yang melaksanakan PPK-
BLUD, menggambarkan nilai nilai Akuntabilitas, Transparansi,
Indepedensi, Resposibilitas dan fairness.Pola Tata kelola
Puskesmas yang melaksanakan PPK-BLUD adalah peraturan
internal yang memuat antara lain standar operasional, prosedur
kerja, pengelompokan fungsi yang logis dan pengelolaan sumber
daya manusia, remunerasi, standar pelayanan minimal, tarif
layanan BLUD, pengelolaan keuangan BLUD, pembinaan &
pengawasan, evaluasi dan penilaian kinerja.Tata Kelola Puskesmas
yang melaksanakan PPK - BLUD adalah Tata kelola Puskesmas
yang disesuaikan dengan tujuan pengelolaan BLUD yaitu
meningkatkan kinerja pelayanan UKM dan UKP dengan praktek
bisnis yang sehat, yaitu pengelolaan manajemen yang baik,
bermutu dan berkesinambungan.Terminologi Tata Kelola
Puskesmas perlu dibedakan dengan terminologi rule and regulation
dalam banyak hal; antara lain dalam hal materi (substansi) serta
badan (otoritas) yang punya kewenangan mengesahkannya.

1.6. Sistematika Penyusunan Pola Tata Kelola


Sistematika Pola Tata Kelola yang disajikan dalam dokumen
Pola Tata kelola UPT Puskesmas Sukahurip adalah sebagai
berikut.

BAB I Pendahuluan

Dalam Bab I menjelaskan tentang; pengertian pola tata


kelola, prinsip tata kelola, tujuan penerapan pola tata kelola,
sumber referensi pola tata kelola, dan sistemanika
penyusunan pola tata kelola.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 13


BAB II Struktur Organisasi

Dalam Bab II menjelaskan tentang struktur organisasi


sebelum BLUD, dan sruktur organisasi setelah BLUD.

BAB III Prosedur Kerja

Bab III menjelaskan tentang prosedur kerja sub bagian tata


usaha, pelayanan klinis puskesmas, kesehatan masyarakat,
dan prosedur kerja pengendalian mutu pelayanan
puskesmas.

BAB IV Pengelompokkan Fungsi yang Logis

Menjelaskan tentang pimpinan BLUD, pejabat keuangan


BLUD, pejabat teknis BLUD.

BAB V Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Menjelaskan tentang perencanaan kebutuhan, penerimaan


dan penempatan pegawai, sistem remunerasi, pembinaan
SDM, dan pemutusan hubungan kerja.

BAB VI Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja

Dalam Bab VI menjelaskan tentang perencanaan strategis,


perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja.

BAB VII Kebijakan Keuangan

Menjelaskan tentang sistem akuntansi dan keuangan,


penatausahaan keuangan PPK-BLUD, perencanaan dan
penganggaran, pendapatan dan belanja, pengelolaan kas,
akuntasi pelaporan penanggungjawaban keuangan,
akuntabilitas kinerja, surplus dan devisit dan kebijakan
tarif.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 14


BAB VIII Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

Menjelaskan tentang pengelolaan limbah, karakterisik,


tujuan pengelolaan, manfaat pengelolaan, konsep
pengelolaan limbah.

BAB IX Penutup

Berisikan tentang pesan dan harapan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 15


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

2.1. Struktur Organisasi Sebelum BLUD


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis (UPT) kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja.Fungsi Puskesmas sebagaimana tercantum
dalam peraturan menteri kesehatan tersebut adalah :
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatanmasyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakatyang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
danupaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusiaPuskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 16


i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan
responpenanggulangan penyakit.
Berlandaskan hal tersebut, posisi puskesmas merupakan bagian atas
struktur yang ada di Dinas Kesehatan yang ditetapkan dengan keputusan
kepala Daerah. UPT Puskesmas Sukahurip pun demikian, merupakan UPT
yang berada di dibawah Dinas Kesehatan dan bertanggungjawab
kepadanya. Pemetaan struktur puskesmas yang berada di bawah dinas
kesehatan sebagaimana tercantum pada Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun
2016 tentang Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat
DaerahKabupaten Garutterlihat pada tabel berikut.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 17


Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 18
Atas struktur organisasi Dinas Kesehatan tersebut, UPT Puskesmas
Sukahurip membentuk struktur organisasi UPT yang akan membagi
kewenangan berdasarkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Dua landasan hukum yang menjadi dasar pembentukkan struktur
organisasi tersebut, yaitu Permenkes 75 Tahun 2014 serta peraturan
Bupati Nomor 983 Tahun 2015. Struktur yang ditetapkan di UPT
Puskesmas Sukahurip adalah sebagai beriku

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 19


Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 20
2.2. Struktur Organisasi setelah BLUD
Struktur organisasi BLUD didasarkan atas pengembangan
organisasi yang ada. Berdasarkan Permendagri 61 Tanhun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah,
struktur yang harus ada di dalam Badan Layanan Umum Daerah dan
merupakan struktur yang melekat pada organisasi yang ada adalah
Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis. Bagan
struktur BLUD tersebut sebagaimana tergambar pada bagan berikut

Pemimpin BLUD

Pejabat Keuangan
BLUD

Pejabat Teknis
BLUD

Melekatnya jabatan pengelola BLUD sesuai dengan


Permendagri 61 Tahun 2007. Sehingga struktur organisasi
puskesmas setelah menjadi BLUD beberapa jabatan pada struktur
lama dilekatkan jabatan pengelola BLUD. Jabatan tersebut adalah :

a. Kepala Puskesmas Sebagai Pemimpin BLUD

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha sebagai Pejabat Keuangan

c. Penanggung jawab UKP, UKM Esenesial, UKM Pengembangan,


dan Penanggungjawab jejaring sebagai Pejabat Teknis.

Bagan Perubahan struktur setelah menjadi BLUD sebagaimana


terlihat pada bagan berikut.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 21


Pemimpin BLUD Pejabat Keuangan Pejabat Teknis

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 22


BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1. Prosedur Kerja Sub Bagian Tata Usaha


Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian Tata Usaha. Kepala Subbagian Tata Usaha merupakan
unsur pembantu Kepala UPT Puskesmas yang berada
danbertanggung jawab kepada Kepala UPT Puskesmas. Kepala
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok merencanakan
kegiatan sistem informasi Puskesmas,kepegawaian, rumah tangga,
keuangan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaanprogram serta
kelembagaan dan ketatalaksanaan.

Kepala Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas


pokok, mempunyai prosedur kerja sebagai berikut:
a. membantu Kepala Unit Pelaksana Teknis dalam menyusun
danmelaksanakan kebijakan UPTD di lingkup kerjanya;
b. menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan lingkup
SubbagianTata Usaha dan UPTD;
c. menyusun informasi kegiatan sistem informasi Puskesmas,
yang mencakup:
1. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan
jaringannya;
2. survei lapangan;
3. laporan lintas sektor terkait; dan
4. laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
d. melakukan perencanaan dan melaksanakan kegiatan urusan
kepegawaianserta kelembagaan dan ketatalaksanaan, meliputi:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 23


1. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program serta
kelembagaan dan ketatalaksanaan;
2. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat,
sasaran kerja pegawai (SKP), Daftar Urut Kepangkatan
(DUK), gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan
pegawai;
3. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan
mengikuti ujian dinas dan izin/tugas belajar;
4. melaksanakan penyiapan data dan bahan lainnya yang
diperlukan dalam pengelolaan dan pembinaan kepegawaian
serta disiplin pegawai;
5. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf;
6. membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas
masing-masing;
7. memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
8. menyelia kegiatan staf di lingkungan Subbagian Tata
Usaha untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana
kerja masing-masing;
9. mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf
berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan; dan
10. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian
sasaran kerja pegawai (SKP) untuk mengetahui prestasi
kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak
lanjut
e. melaksanakan kegiatan rumah tangga, antara lain:
1. melaksanakan pengurusan kebersihan, ketertiban dan
keamanan ruangkerja serta lingkungan UPTD;

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 24


2. melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat/naskah
dinas lainnya, kearsipan naskah dinas, kepustakaan,
kehumasan dan protokol;
3. menyusun dan/atau memeriksa konsep naskah dinas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. melaksanakan pengelolaan barang milik daerah, meliputi:
a). melaksanakan administrasi berkenaan dengan
penggunaan,
b). penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang
milik daerah/aset di lingkup UPTD;
c). melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana UPTD;
d). menerima, menyimpan, dan menyerahkan secara tertib
dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang dan
persediaan barang ke dalam buku/kartu barang menurut
jenisnya terdiri dari:
1) buku barang inventaris;
2) buku barang pakai habis;
3) buku pengadaan barang;
4) kartu barang; dan
5) kartu persediaan barang.
5. membuat Kartu Inventaris Barang (KIB);
6. membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak
barang
7. menurut ruangan masing-masing; dan
8. membuat laporan semester dan tahunan.
f. melakukan perencanaan dan melaksanakan kegiatan
keuangan, meliputi:
1. mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA);

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 25


2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLUD-unit
kerja;
3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja BLUD-unit
kerja;
4. melakukan penatausahaan dan pengelolaan kas;
5. melakukan pengelolaan utang piutang;
6. menyelenggarakan Sistem Informasi Penatausahaan
Keuangan (SIMPAKU);
7. mengkoordinasikan tugas-tugas bagian keuangan dengan
SKPD/unit kerja yang terkait, untuk kelancaran
pelaksanaan tugasnya; dan
8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan.
g. melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala
atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan;
h. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan
menyangkut bidang tugasnya; dan
i. melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan,sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsinya.

3.2. Prosedur Kerja Pelayanan Klinis Puskesmas


UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium dipimpin oleh seorang
Penanggungjawab.Penanggungjawab sebagaimana dimaksud
dalam merupakan tenaga medis dan atau tenaga keperawatan,
yang berada dibawahdan bertanggung jawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.
Penanggungjawab mempunyaitugas pokok melaksanakan
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan. Tugas pokok penanggungjawab tersebut
mempunyai prosedur kerja sebagai berikut:

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 26


a. melakukan perencanaan kegiatan pelayanan pemeriksaan
umum, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-
KB yang bersifat UKP dan persalinan, pelayanan gawat
darurat, pelayanan gizi klinik, pelayanan rawat inap/PONED,
pelayanan kefarmasian dan pelayanan
laboratorium/penunjang;
b. mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan lingkup
UKP, Kefarmasian dan Laboratorium sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
c. mengkomunikasikan tujuan dan tahapan pelaksanaan
kegiatan dan penjadwalan kepada lintas program dan lintas
sektor tertentu;
d. memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana pelayanan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, antara
lain pembinaan,
e. pendampingan, pertemuan maupun konsultasi dalam
pelaksanaan kegiatan;
f. melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan lingkup UKP,
Kefarmasian dan Laboratorium;
g. melakukan analisis/evaluasi terhadap capaian indikator/target
kegiatan yang telah ditetapkan;
h. melaksanakan tindak lanjut identifikasi masalah dan
hambatan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya
perbaikan; dan
i. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
lingkup UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
3.3. Prosedur Kerja Kesehatan Masyarakat
UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
dipimpin oleh seorangPenanggungjawab.Penanggungjawab
tersebut merupakan tenaga fungsional tertentu, yang berada

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 27


dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.Penanggungjawabmempunyaitugas pokok memelihara,
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalahkesehatan
dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat dalam melaksanakan tugas pokok mempunyai
prosedur kerja sebagai berikut:
a. melakukan perencanaan kegiatan pelayanan promosi
kesehatan dan UKS, kesehatan lingkungan, KIA-KB yang
bersifat UKM, gizi yang bersifat UKM, pencegahan dan
pengendalian penyakit serta keperawatan dan kesehatan
masyarakat;
b. mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan lingkup
UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat, kepada
lintas program dan lintas sektor terkait;
c. mengkomunikasikan tujuan dan tahapan pelaksanaan
kegiatan dan penjadwalan kepada lintas program dan lintas
sektor tertentu;
d. memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana pelayanan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, antara
lain pembinaan, pendampingan, pertemuan maupun
konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan;
e. melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan lingkup UKM
esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat;
f. melakukan analisis/evaluasi terhadap capaian indikator/target
kegiatan yang telah ditetapkan;
g. melaksanakan tindak lanjut identifikasi masalah dan
hambatan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya
perbaikan; dan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 28


h. melaporkan pelaksanaan kegiatan lingkup UKM esensial dan
keperawatan kesehatan masyarakat kepada Kepala UPTD.

3.4. Prosedur Kerja Pengendalian Mutu Pelayanan Puskesmas


Pengendalian mutu puskesmas dilaksanakan dengan unit
Satuan Pengawas Internal. Satuan Pengawas Internal
sebagaimana dipimpin oleh seorang Kepala Satuan.Kepala Satuan
Pengawas Internal sebagaimana dimaksud mempunyai prosedur
kerja sebagai berikut:
a. melaksanakan pengawasan operasional BLUD sesuai dengan
RBA-BLUD;
b. melakukan pemeriksaan secara periodik maupun insidentil
terhadap pengelolaan keuangan BLUD;
c. menciptakan dan meningkatkan pengendalian internal
BLUD dalam hal pengamatan harta kekayaan, menciptakan
akurasi sistem informasi keuangan, menciptakan efisiensi
dan produktifias, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen dalam penerapan praktek bisnis yang sehat,
bersama-sama dengan jajaran manajemen BLUD;
d. melayani kebutuhan informasi pengawasan dan/atau
pengauditan yang dilaksanakan oleh pengawas fungsional
dan/atau auditor eksternal;
e. memberikan penilaian bawahan sesuai ketentuan
peraturanperundang-undangan untuk peningkatan prestasi
kerja;
f. melaporkan hasil pemeriksaan kepada Kepala UPTD
Puskesmas; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah atasan
untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 29


Kepala Satuan Pengawas Internal dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud mempunyai fungsi bidang
pengawasan.Kepala Satuan Pengawas Internal dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada
Kepala UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 30


BAB IV

PENGELOMPOKAN FUNGSI YANG LOGIS

Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian


yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi UPT Puskesmas
Sukahurip beserta uraian tugasnya sebagaimana disebutkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas telah
dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai
berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara
Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD
(Kepala UPT Puskesmas), Pengelola Keuangan (Sub Bagian
Tata Usaha), dan Koordinator (Upaya Kesehatan Wajib,
Upaya Kesehatan Pengembangan, Upaya Kesehatan
Penunjang ).
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas
untuk masing-masing fungsi dalam organisasi.
c. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini
antara lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur
yang membantu setiap unit organisasi dalam Puskesmas
untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi
risiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk
serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 31


pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset
organisasi.

4.1 PIMPINAN BLUD

 Tugas dan Wewenang


1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD;
2. Menyusun renstra bisnis BLUD;
3. Menyiapkan RBA;
4. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan
pejabat teknis kepada kepala daerah sesuai ketentuan;
5. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain
pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; dan
6. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada kepala daerah.
 Fungsi
Penanggung jawab Umum Operasional dan Keuangan BLUD

4.2 PEJABAT KEUANGAN BLUD

 Tugas dan Wewenang


1. Mengkoordinasikan penyusunan RBA
RBA memuat seluruh sumber penerimaan, biaya
operasional dan biaya non operasional, aset yang dikelola,
laporan keuangan dan proyeksi tahun anggaran berikutnya.
2. Menyiapkan DPA-BLUD
DPA-BLUD mencakup antara lain:
a. Pendapatan dan biaya;

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 32


b. Proyeksi arus kas;
c. Jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan
dihasilkan
3. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
4. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
a. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
b. Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
c. Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
d. Melakukan pembayaran;
e. Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek; dan
f. Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
memperoleh pendapatan tambahan
5. Melakukan pengelolaan utang-piutang;
Piutang yang terjadi karena penyerahan barang, jasa atau
transaksilainnya yang berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan BLUD.
Hutang dilakukan hanya untuk kegiatan belanja
operasional, hutang jangka panjang untuk pemenuhan
belanja modal.
6. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan
investasi;
- Pengelolaan Barang, BLU dapat mengalihkan barang
invetaris kepada pihak lain (dijual, tukar tambah,
dihibahkan) dan/atau dihapuskan berdasarkan
pertimbangan ekonomis
- Pengelolaan Aset Tetap, BLU tidak dapat mengalihkan,
memindahtangankan, dan/atau menghapus aset tetap,
kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 33


- Investasi, BLU tidak dapat melakukan investasi jangka
panjang, kecuali atas persetujuan Menteri Keuangan /
gubernur /bupati / walikota sesuai dengan
kewenangannya. Investasi yang dapat dilakukan adalah
investasi jangka pendek, antara lain :
a. Deposito berjangka waktu 1 (satu) sampai dengan 12
(dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang
secara otomatis,
b. Pembelian surat utang negara jangka pendek,
c. Pembelian sertifikat Bank Indonesia
Dalam hal melakukan investasi jangka pendek perlu
memperhatikan arus kas sehingga tidak mengganggu
likuiditas keuangan BLUD.
7. Menyelenggarakan sistim informasi manajemen keuangan
Sistem Informasi Manajemen Keuangan sesuai dengan
kebutuhan praktek bisnis yang sehat
8. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan.
BLUD Unit Kerja menyelenggarakan akuntansi dengan
mengacu pada:
a. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berdasarkan PP 71
Tahun 2010
b. Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia
Laporan keuangan antara lain meliputi :
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Operasional;
c. Neraca;
d. Catatan Atas Laporan Keuangan;

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 34


 Fungsi
Penanggung jawab Keuangan BLUD

4.3 PEJABAT TEKNIS BLUD

Sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung


jawab teknis di bidang masing-masing yang berkewajiban:
1. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
2. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA; dan
3. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari
pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional nonpegawai
negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLU.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung kecamatan sehat,
dalam melaksanakan tugas tersebut puskesmas
menyelenggarakan fungsi :
1. Menyelenggarakan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya
2. Menyelenggarakan UKP tingkap pertama di wilayah kerjanya
Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi UPT
Puskesmas Sukahurip KecamatanCigedug, fungsi-fungsi yang
ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Fungsi Pelayanan
Yang termasuk fungsi pelayanan adalah upaya kesehatan
masyarakat (UKM), upaya kesehatan perorangan (UKP) dan
jejaring pelayanan.
a. UKM Esensial
Upaya kesehatan wajib memiliki 6 (enam) upaya
pelayanan yaitu :
1) Promosi Kesehatan, dengan sub upaya meliputi :

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 35


a) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
b) Pemberdayaan Masyarakat
c) Pelatihan Kader
d) Advokasi masyarakat dan lintas sektor mengenai
PHBS
2) Kesehatan Lingkungan, dengan sub upaya meliputi :
a) Pengawasan kualitas air dan lingkungan
pemukiman.
b) Pengawasan tempat umum dan pengolahan
makanan/Minuman.
c) Klinik Sanitasi.
d) Monitoring dan evaluasi Desa sehat
e) Pengelolaan Limbah Puskesmas
3) KIA dan KB, dengan sub upaya meliputi :
a) Kesehatan Ibu.
b) Kesehatan Anak
c) Keluarga Berencana.
d) Kesehatan Reproduksi.
e) Gizi Masyarakat, dengan sub upaya meliputi :
f) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGK).
g) Gizi Klinik.
4) Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular & tidak
menular, dengan sub upaya meliputi :
a) Imunisasi
b) Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML):
ISPA, Diare, Kusta, TB, Kecacingan, IMS termasuk
HIV-AIDS.
c) Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang
(P2B2): DBD, dan Rabies
d) Surveilens dan Epidemiologi

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 36


e) Pemberantasan Penyakit Tidak Menular
5) Perkesmas
b. UKM pengembangan :
1) Pelayanan kesehatan jiwa : pelayanan Napza
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3) Pelayanan kesehatan olahraga : Deteksi dini
4) Pelayanan kesehatan indera : kesehatanan mata
5) Pelayanan kesehatan lansia : Posbindu
6) Pelayanan kesehatan kerja : Pembinaan UKK
c. Pelayanan UKP, kefarmasian dan Laboratorium :
1) pelayanan pemeriksaan umum
2) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) pelayanan gawat darurat
5) pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) pelayanan persalinan
7) pelayanan kefarmasian
8) pelayanan laboratorium
Untuk melaksanakan fungsi UKM dan UKP, UPT
Puskesmas Sukahuripmempunyai Jaringan Pelayanan
Puskesmas antara lain :
a. Puskesmas Pembantu, berfungsi untuk menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas di wilayah kerjanya.
b. Puskesmas Keliling berfungsi sarana transportasi petugas
logistik, sarana pelayanan kesehatan dan sarana
pendukung promkes.
c. Bidan Desa
d. Poskesdes berfungsi sebagai sarana kesehatan
bersumber daya masyarakat ( UKBM ) yang dibentuk di

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 37


desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa.
e. BPS (Balai Pengobatan Swasta)
2. Fungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan
Puskesmas Sukahurip berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan dengan melakukan MOU
dengan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan seperti
Kebidanan.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 38


BAB V

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

5.1 PERENCANAAN KEBUTUHAN, PENERIMAAN DAN


PENEMPATAN PEGAWAI
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagaimana dimaksud merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif atau kompeten untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 33 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
maka tenaga yang dibutuhkan di Puskesmas Pedesaan
dengan output (kunjungan pasien) puskesmas 36.000
orang/tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1.1 Pegawai Puskesmas Yang Dibutuhkan


Jumlah
Jumlah
Kebutuhan Kesenjang
No Jenis Tenaga Yang Ada
Sesuai an
Saat ini
Anjab ABK
1 Dokter Umum 1 2 -1
2 Dokter gigi 0 1 -1
3 Perawat 8 9 -1
4 Bidan 8 7 -1
5 Bidan desa 7 7 0
6 Perawat Gigi 1 2 -1
7 Tenaga Kesehatan 0 1 -1
masyarakat
8 Tenaga kesehatan 0 1 -1
lingkungan
9 Ahli teknologi laboratorium 1 1 0
medic

Pola TataKelola UPT Puskesmas Sukahurip 39


10 Tenaga gizi 1 1 0
11 Apoteker 0 1 -1
12 Asisten Apoteker 0 2 -2
13 Tenaga administrasi 9 6 +4
14 Pekarya 0 1 -1
15 Pengemudi 1 1 0
Jumlah 37 43

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, standar
ketenagaan puskesmas untuk Puskesmas Kawasan Pedesaan
adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1.2 Standar Ketenagaan Puskesmas


No. Jenis Tenaga Jumlah
1. Dokter 1
2. dokter gigi -
3. Bidan Desa 7
4. Bidan 8
5. Perawat 8
6. Ass. Apoteker -
7. Administrasi 9
8. Promkes 0
9. Analis 1
Jumlah 34

Standar ketenagaan diatas merupakan kondisi minimal yang


diharapkan agar puskesmas dapat terselenggara dengan baik,
belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
Berdasarkan ketersediaan tenaga pegawai di UPT
Puskesmas Sukahurip yang ada pada saat ini, baik dari segi
pendidikan maupun jenis ketenagaan maka kebutuhan SDM di
UPT Puskesmas Sukahurip kurang memenuhi syarat kebutuhan
untuk satu puskemas. Adapun tenaga yang dibutuhkan seperti 1

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 40


orang dokter gigi, 1 orang tenaga Promkes, 1 orang sanitarian dan
1 orang apoteker.
Adapun untuk Penerimaan Pegawai Negeri Sipil melalui
proses seleksi oleh Pemerintah Kabupaten Garut sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya ditugaskan di UPT Puskesmas Sukahuripdemikian
juga untuk pegawai yang non PNS Blud sesuai dengan
Peraturan Bupati Garut No 6 Tahun 2016 tentang Pengelolaan
Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Garut yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
Penerimaan pegawai pada saat BLUD berlaku sebagai berikut :
a. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari PNS
danatau non PNS yang profesional sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pengangkatan pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang
berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan
dan perundangan yang berlaku.
c. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari non
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan
kontrak dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pengangkatan SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi
yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 41


2) Tujuan Pengangkatan SDM adalah untuk menjaring SDM
yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral,
memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan
serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi,
dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM.
d. Pemimpin BLUD-Unit Kerja merupakan Pejabat Pengguna
Anggaran / Barang Daerah pada SKPDinduknya.
e. Pemimpin BLUD-Unit Kerja yang berasal dari non PNS,
Pejabat Keuangan BLUD wajib berasal dari PNS yang
merupakan Pejabat Kuasa Pengguna Pengguna Anggaran /
barang daerah pada SKPD induknya.
Penempatan pegawai di UPT Puskesmas Sukahurip pada
saat ini disesuaikan dengan keahliannya atau berdasarkan
kebutuhan demikian juga nanti setelah berlakunya PPK BLUD.

5.2 SISTEM REMUNERASI

1. Pengertian
Remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang
mengatur gaji, insentif dan merit/ bonus karyawan pada
suatu perusahaan. Untuk UPT Puskesmas Sukahurip
Kecamatan Cigedug, remunerasi merupakan insentif
karyawan yang disisihkan dari jasa pelayanan dan laba
operasional penunjang medis. Remunerasi merupakan
salah satu unsur yang penting untuk diketahui oleh
manajemen Puskesmas karena menyangkut kesejahteraan
seluruh karyawan. Remunerasi disesuaikan berdasarkan
kesepakatan melalui beberapa pendekatan yang fleksibel.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 42


2. Tujuan
- Membangun image yang baik dari organisasi
- Menjamin kesejahteraan karyawan
- Memberikan motivasi terhadap kinerja karyawan
- Mempertahankan keberadaan karyawan dalam
organisasi.
3. Prinsip Dasar Remunerasi
Dalam penentuan remunerasi ini menggunakan 3 prinsip
dasar agar terdapat solusi yang tepat dan mencapai tujuan
yang diinginkan, antara lain :
- Kebersamaan, karena dalam organisasi UPT Puskesmas
karyawan bekerja saling membutuhkan dan koordinasi
yang baik
- Keterbukaan, semua karyawan dalam bekerja harus
terbuka dan saling mengingatkan guna pencapaian hasil
yang optimal
- Keadilan, dalam pelaksanaannya sistem pembagian
remunerasi ini harus adil dan wajar sesuai dengan
penampilan kerja masing-masing karyawan
4. Hak dan Kewajiban
- Manajemen Puskesmas berkewajiban menyediakan
alokasi dana untuk insentif karyawan
- Setiap karyawan Puskesmas berhak mendapatkan
insentif sesuai dengan kinerja yang dicapai
- Pengaturan pembagian atau distribusi insentif
berdasarkan sistem indexing, yang tercantum dalam
sistem remunerasi
- Seluruh karyawan dapat menerima insentif sesuai
dengan kinerjanya dan berdasarkan total index

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 43


perorangan yang dimiliki
- Setiap karyawan yang menghasilkan jasa pelayanan dan
penunjang berkewajiban memberikan kontribusi ke pos
remunerasi yang besaran prosentasinya ditentukan
dalam sistem remunerasi.
5. Jasa Pelayanan
- Jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif puskesmas
terdiri dari jasa pelayanan/jasa operator/jasa lainnya.
- Jasa pelayanan terdiri atas jasa dokter, jasa
keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis non
keperawatan dan jasa pelaksana teknis puskesmas.
- Jasa pelayanan yang tercantum didalam komponen tarif
bukanlah insentif.
- Jasa pelayanan terdiri dan Jasa Pelayanan Standar dan
Non Standar.
- Besaran jasa pelayanan dalam komponen tarif
puskesmas adalah besaran jasa yang telah diatur dalam
Peraturan Daerah (PERDA)
- Selanjutnya jasa medis, jasa keperawatan, jasa
kefarmasian, jasa paramedis non keperawatan dan jasa
tenaga teknis yang tercantum didalam tarif Puskesmas,
disebut sebagai Insentif setelah diatur sistem
distribusinya dalam sistem remunerasi.
- Insentif Dokter adalah pendapatan individu yang
dihasilkan akibat pelayanan dokter dan bagian dari jasa
pelayanan puskesmas yang tercantum dalam komponen
tarif puskesmas dan bersifat individu, meliputi dokter
umum, dokter spesialis dan dokter gigi.
- Insentif keperawatan adalah pendapatan kelompok yang

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 44


dihasilkan akibat pelayanan keperawatan merupakan
bagian dari jasa pelayanan puskesmas yang tercantum
dalam komponen tarif puskesmas dan bersifat kelompok.
Meliputi pendapatan perawat umum, perawat anastesi
dan bidan.
- Insentif kefarmasian adalah pendapatan kelompok
farmasi yang dihasilkan akibat pelayanan kefarmasian
yang merupakan bagian dari jasa pelayanan puskesmas
yang tercantum dalam kompenen tarif penjualan obat
dan bahan habis pakai puskesmas, bersifat kelompok.
Meliputi apoteker, asisten apoteker dan pelaksanan
farmasi.
- Insentif paramedis non keperawatan adalah pendapatan
kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan non
keperawatan yang merupakan bagian dari jasa
pelayanan puskesmas yang tercantum dalam komponen
tarif puskesmas. Meliputi jasa penata rontgent, analis
laboratorium, fisioterafis, asisten apoteker/pelaksana
farmasi, penata gizi.
- Insentif pelaksana teknis adalah pendapatan kelompok
yang dihasilkan akibat dan pelayanan tenaga pelaksana
teknis non dokter dan non paramedis yang merupakan
bagian dan jasa pelayanan puskesmas dan
terantumdalam komponen tarif puskesmas. Meliputi
sopir ambulance, pelakasana kamar jenazah.
- Insentif terdiri dari insentif langsung dari persentase jasa
yang dihasilkan dan sisanya merupakan kontribusi ke
dalam POS Remunerasi yang selanjutnya didistribusikan
keseluruh karyawan selanjutnya disebut sebagai insentif

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 45


tidak langsung.
6. Proporsi distribusi jasa dalam tarif UPT Puskesmas
Sukahurip.
a. Proporsi jasa pelayanan dalam komponen tarif
puskesmas berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
1) Proporsi jasa pemeriksaan di poliklinik adalah 80%
dokter dari total jasa dokter poliklinik, 20% adalah
jasa pelayanan kelompok keperawatan poliklinik.
2) Proporsi jasa tindakan dokter dan perawat di
poliklinik.
Proporsi jasa dokter pada tindakan medis di
poliklinik adalah 90% dari total jasa tindakan dokter,
10% adalah jasa pelayanan kelompok keperawatan di
poliklinik.
3) Proporsi jasa pemeriksaan diagnotik antara dokter
dan perawat
Proporsi jasa dokter dalam pemeriksaan diagnotik
adalah 90% dari jasa dokter, 10% adalah jasa
keperawatan dan tenaga setara.
b. Proporsi pelayanan penunjang medik
1) Jasa pelayanan pada laboratorium klinik
Proporsi dokter laboratorium klinik adalah 30% dari
total labotarorium klinik, 70% adalah jasa pelayanan
kelompok analis laboratorium klinik.
2) Jasa pelayanan farmasi
Ditetapkan 20% dari omset penjualan apotik,
Proporsi Apoteker adalah 45% dari total jasa
pelayanan farmasi, 55% adalah jasa pelayanan
asisten apoteker serta kelompok karyawan di

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 46


lingkugan instalasi.
3) Jasa pelayanan gizi
Proporsi jasa pelayanan ahli gizi adalah 50% dari
total jasa ahli konsultasi gizi, 50% adalah jasa
pelayanan kelompok karyawan gizi.
7. Merit/ Bonus Tunjangan
a. Merit/Bonus tunjangan adalah penghargaan dari
puskesmas atas dasar prestasi kinerja karyawan.
b. Dana merit / Bonus berasal dari sisa hasil usaha
puskesmas berasal dari penghargaan pemerintah yang
ditentukan oleh direktur.
c. Merit / bonus bisa dalam bentuk tunjangan hari raya,
bonus atau penghargaaan lain dalam bentuk reward
d. Reward dapat diberikan kepada karyawan yang
berprestasi
e. Tunjangan berdasarkan ketentuan yang berlaku di
lingkungan pemerintah daerah.
8. Distribusi Insentif
a. Falsafah dasar insentif adalah motivasi kerja
berdasarkan fee for performance
b. Insentif langsung maupun tidak langsung dibayarkan
pada bulan berikutnya paling lambat pada setiap
tanggal 10, setelah pelayanan dalam bulan berjalan
selesai
c. Score individu diitung oleh atasan yang bersangkutan
da perhitungan total score individu yang menjadi score
puskesmas ditetapkan oleh Kepala Pendidikan dan
Pelatihan Pengembangan SDM
d. Besaran insentif langsung maupun tidak langsung bagi

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 47


setiap karyawan bisa bereda setiap bulan bergantung
kepada besar kecilnya POS Remunerasi dan kinerja
yang bersangkutan
e. Yang berwenang membayarkan insentif adalah
bendahara puskesmas
f. Score individu bisa berubah setiap bulan bergantung
kepada basic index, perubahan pendidikan, perubahan
posisi/jabatan dan kinerja.
g. Insentif langsung hanya berlaku kepada karyawan yang
menghasilkan jasa.
h. Karyawan bukan penghasil jasa hanya mendapatkan
insentif tidak langsung.
9. Insentif Langsung Pelayanan
a. Insentif langsung Pelayanan adalah insentif yang timbul
dari pelayanan langsung terhadap pasien yang datang
ke Puskesmas. Jasa pelayanan yang timbul akibat
pelayanan merupakan jasa pelayanan langsung.
b. Setiap penghasil jasa pelayanan berhak mendapatkan
insentif langsung dari jasa pelayanan yang
dihasilkannya, sissanya masuk kedalam POS
remunerasi Puskesmas dengan pembagian menurut
pola indexing.
10. Indexing
a. Indexing adalah teknik untuk menentukan besaran
score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya
b. Indexing berdasarkan
1) Basic Index atau index dasaar untuk penghargaan
sebagai insentif dasar bagi seluruh karyawan yang
standarnya sama dengan 20 ( dua puluh ) nilai index,

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 48


bagi karyawan baru, basic index diberikan setelah 3
(tiga ) bulan bertugas.
2) Kualifikasi/cafity index adalah untuk memberikan
penghargaan nilai kualifikasi/cafity berdasarkan
pendidikan karyawan atau keterampilan yang
bersertifikat dengan ketentuan sebagai berikut :
 SD=1
 SMP= 2
 SMA/SMU= 3
 DI = 4
 D3 = 5
 S1/D4 = 6
 Dokter Umum/Dokter Gigi/Apoteker/Ners = 7
 S2 /Dokter Spesialis = 8
 S 3/Subspesialis = 9
 Kunsulen/Guru Besar ( Profesor ) = 10
3) Risk Index adalah nilai untuk resiko yang diterima
karyawan akibat pekerjaannya. Nilai resiko terbagi
menjadi 4 grade yaitu:
 Resiko Grade I dengen niali index I adalah
kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat
fisik apabila karyawan yang bersangkutan
bekerja sesuia protap dan standar (SOP)
 Resiko Grade II dengan nilai index 2 adalah
kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat
kimiawi apabila karyawan yang bersangkutan
bekerja sesuai protap dan ( SOP )
 Resiko Grade III dengan nilai index 4 adalah
kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 49


radiasi walaupun karyawan bekerja sesuai
dengan protap dan standar ( SOP)
 Resiko Grade IV dengan nilai index 6
kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat
infeksius walaupun karyawan yang bersangkutan
bekerja sesuai protap
Masing – masing bagian mempunyai pengelompokan
/ daftar dari jenis pekerjaan sesuai dengan gradenya.
4) Emergency index adalah penilaian terhadap beban
emergency yang harus disegerakan. Tingkat
Emergency menunjukkan kesiapsediaan atau
keharusan selalu ada dan tanggap yang terdiri dari 4
( empat ) grade yaitu grade I dengan nilai I ( 60% -
70% ), grade II dengan nilai index 2 ( 71%- 80% ), dan
grade III dengan nilai index 4 ( 81% - 90% ) dan grade
IV dengan nilai index 6 ( 91% - 100% )
Misalnya :
Karyawan yang bertugas di IGD : grade IV
Karyawan yang bertugas di poliklinik : grade III
Karyawan yang bertugas di Lab dan farmasi :
grade II
Karyawan yang bertugas di pendaftaran : grade I
Atau
Seorang kayawan yang bekerja disuatu bagian
yang berkaitan langsung dengan pasien yang selama
bulan berjalan dipanggil di luar jam dinas
Lebih dari 8x : grade IV
Minimal 8x : grade III
Minimal 5x : grade II

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 50


Minimal 2x : grade I
5) Position index adalah untuk menilai beban jabatan
yang di sandang karyawan yang bersangkutan .
Dengan ketentuan kelompok jabatan sbb:
NO KELOMPOK JABATAN INDEX
1 Penanggungang Jawab Program 2
2 Anggota SPI 4

6) Performence index
Untuk mengukur hasil/ pencapaian kerja dari
karyawan. Kinerja dikaitkan dengan sistem
akuntabilitas kinerja (sistem manajemen kinerja),
Nilai index kinerja adalah dua kali basic index.
Penilaian index kinerja berdasarkan penilaian
jabatan di Puskesmas adalah terhadap pencapaian
target/ standar yang telah ditentukan dalam rencana
kinerja individu.
7) Setelah dilakukan indexing maka dilakukan rating
yaitu :
 Basic index = Rate 1
 Kualifikasi index = Rate 3
 Risk index = Rate 3
 Emergency index = Rate 3
 Position index = Rate 3
 Performance index = Rate 4
8) Score adalah nilai individu yang merupakan
pengkalian dari index terhadap rating atau bobot
(rating)
9) Total score individu adalah penjumlahan dari score
basic, kualifikasi/ capacity, Risk, Emergency,

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 51


Position dan Performence.
10) Total score individu seluruh karyawan dijumlahkan
menjadi total score Puskesmas.

Tabel 5.2.1 Format Indexing


No Objek Index Rating Score
1 Basic Index
Index dasar sebagai 20 1 20
dasar insentif
Tenaga baru dihitung
setelah 3 (tiga) bulan
aktif bekerja
2 Kualifikasi/ Capasity
Index 1
SD 2
SMP 3
SMASMU 4
D1 5 3
DIII 6
S1/DIV 7
dokter Umum/ dokter
gigi/ Apoteker/ Ners 8
S2/ dokter spesialis
3 Risk Index
Grade I 1
Grade II 2 3
Grade III 4
Grade IV 6
4 Emergency Index
Grade I 1
Grade II 2 3
Grade III 4
Grade IV 6
5 Position Index
 Staf 1
 Penanggung jawab 2
program 4 3
6

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 52


 SPI
 Kepala Puskesmas
6 Performent Index
Pejabat berdasarkan
capaian indikator, 2x Basic 4
standar dan target Index
dalam Business Plan
Tenaga teknis
berdasarkan penilaian
kinerja sesuai
manajemen kinerja
TOTAL SCORE INDIVIDU

Sistem remunerasi diberikan pada saat berlakunya PPK


BLUD. Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris
dewan pengawas diberikan dalam bentuk honorarium.
Remunerasi untuk BLUD-SKPD/Unit Kerja ditetapkan oleh
Kepala Daerah/Bupatiberdasarkan usulan yang disampaikan
oleh pemimpin BLUD-SKPD / Unit Kerja melalui Sekretaris
Daerah. Pejabat pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris
Dewan Pengawas dan pegawai UPT Puskesmas
Sukahuripdapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat
tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang
diperlukan. Apabila kondisi keuangan UPT Puskesmas
Sukahurip belum dapat memenuhi kebutuhan untuk
remunerasi, imbalan kerja bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai
Puskesmascukup berupa jasa Pelayanan Kesehatan yang
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas sebagai pimpinan BLUD.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 53


5.3 PEMBINAAN SDM

1. Jenjang karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian
yang ada yaitu ada jabatan struktural atau jabatan
fungsional.
2. Pembinaan (Penghargaan dan Sanksi)
Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas
pegawai maka UPT Puskesmas Sukahurip menerapkan
kebijakan mengenai penghargaan bagi pegawai yang
mempunyai kinerja baik dan sanksi bagi pegawai yang
tidak memenuhi ketentuan atau melanggar
ketentuan/peraturan perundang-undangan.
Tahapan pembinaan :
a. Peringatan secara lisan oleh Kepala Tata Usaha
b. Peringatan secara tertulis
c. Pemutusan hubungan kerja
Adapun untuk kepentingan peningkatan kinerja dan
pengembangan karir PNS dan Non PNS dapat diadakan
rotasi kerja sesuai kebutuhan.
3. Disiplin Pegawai
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan
Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalm peraturan
perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi
hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil
yang bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 54


sesuai dengan tingkat hukuman disiplin yang terdiri dari :
hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan
tingkatannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran
lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas
secara tertulis.
b. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas :
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun,
penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun dan
penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1
tahun.
c. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud
dalam PP no 53 tahun 2010 adalah sebagai berikut :
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
SDM Yang Bukan berasal dari PNS jika terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag
berasal dari non PNS, maka tindakan atau sanksi yang
diberikan sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan BLUD
UPT Puskesmas Sukahurip selaku Pimpinan di Unit kerja
yang bersangkutan, dengan petunjuk dan bimbingan dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Dengan demikian dapat disimpulkan mengenai
disiplin kerja adalah sebagai berikut :

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 55


a. Disiplin pegawai merupakan suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai prestasi, dedikasi,
loyalitas dan tidak tercela (PDLT).
b. Pelanggaran terhadap disiplin pegawai dikenakan
hukuman berdasarkan ketentuan/peraturan
perundang-undangan.

5.4 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Pemberhentian pegawai PNS pada saat ini di UPT


Puskesmas Sukahuripditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil dan pemberhentian pegawai Non PNS diatur dalam
Peraturan Bupati Garut No 6 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Garut yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan
pegawai BLUD yang berstatus PNS adalah mengikuti peraturan
kepegawaian dan perundangan yang berlaku. Bagi pejabat
pengelola, dewan pengawas dan skretaris dewan pengawas
yang diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh
penghasilan sebesar 50 % (lima puluh persen) dari
remunerasi/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak
tanggal diberhentikan sampai dengan ditetapkannya
keputusan definitif tentang jabatan yang bersangkutan.
Bagi pejabat pengelola berstatus PNS yang diberhentikan
sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 56


50 % (lima puluh persen) dari remunerasi bulan terakhir di
BLUD sejak tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS
berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 57


BAB VI

SISTEM AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA

6.1 PERENCANAAN STRATEGIS


Pasal 69, Permendagri 61/2007 menyatakan bahwa
BLUD harus menyusun Renstra Bisnis BLUD. Renstra
bisnis BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup pernyataan visi,misi, program strategis,
pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima
tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan BLUD.
Rencana pencapaian lima tahunan yang dimaksud
merupakan gambaran program lima tahunan, pembiayaan
lima tahunan, penanggung jawab program dan prosedur
pelaksanaan program. Adapun Rencana Bisnis Anggaran
(RBA) adalah dokumen perencanaan bisnis dan
penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja
dan anggaran suatu satker Badan Layanan Umum (BLU).
Rencana Strategis disusun dari tahun 2016-2021
mendatang.
Penyusunan Rencana Bisnis Strategis didukung oleh
hasil analisis mendalam mengenai Kekuatan (Strengths),
Kelemahan (Weaknesses), Kesempatan atau peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threathens) di lingkungan
internal dan eksternal Puskesmas Sukahurip. Dari hasil
analisis ini akan timbul rencana tentang kegiatan apa saja
yang akan dilakukan di Puskesmas Sukahurip untuk lima
tahun ke depan mulai dari jenis kegiatan atau jenis
pelayanan, dasar pemikiran dari pelayanan tersebut,

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 58


analisis pasar, resiko-resiko yang mungkin timbul, strategi
pemasaran, dan lain-lain.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini selalu
berpedoman kepada penyelenggaraan prinsip bisnis yang
sehat.

6.2 PERENCANAAN KINERJA


Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan
rencana kinerja sebagai penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan
program yang telah ditetapkan dalam rencana strategi (renstra) yang
mencakup periode tahunan. Berdasarkan Permenkes No. 44 tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Perencanaan yang
disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat
berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam memcapai
sasaran dan tujuannya .

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 59


TABEL 6.2.1
RENCANA KINERJA
UPT PUSKESMAS SUKAHURIP
TAHUN 2017 - 2021

No
Target
Upaya Indikator Rincian
Tujuan Cara Perhitungan
Kesehatan Kinerja 201 2018 201 202 202 Kegiatan
7 9 0 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
UKM ESENSIAL
tergambarkannya cakupan sekolah pendataan
kemampuan ber-PHBS jumlah sekolah sekolah,
yang ber-PHBS
sekolah yang X 100 penyuluhan,
= Jumlah seluruh 45% 50% 55% 60% 60%
menerapkan sekolah di
% pelaksanaan,
perilaku hidup wilayah kerja pembinaan,
bersih dan sehat pemantauan
tergambarkannya cakupan institusi jumlah institusi pendataan
institusi kesehatan kesehatan ber- kesehatan yang institusi
yang PHBS ber-PHBS kesehatan,
Pelayanan X 100 100 100
menerapkanperilak = Jumlah seluruh 70% 80% 90% penyuluhan,
Promosi institusi
% % %
1 u hidup bersih pelaksanaan,
Kesehatan dan kesehatan di
dansehat pembinaan,
UKS wilayah kerja pemantauan
Tergambarkannya cakupan PHBS pendataan RT
kemampuan tatanan rumah jumlah rumah ber-Perilaku
puskesmas dalam tangga tangga yang Hidup Bersih
mendorong ber-PHBS X 100 dan Sehat
= 55% 70% 75% 80% 80%
pemberdayaan Jumlah seluruh % (PHBS), analisa
masyarakat rumah tangga data,
menerapkan di wilayah kerja pembinaan,
perilaku hidup monitoring dan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 60


bersih dan sehat evaluasi

Mengetahui status cakupan jumlah Penjaringan


kesehatan siswa penjaringan sekolahyang Kesehatan
baru SD/MI kesehatan siswa melaksanakan Anak Sekolah
SD atau setingkat penjaringan di
wilayah kerja X100 100 100 100 100
= 100
Puskesmas % % % % %
Jumlah sekolah
SD/MI di
wilayah kerja
Puskesmas
diketahuinya rumah Cakupan Rumah jumlah rumah Pemeriksaan
yang memenuhi Sehat sehat yang ada Rumah Sehat
syarat kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu
tahun X 100
= 78% 81% 84% 87% 87%
Jumlah seluruh %
rumah yang ada
di wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu
Pelayanan tahun
2 Kesehatan diketahuinya Cakupan Air Jumlah sarana Inspeksi
Lingkungan kualitas sanitasi Bersih air bersih yang Sanitasi
dasar di diperiksa ada Sarana Air
di wilayah kerja
lingkunganpermuki Bersih
Puskesmas
man dalam kurun
waktu satu
= tahun X 100 83% 86% 89% 92% 92%
Jumlah Sarana %
air bersih yang
ada di wilayah
kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 61


tahun

diketahuinya cakupan kakus/ Jumlah sarana Inspeksi


kualitas sanitasi jamban keluarga air bersih yang Sanitasi JAGA
dasar di diperiksa ada di (Jamban
wilayah kerja
lingkungan Keluarga)
Puskesmas
permukiman dalam kurun
waktu satu
= tahun X 100 78% 81% 84% 87% 87%
Jumlah Sarana %
air bersih yang
ada di wilayah
kerja Puskesmas
dalam kurun
waktu satu
tahun
diketahuinya cakupan Jumlah sarana Inspeksi
kualitas sanitasi pengolahan pengolahan Tempat
dasar di sampah sampah ada di Pembuangan
wilayah kerja
lingkungan Sampah
Puskesmas
permukiman dalam kurun Sementara
= X 100 78% 81% 84% 87% 87%
waktu satu
%
tahun
Jumlah Sarana
pengolahan
sampah yang
ada di wilayah

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 62


kerja Puskesmas
dalam kurun
waktu satu
tahun
diketahuinya cakupan Sarana Jumlah SPAL Inspeksi
kualitas sanitasi Pengolahan Air rumah tangga Sarana
dasar di Limbah (SPAL) yang ada di Pengolahan Air
wilayah kerja
lingkungan Limbah
Puskesmas dalam
permukiman kurun waktu satu
tahun
= X 100 54% 57% 60% 63% 63%
Jumlah SPAL %
rumah tangga
yang ada di
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
Meningkatkannyaku cakupan tempat Jumlah TTU Inspeksi
alitaskesehatanlingk umum yang diperiksa yang Sanitasi TTU
ungan di tempat memenuhi ada di wilayah (Tempat-
kerja Puskesmas
tempat umum persyaratan temapat
dalam kurun
kesehatan = waktu satu tahun X 100 82% 85% 88% 90% 90%
Umum)
Jumlah TTU yang %
ada di wilayah
kerja Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
Pelayanan Meningkatan cakupankunjunga Jumlah ibu hamil Kunjungan Ibu
KIA-KB cakupan K4 Ibu nIbu Hamil K-4 yang memperoleh Hamil,
yang bersifat Hamil pelayanan Kegiatan
antenatal K4 di
UKM Posyandu,
wilayah kerja
Puskesmas pada Kelas Ibu
3 =
kurun waktu satu X 100
97% 98% 99% 97% 97% Hamil
tahun %
Jumlah sasaran
ibu hamil di
wilayah kerja
Puskesmas dalam

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 63


kurun waktu satu
tahun
Meningkatkan cakupan Jumlah ibu Kemitraan
cakupan pertolongan bersalin yang bidan – paraji
pertolongan persalinan oleh ditolong oleh
persalinan oleh tenagakesehatan tenaga kesehatan
tenagakesehatan yang memiliki di wilayah kerja
Puskesmas pada
kompetensi
kurun waktu satu
kebidanan = tahun 92% 93% 94% 92% 92%
X 100
Jumlah seluruh %
sasaran ibu
bersalin di
wilayah kerja
Puskesmas pada
kurun waktu satu
tahun
Meningkatkan cakupanpelayana Jumlah ibu nifas pelayanan
cakupanpelayanan n nifas yang telah nifas sesuai
nifas memperoleh 3 kali standar (ibu
pelayanan nifas
dan neonatus),
sesuai standar di
wilayah kerja kunjungan
Puskesmas pada rumah bagi
= kurun waktu satu 92% 93% 94% 92% 92% yang DO
X 100
tahun %
Seluruh ibu
bersalin di
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
Meningkatkan Cakupan Jumlah neonatus deteksi dini
Cakupan Neonatus Neonatus Dengan dengan ibu hamil, ibu
Dengan Komplikasi Komplikasi yang komplikasi yang bersalin, ibu
yang Ditangani Ditangani ditangani di nifas
= 82% 83% 82% 82% 82%
wilayah kerja X 100 komplikasi,
Puskesmas dalam %
pelayanan
kurun waktu satu kesehatan
tahun
pasca

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 64


15% dari sasaran persalinan
bayi yang ada di untuk ibu dan
wilayah kerja neonatal sesuai
Puskesmas dalam standar
kurun waktu satu
tahun
Meningkatkan cakupankunjunga Jumlah bayi yang Pemantuan
cakupankunjungan n bayi memperoleh Tumbuh
bayi pelayanan Kembang bayi,
kesehatan
Kunjungan
(minimal 4 kali)
sesuai standar Posyandu,
disatu wilayah MTBM
= kerja pada kurun 92% 93% 92% 92% 92%
waktu tertentu
Jumlah seluruh
sasaran bayi di X 100
wilayah kerja %
puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
Meningkatkan Jumlah anak Kelas Ibu
cakupankunjungan balita yang Balita,
balita memperoleh SDIDTK
pelayanan anak
balita sesuai
standar disuatu
cakupan wilayah kerja
pelayanan anak = pada kurun 92% 93% 92% 92% 92%
balita waktu tertentu
Jumlah seluruh
anak balita di X 100
wilayah kerja %
puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 65


Menurunkan angka universal Pendataan
kematian dan child Jumlah sasaran
kesakitan PD3I immunization Desa/Kelurahan Imunisasi,
(penyakit yang (UCI) Desa UCI di satu penyuluhan,
wilayah kerja
dapat dicegah Pelayanan
Puskesmas pada
dengan imunisasi) kurun waktu satu Imunisasi,
100 100 100 100 100 BIAS,
= tahun
% % % % %
Jumlah seluruh
Desa/Kelurahan
di wilayah kerja X 100
Puskesmas dalam %
kurun waktu satu
tahun

Meningkatkan Cakupan peserta Jumlah PUS yang Pendataan


jumlah PUS KB Aktif mengguanakan sasaran
(pasangan usia kontrasepsi di PUS(pasangan
wilayah kerja
subur) menjadi usia subur),
Puskesmas dalam
peserta KB Aktif kurun waktu satu 100 100 100 100 100
konseling KB
= untuk PUS
tahun X 100 % % % % %
Seluruh PUS di %
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
memenuhi Cakupan Jumlah anak usia Pendataan
kebutuhan gizi yang Pemberian 6 - 24 bulan Sasaran,
tidak dapat Makanan keluarga miskin pelaksanaan
yang mendapat
dipenuhi oleh ASI Pendamping pada pemberian
MP-ASI di wilayah
pada anak 6-24 anak 6-24 kerja Puskesmas 100 100 100 100 100
Pelayanan Gizi keluarga miskin keluarga miskin =
Jumlah seluruh X 100 % % % % %
4 yang bersifat anak usia 6 - 24 %
UKM bulan keluarga
miskin yang ada
di wilayah kerja
Puskesmas
meningkatkan Cakupan balita Jumlah balita gizi 100 100 100 100 100 Pendataan
=
status gizi balita gizi buruk buruk mendapat % % % % % kasus balita

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 66


dan menurunkan mendapat perawatan di Gizi buruk,
angka kematian perawatan sarana pelayanan penanganan
kesehatan di X 100
anak gizi buruk % Gizi buruk
wilayah kerja
sesuai
Puskesmas pada
kurun waktu satu pedoman
tahun tatalaksana
Jumlah seluruh gizi buruk
balita gizi buruk
yang ditemukan
di wilayah kerja
Puskesmas pada
kurun waktu satu
tahun
Pelayanan mengetahui Pengumpulan
Jumlah KLB
Pencegahan gambaran (Laporan W1) data, analisis
dan penyebaran yang data,
Penyelidikan
Pengendalian keadian luar biasa ditanggulangi diseminasi
epidemologi
Penyakit (KLB) dan dalam kurun 100 100 100 100 100 pencegahan
5 penanggulangan =
waktu satu tahun
X 100
mengetahui sumber, % % % % % % dan
kejadian luar Jumlah KLB
cara penanggulang
biasa (KLB) (Laporan W1)
penanggulangannya an KLB,
dalam kurun
. Monitoring
waktu satu tahun
dan evaluasi
Menurunkan angka Penemuan pasien Jumlah pasien tatalaksana
kesakitan dan TB BTA Positif baru TB BTA TB Baru,
angka kematian TB, positif yang pemeriksaan
ditemukan dan
memutuskan rantai sputum,
diobati di wilayah
penularan, serta kerja Puskesmas pelatihan,
mencegah terjadinya dalam kurun penyuluhan,
MDR TB. = 90% 90% 90% 90% 90% pencatatan
waktu satu tahun
Jumlah perkiraan X 100 pelaporan dan
pasien baru TB % monitoring
BTA positif di serta evaluasi
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
Mengetahui jumlah Penemuan Jumlah penderita Tatalaksana
= 14% 16% 18% 20% 20%
kasus penderita penderita diare diare yang datang kasus

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 67


diare dan dilayani di penyediaan
sarana kesehatan formulir RR,
dan kader di X 100
% pengumpulan,
wilayah kerja
pengolahan
Puskesmas dalam
kurun waktu satu data dan
tahun analisis data,
Jumlah pelatihan
perkiraan petugas,
penderita diare di promosi/peny
wilayah kerja uluhan,
Puskesmas dalam jejaring kerja
kurun waktu satu dan
tahun (10% dari
perkiraan
kemitraan,
penderita) pertemuan
evaluasi
Mengetahui Penemuan pelayanan
kemungkinan penderita penderita,
jumlah kasus pneumonia Balita penyediaan
pneumonia balita alat (peralatan
ISPA),
pelatihan
Jumlah penderita
petugas,
pneumonia balita
yang ditangani di penyuluhan
satu wilayah kerja ke masyarkat,
pada kurun jejaring kerja
waktu satu tahun 100 100 100 100 100 dan
=
Jumlah perkiraan % % % % % kemitraan,
penderita X 100
pengumpulan,
pneumonia balita %
pengolahan,
di satu wilayah
dan analisis
kerja pada waktu
yang sama
data,
monitoring/su
pervisi ke
sarana
kesehatan,
pertemuan
evaluasi,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 68


pencatatan
dan pelaporan
Menurunkan angka Jumlah penderita Penyuluhan
kematian akibat DBD yang tentang DBD
DBD ditangani sesuai
standar di wilayah
kerja Puskesmas
dalam kurun
Penderita DBD waktu satu tahun 100 100 100 100 100
=
yang ditangani Jumlah penderita % % % % %
DBD yang X 100
ditemukan di %
wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
hypertensi Jumlah penderita Pemeriksaan
hipertensi yang kesehatan
mendapat
pelayanan di
wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
Setiap penderita waktu satu tahun
100 100 100 100 100
hipertensi = Jumlah estimasi
% % % % %
mendapat layanan penderita X 100
hipertensi %
berdasarkan
prevalensi di
wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
Diabetes militus Jumlah Pemeriksaan
penyandang DM kesehatan
mendapat
Setiap penderita
pelayanan di 100 100 100 100 100
DM mendapat =
wilayah kerja % % % % %
layanan Puskesmas X 100
dalam kurun %
waktu satu tahun

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 69


Jumlah
penyandang DM
berdasarkan
angka prevalensi
DM nasional di
wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
HIV/AIDS Jumlah orang Pemeriksaan
Setiap orang yang terinfeksi kesehatan
HIV yang
berisiko terinfeksi
mendapat
HIV (ibu hamil, pemeriksaan HIV
pasien TB, pasien sesuai standar di
IMS, fasyankes dalam
waria/transgender kurun waktu
100 100 100 100 100
, pengguna napza, = satu tahun
% % % % %
dan warga binaan Jumlah orang X 100
lembaga yang berisiko %
pemasyarakatan) terinfeksi HIV
yang ada di satu
mendapatkan
wilayah kerja
pemeriksaan HIV Puskesmas
sesuai standar. dalam kurun
waktu satu tahun
Pelayanan mengetahui akses Jumlah keluarga pendataan
Keperawatan keluarga rawan rawan yang dibina keluarga
Kesehatan terhadap pelayanan di wilayah kerja rawan,
Puskesmas
Masyarakat kesehatan tingkat kunjungan
dalam kurun
pertama Cakupan keluarga rumah
= waktu satu tahun 55% 60% 70% 80% 80%
rawan dibina Jumlah keluarga X 100
6 rawan di wilayah %
kerja Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
Mengetahui Jumlah Cakupan keluarga Jumlah keluarga Pendataan
Keluarga rawan rawan selesai rawan yang 100 100 keluarga
= 75% 80% 90%
yang selesai dibina dibina selesai dibina di % % rawan yang
wilayah kerja selesai dibina

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 70


Puskesmas X 100
dalam kurun %
waktu satu tahun
Jumlah keluarga
rawanyang dibina
di wilayah kerja
Puskesmas
dalam kurun
waktu satu tahun
mengetahui akses Cakupan Jumlah pasien Kunjungan
masyarakat deteksi dini yang diperiksa Rumah –
terhadap gangguan Deteksi Dini Pelacakan
Gangguan
pelayanan kesehatan jiwa kasus Jiwa
Kesehatan Jiwa di
kesehatan jiwa Puskesmas dalam berat
Pelayanan tingkat pertama
1 = kurun waktu satu 5% 10% 10% 10% 10%
Kesehatan Jiwa tahun X 100
Jumlah seluruh %
kunjungan pasien
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
mengetahui akses Cakupan Jumlah UKBM UKGS,
masyarakat pembinaan yang mendapat UKGMD
terhadap upaya pembinaan di
wilayah kerja
pelayanan kesehatan gigi
Puskesmas dalam
Pelayanan kesehatan gigi di masyarakat kurun waktu satu
2 Kesehatan Gigi tingkat pertama = tahun 50% 60% 60% 60% 60%
Masyarakat Jumlah UKBM X 100
yang ada di %
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
mengetahui akses Cakupan Jumlah Pengobat Pendataan
Pelayanan masyarakat pembinaan Tradisional yang sasaran,
Kesehatan terhadap upaya dibina petugas pembinaan
3 =
Puskesmas di
15% 20% 25% 30% 30%
Tradisional pembinaan kesehatan X 100
Komplementer Pengobatan tradisional wilayah kerja %
tradisional tingkat Puskesmas dalam

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 71


pertama kurun waktu satu
tahun
Jumlah Pengobat
Tradisional
seluruhnya di
wilayah
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
mengetahui akses Jumlah kelompok Pendataan
masyarakat olah raga yang sasaran,
terhadap mendapat pembinaan
pembinaan dari
pembinaan
petugas
kelompok olah Puskesmas di
raga wilayah kerja
Cakupan
Pelayanan Puskesmas dalam
pembinaan 100 100
4 Kesehatan = kurun waktu satu 70% 80% 90%
kelompok tahun X 100
% %
Olahraga
olahraga Jumlah seluruh %
kelompok olah
raga yang berada
di wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
mengetahui akses Jumlah pasien Penjaringan
masyarakat katarak yang di Katarak di
terhadap operasi di wilayah Masyarakat,
kerja Puskesmas
pelayanankesehata Cakupan Penjaringan
dalam kurun
Pelayanan n indera Visus di
penanganan waktu satu tahun 100 100
5 Kesehatan = 70% 80% 90% Sekolah
penyakit Jumlah pasien X 100
% %
Indera terdeteksi katarak
katarak %
di wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
Pelayanan mengetahui akses Cakupan Jumlah sasaran Posbindu
6 Kesehatan masyarakat kesehatan usia = usia lanjut yang 55% 60% 65% 70% 70%
Lansia terhadap lanjut mendapatkan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 72


pelayanankesehata Pelayanan X 100
Kesehatan di %
n Lansia
Puskesmas
selama kurun
waktu satu tahun
Jumlah sasaran
usia lanjut di
wilayah kerja
Puskesmas
selama kurun
waktu satu tahun
mengetahui akses Jumlah Pos UKK Pendataan
masyarakat yang mendapat sasaran,
terhadap pembinaan pembinaan
Cakupan kesehatan kerja
pelayanankesehata
dari petugas
n kerja pembinaan pos
Pelayanan Puskesmas 100 100
7 upaya = 70% 80% 90%
Kesehatan Kerja Jumlah Pos UKK X 100
% %
kesehatan kerja yang ada di %
(UKK) wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun
mengetahui akses a. cakupan rawat kunjungan baru pendataan
masyarakat jalan pasien rawat jalan penduduk,
terhadap Puskesmas dan sarana
jaringannya yang
pelayanan kesehatan dan
berasal dari
kesehatan tingkat dalam wilayah peningkatanS
pertama kerja Puskesmas DM
= dalam kurun 15% 15% 15% 15% 15%
Pelayanan waktu satu tahun X 100
1 Pemeriksaan 15% dari jumlah %
Umum penduduk di
wilayah kerja
Puskesmas dalam
kurun waktu satu
tahun.
tersedianya b. pemberi Jumlah Mengusulkan
pelayanan rawat pelayanan medis = kunjungan 65% 70% 80% 80% 80% tenaga medis
jalan oleh tenaga (dokter dan pasien rawat jalan (dokter dan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 73


dokter dan dokter gigi) yang diberikan dokter gigi)
dokter gigi oleh tenaga medis
di tingkat
Puskesmas dalam
kurun waktu X 100
tertentu %
Jumlah seluruh
kunjungan pasen
rawat jalan di
tingkat
puskesmas pada
kurun waktu yang
sama
mengetahui lama c. waktu tunggu Jumlah waktu yang sosialisasi,
waktu tunggu di pelayanan rawat dibutuhkan mulai peningkatan
ruang tunggu jalan dari adanya catatan motivasi
medik di unit
sampai mendapat pelayanan dan
pelayanan sampai
pelayanan pemanggilan dilayani sampling
= 15’ 15’ 15’ 15’ 15’ survey
Jumlah seluruh
pasien yang berobat
mendapatkan
catatan mediknya
sudah terdistribusi di
unit pelayanan
mengetahui lama d. waktu tunggu Jumlah waktu yang sosialisasi,
waktu tunggu di pelayanan dibutuhkan mulai peningkatan
ruang tunggu Manajemen dari adanya catatan motivasi
medik di unit
sampai mendapat Terpadu Balita pelayanan dan
pelayanan sampai
pelayanan MTBS Sakit (MTBS) pemanggilan dilayani sampling
= 20’ 20’ 20’ 20’ 20’ survey
Jumlah seluruh
pasien yang berobat
mendapatkan
catatan mediknya
sudah terdistribusi di
unit pelayanan
e. registrasi
pasien dan
catatan medik

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 74


teregistrasinya 1) Lamapendaft Jumlah rata-rata persiapan
pasien sesuai aranpasien waktu yang sarana,
dengan standar dibutuhkan untuk prasarana,
registrasisesuai
waktu yang pengaturan
standar Sistem
ditetapkan (cepat, Informasi Kesehatan tenaga dan
tepat dan akurat) = Daerah (SIKDA) 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ sampling
dalam kurun waktu survey
tertentu
Jumlah kunjungan
yang teregistrasi
dalam kurun waktu
yang sama
teregistrasinya 2) Lamawaktup Jumlah rata-rata persiapan
pasien sesuai encarianrekam waktu yang sarana,
dengan standar medis dibutuhkan untuk prasarana,
pembuatan dan
waktu yang pengaturan
penemuan catatan
ditetapkan (cepat, medik pasien sesuai tenaga dan
tepat dan akurat) standar Sistem sampling
= Informasi Kesehatan 10’ 10’ 10’ 10’ 10’ survey
Daerah (SIKDA)
dalam kurun waktu
tertentu
Jumlah kunjungan
yang teregistrasi
dalam kurun waktu
yang sama
tersampaikannya penataan
segala konsekuensi 3) Kelengkapani Jumlah informed family folder,
consent
atas tindakan nformedconsentPa persiapan
Jumlah pasien 100 100 100 100 100
medis yang da tindakan =
% % % % %
sarana dan
dengan tindakan X 100
dilakukan kepada medis Yang pada periode prasarana
%
pasien atau dilakukan. tertentu
keluarganya
mengetahui tingkat f. Kepuasan Jumlah kuesioner persiapan
kepuasan pasien = kepuasan 80% 85% 90% 90% 90% sarana dan
masyarakat atas masyarakat prasarana,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 75


pelayananyang telah Jumlah pasien X 100 survey
dengan tindakan %
diberikan kepuasan
puskesmas pada periode masyarakat,m
tertentu onitoring dan
evaluasi
Pelayanan mengetahui kualitas Jumlah tindakan sosialisasi,
a. ratio
Kesehatan pengobatan rawat penambalan peningkatan
2 penambalan dan = 2:1 2:1 2:1 2:1 2:1
Gigi dan jalan gigi Jumlah tindakan motivasi
pencabutan gigi pencabutan
Mulut pelayanan
b. lama waktu Jumlah waktu
pelayanan pelayanan gigi
kesehatan gigi = Jumlah pasien yang
dan mulut : mendapatkan optimalisasi
pelayanan Sistem
1) perawatan Informasi
10’ 10’ 10’ 10’ 10’
Kesehatan
2) pencabutan Daerah
memberikan 30’ 30’ 30’ 30’ 30’
(SIKDA),
kepastian rentang 3) scaling
60’ 60’ 60’ 60’ 60’ pengadaan
waktu pelayanan
resep,
gigi 4) curatage
10’ 10’ 10’ 10’ 10’ pelayanan,
sampling
5) pencabutan survei,
10’ 10’ 10’ 10’ 10’
sulung monitoring
6) penambalan dan evaluasi
30’ 30’ 30’ 30’ 30’
permanen
7) Pengobatan
10’ 10’ 10’ 10’ 10’
oral
Pelayanan memberikan a. pendaftaran optimalisasi
5’ 5’ 5’ 5’ 5’
KIA-KB yang kepastian rentang Sistem
bersifat UKP waktu pelayanan b. pemeriksaan Jumlah waktu Informasi
pelayanan KIA-KB
dan KIA-KB yang Ante Natal Care 10’ 10’ 10’ 10’ 10’ Kesehatan
3 = Jumlah pasien yang
persalinan bersifat UKP (ANC) Daerah
mendapatkan
c. pemeriksaan pelayanan (SIKDA),
Post Natal Care 15’ 15’ 15’ 15’ 15’ pengadaan
(PNC) resep,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 76


d. pelayanan,
pemeriksaanMan sampling
ajemenTerpadu 10’ 10’ 10’ 10’ 10’ survei,
Bayi monitoring
Muda(MTBM) dan evaluasi
e.
pelayananimunis 10’ 10’ 10’ 10’ 10’
asi
f. pelayanan KB
10’ 10’ 10’ 10’ 10’
suntik
g.pemasanganKB
15’ 15’ 15’ 15’ 15’
implant
h. pencabutan
Jumlah waktu 30’ 30’ 30’ 30’ 30’
KB implant
pelayanan KIA-KB
i. pemasangan
= Jumlah pasien yang 30’ 30’ 30’ 30’ 30’
KB IUD mendapatkan
j. pencabutan pelayanan 15’ 15’ 15’ 15’ 15’
KB IUD
k. pemeriksaan
10’ 10’ 10’ 10’ 10’
USG
agar a. waktu tanggap Jumlah kumulatif pembentukan
terselenggaranya pelayanan waktu yang tim jaga,
pelayanan yang diperlukan sejak pengaturan
kedatangan semua
cepat, tanggap, jadwal
pasien yang sampling
responsif sehingga secara acaksampai tugas,melengk
mampu = 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ api sarana dan
dengan mendapatkan
meyelamatkan pelayanan prasarana
Pelayanan pasien Jumlah seluruh
4 Darurat pasien yang di
Gawat sampling
(n=25/pelayanan)
b. kematian Jumlah kumulatif
pasien < 24 jam pasien yang
meninggal< 24
= jam di UGD sejak X 0% 0% 0% 0% 0%
periode datang 100%
pada kurun
waktu tertentu

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 77


Jumlah seluruh
pasien yang di
tangani di UGD
pada kurun
waktu yang sama
Pelayanan terpenuhinya a. ketersediaan Jumlah dan jenis perencanaan
Kefarmasian jumlah dan jenis obat sesuai obat yang tersedia obat,
obat pelayanan kebutuhan untuk pelayanan permintaan
kesehatan dasar
kesehatan dan
yang di apotek
dasar sesuai dengan pada kurun penerimaan
kebutuhan waktu tertentu obat,
5 = Jumlah dan jenis 90% 90% 90% 90% 90% monitoring
obat yang dan evaluasi
dibutuhkan X
untuk pelayanan 100%
kesehatan dasar
di puskesmas
pada kurun
waktu yang sama
tersedianya obat Jumlah jenis obat perencanaan
pelayanan yang tersedia obat,
kesehatan dasar untuk pelayanan permintaan
kesehatan dasar
sesuai dengan dan
yang di apotek
daftar Formularium yang sesuai penerimaan
Nasional b. ketersediaan obat,
dengan
obat sesuai =
formularium
X 80% 80% 80% 80% 80% monitoring
100%
Fornas nasional dan evaluasi
Jumlah jenis
obat yang tersedia
di puskesmas
pada kurun
waktu yang sama
tersedianya obat Jumlah jenis obat perencanaan
generik untuk generik yang obat,
pelayanan tersedia untuk permintaan
c. ketersediaan
kesehatan dasar = pelayanan X 80% 80% 80% 80% 80% dan
obat generik kesehatan dasar 100%
sesuai dengan yang di apotek penerimaan
kebutuhan Jumlah jenis obat,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 78


obat generik yang monitoring
tersedia di dan evaluasi
puskesmas pada
kurun waktu yang
sama
digunakannya obat Jumlah item jenis perencanaan
generik untuk obat generik yang obat,
pelayanan diberikan kepada permintaan
pasien untuk
kesehatan dasar dan
pelayanan
sesuai dengan kesehatan dasar penerimaan
kebutuhan d. penggunaan yang di apotek obat,
= X 80% 80% 80% 80% 80% monitoring
obat generik Jumlah jenis
obat yang 100% dan evaluasi
diberikan kepada
pasien di
puskesmas pada
kurun waktu yang
sama
mengurangi jumlah e. tidak adanya Jumlah dan jenis perencanaan
obat hilang, rusak obat hilang, obat yang hilang, obat,
dan kaduluarsa rusak dan rusak dan permintaan
kadaluarsa
pada proses kadaluarsa dan
= Jumlah dan jenis X 80% 80% 80% 80% 80%
penyimpanan obat yang tersedia
penerimaan
100%
di puskesmas obat,
pada kurun monitoring
waktu yang sama dan evaluasi
memberikan f. waktu tunggu Jumlah waktu rata- optimalisasi
kepastian rentang pelayanan obat rata pelayanan obat Sistem
waktu pelayanan jadi jadi Informasi
= 10’ 10’ 10’ 10’ 10’
obat Jumlah pasien yang Kesehatan
mendapatkan resep
obat
Daerah
(SIKDA),
g. waktu
Jumlah waktu rata- pengadaan
tunggu rata pelayanan obat resep,
pelayanan obat jadi
= 25’ 25’ 25’ 25’ 25’ pelayanan,
racikan Jumlah pasien yang sampling
mendapatkan resep
survei,
obat
monitoring

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 79


dan evaluasi

mencegah adanya Jumlah kejadian Pengkajian


kejadian kesalahan kesalahan Resep dan
dalam pemberian pemberian obat Penyerahan
h. tidak adanya 100 100 100 100 100
= Jumlah
obat kejadian X % % % % % Obat
Kunjungan resep 100%
kesalahan pada kurun
pemberian obat waktu yang sama
Jumlah pasien memberikan
yang dan
mendapatkan menyebarkan
informasi obat
informasi
terutama untuk
pasien-pasien kepada
geriatri,pasien konsumen
dengan keluhan secara pro
Meningkatkan penyakit aktif dan pasif
pemahaman pasien degeneratif,
l. pelayanan
mengenai tujuan pasien yang
informasi obat =
mendapatkan X 10% 10% 10% 10% 10%
pengobatan dan
kepada pasien obat lebih dari 4 100%
mematuhi intruksi
pengobatan. (empat) jenis dan
pasien yang harus
melakukan terapi
jangka panjang
(TBC,Kusta,dll)
Jumlah
Kunjungan resep
pada kurun
waktu yang sama
Jumlah obat yang mencampurka
dicampur dengan n air ke dalam
air di ruang obat( sirup
tergambarnya dibuat segar)
kering sesuai
j. rekonstitusi sebelum 100 100 100 100 100
perlakuan terhadap =
diserahkan X dengan
sirup kering % % % % %
obat sirup kering kepada pasien 100% petunjuk
Jumlah seluruh
obat sirup kering
yang diberikan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 80


kepada pasien

Pelayanan memberikan a. durasi waktu


Jumlah waktu rata-
Laboratoriu kepastian rentang rata pemeriksaan
pemeriksaan setiap jenis spesimen
m/ waktu pelayanan spesimenlaborat =
Penunjang gigi Jumlah jenis
orium spesimen yang
Diagnosa sederhana: diperiksa
6 memberikan 1) golongan 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ Persiapansar
kepastian rentang darah anadanprasa
waktu pelayanan 2) Haematologi rana,peningk
15’ 15’ 15’ 15’ 15’
laboratorium/penun rutin atan
jang diagnose 3) Haematologi
60’ 60’ 60’ 60’ 60’ kompotensi
lengkap
petugas,
30’ 30’ 30’ 30’ 30’ pecatatan,
4) kimia darah
pelaporan,
30’ 30’ 30’ 30’ 30’
5) test narkoba monitoring
30’ 30’ 30’ 30’ 30’ dan evaluasi
6 ) immunologi
7) Gula darah
5’ 5’ 5’ 5’ 5’
sewaktu
8) Spesimen
45’ 45’ 45’ 45’ 45’
sputum
30’ 30’ 30’ 30’ 30’
9) urine rutin
5’ 5’ 5’ 5’ 5’
10) PP test
11) feases 5’ 5’ 5’ 5’ 5’
rutin
b. pemeriksaan
15’ 15’ 15’ 15’ 15’
EKG
c. pemeriksaan
60’ 60’ 60’ 60’ 60’
radiologi

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 81


6.3 PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk menetapkan parameter hasil yang dicapai
oleh program di Puskesmas. Pelaksanaan pengukuran
kinerja ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan
tingkat kemajuan puskesmas.

Pengukuran kinerja UPT Puskesmas Sukahurip sesuai


standar pelayanan minimal (SPM) dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 43 tahun 2016.
Adapun hasil Pengukuran Kinerja UPT Puskesmas
Sukahurip tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 6.3.1
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
UPT PUSKESMAS SUKAHURIP
TAHUN 2016
CAKUPA KINE
TARGET
PENCAP N RJA
No. JENIS KEGIATAN SASARA TARGET
AIAN (4/3 X (5/6 X
N
100%) 100%)
1 2 3 4 5 6 7,0
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
A. UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN DALAM GEDUNG
1 Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) 31.340 1.385 4,42 5,00 88,4
2 Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung 96 90 93,75 100,00 93,8
Puskesmas
3 Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS 1 1 100,00 100,00 100,0
PROMOSI KESEHATAN LUAR GEDUNG
4 Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah 12854 1697 16,80 65 2,8
Tangga
5 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan 780 719 92,18 100 92,2
Kelompok oleh Petugas di Masyarakat
6 Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase (%) 65 42 64,62 65 99,4
Posyandu Purnama & Mandiri
7 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat 5 1 20,00 60 33,3
melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/
RW Siaga Aktif (untuk kota)
8 Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui 50 114,2
1385 791 57,11
Kunjungan Rumah
CAKUPAN VARIABEL 1.A.
B. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 8775 3622 41,28 100 41,3
2 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 3886 1453 37,39 100 37,4
3 Cakupan Pengawasan Jamban 2986 1123 37,61 100 37,6
4 Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) 127 32 25,20 100 25,2
5 Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) 9 9 100,00 100 100,0
6 Cakupan Pengawasan Industri 0 0 - 100 0,0
7 Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi 0 0 - 25 0,0
CAKUPAN VARIABEL 1.B.
C. UPAYA KIA & KB
KESEHATAN IBU
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 1083 1066 98,43 96 102,5

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 82


2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 1084 945 91,39 90 101,5
3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 1083 204 18,83 20 94,2
4 Cakupan Pelayanan Nifas 1034 919 88,88 90 98,8
KESEHATAN ANAK
5 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 1010 1021 101,09 90 112,3
6 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 1038 1025 98,75 90 109,7
7 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 1010 55 5,45 10 54,5
8 Cakupan Kunjungan Bayi 985 961 97,56 90 108,4
KELUARGA BERENCANA
9 Cakupan Peserta KB Aktif 8216 5764 70,16 100 70,2
CAKUPAN VARIABEL 1.C.
D. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1 Cakupan Keluarga Sadar Gizi 12087 9324 77,14 70 98,1
2 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 4419 3959 89,59 80 112,0
3 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (6-11 bulan) 675 656 97,19 90 108,0
4 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita (12- 3267 2945 90,14 90 100,2
59 bulan)
5 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas 1034 1034 100,00 100 100,0
6 Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil 1083 1037 95,75 90 106,4
7 Cakupan Distribusi MP- ASI Baduta Gakin 31 25 80,65 80 100,8
8 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 5 5 100,00 100 100,0
9 Cakupan ASI Eksklusif 477 345 72,33 70 103,3
CAKUPAN VARIABEL 1.D.
E. UPAYA PENCEGAHAN & P2M
PELAYANAN IMUNISASI DASAR
1 Cakupan BCG 985 993 100,80 98 102,9
2 Cakupan DPTHB 1 985 989 100,41 98 102,5
3 Cakupan DPTHB 3 985 937 95,13 93 102,3
4 Cakupan Polio 4 985 980 99,49 93 107,0
5 Cakupan Campak 985 966 98,07 93 105,5
PELAYANAN IMUNISASI LANJUTAN
6 Cakupan BIAS DT 939 993 105,75 100 105,8
7 Cakupan BIAS TT 1849 1707 92,32 100 92,3
8 Cakupan BIAS Campak 931 836 89,80 100 89,8
9 Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ 256 192 75,00 98 76,5
10 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization 5 4 80,00 100 80,0
(UCI)
11 Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini 47 46 97,87 90 108,7
12 Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit 12 12 100,00 100 100,0
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA
PENYAKIT
13 Cakupan Penderita Peneumonia Balita 395 249 63,04 100 63,0
14 Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif 43 30 69,77 100 69,8
15 Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA Positif 35 30 85,71 100 85,7
16 Cakupan Penderita DBD yang ditangani 0 0 - 100 0,0
17 Cakupan Penemuan Penderita Diare 11890 6044 50,83 100 50,8
CAKUPAN VARIABEL 1.E.
F. UPAYA PENGOBATAN
1 Kunjungan Rawat Jalan 6387 3678 57,59 100 57,6
2 Kunjungan Rawat Jalan Gigi 2129 116 5,45 100 5,4
3 Cakupan jumlah seluruh Pemeriksaan Laboratorium 10618 1743 16,42 100 16,4
Puskesmas
4 Cakupan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang dirujuk 0 0 - 100 0,0
5 Cakupan Asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat 0 0 - 100 0,0
Inap
CAKUPAN VARIABEL 1.F.
CAKUPAN VARIABEL 1.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 83


Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 84
HASIL
Kategori Nilai Cakupan
I. Pelayanan
Kelompok I (baik) : tingkat pencapaian hasil > 90%
90 Kelompok II (sedang) : tingkat pencapaian hasil = 81 - 90%
80 Kelompok III (kurang) : tingkat pencapaian hasil ≤ 80%

NILAI BOBOT JUMLAH


CAKUPAN UPAYA
81,90 70 5733,12
KESEHATAN WAJIB
CAKUPAN UPAYA
KESEHATAN 72,65 30 2179,56
PENGEMBANGAN

Cakupan
79,13
Pelayanan Kelompok III (kurang)

II. Kategori Nilai Manajemen


Kelompok I (baik) : Nilai rata - rata ≥ 8,5
9 Kelompok II (sedang) : Nilai rata – rata 5,5 – 8,4
6 Kelompok III (kurang) : Nilai rata – rata < 5,5

Manajemen 8,64 Kelompok I (baik)


Kategori Nilai Mutu
III. Pelayanan

Pola Tata Kelola UPT PuskesmasSukahurip 85


Kelompok I (baik) : Nilai rata - rata ≥ 8,5
9 Kelompok II (sedang) : Nilai rata – rata 5,5 – 8,4
6 Kelompok III (kurang) : Nilai rata – rata < 5,5

Mutu Pelayanan 8,10 Kelompok II (sedang)

IV. HASIL AKHIR :

Kelompok I (baik) : tingkat pencapaian hasil > 90%


90 Kelompok II (sedang) : tingkat pencapaian hasil = 81 - 90%
80 Kelompok III (kurang) : tingkat pencapaian hasil ≤ 80%
10 100
konversi ke
Menyetarakan Nilai : awal 100 bawah atas bawah atas skala hasil
MANAJEMEN 8,64 90,92 8,64 8,50 10,00 90 100 0,09 90,9
MUTU PELAYANAN 8,10 89,07 8,10 5,50 8,40 81 90 0,90 89,1

NILAI
CAKUPAN PELAYANAN 79,13 0,4138
MANAJEMEN 90,92 4,1379
MUTU PELAYANAN 89,07 84,138

HASIL AKHIR : 86,37 Kelompok II (sedang)

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 86


BAB VII

KEBIJAKAN KEUANGAN

Terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan


upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab
puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang
cukup.

7.1 SISTEM AKUNTANSI DAN KEUANGAN


Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib.
Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam rangka
konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
terlebih dulu harus dilakukan penyesuaian atau
dikonversikan ke Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan mengacu pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting
dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan
internal maupun eksternal, Pejabat Pengelola menetapkan
ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan non
keuangan atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban
setiap bidang dalam suatu sistem pengendalian internal
yang memadai.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 87


7.2 PENATAUSAHAAN KEUANGAN PPK-BLUD
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
PPK BLU mengatur mengenai pola pengelolaan keuangan
BLU, yang antara lain mencakup :
1. Perencanaan dan Penganggaran.
2. Pendapatan dan Belanja.
3. Pengelolaan Kas.
4. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggung jawaban
Keuangan.
5. Akuntabilitas Kinerja.
6. Surplus dan Defisit.
1. Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan dan Penganggaran PPK-BLU diatur dalam
pasal 10 Peraturan PemerintahNomor23 tahun 2005, yang
berbunyi :
a. BLU menyusun rencana strategi bisnis lima tahunan
dengan mengacukepada Rencana Strategis Kementerian
Negara/Lembaga (Renstra-KL)atau Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
b. BLU menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan denganmengacu kepada rencana strategis
bisnis sebagaimana dimaksud padaayat 1.
c. RBA sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disusun
berdasarkan basiskinerja dan penghitungan akuntansi
biaya menurut jenis layanan.RBA BLU disusun
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
pendapatanyang diperkirakan akan diterima dari
masyarakat, badan lain, danAPBN/APBD.RBA memuat
antara lain kondisi kinerja BLU tahun berjalan, asumsi
makrodan mikro, target kinerja (output yang terukur),

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 88


analisis dan perkiraan biaya peroutput dan agregat,
perkiraan harga, anggaran, serta prognosa laporan
keuangan.
RBA juga memuat prakiraan maju (forward estimate)
sesuai denganketentuanperundang-undangan. RBA tersebut
disusun dengan menganut pola anggaranfleksibel (flexible
budget) dengan suatu prosentase ambang batas tertentu.
RBAdimaksud merupakan refleksi program dan kegiatan
dari kementeriannegara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pengajuan RBA oleh BLU dilakukan secara berjenjang
dengan terlebih dahulu diajukan kepada menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD untuk dibahas sebagai bagian dari
Renstra-KL, rencana kerja dan anggaran SKPD, atau
Rancangan APBD. RBA tersebut dilampiri dengan usulan
standar pelayanan minimum dan biaya dari keluaran
(output) yang akan dihasilkan.
RBA yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD tersebut diajukan kepada Menteri
Keuangan/PPKD78 untuk dikaji kembali standar biaya dan
anggaran BLU dalam rangka pemrosesan Renstra-KL,
rencana kerja dan anggaran SKPD, atau Rancangan APBD
sebagai bagian dari mekanisme pengajuan 78 PPKD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yaitu kepala
badan/dinas/biro keuangan/bagian keuangan yang
memiliki tugas melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah dan
penetapan APBN/APBD. Kemudian, BLU menggunakan
APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar
penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 89


2. Pendapatan dan Belanja
Pendapatan PPK-BLU diatur dalam pasal 14 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 tahun 2005, yangberbunyi :
a. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD
diberlakukansebagai pendapatan BLU.
b. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepadamasyarakat dan hibah tidak terikat
yang diperoleh dari masyarakat ataubadan lain
merupakan pendapatan operasional BLU.
c. Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan
lain merupakanpendapatan yang harus diperlakukan
sesuai dengan peruntukan.
d. Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil
usaha lainnyamerupakan pendapatan bagi BLU.
e. Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2,
dan ayat 4dapat dikelola langsung untuk membiayai
belanja BLU sesuai RBAsebagaimana dimaksud dalam
pasal 11.
f. Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3,
dan ayat 4dilaporkan sebagai pendapatan negara bukan
pajak kementerian/lembagaatau pendapatan bukan
pajak pemerintah daerah.
Belanja PPK-BLU diatur dalam pasal 15 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 tahun 2005, yang berbunyi :
a. Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan
struktur biaya yangdituangkan dalam RBA definitif.
b. Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkankesetaraan antara volume kegiatan
pelayanan dengan jumlah pengeluaran,mengikuti
praktek bisnis yang sehat.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 90


c. Fleksibilitas pengelolaan belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat 2berlaku dalam ambang batas sesuai dengan
yang ditetapkan dalam RBA.
d. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas
sebagaimanadimaksud pada ayat 3 harus mendapat
persetujuan
MenteriKeuangan/gubernur/bupati/walikota atas
usulan menteri/pimpinanlembaga/kepala SKPD, sesuai
dengan kewenangannya.
e. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat
mengajukan usulantambahan anggaran dari
APBN/APBD kepada Menteri Keuangan/PPKDmelalui
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai
dengankewenangannya.
f. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa
kementeriannegara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Bahwa pengelolaan belanja BLU diselenggarakan
secara fleksibelmaksudnya adalah bahwa belanja BLU dapat
bertambah atau berkurang dari yangdianggarkan sepanjang
pendapatan terkait bertambah atau berkurang
setidaknyasecara proporsional (flexible budget). Penetapan
besaran ambang batas belanja ditentukan dengan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional.
3. Pengelolaan Kas
Pengelolaan Kas PPK-BLU diatur dalam pasal 16
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005, yang berbunyi
:
a. Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan
hal-hal sebagaiberikut :
1) Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 91


2) Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
3) Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
4) Melakukan pembayaran;
5) Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek; dan
6) Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
memperolehpendapatan tambahan.
b. Pengelolaan kas BLU dilaksanakan berdasarkan praktek
bisnis yang sehat.
c. Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD
dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-
undangan.
d. Rekening bank sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf c dibuka olehpimpinan BLU pada bank umum.
e. Pemanfaatan surplus kas sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 huruf fdilakukan sebagai investasi jangka pendek
pada instrumen keuangan denganrisiko rendah.
4. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban
Keuangan
Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban
Keuangan diatur dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27 PP
nomor 23 tahun 2005, berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen
keuangan sesuai dengan kebutuhan dan praktek bisnis
yang sehat.
Pasal 26
a. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumenpendukungnya dikelola secara tertib.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 92


b. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan
sesuai denganStandar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan
oleh asosiasi profesi akuntanIndonesia.
c. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat2, BLU dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelahmendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
d. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi
dengan mengacupada standar akuntansi yang berlaku
sesuai dengan jenis layanannya danditetapkan oleh
menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
sesuaidengan kewenangannya.
Pasal 27
a. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal
26 ayat 2setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi
anggaran/laporan operasional,neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan, disertai laporanmengenai
kinerja.
b. Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan
oleh BLUdikonsolidasikan dalan laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat1.
c. Lembar muka laporan keuangan unit-unit usaha
sebagaimana dimaksud padaayat 2 dimuat sebagai lampiran
laporan keuangan BLU.
d. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikansecara berkala kepada menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan
laporankeuangan kementrian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 93


e. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan kepadamenteri/pimpinan lembaga/kepala
SKPD serta kepada MenteriKeuangan/
gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
palinglambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan
terakhir.
f. Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporanpertanggungjawaban keuangan
kementrian negara/lembaga / SKPD /pemerintah daerah.
g. Penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan
keuangan kementriannegara / lembaga / SKPD /pemerintah
daerah dilakukan sesuai dengan StandarAkuntansi
Pemerintahan.
h. Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh
pemeriksa eskternsesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

5. Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja PPK-BLU diatur dalam pasal 28
Peraturan PemerintahNomor 23 tahun2005, yang berbunyi :
a. Pimpinan BLU bertanggung jawab terhadap kinerja
operasional BLU sesuaidengan tolok ukur yang ditetapkan
dalam RBA.
b. Pimpinan BLU mengikhtisarkan dan melaporkan kinerja
operasional BLUsecara terintegrasi dengan laporan
keuangan sebagaimana dimaksud dalampasal 27 ayat 1.
Penilaian kinerja terbagi dalam tiga kategori yaitu
kinerja keuangan, kinerja operasional, dan kinerja mutu
pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Indikator kinerja
dari masing-masing kategori tersebut akan berbeda sesuai

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 94


dengan industri dari masing-masing badan layanan umum
tersebut.

6. Surplus dan Defisit


Surplus dan Defisit PPK-BLU diatur dalam pasal 29
dan pasal 30 Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005,
yang berbunyi :
Pasal 29
Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun
anggaran berikutnya kecuali atas perintah Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan
kewenangannya, disetorkan sebagian atau seluruhnya ke
Kas Umum Negara/Daerah dengan mempertimbangkan
posisi likuiditas BLU.
Pasal 30
a. Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam
tahun anggaranberikutnya kepada Menteri Keuangan/PPKD
melalui menteri/pimpinanlembaga/kepala SKPD, sesuai
dengan kewenangannya.
b. Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya
dapat mengajukananggaran untuk menutup defisit
pelaksanaan anggaran BLU dalamAPBN/APBD tahun
anggaran berikutnya.Surplus anggaran BLU dimaksud
adalah selisih lebih antara pendapatandengan belanja BLU
yang dihitung berdasarkan laporan keuangan
operasionalberbasis akrual pada suatu periode anggaran.
Surplus tersebut diestimasikan dalamRBA tahun anggaran
berikut untuk disetujui penggunaannya.
Defisit anggaran BLU dimaksud adalah selisih kurang
antara pendapatan dengan belanja BLU yang dihitung

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 95


berdasarkan laporan keuangan operasional berbasis akrual
pada suatu periode anggaran.

7.3 KEBIJAKAN TARIF


Pada saat ini pemberian jasa layanan sesuai dengan
standar dan tarif yang telah ditentukan pada Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan daerah Kabupaten Garut
Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.
Bupati menetapkan Standar Pelayanan Minimum
Puskesmas untuk memastikan bahwa seluruh pelanggan
telah memperoleh layanan secara profesional sesuai standar,
yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pada saat berlakunya BLUD, Pejabat Pengelola BLUD
harus menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemberian jasa pelayanan kesehatan
dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga kesehatan
lainnya secara profesional sesuai dengan standar profesi,
kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka mencapai
kualitas layanan yang dipersyaratkan melalui penerapan
sistem manajemen mutu untuk menjamin kepuasan
pelanggan dan seluruh stakeholders.
Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan
Pejabat Pengelola BLUD melalui Sekretaris Daerah dengan
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan
dan kompetensi yang sehat. Pejabat Pengelola BLUD

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 96


menetapkan strategi dan kebijakan terhadap pemberian
layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD
harus melakukan penghitungan biaya per unit setiap jenis
layanan (cost finding) sebagai dasar pengambilan kebijakan
mengenai penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya
kebijakan pemberian subsidi tarif layanan kesehatan kepada
pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola
BLUD harus melakukan pembaharuan biaya per unit setiap
jenis layanan secara berkala. Adapun tarif untuk puskesmas
yang telah BLUD mengacu pada Peraturan Bupati Nomor
1172 tahun 2015 tentang Tarif Layanan Pada Unit
Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas DTP dan Non DTP
Dengan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Penuh.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 97


BAB VIII
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

8.1 PENGERTIAN LIMBAH


Pengertian limbah menurut Undang-Undang No.23
tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Yang dimaksud sisa
suatu kegiatan adalah sisa suatu kegiatan dan/atau proses
produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga, rumah sakit, industri, pertambangan dan kegiatan
lain. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014,
limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

Pengertian limbah medis sesuai Peraturan


Pemerintah Nomor 18 jo 85 Tahun 1999, limbah medis
termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun
dengan kode limbah D227. Sedangkan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) merupakan sisa suatu usaha
dan atau kegiatan yang mengandung B3 yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan
menurut PP No. 74 Tahun 2001, B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 98


8.2 KARAKTERISTIK LIMBAH
Adapun karakteristik limbah (Suharto, 2011) adalah
sebagai berikut:
1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas
partikel-partikel kecil yang dapat kita lihat.
2. Penyebarannya berdampak banyak, maksudnya bukan
hanya berdampak pada lingkungan yang terkena limbah
saja melainkan berdampak pada sektor-sektor kehidupan
lainnya, seperti sektor ekonomi, dan sektor kesehatan.
3. Berdampak jangka panjang antar generasi, maksudnya
masalah limbah tidak dapat diselesaikan dalam waktu
singkat. Sehingga dampaknya akan ada pada generasi yang
akan datang.
4. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami
(degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang
dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,
seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
5. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami
perubahan secara alami (nondegradable waste/tidak mudah
terurai), misanya plastik, kaca, kaleng, dan sampah
sejenisnya.
Pada sarana layanan kesehatan termasuk puskesmas,
“Limbah Medis” dapat dikatagorikan menjadi beberapa jenis,
meliputi :
1. Limbah benda tajam, adalah materi padat yang memiliki sudut
kurang dari 90 derajat, dapat menyebabkan luka iris atau
tusuk, misalnya: Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat
glass); Infus set; Ampul/vial obat, dll.
2. Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung
patogen (bakteri, virus, parasit, dan jamur) dalam jumlah

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 99


yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu
yang rentan, misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari
aktifitas laboratorium; Limbah hasil operasi atau otopsi dari
pasien yang menderita penyakit menular; Limbah pasien
yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat
atau materi lain yang tersentuh orang sakit.
3. Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari jaringan
tubuh manusia, misalnya : organ tubuh, janin dan darah,
muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain.
4. Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-
bahan farmasi, misalnya : mencakup produk farmasi, obat,
vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll;
Termasuk sarung tangan, masker, dll.
5. Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia
yang berasal dari aktifitas diagnostic, pemeliharaan
kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya :
formaldehid, zat kimia fotografis, solven, dll.
6. Limbah Kemasan Bertekanan, adalah limbah medis yang
berasal dari kegiatan di instansi kesehatan yang
memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung, carteidge
dan kaleng aerosol.
7. Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung
logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam sub
kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik,
misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran
peralatan kedokteran (thermometer, alat pengukur tekanan
darah).

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 100


8.3 TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH
Tujuan dari pengolahan limbah adalah
1. Untuk menghasilkan limbah sekali pakai tanpa
menimbulkan kerugian atau masalah kepada
masyarakat dan mencegah polusi.
2. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
limbah serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan
yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya
kembali.

8.4 MANFAAT PENGELOLAAN LIMBAH


1. Dapat meminimalkan limbah yang ada di sekitar kita
2. Membantu meminimalkan penyakit yang berasal dari
limbah
3. Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih
4. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
5. Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan
vektor penyakit

8.5 KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH


Tata kelola lingkungan dan limbah dibedakan menjadi
2 (dua), yaitu limbah non medis dan limbah medis.
1. Tata Kelola Limbah Non Medis
Tata kelola limbah non medis merupakan pengelolaan
limbah yang dihasilkan dari aktivitas non medis baik
organik maupun anorganik yangbersumber dari
lingkungan, pegawai, pengunjung, dan alat non medis.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penampilan
Puskesmas dan jejaringnya.
Kegiatannya meliputi :

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 101


 Pengadaan dan penataan tempat penampungan
sementara (TPS) di tiap ruangan dan tempat
strategis lainnya (TPS 1)
 Mobilisasi harian ke TPS II (halaman UPT Kesmas)
 Mengaktifkan kembali kegiatan jumat bersih
 Pengangkutan limbah non medis oleh truk sampah
DKP
2. Tata kelola Limbah Medis
Tata kelola limbah medis merupakan pengelolaan
limbah yang dihasilkan dari aktivitas medis (cair, padat,
biologi, kimiawi) baik yang bersumber dari kegiatan
medis teknis atau alat penunjang medis.
Tujuannya adalah untuk menghindari dampak yang
diakibatkan oleh limbah medis, baik terhadap petugas,
pengunjung, lingkungan, dan masyarakat. Kegiatannya
meliputi :
a. Tahap Pemilahan
1) Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber
yang menghasilkan limbah sesuai dengan jenis
limbah medis padat yang dihasilkan meliputi
limbah benda tajam, limbah medis, infeksius,
limbah farmasi dan kimiawi
2) Limbah benda tajam termasuk jarum suntik
dikumpulkan dalam satu wadah kotak berwarna
kuning (safety box)
3) Limbah infeksius : pot sputum, cairan darah,
kapas, perban, ditempatkan dalam satu wadah .
pendesinfeksian dilakukan selama kuran lebih
10 menit dengan cara direndam dalam larutan
chlorin 10% diencerkan dengan perbandingan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 102


1:19, terkecuali untuk pot sputum direndam
selama 24 jam
4) Limbah cair domestik dari dapur dibuang
terpisah dengan limbah medis cair
5) Limbah medis cair yaitu darah, urine, dahak
langsung dibuang melalui septik tank.
6) Alat bekas pakai direndam di wadah dan diberi
larutan clorin 10% selama 1 (satu) malam,
kemudian dicuci disterilkan. Air bekas pakai
dibuang melalui septik tank.
b. Tahap Pengumpulan
Pada tahap ini semua limbah medis dikumpulkan
dari tiap ruangan IGD, BP Gigi, KIA, BP Umum dan
Laboratorium.
c. Tahap pemusnahan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengemasan yaitu
ditampung dalam wadah plastik kuning khusus
untuk limbah medis yang diikat kemudian dikirim
ke UPT Puskesmas Sukahuripyang akan
dimusnahkan oleh pihak ketigayang bekerjasama
dalam penangannya melalui MOU pihak Dinas
Kesehatan kabupaten.
Penanganan untuk limbah medis cair diharapkan
tahun depan sudah terwujud instalansi pengolahan limbah
sesuai arahan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Apabila
telah menerapkan PPK-BLUD diharapkan dapat langsung
bekerjasama dengan pihak ketiga dalam penanganan
limbah medis padat.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 103


BAB IX
PENUTUP

9.1 KESIMPULAN
Pola Tata Kelola adalah seperangkat peraturan
internal UPT Puskesmas Sukahurip yang berkenaan dengan
organisasi, tata laksana, transparansi dan akuntabilitas.
Pola tata kelola merupakan aturan dasar yang mengatur
tatacara penyelenggaraan Puskesmas serta menjadi
pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional UPT
Puskesmas Sukahurip untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Pola tata kelola ini disusun dan disampaikan kepada
Pemerintah Kabupaten Garut untuk memenuhi salah satu
ketentuan ditetapkannya UPT Puskesmas Sukahurip
Kecamatan CigedugKabupaten Garut menjadi PPK-BLUD.

9.2 SARAN/HARAPAN

9.2.1 SARAN
Diharapkan dengan adanya tata kelola ini dapat
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat
secara lebih efektif dan efisien sehingga tercapai
pemberian pelayanan maksimal dan bermutu, sejalan
dengan praktek bisnis yang sehat dan pengelolaannya
dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh Bupati.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 104


9.2.2 HARAPAN
Diharapkan melalui kebijakan ini masyarakat akan semakin
mudah untuk memperoleh pelayanan yang berkualitas terutama
pada pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar
masyarakat yaitu di bidang kesehatan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Sukahurip 105

Вам также может понравиться