Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara


individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar,
melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai
situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun diluar sekolah. Anak itu berbeda-
beda bukan hanya karena berbeda bakat atau pembawaannya akan tetapi terutama
karena pengaruh lingkungan sosial yang berlain-lainan. ia datang ke sekolah
dengan membawa kebudayaan rumah tangganya, yang mempunyai corak tertentu,
bergantung antara lain pads golongan atau status sosial, kesukuan, agama, nilai-
nilai dan aspirasi orang tuanya. Di sekolah akan memilih teman, kelompok, atau
kliknya yang pads suatu saat akan sangat mempengaruhi tingkah lakunya.

Anak itu selanjutnya di pengaruhi oleh kepala sekolah dan guru-guru,


yang masing-masimg mempunyai kepribadian sendiri-sendiri yang antara lain
terbentuk atas golongan sosial dari mana ia berasal dan orang-orang yang
dipilihnya sebagai kelompok pergaulannya1. Kepribadian guru mempengaruhi
suasana kelas, kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah
pikirannya dan mengembangkan kreativitasnya atau perkembangan dan
keterbatasan yang dialaminya dalam pengembangan pribadinya. Guru juga
terbatas dalam kebebasannya menurut pribadi kepala sekolah dalam sikapnya
terhadap atasannya2.

Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan. Sejumlah ahli


merumuskan sosiologi pendidikan sebagai aplikasi sosiologi terhadap masalah
masalah pendidikan, yakni mengenai struktur social di sekolah, dan manajemen
kepemimpinan sekolah dan sebagainya.

1
S. Nasution, Sosiologi pendidikan, (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.V
2
S. Nasution, Ibid.
1
2

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Struktur sosial
2. Jelaskan Kedudukan dan Peranan
3. Jelaskan Berbagai Kedudukan dalam Masyarakat Sekolah
4. Jelaskan Struktur Sosial Orang Dewasa di Sekolah
5. Jelaskan Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah
6. Jelaskan Hubungan Guru – Murid
7. Jelaskan Klik / Kelompok Di Kalangan Guru
8. Jelaskan Orang Dewasa Tak Pengajar
9. Jelaskan Struktur Sosial murid-murid Di Sekolah
10. Jelaskan Kedudukan Menurut Usia Dan Kelas
11. Jelaskan Struktur Sosial Berhubungan Dengan Kurikulum
12. Jelaskan Pengelompokan Di Sekolah
13. Jelaskan Pengaruh – Pengaruh Luar Terhadap Sekolah

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Struktur sosial
2. Untuk mengetahui Kedudukan dan Peranan
3. Untuk mengetahui Berbagai Kedudukan dalam Masyarakat Sekolah
4. Untuk mengetahui Struktur Sosial Orang Dewasa di Sekolah
5. Untuk mengetahui Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah
6. Untuk mengetahui Hubungan Guru – Murid
7. Untuk mengetahui Klik / Kelompok Di Kalangan Guru
8. Untuk mengetahui Orang Dewasa Tak Pengajar
9. Untuk mengetahui Struktur Sosial murid-murid Di Sekolah
10. Untuk mengetahui Kedudukan Menurut Usia Dan Kelas
11. Untuk mengetahui Struktur Sosial Berhubungan Dengan Kurikulum
12. Untuk mengetahui Pengelompokan Di Sekolah
13. Untuk mengetahui Pengaruh – Pengaruh Luar Terhadap Sekolah
BAB I
PEMBAHASAN
A. Struktur sosial
1. Pengertian Struktur Sosial Di Sekolah
Sekolah telah dengan sengaja diciptakan”dalam arti bahwa saat tertentu telah
diambil suatu keputusan untuk mendirikan sebuah sekolah guna memudahkan
pengajaran sejumlah mata pelajaran yang sangat beraneka ragam, mulai dari
mata pelajaran umum sampai mata pelajaran keagamaan”3.
Bila seorang insinyur bicara tentang "struktur" bangunan maka yang
dimaksud adalah (1) materialnya, (2) hubungan antara bagian-bagian bangunan,
dan (3) bangunan itu dalam keseluruhannya sebagai gedung sekolah, kantor, dan
sebagainya. Demikian pula dengan struktur sosial di sekolah adalah materialnya,
kedudukan dan peranannya, struktur sosial orang dewasa di sekolah, kedudukan
guru/murid.

Material bagi sekolah adalah kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh,


murid-murid pria maupun wanita yang masing-masing mempunyai kedudukan
dan peranan. Dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan
anggotaanggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari
kedudukan yang tinggi yang memegang kekuasaan yang paling banyak sampai
kedudukan yang paling rendah. Dalam struktur sosial sekolah kepala sekolah
menduduki posisi yang paling tinggi dan pesuruh kedudukan yang paling rendah.
Dalam kelas guru mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada murid.
Biasanya murid-murid kelas rendah merasa mempunyai kedudukan yang lebih
rendah daripada murid-murid kelas yang lebih tinggi.

Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai


lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu
dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu.

3
Philip Robinson. Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-1,
(Jakarta: CV. Rajawali, 1986), hlm.237

3
4

Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran
segala usaha pendidikan.

B. Kedudukan dan Peranan


Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial,
yakni menentukan hubungannya dengan orang lain. Status atau kedudukan
menentukan kelakuan orang tertentu. Sebagai contoh yaitu kedudukan seorang
guru yang mana sang guru mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, yang
lepas dari pribadinya sebagai individu pemarah, keras dan pandai atau pemalas.4
Sedangkan peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status
seseorang. Dalam hal ini status atau kedudukan individu, apakah ia di atas atau di
bawah status orang lain sangat mempengaruhi peranannya. Sebagai contoh yakni
seorang mandor diharapkan dapat memberikan perintah kepada pekerja dan sang
guru diharapkan dapat memathi instruksi kepala sekolah dengan menuntut agar
murid-murid dapat belajar. Sungguh pun demikian cara-cara seseorang dalam
membawakan peranannya dapat berbeda satu sama lain menurut kepribadian
seorang tersebut. Sebagai contoh yakni seorang guru dapat bersikap demokratis
dalam menjalankan peranannya.5
Peranan mencakup kewajiban dan hak yang bertalian dengan kedudukan.
Dalam kedudukan sebagai individu seorang guru berkewajiban untuk mendidik
anak dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu sampai pada
pemberian hukuman jika ada pertentangan. Dan sebaliknya seorang anak didik
dalam kedudukannya sebagai murid harus mematuhi guru dengan hak untuk
menerima pelajaran. Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa peranan selalu
mempunyai segi timbal-bailik. Jadi peranan merupakan serangkaian hak dan
kewajiban yang bersifat timbal-balik dalam hubungan antar-individu.

4
Nasution, Ibid, hlm.73
5
Nasution, Ibid, hlm.73
5

C. Berbagai Kedudukan dalam Masyarakat Sekolah


Sekolah merupakah sebuah sistem, yang mana dalam sistem itu terdapat
sistem sosial yang didalamnya ada kedudukan anggota dalam kelompok sosial
tersebut. Setiap orang yang menjadi anggota suatu kelompok mempunyai
kedudukan masing-masing. Di sekolah terdapat kedudukan yang berbeda dalam
setiap anggotannya seperti, kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi, pesuruh,
dan murid-murid itu sendiri serta hubungan antara berbagai kedudukan itu.
Dalam hal ini tiap kelompok, seseorang akan mengenal kedudukan atau
posisinya masing-masing yang mana orang tersebut dapat berkelakuan sesuai
yang diharapkan menurut kedudukan yang di tempatinya. Jadi di masyarakat
sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, murid dan pegawai sekolah
diharapkan agar memiliki kelakuan tertentu seperti: perbuatannya, ucapannya,
perasaannya, nilai-nilainya dan sebagainya sesuai dengan apa yang bertalian
dengan kedudukannya.
Pada umumnya dalam struktur sosial sekolah dapat kita bedakan menjadi
dua tingkat yaitu pertama, hal yang berkenaan dengan orang dewasa serta
hubungan di antara mereka, seperti kepala sekolah, guru-guru, pegawai
administrasi, pesuruh, pengurus yayasan pada sekolah swasta, Kanwil P dan K
pada sekolah negeri. Kedua, hal yang berkenaan dengan sistem kedudukan dan
hubungan antara murid-murid6.

D. Struktur Sosial Orang Dewasa di Sekolah


Kepala sekolah menduduki posisi yang paling tinggi di sekolah karena
memikul tanggung jawab atas kelancaran pendidikan di sekolah. Sebagai contoh
anatara lain kepala sekolah berhak mengambil keputusan yang harus dipatuhi oleh
seluruh sekolah.
Beliau juga sebagai perantara antara atasan yakni Kanwil bagi sekolah
negeri/ pengurus yayasan bagi sekolah swasta dengan guru-guru dan murid-murid.
Sebagai contoh yakni penyampaian keputusan-keputusan Menteri Pendidikan dan

6
Nasution, Ibid, hlm.76
6

Kebudayaan melalui Kanwil kepada kepala sekolah yang kemudian


diinformasikan kepada seluruh struktur sekolah.
Kemudian beliau berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan
petunjuk, nasihat, saran-saran kepada guru-guru dalam usaha untuk memperbaiki
kwalitas dan kwantitas sekolah. Sebagai contoh yaitu beliau harus dapat
memaparkan filsafat sekolah, tujuan pendidikan yang harus dicapai serta cara-cara
yang harus ditempuh untuk mewujudkan kurikulum sekolah yang baik dan
sistematis.
Selain itu kepala sekolah juga memegang kepemimpinan di sekolah
dengan harapan sanggup memberikan pimpinan dalam segala hal yang berkenaan
dengan sekolah, permasalahan yang timbul dari adanya interaksi dengan
masyarakat, murid-murid, maupun guru-guru. Pada satu pihak guru-guru
mengharapkan keputusan dan tindakan-tindakan yang tegas, di lain pihak mereka
menginginkan agar keputusan yang diambil dengan cara musyawarah. Dalam hal
itulah kepala sekolah harus dapat bergerak di antara harapan-harapan yang
bertolak belakang itu.7

E.Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah


Kedudukan guru lebih rendah daripada sekolah dan karena itu ia harus
menghormatinya dan bersedia untuk mematuhinya dalam hal-hal mengenai
sekolah. Guru juga mempunyai kedudukan sebagai pegawai, dan dalam
kedudukan itu harus pula mematuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah atau yayasan tertentu.
Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja. Berkat usia
dan pengalamannya mengajar, guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-
guru baru atau yang lebih muda.

F. Hubungan Guru – Murid


Hubungan antara guru dan murid mempunyai sifat yang relatif stabil. (1) Ciri
Khas dari hubungan ini ialah bahwa terdapat status yang tak sama antara guru dan

7
Nasution, Ibid, hlm.77
7

murid. (2) Dalam hubungan guru-murid biasanya hanya murid yang diharapkan
mengalami perubahan kelakuan sebagai hasil belajar. (3) Aspek ketiga ini
bertalian dengan aspek kedua, yakni bahwa perubahan kelakuan yang diharapkan
mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik, misalnya agar anak menguasai
bahan pelajaran tertentu.

G. Klik / Kelompok Di Kalangan Guru


Kelompok di kalangan guru disebabkan berbagai faktor antara lain
berdasarkan (1) Jenis kelamin, misalnya guru-guru wanita mempunyai kelompok
sendiri untuk tujuan-tujuan yang khas wanita. (2) Minat Professional, misalnya
pakar pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. (3) Kesamaan minat,
misalnya main kartu, olahraga, musik, dan lain-lain.

H. Orang Dewasa Tak Pengajar


Yang termasuk golongan ini antara lain pegawai administrasi dan pesuruh
sekolah secara formal kedudukan mereka lebih rendah dari kepala sekolah dan
tenaga pengajar.Hierarki itu juga diterima oleh yang bersangkutan dan oleh
masyarakat.
Dalam praktik ada kemungkinan pegawai administrasi yang telah lama memegang
jabatannya dan telah mengenal seluk beluk sekolah mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi.

I. Struktur Sosial murid-murid Di Sekolah


Sekolah bagi murid-murid dapat dipandang sebagai sistem persahabatan dan
hubungan-hubungan sosial. Struktur ini lebih bersifat tak formal. Kedudukan
murid dalam sekolah hanya diketahui dalam lingkungan sekolah tertentu. Untuk
mempelajari struktur informal murid, maka digunakan beberapa metode antara
lain :
1. Metode Teknik Sosiometri : dalam garis besarnya kepada murid
ditanyakan berbagai hal yang menyangkut murid lainnya. Maka hasil
pertanyaan ini akan menghasilkan sosiogram.
8

2. Metode Partisipasi-Observasi : yakni sambil berpartisipasi dalam


kelompok tertentu selama beberapa waktu mengadakan observasi tentang
kelompok tertentu.
J.Kedudukan Menurut Usia Dan Kelas
Murid-murid suatu kelas pada umumnya mempunyai usia yang sama untuk
menjadi suatu kelompok yang kompak dakam menghadapi kelas lain. Terhadap
kelas yang lebih tinggi mereka merasa dirinya orang bawahan sebagai adik
terhadap kakak yang pantas menunjukan rasa hormat dan patuh.
Kedudukan atasan dan kekuasaan murid-murid kelas tinggi diperkuat oleh
tugas kehormatan yang diberikan kepada mereka,sebagai ketua OSIS,ketua regu
olah raga atau panitia,pengurus atau pemimpin perkumpulan atau kegiatan siswa.

K.Struktur Sosial Berhubungan Dengan Kurikulum


Murid-murid di SD, SMP, SMA wanita maupun pria mengikuti pelajaran
yang sama. Disana sini terdapat perbedaan kecil, misalnya sepak bola hanya di
ikuti oleh murid pria dan ketrampilan menjahit oleh murid wanita. Bidang studi
akademis sama bagi semua anak pria maupun wanita.
Murid-murid yang pandai sering diberikan guru tugas-tugas yang khusus
dan diijinkan menjadi pengurus perkumpulan sekolah.
Di SMA setelah semester pertama diadakan pembagian dalam jurusan-
jurusan,menurut teorinya menyalurkan murid-murid menurut bakat masing-
masing. Yaitu jurusan IPA dan IPS.

L.Pengelompokan Di Sekolah
Pengelompokan atau pembentukan klik mudah terjadi disekolah. Suatu klik
terbentuk bila dua orang atau lebih saling merasa persahabatan yang akrab dan
Karena itu banyak bermain bersama,saling bercakap-cakap,merencanakan dan
melakukan kegitan yang sama didalam maupun di luar sekolah bila klik ini
mempunyai sikap anti sosial maka klik itu dapat menjadi “geng”
9

Sttabilitas klik dapat diselidiki dengan menggunakan teknik sosiometri pada


jangka waktu tertentu, misalnya dengan jarak waktu 1,2 atau 3 tahun. Dengan
membandingkan sosiogram nya dapat kita lihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor yang paling penting dalam pembentukan klik adalah usia atau tingkat
kelas. Menurut pengamatan sehari-hari tampaknya anggota suatu klik mempunyai
minat atau kegemaran yang sama misalnya musik, olah raga dan sebagainya.

J. Pengaruh – Pengaruh Luar Terhadap Sekolah


Berbagai hal di luar sekolah yang dapat mempengaruhi sistem sekolah antara lain
:
1. Pengaruh terhadap peranan murid
a) Peranan murid antara lain ditentukan oleh guru, akan tetapi juga oleh
pandangan masyarakat tentang peranan murid, antara lain keluarga dan
lain-lain.
b) Orangtua juga dapat mempegaruhi sikap anak. Misalnya dalam
mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
c) Kelompok sepermainan, yang mempunyai sub-kebudayaan tersendiri
dapat menambah motivasi anak belajar atau justru merusak pelajaran anak.
d) Media
2. Pengaruh luar terhadap guru
a) Orangtua murid
b) Perkumpulan guru
c) Keluarga dan teman sepergaulan guru
3.Pengaruh luar terhadap sekolah
a) Lingkungan, seperti masyarakat, daerah, maupun Negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Material bagi sekolah/ struktur sosial sekolah yaitu kepala sekolah, guru,
pegawai, pesuruh, murid laki-laki maupun murid perempuan yang masing-masing
memiliki kedudukan dan peranan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan anggota-
anggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang
tinggi yang memegang kekuasaan sampai pada kedudukan yang paling rendah.
Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni
menentukan hubungannya dengan orang lain dan menentukan kelakuan orang
tertentu.
Sedangkan peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status
seseorang. Dalam hal ini status atau kedudukan individu, apakah ia di atas atau di
bawah status orang lain sangat mempengaruhi peranannya. Sebagai contoh yakni
sang guru diharapkan dapat memathi instruksi kepala sekolah dengan menuntut
agar murid-murid dapat belajar.
Kedudukan guru tidak sama anatara guru SD, SMP, dan SMA. Guru yang
mengajarkan bidang studi tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang lain. Pada
umumnya bidang studi akademis seperti: matematika, fisika, kimia menduduki
tempat yang lebih terhormat daripada yang memegang bidang studi agama, PKK
yang tidak termasuk mata ujian dalam tes masuk Perguruan Tinggi.
Kebanyakan kedudukan murid bersifat tidak formal dan hanya diketahui
dalam kalangan sekolah saja, akan tetapi ada juga kedudukan murid yang bersifat
lebih formal seperti kedudukan ketua OSIS yang telah mempunyai bentuk resmi
menurut ketentuan yang ada dalam sekolah itu.

10
11

B. Saran
Kami menyadarai bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum
adanya kesempurnaan di dalam pembahasanya, maka dari itulah penulis berharap
adanya suatu kritik dan saran yang dapat membangun bagi penulis dalam
menyelesaikan makalah yang akan ditulis berikutnya.
Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf dalam penulisan masih
banyak kekurangan dan salah penulisan dalam makalah ini. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/ISI-BUKU-
SOSIOLOGI.pdf
http://herlysusantiiaseekaseek.blogspot.com/2012/03/makalah-sosiologi-
pendidikan-tentang_29.html

https://www.scribd.com/doc/163691909/struktur-sosial

Robinson, Philip, 1968, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-1,


Jakarta: CV. Rajawali.
Prof. DR. S. Nasution, MA, 2004, Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-3, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.

http://repository.uin-suska.ac.id/8619/1/Sosiologi%20Pendidikan.pdf

12

Вам также может понравиться