Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUIAN
Jumlah penduduk kota Pekanbaru pada tahun 2009 adalah 834.378 jiwa
dengan pertumbuhan penduduk 3,20 persen. Bersumber dari AntarRiau.com
pertambahan penduduk sekitar 5300 jiwa per bulan yang tersebar pada 60
kelurahan dan 12 kecamatan terutama di Kecamatan Tampan dan Marpoyan
Damai. Pertumbuhan penduduk lebih dikarenakan migrasi dari pada faktor
kelahiran. Pertumbuhan penduduk yang meningkat ini menjadikan Pekanbaru
sebagai kota metropolitan yang padat. Kota Pekanbaru sendiri mengalami
perkembangan fisik yang luar biasa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Fakta
yang mendukung adalah pertambahan jumlah bangunan rata-rata 10.000 unit tiap
tahunnya. Pekanbaru juga telah memiliki setidaknya 5 (lima) pusat perbelanjaan
besar dan memiliki kecenderungan untuk terus bertambah. Ditambah dengan laju
pertumbuhan penduduk yang lebih dari 4 % per tahun, dapat dibayangkan tingkat
penambahan/perluasan pemanfaatan lahan untuk memenuhi kebutuhan tempat
tinggal dan usaha di dalam wilayah kota. Hal ini membawa dampak negatif dan
positif bagi kota ini.
Dampak negatif dari penjumlahan penduduk di Pekanbaru ini
mengakibatkan penggunaan ruang yang tidak optimal bahkan adanya penyalah
gunaan lahan yang bisa memberikan dampak negative terhadap lingkungan.
Untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan penduduk dan ruang yang tersedia
1
maka perlunya pengaturan tata ruang wilayah agar lingkungan mampu
mendukung kehidupan makhluk hidup terutama manusia dalam menjalankan
aktifitasnya dan melakukan pembangunan yang berkelanjutan untuk masa kini
dan yang akan datang.
Penataan ruang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah, hal ini sejalan
dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang
menetapkan bahwa pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerh dititik beratkan
pada Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga pemerintah daeranh memiliki wewenagn
lebih luas dalam mengatur dan mengelola wilayahnya.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu dari studi pustaka
yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru serta sumber
dari buku dan internet.
2
BAB II
3
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru terdiri dari 4 kelurahan, 54 rukun
warga (RW), dan 304 rukun tetangga (RT). Empat kelurahan yang berada di
lingkungan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yaitu Kelurahan Simpang Baru,
Kelurahan Sidomulyo Barat, Kelurahan Tuah Karya dan Kelurahan Delima.
4
1.2 Penyajian dan Analisis Data
Sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang tidak berfungsi atau tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah ataupun sisa-sisa proses
Industry atau bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi
(barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya. Menurut
Slamet(2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi oleh
yang punya dan bersifat padat. Sedangkan dalam akademis Rancangan Undang-
Undang Persampahan disebutkan sampah adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang berwujud padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
5
a. Sampah Rumah Tangga, terdiri dari :
Sampah basah yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik
yang mudah membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan,
potongan hewan, sayuran dan lain-lain.
Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi,
kaleng bekas dan sampah kering yang non logam misalnya kertas,
kayu, kaca, keramik dan batu-batuan dan sisa kain.
Sampah lembut, misalnya sampah debu yang berasal dari penyapuan
lantai, penggergajian kayu dan abu dari sisa pembakaran kayu.
Sampah besar yaitu sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga
yang besar-besar seperti meja, kursi, dan lain-lain.
b. Sampah Komersial, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan komersial
seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, dan
lain-lain.
c. Sampah bangunan,yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan
termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti
semen,kayu, batubara dan sebagainya.
d. Sampah fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan
pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat
rekreasi dan fasilitas umum lainnya.
6
Gambar 1. Sampah yang dibuang ke parit
7
barat.Kecamatan Tampan ini sangat luas, satu kelurahan Tuah Karya
memiliki 9000-an kepala keluarga, belum kelurahan Simpang Baru yang
mencapai 4000-an, hal ini menyulitkan dalam melakukan pengawasan,
begitu juga dengan masalah pengangkutan sampah, mobil pengangkutan
sampah yang dimiliki sangat terbatas, meskipun sudah ada
mobilpengangkut sampah
8
Dengan melihat gambar di atas, pengelolaan sampah perlu diberlakukan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menurut Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Kebersihan disebutkan
bahwa retribusi kebersihan yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan pemerintahan. Sarana dan prasarana
belum memadai untuk mengangkut sampah. Selain itu, bak sampah
tersedia dipinggir jalan, sehingga sampah masyarakat tidak menganggu
estetika, menimbulkan bau tidak sedap, dan sebagai sarang penyakit.
Untuk menentukan lokasi TPS juga harus memenuhi hal berikut ini:
ketersediaan fasilitas umum (jalan masuk, saluran drainase,
pos jaga/kantor dan pagar),
fasilitas perlindungan lingkungan (lapisan dasar kedap air,
jaringan pengumpul leachate, instalasi pengolahan leachate, ventilasi gas,
tanah penutup, buffer zone, sumur uji dll),
fasilitas operasional (alat berat, dump truck tanah, jembatan timbang) dan
fasilitas penunjang seperti air bersih, bengkel dan lain-lain.
9
Berikut ini merupakan rencana peta penyebaran sistem distribusi sampah hingga
ke TPS:
10
Menurut Ahli Perkotaan Mardianto Manan dalam Detikriau.com
mengungkapkan bahwa terjadinya banjir karena drainase yang buruk, kendati ada
pembuatan drainase namun tidak dilakukan dengan benar. Dinas Pekerjaan Umum
harus bekerjasama dengan stake holder lain seperti tata kota guna mengatasi
banjir. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru harus bekerja ekstra untuk
mengatasi masalah banjir yang terjadi di Pekanbaru selama ini, karena saat ini
Pekanbaru selalu mengalami kebanjiran saat hujan datang. Dinas Pekerjaan umum
harus bekerjasama dengan stake holder lain seperti tata kota guna mengatasi
kebanjiran ini, sehingga pekanbaru tidak lagi menjadi langganan banjir setiap
musim hujan tiba.
Dinas PU harus menertibkan pengalian kabel fiber optik yang juga bisa
menyebabkan kebanjiran, dimana pihak ketiga yang di tunjuk oleh PU tidak
punya planing dalam melakukan pengalian fiber optik ini. Hasil dari survey
lapangan drainase daerah kecamatan tampan terdapat banyak sampah dan menjadi
pemicu terjadinya sumbatan mengakibatkan banjir.Drainase yang penuh dengan
sampah sehingga aliran air tidak mengalir dan menyebabkan bau tidak sedap dan
mengurangi nilai estetika. Selain itu air run off yang berada dipinggir jalan
dikarenakan drainase yang tidak memadai. Selain dari drainase yang tidak
memadai yang menjadi faktor penyebab banjir di daerah kecamatan tampan yaitu
kurangnya lahan terbuka untuk resapan air karena lahan yang ada sudah
disemenisasi.
Berikut merupakan fakta lapangan salah satu Drainase di Jalan Garuda Sakti dan
Akibat Tidak Adanya Drainase:
11
Berikut ini merupakan rencana peta penyebaran sistem drainase di Kecamatan
Tampan:
12
1.2.3 Sistem Ruang Terbuka Hijau
Untuk Kecamatan Tampan, telah terdapat 4 lokasi RTH yang dikelola oleh
pihak kecamatan :
13
c. Hutan Kampus UNRI/UIN (320 ha)
Berikut ini merupakan rencana peta penyebaran ruang terbuka hijau di Kecamatan
Tampan:
14
Pengolahan limbah komunal di beberapa tempat dalam kota Pekanbaru,
yang bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan oleh limbah
domestik termasuk oleh tinja manusia. Namun demikian, metode ini belum
disyaratkan kepada developer pengembang perumahan. Ternyata sampai saat ini
pemerintah kota Pekanbaru belum menekankan pentingnya membuat IPAL
komunal kepada pengusaha pengembang perumahan. Minimnya pemahaman
responden terhadap keunggulan septic tank komunal dari septic tank individu
tercermin dari jawaban yang diberikan terhadap persepsi tentang IPAL komunal
jika pola tersebut diterapkan di perumahan mereka.
15
jalan air di lokasi perumahan, tidak ditemukan genangan air menetap, karena itu
akan menjadi wadah bagi nyamuk untuk berkembang biak. Dari pengamatan
langsung di lapangan ditemukan beberapa permasalahan parit di lapangan seperti
letak parit lebih tinggi dari posisi rumah, parit yang mampat oleh pasir, bangunan
parit yang rusak, genangan air yang tidak jalan, bahkan ada paritnya yang telah
tertutup sama sekali sehingga air tumpah ke jalan. Keadaan tersebut akan
mendorong memburuknya sanitasi lingkungan perumahan.
16
luas wilayah Kecamatan Tampan adalah 59,81 𝑘𝑚2 atau sama dengan 9,46% dari
luas kota Pekanbaru sebanyak 97.296 jiwa atau sama dengan 12,47% dari jumlah
penduduk kota Pekanbaru sebesar 779.881 jiwa, dengan kepadatan penduduk
1.627 jiwa/𝑘𝑚2 . Jumlah penduduk laki-laki 48.834 jiwa dan perempuan 50.462
jiwa dengan sex ratio antara penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 109,
sedangkan jumlah rumah tangganya tercatat sebanyak 20.814 rumah tangga
dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per kepala keluarga sebanyak 5
jiwa (Bappeda Kota Pekanbaru, 2007).
17
menjadi tergenang dan merembes ke dalam tanah, fakta ini relevan dengan data
yang dikemukan oleh Tim Pokja Sanitasi Kota Pekanbaru tahun 2007.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19