Вы находитесь на странице: 1из 12

INDENTITAS BUKU:

BUKU I :

Judul buku : Filsafat Pendidikan Islam

Pengarang : Dr. Rahmat Hidayat, MA dan Henni Syafriana Nasution, MA

Penerbit : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Tahun terbit : 2016

Cetakan ke : Pertama

Dimensi buku : 15,5 x 23,5 cm

Harga buku : Rp 50.000

Jumlah hal : 276

RINGKASAN ISI

HAKIKAT PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Kata pendidik, mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan,


keterampilan, atau pengalaman kepada orang lain. Pendidik berarti orang yang
bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri
dan mematuhi tingkat kedewasaannya, serta memenuhi tugasnya sebagai hamba
dan khalifah Allah Swt.

Abdul Mujib menjelaskan bahwa pendidik adalah orang- orang yang


bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya
mengembangkan peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta),
maupun psikomotoriknya (karsa).

Didalam undang - undang sistem pendidikan nasional nomor 2003 bab 1


pasal 6, dibedakan antara pendidikan dengan tenaga kepedidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain sesuai
kekhususanya serta berpartisipasi dalam penyeleggaraan pendidikan.

Dalam pengertian yang lebih luas pendidik dalam perspektif pendidikan


islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya pertumbuhan jasmani

1
dan perkembangan rohani peserta didik agar ia mampu menunaikan tugas- tugas
kemanusiaanya sesuai dengan nilai- nilai ajaran islam. Oleh karena itu pendidik
dalam konteks ini bukan hanya sebatas pada orang- orang yang bertugas disekolah
tetapi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan anak mulai sejak alam
kandungan hingga ia dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.

Dalam konteks pendidikan islam “ Pendidik “ sering disebut dengan


Murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. Menurut peristilahan yang
dipakai dalam pendidikan konteks islam, kelima istilah ini mempunyai makna
yang berbeda.

1. Murabbi ialah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar
mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya
untuk tidak mmenimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam
sekitarnya.

2. Mu’alim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu


mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupannya,
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan tranfer
ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.

3. Mu’addib adalah seorang pendidik yang bertugas untuk mennciptakan


suasana belajar yang dapat menggerakan pesera didik untuk berprilaku
atau beradap sesuai dengan norma- norma, tata susila, dan sopan santun
yang berlaku dalam masyarakat.

4. Mudarris adalah orang yag dipercayakan sebagai guru dalam upaya


membelajarkan ppeserta didik.

5. Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan kunsultan bagi peserta
didiknya. Mursyid

Pendidik adalah bapak rohani bagi peserta didik yang memberikan ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan memperbaiki akhlak yang kurang baik. Kedudukan
tertinggi pendidik dalam islam tertuang dalam teks :” jadilah engkau sebagai
guru,atau pelajar, atau pendengar,, atau pencinta dan janganlah kamu menjadi
orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak “.

Dalam Al- quran disebutkan : “ Allah akan meninggkan ( derajat) orang-


orang yang berilmu diantara kamu dan orang – orang yang diberiilmu
pengetahuan, beberapa derajat”. (QS. Al- Mujadalah :11)

2
Dalam Hadis disebutkan : “ siapa orang yang diajari suatu ilmu lalu dia
menyembunyikan, maka Allah akan mengekangnya dihari kkiamat dengan
kekangan api neraka”. ( HR. Abu Dawud, Tirmizi dan Ibnu Hibban).

Dari ayat dan hadis diatas, menjelaskan betapa pentingnya menjadi


seorang pendidik karena pendidik mempunyai tanggung jawab dalam menentukan
arah pendidikannya. Oleh karena itu, iislam sangat menghargai orang- orang yang
berilmu dan mau menyampaikan kepada orang lain. Pendidik adalah sebagai
orang terdepan dalam pendidikan. Dan memiliki Peran pendidik diantaranya
adalah :

a. Fasilitator, yakni meyediakan situasi dan kondisi yang dibutuhkan peserta


didik

b. Pembimbing, yaitu memberikan bimbingan terhadap peserta didik dalam


interaksi belajar- mengajar, agar siswa tersebut mampu belajar dengan
lancar dan berhasil secara efektif dan efesien.

c. Motivasi, yakni memberikan dorongan dan semangat agar siswa mau giat
belajar.

d. Organisator, yakni mengorganisasikan kegiatan belajar peserta didik


maupun pendidik.

e. Manusia sumber, yakni ketika pendidik dapat memberikan informasi yang


dibutuhkan peserta didik, baik berupa pengetahuan ( kognitif) keterampilan
(afektif), maupun sikap ( psikomotorik).

Muhammad Athiyah al-Abrasy menjelaskan karakteristik ideal yang harus


dimiliki seorang pendidik yaitu :

a. Pertama seorang guru yang harus memiliki sifat zuhud, yaitu tidak
mengutamakan untuk mendapatkan materi dalam tugasnya, melainkan
karena mengaharap keridhaan Allah semata- mata. Ini tidak berarti bahwa
seorang guru harus hidup miskin, melarat, dan sengsara. Melankan ia boleh
memiliki kekayaan sebagaimana lazimnya orang lain.

b. Kedua seorang guru harus memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak
yang buruk seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan
kesalahan, bersih jiwanya, terhindar dari dosa besar, pamer, dengki,
permusuhan, dan sifat- sifat lainnya yang tercela menurut agama islam.

c. Ketiga, Seorang guru harus iklas dalam melaksanakan tugasnya.

3
d. Keempat, seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya. Ia
sanggup menahan diri, menahan kemarahaan, lapang hati, banyak sabar,
dan jangan pernah pemarahkaea sebab- sebab yang kecil.

e. Kelima, seorang guru harus pandai penempatkan dirinya sebagai seorang


bapak sebelum ia menjadi seorang guru.

f. Keenam, seorang guru yang harus megetahui bakat, tabiat, dan watak
murid- muridnya. Dengan pengetahuan sepertiini, maka seorang guru harus
menguasai bidang studi yang akan diajarkan.

Demikian karakter ideal pendidik dalam pendidikan islam menurut konsep


Burhanuddin Az- Zarnunisi dan M. Athiyah Al- Abrasy. Kedua konsep pemikiran
dua tokoh ini mewakili beberapa tokoh lainnya seperti Al- Ghazali, Ibn Al-
Qayyim- Al- Jauziah, Ibnu Khaldun, dan lain-lain. Konsep ini sudah cukup
memadai untuk menjelaskan tentang konsep pendidik dalam konteks pendidikan
Islam. Ditambah lagi dengan gagasan- gagasan beberapa tokoh era kini semisal
Muhammad Abduh, Yusuf Al- Qardhawi, Hamyim Asy’ari, Ahmad Dalan, Nequib
al- Attas, Hasan Langgulung da lain- lain. Pandangan- pandangan mereka tentang
konsep pendidik Islam (termasuk konsep pendidik ) tentu merupakan hasil “
ijtihad tarbawi” yang mengacu pada sumber utama yaitu Al quran dan Sunnah
dengan sudut pandang masing- masing berlatar belakang keilmuann, situasi
zaman dan tempat yang mereka kuasai dan alami.

4
INDENTITAS BUKU:
BUKU II :

Judul buku : Filsafat Pendidikan Islam

Pengarang : Drs. Hasan Basri, M.Ag

Penerbit : CV Pustaka Setia

Tahun terbit : 2014

Cetakan ke : Kedua

Dimensi buku : 16 x 24 cm

Harga buku : Rp 40.000

Jumlah hal : 252

RINGKASAN ISI

HAKIKAT PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Pendidik, disebut juga dengan guru, merupakan unsur manusiawi dalam


pendidikan. Guru adalah figur manusia yang diharapkan kehadiran dan perannya
dalam pendidikan, sebagai sumber yang menepati posisi dan pemegang peranan
penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia
pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan , terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah. Hal itu tidak dapat disangkal
karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar
waktu guru ada disekolah, misalnya, sisanya ada dirumah dan dimasyarakat.
(Syaiful Bbahri Djamarah, 2005: 1)

Disekolah, guru hadir untuk mengabdikan diri kepada anak didik. Guru
dengan sejumlah buku datang kesekolah pada waktu pagi hingga petang mengajar
sejumlah anak didik yang sudahh menantinya di kelas untuk diberikan pelajaran.
Anak didik haus akan ilmu pengetahuan dan siap untuk menerimanya dari guru.
Guru sangat berarti bagi anak didik. kehadiran seorang guru dikelas merupakan
kebahagian bagi mereka. Apalagi bila guru itu sangat disenangi oleh mereka.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 1)

Disekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Sebagai orang
tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, bukan menganggapnya

5
sebagai “ peserta didik”. Istilah peserta didik lebih pasti diberikan kepada mereka
yang mengikuti kegiatan- kegiatan latihan dan pendidikan yang waktunya relatif
singkat, yakni sebulan atau tiga bulan bahkan tiga minggu. Misalnya, khursus
kilat, kursus menjahit, kursus mengetik, latihan kepemiminan, kursus tata rias
pengantin, penataran, pendidikan jurnalistik, dan sebagainya dalam masyarakat.

Kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan


berbuat, tidak saja ketika disekolah, tetapi diluar sekolah. Guru memang harus
menyadar bahwa dirinya adalah figur yang diteladani oleh anak didiknya
disekolah. Guru adalah bapak rohani bagi anak didiknya. Hal ini berarti bahwa
guru sebagai arsitek bagi rohani anak didiknya. Kebaikan rohani anak didik
bergantung pada pembinaan dan bimbingan guru. Disini, tugas dan tanggung
jawab guru adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang kurang
baik, yang dibawanya dari lingkungan keluarga dan masyarakat.

Hakikat pendidik adalah guru yang singkatanya digugu dan ditiru.


Pendidik atau guru adalah contoh terbaik bagi murid- muridnya yang menjadi
anak didik diberbagai lembaga pendidikan. Dalam interaksi eduatif yang
berlangsung antara pendidik dan anak didik atau guru dan murid-muridnya telah
terjadi interksi yang betujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya.
Inteksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan
menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi keentingan anak didik dalam
belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan
menyediankan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan dengan


secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.
Pandagan guru terhadap anak didik akan menemukan sikap dan perbuatan. Setiap
guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal
ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Syaiful Bahri Drajamarah (2005: 6-8) menjelaskan bahwa hubungan


interaktif antara pendidik dan anak didik atau guru dan murid yang telah sekian
lama berlangsung, mengunakan beberapa pendekatan,yaitu :

1. Pendekatan individual

2. Pendekatan Kelompok

3. Pendekatann Bervariasi

4. Pendekatan Edukatif

Dalam persepektif filsafat pendidikan Islam, para pendidik adalah orang


yang mengupayakan terbenntuknya manusia yang rasional dalam mengimani

6
sesuatu yang bersifat metafisikal, melakukan filter dalam menerima dokrin
agama.. para pendidik harus orang- orang yang ikhlas mengabdikan dirinya untuk
kepentingan generasi muda atua generasi di masa depan. Tanpa sikap mengabdi,
pendidikan di Indonesia lama kelamaan akan semakin akan semakin buruk. Tanpa
sikap yang nerimo atau ikhlas, tidak akan ada orang yang mau menjadi guru
ditempat terpencil, gaji kecil, seolah bobrok, dan lokasi tempat bekerja yan sangat
jauh dari tempat tinggalnya.

Sebagaimana telah disinggung diatas, mengenai pengertian pendidik,


yang didalamnya tersirat pula mengenai tugas- tugas pendidik, di sini lebih
diperjelas lagi tentang tugas pendidik, yaitu :

a. Membimbing si terdidik

Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan kesanggupan,


bakat, minat, dan sebagainya.

b. Menciptakan situasi untuk pendidikan

Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan yang menyebabkan tindakan-


tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang
memuaskan.

c. Memiliki pengetahuan – pengetahuan ang diperlukan, pengetahuan-


pengetahuan keagamaan, dan lain- lainya.

Pendidikan islam ialah individu yang melaksanakan tindakan secara islam


dalam satu situasi pendidikan islam untuk tujuan yang diharapkan.pendidikan ini
faktor human kedua sesudah terdidik. Walaupun pandangan dari paham teacher
centred, pada umumnya, tidak diterima, pendidik mempunyai peran yang amat
penting didalam proses pendidikan. Dikatakan demikian karena tanpa pendidik,
pendidika tidak akan mungkin berlangsung.imam Al- Ghhazali seorang ahli didik
islam juga memandang bahwa pendidikan mempunyai kedudukan utama dan
sangat penting. Nabi SAW. Bersabda,” barang siapa yang mempelajari satuilmu
untuk diajarkannya kepada manusia, ia memberikan tujuh puluh orang siddiq
(orang yang selalu bennar, membenarkan Nabi, seumpama Abu Bakar Siddiq).

Al- Ghazali mengibaratkan pekerjaann guru bagaikan matahari atau


minyak wangi. Matahari adalah sumber cahaya yang dapat menerang, bahkan
memberikan kehidupan. Sebab, dengan ilmu yang diperoleh dari guru, jelaslah
baginya yang benar dan yang salah, dan selanjutnya, dapat memperoleh dunia dan
akhirat. Adapun mengenai minyak wangi adalah benda yang disukai setiap orang.
Karena ilmu itu penting bagi kehidupan manusia dunia da akhirat sehngga setiap
orang pasti menuntutnya dan mencintainya. Dari uraian tersebut, dapat diambil
kesimpulan bbahwa :

7
1. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perintah yang wajib
dilaksanakan dan barang siapa mengelak dari kewajibann ini diancam
dengan siksa kekangan api neraka.

2. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perbuatan yang terpuji dan


mendatangkan pahala dari Allah dengan pahala yang sangat banyak.

3. Perbuatan menddik dan mengajar merupakan amal kebajikan jariah yang


akan mengalirkan pahala selama ilmuyang diajarkan tersebut masih
diamalkan orang yang belajar tersebut.

4. Perbuata mendidik atau mengajar adalah amal kebajikan yang dapat


mendatangkan magfirah dari Allah

5. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perbuatan sangat mulia karena


mengolah organ manusia yang mulia.(Nur Uhbuuyati,2005 : 70).

Seorang pendidik yang akan berhasil mendidik anak didiknya adalah


pendidik yang memberikan contoh kepada anak didinya karena ia orang pertama
yang selalu inntrofeksi diri,mengaca diri atau mendidik diri sendiri, lalu ia sebagai
orang pertama yang menngamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari- hari.

Abdurrahman An- Nahlawi sebagaimana oleh Nur Uhbiyati jelaskan


(2005: 79-80) menyarankan agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
supaya memiliki sifat- sifat sebagai berikut :

1. Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat rabbani

2. Guru seorang yang ikhlas

3. Guru bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak


didiknya.

4. Guru jujur dalam menyampaikan apa yang diajarkan

5. Guru senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan membiasakan


untuk terus mengkajinya.

6. Guru mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi,


menguasai dengan baik, serta mampu menentukan dan memilih metode
mengaar yang selaras dengan materi pembelajaran dan situasi belajar
mengajar.

7. Guru mampu mengelola anak didik, tegas dalam bertindak serta meletakan
berbagai perkara secara proporsional.

8
8. Guru mempelajari kehidupan psikis anak didik selaras dengan masa
perkembangannya ketika ia mengajar mereka.

9. Guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang


memengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir angkatan muda.

10. Guru bersikap adil diantara anak didiknya.

Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan secara panjang lebar bahwa guru


yang bertanggung jawab adalah guru yang memiliki sifat- sifat dibawah ini:

a. Menerima dan mematuhi norma, nilai- nilai kemanusiaan

b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani gembira,

c. Sadar akan nilai- nilai yang berkaitan dengan perbuatanya serta akibat-
akibat yang timbul

d. Menghargai orang lain, termasuk anak didik

e. Bijaksana dan hati- hati

f. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Disamping bertugas sebagai pembina dan pengajar anak didik, menurut


Syaiful Bahri (2005: 44- 48), guru bertugas dan berperan sebagai berikut:

1. Korektor

2. Inspirator

3. Informator

4. Organisator

5. Motivator

6. Inisiator

7. Fasilitator

8. Pembimbing

9. Demonstrator

10. Pengelolahan kelas

11. Mediator

12. Supervisor dan evaluator

9
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

BUKU 1 :

A. Kelebihan

Disetiap Buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan didalamnya, baik


dari segi referensinya, penjabaranya, maupun dari segi bahasanya. Tanpa
terkecuali didalam pembahasan buku filsafat pendidikan islam karangan Dr.
Rahmat Hidayat MA dan Henni Syafriana Nasution, MA yang mana sangat
banyak kelebihannnya mulai pada rujukan/ referensi yang beliau ambil sangat
banyak pendapat para ahli yang bagus, dari bahasanya pun mudah dipahami, jelas
dan saling berkaitan. Mulai dari pengertian pendidik, istilah- istilah pendidik
dalam konteks pendidikan islam, kedudukan pendidik dalam perspektif islam,
fungsi pendidik dan karakter pendidik ideal. Dapat dijadikan sumber media untuk
para pelajar, guru maupun para dosen.

B. Kekurangan

Bagi penulis sangat sulit menemukan kekurangan didalam isi buku filsafat
pendidikan islam ini, karena bagi penulis buku ini sudah lengkap dan sudah jelas.
Hanya saja buku ini kurang panjang ukuranya, sehingga susah untuk dibuka,
harus mesti ditahan kalau ingin membuka halaman demi halaman dalam buku ini.
ukuran tulisannya kecil dan kurang terang. Dan penulis ingin memberi tambahan
untuk pembahasan hakikat pendidik dalam pendidikan islam yang ada di buku
filsafat pendidikan islam karangan Dr. Rahmat Hidayat, MA. Yaitu mengenai“
pendekatan yang dilakukan antara pendidik dan anak didik atau guru dengan
murid dalam hubungan interaktif “.

BUKU II:

A. Kelebihan

Didalam buku Filsafat Pendidikan Islam karangan Drs. Hasan Basri,


M.Ag memiliki banyak kelebihannya, yang mana menjelaskan hakikat pendidik
dalam pendidikan islam dengan detail, jelas dan mudah dipahami. Serta
menggambil sumber atau pendapat para ahli yang baik, Mudah dipahami,
Bahasanya meluas. Dan mencantumkan banyak pendapat- pendapat para ahli.
Sehingga penulis atau pembaca bisa memilih yang mana menurutnya cocok atau
yang paling baik untuk dipakai atau diajarkan kepada anak didiknya atau saudari
seimannya. Dan buku ini penjabarannya atau penjelasanya menyeluruh sampai
kepada implemen dan implikasi pendidik itu kepada anak didiknya didalam
lembaga pendidikan.

10
B. Kekurangan

Dalam sebuah buku memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangan.


Termasuk juga buku karagan Drs. Hasan Basri, M.Ag . Menurut penulis buku ini
dari segi penjabaran bahasanya ada bahasa atau kalimat atau pun pengertian ada
diulang dihalaman yang sesudahnya.

PERBANDINGAN BUKU I DAN BUKU II

Beda kedua buku ini terlihat pada halaman buku keduanya, dimana buku
karangan Dr. Rahmat Hidayat, M.Ag lebih banyak 276 halaman. Bahasa yang
digunakan dalam pembahasan dan penyajian materi dan cakupan materi cukup
mendalam dan jelas dengan ditambah pendapat para ahli yang bisa menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan dilengkapi dengan penjelasan yang kongkrit yang
menurut saya mudah untuk dipahami. Didalam kedua buku ini terdapat perbedaan
imana buku filsafat pendidikan islam karangan Dr. Hasan Basri memiliki 252
halaman. Buku ini dikemasa secara meluas sampai implementasi dan
penerapannya. Sehingga semua kalangan mulai dari anak- anak remaja, hingga
dewasa baik maha siswa, pendidik maupun masyarakat awam dapat menerimma
topik bahasan mudah dipahami sehingga dimuat menggunakan contoh- contoh
yang sering terjadi didalam kehidupan pendidikan.

11
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setiap buku memiliki kekurangan dan kelebihan disetiap isinya, tidak ada
buku yang sempurna. Buku yang memiliki kekurangan bukan berarti buku yang
kurang bagus atau tidak bagus untuk dibaca, begitu juga dengan buku yang
memiliki kelebihan juga bukan berarti buku yang bagus untuk dibaca. Tidak ada
didalam satu buku yang ingin kita cari tercangkup semua yang kita inginkan, bisa
jadi buku A materi yang kita cari lebih banyak dibandingkan pada buku B akan
tetapi kedua buku ini sama pentingnya untuk materi yang akan dibahas.

B. Saran

Sebagai salah satu sumber belajar, pengkritik menyarankan agar buku ini
dimiliki oleh setiap mahasiaswa dan dijadikan pengangan dalam belajar filsafat
pendidikan islam baik buku filsafat pendidikan karangan Dr. Rahmat Hidayat,
M.Ag dan buku filsafat pendidikan islam karangan Dr. Hasan Basri, M.Ag karena
kedua buku ini sama- sama bagusnya. Dan bisa mendukung proses berjalannya
pembelajaran dikelas. sehingga dapat berjalan dengan efektif.

12

Вам также может понравиться