Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH

PERPINDAHAN PANAS

“ALAT PERPINDAHAN PANAS”

Disusun oleh :

Nama : Salasiah (16644001)

Luluk (16644003)

Nur Aulia Rahman (16644007)

Bariah (16644008)

Kelas : IV A S1 Terapan

Kelompok : I ( Satu )

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

S1 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

TEKNIK KIMIA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
dan nikmatnya Makalah Alat Perpindahan Panas dapat terselesaikan.

Perpindahan Panas ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh di Politeknik Negeri Samarinda, jurusan Teknik Kimia Program Studi
Teknologi Kimia Industri makalah ini disusun dari materi Perpindahan Panas yang
pelajari selama semester IV.

Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun makalah ini. Kerjasama juga


dibutuhkan dalam menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu, kami
dari kelompok I berusaha menggalang kerjasama untuk kelancaran dan
keberhasilan pembuatan makalah alat Perpindahan Panas ini. Selain itu, kami juga
mendapat beberapa kendala dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Semoga Makalah Alat Perpindahan Panas ini, dapat memberikan manfaat.


Kami dari kelompok I mohon kritik dan saran demi kebaikan pembuatan makalah
ini. Kami ucapkan terima kasih.

Samarinda, 14 Maret 2018

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari banyak kamu jumpai peralatan rumah tangga
yang prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan panas, misal: panci tekan
(pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin.
Semua benda – benda diatas merupakan contoh dari beberapa alah yang
menggunakan kalor dan perpindahannya. Salah satu konsep dari perpindahan kalor,
kebanyakan menggunakan sebuah alat yang disebut Alat Penukaran Kalor
(Evaporator dan Evaporager). Dan dari tahun ke tahun maupun dari zaman ke
zaman, alat ini terus mengalami perkembangan dari berbagai segi.

1.2 Rumusan Masalah


Agar mengarah pada tujuan yang hendak dicapai, maka kami tulis
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan evaporator dan jenis-jenisnya?
2. Apa yang dimaksud dengan vaporizer dan jenis-jenisnya?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang evaporator beserta jenisnya.
2. Mengetahui tentang vaporizer beserta jenisnya.

1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan lebih dalam tentang alat evaporator
dan vaporizer.
2. Agar bisa mengembangkan teknologi dalam alat industri kimia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Perpindahan Panas


Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang
sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur
langsung begitu saja.
Perpindahan panas pada alat penukar kalor biasanya melibatkan
konveksi masing-masing fluida dan konduksi sepanjang dinding yang
memisahkan kedua fluida. Laju perpindahan panas antara kedua fluida pada
alat penukar kalor bergantung pada besarnya perbedaan temperatur pada
lokasi tersebut, dimana bervariasi sepanjang alat penukar kalor.
Berdasarkan kontak dengan fluida, alat penukar kalor tersebut dapat
dibedakan menjadi dua macam, antara lain alat penukar kalor kontak langsung
dan alat penukar kalor kontak tak langsung. Pada alat penukar kalor kontak
langsung, fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida
dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan. Salah satu
contohnya adalah deaerator. Sedangkan pada alat penukar kalor kontak tak
langsung, fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan
fluida dingin.
Berdasarkan tipe aliran di dalam alat penukar panas ini, ada 4 macam
aliran yaitu :
a) Counter current flow (aliran berlawanan arah)
b) Paralel flow/co current flow (aliran searah)
c) Cross flow (aliran silang)
d) Cross counter flow (aliran silang berlawanan)

4
Menurut pendapat Sitompul (1993), alat penukar kalor adalah suatu
peralatan di mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang
temperaturnya lebih tinggi kepada fluida lain yang temperaturnya lebih
rendah atau sebaliknya. Klasifikasi peralatan penukar dapat panas didasarkan
pada proses perpindahan panas, jumlah fluida yang mengalir, kompak
tidaknya luas permukaan, mekanisme perpindahan panas, konstruksi bahan,
tipe pelat, dan juga pengaturan aliran. Ada banyak jenis-jenis alat penukar
panas, salah satunya adalah vaporizer dan evaporator .

2.2 Vaporizer
2.2.1 Pengertian Vaporizer

Gambar 1. Vaporizer seri NCV-01

Vaporizer adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengektraksi


suatu bahan dimana bahan yang diperoleh berupa uap. Uap dapat diekstraksi
dengan cara memanfaatkan semua kaca pemanas, ekstraksi, dan sebuah ruang
ekstraksi venturi berurutan. Pada vaporizer tidak ada asap dihasilkan, suhu-
suhu lebih dingin, dan lebih sedikit bahan yang diperlukan untuk mencapai
tingkat tertentu.

Secara umum vaporizer digunakan untuk menguapkan cairan. Yang


membedakan vaporizer dengan evaporator adalah dimana evaporator
berfungsi untuk memekatkan suatu larutan dengan cara menguapkan airnya,
sedangkan vaporizer berfungsi untuk memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan cairan selain air. Uap yang dihasilkan dari vaporizer digunakan

5
untuk proses kimia, bukan sebagai sumber panas seperti halnya steam pada
boiler.

Vaporizer menggunakan elemen pemanas listrik, sering kali disertai


Thermostatic pengatur suhu. Harga vaporizer yang berkualitas tinggi sangat
mahal, mencapai beberapa ratus dolar AS. Dalam pemanasan secara
konduksi, substansi ditempatkan pada pelat logam yang kemudian
dipanaskan untuk melepaskan konstituen aktif. Konduksi vaporizer
merupakan jenis pertama muncul yang dipasaran, dan masih di produksi.

Suatu vaporizer atau vaporisasi menggunakan tiang penyangga yang


terbuat dari kaca, ketika dihubungkan dengan wadah pada banyak pipa atau
pipa air, atau ketika dihubungkan dengan sebuah wadah pada ruang
vaporisasi khusus memungkinkan kita menarik udara untuk melewati
permukaan pemanas kaca kemudian memanaskan udara melalui substrat
dalam wadah tersebut sedangkan uap diekstrak dan kemudian melewati pipa,
sering kali dengan air atau air dingin.
Banyak vaporizer menggunakan tube, dimana dapat menghisap udara.
Beberapa vaporizer memiliki suatu tambahan kantong atau balon; uap
dimasukkan ke dalam kantong. Tambahan-tambahan dapat ditempatkan
antara vaporizer atau kantong. Vaporizer yang baik yaitu udara yang secara
aktif masuk melalui elemen pemanas, atau jenis pasif, di mana pengguna
menghirup udara tanpa bantuan fan atau pompa. Sebagian besar vaporizer
menggunakan prinsip konveksi.

Dalam pemanasan secara radiasi, substansi terkena cahaya terang.


Substansi menyerap energi radiasi dan suhu naik. Vaporizer secara radiasi
masih sangat jarang, tetapi mampu menggandakan kinerja vaporizer secara
konveksi. Contoh vaporizer secara radiasi yaitu sebuah pipa dan kaca
pembesar yang diletakkan pada siang hari kemudian akan menyerap udara.

6
2.2.2 Jenis-jenis Vaporizer

Ada beberapa jenis dari vaporizer berdasarkan sirkulasinya yaitu


vaporizer dengan sirkulasi paksa dan vaporizer dengan sirkulasi alamiah.
Berikut akan dijelaskan mengenai kedua jenis vaporizer berdasarkan
sirkulasi.

a) Vaporizer dengan sirkulasi paksa


Prinsip kerja dari vaporizer dengan sirkulasi paksa ini adalah
dimana fluida yang akan dipisahkan dengan komponen lainnya
diumpankan ke dalam vaporizer dengan menggunakan pompa. Pompa
disini berfungsi untuk mengalirkan fluida liquid ke dalam vaporizer. Itulah
mengapa jenis ini disebut dengan jenis sirkulasi paksa. Vaporizer dengan
sirkulasi paksa ini ada berbagai macam, yaitu vaporizer atau pompa
melalui reboiler dengan titik didih isotermal, vaporizer atau pompa-
melalui reboiler dengan rentang didih, pompa-melalui vaporizer atau
reboiler dengan atau tanpa rentang titik didih, dan evaporator sirkulasi
paksa atau water solution reboiler.
Dalam perhitungan tipe vaporizer atau pompa melalui reboiler
dengan titik didih isotermal, biasanya banyak ditemui masalah penguapan
yang sederhana pada suatu plant baik yang berhubungan dengan kolom
destilasi maupun tidak. Jika cairan secara substansial murni atau campuran
didih konstan, maka cairan itu akan mendidih secara isotermal. Hal ini
biasanya berlaku untuk cairan hasil bawah dari kolom destilasi yang
memisahkan campuran biner menjadi senyawa yang relatif murni. Jika
periode kinerja vaporizer harus diukur dengan single overall dirt factor,
maka permukaan shell perlu dibagi menjadi dua zona, yaitu zona untuk
pemanasan awal dan zona untuk penguapan. Cara ini banyak digunakan
dalam kondensor-subcoolers .
Lain halnya dengan vaporizer atau pompa-melalui reboiler dengan
rentang didih. Jika cairan yang menguap merupakan campuran dari
sejumlah senyawa miscible, maka cairan tersebut tidak mendidih secara

7
isotermal. Sehingga cairan tersebut memiliki temperatur didih awal
(bubble point) dan temperatur didih akhir (titik embun) di mana bit terakhir
cair diuapkan. Vaporizer jenis pompa-melalui vaporizer atau reboiler
dengan atau tanpa rentang titik didih biasanya digunakan untuk
memisahkan cairan yang merupakan campuran sejumlah senyawa yang
tidak memiliki rentang titik didih yang jauh, sehingga cairan tersebut
memiliki temperatur didih awal dan temperatur didih akhir yang sama atau
hampir sama.

b) Vaporizer dengan sirkulasi alamiah


Vaporizer jenis ini memiliki prinsip kerja dimana cairan umpan dapat
mengalir sendiri dalam vaporizer dengan bantuan gaya gravitasi. Hal ini
dapat terjadi jika umpan diletakkan di ketinggian yang lebih tinggi
daripada vaporizer. Ada berbagai macam vaporizer dengan sirkulasi
alamiah, yaitu kettle reboiler dan thermosyphon reboiler.
Jenis yang pertama adalah kettle reboiler. Kettle reboiler merupakan
alat yang sederhana dan sangat bermanfaat. Prinsip kerja dari kettle
reboiler ini yaitu cairan dari kolom minum (cairan pada bagian bawah
menara) masuk ke dalam kettle melalui shell samping. Di dalam kettle,
terjadi kontak antara cairan tersebut dengan steam sehingga terjadi
pertukaran panas yang menyebabkan cairan tersebut menguap. Kemudian
uap akan mengalir melalui tabung dan keluar sebagai bundel condensate.
Pada kettle reboiler ini terdapat dinding yang berfungsi untuk menahan
overflow dan memisahkan tabung reboiler bundel dari bagian dimana sisa
reboiled cair (minum produk) diambil, sehingga tabung bundel tidak
terkena cairan.

Gambar 2. Kettle Reboiler

8
Gambar 3. Thermosyphon Reboiler Horizontal
Jenis yang kedua adalah thermosyphon reboiler yang ditunjukkan pada
gambar 3. Pada prosesnya, Thermosyphon reboiler tidak memerlukan
pemompaan dari kolom minum cairan ke dalam reboiler. Cairan masuk ke
reboiler dengan menggunakan sirkulasi alami. Thermosyphon reboiler
lebih kompleks daripada kettle reboiler. Ada banyak jenis thermosyphon
reboiler. Thermosyphon reboiler ini mungkin bisa vertikal ataupun
horizontal.
2.2.3. Prinsip Umum Vaporizer

Prinsip umum dari vaporizer cairan diumpankan ke dalam vaporizer


kemudian dipanaskan dengan suatu media pemanas (umpan tidak kontak
langsung dengan media pemanas). Biasanya tidak semua umpan dapat
teruapkan dengan sempurna. Produk yang dihasilkan (uap dan cairan)
dipisahkan dalam suatu tangki pemisah. Uap yang dihasilkan kemudian
digunakan untuk proses selanjutnya, cairan yang tidak menguap di recycle
kembali.

2.3 Evaporator
2.3.1 Pengertian Evaporator
Evaporator adalah alat industri untuk memekatkan larutan dengan jalan
menguapkan pelarutnya. Jadi hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi
yang lebih pekat. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan
adanya perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan
pelarut, dan transfer panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk

9
menguapkan pelarut. Sumber panas yang biasa digunakan adalah uap air
(steam).

2.3.2 Jenis Evaporator Di Industri


Ada beberapa macam evaporator, sesuai dengan tujuan penggunaannya,
bentuknyapun dapat berbeda beda. Hal tersebut disebabkan karena media yang
hendak digunakan dapat berupa gas,cairan atau zat padatan maka evaporator
dapat dibagi dalam beberapa golongan.
1. Beberapa jenis alat evaporator di industri, antara lain :
a. Horisontal- tube evaporator
Spesifikasi alat :
- Merupakan jenis evaporator yang paling sederhana
- Posisi tube horizontal
- Pemanas steam dialirkan melalui tube, cairan di luar tube
- Tidak ada sirkulasi paksaan pada cairan sehingga harga koefisien tranfer
panasnya rendah, teutama untuk cairan viskous
- Sesuai untuk larutan dengan viskositas rendah, tidak sesuai untuk
larutan yang mudah menimbulkan buih dan kerak

Gambar 4 Horizontal-tube evaporator

b. Vertical-tube evaporator
Ada 2 jenis vertical-tube evaporator, yaitu : basket evaporator dan standard
vertical.

10
(a) ` (b)
Gambar 5 (a) Basket-type evaporator dan (b) Standard vertical
evaporator
c. Forced-circulation evaporator
Spesifikasi alat :
- Posisi tube ada yang horizontal dan ada yang vertikal
- Cairan disirkulasi dengan bantuan pompa ( biasanya pompa sentrifugal
) melalui tube
- Sesuai untuk larutan viskous

Gambar 6 Forced-circulation evaporator dengan tube horizontal


d. Long tube vertical evaporator (LTV)
Spesifikasi alat :
- Nama lain kestner evaporator
- Posisi tube vertikal

11
- Panjang tube 12- 20 ft
- Cairan Dialirkan melalui tube
- Tidak baik untuk larutan yang mudah menimbulkan kerak ( scaling
or salting liquid) dan larutan viskous
- Sesuai untuk larutan yang mudah menimbulkan buih

Gambar 7 Long tube vertical evaporator (LTV)


2. Sesuai dengan keadaan refrigerant yang ada didalamnya,yaitu :
a. Jenis Expansi Kering
Dalam jenis expansi kering, cairan yang diexpansikan melalui
katup expansi, pada waktu masuk kedalam evaporator sudah dalam
keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam
keadaan uap kering .
Oleh karena itu sebagian besar dari evaporator terisi oleh uap
refrigeran, maka perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika
dibandingkan dengan keadaan dimana evaporator terisi oleh refrigeran
cair. Akan tetapi, evaporator jenis expansi kering tidak memerlukan
refrigerant dalam jumlah yang besar. Di samping itu, jumlah minyak
pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil.
Jumlah refrigeran yang masuk kedalam evaporator dapat diatur
oleh katup expansi demikian rupa sehingga semua refrigeran

12
meninggalkan evaporator dalam bentuk uap jenuh , dan bahkan dalam
keadaan super panas.
b. Evaporator Jenis Setengah Basah
Evaporator jenis setengah basah adalah evaporator dengan
kondisi refrigeran diantara evaporator jenis expansi kering dan
evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis ini, selalu terdapat
refrigeran cair dalam pipa penguapanya. Oleh karena itu, laju
perpindahan kalor dalam evaporator jenis setengah basah lebih tinggi
daripada yang dapat diperoleh dari jenis kering, tetapi lebih rendah
daripada yang diperoleh pada jenis basah . Pada jenis expansi kering,
refrigeran masuk dari bagian atas koil, sedangkan pada evaporator jenis
setengah basah, refrigeran dimasukan dari bagian bawah koil
evaporator.
c. Evaporator Jenis Basah
Dalam evaporator jenis basah, sebagian dari jenis evaporator
terisi oleh cairan refrigerant . Proses penguapan terjadi seperti pada
ketel uap. Gelembung refrigeran yang terjadi karena pemanasan akan
naik , pecah pada permukanaan cair atau terlepas dari permukaan.
Sebagiaan refrigeran kemudiaan masuk ke dalam akumulator yang
memisahkan uap dari cairannya maka refrigerantyang ada dalam bentuk
uap sajalah yang masuk dalam kompresor. Bagian refrigeran cair yang
dipisahkan di dalam akumulator akan masuk kembli ke dalam
evaporator, bersama-sama dengan refrigeran (cair) yang berasal dari
kondesor .
Jadi tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran. Cairan
refrigeran menyerap kalor dari fluida yang hendak di dinginkan (air
larutan garam, dsb), yang mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang
terjadi dikumpulkan di bagian atas dari evaporator sebelum masuk ke
kompresor.
Tinggi permukaan cairan refrigeran yang ada di dalam evaporator
diatur oleh katup palampung, biasanya sedikit lebih dari setengah tinggi

13
tabung. Jumlah refrigeran yang dimasukan ke dalam tabung evaporator
disesuaikan dengan beban pendingin yang harus dilayani.

2.3.3 Prinsip Kerja Evaporator


1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar
antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap (misalnya:
gula) akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik
didih (boiling point rise).

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vaporizer adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengektraksi
suatu bahan dimana bahan yang diperoleh berupa uap. Uap dapat diekstraksi
dengan cara memanfaatkan semua kaca pemanas, ekstraksi, dan sebuah ruang
ekstraksi venturi berurutan.
Jenis alat Vapoizer di industry:
2.4 Vaporizer dengan sirkulasi paksa
2.5 Vaporizer dengan sirkulasi alamiah
Evaporator adalah alat industri untuk memekatkan larutan dengan jalan
menguapkan pelarutnya.Hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi yang
lebih pekat. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan
adanya perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan
pelarut, dan transfer panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk
menguapkan pelarut. Sumber panas yang biasa digunakan adalah uap air
(steam).
Jenis alat evaporator di industri :
1. Horisontal Tube evaporator,
2. Vertical-tube evaporator yang terdiri dari dua jenis :
a. basket evaporator dan
b. standard vertical.
3. Forced-circulation evaporator
4. Long tube vertical evaporator (LTV)

3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa dikembangkan lebih baik lagi dikemudian
hari.Serta bermanfaat bagi yang akan melakukan tugas pra perancangan pabrik.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/240542758/vaporizer

https://www.scribd.com/doc/195724019/makalah-evaporator

16

Вам также может понравиться