Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Klien dirawat di rumah sakit Ade Mohammad Djoen Sintang di ruang

perawatan paru kelas A5, Ruangan klien terdiri dari 6 tempat tidur, kondisi

ruangan tidak ramai saat dilakukan penelitian. Tempat tidur kosong 3 dan

beberapa keluarga yang menunggu atau menjenguk. Ruang perawatan klien

memenuhi standar perawatan kelas 2 dan sesuai dengan regulasi atau

peraturan yang berlaku.

B. Prinsip Etika

Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Apabila ditinjau dari aspek

etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku

dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004) dalam Yurissa

(2008). Sedangkan etika dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada

prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian. Peneliti

dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh

sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika

penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak

memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek

penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan

47
48

menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan menurut Jacob (2004)

dalam Yurissa (2008).

Prinsip Etika dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Semua riset yang melibatkan manusia sebagai subyek, harus berdasarkan

empat dasar etika penelitian, yaitu:

1. Menghormati orang (respect for person)

a. Peneliti harus mempertimbangkan secara mendalam terhadap

kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian

b. Perlu perlindungan terhadap subyek penelitian yang rentan

terhadap bahaya penelitian

2. Manfaat (beneficience)

Keharusan untuk mengusahakan manfaat sebesar-besarnya dan

memperkecil kerugian atau risiko bagi subyek dan memperkecil

kesalahan penelitian

Dalam deklarasi Helsinki menyatakan melarang pelaksanakan yang

mendatangkan risiko. Subyek sifatnya sukarela yang harus dihormati.

3. Tidak membahayakan subyek penelitian (non-maleficience)

4. Keadilan (justice)

Adanya keseimbangan manfaat dan risiko. Risiko yang mungkin

dialami oleh subyek atau relawan meliputi: fisik (biomedis), psikologis

(mental), dan sosial. Hal ini terjadi karena akibat penelitian, pemberian

obat atau intervensi selama penelitian.


49

a. Risiko fisik

Tujuan kode etik penelitian adalah untuk melindungi keselamatan

dan keamanan subyek penelitian. Keadaan yang akan dialami

subyek:

1) Efektifitas yang belum diketahui yang diuji

2) Akibat penghentian pengobatan

b. Risiko psikologis

c. Risiko sosial

Harus merahasiakan data yang diperoleh dari subyek. Apabila

kerahasiaan tidak terlaksana akan ada banyak ancaman seperti

kehilangan pekerjaan, diisolasi oleh masyarakat sekitarnya, dituntut

melanggar hukum dan lain – lain.

Penelitian dikatakan sesuai etika apabila:

1. Secara moral ada alasan penting dan relevansinya dengan cara

menghormati nilai kemanusiaan (respect for person).

2. Harus ada harapan cukup kuat bahwa penelitian menghasilkan

pengetahuan yang bermanfaat (beneficence).

3. Penelitian harus memenuhi prinsip keseimbangan dan berlaku adil

(justice).

4. Penggunaan subjek manusia pada penelitian hanya dapat dilakukan jika

mutlak diperlukan dan tidak ada jalan lain, meliputi analisis risiko

untung rugi (risk and benefit).


50

5. Subjek penelitian harus secara sukarela dalam berperan serta, sehingga

konsekuensinya harus sudah dapat diketahui sebelum pelaksanaan

penelitian (informed consent).

Prinsip etika penelitian menurut Pilot and Beck (2003) dalam Suwarjana

(2012) :

1. Menghormati otonom kapasitas dari partisipan penelitian partisipan

harus bebas dari konsekuensi negatif akibat penelitian yang diikutinya.

2. Mencegah dan meminimalisir hal yang berbahaya

3. Dalam penelitian peneliti tidak hanya respek kepada partisipan tetapi

juga kepada keluarga dan kerabat lainnya.

4. Memastikan bahwa benefits dan burdens dalam penelitian equitably

distributed.

5. Memproteksi privacy participan secara maksimal mungkin

6. Memastikan integritas proses penelitian

Membuat laporan tentang hal-hal yang bersifat suspected, alleged, or known

incidents of scientific misconduct in reseacrh.

C. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Klien berinisial Ny. I, lahir di Sintang pada tanggal 19 Oktober

1970, Klien beragama Islam dan bersuku Melayu. Klien masuk

Rumah Sakit pada tanggal 11 Februari 2019 jam 04.00 WIBA ,


51

melalui UGD RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang dengan

diagnosa Gastritis Akut dan no CM 34.66.xx.

b. Riwayat Penyakit

1) Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri perut kiri atas seperti ditusuk-tusuk,

mual dan muntah

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 11 Februari 2019

Klien mengeluh perut kiri atas nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri

hilang timbul sejak malam tadi, Klien juga mengatakan mual

tapi tidak ada muntah.Klien mengatakan nyeri sering muncul

kalau klien makan agak pedas atau yang terasa asam, untuk

mengurangi rasa sakit biasanya klien hanya minum air putih

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

1) Penyakit Yang Penah di Derita

Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit selain yang

dirasakan sekarang.

2) Hospitalisasi dan Tindakan Operasi

Klien mengatakan sebelumnya belum pernah sakit dan di

rawat di rumah sakit, klien juga belum pernah mengalami

tindakan pembedahan.
52

3) Injury / Kecelakaan

Klien tidak pernah mengalami kecelakaanyang menyebabkan di

rawat di rumah sakit.

4) Riwayat Alergi

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi baikterhadap

makanan, maupun obat-obatan tertentu.

d. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Klien
53

e. Pola Aktivitas Sehari-hari

1) Nutrisi

Saat sehat : klien makan 2 kali sehari 1 porsi 1 piring dengan

lauk dan sayur

Saat Sakit : klien makan makan hanya 1 kali sehari dengan porsi

8 suap sendok makan habis tidak sampai ¼ piring, klien

mengatakan mual saat mau makan dan perut terasa sakit.

2) Eliminasi

Saat sehat : Klien BAK 3-4 kali sehari dengan warna kuning.

Saat Sakit : Klien BAK 1-2 kali sehari dengan warna kuning

kemerahan.

Saat sehat : Klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna kuning

bentuk lunak.

Saat sakit : Klien BAB 1 kali 2 hari dengan warna kuning agak

kecoklatan, berbentuk keras sedikit lunak.

3) Pola Istirahat / Tidur

Saat sehat : Klien biasa tidur 3-4 jam saja klien biasa tidur dari

jam 10 malam dan terbangun jam 2 subuh setelah itu klien tidak

bisa tidur lagi, klien selalu berdoa sebelum tidur, klien merasa

kurang segar setelah bangun tidur.

Saat sakit : klien tidur hanya 2 jam saja sehari dan terkadang

klien tidak bisa tidur, klien selalu berdoa sebelum memulai tidur
54

4) Pola Kebersihan Diri

Saat sehat : Klien biasa mandi 2 kali sehari, terkadang 3 kali bila

cuaca panas, klien gosok gigi 2 kali sehari klien mandi

menggunakan air hujan.

Saat sakit : klien mandi hanya sebatas membasahi tubuh dengan

air, klien tidak pernah gosok gigi

5) Pola Aktivitas

Saat sehat : Klien mengatakan semua aktivitas dilakukan sendiri

karena klien mampu dan klien pun masih aktif bekerja sebagai

pedagang keliling.

Saat sakit : Klien melakukan aktivitas secara mandiri dan

terkadang dibantu keluarga.

f. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Klien terlihat lemah dan berbaring ditempat tidur, klien

mengatakan perut terasa sakit dan mual.

2) Tanda-tanda vital

GCS: E: 4 V: 5 M: 6, Kesadaran compos mentis, TD 120/80

mmHg, Nadi 88 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 37 ºC.


55

3) Pemeriksaan Head To Too

a) Kepala
Inspeksi : kulit kepala bersih, warna rambut beruban

penyebaran rata, bentuk simetris.

Palpasi : tidak ada benjolan pada kepala, tidak ada lesi dan

odema, tidak ada nyeri tekan.

b) Muka

Inspeksi : wajah tampak pucat dan menyeringai menahan

nyeri.

(1) Mata

Inspeksi : kelopak mata simetris antara kanan dan kiri,

pandangan jelas, tidak memakai alat bantu

penglihatan, konjungtiva berwarna merah muda,

sklera berwarna putih, pupil isokor, refleks cahaya +

(2) Hidung

Inspeksi : lubang hidung simetris antrara kanan dan

kiri, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak

ada polip dan fungsi pemciuman baik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

(3) Mulut

Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi dan lidah kotor,

tidak ada stomatitis, tidak ada tonsilitis.


56

(4) Telinga

Inspesi : telinga tampak bersih, daun telinga simetris

kanan kiri, tidak terdapat serumen, pendengaran jelas.

Palpasi : daun telinga elastis dan mudah dilipat/

membalik,tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

abnormal.

c) Leher

Inspeksi : tidak ada benjolan

Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembesaran vena jugularis.

d) Dada / Thorax

(1) Paru-paru

Inspeksi : normal chest, tidak menggunakan alat

bantu pernapasan, RR 22x / menit, bentuk dada

simetris.

Palpasi : fokal fremitus simetris dan tidak ada nyeri

tekan pada dada.

Perkusi : terdengar suara sonor

Auskultasi :suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara

nafas tambahan, RR 22 X/mnt

(2) Jantung
57

Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis di ICS V

Midclavicula

Palpasi : nadi 88x/ menit.

Perkusi : suara pekak, batas jantung tidak mengalami

pergeseran.

Auskultasi : S1 dan S2 tunggal , tidak ada bunyi

jantung tambahan.

e) Abdomen

Inspeksi : tidak terdapat jaringan perut, tidak terdapat lesi,

tidak ada kemerahan

Palpasi : nyeri tekan perut kiri atas

Perkusi : terdengar suara tympani

Auskultasi : intensitas bising usus 12x/ menit

f) Genetalia

Inspeksi : tidak terpasang kateter, rambut pubis bersih dan

penyebaran rata, tidak ada oedema dan lesi.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.


58

g) Ekstremitas

Inspeksi : tidak ada deformitas, tidak ada luka, terpasang

infus RL 20 tpm.di vena radialis. Akral hangat, CRT < 2

detik, warna kulit sawo matang, tonus otot baik.

Kekuatan otot

4 4

4 4

Keterangan :

0 : Lumpuh total

1 : Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi

otot.

2 : Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan

gravitasi ( hanya bergeser)

3 : Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan

atau melawan tahanan pemeriksa.

4 : Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi

kekuatanya berkurang

5 : Dapat melawan tahanan dengan maksimal


59

h) Pemeriksaan Penunjang Tanggal 06 Februari 2019

Tabel 1 : Pemeriksaan Penunjang

Tes Hasil Rujukan


Hemoglobin 12.8 12-16g/dl
Lekosit 7.5 (4-10) x 103/mm3
Eritrosit 4.05 (4-6) x 103/mm3
Hematoktit 38.6 37-48%
MCV 95.2 80-100 FL
MCH 31.6 26-34 pg
MCHC 33.2 32-36g/dl
Trombosit 170 (150-400) x 103/mm3
Kimia Darah
GDS 131 <180 mg/dl
Ureum 34 10-50 mg/dl
Creatinin 0.6 0.9-1.4mg/dl
Asam urat 7.0 L. 3.4-7.0
P. 2.4-5.7mg/dl
Chol. Total 192 <200mg/dl
Chol. HDL 52 L>55, P>65mg/dl
Chol. LDL 79 <100mg/dl
Trigliserida 86 <150mg/dl

i) Therapi tanggal 06 Februari 2019

Infus RL 20 tts/mnt

Injeksi Omeprazole 2 X 40 mg

Injeksi Cefotaxime 2 X 1 gram

Antasida tablet 3 X 1 sebelum makan

Inpepsa syrup 3 X 1 sendok takar


60

j) Analisa Data

Tabel 2 : Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem


1. DS : klien mengatakan nyeri perut Adanya Nyeri akut
kiri atas peradangan pada
P : nyeri karena adanya mukosa lambung
peradangan pada mukosa
lambung Asam lambung
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada abdomen kiri Iritasi
atas
S : skala 7 Nyeri
T : nyeri hilang timbul
DO :
˗ Keadaan umum lemah
˗ Nyeri tekan abdomen kiri
atas
˗ Ekspresi meringis menahan
nyeri
˗ TD 120 / 80 mmHg
˗ N 88 X /mnt
˗ RR 22 X /mnt

2. DS : Klien mengatakan mual, peningkatan asam Perubahan nutrisi


klien mengatakan tidak ada nafsu lambung kurang dari
makan kebutuhan tubuh
DO : perangsangan
˗ Keadaan umum lemah kolinergi
˗ Porsi makan tidak habis
˗ TD 120/ 80mmHg menstimulus saraf
61

˗ BB 45 kg vagus pada
hipotalamus

mual, muntah

nutrisi kurang dari


kebutuhan

3. ˗ Klien mengatakan mual dan Penurunan tonus


muntah otot dan peristaltik
˗ Klien mengatakan minum 2
– 5 gelas aja Refluks isi
˗ KU lemah duodenum ke
˗ Terpasang infus RL 20 tpm lambung

Rangsangan mual

Dorongan isi
lambung ke mulut

Muntah

Resiko
kekurangan
volume cairan
tubuh
62

2. Diagnosa

a. Nyeri akut b.d iritasi pada mukosa lambung

b. Perubahan nutrisi kurang ari kebutuhan tubuh b.d intake tidak

adekuat

c. Resiko kurang volume cairan b.d mual, muntah

3. Rencana Tindakan

Tabel 4 : Rencana Tindakan

NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


1 Nyeri b.d iritasi pada 1. Kaji tingkat nyeri, 1. Berguna dalam
mukosa lambung catat lokasi, dan pengawasan
Tujuan :Setelah dilakukan karakteristik keefektifan obat,
tindakan keperawatan selama serta beratnya (0-10) kemajuan
3 x 24 jam diharapkan Nyeri penyembuhan pada
dapat berkurang bahkan karakteristik nyeri
hilang; dengan
Kriteria hasil 2. Observasi Tanda 2. Dapat membantu
˗ Skala nyeri ringan (3-0) Tanda Vital, mengevaluasi
˗ Klien tampak tenang perhatikan petunjuk pernyataan verbal
non verbal. dan keefektifan
intervensi

3. Berikan lingkungan 3. Meningkatkan


yang tenang dan istirahat
kurangi rangsangan
stres.

4. Pertahankan istirahat 4. Gravitasi dapat


dengan posisi mengurangi
senyaman mungkin. penekanan area
63

nyeri.

5. Ajarkan teknik 5. Nafas dalam dapat


relaksasi nafas dalam menurunkan
bila rasa nyeri datang frekuensi
pernafasan,
konsumsi oksigen,
frekuensi jantung
dan ketegangan otot
menghentikan siklus
nyeri.

6. Kolaborasi dengan 6. Menghilangkan


dokter pemberian nyeri, tukak
analgetik dan golongan lambung
antasida.

2 Perubahan nutrisi kurang 1. Kaji pola dan porsi 1. Dapat diketahui


dari kebutuhan tubuh b/d makan pasien. jumlah nutrisi yang
intake nutrisi tidak adekuat. masuk sehingga
Tujuan : setelah dilakukan dapat djadikan
tindakan keperawatan selama indikator tindakan
3 x 24 jam diharapkan selanjutnya.

kebutuhan nutrisi pasien


terpenuhi dengan kriteria 2. Berikan makanan 2. Memaksimalkan

hasil: sedikit tapi sering. masukan makanan


dan mengurangi
- KU. Baik
iritasi asam
- Nafsu makan meningkat
lambung
- Porsi makan dihabiskan

3. Anjurkan keluarga 3. Menambah selera


menyajikan makanan makan
64

dalam kondisi hangat


dan sesuai kesukaan
4. Kondisi mulut
4. Anjurkan pasien yang bersih dapat
manjaga kebersihan meningkatkan
mulut nafsu makan, agar
merangsang nafsu
makan pasien
kembali normal

5. Dapat membantu
5. Berikan HE tentang klien dan keluarga
pentingnya asupan untuk proses
nutrisi bagi klien penyembuhan

6. Membantu
6. Kolaborasi dengan tim menaikkan BB
gizi klien dan
menambah selera
makan klien.

3 Resiko kekurangan volume 1. Pantau pemasukan dan 1. Evaluasi langsung


cairan b/d mual dan muntah pengeluaran cairan status pemasukan
ditandai dengan : dan pengeluaran
Faktor Resiko: cairan,
˗ Pasien mengatakan mual
dan muntah 2. Evaluasi turgor kulit, 2. Indikator lansung
˗ Pasien mengatakan kelembaban membran status cairan/
minum-nya sedikit 3 – 4 mukosa dan adanya perbaikan
gelas per hari edema ketidakseimbangan
˗ KU. lemah
˗ Turgor kulit normal 3. Kaji ulang kebutuhan 3. Pemberian cairan
cairan, buat jadwal 24 dengan rute yang
jam dan rute yang di tepat dapat
65

gunakan, pastikan mempercepat


minuman yang di perbaikan kondisi
sukai. resiko kekurangan
cairan.

4. Anjurkan klien untuk 4. Dapat menurunkan


minum dan makan terjadinya muntah
dengan perlahan sesuai bila mual
indikasi

5. Observasi vital sign 5. Data dipakai sebagai


salah satu tanda
kurang volume
cairan.
66

4. Implementasi

Implementasi Keperawatan
DIAGNOSA
NO Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
KEPERAWATAN
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementsi
1 Nyeri akut b.d iritasi 07.15 1. Mengkaji tingkat 07.00 1. Mengkaji tingkat nyeri, 07.00 1. Mengkaji skala nyeri
pada mukosa lambung nyeri, mencatat mencatat karakteristik Respon : skala nyeri
Tujuan :Setelah karakteristik dan dan berat nyeri (0-10 ) 3, klien mengatakan
dilakukan tindakan berat nyeri ( 0 – 10 ) Respon : skala nyeri 5 nyeri perut hampir
keperawatan selama 3 x 07.30 Respon : skala nyeri 08.00 6. Melakukan kolaborasi tidak ada lagi.
24 jam diharapkan 7 dengan dokter dalam 08.00 6. Melakukan
Nyeri dapat berkurang 2. Mengobservasu vital pemberian therapi kolaborasi dengan
bahkan hilang; dengan sign , perhatikan injeksi Omeprazole dokter dalam
Kriteria hasil petunjuk non verbal. Respon : Injeksi pemberian injeksi
˗ Skala nyeri ringan Respon : TD 120/90 Omeprazole IV, reaksi Omeprazole IV.
(3-0) mmHg, N 88X/mnt, alergi tidak ada. Respon : Klien
˗ Klien tampak tenang RR 18 X/mnt 11.30 3. Memberikan mengucapkan
12.00 3. Memberikan lingkungan yang tenang terimakasih
lingkungan yang Respon : Klien 12.00 2. Melakukan observasi
tenang dengan cara mengatakan kalau vital sign
mebatasi lingkungan tenang klien Respon : TD 120/80
67

pengunjung yang lebih relaks mmHg, N 84 X/mnt


masuk. 12.00 4. Memberikan posisi
Respon : Klien senyaman mungkin
mengatakan lebih Respon : Klien
nyaman kalau ruangan mengatakan dengan
tidak terlalu ramai. posisi setengah duduk
11.30 4. Memberikan posisi merasa lebih nyaman.
yang nyaman, seperti 5. Mengajarkan teknik
semi fowler relaksasi nafas dalam
Respon : Klien lebih Respon : Klien bisa
relaks melakukan sendiri.
5. Mengajarkan teknik 2. Mengobservasi vital
relaksasi nafas dalam 13.00 sign dan perhatikan
bila rasa nyeri datang. respon non verbal.
Respon : Klien Respon : TD 120/90
mengatakan bisa mmHg, N 86 X/mnt
melakukan nafas
dalam bila nyeri
datang.
12.00 6. Melakukan
68

kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian injeksi
analgetik ketorolax 60
mg, IV dan obat oral
antasida syrup.
Respon : Klien
mengucapkan
terimakasih

2 Perubahan nutrisi 07.30 1. Mengkaji pola dan 07.30 1. Mengkaji pola dan porsi 08.00 1. Mengkaji pola dan
kurang dari porsi makan pasien. makan klien porsi makan klien
kebutuhan tubuh b/d Respon : Klien Respon : klien Respon : klien
intake nutrisi tidak mengatakan tidak mengatakan bisa mengatakan mampu
adekuat. mampu menghabiskan menghabiskan ½ porsi menghabiskan ¾
Tujuan : setelah makanan yang makanan yang disajikan porsi makan yang
dilakukan tindakan diberikan , makanan 11.00 3. Menganjurkan pada disajikan.
keperawatan selama 3 x yang masuk hanya 4-5 keluarga klien untuk 10.30 3. Mnganjurkan pada
24 jam diharapkan sendok menyajikan makanan keluarga untuk
69

kebutuhan nutrisi pasien 10.30 2. Memberikan makanan dalam keadaan hangat menyajikan makanan
terpenuhi dengan sedikit tapi sering. Respon : makanan yang dalam kedaan
kriteria hasil: Respon : Klien tersaji masih hangat. hangat
- KU. Baik mengatakan mual 11.10 4. Menganjurkan klien Respon : Klien
˗ Nafsu makan 11.00 3. Menganjurkan untuk menjaga mengtakan mkanan
meningkat keluarga menyajikan kebersihan mulut yang masih hangat
˗ Porsi makan makanan dalam Respon : mulut tidak membuat dia lapar
dihabiskan kondisi hangat dan bau dan bersih, klien 11.00 2. Memberikan
sesuai kesukaan mengatakan sudah makanan dalam porsi
Respon : Klien menggosok gigi. sedikit tapi sering.
mengatakan akan 11.30 2. Memberikan makanan Respon : klien
mencoba makan dalam porsi sedikit tapi mengatakan makan
dalam keadaan sering dalam porsi kecil
hangat. Respon : klien membuat tidak mual.
11.15 4. Menganjurkan pasien mengatakan makan 4. Menganjurkanklien
manjaga kebersihan dalam porsi kecil untuk menjaga
mulut. membuat mualnya kebersihan mulut
Respon : Klien berkurang. Respon : klien
mengatakan mulut 6. Melakukan kolaborasi mengatakan habis
terasa pahit. dengan petugas gizi. makan langsung
70

13.00 5. Memberikan HE Respon : klien gosok gigi.


tentang pentingnya mengucapkan terima
asupan nutrisi bagi kasih
klien.
14.00 Respon : klien bisa
menjelaskan kembali
apa yang ditanyakan
perawat.
6. Melakukan kolaborasi
dengan tim gizi dalam
pemberian diet yang
sesuai.
Respon : klien
berterima kasih karena
merasa diperhatikan

3 Resiko kekurangan 07.00 1. Memantau intake out 07.15 1. Memantau intake out 09.00 1. Memantau intake out
volume cairan b/d put put put.
mual dan muntah Respon : muntah 3 Respon : muntah 1 X, 10.30 2. Respon : muntah (˗),
ditandai dengan : X, infus RL 20 tpm, infus RL 20 tpm, klien infus RL 20 tpm,
71

Faktor Resiko: klien mengatakan mengatakan mual klien mengatakan


˗ Pasien mengatakan masih mual. berkurang. tidak mual lagi
mual dan muntah 08.00 2. Mengevaluasi turgor 09.00 2. Mengevaluasi turgor 11.00 2. Mengevaluasi turgor
˗ Pasien mengatakan kulit, kelembaban kulit, kelembaban kulit, membran
minum-nya sedikit 3 membrane mukosa membrane mukosa dan mukosa danadanya
– 4 gelas per hari dan adanya edema adanya edema oedema
˗ KU. lemah Respon : turgor kulit Respon : turgor kulit Respon : turgor kulit
normal, membran normal, membran normal, mukosa
mukosa lembab, mukosa lembab, lembab, oedema tidak
oedema tidak ada oedema tidak ada ada.
10.30 3. Mengkaji ulang 10.30 4. Mengkaji ulang 12.30 4. Mengkaji ulang
kebutuhan cairan, kebutuhan cairan, kebutuhan cairan,
membuat jadwal 24 membuat jadwal 24 jam membuat jadwal 24
jam dan rute yang di dan rute yang di gunakan, jam dan rute yang di
gunakan, pastikan pastikan minuman yang gunakan, pastikan
minuman yang di di sukai. minuman yang di
sukai. Respon : hasil sukai.
Respon : hasil perhitungan cairan Respon : hasil
perhitungan cairan masuk dan keluar , perhitungan cairan
masuk dan keluar , muntah 250 cc, urine masuk dan keluar ,
72

muntah 500 cc, jumlah 1500 cc/ 24 jam, intake muntah (-) , BAB 100
urine 600 cc/ 24 jam, cairan infus 500 cc, cc, urine 1800 cc/ 24
intake cairan infus minum 1000 cc. Balance jam, intake cairan infus
1000 cc. Balance cairan : 1750 – 1500 = (-) , minum 2500 cc.
cairan :1100-1000= 250 cc. Balance cairan : 2000 –
100 cc. 13.00 3. Menganjurkan klien 1900 = 100 cc.
12.00 4. Menganjurkan klien untuk minum dan makan 5. Mengobservasi vital
untuk minum dan dengan perlahan sesuai sign.
makan dengan indikasi Respon : TD 110/80
perlahan sesuai 4. Respon : klien mengatkan mmHg, N 80 X/mnt
indikasi bisa minum walaupun
Respon : klien sedikit-sedikit
mengatakan kalau 6. Mengobservasi vital sign.
minum langsung 5. Respon : TD 110/80
muntah mmHg, N 80 X/mnt
5. Mengobservasi vital
sign.
Respon : TD 110/80
mmHg, N 80 X/mnt
73

5. Evaluasi

Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
NO Diagnosa Keperawatan
Tgl. 06 Februari 2019 Tgl. 07 Februari 2019 Tgl. Februari 2019
Jam Evaluasi Jam Evaluasi Jam Evaluasi
1 Nyeri b.d iritasi pada 14.00 S: Klien mengatakan 14.10 S: Klien mengatakan 14.30 S: Klien mengatakan
mukosa lambung perut kiri atas masih nyeri perut kiri atas nyeri sudang
nyeri, skala 7 ( nyeri mulai berkurang, skala berkurang, skala 3 (
berat ) 5 ( nyeri sedang ) nyeri ringan )
O: TD 120/90 mmHg, N O: TD 120/80 mmHg, N O: TD 120/80mmHg, N
88 X/mnt, ekspresi 86 X/mnt, ekspresi 84 X/mnt, klien lebih
meringis menahan meringis menahan relaks.
nyeri nyeri A: Masalah teratasi
A: Masalah belum A: Masalah belum P: Intervensi dihentikan.
teratasi teratasi
P : Intervensi dilanjutkan P: Intervensi dilanjutkan
2 Perubahan nutrisi 14.10 14.30 14.00
kurang dari kebutuhan
74

tubuh b/d intake nutrisi


tidak adekuat.

Resiko kekurangan
volume cairan b/d mual
dan muntah

1.

Вам также может понравиться