Вы находитесь на странице: 1из 14

Hubungan Motivasi Belajar dan Pembelajaran Matematika menggunakan Model

Quantum Learning

A. Abstrak

Model quantum Learning adalah model pembelajaran yang membuat pembelajaran


semakin bermakna. Model quantum learning memiliki tujuan mempercepat pemahaman siswa
dan dilakukan dengan menyenangkan dalam suasana yang mendukung. Quantum learning
berasal dari eksperimen Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria yang disebut
suggestology (suggestopedia). Model quantum learning membuat belajar sebagai suatu proses
yang menyenangkan dan bermanfaat. Dalam melaksanakan quantum learning, rancangan
pengajaran yang digunakan biasa disingkat dengan TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Model quantum learning dalam TANDUR memberikan
nuansa baru bagi pembelajaran di kelas khususnya pada pembelajaran matematika dikelas.
Beberapa komponen pembelajaran yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa yang berujung pada peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu model quantum
learning dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan menjadikan suasana belajar lebih menarik
dan menyenangkan. Demikian pula dalam pembelajaran matematika quantum learning dapat
membantu siswa untuk dapat meningkatkan motivasi yang kemudian berpengaruh dalam hasil
belajar mereka
Quantum learning model is learning model that makes learning process more worthly.
This method has purpose to increase students understanding and do with the condusive
atmosphere in classroom. Quantum learning struck from Dr. Georgia Lozanov support an
educator from Bulgaria. He has an experiment that called as suggestology. At principle that
suggestion (include positive or negative) must influence learns product. Learning plan commonly
concise to TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.
Quantum learning model in `

B. Kata kunci
Pembelajaran, matematika, quantum learning, motivasi belajar, hasil belajar.
C. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan, yang bertujuan agar
dapat berkembang dengan baik dan dapat mengoptimalkan seluruh potensinya. Pendidikan
memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan sumber daya alam yang baik. Hal ini juga
berkaitan erat dengan apa yang ada dalam pembelajaran di sekolah. Kemudian semakin
mengarah kepada perencanaan kurikulum pendidikan yang menjadi ujung tombak pembelajaran
di sekolah.
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan lain, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.
Matematika sebagai ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan
semakin meningkat sesuai dengan tuntutan yang ada dalam masyarakat dan kehidupan. Tuntutan
zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan
matematika sebagai ilmu dasar.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang bersifat abstrak, hal
ini yang menjadi salah satu penyebab siswa tidak termotivasi dan mengalami kesulitan
memahami konsep matematika. Menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap matematika
merupakan hal yang sangat penting, sebab seorang siswa yang telah termotivasi untuk belajar
sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh
hasil yang baik (Hartono, 2007, Hal 1). Sebuah riset menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara motivasi belajar yang tinggi dengan hasil belajar yang tinggi, demikian juga sebaliknya
(Margianto, 2007, hal. 79).

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi
dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi, sehingga didalam kegiatan belajar
siswa memerlukan motivasi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yang berupa
hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif,
dan kegiatan belajar yang menarik.

Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membantu siswa meraih cita-cita yang
diinginkan mereka. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran perlu menerapkan beberapa
strategi untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar. Siswa dapat termotivasi karena suatu
rangsangan tertentu, sehingga siswa berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar dengan
lebih giat dan semangat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran
quantum learning.

D. Pembahasan
a. Pengertian Quantum Learning

Quantum learning merupakan satu inovasi dalam model pembelajaran, yang


mengoptimalkan modalitas belajar siswa dan karakteristiknya serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model ini diibaratkan seperti mengubah
”energi” menjadi ”cahaya”. Dalam konteks pembelajaran, ”energi” yang dimaksudkan
digambarkan sebagai tubuh siswa yang mempunyai energi berupa otak, emosi (EQ), energi fisik,
IQ dan energi rohani (SQ). Bila energi internal berinterkoneksi dengan energi eksternal maka
akan terjadi konduktivitas dalam pembelajaran, yaitu menghasilkan “cahaya” dalam proses
belajar. (Deporter 2000, 16).

Istilah quantum diilhami oleh teori fisika quantum, dimana semua yang memiliki massa
pasti memiliki energi. Seperti rumus yang dikemukakan Albert Einstein E = mC2. Energi ini
diubah menjadi cahaya. Dalam konteks pembelajaran, analogi rumus ini adalah tubuh siswa
mempunyai energi yang berupa otak, emosi (EQ), energi fisik, IQ, dan energi rohani (SQ).
Bobby DePorter (www.newhorizons.org) menyatakan bahwa, Quantum learning is a comprehensive
model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. It integrates
research-based best practices in education into a unified whole, making content more meaningful and
relevant to students' lives.

Dalam praktek pembelajaran, model quantum learning dimulai di Super Camp yakni
sebuah program yang menggunakan metode-metode quantum learning yang diadakan di
Kirkwood Meadows, California. Kegiatan ini ditawarkan oleh sebuah perusahaan internasional
yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter.
1992. Hal.4). Hasil-hasil supercamp meliputi 68% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan
nilai, 81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, 98 % melanjutkan
penggunaan keterampilan (Deporter 2000, 4).

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai metode quantum learning
yaitu, penelitian eksperimen pada materi hukum ohm dan hambatan listrik di SMP Negeri 1 dan
2 kabupaten Wonogiri, yang diteliti oleh Erma Muflihah tahun 2004. Selain itu, Lisa Barkas, Ann
Campbell dan Heidi Weeks pada tahun 2002 juga telah melakukan riset untuk menguji seberapa
besar pengaruh strategi pembelajaran quantum learning terhadap siswa, dan hasilnya adalah 57
% anak dalam quantum learning classroom mengalami peningkatan hasil belajar matematika.

b. Tujuan model quantum learning dalam pembelajaran


Model quantum learning memiliki tujuan mempercepat pemahaman siswa dan dilakukan
dengan menyenangkan dalam suasana yang mendukung. Quantum learning berasal dari
eksperimen Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria yang disebut suggestology
(suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar
(DePorter 2000, 14). Untuk mendapatkan sugesti positif, teknik yang dapat dipakai antara lain
memasang musik didalam kelas, memasang poster-poster untuk menonjolkan informasi dan
meningkatkan partisipasi individu. Model quantum learning membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning (DePorter 2000,
14), yaitu proses belajar yang menolong siswa memahami materi pelajaran dengan cepat, hanya
dengan upaya yang normal dan dibarengi unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif dan
emosi yang sehat.

Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik, yaitu


sebuah riset yang meneliti bagaimana otak mengatur informasi. Otak manusia terdiri atas otak
kiri dan otak kanan, yang masing-masing bertangung jawab atas fungsinya. Berdasarkan hal
tersebut, dibuat model pembelajaran yang dapat memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak
tersebut. Otak kiri berfungsi pada logika dan rasional, sedangkan otak kanan kanan pada bidang
yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Bila otak diaktifkan secara seimbang,
Untuk menyeimbangkan kecenderungan salah satu belahan otak maka diperlukan adanya
masukan musik dan estetika dalam proses belajar. Masukan musik dan estetika dapat
memberikan umpan balik positif sehingga dapat menimbulkan emosi positif yang membuat kerja
otak lebih efektif (DePorter 2000, 38).

c. Komponen Dalam Quantum Learning


Menurut Deporter (2000), quantum learning bagi pembelajaran siswa memiliki 5 prinsip
dasar, yaitu
1) Semuanya berbicara (Everything Speaks); apapun yang terjadi dikelas dipandang sebagai
bahasa yang diucapkan dan patut dipelajari.
2) Semuanya ada pada satu tujuan (Everything is On Purpose); semua yang dilakukan harus
mengarah pada tujuan pembelajaran saat itu
3) Mengalami sebelum memberi nama (Experience Before Label); siswa membangun
pengertiannya sendiri kemudian mngingatnya dan menghubungkan dengan apa yang
sudah dipelajari, sehingga menemukan pengertian yang tepat.
4) Menghargai setiap usaha (Acknowledge Every Effort); memberi panghargaan bagi setiap
usaha yang siswa lakukan mendorong pembelajaran dan pengalaman siswa dalam belajar.
Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanana. Pada saat siswa mengambil langkah
ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5) “Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan dirayakan!” (If It's Worth Learning, It's
Worth Celebrating!); sebuah perayaan memberikan feedback bagi kemajuan belajar siswa
dan menumbuhkan emosi positif dalam belajar.
Prinsip dasar dalam quantum learning yang pertama adalah segalanya berbicara.
lingkungan quantum learning adalah lingkungan yang memacu belajar dan meningkatkan daya
ingat siswa. Penglihatan sekeliling merupakan alat belajar tak sadar yang sangat ampuh karena
belajar terjadi secara sadar dan tidak sadar (Deporter 2000, 69). Melalui poster-poster yang
dipasang di kelas dapat membantu siswa dalam menyerap dan menyimpan informasi atau isi
pelajaran. Secara umum otak kiri memainkan peranan yang penting dalam pemprosesan logika,
sedangkan otak kanan berkaitan dengan irama, musik, gambar, imajinasi atau yang berkaitan
dengan aktifitas kreatif.
Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk fokus dan menyerap
informasi. Kelas yang ditata rapi dan bersih menciptakan kondisi yang nyaman dan penting bagi
siswa untuk dapat menyerap informasi secara optimal. Pengaturan bangku juga memainkan
peran yang penting, bangku siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar. Melalui musik
juga dapat meningkatkan aktifitas otak yang mendukung pembelajaran ini. Salah satu jenis
musik yang dapat digunakan adalah musik Mozart.
Dalam DePorter (2000), terdapat satu kutipan “dari pada menghabiskan waktu, tenaga,
dan suara untuk mendapatkan perhatian siswa, biarlah musik melakukan bagi anda”. Salah satu
contoh penggunaan musik yang efektif adalah pada saat siswa mulai berdiskusi, pasang musik
sekeras suara siswa. Tanpa musik, siswa sering merasa ragu menunggu siapa yang akan berbicara
dahulu, dan tidak ingin memecah keheningan. Musik membebaskan siswa berbicara, untuk jalan
terus tanpa menarik perhatian terhadap diri mereka. Setelah beberapa saat kecilkan volume
musik sedikit, Suara mereka akan melirih mengikuti volume musik. Saat guru membutuhkan lagi
perhatian siswa, keraskan musiknya lalu matikan. Tindakan ini menyebabkan siswa menengok
untuk melihat apa yang terjadi dengan musiknya.
Pada tahun 1900an sebuah peneltian di Center for the Neurobiology of Learning and
Memory di Irvine, Frances H. Rauscher, Ph.D., melakukan penelitian, dimana hasilnya 36 siswa
mendapatkan nilai delapan hingga sembilan angka lebih tinggi pada tes IQ spasial setelah
mendengarkan “Sonata for Two Pianos in D Major” karya Mozart selama 10 menit. Dari
keterangan di atas musik Mozart yang dapat membangkitkan semangat dan membawa siswa
utnuk berkonsentrasi akan diperdengarkan dalam setiap pembelajaran.
Dalam melaksanakan quantum learning, rancangan pengajaran yang digunakan biasa
disingkat dengan TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan
Rayakan. Penjelasan tentang TANDUR diuraikan sebagai berikut: (DePorter 2007, 88)

1) Tumbuhkan
Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa diawal pembelajaran, siswa diberikan
beberapa hal yang menarik dan berkaitan dengan materi yang akan dibahas, sehinggga siswa
memahami benar apa yang akan dipelajari. Setiap pembelajaran akan dimulai, perlu
menumbuhkan motivasi siswa akan materi yang akan diajarkan dengan sebuah pertanyaan “Apa
manfaatnya bagiku?” (disingkat AMBAK). Menumbuhkan motivasi siswa dapat dilakukan
antara lain melalui cerita, video maupun pertanyaan yang mengarah pada penjelasan manfaat
dari topik yang akan dibahas.
2) Alami
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, diupayakan penciptaan pengalaman umum yang
dimengerti semua siswa, yaitu menciptakan pengalaman abstrak siswa menjadi nyata. Unsur ini
akan memberikan pengalaman kepada siswa dan manfaat hasrat alami otak untuk menjelajah.
Hal ini dilakukan dengan cara melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan melakukan sesuatu.
Keterlibatan siswa mengalami sesuatu akan menolong siswa mengingat lebih banyak informasi
yang diberikan.

3) Namai
Pengalaman menciptakan ikatan emosional sekaligus menciptakan peluang untuk
pemberian makna (penamaan). Siswa akan memahami dan memaknai sendiri apa yang sudah
dialami di dalam kelas.
Penamaan memberikan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan
mengidentifikasi. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu.
Penamaan adalah saatnya mengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.
Bentuk penamaan berupa penamaan berupa informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat, dan
sebagainya.
4) Demonstrasikan
Setelah siswa memahami dan memaknai pelajaran, siswa diajak untuk melakukannya
sendiri tanpa bantuan dari guru. Siswa akan mendapatkan pengalaman yang lebih dalam dengan
mendemonstrasikan pelajaran itu sendiri. Memberikan peluang kepada siswa untuk
menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain, dan ke
dalam kehidupan mereka. Demonstrasi ini merupakan kegiatan yang mengaitkan pengalaman
(alami) dan penamaam (namai) dengan cara menunjukkan dan melakukannya, diharapkan
dengan demonstrasi ini siswa menemukan keasyikan belajar sehingga menimbulkan rasa senang.
5) Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku
tahu ini!” Latihan merupakan kegiatan pokok dalam pengulangan dalam belajar matematika.
Tanpa pengulangan, apa yang telah di dapat akan cepat hilang dan tidak membekas di otak.
6) Rayakan
Perayaan memberi rasa lega bagi siswa atas apa yang sudah dilakukan dalam kelas.
Perayaan memberi rasa gembira bagi setiap orang. Perayaan memberi rasa rampung dengan
menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Suatu keberhasilan akan menjadikan lebih
membanggakan bila dirayakan.
d. Pengertian Hasil belajar siswa

Winkel (1996 :226) dalam Margiyanto (2007:16) mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang, dengan kata lain hasil belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penguasaan dalam aspek kognitif meliputi kemampuan: mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisa, mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek afektif meliputi kemampuan: menerima,
menanggapi, meyakini, menyatukan. Aspek psikomotorik meliputi kemampuan melakukan
perbuatan dengan: cermat, akurat, teliti, benar dan baik.
e. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh berbagai,
keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh tiga faktor (Muhibbin 2003, 132-138):
1) Faktor Internal, yakni keadaan atau kondisi jasmani
(fisiologis) atau rohani (psikologis) siswa. Di antara faktor psikologis siswa yang
paling esensial meliputi : tingkat kecerdasan / intelegensi siswa, sikap siswa, bakat,
minat dan motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal, yakni kondisi lingkungan siswa. Kondisi
lingkungan siswa terdiri atas: faktor lingkungan sosial, seperti guru, teman – teman
siswa, orang tua dan lingkungan non sosial, seperti sarana prasarana belajar, tempat
tinggal siswa.
3) Faktor pendekatan belajar ( Approach to Learning ), yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, metode maupun model yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pengukuran keberhasilan kegiatan
belajar mengajar. Pada umumnya pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan periode, bisa dengan evaluasi atau ujian harian, ujian semester, dan lain-lain.
Menurut Muhibbi (2003: 132-138) tujuan dilakukannya evaluasi atau ujian dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu tertentu dalam proses belajar.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya.
3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4) Untuk mengetahui tingkat sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ) .
5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

f. Hasil belajar dan Quantum Learning

Berkaitan dengan Faktor pendekatan belajar ( Approach to Learning ) yang


mempengaruhi hasil belajar siswa, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, metode
maupun model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Model quantum
learning dengan kerangka pengajaran TANDUR memberikan nuansa baru bagi pembelajaran di
kelas khususnya pada pembelajaran matematika dikelas. Beberapa komponen pembelajaran yang
diterapkan bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang berujung pada
peningkatan hasil belajar siswa.
g. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti “menggerakkan”.
Menurut Mc Donald “Motivation is an energy change within the person caraterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction”. “Motivation is the will to act”, motivasi adalah
kemauan untuk bertindak.
Berdasarkan sumbernya, motivasi terbagi atas 2, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Berdasarkan urain tersebut,
disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan baik dari luar maupun dari dalam diri seseorang
yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
atau unsur yang mendukung. Indikator tersebut antara lain: adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil; adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan adanya penghargaan dalam belajar;
dan adanya kebutuhan mengembangkan diri. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar.

Menurut Uno (2007:34) Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam pembelajaran dan
tentunya dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa antara lain:
1. Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik
atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan
efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pernyataan seperti “Bagus sekali”,
“hebat”, disamping menyenagkan siswa, pernyataan verbal mengandung makna interaksi
dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru.
2. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat
mengejutkan dan menemukan suatu hal baru. Hal tersebut menimbulkan semacam
konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya
menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya.
3. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam
hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat
untuk belajar.
4. Menggunakan permainan, permainan merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang
dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung. Permainan
merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa, suasana yang sangat menarik
menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara emosional bagi siswa.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan
umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya
suasana tersebut akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Diatas telah dikemukakan, bahwa
seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami yang harus
dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatannya itu. Makin jelas tercapai, makin
terarah upaya untuk mencapainya.
h. Motivasi Belajar dan Quantum Learning

Model quantum learning merupakan model yang mencakup beberapa komponen yang
menerapkan beberapa teknik pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar.
Motivasi menjadi sangat penting untuk pahami dan dilakukan dalam menolong siswa
belajar disekolah mengingat hasil dari motivasi yang benar baik dari dalam maupun dari luar
siswa dapat menolong mereka untuk kehidupan pendidikan mereka.
Motivasi timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar, oleh karena itu motivasi akan selalu
berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model
quantum learning yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu
butuh dan ingin terus belajar.
Hasil penelitian sairan (2003:19) didalam margiyanto (2007: 22) mengatakan, model
quantum learning dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan menjadikan suasana belajar lebih
menarik dan menyenangkan. Dari hasil penelitian tersebut,maka peneliti tertarik untuk
menerapkannya dalam pelajaran matematika, Motivasi belajar merupakan bagian yang sangat
erat dengan minat siswa dalam belajar. Dan di duga model quantum learning dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
i. Pembelajaran matematika

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang penting untuk dipelajari.
Matematika memiliki peran penting dalam disiplin ilmu pengetahuan. Dewasa ini matematika
menjadi fondasi yang penting dalam kemajuan teknologi baik di bidang informasi dan
komunikasi. Misalnya pengiriman data dari processor ke penerima dalam jaringan internet yang
ternyata menggunakan konsep matematika yaitu algoritma matriks. Oleh sebab itu untuk dapat
mendukung kemajuan teknologi di masa depan matematika harus dikuasai sejak dini oleh peserta
didik, dan memiliki perencanaan yang baik untuk mencapainya.

Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan lain, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, matematika digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh manusia. Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai
dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam
mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Diantara pengembangan yang
dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika. Matematika memiliki objek kajian yang
bersifat abstrak, sehingga untuk mengajarkannya bukan hal yang mudah.

Guru sebagai fasilitator bagi peserta didik juga memiliki peran yang penting untuk dapat
mewujudkannya, sehingga harus mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Melalui
perencanaan kurikulum yang baik maka diharapkan guru dapat membimbing peserta didik
dengan baik dalam pembelajaran. Sehingga memberikan hasil yang baik sebagai konsekuensi
dari pengalaman belajar.
j. Quantum Learning dalam pembelajaran Matematika

Peran guru dalam pembelajaran matematika misalnya menyajikan pembelajaran


berdasarkan kerangka rancangan quantum teaching yang dikenal dengan TANDUR yang
meliputi Tumbuhkan (Tumbuhkan minat dengan memuaskan ”Apakah manfaatnya bagiku”),
Alami (Menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar), Namai (Sediakan
kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan sebuah ”masukan”), Demonstrasikan
(Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk ”menunjukkan bahwa mereka tahu”), Ulangi
(Menunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan ”Aku tahu bahwa aku
memang tahu ini”), Rayakan (Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan)(Deporter 2000, 10). Selain itu, guru juga menciptakan
ruangan kelas yang mendukung pembelajaran dengan poster maupun hiasan yang membuat kelas
terasa lebih nyaman; dan yang tidak boleh ketinggalan adalah memutar instrumen musik selama
pembelajaran berlangsung.

Telah kita ketahui bahwa quantum learning mencakup pada tahap tahap yang disebut
dengan tandur. Oleh karena itu maka berikut adalah contoh penerapannya dalam pembelajaran
matematika.
1. Pada tahap Tumbuhkan, siswa diberikan suatu video
tentang manfaat dari materi yang akan dibahas. Algoritma matriks dalam
komputerisasi.
2. Pada tahap Alami, siswa melakukan aktivitas permainan
yang berhubungan dengan materi yang mengajak siswa masuk ke dalam materi.
3. Pada tahap Namai, siswa mendefinisikan secara bersama-
sama materi yang dipelajari. Agar siswa mendapatkan pemahaman mengenai amteri
yang mereka pelajari.
4. Selanjutnya masuk ke-tahap Demonstrasikan pada tahap ini
siwa bekerja secara berpasangan untuk menerapkan pengetahuan mereka tentang
materi yang dibahas.
5. Pada Tahap Ulangi siswa diberi kesempatan untuk
mengulang materi yang sebelumnya telah mereka pelajari.
6. Tahap Rayakan dapat dilakukan kapan pun pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru memberikan penghargaan dengan menyebutkan
nama siswa yang bersangkutan dan memberikan sebuah pernyataan ” bagus” ; ”
yup benar sekali ” ; ”pintar”. Tahap ini sangat penting untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa karena memberikan penghargaan pada keberhasilan siswa
sekecil apapun itu.
E. Penutup
a. Kesimpulan
Melalui pembahasan yang telah di bahas sebelumnya dapat kita ketahui bahwa model
pembelajaran quantum learning juga dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Model
quantum learning membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat.Model ini membuat pembelajaran semakin bermakna melalui pemebelajarannya
yang disebut TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
Model quantum learning dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan menjadikan suasana belajar lebih
menarik dan menyenangkan. Dari hasil penelitian tersebut,maka peneliti tertarik untuk menerapkannya
dalam pelajaran matematika, Motivasi belajar merupakan bagian yang sangat erat dengan minat siswa
dalam belajar. Dan di duga model quantum learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang
berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Saran
Melalui makalah ini sangat diharapkan agar memberikan banyak pembelajaran baik bagi
pembaca maupun bagi penulis. Khususnya bagi para guru kiranya memerlukan peningkatan
kualitas dan keprofesionalannya untuk dapat semakin mampu meningkatkan pembelajaran dan
mewujudkan tujuan dari pembelajaran. Sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa
dan Negara. Bagi pemerintah diharapkan semakin meningkatkan kualitas guru-guru Indonesia
melalui pelatihan profesi dan seperti yang sudah ada saat ini seperti sertifikasi.

F. Daftar Pustaka

DePorter, B & hernacki. The impact of quantum learning.


http://www.newhorizons.org/strategies/accelerated/deporter2.htm. Diakses pada tanggal 3
Agustus 2008.
DePorter, B,.& Hernacki, M. (2000). Quantum learning : membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan [Quantum learning : unleashing the genius in you]. Bandung: Kaifa.
DePorter, B,.& Reardon, M,.& Nourie, S,.S. (2000). Quantum teaching : mempraktikkan
quantum learning di ruang-ruang kelas [Quantum teaching :Orchestrating student
success]. Bandung : Kaifa.
Hartono, A,.B. (2007). Menyertakan lingkungan dan memanfaatkan multimedia agar minat dan
prestasi matematika meningkat (Sebuah optimisme seorang guru sebagai anak
bangsa). New Horizons for Learning.
Margiyanto. (2007). Pengaruh pengunaan metode Quantum Learning dan metode ekspositori
terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika. Surakarta : Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Muhibbin, S. (2003). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Uno, Hamzah. (2007). Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara

Вам также может понравиться