Вы находитесь на странице: 1из 152

Rencana Kerja dan Syarat-syarat :

Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 1

DAFTAR ISI

BAB I PENJELASAN UMUM

1. URAIAN UMUM …………………………………………………………. I.1


2. LINGKUP PEKERJAAN ………………………………………………… I.2
3. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN …………………………… I.5
4. PEKERJAAN PEMBONGKARAN ……………………………………… I.7

BAB II PESYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR

1. PEMBERSIHAN DAN PENGUKURAN ……………………………….. II.1


2. PEKERJAAN TANAH …………………………………………………… II.1
3. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN PARTISI ….……..
II.2
4. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN ………………………….. II.6
5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ………………………. II.8
6. PEKERJAAN KACA …………………………………………………….. II.12
7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI …………… II.14
8. PEKERJAAN REILING BESI …………………………………………… II.16
9. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT …………………………………………
II.18
10. PEKERJAAN PELAPIS DINDING ………………………………………
II.20
11. PENUTUP LANTAI ……………………………………………………….
II.23
12. PEKERJAAN PENGECATAN ………………………………………….. II.29
13. PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN AKSESORISNYA ……... II.35
14. PEKERJAAN ATAP

…………………………………………………….… II.38

BAB III PESYARATAN TEKNIS STRUKTUR


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 2

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
…………..………………………………….. III.1
2. PEKERJAAN GALIAN TANAH …………………………………………. III.4
3. BETON ……………………………………………………………………..
III.8
4. BAJA TULANGAN ……………………………………………………….. III.23
5. PONDASI MINI PILE
……………………………………………………… III.31
6. PENUTUP

………………………………………………………………….. III.36

BAB IV PESYARATAN TEKNIS MEKANIKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL


………………………………….. IV.1
2. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
……………………………………. IV.1
3. PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR
………………………………… IV.6
4. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
……………………………….. IV.5
5. PEKERJAAN TATA UDARA

……………………………………………... IV.8

BAB V PESYARATAN TEKNIS SISTEM LISTRIK ARUS KUAT

1. PERSYARATAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK ……………. V.1


2. PERSYARATAN SISTEM PENERANGAN ……………………………. V.21
3. DAFTAR MATERIAL …………………………………………………….. V.27

BAB VI PESYARATAN TEKNIS SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH

1. PERSYARATAN SISTEM TELEPON……………………..……………. VI.1


2. PERSYARATAN SISTEM MATV………….……………………………. VI.5
3. PERSYARATAN SISTEM FIRE ALARM………………………………. VI.7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 3

4. PERSYARATAN SISTEM TATA SUARA………………………………


VI.16
5. PERSYARATAN SISTEM CCTV………………………………………..

VI.23

BAB VII PENUTUP

... ...........................................................................................................

VII.1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 4

BAB I
PENJELASAN UMUM

I. URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat


Jalan RSJ Sambang Lihum, Kabupaten Banjar.

b. Istilah “Pekerjaan” mencakup pekerjaan pembongkaran, penyediaan semua tenaga


kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar


Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang
disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No. 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
k. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
m. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
n. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
o. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
p. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
q. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 5

r. Algemenee Voorwarden (AV)


s. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung SNI 1726-2012
t. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013
u. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain SNI 1727-
2013

1.3. PERATURAN KHUSUS

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,


pasal 115 (1) yang menyebutkan tentang kawasan tanpa rokok, salah satunya adalah
kawasan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Oleh karena itu, selama waktu
pelaksanaan kegiatan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan RSJ Sambang
Lihum Kab. Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, seluruh orang/pekerja yang terlibat
dalam kegiatan tanpa kecuali untuk ikut melaksanakan peraturan tersebut. Apabila
terbukti terjadi pelanggaran, maka pelaku akan didenda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) sesuai UU RI no. 36 tahun 2009 pasal 199 (2).

1.4. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :


 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Direksi Pekerjaan (konsultan
pengawas).

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap
konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya
kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi
apapun dari pihak-pihak lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 6

II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM

1. Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan RSJ Sambang Lihum


tersebut secara umum meliputi pekerjaan pembongkaran dan pekerjaan standar.

2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari


persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :
a. Pekerjaan Persiapan dan Pembongkaran
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing
e. Pekerjaan lain yang jelas – jelas terkait dengan penyelesaian pekerjaan
tersebut diatas

2.2 SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat


pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari
proyek.
b. Kontraktor harus melakukan pembongkaran pada bagian-bagian bangunan yang
akan dilakukan renovasi.
c. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan
aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.

Tenaga Kerja di Lapangan (Personil Inti Kontraktor) :

No Pendidikan / Jabatan Pengalaman Sertifikat Kompetensi


Ijazah dalam Kerja Kerja
Pekerjaan
1 S1/ Teknik Sipil/ Project 8 Tahun 1. Ahli Madya Bangunan
Teknik Arsitek Manager Gedung.
2. Ahli Madya Manajemen
Proyek
2 S1/ Teknik Sipil/ Manager 5 Tahun Ahli Muda Sistem
Teknik Arsitektur Quality Manajemen Mutu
Control
3 S1/ Teknik Sipil Ahli 5 Tahun Ahli Muda Bangunan
Struktur Gedung/ Struktur
Bangunan Bangunan Gedung
Gedung
4 S1/ Teknik Sipil/ Ahli K3 5 Tahun Ahli Muda K3 Konstruksi
Arsitektur Konstruksi
Bangunan
Gedung
5 S1/ Teknik Ahli 5 Tahun Ahli Muda Teknik Tenaga
Elektro Elektrikal Listrik
6 S1/ Teknik Ahli Teknik 5 Tahun Ahli Muda Sanitasi Dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 7

Lingkungan Lingkungan Limbah


7 D3/ Teknik Drafter 5 Tahun SKT Drafter Arsitektur
Arsitek Arsitek
8 D3/ Teknik Sipil/ Surveyor/ 5 Tahun SKT Juru Ukur/ Teknisi
Geodesi Pengukuran Survey Pemetaan
9 D3/ Teknik Sipil/ Pelaksana 5 Tahun SKT Pelaksana Bangunan
Arsitek Lapangan Gedung/ Pekerjaan
Bangunan Gedung
Gedung
10 SMK/ STM Pembantu 4 Tahun SKT Pengawas Mutu
bangunan Pelaksana Pelaksana Konstruksi
Lapangan Bangunan Gedung.

Semua personil harus melampirkan:


• Copy ijazah,Curiculum Vitae, SKA/SKT, KTP yang masih berlaku.
• Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan.(bertanda tangan di atas Materai
Rp. 6.000,-)
Personil harus hadir ketika pembuktian Dokumen Kualifikasi.dan Wajib hadir di
lokasi selama waktu pekerjaan.

d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan :


Nama/ Tahun Bukti
Jumlah
Pembuatan Kondisi Kepemilikan
Jenis Kapasitas/output
Fisik / sewa /
(Min)
peralatan (min) Dukungan

Beton 2 Unit 2016 8 HP Baik & Invoice/


Molen Jalan Kwitansi

Genzet 1 Unit 2016 5000 Watt Baik & Invoice/


Jalan Kwitansi

Mobil 1 Unit 2016 - Baik & STNK/


Jalan BPKB
Pickup

Mesin 1 Unit 2016 - Baik & Invoice/


Vibrator Jalan Kwitansi
Beton

Serta alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
e. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
f. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
g. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
h. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 8

 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar


perubahan.
i. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat h harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
j. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
k. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
l. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-
sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum
masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan


dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas


yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada
ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-
bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya
yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas sebagai
Pengawas Lapangan yang akan diajukan User untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan
atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu
2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 9

kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab


Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas
Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum
ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk
melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya
bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat,
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi
diperlukan rekomendasi laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.

 Batu Pecah (Split)


Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih
dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor
sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi struktur dan atap
gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/tuntutan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 10

c. Harus membuat dan memasang Spanduk Ukuran 1 mtr x 3 mtr Bertuliskan


“MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANAN ANDA SELAMA PROSES
PEKERJAAN” di beberapa tempat yg dilalui orang umum.
d. Semua Personil Kontraktor maupun pekerja di lapangan DILARANG MEROKOK di
lingkungan Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum,sesuai dengan Peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor: 109 Tahun 2012 Pasal 49 tentang kawasan tanpa Rokok
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jika didapati melakukan pelanggaran maka
penyedia akan dikenakan sangsi berupa pemutusan hubungan kerja.

3.2. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan


untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-
zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara


yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus
memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar
jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas.

3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS
LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk
mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali
kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3.5. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)

Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan
peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 11

a. Ruang :ukuran 75 m2
b. Konstruksi :rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
tidak usah dicat, atap seng gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 5 meja kerja dan 5 kursi
1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan 10 kursi
1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Segala biaya pembuatan kantor pengawas menjadi tanggungan kontraktor.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

3.7. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150
cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah
Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame
dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3.8. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan


seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.

3.10. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.

IV. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan bongkaran meliputi sebagian eksisting gedung
seperti bongkaran lantai, dinding partisi gypsum, batu bata/plesteran, beton, dan langit-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 12

langit dan penutup atap, pembersihan dari bongkaran dan angkutan keluar site untuk
seluruh material bekas bongkaran, pemindahan aset (seperti tiang listrik, lampu, dan
lain-lain) sesuai petunjuk pemilik proyek atau konsultan pengawas.

4.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN SECARA UMUM.

1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan
syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu
kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.

2. Kontraktor harus melakukan pembongkaran pada bagian-bagian bangunan yang


akan dilakukan renovasi sesuai dengan petunjuk gambar.

3. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang


dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.

4. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material


bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.

5. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material


bongkaran yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan
baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila
dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

6. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum.

7. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama,


pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus
diperhatikan agar tidak mempengaruhi atau merusak bagian bangunan lain yang
tidak terkena bongkaran, tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu
peralatan yang ada. Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat dalam
melakukan pekerjaan bongkaran.

8. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk


penyesuaian dengan perencanaan.

9. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk


pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di
lapangan.

10. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang
memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga
kestabilan bagian disekitarnya.

11. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan
bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.

12. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan
bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas:
a) Performance bentuk kontrak,
b) Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu),
c) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur, supplier,
fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 13

12. Lokasi / area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari
seluruh barang-barang termasuk furniture

13. Semua bahan hasil bongkaran tidak boleh digunakan lagi dan harus
diangkut keluar.

4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN SECARA KHUSUS

1. Perlakuan khusus terhadap bahan bongkaran jendela eksisting yang akan digunakan
kembali sesuai yang ditunjukkan pada gambar :

a) Pembongkaran dilakukan dengan cermat dan hati-hati sehingga tidak sampai


merusak atau membuat cacat bahan jendela eksisting.

b) Bahan bongkaran disimpan pada area kering dan terhindar dari panas dan
hujan.

c) Keamanan bahan bongkaran terjamin dari kerusakan dan kehilangan selama


masa pelaksanaan pekerjaan.

2. Aset rumah sakit yang terkena pembongkaran, maka pembongkaran harus


dilaksanakan dengan baik dan dilakukan pemindahan aset pada tempat lain sesuai
dengan petunjuk konsultan pengawas atau pemilik proyek. Pemindahan dan
pemasangan kembali aset sehingga berfungsi seperti semula menjadi tanggungan
pihak kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 14

BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR

I. PEMBERSIHAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan


seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus
dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-
barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.

1.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.

II. PEKERJAAN TANAH

2.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)

a. Tanah halaman Gedung dibentuk sesuai rencana tapak sehingga diperoleh


ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill)
harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan
menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau
didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu
besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap
lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan
timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus
dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya
pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak gedung.

2.2. GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi batu kali, Pondasi Telapak,
pembentukan muka tanah, saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 15

tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan


lebarnya.

2.3. URUGAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi
dan peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.

b. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa


dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.

2.4. BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN

a. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung,


terutama pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

2.5. URUGAN PASIR

a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan
jalan, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.

b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran
dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
(sesudah dalam keadaan padat).

III. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN PARTISI

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
 Pasangan bata ringan
 Adukan
 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.

Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

3.2. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.3. PROSEDUR UMUM

1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari bata ringan
disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 16

2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.
Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera
nama pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

3.4. BAHAN - BAHAN

1. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon Ukuran
tipe standar adalah 600 mm × 200 mm × 100 mm.

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.


Konsultan MK/Pengawas berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

2. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan perekat bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.

Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk MU, LEMKRA, Cipta Mortar atau setara.

3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalk.

Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah
1 pc : 1,6 pasir : 2,5 kerikil. Atau f’c=26,4 Mpa (K-300)

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Wajib menggunakan Ready Mix .Pasir beton harus bersih, bebas
dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras
dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan SNI 03-
2847-2002
4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk.


Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom
praktis 12 x 12 cm, ringbalk 15 x 20 cm dan balok latai 12 x 12 cm. Kolom praktis
dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15
cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum
2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 17

2. Pasangan dinding bata.


Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :


1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus
dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk

3. Perawatan dan Perlindungan.


Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.

4. Plesteran dan Pengacian.


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

3.6. DINDING PARTISI

3.6.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja
serta pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.

3.6.2. STANDAR / RUJUKAN

o Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.6.3. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan dan Data Teknis.


Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data
teknis/brosur bahan yang akan digunakan, untuk disetujui Konsultan
Pengawas/MK.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 18

Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar


Detail Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, detail-
etail pertemuan, cara pengencangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian
lainnya.

3. Pengiriman dan Penyimpanan


3.3.1 Semua bahan yang didatangkan harus disimpan ditempat yang
terlindung sehingga terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama
pemasangan.
3.3.2 Bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan label, dat teknis dari
pabrik pembuat untuk menjamin bahwa bahan yang didatangkan
tersebut sesuai dengan yang telah disetujui.

3.6.4. BAHAN - BAHAN

1. Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari
produk yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Rangka Metal.
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus terbuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume, dalam bentuk
dan ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan, sebagai rangka
partisi, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord, Mulia atau yang setara
3. Papan gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki
ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

3.6.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Umum.
Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.
Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi
harus menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek.
Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Konsultan Pengawas/MK sebelum
memulai produksi masal.

2. Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan
gipsum dan kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat
minimal lebar 92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.

Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah sambungan sebanyak mungkin.
Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 19

Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencangkan dengan


sekrup khusus standar yang direkomendasikan pabrik gipsum dan rangka
stutnya.
Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui.
Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus
diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik
pembuat.
Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap
pertemuan.

3. Perlindungan dan Pembersihan.


Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus
dilindungi dari kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah
kerja harus dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.

4. Penyelesaian.
Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan fibercement, seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan gipsum
harus diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema Warna yang
diterbitkan kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Bahan cat dan
cara pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

IV. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

4.2. STANDAR / RUJUKAN

American Society for Testing and Materials (ASTM)


American Concrete Institute (ACI)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

4.3. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas atau MK
untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2. Pengiriam dan Penyimpanan.


Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain
daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan
bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar
tidak berhamburan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 20

4.4. BAHAN - BAHAN

1. Adukan dan Plesteran Siap Pakai .


Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan.
Adukan khusus untuk pemasangan bata ringan harus terdiri dari bahan semen, pasir
silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan
kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-300 buatan PT Cipta Mortar Utama.

2. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.

3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan Pengawas/MK.

4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.


Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicampur sesuai petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

2. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di
bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua
minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air
hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.

3. Pemasangan.
Plesteran Bata Ringan
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi
– bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari
bambu.
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
 Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 21

dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi
dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja
tulangan.

Plesteran Permukaan Beton.


 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman
air.
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak
tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

4. Ketebalan Adukan dan Plesteran.


Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan atau MK atau
sesuai fabrikan.

5. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.

6. Pemeriksaan dan Pengujian.


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan atau MK untuk dapat
mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.

Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

5.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup :


Seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela dengan
bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini.

5.2. STANDAR DAN RUJUKAN

5.2.1. Standar Nasional Indonesia (SNI)


- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) NI-5 Tahun 1961
- Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982)

5.2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).


- ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire
Shapes and Tubes.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 22

- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall

5.3. DESKRIPSI SISTEM

5.3.1. Kriteria Perencanaan


- Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang
disyaratkan.

- Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau
ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.

5.3.2. Pergerakan Karena Temperatur


Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun
terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan
hal – hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.

5.4. PROSEDUR UMUM

5.4.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium
ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan atau MK untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.
Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang ditunjuk Konsultan
Pengawas/MK atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari
pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
- Ketebalan lapisan,
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/ m2 untuk masing-masing tipe.
- Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam,
- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.

5.4.2. Spesifikasi Teknis


Dimensi : 3” x 1 ¾” / 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu dan
jendela bukan curtain wall)
Tebal profil alumunium : 1.35 mm (minimal)
Ultimate strength : 28.000 pci
Yield strength : 22.000 pci
Shear strength : 17.000 pci
Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron
dengan warna akan ditentukan kemudian (YKK, Alexindo atau setara).

5.4.3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.4.4. Gambar Detail Pelaksanaan.

Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 23

oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang
tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja.

5.4.5. Pengiriman dan Penyimpanan


Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar
Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk
dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan
gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat
dan lainnya.

5.4.6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan
yang rusak dengan biaya Kontraktor.

5.5. BAHAN - BAHAN

5.5.1. Alumunium
Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ASTM B221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized
minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna
sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, Alexindo atau yang setara dengan
ukuran 3” x 1 ¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.

5.5.2. Alat Pengencang dan Aksesori.


Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara alat
pengencang dsan komponen yang dikencangkan.
Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
Peanahan udara dari bahan vinyl.
Bahan penutupp sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.

5.5.3. Kaca dan Neoprene/Gasket.


Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi ketentuan.
Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan
alumunium harus memenuhi ketentuan.
Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
Bahan : EPDM
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

5.5.4. Perlengkapan pintu dan jendela


Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 24

5.5.5. Sealant Dinding (Tembok)


Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant

5.5.6. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)

5.5.7. Joint Sealer


Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan
suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber

5.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.6.1. Fabrikasi
Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar
Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan atau
MK.
Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran
aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela harus dikerjakan di workshop,
penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

5.6.2. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan atau MK sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dappat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium.
Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian alumunium
harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti
karat, nilon, neoprene dan lainnya.
Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum
pelaksanaan anokdisasi.
Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 25

Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “sealant”.
Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen alumunium telah
terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar
kosen tetap terjamin kebersihannya.

VI. PEKERJAAN KACA

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

6.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI).

6.3. PROSEDUR UMUM

6.3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis.


Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

6.3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data
teknisnya.
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga
terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

6.3.3. BAHAN - BAHAN


Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 26

ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas, Mulia atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.


Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara
dipanaskan sampai temperatur sekitar 700 oC dan kemudian didinginkan secara
mendadak dengan seprotan udar secar merata pada kedua permukaannya, seperti tipe
Temperlite dari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.

6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.4.1. Umum.

Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang
mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus
diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin
tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapanganatau MK, bila
dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan
kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan/MK.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.

6.4.2. Pemasangan Kaca.

Sela dan Toleransi Pemotongan.


Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.

Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 27

- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

Neoprene/Gasket dan Seal.


Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai.
Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan jendela,
yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.

Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop
penutup stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin terpasang rata
dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Penggantian dan Pembersihan.


Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.

Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

VII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
atau Spesifikasi Teknis.

7.2. STANDAR / RUJUKAN


Standar dari Pabrik Pembuat.

7.3. PROSEDUR UMUM

7.3.1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui, sebelum
dibawa ke lokasi proyek.

7.4. BAHAN - BAHAN

7.4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih
dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

7.4.2. Alat Penggantung dan Pengunci.


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 28

a. Kunci dan Pegangan Pintu


- Kunci pintu harus sesuai atau setara dengan merek Cisa, Dekson atau
Hampton, Azura dan terdiri dari :
- Hendel bentuk gagang di atas pelat.
- Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot
pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.

Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun dengan
bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm
x 76mm x 3mm.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela
berukuran 76mm x 64mm x 2mm.

Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Cisa,
Dekson, atau Hampton, Azura atau yang setara.

Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau yang setara.

Grendel Tanam / Flush Bolt.


Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Cisa, Dekson atau
Hampton, Azura atau yang setara.

Gembok.
Gembok produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau setara dalam warna solid
brass untuk pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.

Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

Perlengkapan Lain.
Door closer

7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

7.5.1. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel
dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.

7.5.2. Pemasangan Pintu.


Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 29

Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel
tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup
muka dan pelat kunci.
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

7.5.3. Pemasangan Jendela.


Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay
yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari
pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah
pengunci.

VIII. PEKERJAAN RAILING BESI

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti
yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
Railing : koridor, upstand balcon, fasilitas penyandang cacat dan tangga darurat.

8.2. STANDAR / RUJUKAN

American Society for Testing and Materials (ASTM)


American Welding Society (AWS)
American Institute of Steel Construction (AISC)
American National Standard Institute (ANSI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

8.3. PROSEDUR UMUM

8.3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.

Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis
/ brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.

8.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan.

Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Konsultan MK. Daftar berikut
harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
 Spesifikasi teknis bahan
 Dimensi bahan
 Detail fabrikasi
 Detail penyambungan dan pengelasan
 Detail pemasangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 30

 Data jumlah setiap bahan

8.3.3. Pengiriman dan Penyimpanan.

Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

8.3.4. Ketidaksesuaian.

Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan
waktu.

8.4. BAHAN - BAHAN

8.4.1. Umum.
Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP  2” di cat duco.
Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36
Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan
dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan.
Railing tangga utama menggunakan pipa stainles steel  2” tebal 0.75 mm produk
lokal.

Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,


walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.

8.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

8.5.1. Umum.
Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
standar dalam pekerjaan ini.
Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja
yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-
lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus
crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan
lain.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran,
tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 31

IX. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

9.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan Spesifikasi Teknis ini.

9.2. STANDAR / RUJUKAN

Australian Standard (AS)


American Standard for Testing and Materials (ASTM).

9.3. PROSEDUR UMUM

9.3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi
proyek.

9.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan dimulai,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan,
dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

9.3.3. Pengiriman dan Penyimpanan.


Papan fibercement dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum
pemasangan untukmengurangi resiko kerusakan.
Papan fibercement harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak
lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
Papan fibercement dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka
tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.

9.3.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

9.4. BAHAN - BAHAN

9.4.1. Pemasangan Gypsum


Papan Gypsum.
- Papan Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk daerah
tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk plafond dan 12 mm untuk dinding
dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard,
Knauff atau E-Board atau setara.
- Papan harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230 atau
ASTM C 36.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 32

Semen Penyambung.
Semen penyambung papan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
papan Fibercement.

Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gypsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gypsum, seperti buatan Jof Metal, Jayabord atau Mulia atau yang
setara.

Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.

Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gypsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum:
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gypsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan fibercement
terpasang dengan baik.

9.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

9.5.1. Umum.
Sebelum papan gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
Pemasangan papan gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Jenis/bentuk tepi papan gypsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

9.5.2. Pemasangan.
Rangka papan gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan gypsum seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
Papan fibercement dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Sambungan antara papan harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan gypsum.

9.5.3. Pengecatan.
Permukaan papan harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan papan tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
papan grc untuk menutupi permukaan yang berpori.

Setelah cat dasar papan gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 33

X. PEKERJAAN PELAPISAN DINDING

10.1. KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini.
Pelapisan dinding meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan
pekerjaan ini sesuai dengan gambar dan schedule finishing.

10.2. PELAPIS DINDING KERAMIK

10.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

10.2.2. STANDAR / RUJUKAN

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
Australian Standard (AS)
British Standard (BS)
American National Standard Institute (ANSI).

10.2.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi
proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

10.2.4. BAHAN - BAHAN

Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.

Adukan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 34

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356,
ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus
daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.

Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout, Sika atau yang setara yang disetujui.

10.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.
Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rata dan bersih.
Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran
dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan
yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.

Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 35

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.


Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
ubin.

10.3. PELAPIS DINDING ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL /ACP (EKSTERIOR)

10.3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh penutup facade serta canopy
entrance, Alumunium Composite Panel yang sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis
ini.

10.3.2. STANDAR / RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI)


- SNI 07 – 0603 – 1989 Produk Alumunium untuk Arsitektur

American Society for Testing Materials (ASTM)


- ASTM E. 330 Metode Pengujian Struktural untuk Curtain Wall

Japanese Industrial Standard (JIS)


- JIS H. 8602 Spesifikasi Pelapisan Anodize untuk Alumunium

10.3.3. BAHAN – BAHAN

Alumunium Composite Panel tebal 4 mm doble side, dengan lebar panel standar 1.220
mm produk setara Maco/Alocopan/Inclad atau Jiyu atau yang setara.
Steel Pipe Bracket 1,0 mm x 1,0 mm x 2”, atau mengikuti standar fabrikan yang dipakai
Joint Sealer dan Back Up Rod.

10.3.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan alumunium composite panel yang dipilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 36

XI. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

11.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

11.2. UBIN KERAMIK

11.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

11.2.2. STANDAR / RUJUKAN

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
Australian Standard (AS)
British Standard (BS)
American National Standard Institute (ANSI).

11.2.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

11.2.4. BAHAN - BAHAN

Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

Ubin Keramik Berglasur.


Ubin keramik berglasur merek Roman, Arwana atau setara terdiri dari beberapa jenis
seperti tersebut berikut :
- Ubin keramik berglasur tipe non-slip ukuran 200mm x 200mm untuk lantai KM/WC.
- Ubin keramik berglasur ukuran 600mm x 600mm untuk tempat-tempat lain seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Ubin keramik berglasur ukuran 100mm x 200mm dan atau 100mm x 300mm
digunakan untuk plin pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 37

Homogeneus Tile
- Homogeneus Tile yang dipakai ukuran 600 X 600 mm, 300 x 600 mm. Semua
bahan buatan dalam negeri (produk Granito Tiles, Eszenza atau setara) dan
digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam schedule finishing.

Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
ditentukan sesuai dengan gambar.

Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah
basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall, Sika atau yang setara.

Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout, Sika atau yang setara yang disetujui. Pengisian
celah antara keramik harus rata/tidak cekung /cembung .

Untuk diperhatikan secara khusus untuk finishing sudut antara dinding dan lantai
dilaksanakan dengan cara hospital plint.

11.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.

Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.

Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 38

Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.


Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas/MK.

Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan
ubin.

11.3. FLOOR HARDENER

11.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan
adukan cair pada pekerjaan – pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan /
atau petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

11.3.2. STANDAR / RUJUKAN

American Society for Testing and Materials (ASTM)


British Standard (BS)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)

11.3.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis.


Contoh, brosur dan / atau data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan
ke lokasi.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Kantong kemasan asli dari pabrik harus dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan dalam gudang yang vukup ventilasinya, tidak terkena air, tidak berubah
warna dan tidak berbongkah serta diletakkan pada tempat yang tingginya 300 mm dari
lantai.

11.3.4. BAHAN - BAHAN


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 39

Adukan Encer.
Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut :
 Merupakan campuran siap pakai.
 Tahan terhadap pukulan dan getaran
 Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun
 Memenuhi standar ASTM C-1107
2
 Memiliki kuat tekan minimal 610 kg/cm pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
2
atau 650 kg/cm sesuai BS 1881 part 116.

Seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, Faricon, NK jaya atau yang
setara yang disetujui Konsultan Pengawas/MK.

Air .
Air sebagai bahan pencampur / pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.

Cetakan / Acuan.
Bahan cetakan / acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan
yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cetakan / acuan harus sama pada semua tempat yang menhendaki ukuran dan bentuk
yang sama.

11.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.
Cetakan / acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan
seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan.
Cetakan / acuan harus duah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer
harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
Angkur – angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat elevasinya
sebelum penuangan adukan encer.

Cuaca.
Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.

Campuran Adukan Encer.


Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur
bertenaga atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor
kecepatan rendah.

Pelaksanaan.
Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau
sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak lebih
dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran adukan
encer – cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ruang kosong).
Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga cetakan
dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya. Penempatan adukan
encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 40

11.4. WATER PROOFING

11.4.1. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bagian ini meliputi pekerjaan “kedap air” (waterproofing) pada ruang panel, toilet, ground
water reservoir, tepi beton-beton bagian atas, dan daerah atap lantai beton expose dan
ruang lain atau sesuai dengan gambar kerja, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

11.4.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam:


- NI – 3
- ASTM 828
- ASTME - 154
- ASTMD - 146
- TAPP I803 dan 407

11.4.3. Bahan - bahan

Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :


- Untuk pelat/dak atap menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000,
Casali, DS atau sejenisnya yang setara.
- Pada bagian toilet, janitor, serta bagian-bagian lain sesuai dengan gambar rencana
menggunakan bahan coating produksi dari LEMKRA, SHELL DURAKOTE type
FLINKOTE ULTRA, atau setara.

Jenis bahan coating merupakan polymer dua-komponen yang flexible dan siap pakai.
Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.

11.4.4. Contoh - contoh

- Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal 10 (sepuluh) tahun.
- Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan dimulai /
dipasang.

11.4.5. Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk


mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas
tanggungan kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 41

b. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari
kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.

c. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2
dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding
beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan.

d. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi
kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm).
Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh.
Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan
semen non shrink.

e. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :


Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding
agent (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.

f. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka


yang besinggungan dengan air seperti atap dak beton.

g. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu
lintas manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran
berbatu keras.

h. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti
adanya kebocoran.

i. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma


selama 2 (dua) tahun.

j. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(aplikator resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode
pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.

k. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed
maupun material finishing lainnya.

11.4.6. Pengujian Mutu Pelaksanaan


- Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan / pengetesan hasil pekerjaan atas
biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah
diberi lapisan kedap air minimal 2x24 jam.
- Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
- Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya
sebagai akibat dari kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang - digunakan, selama
10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi.
- Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar / diperbaiki akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 42

XII. PEKERJAAN PENGECATAN

12.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang
dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan
permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.

12.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

12.3. STANDAR / RUJUKAN

Steel Structures Painting Council (SSPC).


Swedish Standard Institution (SIS).
British Standard (BS).
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

12.4. PROSEDUR UMUM

12.4.1. Data Teknis dan Kartu Warna.

Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas/MK.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam
suatu Skema Warna.

12.4.2. Contoh dan Pengujian.

Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang ada
didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga
puluh) hari.

Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1
liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan
yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna
untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.

Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.

Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 43

12.5. BAHAN – BAHAN

12.5.1. Umum.

Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan, seperti Mowilex, Aries atau yang setara.

12.5.2. Cat Dasar.

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan fibercement dan panel
kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

12.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

12.5.4. Cat Akhir.


Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan fibercement dan panel
kalsium silikat.
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan fibercement
dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior pelesteran
dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.

12.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN


12.6.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan
dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun
rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38 oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 44

Permukaan Pelesteran dan Beton.


Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu
4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran
atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran
sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini
dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan
selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Permukaan Fibercement.
Permukaan fibercement harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan fibercement tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk fibercement, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.

Permukaan Barang Besi /Baja.


a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan
zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.


Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi
ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi
terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat
kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali
(touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk
maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan dari
kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat
dasar.

12.6.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 45

harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

12.6.3. Pelaksanaan Pengecatan.


Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang
sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Fibercement, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.


Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.

3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan


Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter
zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 46

- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor


untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di
bawahnya).

Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan fibercement deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

12.7. LAPISAN TRANSPARAN (MELAMIC)

12.7.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja, alat-alat, bahan-bahan
dan pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan pada seluruh permukaan kayu halus
sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

12.7.2. STANDAR / RUJUKAN

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


Standar dan /atau Petunjuk Plaksanaan dari Pabrik Pembuat.

12.7.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis.


- Contoh bahan lapisan transparan yang dilengkapi dengan data teknis/brosur
harus diserahkan pada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum digunakan.
- Sebelum pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh pengerjaan sesuai prosedur pengecatan dari pabrik
pembuat, kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
- Biaya pengadaan contoh dan pembuatan contoh pengerjaan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

Penyimpanan.
Bahan lapisan transparan harus disimpan dalam ruang yang kering dengan ventilasi
yang cukup, terlindung dari cuaca, air dan api. Penyimpanan tidak boleh langsung di
atas tanah.

12.7.4. BAHAN – BAHAN

Umum.
Bahan-bahan untuk pekerjaan lapisan transparan harus dalam kaleng/kemasan yang
masih tertutup (disegel) dan jelas menunjukkan merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi nomor pabrik, warna, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik yang
seluruhnya masih absah pada saat pemakaian.
Cat-cat yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang, seperti buatan PT
Propan Raya atau setara yang disetujui.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 47

Lapisan Transparan Tipe NC (Nitrocellulose Base).


- Dempul.
Dempul tipe Impra SH-113, digunakan untuk mengisi dan menutup pori-pori
permukaan kayu.

- Bubuk Pewarna (Wood Stain).


Dempul tipe Impra SH-113, digunakan untuk mengisi dan menutup pori-pori
permukaan kayu.

- PenutupPori-pori.
Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.

- Cat Akhir (Top Coat).


Cat akhir Impra Meuble Lack NC-141, digunakan sebagai cat akhir, dengan
penyelesaian semi kilap/satin.

Amplas.
Jenis amplas sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2. dari Spesifikasi Teknis ini
dan disetujui Pengawas Lapangan.

12.7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Umum.
- Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu halus
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, kecuali bila ditentukan lain.

- Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan kayu halus


dipasang sesuai Gambar Kerja.

- Pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan harus mengikuti petunjuk dari pabrik


pembuatnya.

Persiapan Permukaan.
Permukaan kayu yang akan diberi lapisan transparan harus diamplas dengan kertas
amplas no. 180 dengan gerakan searah urat kayu.

Pengerjaan Lapisan Transparan Tipe NC (Nitrocellulose Base).


- Lapisan I.
1 lapisan dempul untuk mengiai dan menutup semua pori-pori kayu dan
menggosok semua permukaan kayu dengan menggunakan amplas no. 240,
dilakukan setelah dempul kering.
Aplikasi dempul harus dengan kuas atau gulungan kapas seperti
direkomendaikan oleh pabrik pembuat.

- Lapisan II.
1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan
terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal kapas atau
semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna yang merata.
Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan sebelumnya, yang akan
mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus diamplas dengan kertas amplas
halus dan setelah bubuk pewarna kering, permukaan kayu dibersihkan dengan
kain kering untuk menyingkirkan bubuk yau yang berlebih.
Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

- Lapisan III.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 48

1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam waktu
minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400. ulangi
proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan halus.
Aplikasi sealer harus dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.

- Lapisan IV.
1 atau 2 lapis lapisan cat (top coat) dalam tipe/jenis penyelesaian sesuai
ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Aplikasi cat akhir harus dengan alat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

Metode Pengaplikasian.
Pengerjaan lapisan transparan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat.

XIII. PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN ASESORISNYA

13.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.

13.2. PEKERJAAN SANITAIR

13.2.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.

13.2.2. BAHAN - BAHAN


Water Closet dan Wastafel.
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW702J atau
American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan stop kran dan peralatan lain
(warna standard).
 Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CE 9 atau American
Standart, Renovo, Oulu).
 Wastafel
 Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe
LW830J atau American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
 Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe
LW890J atau American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
 Sink dapur (Stainless steel)
 Urinoir setara TOTO Type Moeslem U57M atau GP
 Sekat Urinoir setara Toto type A 100
 Dirty Utility / Slope Sink setara TOTO SK 33
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya yang diperlukan.
Keran, Floor Drain, Dll
 Keran air (TOTO type T23BQ13N, Onda atau yang setara)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 49

 Floor Drain (TOTO type square flange TX1BV1N, Onda atau setara)
 Jet Washer (TOTO Tipe THX20NBW, Onda atau setara)
 Paper Holder (TOTO type TX703AM, Onda atau yang setara)
 Shower Spray (TOTO type TX446SE, Onda atau yang setara)
 Shoap Holder (TOTO type S156N, Onda atau yang setara)
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh
Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.

13.2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati dan sangat rapi.
Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat.
Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak
bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan
lain dalam Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini
berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja,
dan pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
16400.
Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc :
2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan
sebidang dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang
closetnya duduk. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya
saja. Tinggi pemasangan pada dinding  100 cm di atas lantai.

13.3. AKSESORIS DAERAH BASAH

13.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan aksesori
daerah basah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis ini.

13.3.2. STANDAR / RUJUKAN


Standar dari Pabrik Pembuat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 50

13.3.3. PROSEDUR UMUM


Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan/atau data teknis/brosur aksesoris daerah basah yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disutujui terlebih dahulu
sebelum dikirimkan kelokasi proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi,
warna dan data lain yang diperlukan untuk pemasangan.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum pemasangan Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
yang mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan
detail lain yang diperlukan, kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan
disetujui.
Penyimpanan.
Semua bahan-bahan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta
terlindungi dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.

13.3.4. BAHAN - BAHAN


Aksesori.
Kecuali ditentukan lain, aksesori untuk daerah basah, seperti kamar mandi harus
sesuai atau setara dengan produk berikut dan terdiri dari :
- Tempat sabun cair : tipe TS 126 AR dan TS125R dari Toto.
- Tempat sabun padat : tipe TX 2 B dan S 156 N dari Toto.
- Tempat kertas tisu : tipe TS 116 R, TX703AESV1 dari Toto.
- Kait handuk : tipe TX 4 B, TX 701 AC dan TS 115 S dari Toto.
- Gantungan baju : tipe TS 118 WS dari Toto.
Cermin.
Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan
ukuran sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk
jadi seperti tipe TX 716 AW buatan Toto.

13.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali
bila dinyatakan lain secara tertulis.
Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis aksesori harus dengan petunjuk
dalam Gambar Kerja.
Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya,
sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam
Spesifikasi Teknis.

XIV. PEKERJAAN ATAP

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan kuda-kuda, rangka atap yang
meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikan yang ditunjuk,
penutup atap, dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

14.2. PROSEDUR UMUM


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 51

a. Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
kepada Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran –
ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan
disetujui.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan
tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan
d. Desain.
 Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin
harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi
pabrik penghasil yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka baja
ringan .
 Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa
agar rangka baja mampu menerima beban rencana yang telah ditentukan oleh
Konsultan Perencana.
 Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan
angin hingga 192 km/jam.
 Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak retak t dan tidak berjamur atau
rapuh.

14.3. BAHAN – BAHAN

a. Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.

b. Kuda-kuda dan Rangka.


Spesifikasi Material.

1. Kuda-kuda (Supra Frame)


 Profil C Chanel Main Truss (C75,100) & Web (C75,75)
 Coating Zinc Aluminium
 G550 High Tensile Steel
 Thickness Main Truss (1,0 mm TCT) & Web (0.80 mm TCT)

2. Reng (Roof Batten)


 Profil Top Span 40
 Coating Zinc Aluminium
 G550 High Tensile Steel
 Thickness 0,6 mm TCT

c. Genteng Metal
Penutup bidang atap menggunakan atap genteng metal polos galvalum steel,
berwarna, ukuran 2x4 (8 daun) atau 2x5 (10 daun) dengan ketebalan bahan 0,4mm.
Genteng metal yang dipakai seperti Multi Roof, Surya Roof, Cahaya Roof atau
setara.
Warna dan tipe ditentukan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 52

14.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


 Pastikan melakukan leveling dan marking untuk meletakkan kuda-kuda sesuai
dengan gambar rencana kerja.
 Pemasangan plat L, dynabolt dan bracing sebagai penguatan.
 Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang digunakan.
Di setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai sekrup (screw) ukuran
10-16×16 sebanyak 2 buah.
 Pemasangan outrigger (Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka
batang berdimensi besar).
 Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda
dan di sekrup (screw) berjarak masing masing 120 cm
 Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila memungkinkan.
 Pemasangan penutup atap metal dan kelengkapannya harus dilaksanakan
sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
 Penutup atap berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja)
harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas
sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 53

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR
SEKSI 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Umum
1. Uraian
Pekerjaan persiapan merupakan hal-hal yang menunjang pelaksanaan kegiatan
baik yang bersifat teknis maupun nonteknis. Periode pelaksanaan pekerjaan ini
dimulai dari awal pelaksanaan kegiatan hingga akhir pelaksanaan kegiatan.

1.2. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pembersihan Lokasi
a. Kontraktor harus melakukan pembersihan secara menyeluruh termasuk
pembongkaran gedung lama yang berada di lokasi pelaksanaan kegiatan
untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat
hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotororan dan
sampah yang diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
b. Bilamana dianggap perlu kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah
kering dan air untuk mencegah debu atau pasir yang berterbangan.
c. Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa
bahan bangunan, dan kotoran sebelum dibuang.
d. Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Peraturan Daerah.
e. Kontraktor tidak diperkenakan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan
di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
f. Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.

2. Perizinan, Administrasi, Dokumentasi dan Laporan Akhir


a. Kontraktor bertanggung jawab terhadap perizinan dan segala retribusi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada peraturan
pemerintah setempat tentang pembangunan gedung baru.
b. Kontraktor sebagai penyedia jasa menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan
dengan memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan keamanan dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 54

keselamatan selama proses pelaksanaan kegiatan baik pada obyek kegiatan


maupun tenaga kerja yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk
itu kontraktor wajib mengadakan asuransi untuk obyek kegiatan dalam
bentuk Asuransi Konstruksi All Risk dan Asuransi Tenaga Kerja termasuk
menjamin ketersediaan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Dalam setiap tahap pelaksanaan kegiatan, Kontraktor sebagai penyedia jasa
wajib berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Pemilik Kegiatan yang
tertuang dalam pengadaan shop drawing dan rapat koordinasi mingguan.
d. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, Kontraktor sebagai penyedia jasa wajib
melakukan dokumentasi proses pelaksanaan kegiatan dalam bentuk laporan
pelaksanaan kegiatan harian, mingguan dan bulanan yang menyertakan
gambar-gambar proses kegiatan dalam bentuk foto.
e. Kontraktor sebagai penyedia jasa di akhir masa pelaksanaan kegiatan wajib
memasukkan rangkuman tentang proses pelaksanaan kegiatan yang
terangkum dalam laporan akhir yang menyertakan gambar hasil pelaksanaan
kegiatan dalam format gambar teknik (as build drawing).

3. Listrik Kerja
a. Dalam pelaksanaan kegiatan, kontraktor wajib menyediakan listrik sebagai
penunjang pelaksanaan kegiatan baik yang berkaitan langsung ataupun yang
tidak langsung dengan pelaksanaan kegiatan.
b. Dalam pengadaan listrik di lokasi pelaksanaan kegiatan, kontraktor harus
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.

4. Direksi Kit dan Pagar Sementara


a. Kontraktor harus menyediakan ruang kantor bagi Direksi Pekerjaan di lokasi
pelaksanaan kegiatan, ruang kerja, ruang pertemuan serta gudang
penyimpanan material guna menunjang proses pelaksanaan kegiatan.
b. Setiap ruangan yang dibuat harus layak dan memadai dengan
memperhitungkan kebutuhan/kapasitas serta memperhatikan faktor
keamanan dan kenyamanan pemakainya.
c. Kontraktor sebagai penyedia jasa wajib memagari lokasi pelaksanaan
kegiatan sebagai penunjang keamanan dalam proses pelaksanaan kegiatan
baik dalam lingkungan lokasi kegiatan maupun lingkungan disekitar lokasi
kegiatan.
d. Kontraktor harus memperhatikan kualitas pagar sementara yang dibuat
dengan memperhitungkan jangka waktu pelaksanaan kegiatan.

5. Pembersihan Akhir
a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai pemilik. Kontraktor juga harus
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 55

mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan


dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
b. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur harus diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 56

SEKSI 2
PEKERJAAN GALIAN TANAH

2.1. Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau bahan lain dari sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pekerjaan struktur pondasi.
c. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku
untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
pekerjaan galian dapat berupa :
i. Galian Biasa
ii. Galian Struktur
d. Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau yang disebutkan dalam gambar untuk struktur.
Setiap galian yang didefinisikan sebagai galian biasa tidak dapat
dimasukkan dalam galian struktur.
Pekerjaan galian struktur mencakup: penimbunan kembali dengan bahan
yang disepakati oleh direksi pekerjaan , pembuangan bahan galian yang
tidak terpakai serta galian untuk pondasi.

2. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan


a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi
tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran atau
penggalian dilaksanakan.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detail
seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk
digunakan, seperti penyokong, pengaku, dan gambar-gambar tersebut
harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yang diusulkan.
c. Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk
tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dilaksanakan, bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman
galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

3. Pengamanan Pekerjaan Galian


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 57

a. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin


keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekejaan galian, penduduk dan
bangunan yang berada disekitar lokasi galian.
b. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja,
berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan
seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
c. Diperlukan pemasangan penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana
diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut. Pemasangan ini juga sekaligus sebagai
penahan/kedap air pada area galian yang memiliki muka air tinggi (rawa).
d. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.

4. Jadwal Kerja
a. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang
mulus dengan mempertimbangkan akibat pengeringan, perendaman akibat
hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b. Bilamana galian yang dilakukan mengganggu lalu lintas maka kontraktor
harus mendapat persetujuan dari pihak berwenang dan Direksi Pekerjaan.

5. Kondisi Tempat Kerja


a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus
menyediakan bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan
drainase sementara, dan dinding penahan rembesan. Pompa siap pakai di
lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b. Kontraktor harus menyediakan air bersih yang akan digunakan oleh pekerja
sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang
memadai.

6. Utilitas Bawah Tanah


a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang
keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 58

membayar setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam


melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap
utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa atau kabel bawah
tanah.

7. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


a. Semua bahan galain tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-
batas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara
efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut,
sejumlah besar akar atau bahan tumbuhan lainnya dan tanah komperesif
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai
bahan timbunan harus dibuang dan diratakan oleh kontraktor seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan
biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai
atau tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan termasuk
pembuangan galian yang diuraikan dalam Point 2.1.7.

2.2. Prosedur Penggalian


1. Prosedur Umum
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, dan pasangan batu.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan dibawah dan diluar batas galian.
c. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat
Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang
memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
2. Galian untuk Struktur Pondasi/pile cap
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 59

a. Galian untuk pondasi harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan


pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan pemadatan
penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan dan pemasangan
penahan/kedap air.
b. Bila galian parit untuk pondasi dilakukan pada timbunan baru, maka
timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
c. Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga
dapat menghindarkan kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan yang
baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran
beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus
dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan diluar acuan beton tersebut.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 60

SEKSI 3

BETON

3.1. UMUM

1. Uraian
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan, sesuai dengan garis, elevasi,
kelandaian, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja,
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi
tetap kering.
c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Syarat PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan
beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini
ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.

2. Penerbitan detil pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam dokumen
kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan.

3. Jaminan mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
standar rujukan dalam Point 3.1.(5) di bawah ini.

4. Toleransi
a. Toleransi dimensi :
i. Panjang
keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm
ii. Panjang
keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 61

iii. Panjang
balok, plat dek, kolom dinding, atau antara
Kepala jembatan - 0 dan +10
mm
b. Toleransi
bentuk :
i. Persegi
(selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
ii. Kelurusan
atau lengkungan (penyimpangan dari
garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m 12 mm
iii. Kelurusan
atau lengkungan untuk
panjang 3 m – 6 m 15 mm
iv. Kelurusan
atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
c. Toleransi
kedudukan (dari titik patokan) :
i. Kedudukan
kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm
ii. Kedudukan
permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
iii. Kedudukan
permukaan vertical dari rencana ± 10 mm
d. Toleransi
alinyemen vertical :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e. Toleransi
ketinggian (elevasi)
i. Puncak lantai
kerja di bawah pondasi ± 10 mm
ii. Puncak lantai
kerja di bawah plat injak ± 10 mm
iii. Puncak
kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
f. Toleransi
alinyemen horizontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar
g. Toleransi
untuk penutup / selimut Beton Tulangan :
i. Selimut
beton sampai 3 cm 0 dan +5 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 62

ii. Selimut
beton 3 cm – 5 cm 0 dan +10
mm
iii. Selimut
beton 5 cm – 10 cm ± 10 mm

5. Standar
rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian kotoran organik dalam pasir
untuk campuran Mortar dan Beton.
SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar.
SNI 2049-2004 : Semen portland
SNI 1972-2008 : Cara uji slump beton
SNI 2458-2008 : Tata cara pengambilan contoh uji beton segar
SNI 2417-2008 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin
Los angeles.
SNI 2493-2011 : Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium
SNI 4810-2013 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Lapangan.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
yang disyaratkan dalam Point 3.2 dari spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data
tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi
pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari ,dan 28
hari setelah tanggal pencampuran.
d. Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 63

e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling


sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton.

7. Penyimpanan dan perlindungan bahan.


Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah
di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang
waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.

8. Kondisi tempat kerja.


Kontraktor harus menjaga temperature semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperature pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar
selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan,
Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana:
a. Tingkat penguapan melampaui 1,0 Kg / M2 / Jam
b. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%
c. Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.

3.2. BAHAN

1. Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
Portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 jenis I. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang
dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
Portland yang dapat digunakan di dalam proyek.

2. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

3. Kondisi gradasi agregat


Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 64

a. Agregat halus (Pasir)


Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka
agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.

Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %


berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran


oleh bahan-bahan lain.

b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)


Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan
besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.

Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butirbutir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.

Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.

Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari


Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 65

- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71

Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
4. Bahan campuran tambahan (admixture)
Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak
boleh dipakai.
5. Mutu dan konsistensi dari beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Pile Cap,Tie Beam,Pelat ,Kolom dan Balok : K-275 (f’c = 23.27 MPa) dengan ready
mix. Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya harus
minimal K-100.

6. Pencampuran beton
 Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing
untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20
hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya
3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard SNI-2847-2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Pekerjaan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil
dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton
yang lain.
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 66

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji


silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee
- 304, ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih
acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m 3 atau 10
adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu
jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu
keputusan adalah 30 m 3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7,
14 atau 21 dan 28 hari.
 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila
digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete
pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung
pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia
untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama
5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

7. Pengujian slump
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran
dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 67

Slump (cm)
Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Pelat, Balok, Kolom & 15.00 12.50
Dinding
pelat fondasi dan fondasi 12.50 10.00
telapak
bertulang
Fondasi telapak tidak 9.00 7.50
bertulang, kaison dan
konstruksi di bawah
tanah

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan


sampai maksimum 1,5 cm.

8. Percobaan tambahan
 Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada
bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau
pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat
mencapai kekuatan spesifikasi.
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk
pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.

3.3. PELAKSANAAN PENGECORAN

1. Penyiapan tempat kerja


a. Pada permukaan beton lama yang akan disambung, dibersihkan dahulu
dari kotoran dan material halus yang melekat dengan kompressor
dan/atau air sampai bersih dan lembab.
b. Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2 dari Spesifikasi ini, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang
cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk
menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah
dan aman.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 68

c. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah
yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan
Direksi Pekerjaan beton dapat dicor di dalam air dengan cara dana
peralatan khusus untuk menutup kebocoran pada dasar sumuran atau
cofferdam.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai seluruh acuan, tulangan dan benda
lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran.
e. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.

2. Acuan
a. Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas
secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah
yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari
adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
c. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk
permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut
dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang
terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam acuan harus dibulatkan.
d. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.

3. Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari
24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 69

b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk


memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan
bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan
operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c. Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
d. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak
dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah
pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang
dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan
karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan,
kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segresi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk
mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari
tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. untuk dinding
beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan
dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan
metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan
jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik
sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik tremi atau drop-bottom-bucket harus mengalirkan campuran beton
di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 70

i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
j. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
k. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di
luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang
tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus
membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.

4. Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat
dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan
benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap
rongga udara dan gelembung udara terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi
pada agregat.
d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan
boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang
sama.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang
mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam
beton basah secara vertical sedemikian sehingga dapat melakukan
penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan
kepadatan pada seluruh keadalaman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 71

boleh berada pada suatu titik tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga
tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain,
serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g. Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam
Tabel 3.3.(1).
Tabel 3.3.(1) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m3/jam) Jumlah Alat


4 2
8 3
12 4
16 5
20 6

5. Pekerjaan Penyambungan Beton/pengecoran


a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dari bahan-
bahan yang lepas dan rapuh, dengan semprotan udara bertekanan
(compressed air) atau sejenisnya dan telah disiram dengan air hingga
jenuh.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton
lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental
dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan
semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan
beton lama mengering.
3.4. PENGERJAAN AKHIR

1. Pembongkaran acuan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 72

menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton


telah dicapai.
b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan ornament, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan
permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca.

2. Permukaan (pengerjaan akhir biasa)


a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
telah digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati
badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm
di bawah permukaan beton. Tonjoloan mortar dan ketidakrataan lainnya
yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
b. Direksi pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas
kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur
atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
c. Blamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat
keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan
air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus
selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri
dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat
menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.

3. Permukaan (pekerjaan akhir khusus)


Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini,
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
a. Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horizontal
lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru
dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang
diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan
secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu
secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok,
sebelum beton mulai mengeras.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 73

b. Perataaan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk


trotoar harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara
lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum
beton mulai mengeras.
c. Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau
yang masuk belum rata harus digosok dengan baru gurinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang
dicampur sesuai dengan proporis yang digunakan untuk pengerjaan akhir
beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas
acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan
ini harus dibiarkan tertinggal di tempat.

4. Perawatan dengan pembasahan


a. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus
dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan
diperoleh temperature yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan
untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
b. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras,
dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu
paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan
penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan
basah pada setiap saat sampai dibungkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh
diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton
dicor.
c. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah
bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70
% dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

5. Cacat pada beton (defective work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Pekerjaan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 74

a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)


b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang
tercantum dalam dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan pada suatu pekerjaan
akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian
manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Pekerjaan dan
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari
cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan
disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Direksi Pekerjaan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan
instruksi Direksi Pekerjaan.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Pekerjaan harus diberitahu secepatnya,
dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian
atau metoda yang paling memadai/cocok.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 75

SEKSI 4
BAJA TULANGAN

4.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, penyambungan beton bertulang lama dengan
baru, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam dokumen
kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal telah selesai.
3. Standar Rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
SNI 1729:2015 : Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
SNI-2847-2013 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
ACI 315 : Manual of Standar Practice for Detailing Reiforced
Concrete Structures , American Concrete Institute
AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet – Steel Bar for Concrete
Reinforcement
AASHTO M32 – 90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement
AASHTO M55 – 89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete
Reinforcement
A W S D 2.0 : Standard Spesification for Welded Highway and
Railway Bridges
4. Toleransi
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan PBI 1971, ACI 315
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut:
i. 4 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran.
ii. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1 untuk beton yang terendam
atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tapi
masih dapat diamati untuk pemeriksaan.
iii. 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam / tertanam dan tidak bisa
dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila
keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan
berkurangnya umur atau struktur atau untuk beton yang ditempatkan
langsung diatas tanah atau batu , atau untuk beton yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 76

berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan


korosif lainnya.

Tabel 4.1 Tebal Selimut Beton Minimum dari baja Tulangan Untuk
Beton
yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
Ukurang Batang Tulangan yang Tebal Selimut Beton Minimum
akan Diselimuti (mm) (cm)
Batang 16 mm dan lebih kecil 4,0
Batang 19 mm dan 22 mm 5,0
Batang 25 mm dan lebih besar 6,0

5. Pengujian bahan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mengadakan pengujian
terhadap baja tulangan yang akan dipakai. Semua pengujian tersebut harus
dilakukan dilaboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

6. Penyimpanan dan Penanganan


a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang,
panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan
pada diagram tulangan.
b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.

7. Pengajuan Kesiapan Kerja


a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi Pekerjaan daftar pabrik baja yang memberikan berat satuan
nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau
anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 77

8. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak memenuhi Ketentuan
a. Persetujan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala
hal tidak membebaskan Kontraktor atau tanggung jawabnya umtuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan
dalam gambar, harus atas biaya kontraktor.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam
pekerjaan:
i. Panjang batang, ketebalan, dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan oleh PBI 1971, ACI 315.
ii. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan dalam gambar atau
gambar kerja akhir.
iii. Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih
atau oleh sebab lain.
c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan dari direksi pekerjaan atau yang sedemikian sehingga merusak
atau melemahkan bahan. Pembekokan kembali dari batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih
dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada
pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali, atau bilamana pembekokan kembali tidak disetujui ole Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut
dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan
bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan
dan pembengkokan tulangan, baik jika mrelakkukan pemesanan tulangan
yang telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan
atu stok batang lurus yang cukup ditempat, untuk pembengkokan
sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
9. Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.

4.2. Bahan
1. Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan gambar dan memenuhi tabel berikut:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 78

Tabel 4.2 Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan


Tegangan Leleh Karakteristik atau tegangan
Mutu Sebutan karakteristik yang memberikan regangan
tetap 0,2 (kg/cm 2)
U24 Baja Lunak 2400
U32 Baja Sedang 3200
U39 Baja Keras 3900
U48 Baja Keras 4800

b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan seperti untuk tulangan pelat, maka
harus memenuhi mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
2. Tumpuan Untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu K 225 seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu, atau bahan
lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
3. Pengikat Untuk Tulangan
Kawat Pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak dan tidak
disebpuh seng.

4.3. Pembuatan Dan Penempatan


1. Pembengkokan
a. Standard Pembengkokan Semua standar pembengkokan harus sesuai
dengan SNI-2847-2013 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
b. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan
harus dibengkokkan secara dingin. Bila pembekokan secara panas
dilapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus
diambil untuk menjamin bahwa sifat – sifat fisik baja tidak banyak berubah.
c. Batang tulangan dengan diameter 2 cm atau lebih harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok.
2. Penyambungan, Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran
a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-39 (BJTD-39)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus harus dibuat sedemikian
sehingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 79

yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan
di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus
ditunjang dimana memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
e. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam
gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran
penuh yang memenuhi ketentuan dari A W S D 2.0. pendinginan terhadap
pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
f. Pada penyambungan beton bertulang lama ke beton bertulang baru, selain
dilakukan seperti yang ditunjukkan pada seksi 3.3.(5) juga dilakukan dengan
menggunakan Chemical Anchor (chemset) atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan. Beton lama dibor kemudian lubang bor dibersihkan
setelah itu chemical dimasukkan ke lubang dan terakhir rebar/besi beton
dimasukkan pada lubang beton yang telah diisi chemical tadi. Kontraktor
dapat mengajukan usulan metode penyambungan lain untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.
3. Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat merusak atau mengurangi pelekatan dengan
beton.
b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Point 4.1.5 atau
sesuai yang diperintahakan oleh Direksi Pekerjaan.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergesr pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi
atau pengikat terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan
beton sehuingga tidak akan terekspos.
e. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi
dengan adukan semen acian.
f. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk
kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 81

SEKSI 5

PONDASI MINI PILE

6.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pelaksanaan pemancangan
mini pile, percobaan tes pembebanan tiang (PDA Test). Kontraktor wajib
menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
pemancangan tiang. Pekerjaan mobilisasi menyangkut perijinan,
pengangkutan ke lokasi proyek, keamanannya dan biayanya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2. Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk pondasi mini pile dari beton bertulang yang tidak
termasuk dalam dokumen lelang akan disiapkan oleh Direksi Pekerjaan dan
diterbitkan untuk kontraktor setelah peninjauan kembali rancangan telah
selesai dikerjakan.
3. Toleransi
Pekerjaan pondasi harus memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan pada
spesifikasi beton.
4. Standar Rujukan
Standar rujukan seperti yang telah disyaratkan pada pada Point 4.1.6
5. Persiapan Kerja
- Menggunakan alat pancang drop hammer dengan kapasitas 1,8 ton.
- Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1
meter.
- Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain
yang tidak diinginkan.
- Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.
- Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah
tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
6. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 82

Penyimpanan dan pengangkatan harus dilakukan pada tempat-tempat yang


telah ditentukan dan hati-hati guna menghindari terjadinya lenturan-
lenturan maupun kejutan-kejutan yang mungkin terjadi.
7. Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja seperti yang telah disyaratkan dalam seksi 3 dan 4 dari
spesifikasi ini.

6.2. Bahan
Mini pile yang digunakan adalah jenis material beton bertulang pracetak dengan
bentuk penampang segiempat dan kedalaman dari muka tanah asli setempat
(MTAS) sesuai dengan gambar. Pekerjaan beton dan baja tulangan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Point 3.2 dan 4.2. Kecuali jika
ditunjukkan lain dalam gambar, maka mutu beton adalah K500 dan mutu baja U-
24 dan U-39.

6.3. Pelaksanaan
6.3.1. Penetrasi tiang pancang
- Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat
dengan baik sesuai dengan pengarahan dari konstruktor / perencana
untuk menentukan daya dukung tiang.
- Apabila tiang yang disambung terpancang masuk hanya ± 1.00 m dari
muka tanah, maka tiang pancang tersebut dapat dipotong pada
sambungan dan dapat digunakan untuk penyambungan akhir tiang
lain dengan posisi yang tidak baik berada dibagian atas.
- Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu
pelenturan kembali ( rebound ) untuk mendapatkan penetrasi yang
permanen.
- Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai
angka penetrasi akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai
30 cm, atau setelah minimum 90 pukulan pasa waktu melanjutkan
pemancangan.
- Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturut-
turut menunjukkan penetrasi yang sama atau lebih kecil.
6.3.2. Pemancangan tiang
- Tentukan titik tiang pancang dengan menggunakan alat ukur
Theodolit dan tandai dengan patok.
- Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti
yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah
terjadinya gerakan-gerakan lateral horizontal. Tinggi jatuh palu 1,5
meter ke kepala tiang.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 83

- Harus melaksanakan kalendering tes. Final set pemancangan tiang


maksimal 2 cm.
- Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal
dan dianggap bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang
pancang, maka tiang pancang tersebut harus diperbaiki atau harus
ditambah tiang pancang lain.
- Tiang-tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga
mengurangi kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti
dengan yang baik/baru atau diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak
dimana biaya keseluruhan ditanggung Kontraktor. Perbaikan hanya
diperkenankan apabila terdapat bagian yang rusak/retak dari
sebagian kecil dari penampang tiang, perbaikan harus sesuai dengan
prosedur dan material untuk perbaikan beton.
- Toleransi titik pemancangan tidak boleh lebih dari 5 cm dari titik yang
ditentukan dengan toleransi kemiringan adalah vertikal 1 : 800.
- Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

6.4. Pengujian Pembebanan dengan PDA Test


6.4.1. Umum
1. Pelaksanaan pengujian tiang pondasi dilakukan setelah tiang yang
dipilih telah dipancang selama 14 hari untuk memberikan
kesempatan tanah mencapai pemulihan dari kondisi pemancangan.
Pekerjaan tiang di sekitar lokasi pengujian harus dihentikan selama
proses pengujian.
2. Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang ahli untuk
mengoperasikan, mengamati dan mencatat pengujian, dan
menyediakan material/peralatan yang diperlukan untuk persiapan,
pelaksanaan, dan pengukuran hasil pengujian.
3. Segala biaya yang timbul atas pelaksanaan test pengujian
pondasi menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
4. Pengujian pondasi tiang harus dilakukan pada tiang-tiang pondasi
yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah titik PDA Test adalah
sebesar 1 % atau minimal 1 (satu) tiang untuk 1 (satu) segmen dari
jumlah keseluruhan tiang untuk masing-masing kedalaman tiang
pancang. Atau untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib
dilaksanakan PDA test.
5. Pondasi tiang yang akan diuji harus mempunyai bahan dan ukuran
yang sama dengan pondasi-pondasi tiang yang digunakan sebagai
pondasi tiang di proyek tersebut dan harus dipancang dengan alat
pancang, metoda dan prosedur yang sama.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 84

6. Usulan pengujian beserta semua prosedur lengkapnya, harus sudah


disampaikan kepada Direksi minimal dua minggu sebelum uji
pembebanan akan dilaksanakan. Lokasi pengujian akan ditentukan
kemudian berdasarkan hasil pelaksanaan tiang pancang.
7. Dalam hal percobaan beban tidak memenuhi kriteria keamanan yang
ditentukan untuk daya dukung tiang, Kontraktor berkewajiban untuk
mengulangi percobaan beban pada tiang yang dicurigai yang lain atas
biaya sendiri. Disamping itu, Kontraktor berkewajiban menambah
tiang pada kelompok tiang di mana terjadi kegagalan kriteria
keamanan pada percobaan beban.
8. Kontraktor diwajibkan mencatat semua kejadian pada saat dilakukan
percobaan pembebanan.
9. Sehubungan percobaan beban hanya dilaksanakan pada beberapa
tiang, Kontraktor harus tetap bertanggung jawab dan menjamin
semua tiang memenuhi syarat toleransi daya dukung yang
ditentukan. Dapat dipenuhinya beberapa tiang tidak melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya atas keseluruhan pekerjaan
pondasi.

6.4.2. Panjang dan Daya Dukung Tiang


- Perkiraan panjang dan daya dukung tiang diberikan dalam gambar
rencana. Namun demikian, Kontraktor dianjurkan untuk secara teliti
mengevaluasi panjang tiang yang dibutuhkan pada masing-masing
lokasi pekerjaan. Panjang yang tercantum dalam gambar adalah
perkiraan. Apabila dianggap perlu, Kontraktor dapat melakukan
driving test atas biaya sendiri untuk mengetahui panjang tiang secara
lebih pasti.
- Bila sampai terjadi panjang tiang melebihi apa yang sudah
diperkirakan dalam gambar rencana, maka dalam hal apapun Pemberi
Tugas / Direksi Pekerjaan tidak akan menanggapi tuntutan (claim)
baik penyesuaian harga maupun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
Kontrak yang sudah ditetapkan bagi pekerjaan tiang pondasi, sebagai
akibat kelebihan panjang tiang tersebut di atas.

6.4.3. Acuan Prosedur


Prosedur pengujian dan peralatan yang digunakan untuk percobaan
pembebanan mengikuti prosedur ASTM-D.1143.

6.4.4. Prosedur Pembebanan


Beban uji vertikal harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi pembebanan
dinamik yang dilakukan oleh Pelaksana PDA.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 85

6.4.5. Peralatan
- PDA-PAX
- Sepasang sensor Accelerometer
- Sepasang sensor Strain Transducer
- Peralatan tambahan seperti gerinda, bor tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD)
6.4.6. Persiapan Pengujian
1. Pengumpulan data informasi yang diperlukan meliputi :
- Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang.
- Tanggal pemancangan.
- Panjang tiang dan luas penampang
- Panjang tiang tertanam
2. Tahap persiapan
- Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata
dengan permukaan tanah.
- Perapian kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus.
- Pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer
dengan cara dibor pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan
jarak minimal 1,5 x diameter kepala tiang.
- Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang.
- Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer
kemudian periksa koneksitas peralatan pengujian secara
keseluruhan.
- Masukkan data tiang dan palu pada PDA-PAX. Data tiang seperti
nomor identifikasi tiang, tanggal pemancangan tiang, luas
penampang tiang, panjang tiang yang digunakan serta panjang
tiang yang tertanam. Data palu adalah berat palu yang digunakan.
- Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengujian telah
siap dilakukan.

6.4.7. Pekerjaan Pengujian


1. Berat hammer dan tinggi jatuh hammer dapat menggunakan
ketentuan yang dipakai saat pemancangan.
2. Setelah palu dijatuhkan ke kepala tiang, didapat variable tiang yang
diuji seperti kapasitas daya dukung tiang (RMX), energy, displacement
/ penurunan maksimum tiang (DMX), dan nilai keutuhan tiang (BTA)
3. Dari data yang didapatkan dilakukan analisa menggunakan Case
Method
4. Hasil pengujian beban maksimum harus 200 % dari beban
rencana/desain load.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 86

6.4.8. Laporan
Laporan dari percobaan pembebanan harus mencantumkan informasi-
informasi berikut :
• Kondisi dari tanah pada lokasi percobaan pembebanan.
• Data alat pancang.
• Data tiang pancang/mini pile.
• Data hasil pengukuran dan analisis.
• Catatan mengenai hal-hal yang tidak umum yang terjadi selama
proses percobaan pembebanan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 87

-
SEKSI 6

PENUTUP

1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk
menguraikan bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat
“diadakan oleh kontraktor atau diselenggarakan kontraktor”, maka hal ini dianggap
seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam
pekerjaan.

2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang


betul– betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam
rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh
kontraktor dan dianggap seperti benar-benar disebutkan.

3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan / dikerjakan kontraktor.

4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan
perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 88

BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL

LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL


Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan mekanikal yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi
teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup
pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pekerjaan sistem Air-Bersih
Pekerjaan Pemipaan Air Kotor
Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran
Pekerjaan Sistem Tata Udara

PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH

4. Uraian Lingkup Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara lengkap dari
keluaran instalasi PDAM sampai dengan Ground Water Reservoir (GWT) sehingga
sistem dapat bekerja secara baik.
Pengadaan dan pemasangan Pompa Air Bersih dan Pompa Transfer di di Ruang
Mesin sampai tersambung ke system pemipaan air bersih dalam bangunan.
Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih mulai dari
outlet pompa air bersih dan pompa air recycling di ruang mesin sampai ke titik-titik
distribusi air bersih, inlet Toilet, inlet Urinoir dan inlet Siram Taman sesuai dengan
gambar perencanaan.

5. Persyaratan Pemipaan Air Bersih

Persyaratan Pemipaan
Pipa dan fitting air bersih di luar gedung menggunakan bahan pipa galvanis
skedul 4 dan di dalam gedung harus menggunakan bahan jenis Poly
Prophylene (PPr).
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam
buku Pedoman Plambing Indonesia.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 89

Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi


Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan.
Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah
katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/turun harus
benar-benar tegak.
Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan
kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser.
Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow,
standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan
aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan
pada buku ini.
Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul
kotoran yang tertutup (capped dirt pocket).
Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai ketelitian
yang sewajarnya untuk pengukuran.
Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan
dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa
PPR/PVC.
Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara
kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran
kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama
sekali.
Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu,
dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

Persyaratan Desinfektan
1. Desinfeksi dilakukan setelah seluruh
sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi dengan baik, dan sebelum
penyerahan pertama.
2. Desinfeksi dilakukan dengan
memasukkan Chlorine ke dalam sistem dengan cara injeksi.
3. Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
4. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa
harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlor tidak melebihi 0,2
ppm.

Pengujian Instalasi Pemipaan


1. Pengujian dilakukan
untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan pipa-pipa serta kondisi dari
pipa-pipa yang telah dipasang.
2. Pengujian dilakukan
setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan dan siap untuk
dilakukan pengujian.
3. Pengujian dilakukan
dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem pemipaan, tekanan
yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum 10 kg/cm2.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 90

4. Pengujian dilakukan
selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan.
5. Apabila terjadi
penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan
melakukan penggantian bila keadaan mengharuskan.
6. Perbaikan yang sifatnya
sementara tidak diizinkan.

Daftar Material

No. Material Merk


1. Pipa PPr Kitazawa,Toro, Wavin, Era
2. Pipa BSP Sch40 Bakri, Spindo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 91

PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR

Uraian Lingkup Pekerjaan

Pemipaan air kotor dalam bangunan dari sanitary fixtures sampai tersambung dengan
pipa utama Instalasi Pengolahan Air Limbah / IPAL.
Pemipaan air kotor di luar bangunan (pipa utama) untuk penyalur air kotor dari
pemipaan air kotor dalam bangunan sampai ke IPAL/STP.

Persyaratan Bahan dan Peralatan

Pipa dan Fitting


Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem
pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII
1246-85 dan SII 1448-85.
Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa
bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu meng- gunakan fitting standard yang
diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari
berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up)
antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada
Manajemen Konstruksi dan mendapat persetujuan untuk penggunaan pipa dan
fitting tersebut serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut.
Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan
seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'.
Sambungan
Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 Mm atau lebih kecil mengguna-kan
perekat solvent cement.
Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan
sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.

6. Persyaratan Pelaksanaan

Pemipaan
Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merek.
Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting" sama sekali
tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan floor clean out.
Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di atas
atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 92

Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa
air kotor dan bekas.
Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan beton
lantai maupun dinding.
Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar
tersebut.
Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau kedalam ruangan.
Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem
permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran untuk
mencegah penyumbatan di dalam pipa, dan penyaringan lemak menggunakan
instalasi grease trap seperti dalam gambar. Bahan penyaring kotoran terbuat
stainless steel.
Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung lemak dipasang
floor clean out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu
shaft).
Sedangkan jalur pemipaan buangan dari laboratorium, area kamar operasi dan
lain-lain, air yang mengandung infeksius dibuang ke bak netralisasi / prefilter
terlebih dulu.
Begitu juga pemipaan buangan dari area dapur umum harus dipisahkan dari lemak
di bak penangkap / grease trap.
Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan
seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'.

Pengujian Sistem
Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air
setelah lewat 6 (enam) jam.

Daftar Material

No. Material Merk


1. Pipa PVC Wavin, Vinilon, Paralon
2. U trap Vinilon
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 93

PEKERJAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik


dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar- gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi teknis ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pengadaan Unit kotak hidran, pillar hidran, tabung fire extinguisher berikut isinya,
dan lainnya secara lengkap.
Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan sprinkler dan pipa tegak
hidran dari ruang mesin sampai ke dalam bangunan berikut peralatan bantunya
secara lengkap.
Pengadaan dan pemasangan pemipaan pillar hidran halaman dan Siamise
Conection.
Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan
Persayaratan Teknis dan gambar perancangan.
Peralatan bantu dan pendukung yang diperlukan untuk kesempur-naan kerja
sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di
dalam Gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.

Sistem Dan Persyaratan Operasi


Sistem pemadam kebakaran dengan air yang diterapkan adalah automatic
sprinkler wet-pipe/riser dan standpipe hose system wet-pipe/ riser untuk area
publik
Sistem pemadam kebakaran Fire Suppression Hidrogen untuk ruangan-ruangan
khusus (OK,ICCU,HCU dll).
Sistem pemadam kebakaran dengan bahan kimia yang diterapkan dengan
menggunakan tabung APAR (Portable Fire-extinguisher) jenis Dry Chemical Multi
Purpose.
Air di dalam pipa selamanya dipertahankan untuk tetap bertekanan dengan
bantuan automatic jockey pump yang merupakan bagian dari sistem kerja otomatis
dari automatic fire hydrant pumps set.
Standard yang diikuti
Surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum No: 02/KPTS/1985, tentang
ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan
gedung
Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI
National Fire Codes yang dikeluarkan oleh NFPA, artikel nomer :
NFPA 12A/1990 ; NFPA 13/1990 ; NFPA 14/1990 ; NFPA 19/1990 ; NFPA
20/1990 ; NFPA 24/1990
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 94

Peralatan penting lainnya, harus sesuai dengan standar yang dinyatakan pada
NFPA dan harus dinyatakan terdaftar pada badan yang berwenang (Underwriter
Laboratory) dengan indikasi 'UL Listed'.
Semua pemipaan sistem kebakaran dicat warna merah.

Pemipaan

Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus mengikuti
segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala sesuatu yang
tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-1990 seperti disebut
terdahulu atau Black Steel Pipe (BSP) SCH 40.
Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang sesuai
dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan.
Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan dengan
Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control Panel
(LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang terpasang/ditawarkan dari
Sistem Pengindera Kebakaran.
Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti standard
ANSI, dalam hal ini adalah :
ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan
peralatan sejenisnya.
ASTM A.53; Sch.40 : untuk pipa galvanis.
ANSI B.16; 5,9,10,11 : untuk screwed, flanged,
welded fittings.

Persyaratan Pemasangan

Dasar Pelaksanaan
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya.
Manual untuk pemasangan pipa,
Steel Pipe Design and Installation, seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual
atau dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure piping.
Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and lining standards), Standards
for coal for Enamel Protective coating for steel water pipelines, AWWA.C203-78.
Manual untuk sambungan pipa, Standards for Field Welding of Steel Water Pipe
Joints, AWWA.C206-82. Standards for Steel Pipe Flanges, AWWA.C207-78.
Anual untuk fitting pipa, AWWA Standards for dimensions for Steel Water Pipe
Fittings, AWWA.C208-83.

Pemipaan Dalam Bangunan


Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990.
Mechanical joint (sambungan mekanis) harus menggunakan Rubber Gasket
model A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket harus dicuci bersih
dengan sabun/deterjen lunak (TEPOL atau setaraf).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 95

2Screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon (joint-


compound) atau dapat juga menggunakan seal-tape dan di- pasang pada ulir laki
(male thread) saja.
Uliran pada pipa yang tersisa setelah pemasangan harus dilapis dengan kompon
untuk mencegah terjadinya karat.
Flanged joint (sambungan flange) harus menggunakan kompon dan diulaskan
pada kedua sisi gasket dan permukaan kedua flange.
Welded joint (sambungan las) harus dari jenis 'Butt welding' atau 'Welded
flange', dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran 65mm atau lebih
besar, kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan pertimbangan untuk
kemudahan perawatan seperti yang dinyatakan pada gambar.
Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan
disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana di ujung saluran
tersebut diberi kawat pelindung.
Untuk diatas plafond asbes dipasang two-way head sprinkler.

Pemipaan Luar Bangunan


1. Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum pada buku National Fire Codes, NFPA No. 24-
1990.
2. Segala yang tercantum pada buku NFPA No.24 adalah mengikat dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelengkapan Dokumen
Pelelangan /Pelaksanaan /Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).

Daftar Material

No. Material Merk


1. Valve k.10,k20 Kitazawa,Toro
2. Pipa BSP Sch40 Bakri,Spindo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 96

PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor


Unit.
Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase.
Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk
menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, sesuai
dengan gambar Perencanaan dan Spesifikasi Teknis.

Pekerjaan Pemipaan

4.1. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat
pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor
wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan.

4.2. Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dan Kondensat


4.2.1. Persyaratan umum pemipaan Refrigerant
Tipe Pipa tembaga harus mengikuti standar ASTMB 280 untuk
penggunaan dengan Gas Refrijeran R410a (Ramah Lingkungan)
Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965'
dan Code for Refrijerant Piping ASA-B3.5-1962.
Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi

4.2.2. Persyaratan pemipaan refrigerant


Sambungan,
Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai
dengan standard ASA-B.16.181963.
Harus dengan proses Hard Solder.
Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F.
Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan
tersebut.
Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas
Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpu-kan
jelaga pada bagian dalam pipa sambungan/fitting/elbow.
Belokan-belokan harus menggunakan elbow, tidak diizinkan mem-
bengkokan pipa untuk membuat belokan.
Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest.
Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa.

4.2.3. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrijeran


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 97

1. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang


telah tersedia tanpa merobek isolasi tersebut.
3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali
dengan menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau
sejenisnya.
4. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus
diganti.
5. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari
langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil.
6. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga
benar -benar rapat.
7. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi
dengan pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.
8. Pada bagian Filter Drier dan peralatan lainnya, isolasi menggunakan
Foamed Plastic Insulating Tape.

4.2.4. Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat


1. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%.
2. Sambungan dengan Solvent Cement.
3. Pipa drain (kondensasi) dari PVC class AW dan harus dilengkapi dengan
isolasi jenis Styrofoam yang sudah dicetak setengah pipa dan dibungkus
dengan Aluminium Foil, Isolasi sampai penyambungan ke scope
Kontraktor lain.
4. Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting.

Pekerjaan listrik

Meliputi pengadaan komponen panel, grounding, terminasi sesuai dengan gambar


perencanaan.
Kabel untuk instalasi listrik harus dipasang dalam PVC conduit high impact.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel
25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen” menggunakan timah pateri lalu dipress
hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp
rapi ke dinding memakai clamp pipa.
Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai clamp penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton.

Daftar Material

No Material Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 98

1. Pipa Refrigerant Kembla,Denji,Trust,Crane


2. Pipa Pengembunan (PVC) Paralon, Vinilon
3. Isolasi Pipa Refrigerant, Pengembunan Thermaflex

BAB V
PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS KUAT

5.1. PERSYARATAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK

1. Umum.

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik

1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama
yang berasal dari Jaringan Tegangan Rendah PLN (380 kV, 3 phasa, 50 Hertz).
2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis
sebagian kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal
dari Diesel Generating Set.
3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban dimatikan
oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP)
kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump,
Fuel Pump lift kebakaran, peralatan bantu evakuasi.

3. Lingkup Pekerjaan.

1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material,


peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning
dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti
dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar
perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari
peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem distribusi listrik.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 99

atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
3. Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, pemborong wajib melakukan
pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap dipakai, seluruh instalasi tenaga & penerangan yang meliputi beberapa
pekerjaan sebagai berikut :
a. Kabel Daya Tegangan Menengah
b. Panel Daya Tegangan Menengah
c. Transformator Daya
d. Panel Daya Tegangan Rendah
e. Power Factor Correction - Capasitor Bank
f. Kabel Daya Tegangan Rendah
g. Kabel Daya Tegangan Rendah
h. Instalasi Daya
i. Instalasi Penerangan
j. Fixture Lampu
k. Sistem Pembumian Pengaman
l. Peralatan Penunjang Instalasi
m. Instalasi penangkal petir

Kabel Daya Tegangan Menengah


Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu utama dengan panel
Cubical Medium Voltage Main Distribution/MVMDP), menghubungkan MVMDP
dan Transformator Daya serta harus termasuk seluruh peralatan-peralatan
bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Panel Daya Tegangan Menengah
Panel-Panel Daya Tegangan Menengah atau Medium Voltage Main Distribution
Panel (MVMDP) pekerjaannya meliputi Incoming Panel, Metering Panel dan Out-
going Panel serta peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Transformator Daya
Pekerjaan ini meliputi pengadaan transformer daya serta kelengkapan-
kelengkapan lain yang dibutuhkan sesuai persyaratan teknis, gambar
perencanaan dan persyaratan keamanan lain yang diperlukan untuk
kesempurnaan sistem.
Panel Daya Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi Panel Low Voltage Main Distribution / LVMDP, Sub
distribution Panel, Panel-panel Daya dan Panel Penerangan termasuk seluruh
peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi
listrik.
Power Factor Correction - Capasitor Bank
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan dan Pemasangan Capacitor Bank termasuk
seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
instalasi listrik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
100

Kabel Daya Tegangan Rendah


Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel LVMDP,
kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan
panel lainnya serta harus termasuk seluruh peralatan - peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.

Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem
Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku
Persyaratan Teknis.
Instalasi Penerangan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan,
sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.
Fixture Lampu.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast,
starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan
dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih.
Sistem Pembumian Pengaman.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang
elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
Peralatan Penunjang Instalasi.
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos
saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit,
klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem
Distribusi Listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan
digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan.
Peralatan bantu/pendukung
Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja
sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di
dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

4. Persyaratan Kabel Tegangan Menengah

Ketentuan Umum
1. Kabel tegangan menengah digunakan untuk menghubungkan:
- Gardu PLN dengan MVMDP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
101

-
MVMDP dengan Transformator Daya
2. Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI dan
IEC atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.
3. Kabel tegangan menengah yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik listrik :
- Jenis Kabel : Lihat gambar
- Penampang kabel : Lihat gambar
- Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 KV
- Frekuensi : 50 HZ

b. Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai kabel


dengan type dan diameter lihat gambar (kabel dengan isolasi
polyethelene).
c. Sebelum pemesanan maka panel serta peralatan-peralatan bantu lainnya
yang akan digunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih
dahulu kepada direksi.
Spesifikasi Teknis Kabel TM
1. Jenis kabel : N2XSY multi core atau single core sesuai
dengan gambar perencanaan.
2. Bahan konduktor : Tembaga
3. Isolasi : XLPE
4. Tegangan nominal : 24 kV
5. Ukuran kabel : Sesuai gambar perencanaan.
Persyaratan Pemasangan
1. Pemasangan kabel instalasi tegangan menengah harus memenuhi
peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara
Republik Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari
pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior
tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5. Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan MVMDP dan antara
MVMDP dengan Trafo tidak boleh ada sambungan.
6. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai
dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
7. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan
ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable',
sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
8. Kabel antara gardu Utama dengan MVMDP (di ruang trafo) dipasang dengan
cara ditanam langsung dalam tanah dan Rak Kabel (seperti dalam Gambar
Perencanaan).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
102

5. Persyaratan Panel tegangan Menengah

Ketentuan Umum
1. Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) terdiri dari panel:
- Incoming Panel
- Metering Panel
- Outgoing (transformer protection) Panel
- Lighting arrester panel
2. MVMDP yang digunakan harus memenuhi SNI, SPLN dan IEC atau
standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
3. MVMDP yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di
daerah tropis.
4. Sebelum melaksanakan pembuatan panel-panel perlu dibuatkan gambar kerja
dari pabrik pembuat panel dan diajukan kepada direksi untuk mendapat
persetujuan.

Konstruksi Box Panel


1. Panel berupa indoor installation type dan berbentuk kubikal.
2. Panel harus terbuat dari plat baja dengan ketebalan untuk dinding minimum
2 mm dan pintu minimum 3 mm, dengan rangka yang terbuat dari besi siku
atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat
serta difinish dengan powder coating warna abu abu.
3. Jenis free standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu
harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci.
4. Pintu panel, saklar pembumian dan Disconnecting Switch (DS) harus
interlock sehingga :
5. Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup/ON dan
sebaliknya pintu panel bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka.
6. Saklar pembumian dapat ditutup bila Disconnecting Switch (DS) telah
membuka.
7. Disconnecting Switch (DS) dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah
terbuka. Tujuan interlock diatas bertujuan untuk keamanan terhadap
operator dan sistem.
8. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
dikebumikan (grounding) dan busbar pembumian yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pembumian.
9. Panel tegangan menengah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga
harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIl 2000
Kelengkapan - kelengkapan
MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut:
1. Fuse tegangan menengah 63 A,
2. Disconnecting Switch 400 A,
3. Busbar dari tembaga dengan Zincromate,
4. Saklar pembumian 630 A,
5. Terminal ukur,
6. Dudukan kabel (terminating),
7. Capasitor voltage divider,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
103

8. Lampu indikator,
9. Mimic diagram,
10. Penunjuk untuk posisi saklar pembumian,
11. Single phase protector.
12. Heater.

Persyaratan listrik
1. Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai
berikut:
2. Tegangan kerja nominal : 24 kV
3. Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV
4. Basic Insulation Lavel : 125 kV
5. Arus nominal : 630 A
6. Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA
7. Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA
8. System fault level : 500 MVA
Busbar
1. Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atauterminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40 x 10
mm.
2. Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
3. Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force.
Circuit Breaker (CB)
1. Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis autopneumatic
dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung
kecepatan operator.
2. CB dipasang pada 'fixed element'.
3. CB jenis SF
4. CB harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana CB masuk terlebih
dahulu kemudian ACB ( kondisi ini untuk menghindari Arus start yang sangat
besar/inrush current yang dapat mengakibatkan Fuse medium voltage putus ).
Peralatan Ukur
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari:
a. Amperemeter,
b. Voltmeter,
c. kWH-meter,
d. Trafo ukur tegangan menengah.
Perlengkapan Panel Pengaman Trafo
Perlengkapan pada panel pengaman trafo:
1. 1 (satu) set 3 poles 24 KV. Load break switch dengan rating sesuai gambar,
manual drive dilengkapi dengan :
2. Spring loaded driving mechanism unit
3. LBS
4. Automatic triping mechnism facilities jika fuse putus
5. Open circuit release off for bucholz relay dan thermometer
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
104

6. 1 (satu) set 3 poles, 24 KV earthing switch, manual drive, mechanical


interlocked ke load break switch dan pintu.
7. 3 (tiga) set induction type voltage indicator
8. 1 (satu) set heating resistor
Perlengkapan Panel Incoming/Outgoing
Perlengkapan pada panel incoming / outgoing sistem radial :
1. 1 (satu) set 3 poles, 24 KV load break switch dengan dilengkapi rating sesuai
gambar, manual drive dilengkapi dengan :
2. Spring loaded driving mechanism unit
3. 1 (satu) set poles 24 KV earting switch, manual drive mechanical interlocked
ke load break switch dan pintu.
4. 3 (tiga) set induction type voltage indikator
5. 1 (satu) set heating resistor
Interlock
Untuk masing-masing unit panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock
antara load break switch pintu panel dan earthing switch.

6. Persyaratan Transformator Tenaga

Ketentuan Umum
1. Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN
atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
2. Transformator yang akan dipasang dapat juga mengikuti beberapa standard
sebagai berikut :
Transfomator direncanakan, dibuat dan ditest berdasarkan pada :
- IEC 76 UTE – Perancis
- VDE / DIN - Jerman
- NEMA - USA
- BS - British
-SPLN 50 / 82 - Indonesia
3. Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk
dipasang di daerah tropis.
4. Kondisi kerja Transformator yang akan dipasang pada tempat dengan
ketinggian tidak lebih dari 1000 m diatas permukaan laut dan maksimum
ambient temperature tidak melebihi 400 C.
5. Jenis Trafo yang akan dipergunakan adalah Oli immersed / indoor use atau
lainnya sesuai gambar

Konstruksi Trafo
1. Inti besi harus kokoh sehingga :
- dijamin tidak akan bergetar,
-rugi-rugi inti kecil.
2. Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan
mekanik yang cukup kuat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
105

3. Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar tahan karat dan
cat finish berwarna putih.
4. Bushing isolator terbuat dari porcelin.

Komponen Trafo
1. Name plate.
2. Alat me-monitor temperatur yang dihubungkan ke:
a. Alarm system,
b. Fan control system,
c. Tripping system.
3. Kuping pengangkat,
4. Tap changer,
5. Roda,
6. Terminal pengebumian.

Persyaratan listrik
1. Kapasitas : sesuai gambar perencanaan dan harus mampu dibebani sampai
125 % selama 15 menit.
2. Tegangan kerja nominal
- Sisi primer : 20 kV,
- Sisi sekunder : 400/230 Volt.
- Jumlah phasa : 3
- Frekwensi : 50 Hz.
- Hubungan belitan : DYn-5
- Bahan : Copper
- Pendinginan : onan
- Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
- Basic Insulation Level : 125 kV
- Applied voltage test 1 menit : 50 kV
- Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban
- Jenis : Oil-immersed transformer.
- Impedansi : 5%
- Insulation class : primary voltage 24 KV
- Basic Impuls voltage : primary winding 125 KV
- Test voltage for 1 minute :
* Primary Winding : 50 KV
- Isolasi : Klass A
- Kenaikan temperatur pada winding oil : max. 65º

3. Perlengkapan
Tranformator dilengkapi dengan :
- Thermometer
- RTS
- Roda
- Lifting eye
- Elastimold bushing
- Grounding
Persyaratan Pemasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
106

1. Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam gambar


perencanaan.
2. Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa
tidak akan bergeser oleh gangguan mekanis.

7. Persyaratan Panel Tegangan Rendah

Konstruksi Box Panel


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000
2. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai peraturan-peraturan yang berlaku dengan terlebih dahulu
telah disetujui oleh direksi lapangan.
3. Panel-panel harus dibuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan cat bakar, warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf.
4. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan
ukuran minimal 40x40x4 mm (free standing) atau plat besi yang terbentuk
(wall mounted).
5. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan
ketebalan sebagai berikut:

Panel Dinding Pintu

LVMDP, SDP, SDP-FH 2,0 mm 3,0 mm

LP, PP 1,6 mm 2,0 mm

6. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini
harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan
rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka
panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
7. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-
lepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap
incoming dan outgoing feeder.
8. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang
ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch
dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch
harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk
menjaga masuknya benda-benda atau tusuk akan pada bagian bagian yang
bertegangan dari peralatan panel.
9. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi
vernikel.
10. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan
dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
11. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection 557.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
107

12. Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang
cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
13. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
Busbar dan Terminal Penyambungan
1. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar
dimana busbar pentanahan terpisah.
2. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak.
Galvanisasi ini, termasuk pula bagian- bagian yang menempel pada busbar,
seperti sepatu kabel dan lain lain.
3. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar
dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker
1. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB dan ACB yang
dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic
overcurrent release yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable).
2. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
3. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit
Breaker yang dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe
M).
4. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang
tercantum dalam Gambar Perencanaan.
5. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah,
a. < 32 Ampere tipe MCB,
b. 40 > sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fix,
c. < 80 Ampere tipe MCCB Adjustable.
Pemasangan Komponen Panel
1. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan -penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.
2. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-
S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650 C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis dan tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
3. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm di- bawah
ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
108

tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed).
4. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/ sign plates
mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
Label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
5. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. MCCB
b. Miniatur circuit breaker
- rated current : sesuai gambar
- breaking capacity : sesuai standart PLN & Gambar
- permitted ambient stemp : 55 0 C
- Overload release : sesuai gambar
c. Auxiliary relay
6. Komponen-kompoen pengukur yang dapat dipakai :
a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
7. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan
MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch
dan lain lain harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-
komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan lepas oleh
gangguan mekanis.
8. Jika di dalam Gambar Perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare
tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan
pada gambar.
9. Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard
DIN-4070.

Gambar Skema Rangkaian Listrik


1. Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap
dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel
tersebut.
2. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan
ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.

8. Persyaratan Power Factor Correction - Capasitor Bank

Kontruksi Panel
1. Capasitor ditempatkan di dalam panel/cabinet built-in sesuai dengan
persyaratan dari produk terpilih.
2. Bagian-bagian panel yang terbuat metal tetapi dalam keadaan tidak aktif
(dalam keadaan normal tidak dialiri arus listrik) harus disambungkan dengan
sistem pengetanahan sistem distribusi listrik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
109

3. Pemasangan seluruh bagian atau komponen panel seperti fuse, magnetic


contactor, capasitor dan lain lain harus diatur rapi dan diperkuat sehingga
tidak mudah rusak/lepas oleh gangguan mekanis.

Capasitor
1. Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem
distribusi listrik tegangan rendah mempunyai spesifikasi teknis sebagai
berikut:
a. Kapasitas : 300 kVAR, jumlah sesuai dengan gambar
b. Tegangan kerja : 380 Volt
c. Frekuensi : 50 Hertz
d. Jumlah phasa :3
2. Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa 'unit capasitor' dan harus
dapat beroperasi terhubung/terputus (switching) ke/dari sistem bagian per
bagian sebanyak sesuai dengan kebutuhan, dengan kapasitas switching
sebesar 25 kVAR per step.
3. Kontraktor harus menyediakan sebanyak 20% dari jumlah kapasitor yang
terpasang untuk spare.

Pengaman
1. Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan
Miniature Circuit Breaker.
2. Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai
spesifikasi teknis sebagai berikut :
- Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan
- Tegangan Kerja : 380 Volt
- Frekuensi : 50 Hertz
- Jumlah phasa : 3
- Breaking capacity : 35 kA

Magnetic Contactor
1. Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic
contactor.
2. Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai
spesifikasi teknis sebagai berikut :
- Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan
- Tegangan : 380 Volt
- Frekuensi : 50 Hert
- Jumlah pole :3
- Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator
yang digunakan.
- Breaking capacity : 35 KA

Discharge Resistor
Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan
standard dan rekomendasi produk terpilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
110

Power Factor Regulator


1. Power factor regulator merupakan unit pengatur/switching unit capasitor
terhadap sistem pengoperasian secara keseluruhan.
2. Power factor regulator harus mempunyai kemampuan sebagai berikut:
3. Mengoperasikan/switching capasitor unit baik secara otomatis maupun secara
manual dengan menggunakan push button.
4. Tiap step mempunyai 'switching capacity' sebesar 25 kVAR,
5. Faktor daya yang dinginkan dapat di set antara 0,85 (lagging) sampai dengan
0.95 (leading).
6. Pada saat panel tidak bertegangan, maka power factor regulator harus dapat
melepaskan semua capasitor.
7. Switching time harus dapat diatur antara 5 s/d 60 detik.
8. Power factor regulator harus dilengkapi dengan :
9. Peralatan ukur seperti cos-phi meter, volt meter, ampere meter, trafo arus dan
perlengkapan lainnya.
10. Cos-phi meter yang digunakan mempunyai rating pengukuran antara 0,6
inductive s/d 0,8 capacitive.

9. Persyaratan Kabel Tegangan Rendah

Umum
1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk:
a. Kabel daya,
b. Instalasi daya,
c. Instalasi penerangan.
2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan
antara panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang
dibutuhkan.
3. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan
panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata
Udara dan Penghawaan (Smoke Vestibule Ventilator, Exhaust Fan),
peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant Pump, Jockey Pump,
Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih, Elevator dan lain-lain, sesuai
dengan Gambar Perencanaan. Didalam instalasi daya ini harus sudah
termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos untuk outlet
daya/penyambungan/ pencabangan, flexible conduit dan peralatan-peralatan
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya.
4. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang
menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture- fixture
lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah
termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk
saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan
peralatanperalatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempur-naan
sistem instalasi penerangan buatan.

Jenis Kabel
Jenis Kabel Tegangan Rendah yang akan dipakai untuk instalasi daya dan
instalasi penerangan:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
111

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6


kv dan 0,5 kv untuk kabel NYM
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : jenis NYFGbY
dan NYM dan NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada direksi.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

Persyaratan Pemasangan
1. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior
tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk
pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan
persyaratan.
6. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai
dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
7. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan
ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable',
sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
8. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di
setiap ujungnya

Pemasangan kabel di dalam tanah


Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Ditanam langsung di dalam tanah,
2. Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.

Kabel ditanam langsung di dalam tanah


Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai
kedalaman minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman
kabel sebagai berikut:
1. Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar galian
sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
2. Diberi alas pasir setebal 10 cm.
3. Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
112

4. Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi
bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
5. Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah
galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
Kabel ditanam di dalam tanah dilindungi dengan pipa GIP
1. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP
sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai
Gambar Perencanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
2. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
3. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
4. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
5. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan
tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
6. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel
dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet
atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak.
Pemasangan Kabel di dalam Bangunan
Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Pada rak kabel,
- Di dalam dinding.
Pemasangan kabel pada rak kabel
Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kabel harus diatur rapi
2. Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan
perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak.
3. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit
(di dalam High Impact Conduit).
4. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di
dalam kotak sambung atau kotak cabang.
Pemasangan kabel di dalam dinding
Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Kabel harus dilindungi dengan sparing.
2. Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit)
sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60
cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut
harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat
ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
3. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
113

4. Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).

10. Instalasi Daya & Instalasi Penerangan

Instalasi daya dan instalasi penerangan yang dimaksud terdiri dari kabel tegangan
rendah baik yang berinti tunggal maupun berinti ganda, berikut dengan instalasi
penunjangnya yang terdiri rigid conduit & flexible conduit serta outlet daya dan
saklar untuk penyalaan atau pemadaan (On Off) lampu penerangan.

Rigid Conduit
1. Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya,
instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya
harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan
Finishing Arsitektur.
2. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan
penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm,
sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh
dan tidak saling mempengaruhi.
3. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau
mengganggu instalasi utilitas lainnya.
4. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin lagi
untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga
pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus
sesuai dengan persyaratan.
5. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit.Pemasangan flexible conduit tersebut harus
dilakukan dengan cara klem.
6. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan
grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
7. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air
panas.
8. Conduit yang dipasang secara exposed menggunakan Rigid Steel Conduit
(RSC) type thickwall dengan ketebalan minimum 2 mm dan conduit-conduit
yang ditanam di dalam tembok atau beton menggunakan High Impact Conduit.
9. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5
kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum
sebesar 3/4" (minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain
pada gambar). Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus
rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
10. Ujung ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel.
11. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai
berikut :
a. Instalasi listrik : warna hitam,
b. Instalasi fire alarm : warna merah,
c. Instalasi tata suara : warna putih,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
114

d. Instalasi telepon : warna kuning,


12. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyimpang.
13. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan
minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau
minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang
akan melewatinya.
14. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuat
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang
kabel.
15. Kotak-kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box dibawah lantai, harus
dari jenis yang sesuai dengan box dan underfloor duct, rata dengan
permukaan lantai, tahan injakan serta dengan sistem tutup pengaman lubang
kotaknya.

Metal Flexible Conduit


Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel :
1. Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing.
2. Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu.
3. Yang ke luar dari conduit ke mesin mesin atau beban-beban yang lainnya.
4. Pembelokan instalasi.
5. Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan
6. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam
doos penyambungan.
7. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
8. Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk
menahan gangguan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
9. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
Outlet Daya
1. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SNI, SPLN,
VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
2. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
a. Rating tegangan : 250 Volt
b. Rating arus : 16 A atau seperti Gambar Perencanaan
c. Tipe pemasangan : recessed
3. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
4. Outlet daya untuk peralatan Kitchen, Laundry, Koridor, Machine Lift Room
harus dilengkapi dengan lampu indikator, saklar dan label
5. Outlet daya yang digunakan jenis putas & tusuk kontak yang dilengkapi
dengan protector.
6. Outlet untuk Gondola menggunakan jenis 'Waterproof'.
7. Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran outlet daya
dengan pihak Perencana Arsitektur/Interior.
8. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan doos
dengan ketinggian pemasangan 90 cm untuk ruang kerja, sedangkan pada
area untilitas dan koridoor, penempatan outlet pada ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
115

9. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Perencanaan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.

Saklar Lampu Penerangan


1. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SNI dan VDE/DIN
atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
2. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Rating tegangan : 250 Volt
b. Rating arus : minimal 10 A
c. Tipe : recessed
3. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
4. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior. Pemasangan
saklar harus menggunakan doos.
5. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Perencanaan dan
dikoordinasikan dengan Perencana Interior.

Pemasangan Kotak-kotak Dan Saklar


1. Kontak dan kontak dan saklar yang dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk / inbow (flush – mounting).
2. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak
dan 1400 mm untuk saklar.
3. Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan
mengikuti standart VDE, sedangkan kontak-kontak khusus (outbow)
mempunyai rating 15A dan mengikuti standart VDE atau BS dengan lubang
bulat.
4. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kontak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan bakelite atau metal.
5. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
water dicht (bila ada).
6. Kontak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar dan pada ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 140 cm dari permukaan lantai.

Rak Kabel
1. Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel
instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
2. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot
Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan
dengan standart BS 729 (dalam shaft).
3. Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
4. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan
harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan
pula menahan gangguan-gangguan mekanis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
116

5. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi.

11. UPS

UPS digunakan untuk beberapa ruangan tertentu, dengan angka kapasitas sesuai
pada gambar perencanaan atau BQ. Spesifikasi teknis dari UPS dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Input Voltage : 185 – 250 V ac
b. Output : 220 Vac, 50 Hz
c. Trafo Isolasi : Dilengkapi untuk kebutuhan Ruang OK dan Ruang ICU
d. Transfer time : 0 ms
e. Back up time : 30 Menit (Pada beban normal)
f. Battery : Sealed Lead Acid

12. Sistem Pembumian Untuk Pengaman

Ketentuan umum
1. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah
pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar
instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-
benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti
hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
2. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari
bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan. Dalam hal ini semua
bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
3. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat
konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
4. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-
standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.

Konstruksi
1. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
2. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1 ½ “ diujung pipa tersebut diberi / dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal
sedalam 6 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
4. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
117

6. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 0.2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

Kawat Pentanahan
1. Kawat pertanahan dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = bare
Copper Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel yang lebih kecil dari 50 mm2

Pemasangan
1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan
masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak ebih dari 1
Ohm.
2. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol
ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
3. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
4. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan
dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan
ini dilakukan di dalam bak kontrol.
6. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
7. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
a. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
b. Pembumian sistem telepon,
c. Pembumian sistem tata suara,
d. Pembumian sistem pengindera kebakaran/fire alarm.
e. Pembumian sistem MATV.
f. Pembumian sistem jaringan komputer LAN dan komputernya sendiri
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
118

5.2. PERSYARATAN SISTEM PENERANGAN

Persyaratan Umum

1. Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua produk yang


ditawarkan harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan sampling
area untuk menunjukkan kontur isoline dari penyebaran distribusi cahaya,
kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR,
supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan garansi untuk
semua tipe armature.
2. Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas yang
sesuai dengan Standar IEC.

13. Klasifikasi Lampu Penerangan

Dalam spesifikasi ini lampu penerangan diklasifikasikan dalam kategori lampu


penerangan dalam, lampu penerangan luar dan Lampu penerangan darurat.

Lampu Penerangan Dalam.


Lampu penerangan dalam yang dimaksud adalah lampu penerangan di dalam
gedung dikategorikan sebagai berikut :
- Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan
buatan dengan intensitas penerangan yang sesuai persyaratan untuk
menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.

Armature Lampu Recessed Mounted


1. Louvre Aluminium
2. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing)
dengan penyelesaian cat bakar, dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
3. Housing dan plates, socket bridges, reflector, saluran kabel dan penutup
ballast: terbuat dari baja cold rolled (tebal 0.5 mm). Housing juga harus
sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada standar
Internasional IEC 598.
4. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan standarisasi M6 dengan
reflektor optik berstruktur khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya
yang optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi.
5. Armature dibuat sedemikian rupa hingga ballast dapat diperbaiki atau diganti
tanpa melepas housing armature tersebut.

Cover Prismatic
1. Armature lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing)
dengan penyelesaian cat powder putih (ISO 2913-60) , dengan kapasitas
lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Housing armature terbuat dari plat baja cold rolled berkekuatan tinggi dengan
finishing cat bubuk berwarna putih (ISO 2913 – 60), menjamin refleksi yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
119

tinggi (reflection rate diatas 0,8), setiap sambungan disambung dengan


pengelasan halus dan dijamin kualitas dan kekuatannya.
3. Armature memiliki Cover Prismatic yang terbuat dari plat polimer PMMA yang
tahan terhadap benturan. Cover juga memiliki proteksi UV untuk menjamin
stabilitas dan penyebaran cahaya yang baik.

Lighting fixtures untuk lampu TLD


1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm
2. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis cool daylight / 54.
3. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur baut
4. Semua armatur harus dicat bakar bebas dari karat dan lecet-lecet , dengan
ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh direksi lapangan.
5. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa sehingga pekerjaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan
pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
6. Starter yang dipasang dengan radio interference suppression dalam tabung
(rumah) yang aman dari polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi.
7. Kabel instalasi dalam armature (khususnya untuk lampu TL) dari jenis NYM 3
x 2,5 mm2
8. Pada semua armatur harus dibuat mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).

Armature Lampu LED Pendant


1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing)
dengan penyelesaian cat baker, dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
2. Housing dan plates, socket bridges, reflector, saluran kabel dan penutup
ballast: terbuat dari baja cold rolled (tebal 0.5 mm). Housing juga harus sesuai
dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada standar Internasional
IEC 598. Sistem Pemasangan Pendant.
3. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan standarisasi M6 dengan
reflektor optik berstruktur khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya
yang optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi.
4. Sumber cahaya menggunakan TL-LED Master LEDTube 22W865

Armature Lampu Balk TL T5


1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja dengan penyelesaian cat bubuk
warna putih, dengan kapasitas lampu 1 x TL.T5 18 Watt atau sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Housing, sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada
standar Internasional IEC 598.
3. Pegangan lampu: Terbuat dari plastik tahan panas hingga suhu 105OC,
berwarna biru transparant
4. Armature harus dilengkapi dengan aksesoris berupa reflektor aluminium
dengan finishing cat putih atau cover prismatic PMMA.
5. Instalasi armature pada ceiling harus mudah dilakukan.

Armature Lampu Downlight


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
120

1. Rangka armatur lampu menggunakan lampu PLC 1x13 Watt atau 2x13 Watt
dan harus terbuat dari alumunium die cast dan Housing gear terbuat dari
stainless steel.
2. Permukaan reflektor: Satin finishes dan dilapisi dengan baked-on lacquer
bening untuk memelihara permukaan, di mana aluminum dengan suatu proses
anodic, pernis lacquer bersih yang melapisi mungkin dapat dihilangkan.
3. Memiliki klip metal yang mudah dibuka untuk instalasi pada ceiling board.

Armature Lampu Baret


Armature lampu baret menggunakan TLE 22 Watt. Memenuhi standar proteksi
(IP54). Cover berwarna putih susu (opal) terbuat dari acrylic. Ballast dan starter
sudah termasuk dalam perlengkapan lampu (Complete set). Housing dilengkapi
dengan sealer pada sambungan covernya sehingga menjamin debu, kotoran, dan
air tidak masuk ke dalam kompartment armature tersebut.TLD.

Armature Lampu Dust Proof


1. Armature lampu Dust Proof menggunakan lampu TL.T5 28 Watt/865. Armature harus
memenuhi standar indeks proteksi IP66 dan harus sesuai dengan standar IEC598.
Housing terbuat dari polycarbonate berkualitas tinggi sehingga armature lampu
dijamin memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan. Cover lampu bening
terbuat dari clear polycarbonate dan dilengkapi dengan anti-UV.
2. Bracket terbuat dari stainless steel dan harus mudah dipasang pada plafond, lampu
dipasang di permukaan plafond (surface mounting). Housing harus dilengkapi
dengan sealer pada sambungan covernya sehingga menjamin debu, kotoran, dan air
tidak masuk ke dalam kompartment armature tersebut.

Klasifikasi Lampu Penerangan Luar.


Lampu penerangan di luar gedung dikategorikan sebagai berikut:

Armature Lampu Jalan (Road Light)


1. Armature Lampu Jalan menggunakan Lampu High Pressure Sodium atau lampu
Metal Halide jenis HPIT (250W dan 400W).
2. Armature harus memenuhi Standar Proteksi IP 66 dan harus sesuai dengan standar
IEC598. Housing lampu terbuat dari Alumunium die-cast tekanan tinggi yang terjamin
kekuatannya serta anti terhadap karat, dilengkapi dengan silicone rubber gasket
sehingga menjamin kotoran dan air tidak masuk kedalam kompartment armatur
tersebut.
3. Armatur juga harus memiliki reflektor yang terbuat dari bahan alumunium dengan
tingkat kemurnian tinggi, berteknologi T-POT reflector sehingga posisi lampu dapat
diatur dengan mudah.

Armature Lampu Taman


1. Armature lampu taman dipasang dengan menggunakan tiang dengan posisi
top mounting atau column mounting berdiameter 60 mm, aramature
menggunakan lampu metal halide atau Sodium tekanan tinggi. Dengan cover
polycarbonate bening (clear) atau putih susu(opal).
2. Housing and louvers terbuat dari alumunium die-cast tekanan tinggi finishing
housing dengan cat berwarna abu-abu tua.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
121

Armature Lampu Sorot (floodlight)


1. Armatur lampu Sorot, menggunakan lampu Metal Halide 250-1000W. Housing
armature terbuat dari alumunium ekstrusi dengan finishing anodized dan
memenuhi Standar Proteksi outdoor IP 65 untuk compartment lampu dan
harus sesuai dengan standar IEC598.
2. Armature harus diintegrasikan dengan Power supply dalam jenis dan jumlah
yang sesuai (48-264VAC input, 24VDC output).

Armature Lampu Obstruction Light


1. Armatur lampu Obstruction, mengunakan lampu High Flux Luxeon LED warna
merah (Aviation RED) buatan Philips. Produk armature harus sesuai dengan
standard International Civil Aviation Organization (ICAO) dan
direkomendasikan oleh Federal Aviation Administration (FAA).
2. Housing terbuat dari die cast alumunium dengan finishing cat tekanan tinggi
warna kuning. Glass cover bulat dengan tebal 5 mm dan memiliki plat
stainless steel untuk penempatan LED. Memenuhi standar indeks proteksi
outdoor (IP 65), dengan kekuatan terhadap beban angin (wind load) sebesar
200 km/jam atau kurang dari 40 Newton force. Armature dipasang pada fitting
pipa diameter 1 inchi.
Klasifikasi Lampu Penerangan darurat.
1. Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu penerangan
buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan normal terganggu (mati)
lampu ini akan menyala baik pada kondisi normal maupun darurat. Lampu
penerangan darurat yang dimaksud terdiri dari : Escape Lighting dan
Emergency Exit.
2. Pada setiap ruangan kecuali tangga, disediakan saklar-saklar setempat untuk
menyalakan atau mematikan lampu.
3. Sistem penyalaan lampu penerangan luar dilakukan secara otomatis oleh
kombinasi kerja antara magnetic contactor dengan saklar Timer sehingga
penyalaan lampu penerangan luar tergantung pada terang gelapnya cuaca.
4. Timer harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
- Minimum setting unit : 15 menit/unit,
- Minimum setting interval : 15 menit/unit,
- Back up failure : NICd battery,
- Back up time : 48 Jam (2 hari),
- Rating tegangan : 220 Volt, 1 phasa,
- Manual On-Off Switch : ON - Auto - Off.

Escape lighting
Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk menjamin
kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran.

Emergency Exit
Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk penunjuk
jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
122

14. Persyaratan Teknis Fixture Penerangan

Armature Lampu
1. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan
penampilan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
2. Armatur-armatur lampu merupakan produk pabrikan ( Complite Set ) dengan
standard kualitas yang baik.
3. Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm termasuk finish, dicat dasar dengan meni
tahan karat dan dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana
Interior. Pengecatan ini menggunakan cat bakar.
4. Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan komponen-
komponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor dengan kualitas
terbaik.
5. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

Lampu Penerangan Buatan


1. Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan gambar Gambar Perencanaan.
2. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik.
3. Lampu TL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu yang mempunyai
efisiensi tinggi.
4. Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
- Tegangan kerja : 220 Volt - 240 Volt
- Konsumsi daya : sesuai dengan gambar perencanaan
- Frekuensi : 50 Hertz

Emergency Lamp
1. Lampu Emergency ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat
terjadi indikasi kebakaran.
2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.
4. Lampu Exit dilengkapi dengan :
- High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu
bekerja selama 3 jam operasi.
- Change Over Switch
- Converter - Inverter

Escape Lamp
1. Dalam kondisi normal, lampu menyala melalui sumber listrik utama/genset
dan recharger, battery bekerja.
2. Dalam kondisi darurat, battery NICd bekeja memback-up sumber daya selama
3 jam operasi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
123

3. Bila terhadap 3 lampu dalam 1 armature maka salah satu lampu harus
dilengkapi dengan battery.

Exit Lamp
1. Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat terjadi
indikasi kebakaran.
2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.

Lampu Exit dilengkapi dengan :


1. High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu
bekerja selama 3 jam operasi.
2. Change Over Switch
3. Converter - Inverter

Pemasangan Fixture Lampu Penerangan


1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafon
dari arsitek dan disetujui oleh MK / direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium dan harus mempunyai dudukan / gantungan
tersendiri.
3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
4. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak harus di dalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimanan tebal kotal terminal tadi
minimum 4 cm.

15. Start-Up,Testing dan Commisioning

1. Harus dilakukan oleh tenaga akhli yang ditunjuk oleh Manufacturer (pabrik
pembuat unit packaged diesel generating set) atau tenaga Ahli yang telah pernah
mendapat pendidikan khusus dan sertifikat untuk Start-up dan Commissioning
mesin tersebut.
2. Pengujian dilakukan untuk mesin, alternator, sistem catu daya cadangan
keseluruhan.
3. Harus menggunakan 2 (dua) macam beban pengujian, yaitu dummy load dan beban
gedung sesungguhnya.
4. Selama pengujian semua parameter yang terindikasikan pada alat ukur dicatat,
termasuk oil dan fuel consumption.

5. Daftar Peralatan

No Material Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
124

No Material Merk
1. Engine Perkins,Stanford,Cummin
FG Wilson.
2. Alternator AVK,Maraton,FG Wilson
3. Electric Oil Pump Ebara,Grounfos,
4. Intake & Discharge Atenuator Rosenberg,S&P
Type NAP / Dongo
5. Valve Oil type Kitazawa,Toyo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
125

5.3. DAFTAR MATERIAL


Pabrik pembuat bahan dan peralatan dalam spesifikasi ini pada dasarnya adalah sebagai berikut
:

Material Listrik Arus Kuat

No Material Merk

1 Panel PanaPanel,Simetri,Cipta Panel,OniPanel


2 Komponen Panel MG,LS,ABB
(ACB,MCCB,MCB)
3 Transformator Unindo, Trafindo atau setaraf

4 Diesel genset
Engine Cummins, Perkins, Deutz, atau setaraf
Alternator AVK, Stamford, Leroesommer
5 Armatur Lampu ( komplit Set). Artolite, Simplex,Metosu, Saka

6 Lampu TLD
- Fluorescent Philips
- Starter Philips
- Fitting Philips
- Pabrik pembuat Armatur La
7 Saklar & Stop Kontak Clipsal,MK,Berker, Legrand, ABB
8 Kabel. Kabelindo,Metal,Tranka
9 Unitruptable Power Suply (UPS) Socomec, Liebert, Setaraf
10 Try & Leader cable Tri Abadi
11 Conduit,TeeDos EGA
12 Litgthening Protection LPI,Kurn,EF
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
126

BAB VI
PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH

6.1. PERSYARATAN SISTEM TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan


tenaga kerja dan lainnya untuk pemasangan, pengetesan, commissioning
dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh sistem komunikasi telepon
seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam
Gambar Perencanaan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap
perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
3. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Sentral Langganan Telepon Otomatis/STLO yang digunakan adalah
Private Access Branch Exchange (PABX)
- Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah Main Distribution
Frame (MDF) dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger &
Sealed Acid Battery).
b. Instalasi Telepon, yang meliputi Pengadaan dan pemasangan
pengabelan dari MDF (Main Distribution Frame) sampai ke oulet
junction telepon, IDF dan Junction Box.
- Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal box, kabel
instalasi yang menghubungkan antara terminal box satu dengan
terminal box yang lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
127

terminal box dengan outlet telepon termasuk outlet telepon,


metal doos serta conduit/sparing pelindung kabel instalasi.

2. Kemampuan Operasi

Sistem komunikasi ini menggunakan jenis Hotel Version System dan harus dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Sarana hubungan komunikasi Telepon

b. Sarana hubungan komunikasi Data

c. Sarana hubungan komunikasi Intercom

3. Jaringan Telepon

Kotak Hubungan dan Central Exchange


1. Penyambungan kabel didalam MDF, IDF dan atau Central Exchange harus
menggunakan terminal dimana disatu sisi dengan skrup dan disisi lain
dengan solder, sesuai dengan persyaratan TELKOM.
2. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, IDF dan atau Central Exchange
harus memakai kabel gland dan tanda untuk mengidentifikasi rute kabel
dengan memakai “cable marking”.
3. Kotak hubung MDF, IDF dan Terminal Box harus dibuat dari plat baja
dengan tebal minimum 2 mm dan difinish dengan grey colour baked
acrylic paint.
4. Semua kotak hubungan dan atau central exchange harus ditanahkan
dengan hambatan tanah antara 0,2 – 1 ohm.
5. Jarak antara ground instalasi telepon dengan ground instalasi listrik
paling dekat 10 m, sedangkan dengan ground penangkal petir paling
dekat 20 m.
6. Kotak hubungan dan atau central exchange diperkuat kelantai bangunan
dengan 4 buah dynabolt 5/8” x 2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150
cm.
7. Kotak hubungan bagi dipasang kedinding dengan memakai dynabolt ½” x
2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.
a. Terminal Box Telepon
1. Terminal Box Telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan
minimum 2 mm. Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat
finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Perencana
Interior.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
128

2. Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.


3. Terminal Box Telepon dipasang flush mounting pada dinding.
4. Terminal Box Telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle.
5. Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan
dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis sambungan
jepit'.

b. Kabel Instalasi
1. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 0,6 mm2
dengan jumlah kabel per pesawat sesuai dengan merk terpilih.
2. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem
pada rak kabel atau ditanam didalam dinding serta di bawah lantai
(didalam saluran penghubung under floor duct system).
3. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat
dari bahan tembaga.
4. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-
pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara
menandai dengan cat finish berwarna hijau.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang
untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
c. Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis
konduit yang bisa dipakai dalam PVC condiut dengan diameter dalam
minimal 1 ½” x diameter kabel.

d. Outlet Telepon

Outlet telepon dipasang pada :


1. Dinding dengan ketinggian pemasangan 90 cmdari permukaan lantai.
2. Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data
komputer.
3. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal
box.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
129

4. Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas


oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan
dengan rekomendasi dari produk yang dipilih.

e. Pesawat Telepon
Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dan/atau dinding
dengan tipe "push button dialler", dengan model pesawat terdiri dari :
1. single digit dialing handset.
2. single digit dialing dengan display screen.
3. Jumlah dan tipe masing-masing pesawat yang digunakan adalah sesuai
dengan gambar Perencanaan.

4. Jaminan

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat Jaminan yang baik dari pabrik
pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama 4 bulan
dan jaminan hasil pabrik untuk selama 6 bulan setelah masa pemeliharaan.

5. Pabrik Pembuat

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut:

Bahan/Peralatan Merk/Pembuat

1. Kabel Kabelindo, Kabelmetal, Jembo

2. Konduit EGA/setara

3. MDF, IDF Lokal


Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
130

6.2. PERSYARATAN SISTEM MATV

Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar rencana, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

6. Lingkup (Scope) Pekerjaan MATV

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Instalasi


MATV ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik. Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi MATV yang
dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan, pemasangan unit spur (distributor), coupler (splitter), TV outlet


(wall ssocket) sesuai dengan gambar rencana.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel coaxial antara sentral
dan TV outlet.

7. Ketentuan Bahan dan Peralatan

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
f. Kabel
Kabel yang dipakai harus dari jenis Coaxical 7C / RG11 pada trunk line dan
5C / RG 6 pada TV outlet atau yang setara dengan losses yang memadai
pada frekuensi 40 - 2050 MHz dipasang dalam konduit.

8. Persyaratan Teknis Pemasangan

1. Mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi


instalasi listrik (yang memerlukan supply 220 VAC 50 Hz) terutama
diatas plafond (ceiling).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
131

9. Referensi Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


1. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang
setaraf dengan yang dispesifikasikan ke Direksi.
2. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Direksi / MK (Manajemen Konstruksi).
3. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Bahan / Peralatan: Merk / Pembuat
Kabel : Comscope / Falcon / Balden
Konduit PVC : Ega/setara
Outlet : ABB/MK
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
132

6.3. PERSYARATAN SISTEM FIRE ALARM

Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material,


peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan,
commissioning dan pemeliharaan yang lengkap sempurna untuk seluruh
pekerjaan sistem pengindera kebakaran seperti dipersyaratkan di dalam
buku ini dan ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan
ini harus termasuk sertifikat pabrik (Certificate Of Origin) dari pembuat
peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan
secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara
keseluruhan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini atau pun yang tertera dalam gambar-
gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
g. Uraian Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan:


1. Direncanakan Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) sistem Master
Control Fire Alarm (MCFA) sebagai pusat kontrol lengkap dengan
Battery Nicad and Charger yang dapat bertahan minimum dalam 8 jam
operasi normal (stand by), Rectifier, Grounding dan Accessories.
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk automatic
on dan fire hydrant automatic on.
3. Pengadaan dan pemasangan active announciator panel lengkap
dengan indikasi lokasi, LED, dan alarm bell serta flashing alarm dan
lampu tanda.
4. Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector,
manual break glass, LED indicating lamp, alarm bell dan indicator red
lamp.
6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel
utama dan kabel distribusi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
133

7. Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master Control Fire


Alarm) ke active announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat
beroperasi dengan baik.
8. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik.

h. Ruang Lingkup Instalasi Sistem


Instalasi Sistem ini meliputi:
1. Pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal doos untuk
fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu
lainnya.
2. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak
disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan
Persyaratan Teknis.
3. Sistem Pembumian Pengaman,yang termasuk di dalam pekerjaan
sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare
copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang
harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem ini.

10. Prosedur Pelaksanaan

i. Standard dan Peraturan Instalasi


1. Peraturan umum dinas pemadam kebakaran.
2. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau
lembaga Pemerintah yang berwenang dan sudah diakui
penggunaannya.
3. Standard NFPA, JLS.
4. Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000.
5. Spesifikasi teknis, dari peralatan yang dipergunakan.

j. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan


1. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau
brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus
diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk disetujui.
2. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang,
dan peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
134

Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri


brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta performance dari
peralatan.
3. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin)
dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya
(Authorized Dealer/Agent).

k. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan Sistem Fire Alarm kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
2. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan
bahan agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
3. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
4. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk
dicarikan jalan keluarnya.
5. Gambar Kerja Sistem Fire Alarm hanya menunjukan tata letak bahan
dan peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
6. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
7. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang
gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan
Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
8. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat
yang telah ditentukan.

l. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan
baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi dengan label, data
teknis dan data lain yang diperlukan.
2. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan
mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
135

3. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada


tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

m. Ketidak sesuaian
1. Konsultan MK berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja
dan/atau Spesifikasi Teknis.
2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
3. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau
berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu
membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian,
dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.

n. Bahan-Bahan
1. Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus berasal dari
merek yang dikenal luas seperti merek NOTIFIER, SIMPLEX, dan
SIEMENS.
2. Sistem harus dirancang sesuai untuk daerah dengan temperatur
sekeliling maksimal

11. Peralatan Pendeteksi dan Manual Break Glass

Peralatan pendeteksi dapat dikelompokkan menjadi :


1. Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri dari :
a. Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature
detector, Optical smoke detector dan manual station untuk
mendeteksi kebakaran dalam ruangan.
b. Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam reservoar
dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar.
c. Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air dalam pipa.
d. Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi yang disesuaikan
dengan jenis dan kerja dari peralatannya.
e. Wiring system menggunakan kelas 'A'.
2. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang
dikerjakan secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
136

detector belum bekerja dengan menekan tombol break glass / push


button, akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai tersebut maupun
bell dicontrol panel.

o. Pemutusan Aliran Listrik


1. Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat kontrol
harus dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik
terhadap zone yang memberikan indikasi kebakaran.
2. Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas 'Motorized
Unit' yang dipasang pada sisi incoming panel pada jaringan Distribusi
Listrik.

12. Persyaratan Master Control Fire Alarm / Fire Alarm Control Panel

p. Ketentuan Dasar
1. Panel kontrol ini terdiri dari power module, control module, alarm
signal module zone module.
2. Pusat kontrol dan annunciator panel yang digunakan adalah Multi
Zone Solid State Micro Processor dengan Presignal type yang bekerja
pada sistem tegangan rendah (24 Volt DC) dan tetap beroperasi
dengan normal pada operating temperature 0 sampai dengan 40 oC.
3. Digunakan peralatan-peralatan dengan sistem module (standard) yang
ditempatkan di dalam Enclosure/Box. Kabel untuk merangkai module
harus Factory Made dan hubungannya secara 'solderless'.
4. Pusat Kontrol dan annuniator panel dapat bekerja secara 'silenceable'
maupun 'non silenceable' untuk Alarm Signal Output dan Trouble
Signal Output.
5. Panel kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang
dioperasikan secara manual.
6. Wiring ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan
Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat
supervisi secara elektris, untuk melihat adanya troubles yang terjadi
melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Trouble yang perlu dideteksi
yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault.
7. Pusat Kontrol harus dilengkapi dengan switch kontrol untuk reset
silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere
equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak
disebutkan di sini (sesuai dengan produk terpilih).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
137

q. Kelengkapan Panel Kontrol


Panel kontrol dilengkapi dengan low voltage operation dan perlengkapan
antara lain :
Tombol-tombol/Switch :
- Main sounder berbunyi bila terjadi kebakaran
- Pre-signal
- Zone sounder
- Power failure alarm
- Disconnection alarm
- General alarm
- Alarm silencing or alarm disable
- System test
- System reset berfungsi untuk mengembalikan panel kontrol
dalam kondisi normal
- Fire report
- Battery check berfungsi untuk mengetahui kondisi battery
back-up
- Disconnection check
- Auto-reset
- Detector reset
- Accumulation function
- Transfer berfungsi untuk memindahkan sinyal operasi ke
peralatan lain
- Fire hydrant control and
- Circuit selection rotary switches berfungsi u/ memilih zone
yang akan dioperasikan.
Lampu-lampu :
- Power ON yang menyatakan sistem mendapatkan supply
daya listrik yang sesuai battery power.
- Telepon menyala bila ada panggilan emergency melalui
jack telepon di panel panel kombinasi peralatan fire alarm
detector pada hydrant box.
- Fire hydrant berkedip-kedip bila pompa fire hydrant aktif
ditekan, disconnection menyala bila terdapat jalur instalasi
yang terputus, dan caution.
Sounders :
- Pre-signal buzzer
- Buzzer dan
- Telephone buzzer.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
138

Accesories :
- Voltmeter dan
- Handset fireman’s telephone.

13. Spesifikasi Initiating Devices

r. Ketentuan Dasar
1. Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating
Devices dan Manual Initiating Devices dimana Automatic Initiating
Devices yang digunakan terdiri dari Optical Smoke Detector,
Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed
Temperature Detector.
2. Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break glass dan Pre-
Signal Alarm.
3. Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting.
4. Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line
Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos)
atau sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik pembuat.
s. Initiating Devices

1. Detektor Asap
Detektor asap yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni detektor asap
tipe optikal (Optical Smoke Detector) dan tipe ionisasi (Ionization
smoke detector) dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Optical Smoke Detector


2. Ionization Smoke Detector
3. Heat Detector
4. Rate of Rise Heat Detector
5. Fixed temperatur heat detector
2. Base Detector

3. Detektor Manual

14. Sistem Instalasi

Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan


sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran
berupa :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
139

1. Master control fire alarm panel


2. Photoelectric Smoke Detector
3. Combination rate of rise and fixed temperature detector
4. Heat / Fixed temperature detector
5. Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay
6. Alarm bell
7. Indicator red lamp
8. Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone
9. Announciator aktif
10. Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan, power
panel of air handling unit.
t. Persyaratan Pengerjaan
1. Kecuali kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication) semua
wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP dan LFACP maupun di
luar panel kontrol harus digunakan kabel jenis twisted shielded AWG 18 dari
bahan tembaga dan solid tembaga untuk Bell, indicator lamp, manual call
point, and power supply.
2. Kecuali instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone
emergency, electric strike, fire damper, extra fan dan semua instalasi ke
circuit yang ada menggunakan kabel jenis isolasi PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai Rekomendasi dari produk
terpilih.
3. Instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency,
electric strike, fire damper, extract fan menggunakan jenis kabel tahan api
(Flexible Mineral Insulated) dengan ukuran luas penampang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat alat.
4. Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan
dalam conduit High Impact atau RSC thickwall untuk instalasi expose yang
sesuai (minimal 3/4").
5. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus
memenuhi instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A. Hal ini harus
diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi.
6. Instalasi Penunjang
7. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, rak
kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya
listrik.

u. Persyaratan Instalasi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
140

1. Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam
plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa
conduit.

2. Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap


100 cm menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact.

3. Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata


memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm.

4. Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit
diameter 20 mm.

5. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar
menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai.

6. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau


digantung pada pelat beton.

7. Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding
batu bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai.

8. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi
220 cm diatas lantai.

9. Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm
bell setinggi 240 cm diatas lantai.

10. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.

11. Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA.
12. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire
Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak
harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
13. Pemborong wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm
maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan.
14. Dalam hal ini peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak
ataupun cacat harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba
(di-tes) dan didemonstrasikan kembali terhadap Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
141

15. Spesifikasi Daftar Material

1. Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, IKI Sumindo.


2. Terminal Box : Terbuat dari plat baja min. ketebalan 1,5 mm Ex.
Local.
3. Conduit : EGA
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
142

6.4. PERSYARATAN SISTEM TATA SUARA

Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan
bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system
dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki pekerjaan.
2. Dalam hal ini lingkup pekerjaan dimaksud termasuk pengadaan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan seperti
ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus
termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini
tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata
suara.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar
rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
4. Uraian dari lingkup pekerjaan tata suara yang dimaksud, adalah Sistem Tata
untuk Public Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby dan lain-lain
yang terdiri dari :
v. Kelengkapan (Accessories) Ceiling Speaker
1. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker
lengkap dengan individual Matching Transformator sesuai dengan
gambar rencana.
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai Continous
Volume Control dan Channel Selector.
w. Instalasi Tata Suara
1. Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan
terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan
conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuh-kan
untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
143

2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis dan


ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan speaker sesuai
dengan gambar rencana.
3. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak
tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana, agar sistem
dapat bekerja dengan baik.

x. Sistem Pembumian Pengaman


Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang
elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.

16. Peralatan Tata Suara

a. Power Amplifier
b. Mixer Pre Amplifier
c. Compressor Amplifier/limiter
d. Cassette Deck Recorder
e. Chime Generator
f. Graphic Analizer
g. Dynamic Microphone
h. Radio Tuner
i. Remote Microphone

y. Rack Sistem Tata Suara

Data-data teknis adalah sebagai berikut :


1. Dimension disesuaikan dengan merk dan kelengkapan yang terpilih oleh
Pemberi Tugas
2. Bahan terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 1,6 mm, dicat
tahan karat dan off-white finish
3. Dilengkapi :
a. Blower : AC mains 50 Hz, manual/off/auto switch control, 1500
ml/mon ventilation, use for air in and out system.
b. Main power switch control : 220 V, 50 Hz, 1-phasa.
c. Main junction panel for AC mains 50 Hz 5 x 2 -unswitched outlet 2 x
1 kVA
d. Blank and perforated dengan dimensi sesuai merk terpilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
144

e. Monitor panel

z. Speaker Selector Switch


1. Zone selector speaker
2. all zone lengkap dengan remote control facility.
3. Jumlah disesuai kebutuhan

aa. Speaker & Attenuator


Ceiling Speaker
1. Ceiling Speaker dan Matching Transformer ditempatkan di dalam
suatu box speaker dipasang reccessed ceiling pada plafond dan difinish
dengan Speaker Grille. Bentuk dan warnanya ditentukan kemudian
oleh Perencana Interior/permintaan Pemberi Tugas melalui DIREKSI
PENGAWAS/MK.
2. Data Teknis.
Rated Power : 3/6 Watt
- Impedansi input : 3,3 k Ohm
- Frequency Response : 100 - 16.000 Hz
- SPL minimum (1m,1W) : 90 Db

3. Sisi Primer Matching Transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap


untuk 100, 70 dan 50 Volt.
4. Ceiling Speaker/Wall Speaker, warna dan jenis disesuaikan dengan
persetujuan Direksi.

Horn Speaker
1. Horn Speaker dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
2. Data Teknis
- Rated Power : 15 Watt (input, RMS)
- Frequency Response : 100 - 12.000 Hz
- SPL minimum (1m,1W) : 90 dB

Attenuator (Pengatur Kuat Suara)


1. Attenuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off
Plate berbentuk segi empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh
Perencana Interior.

2. Data Teknis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
145

- Rated Voltage : 100 Volt (minimum).


- Type : Continuous type
- Output : 3/6/36 Watt
- Rated Power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum).
3. Ketinggian pemasangan 1,25 M dari lantai, tetapi jika pada ketinggian
tersebut ada jendela, maka ketinggian 0,70 M dari lantai
disesuaikan dengan keadaan dimana attenuator tersebut akan
ditempatkan.

bb. Kabel Instalasi untuk Speaker


- Jenis NYMHY 3 x 1,5 mm², yang dilengkapi dengan uPVC conduit
diameter min. 20m.

cc. Cara Instalasi


Instalasi Kabel
1. Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan
ini menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100 Volt.
2. Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis
NYAFHY yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan
luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar
rancangan.
3. Kabel catu untuk setiap laudspeaker mempergunakan NYMHY 3 x
1,5 mm² (min.) atau setara dan diberi pelindung uPVC conduit,
setiap kabel catu yang menuju loudspeaker harus dikeluarkan
lewat Tee Doos. Untuk jenis loudspeaker yang wall mounted,
pemasangan kabel catu tetap outbow, tetapi harus tetap dijaga
kerapihan penarikannya dan tidak mengsampingkan faktor
estetika ruangan.

4. Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi


penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara rapi. Semua
kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan warna
atau namanya masing-masing dan diadakan pengetesan mutu
kabel sebelum pemasangan.
5. Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua penyambungan
kabel harus dilakukan dalam kontak- kontak penyambung yang
dibuat khusus untuk keperluan itu.
6. Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan sedemikian
rupa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
146

7. Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau


sparing dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang
kabel.
8. Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan de dalam pipa uPVC
dan dipasang sejajar dan harus dihindari/dijaga jaraknya terhadap
instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak 30 cm).
9. Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik,
maka harus mempunyai jarak minimum 30 cm.
10. Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada
rak kabel atau ditanam di dalam dinding.
11. Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat
dan penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus
disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada pada setiap
produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem Tata
Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak.
12. Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban melakukan chek dan
menyesuaikan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
13. Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk
keperluan utilitas lainnya.
14. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan
penun-jang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.

Instalasi Loudspeaker
1. Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi
mungkin. Semua ceiling speaker harus dilengkapi dengan box
penutup metalic “fire dome” dengan plat BJLS dengan ketebalan
minimal 0,7 mm, dengan ukuran sesuai dengan size ceiling
speaker, serta di beri bahan peredam acoustic (glass wool) yang
memadai.

2. Pemasangan dan peletakkan attenuator harus disesuaikan dengan


tata letak dan tata guna ruangan dan dipasang pada samping sisi
dalam pintu masuk.

3. Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus ditanam dan


dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit dengan diameter minimal
19 mm, demikian juga untuk loudspeaker yang wall mounted.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
147

4. Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya


harus dipasang dengan cara yang telah disetujui Konsultan
Pengawas (Pengawas Lapangan).

dd. Persyaratan Bahan/Material

1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru
dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis,
material-material haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari
produk yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini,
maka Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru, dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen (pabrik), serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Perencana/MK.

2. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui,


karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.

3. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.

ee. Daftar Material

1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi


daftar material yang menyebutkan : merk, type, model, kelas, lengkap
dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang


berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk material.

ff. Penyebutan Merk/Produk Pabrik.

1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan


beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material peralatan
yang utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam penawarannya
material yang dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
148

2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang


disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong,
yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat diterima
Pemilik, Konsultan Pengawas dan Perencana, maka dapat dipikirkan
pengganti merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

gg. Daftar Material / Bahan


Instalasi sistem tata suara yang dimaksud terdiri dari:
1. Kabel : Kabelindo, Kabel Metal, IKI, Sumindo.
2. Conduit Instalasi : EGA.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan

6.5. PERSYARATAN SISTEM CCTV

Umum

1. Pekerjaan yang dimaksud ialah mengenai pelaksanaan pekerjaan : Pengadaan,


pemasangan dan penyetelan INSTALASI CCTV yang terdiri dari : Instalasi-instalasi
pengkabelan dari Peralatan Utama / server Monitor ke Camera Pantau yang
diperlukan.

2. Membuat gambar instalasi terpasang secara lengkap.

hh. Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan material peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, seluruh pekerjaan Video Surveillance
System sebagai bagian dari Sistem Security yang dikehendaki dalam buku
spesifikasi teknis ini dan ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.
2. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang tidak
mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi jika dianggap
perlu untuk keamanan dan kesempunaan fungsi operasi dalam kaintannya
integrasi dengan Security System secara keseluruhan, masih merupakan
bagian pekerjaan Kontraktor untuk melengkapinya, Sehingga sistem berfungsi
sesuai yang diharapkan.
ii. Uraian Lingkup Pekerjaan

Item-item pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan TV ini adalah:


1. Instalasi Sistem, pekerjaan ini meliputi pengkabelan lengkap dengan conduit,
sparing, metal doos untuk fixture unit, percabangan dan penyambungan
serta peralatan bantu lainnya.
2. Lokasi penempatan unit kamera CCTV telah ditunjukkan dalam gambar
namun menjadi kewajiban kontraktor untuk melakukan penyesuaian
sehingga secara geometri didapatkan cakupan yang terbaik sebagaimana
dikehendaki dalam buku spesifikasi ini.

jj. Pekerjaan instalasi IP Camera


Yang dimaksud dengan intalasi IP Camera adalah instalasi IP Camera lengkap
dengan sebagai berikut:
1. Semua kamera IP bermuara ke sebuah Komputer yang berfungsi sebagai
server untuk mengontrol Proses perekaman data dari kamera.
2. Dari Komputer Server disambungkanpadaTV monitor.
3. Ruang lingkup instalasi IP Camera
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan

a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi IP Camera lengkap


dengan peralatan-peralatan yang diperlukan termasuk Switching,
Video Wall di ruang monitor, TV Monitor dan Komputer PC sehingga
system bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan perencanaan.
b. Menyelesaikan seluruh perijinan /sertifikat yang diperlukan sehingga
dapat menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terim
pekerjaan.
c. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan bahwa
instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.
d. Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-
kurangnya selama 12(duabelas) bulan, termasuk penyediaan suku
cadangannya.
kk. Persyaratan Pelaksanaan
Persyaratan Umum Pelaksana
1. Instalasi IP Camera seluruhnya harus dikerjakan oleh teknisi yang sudah
berpengalaman mengerjakan pekerjaan instalasi data.Yang dibuktikan
dengan pengalaman pekerjaan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana perlu
dapat diusulkan untuk dilakukan perubahan tanpa pembebanan biaya
tambahan kepada Pemberi Tugas. Perubahan tadidapat dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Kontraktor harus menyerahkan daftar pekerja pelaksana dengan kualifikasi
teknisi serta nama penanggung jawabnya.
4. Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor
diharuskan untuk menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang dengan
katalog,spesifikasi dari pabrik,wiring diagram,dll

Persyaratan Teknis Pelaksanaan


1. Pengawatan instalasi kabel power didalam tembok bangunan dilakukan
secara inbouw (tertanam) dengan sparing kabel menggunakan pipa
PVC high impact-heavy gauge yang memenuhi standar Sll atau di dalam
partisi antar ruang.
2. Pengawatan instalasi kabel data/signal gambar dipasang diluar tembok
bangunan dilakukan secara outbouw (ditempel pada tembok) dengan sparing
kabel menggunakan PVC high impact-heavy gauge yang memenuhi standar
Sll.
3. Kabel signal yang digunakan adalah kabel UTP Category 6 diletakan di dalam
conduit PVC heavy/high-impact yang dipasang outbouw pada dinding atau
langit-langit ruangan/selasar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan

4. Tidak diperkenankan ada sambungan kabel antara kamera IP CAMERA sampai


ke switching.

17. Kabel Instalasi

1. Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih dengan type
cabel UTP CAT 6A.
2. Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang sesuai
(minimal 3/4").
3. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi
instalasi CCTV system.
4. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, dan lain
lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.

18. Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang

1. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi CCTV harus
dalam kondisi baik dan bebas cacat.

2. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.

3. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan


kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan CCTV maupun pekerjaan lain yang
mengalami kerusakan.

4. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi CCTV yang terpasang.

5. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka
pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan
baik dan benar.

6. Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini


dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh
Konsultan Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
pengetesan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.

7. Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti
dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan

BAB VI
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar
Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi
Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.

Вам также может понравиться