Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DAFTAR ISI
…………………………………………………….… II.38
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
…………..………………………………….. III.1
2. PEKERJAAN GALIAN TANAH …………………………………………. III.4
3. BETON ……………………………………………………………………..
III.8
4. BAJA TULANGAN ……………………………………………………….. III.23
5. PONDASI MINI PILE
……………………………………………………… III.31
6. PENUTUP
………………………………………………………………….. III.36
……………………………………………... IV.8
VI.23
... ...........................................................................................................
VII.1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 4
BAB I
PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
1.2. BATASAN/PERATURAN
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Direksi Pekerjaan (konsultan
pengawas).
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
Serta alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
e. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
f. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
g. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
h. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 8
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor
sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi struktur dan atap
gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/tuntutan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 10
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas.
3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS
LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk
mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali
kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan
peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 11
a. Ruang :ukuran 75 m2
b. Konstruksi :rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
tidak usah dicat, atap seng gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 5 meja kerja dan 5 kursi
1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan 10 kursi
1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Segala biaya pembuatan kantor pengawas menjadi tanggungan kontraktor.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150
cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah
Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame
dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan bongkaran meliputi sebagian eksisting gedung
seperti bongkaran lantai, dinding partisi gypsum, batu bata/plesteran, beton, dan langit-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 12
langit dan penutup atap, pembersihan dari bongkaran dan angkutan keluar site untuk
seluruh material bekas bongkaran, pemindahan aset (seperti tiang listrik, lampu, dan
lain-lain) sesuai petunjuk pemilik proyek atau konsultan pengawas.
1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan
syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu
kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.
6. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum.
10. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang
memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga
kestabilan bagian disekitarnya.
11. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan
bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.
12. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan
bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas:
a) Performance bentuk kontrak,
b) Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu),
c) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur, supplier,
fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 13
12. Lokasi / area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari
seluruh barang-barang termasuk furniture
13. Semua bahan hasil bongkaran tidak boleh digunakan lagi dan harus
diangkut keluar.
1. Perlakuan khusus terhadap bahan bongkaran jendela eksisting yang akan digunakan
kembali sesuai yang ditunjukkan pada gambar :
b) Bahan bongkaran disimpan pada area kering dan terhindar dari panas dan
hujan.
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi batu kali, Pondasi Telapak,
pembentukan muka tanah, saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 15
a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi
dan peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan
ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan
jalan, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran
dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
(sesudah dalam keadaan padat).
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
Pasangan bata ringan
Adukan
Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari bata ringan
disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 16
1. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon Ukuran
tipe standar adalah 600 mm × 200 mm × 100 mm.
2. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan perekat bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk MU, LEMKRA, Cipta Mortar atau setara.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah
1 pc : 1,6 pasir : 2,5 kerikil. Atau f’c=26,4 Mpa (K-300)
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Wajib menggunakan Ready Mix .Pasir beton harus bersih, bebas
dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras
dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan SNI 03-
2847-2002
4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 17
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus
dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja
serta pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
1. Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari
produk yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
2. Rangka Metal.
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus terbuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume, dalam bentuk
dan ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan, sebagai rangka
partisi, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord, Mulia atau yang setara
3. Papan gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki
ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
1. Umum.
Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas/MK.
Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi
harus menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek.
Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Konsultan Pengawas/MK sebelum
memulai produksi masal.
2. Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan
gipsum dan kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat
minimal lebar 92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah sambungan sebanyak mungkin.
Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 19
4. Penyelesaian.
Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan fibercement, seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan gipsum
harus diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema Warna yang
diterbitkan kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Bahan cat dan
cara pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas atau MK
untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan Pengawas/MK.
3. Pemasangan.
Plesteran Bata Ringan
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi
– bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari
bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 21
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi
dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja
tulangan.
5. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
5.1. KETERANGAN
- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall
- Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau
ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 23
oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang
tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar
Kerja.
5.4.6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan
yang rusak dengan biaya Kontraktor.
5.5.1. Alumunium
Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ASTM B221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized
minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna
sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, Alexindo atau yang setara dengan
ukuran 3” x 1 ¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
5.5.6. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
5.6.1. Fabrikasi
Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar
Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan atau
MK.
Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran
aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela harus dikerjakan di workshop,
penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5.6.2. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan atau MK sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila
suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dappat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus
diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium.
Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian alumunium
harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti
karat, nilon, neoprene dan lainnya.
Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum
pelaksanaan anokdisasi.
Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 25
Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “sealant”.
Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap
dilindungi dengan “Lacquer Film”.
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen alumunium telah
terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar
kosen tetap terjamin kebersihannya.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas, Mulia atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.
6.4.1. Umum.
Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang
mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus
diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin
tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapanganatau MK, bila
dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan
kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan/MK.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat
bergerak dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 27
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop
penutup stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin terpasang rata
dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
7.3.1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui, sebelum
dibawa ke lokasi proyek.
7.4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih
dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun dengan
bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm
x 76mm x 3mm.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela
berukuran 76mm x 64mm x 2mm.
Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Cisa,
Dekson, atau Hampton, Azura atau yang setara.
Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau yang setara.
Gembok.
Gembok produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau setara dalam warna solid
brass untuk pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
Perlengkapan Lain.
Door closer
7.5.1. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel
dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel
tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup
muka dan pelat kunci.
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti
yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
Railing : koridor, upstand balcon, fasilitas penyandang cacat dan tangga darurat.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis
/ brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
8.3.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan
waktu.
8.4.1. Umum.
Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” di cat duco.
Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36
Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan
dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan.
Railing tangga utama menggunakan pipa stainles steel 2” tebal 0.75 mm produk
lokal.
8.5.1. Umum.
Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
standar dalam pekerjaan ini.
Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja
yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-
lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus
crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan
lain.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran,
tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 31
9.3.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
Semen Penyambung.
Semen penyambung papan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
papan Fibercement.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gypsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gypsum, seperti buatan Jof Metal, Jayabord atau Mulia atau yang
setara.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gypsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum:
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gypsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan fibercement
terpasang dengan baik.
9.5.1. Umum.
Sebelum papan gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
Pemasangan papan gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Jenis/bentuk tepi papan gypsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
9.5.2. Pemasangan.
Rangka papan gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan gypsum seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
Papan fibercement dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Sambungan antara papan harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan gypsum.
9.5.3. Pengecatan.
Permukaan papan harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan papan tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
papan grc untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 33
10.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini.
Pelapisan dinding meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan
pekerjaan ini sesuai dengan gambar dan schedule finishing.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 34
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356,
ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus
daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rata dan bersih.
Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran
dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan
yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 35
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh penutup facade serta canopy
entrance, Alumunium Composite Panel yang sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis
ini.
Alumunium Composite Panel tebal 4 mm doble side, dengan lebar panel standar 1.220
mm produk setara Maco/Alocopan/Inclad atau Jiyu atau yang setara.
Steel Pipe Bracket 1,0 mm x 1,0 mm x 2”, atau mengikuti standar fabrikan yang dipakai
Joint Sealer dan Back Up Rod.
Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan alumunium composite panel yang dipilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 36
11.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
Homogeneus Tile
- Homogeneus Tile yang dipakai ukuran 600 X 600 mm, 300 x 600 mm. Semua
bahan buatan dalam negeri (produk Granito Tiles, Eszenza atau setara) dan
digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam schedule finishing.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
ditentukan sesuai dengan gambar.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah
basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall, Sika atau yang setara.
Untuk diperhatikan secara khusus untuk finishing sudut antara dinding dan lantai
dilaksanakan dengan cara hospital plint.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 38
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas/MK.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Adukan Encer.
Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut :
Merupakan campuran siap pakai.
Tahan terhadap pukulan dan getaran
Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun
Memenuhi standar ASTM C-1107
2
Memiliki kuat tekan minimal 610 kg/cm pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
2
atau 650 kg/cm sesuai BS 1881 part 116.
Seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, Faricon, NK jaya atau yang
setara yang disetujui Konsultan Pengawas/MK.
Air .
Air sebagai bahan pencampur / pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.
Cetakan / Acuan.
Bahan cetakan / acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan
yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cetakan / acuan harus sama pada semua tempat yang menhendaki ukuran dan bentuk
yang sama.
Persiapan.
Cetakan / acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan
seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan.
Cetakan / acuan harus duah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer
harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
Angkur – angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat elevasinya
sebelum penuangan adukan encer.
Cuaca.
Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.
Pelaksanaan.
Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau
sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak lebih
dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran adukan
encer – cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ruang kosong).
Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga cetakan
dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya. Penempatan adukan
encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 40
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bagian ini meliputi pekerjaan “kedap air” (waterproofing) pada ruang panel, toilet, ground
water reservoir, tepi beton-beton bagian atas, dan daerah atap lantai beton expose dan
ruang lain atau sesuai dengan gambar kerja, dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Jenis bahan coating merupakan polymer dua-komponen yang flexible dan siap pakai.
Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
- Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal 10 (sepuluh) tahun.
- Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan dimulai /
dipasang.
11.4.5. Pelaksanaan
b. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari
kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
c. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2
dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding
beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan.
d. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi
kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm).
Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh.
Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan
semen non shrink.
g. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu
lintas manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran
berbatu keras.
h. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti
adanya kebocoran.
k. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed
maupun material finishing lainnya.
12.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang
dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan
permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas/MK.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam
suatu Skema Warna.
Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang ada
didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga
puluh) hari.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1
liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan
yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna
untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa
mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 43
12.5.1. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus
sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan, seperti Mowilex, Aries atau yang setara.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan fibercement dan panel
kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
12.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
Permukaan Fibercement.
Permukaan fibercement harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan fibercement tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk fibercement, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Fibercement, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.
- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan fibercement deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja, alat-alat, bahan-bahan
dan pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan pada seluruh permukaan kayu halus
sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Penyimpanan.
Bahan lapisan transparan harus disimpan dalam ruang yang kering dengan ventilasi
yang cukup, terlindung dari cuaca, air dan api. Penyimpanan tidak boleh langsung di
atas tanah.
Umum.
Bahan-bahan untuk pekerjaan lapisan transparan harus dalam kaleng/kemasan yang
masih tertutup (disegel) dan jelas menunjukkan merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi nomor pabrik, warna, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik yang
seluruhnya masih absah pada saat pemakaian.
Cat-cat yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang, seperti buatan PT
Propan Raya atau setara yang disetujui.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 47
- PenutupPori-pori.
Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.
Amplas.
Jenis amplas sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2. dari Spesifikasi Teknis ini
dan disetujui Pengawas Lapangan.
Persiapan Permukaan.
Permukaan kayu yang akan diberi lapisan transparan harus diamplas dengan kertas
amplas no. 180 dengan gerakan searah urat kayu.
- Lapisan II.
1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan
terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal kapas atau
semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna yang merata.
Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan sebelumnya, yang akan
mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus diamplas dengan kertas amplas
halus dan setelah bubuk pewarna kering, permukaan kayu dibersihkan dengan
kain kering untuk menyingkirkan bubuk yau yang berlebih.
Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
- Lapisan III.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 48
1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam waktu
minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400. ulangi
proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan halus.
Aplikasi sealer harus dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.
- Lapisan IV.
1 atau 2 lapis lapisan cat (top coat) dalam tipe/jenis penyelesaian sesuai
ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Aplikasi cat akhir harus dengan alat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
Metode Pengaplikasian.
Pengerjaan lapisan transparan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
13.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
Floor Drain (TOTO type square flange TX1BV1N, Onda atau setara)
Jet Washer (TOTO Tipe THX20NBW, Onda atau setara)
Paper Holder (TOTO type TX703AM, Onda atau yang setara)
Shower Spray (TOTO type TX446SE, Onda atau yang setara)
Shoap Holder (TOTO type S156N, Onda atau yang setara)
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh
Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.
a. Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
kepada Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran –
ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan
disetujui.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan
tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan
d. Desain.
Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin
harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi
pabrik penghasil yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka baja
ringan .
Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa
agar rangka baja mampu menerima beban rencana yang telah ditentukan oleh
Konsultan Perencana.
Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan
angin hingga 192 km/jam.
Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak retak t dan tidak berjamur atau
rapuh.
a. Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.
c. Genteng Metal
Penutup bidang atap menggunakan atap genteng metal polos galvalum steel,
berwarna, ukuran 2x4 (8 daun) atau 2x5 (10 daun) dengan ketebalan bahan 0,4mm.
Genteng metal yang dipakai seperti Multi Roof, Surya Roof, Cahaya Roof atau
setara.
Warna dan tipe ditentukan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 52
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR
SEKSI 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Umum
1. Uraian
Pekerjaan persiapan merupakan hal-hal yang menunjang pelaksanaan kegiatan
baik yang bersifat teknis maupun nonteknis. Periode pelaksanaan pekerjaan ini
dimulai dari awal pelaksanaan kegiatan hingga akhir pelaksanaan kegiatan.
3. Listrik Kerja
a. Dalam pelaksanaan kegiatan, kontraktor wajib menyediakan listrik sebagai
penunjang pelaksanaan kegiatan baik yang berkaitan langsung ataupun yang
tidak langsung dengan pelaksanaan kegiatan.
b. Dalam pengadaan listrik di lokasi pelaksanaan kegiatan, kontraktor harus
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
5. Pembersihan Akhir
a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai pemilik. Kontraktor juga harus
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 55
SEKSI 2
PEKERJAAN GALIAN TANAH
2.1. Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau bahan lain dari sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pekerjaan struktur pondasi.
c. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku
untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
pekerjaan galian dapat berupa :
i. Galian Biasa
ii. Galian Struktur
d. Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau yang disebutkan dalam gambar untuk struktur.
Setiap galian yang didefinisikan sebagai galian biasa tidak dapat
dimasukkan dalam galian struktur.
Pekerjaan galian struktur mencakup: penimbunan kembali dengan bahan
yang disepakati oleh direksi pekerjaan , pembuangan bahan galian yang
tidak terpakai serta galian untuk pondasi.
4. Jadwal Kerja
a. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang
mulus dengan mempertimbangkan akibat pengeringan, perendaman akibat
hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b. Bilamana galian yang dilakukan mengganggu lalu lintas maka kontraktor
harus mendapat persetujuan dari pihak berwenang dan Direksi Pekerjaan.
SEKSI 3
BETON
3.1. UMUM
1. Uraian
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan, sesuai dengan garis, elevasi,
kelandaian, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja,
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi
tetap kering.
c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Syarat PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan
beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini
ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
3. Jaminan mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
standar rujukan dalam Point 3.1.(5) di bawah ini.
4. Toleransi
a. Toleransi dimensi :
i. Panjang
keseluruhan sampai dengan 6 m. + 5 mm
ii. Panjang
keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 61
iii. Panjang
balok, plat dek, kolom dinding, atau antara
Kepala jembatan - 0 dan +10
mm
b. Toleransi
bentuk :
i. Persegi
(selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
ii. Kelurusan
atau lengkungan (penyimpangan dari
garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m 12 mm
iii. Kelurusan
atau lengkungan untuk
panjang 3 m – 6 m 15 mm
iv. Kelurusan
atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 mm
c. Toleransi
kedudukan (dari titik patokan) :
i. Kedudukan
kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm
ii. Kedudukan
permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
iii. Kedudukan
permukaan vertical dari rencana ± 10 mm
d. Toleransi
alinyemen vertical :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e. Toleransi
ketinggian (elevasi)
i. Puncak lantai
kerja di bawah pondasi ± 10 mm
ii. Puncak lantai
kerja di bawah plat injak ± 10 mm
iii. Puncak
kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
f. Toleransi
alinyemen horizontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar
g. Toleransi
untuk penutup / selimut Beton Tulangan :
i. Selimut
beton sampai 3 cm 0 dan +5 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 62
ii. Selimut
beton 3 cm – 5 cm 0 dan +10
mm
iii. Selimut
beton 5 cm – 10 cm ± 10 mm
5. Standar
rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian kotoran organik dalam pasir
untuk campuran Mortar dan Beton.
SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar.
SNI 2049-2004 : Semen portland
SNI 1972-2008 : Cara uji slump beton
SNI 2458-2008 : Tata cara pengambilan contoh uji beton segar
SNI 2417-2008 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin
Los angeles.
SNI 2493-2011 : Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium
SNI 4810-2013 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Beton di Lapangan.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
yang disyaratkan dalam Point 3.2 dari spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data
tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi
pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari ,dan 28
hari setelah tanggal pencampuran.
d. Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang
akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 63
3.2. BAHAN
1. Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
Portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 jenis I. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang
dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
Portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butirbutir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
4. Bahan campuran tambahan (admixture)
Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak
boleh dipakai.
5. Mutu dan konsistensi dari beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Pile Cap,Tie Beam,Pelat ,Kolom dan Balok : K-275 (f’c = 23.27 MPa) dengan ready
mix. Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya harus
minimal K-100.
6. Pencampuran beton
Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing
untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20
hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya
3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard SNI-2847-2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Pekerjaan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil
dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton
yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 66
7. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran
dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 67
Slump (cm)
Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Pelat, Balok, Kolom & 15.00 12.50
Dinding
pelat fondasi dan fondasi 12.50 10.00
telapak
bertulang
Fondasi telapak tidak 9.00 7.50
bertulang, kaison dan
konstruksi di bawah
tanah
8. Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada
bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau
pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat
mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk
pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.
c. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah
yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan
Direksi Pekerjaan beton dapat dicor di dalam air dengan cara dana
peralatan khusus untuk menutup kebocoran pada dasar sumuran atau
cofferdam.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai seluruh acuan, tulangan dan benda
lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran.
e. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan
untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
2. Acuan
a. Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas
secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah
yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
b. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari
adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
c. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk
permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut
dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang
terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam acuan harus dibulatkan.
d. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
3. Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari
24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 69
4. Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara
manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat
dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan
benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap
rongga udara dan gelembung udara terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi
pada agregat.
d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan
boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang
sama.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang
mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam
beton basah secara vertical sedemikian sehingga dapat melakukan
penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan
kepadatan pada seluruh keadalaman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 71
boleh berada pada suatu titik tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga
tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain,
serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
g. Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam
Tabel 3.3.(1).
Tabel 3.3.(1) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam
1. Pembongkaran acuan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 72
SEKSI 4
BAJA TULANGAN
4.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, penyambungan beton bertulang lama dengan
baru, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam dokumen
kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal telah selesai.
3. Standar Rujukan
PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
SNI 1729:2015 : Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
SNI-2847-2013 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
ACI 315 : Manual of Standar Practice for Detailing Reiforced
Concrete Structures , American Concrete Institute
AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet – Steel Bar for Concrete
Reinforcement
AASHTO M32 – 90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement
AASHTO M55 – 89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete
Reinforcement
A W S D 2.0 : Standard Spesification for Welded Highway and
Railway Bridges
4. Toleransi
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan PBI 1971, ACI 315
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut:
i. 4 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran.
ii. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1 untuk beton yang terendam
atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tapi
masih dapat diamati untuk pemeriksaan.
iii. 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam / tertanam dan tidak bisa
dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila
keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan
berkurangnya umur atau struktur atau untuk beton yang ditempatkan
langsung diatas tanah atau batu , atau untuk beton yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 76
Tabel 4.1 Tebal Selimut Beton Minimum dari baja Tulangan Untuk
Beton
yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
Ukurang Batang Tulangan yang Tebal Selimut Beton Minimum
akan Diselimuti (mm) (cm)
Batang 16 mm dan lebih kecil 4,0
Batang 19 mm dan 22 mm 5,0
Batang 25 mm dan lebih besar 6,0
5. Pengujian bahan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mengadakan pengujian
terhadap baja tulangan yang akan dipakai. Semua pengujian tersebut harus
dilakukan dilaboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium
lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
8. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak memenuhi Ketentuan
a. Persetujan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala
hal tidak membebaskan Kontraktor atau tanggung jawabnya umtuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan
dalam gambar, harus atas biaya kontraktor.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam
pekerjaan:
i. Panjang batang, ketebalan, dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan oleh PBI 1971, ACI 315.
ii. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan dalam gambar atau
gambar kerja akhir.
iii. Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih
atau oleh sebab lain.
c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan dari direksi pekerjaan atau yang sedemikian sehingga merusak
atau melemahkan bahan. Pembekokan kembali dari batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih
dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada
pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali, atau bilamana pembekokan kembali tidak disetujui ole Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut
dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan
bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan
dan pembengkokan tulangan, baik jika mrelakkukan pemesanan tulangan
yang telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan
atu stok batang lurus yang cukup ditempat, untuk pembengkokan
sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
9. Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
4.2. Bahan
1. Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan gambar dan memenuhi tabel berikut:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 78
b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan seperti untuk tulangan pelat, maka
harus memenuhi mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
2. Tumpuan Untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu K 225 seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu, atau bahan
lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
3. Pengikat Untuk Tulangan
Kawat Pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak dan tidak
disebpuh seng.
yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan
di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus
ditunjang dimana memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
e. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam
gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran
penuh yang memenuhi ketentuan dari A W S D 2.0. pendinginan terhadap
pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
f. Pada penyambungan beton bertulang lama ke beton bertulang baru, selain
dilakukan seperti yang ditunjukkan pada seksi 3.3.(5) juga dilakukan dengan
menggunakan Chemical Anchor (chemset) atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan. Beton lama dibor kemudian lubang bor dibersihkan
setelah itu chemical dimasukkan ke lubang dan terakhir rebar/besi beton
dimasukkan pada lubang beton yang telah diisi chemical tadi. Kontraktor
dapat mengajukan usulan metode penyambungan lain untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.
3. Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat merusak atau mengurangi pelekatan dengan
beton.
b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Point 4.1.5 atau
sesuai yang diperintahakan oleh Direksi Pekerjaan.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergesr pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi
atau pengikat terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan
beton sehuingga tidak akan terekspos.
e. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi
dengan adukan semen acian.
f. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk
kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 81
SEKSI 5
6.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pelaksanaan pemancangan
mini pile, percobaan tes pembebanan tiang (PDA Test). Kontraktor wajib
menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
pemancangan tiang. Pekerjaan mobilisasi menyangkut perijinan,
pengangkutan ke lokasi proyek, keamanannya dan biayanya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2. Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk pondasi mini pile dari beton bertulang yang tidak
termasuk dalam dokumen lelang akan disiapkan oleh Direksi Pekerjaan dan
diterbitkan untuk kontraktor setelah peninjauan kembali rancangan telah
selesai dikerjakan.
3. Toleransi
Pekerjaan pondasi harus memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan pada
spesifikasi beton.
4. Standar Rujukan
Standar rujukan seperti yang telah disyaratkan pada pada Point 4.1.6
5. Persiapan Kerja
- Menggunakan alat pancang drop hammer dengan kapasitas 1,8 ton.
- Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1
meter.
- Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain
yang tidak diinginkan.
- Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.
- Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah
tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
6. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 82
6.2. Bahan
Mini pile yang digunakan adalah jenis material beton bertulang pracetak dengan
bentuk penampang segiempat dan kedalaman dari muka tanah asli setempat
(MTAS) sesuai dengan gambar. Pekerjaan beton dan baja tulangan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Point 3.2 dan 4.2. Kecuali jika
ditunjukkan lain dalam gambar, maka mutu beton adalah K500 dan mutu baja U-
24 dan U-39.
6.3. Pelaksanaan
6.3.1. Penetrasi tiang pancang
- Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat
dengan baik sesuai dengan pengarahan dari konstruktor / perencana
untuk menentukan daya dukung tiang.
- Apabila tiang yang disambung terpancang masuk hanya ± 1.00 m dari
muka tanah, maka tiang pancang tersebut dapat dipotong pada
sambungan dan dapat digunakan untuk penyambungan akhir tiang
lain dengan posisi yang tidak baik berada dibagian atas.
- Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu
pelenturan kembali ( rebound ) untuk mendapatkan penetrasi yang
permanen.
- Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai
angka penetrasi akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai
30 cm, atau setelah minimum 90 pukulan pasa waktu melanjutkan
pemancangan.
- Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturut-
turut menunjukkan penetrasi yang sama atau lebih kecil.
6.3.2. Pemancangan tiang
- Tentukan titik tiang pancang dengan menggunakan alat ukur
Theodolit dan tandai dengan patok.
- Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti
yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah
terjadinya gerakan-gerakan lateral horizontal. Tinggi jatuh palu 1,5
meter ke kepala tiang.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 83
6.4.5. Peralatan
- PDA-PAX
- Sepasang sensor Accelerometer
- Sepasang sensor Strain Transducer
- Peralatan tambahan seperti gerinda, bor tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD)
6.4.6. Persiapan Pengujian
1. Pengumpulan data informasi yang diperlukan meliputi :
- Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang.
- Tanggal pemancangan.
- Panjang tiang dan luas penampang
- Panjang tiang tertanam
2. Tahap persiapan
- Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata
dengan permukaan tanah.
- Perapian kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus.
- Pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer
dengan cara dibor pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan
jarak minimal 1,5 x diameter kepala tiang.
- Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang.
- Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer
kemudian periksa koneksitas peralatan pengujian secara
keseluruhan.
- Masukkan data tiang dan palu pada PDA-PAX. Data tiang seperti
nomor identifikasi tiang, tanggal pemancangan tiang, luas
penampang tiang, panjang tiang yang digunakan serta panjang
tiang yang tertanam. Data palu adalah berat palu yang digunakan.
- Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengujian telah
siap dilakukan.
6.4.8. Laporan
Laporan dari percobaan pembebanan harus mencantumkan informasi-
informasi berikut :
• Kondisi dari tanah pada lokasi percobaan pembebanan.
• Data alat pancang.
• Data tiang pancang/mini pile.
• Data hasil pengukuran dan analisis.
• Catatan mengenai hal-hal yang tidak umum yang terjadi selama
proses percobaan pembebanan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 87
-
SEKSI 6
PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk
menguraikan bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat
“diadakan oleh kontraktor atau diselenggarakan kontraktor”, maka hal ini dianggap
seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam
pekerjaan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan / dikerjakan kontraktor.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan
perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 88
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL
Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara lengkap dari
keluaran instalasi PDAM sampai dengan Ground Water Reservoir (GWT) sehingga
sistem dapat bekerja secara baik.
Pengadaan dan pemasangan Pompa Air Bersih dan Pompa Transfer di di Ruang
Mesin sampai tersambung ke system pemipaan air bersih dalam bangunan.
Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih mulai dari
outlet pompa air bersih dan pompa air recycling di ruang mesin sampai ke titik-titik
distribusi air bersih, inlet Toilet, inlet Urinoir dan inlet Siram Taman sesuai dengan
gambar perencanaan.
Persyaratan Pemipaan
Pipa dan fitting air bersih di luar gedung menggunakan bahan pipa galvanis
skedul 4 dan di dalam gedung harus menggunakan bahan jenis Poly
Prophylene (PPr).
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam
buku Pedoman Plambing Indonesia.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 89
Persyaratan Desinfektan
1. Desinfeksi dilakukan setelah seluruh
sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi dengan baik, dan sebelum
penyerahan pertama.
2. Desinfeksi dilakukan dengan
memasukkan Chlorine ke dalam sistem dengan cara injeksi.
3. Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
4. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa
harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlor tidak melebihi 0,2
ppm.
4. Pengujian dilakukan
selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan.
5. Apabila terjadi
penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan
melakukan penggantian bila keadaan mengharuskan.
6. Perbaikan yang sifatnya
sementara tidak diizinkan.
Daftar Material
Pemipaan air kotor dalam bangunan dari sanitary fixtures sampai tersambung dengan
pipa utama Instalasi Pengolahan Air Limbah / IPAL.
Pemipaan air kotor di luar bangunan (pipa utama) untuk penyalur air kotor dari
pemipaan air kotor dalam bangunan sampai ke IPAL/STP.
6. Persyaratan Pelaksanaan
Pemipaan
Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merek.
Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting" sama sekali
tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan floor clean out.
Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di atas
atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 92
Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa
air kotor dan bekas.
Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan beton
lantai maupun dinding.
Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar
tersebut.
Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau kedalam ruangan.
Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem
permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran untuk
mencegah penyumbatan di dalam pipa, dan penyaringan lemak menggunakan
instalasi grease trap seperti dalam gambar. Bahan penyaring kotoran terbuat
stainless steel.
Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung lemak dipasang
floor clean out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu
shaft).
Sedangkan jalur pemipaan buangan dari laboratorium, area kamar operasi dan
lain-lain, air yang mengandung infeksius dibuang ke bak netralisasi / prefilter
terlebih dulu.
Begitu juga pemipaan buangan dari area dapur umum harus dipisahkan dari lemak
di bak penangkap / grease trap.
Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan
seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'.
Pengujian Sistem
Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup.
Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air
setelah lewat 6 (enam) jam.
Daftar Material
Lingkup Pekerjaan
Peralatan penting lainnya, harus sesuai dengan standar yang dinyatakan pada
NFPA dan harus dinyatakan terdaftar pada badan yang berwenang (Underwriter
Laboratory) dengan indikasi 'UL Listed'.
Semua pemipaan sistem kebakaran dicat warna merah.
Pemipaan
Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus mengikuti
segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala sesuatu yang
tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-1990 seperti disebut
terdahulu atau Black Steel Pipe (BSP) SCH 40.
Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang sesuai
dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan.
Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan dengan
Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control Panel
(LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang terpasang/ditawarkan dari
Sistem Pengindera Kebakaran.
Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti standard
ANSI, dalam hal ini adalah :
ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan
peralatan sejenisnya.
ASTM A.53; Sch.40 : untuk pipa galvanis.
ANSI B.16; 5,9,10,11 : untuk screwed, flanged,
welded fittings.
Persyaratan Pemasangan
Dasar Pelaksanaan
Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya.
Manual untuk pemasangan pipa,
Steel Pipe Design and Installation, seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual
atau dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure piping.
Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and lining standards), Standards
for coal for Enamel Protective coating for steel water pipelines, AWWA.C203-78.
Manual untuk sambungan pipa, Standards for Field Welding of Steel Water Pipe
Joints, AWWA.C206-82. Standards for Steel Pipe Flanges, AWWA.C207-78.
Anual untuk fitting pipa, AWWA Standards for dimensions for Steel Water Pipe
Fittings, AWWA.C208-83.
Daftar Material
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pemipaan
4.1. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat
pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor
wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan listrik
Daftar Material
No Material Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI - 98
BAB V
PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS KUAT
1. Umum.
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama
yang berasal dari Jaringan Tegangan Rendah PLN (380 kV, 3 phasa, 50 Hertz).
2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis
sebagian kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal
dari Diesel Generating Set.
3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban dimatikan
oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP)
kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump,
Fuel Pump lift kebakaran, peralatan bantu evakuasi.
3. Lingkup Pekerjaan.
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
3. Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, pemborong wajib melakukan
pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap dipakai, seluruh instalasi tenaga & penerangan yang meliputi beberapa
pekerjaan sebagai berikut :
a. Kabel Daya Tegangan Menengah
b. Panel Daya Tegangan Menengah
c. Transformator Daya
d. Panel Daya Tegangan Rendah
e. Power Factor Correction - Capasitor Bank
f. Kabel Daya Tegangan Rendah
g. Kabel Daya Tegangan Rendah
h. Instalasi Daya
i. Instalasi Penerangan
j. Fixture Lampu
k. Sistem Pembumian Pengaman
l. Peralatan Penunjang Instalasi
m. Instalasi penangkal petir
Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem
Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku
Persyaratan Teknis.
Instalasi Penerangan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan,
sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.
Fixture Lampu.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast,
starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan
dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih.
Sistem Pembumian Pengaman.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang
elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
Peralatan Penunjang Instalasi.
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos
saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit,
klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem
Distribusi Listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan
digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan.
Peralatan bantu/pendukung
Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja
sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di
dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
Ketentuan Umum
1. Kabel tegangan menengah digunakan untuk menghubungkan:
- Gardu PLN dengan MVMDP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
101
-
MVMDP dengan Transformator Daya
2. Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI dan
IEC atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia
serta mendapat rekomendasi dari LMK.
3. Kabel tegangan menengah yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik listrik :
- Jenis Kabel : Lihat gambar
- Penampang kabel : Lihat gambar
- Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 KV
- Frekuensi : 50 HZ
Ketentuan Umum
1. Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) terdiri dari panel:
- Incoming Panel
- Metering Panel
- Outgoing (transformer protection) Panel
- Lighting arrester panel
2. MVMDP yang digunakan harus memenuhi SNI, SPLN dan IEC atau
standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
3. MVMDP yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di
daerah tropis.
4. Sebelum melaksanakan pembuatan panel-panel perlu dibuatkan gambar kerja
dari pabrik pembuat panel dan diajukan kepada direksi untuk mendapat
persetujuan.
8. Lampu indikator,
9. Mimic diagram,
10. Penunjuk untuk posisi saklar pembumian,
11. Single phase protector.
12. Heater.
Persyaratan listrik
1. Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai
berikut:
2. Tegangan kerja nominal : 24 kV
3. Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV
4. Basic Insulation Lavel : 125 kV
5. Arus nominal : 630 A
6. Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA
7. Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA
8. System fault level : 500 MVA
Busbar
1. Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atauterminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40 x 10
mm.
2. Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
3. Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force.
Circuit Breaker (CB)
1. Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis autopneumatic
dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung
kecepatan operator.
2. CB dipasang pada 'fixed element'.
3. CB jenis SF
4. CB harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana CB masuk terlebih
dahulu kemudian ACB ( kondisi ini untuk menghindari Arus start yang sangat
besar/inrush current yang dapat mengakibatkan Fuse medium voltage putus ).
Peralatan Ukur
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari:
a. Amperemeter,
b. Voltmeter,
c. kWH-meter,
d. Trafo ukur tegangan menengah.
Perlengkapan Panel Pengaman Trafo
Perlengkapan pada panel pengaman trafo:
1. 1 (satu) set 3 poles 24 KV. Load break switch dengan rating sesuai gambar,
manual drive dilengkapi dengan :
2. Spring loaded driving mechanism unit
3. LBS
4. Automatic triping mechnism facilities jika fuse putus
5. Open circuit release off for bucholz relay dan thermometer
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
104
Ketentuan Umum
1. Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN
atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta
mendapat rekomendasi dari LMK.
2. Transformator yang akan dipasang dapat juga mengikuti beberapa standard
sebagai berikut :
Transfomator direncanakan, dibuat dan ditest berdasarkan pada :
- IEC 76 UTE – Perancis
- VDE / DIN - Jerman
- NEMA - USA
- BS - British
-SPLN 50 / 82 - Indonesia
3. Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk
dipasang di daerah tropis.
4. Kondisi kerja Transformator yang akan dipasang pada tempat dengan
ketinggian tidak lebih dari 1000 m diatas permukaan laut dan maksimum
ambient temperature tidak melebihi 400 C.
5. Jenis Trafo yang akan dipergunakan adalah Oli immersed / indoor use atau
lainnya sesuai gambar
Konstruksi Trafo
1. Inti besi harus kokoh sehingga :
- dijamin tidak akan bergetar,
-rugi-rugi inti kecil.
2. Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan
mekanik yang cukup kuat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
105
3. Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar tahan karat dan
cat finish berwarna putih.
4. Bushing isolator terbuat dari porcelin.
Komponen Trafo
1. Name plate.
2. Alat me-monitor temperatur yang dihubungkan ke:
a. Alarm system,
b. Fan control system,
c. Tripping system.
3. Kuping pengangkat,
4. Tap changer,
5. Roda,
6. Terminal pengebumian.
Persyaratan listrik
1. Kapasitas : sesuai gambar perencanaan dan harus mampu dibebani sampai
125 % selama 15 menit.
2. Tegangan kerja nominal
- Sisi primer : 20 kV,
- Sisi sekunder : 400/230 Volt.
- Jumlah phasa : 3
- Frekwensi : 50 Hz.
- Hubungan belitan : DYn-5
- Bahan : Copper
- Pendinginan : onan
- Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap
- Basic Insulation Level : 125 kV
- Applied voltage test 1 menit : 50 kV
- Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban
- Jenis : Oil-immersed transformer.
- Impedansi : 5%
- Insulation class : primary voltage 24 KV
- Basic Impuls voltage : primary winding 125 KV
- Test voltage for 1 minute :
* Primary Winding : 50 KV
- Isolasi : Klass A
- Kenaikan temperatur pada winding oil : max. 65º
3. Perlengkapan
Tranformator dilengkapi dengan :
- Thermometer
- RTS
- Roda
- Lifting eye
- Elastimold bushing
- Grounding
Persyaratan Pemasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
106
6. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini
harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan
rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka
panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
7. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-
lepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap
incoming dan outgoing feeder.
8. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang
ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch
dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch
harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk
menjaga masuknya benda-benda atau tusuk akan pada bagian bagian yang
bertegangan dari peralatan panel.
9. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi
vernikel.
10. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan
dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
11. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection 557.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
107
12. Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang
cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
13. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
Busbar dan Terminal Penyambungan
1. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar
dimana busbar pentanahan terpisah.
2. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak.
Galvanisasi ini, termasuk pula bagian- bagian yang menempel pada busbar,
seperti sepatu kabel dan lain lain.
3. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar
dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker
1. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB dan ACB yang
dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic
overcurrent release yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable).
2. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
3. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit
Breaker yang dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe
M).
4. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang
tercantum dalam Gambar Perencanaan.
5. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah,
a. < 32 Ampere tipe MCB,
b. 40 > sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fix,
c. < 80 Ampere tipe MCCB Adjustable.
Pemasangan Komponen Panel
1. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan -penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.
2. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-
S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650 C. Setiap busbar copper harus
diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk
memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis dan tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
3. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm di- bawah
ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
108
tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed).
4. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/ sign plates
mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
Label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
5. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. MCCB
b. Miniatur circuit breaker
- rated current : sesuai gambar
- breaking capacity : sesuai standart PLN & Gambar
- permitted ambient stemp : 55 0 C
- Overload release : sesuai gambar
c. Auxiliary relay
6. Komponen-kompoen pengukur yang dapat dipakai :
a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
7. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan
MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch
dan lain lain harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-
komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan lepas oleh
gangguan mekanis.
8. Jika di dalam Gambar Perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare
tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan
pada gambar.
9. Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard
DIN-4070.
Kontruksi Panel
1. Capasitor ditempatkan di dalam panel/cabinet built-in sesuai dengan
persyaratan dari produk terpilih.
2. Bagian-bagian panel yang terbuat metal tetapi dalam keadaan tidak aktif
(dalam keadaan normal tidak dialiri arus listrik) harus disambungkan dengan
sistem pengetanahan sistem distribusi listrik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
109
Capasitor
1. Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem
distribusi listrik tegangan rendah mempunyai spesifikasi teknis sebagai
berikut:
a. Kapasitas : 300 kVAR, jumlah sesuai dengan gambar
b. Tegangan kerja : 380 Volt
c. Frekuensi : 50 Hertz
d. Jumlah phasa :3
2. Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa 'unit capasitor' dan harus
dapat beroperasi terhubung/terputus (switching) ke/dari sistem bagian per
bagian sebanyak sesuai dengan kebutuhan, dengan kapasitas switching
sebesar 25 kVAR per step.
3. Kontraktor harus menyediakan sebanyak 20% dari jumlah kapasitor yang
terpasang untuk spare.
Pengaman
1. Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan
Miniature Circuit Breaker.
2. Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai
spesifikasi teknis sebagai berikut :
- Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan
- Tegangan Kerja : 380 Volt
- Frekuensi : 50 Hertz
- Jumlah phasa : 3
- Breaking capacity : 35 kA
Magnetic Contactor
1. Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic
contactor.
2. Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai
spesifikasi teknis sebagai berikut :
- Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan
- Tegangan : 380 Volt
- Frekuensi : 50 Hert
- Jumlah pole :3
- Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator
yang digunakan.
- Breaking capacity : 35 KA
Discharge Resistor
Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan
standard dan rekomendasi produk terpilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
110
Umum
1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk:
a. Kabel daya,
b. Instalasi daya,
c. Instalasi penerangan.
2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan
antara panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang
dibutuhkan.
3. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan
panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata
Udara dan Penghawaan (Smoke Vestibule Ventilator, Exhaust Fan),
peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant Pump, Jockey Pump,
Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih, Elevator dan lain-lain, sesuai
dengan Gambar Perencanaan. Didalam instalasi daya ini harus sudah
termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos untuk outlet
daya/penyambungan/ pencabangan, flexible conduit dan peralatan-peralatan
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya.
4. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang
menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture- fixture
lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah
termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk
saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan
peralatanperalatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempur-naan
sistem instalasi penerangan buatan.
Jenis Kabel
Jenis Kabel Tegangan Rendah yang akan dipakai untuk instalasi daya dan
instalasi penerangan:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
111
Persyaratan Pemasangan
1. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior
tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
5. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk
pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan
persyaratan.
6. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai
dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
7. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan
ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable',
sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
8. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di
setiap ujungnya
4. Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi
bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
5. Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah
galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
Kabel ditanam di dalam tanah dilindungi dengan pipa GIP
1. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP
sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai
Gambar Perencanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
2. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
3. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
4. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
5. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan
tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
6. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel
dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet
atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak.
Pemasangan Kabel di dalam Bangunan
Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Pada rak kabel,
- Di dalam dinding.
Pemasangan kabel pada rak kabel
Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kabel harus diatur rapi
2. Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan
perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak.
3. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit
(di dalam High Impact Conduit).
4. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di
dalam kotak sambung atau kotak cabang.
Pemasangan kabel di dalam dinding
Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
1. Kabel harus dilindungi dengan sparing.
2. Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit)
sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60
cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut
harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat
ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
3. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
113
4. Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).
Instalasi daya dan instalasi penerangan yang dimaksud terdiri dari kabel tegangan
rendah baik yang berinti tunggal maupun berinti ganda, berikut dengan instalasi
penunjangnya yang terdiri rigid conduit & flexible conduit serta outlet daya dan
saklar untuk penyalaan atau pemadaan (On Off) lampu penerangan.
Rigid Conduit
1. Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya,
instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya
harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan
Finishing Arsitektur.
2. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan
penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm,
sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh
dan tidak saling mempengaruhi.
3. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau
mengganggu instalasi utilitas lainnya.
4. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin lagi
untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga
pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus
sesuai dengan persyaratan.
5. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit.Pemasangan flexible conduit tersebut harus
dilakukan dengan cara klem.
6. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan
grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
7. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air
panas.
8. Conduit yang dipasang secara exposed menggunakan Rigid Steel Conduit
(RSC) type thickwall dengan ketebalan minimum 2 mm dan conduit-conduit
yang ditanam di dalam tembok atau beton menggunakan High Impact Conduit.
9. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5
kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum
sebesar 3/4" (minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain
pada gambar). Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus
rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
10. Ujung ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel.
11. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai
berikut :
a. Instalasi listrik : warna hitam,
b. Instalasi fire alarm : warna merah,
c. Instalasi tata suara : warna putih,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
114
9. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Perencanaan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.
Rak Kabel
1. Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel
instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
2. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot
Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan
dengan standart BS 729 (dalam shaft).
3. Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
4. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan
harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan
pula menahan gangguan-gangguan mekanis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
116
5. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi.
11. UPS
UPS digunakan untuk beberapa ruangan tertentu, dengan angka kapasitas sesuai
pada gambar perencanaan atau BQ. Spesifikasi teknis dari UPS dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Input Voltage : 185 – 250 V ac
b. Output : 220 Vac, 50 Hz
c. Trafo Isolasi : Dilengkapi untuk kebutuhan Ruang OK dan Ruang ICU
d. Transfer time : 0 ms
e. Back up time : 30 Menit (Pada beban normal)
f. Battery : Sealed Lead Acid
Ketentuan umum
1. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah
pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar
instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-
benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti
hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
2. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari
bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan. Dalam hal ini semua
bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
3. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat
konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
4. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-
standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
Konstruksi
1. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.
2. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1 ½ “ diujung pipa tersebut diberi / dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal
sedalam 6 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
4. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
117
6. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 0.2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
Kawat Pentanahan
1. Kawat pertanahan dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = bare
Copper Conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel yang lebih kecil dari 50 mm2
Pemasangan
1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan
masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak ebih dari 1
Ohm.
2. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol
ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
3. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
4. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan
dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
5. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan
ini dilakukan di dalam bak kontrol.
6. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
7. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
a. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
b. Pembumian sistem telepon,
c. Pembumian sistem tata suara,
d. Pembumian sistem pengindera kebakaran/fire alarm.
e. Pembumian sistem MATV.
f. Pembumian sistem jaringan komputer LAN dan komputernya sendiri
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
118
Persyaratan Umum
Cover Prismatic
1. Armature lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing)
dengan penyelesaian cat powder putih (ISO 2913-60) , dengan kapasitas
lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Housing armature terbuat dari plat baja cold rolled berkekuatan tinggi dengan
finishing cat bubuk berwarna putih (ISO 2913 – 60), menjamin refleksi yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
119
1. Rangka armatur lampu menggunakan lampu PLC 1x13 Watt atau 2x13 Watt
dan harus terbuat dari alumunium die cast dan Housing gear terbuat dari
stainless steel.
2. Permukaan reflektor: Satin finishes dan dilapisi dengan baked-on lacquer
bening untuk memelihara permukaan, di mana aluminum dengan suatu proses
anodic, pernis lacquer bersih yang melapisi mungkin dapat dihilangkan.
3. Memiliki klip metal yang mudah dibuka untuk instalasi pada ceiling board.
Escape lighting
Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk menjamin
kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran.
Emergency Exit
Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk penunjuk
jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
122
Armature Lampu
1. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan
penampilan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
2. Armatur-armatur lampu merupakan produk pabrikan ( Complite Set ) dengan
standard kualitas yang baik.
3. Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm termasuk finish, dicat dasar dengan meni
tahan karat dan dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana
Interior. Pengecatan ini menggunakan cat bakar.
4. Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan komponen-
komponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor dengan kualitas
terbaik.
5. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Emergency Lamp
1. Lampu Emergency ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat
terjadi indikasi kebakaran.
2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.
4. Lampu Exit dilengkapi dengan :
- High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu
bekerja selama 3 jam operasi.
- Change Over Switch
- Converter - Inverter
Escape Lamp
1. Dalam kondisi normal, lampu menyala melalui sumber listrik utama/genset
dan recharger, battery bekerja.
2. Dalam kondisi darurat, battery NICd bekeja memback-up sumber daya selama
3 jam operasi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
123
3. Bila terhadap 3 lampu dalam 1 armature maka salah satu lampu harus
dilengkapi dengan battery.
Exit Lamp
1. Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat terjadi
indikasi kebakaran.
2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor.
3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50
Oersted.
1. Harus dilakukan oleh tenaga akhli yang ditunjuk oleh Manufacturer (pabrik
pembuat unit packaged diesel generating set) atau tenaga Ahli yang telah pernah
mendapat pendidikan khusus dan sertifikat untuk Start-up dan Commissioning
mesin tersebut.
2. Pengujian dilakukan untuk mesin, alternator, sistem catu daya cadangan
keseluruhan.
3. Harus menggunakan 2 (dua) macam beban pengujian, yaitu dummy load dan beban
gedung sesungguhnya.
4. Selama pengujian semua parameter yang terindikasikan pada alat ukur dicatat,
termasuk oil dan fuel consumption.
5. Daftar Peralatan
No Material Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
124
No Material Merk
1. Engine Perkins,Stanford,Cummin
FG Wilson.
2. Alternator AVK,Maraton,FG Wilson
3. Electric Oil Pump Ebara,Grounfos,
4. Intake & Discharge Atenuator Rosenberg,S&P
Type NAP / Dongo
5. Valve Oil type Kitazawa,Toyo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
125
No Material Merk
4 Diesel genset
Engine Cummins, Perkins, Deutz, atau setaraf
Alternator AVK, Stamford, Leroesommer
5 Armatur Lampu ( komplit Set). Artolite, Simplex,Metosu, Saka
6 Lampu TLD
- Fluorescent Philips
- Starter Philips
- Fitting Philips
- Pabrik pembuat Armatur La
7 Saklar & Stop Kontak Clipsal,MK,Berker, Legrand, ABB
8 Kabel. Kabelindo,Metal,Tranka
9 Unitruptable Power Suply (UPS) Socomec, Liebert, Setaraf
10 Try & Leader cable Tri Abadi
11 Conduit,TeeDos EGA
12 Litgthening Protection LPI,Kurn,EF
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
126
BAB VI
PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH
1. Lingkup Pekerjaan
2. Kemampuan Operasi
Sistem komunikasi ini menggunakan jenis Hotel Version System dan harus dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Sarana hubungan komunikasi Telepon
3. Jaringan Telepon
b. Kabel Instalasi
1. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 0,6 mm2
dengan jumlah kabel per pesawat sesuai dengan merk terpilih.
2. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem
pada rak kabel atau ditanam didalam dinding serta di bawah lantai
(didalam saluran penghubung under floor duct system).
3. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat
dari bahan tembaga.
4. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-
pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara
menandai dengan cat finish berwarna hijau.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit,
sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang
untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
c. Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis
konduit yang bisa dipakai dalam PVC condiut dengan diameter dalam
minimal 1 ½” x diameter kabel.
d. Outlet Telepon
e. Pesawat Telepon
Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dan/atau dinding
dengan tipe "push button dialler", dengan model pesawat terdiri dari :
1. single digit dialing handset.
2. single digit dialing dengan display screen.
3. Jumlah dan tipe masing-masing pesawat yang digunakan adalah sesuai
dengan gambar Perencanaan.
4. Jaminan
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat Jaminan yang baik dari pabrik
pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama 4 bulan
dan jaminan hasil pabrik untuk selama 6 bulan setelah masa pemeliharaan.
5. Pabrik Pembuat
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
2. Konduit EGA/setara
Umum
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
f. Kabel
Kabel yang dipakai harus dari jenis Coaxical 7C / RG11 pada trunk line dan
5C / RG 6 pada TV outlet atau yang setara dengan losses yang memadai
pada frekuensi 40 - 2050 MHz dipasang dalam konduit.
9. Referensi Produk
Lingkup Pekerjaan
m. Ketidak sesuaian
1. Konsultan MK berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja
dan/atau Spesifikasi Teknis.
2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
3. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau
berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu
membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian,
dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
n. Bahan-Bahan
1. Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus berasal dari
merek yang dikenal luas seperti merek NOTIFIER, SIMPLEX, dan
SIEMENS.
2. Sistem harus dirancang sesuai untuk daerah dengan temperatur
sekeliling maksimal
12. Persyaratan Master Control Fire Alarm / Fire Alarm Control Panel
p. Ketentuan Dasar
1. Panel kontrol ini terdiri dari power module, control module, alarm
signal module zone module.
2. Pusat kontrol dan annunciator panel yang digunakan adalah Multi
Zone Solid State Micro Processor dengan Presignal type yang bekerja
pada sistem tegangan rendah (24 Volt DC) dan tetap beroperasi
dengan normal pada operating temperature 0 sampai dengan 40 oC.
3. Digunakan peralatan-peralatan dengan sistem module (standard) yang
ditempatkan di dalam Enclosure/Box. Kabel untuk merangkai module
harus Factory Made dan hubungannya secara 'solderless'.
4. Pusat Kontrol dan annuniator panel dapat bekerja secara 'silenceable'
maupun 'non silenceable' untuk Alarm Signal Output dan Trouble
Signal Output.
5. Panel kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang
dioperasikan secara manual.
6. Wiring ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan
Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat
supervisi secara elektris, untuk melihat adanya troubles yang terjadi
melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Trouble yang perlu dideteksi
yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault.
7. Pusat Kontrol harus dilengkapi dengan switch kontrol untuk reset
silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere
equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak
disebutkan di sini (sesuai dengan produk terpilih).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
137
Accesories :
- Voltmeter dan
- Handset fireman’s telephone.
r. Ketentuan Dasar
1. Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating
Devices dan Manual Initiating Devices dimana Automatic Initiating
Devices yang digunakan terdiri dari Optical Smoke Detector,
Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed
Temperature Detector.
2. Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break glass dan Pre-
Signal Alarm.
3. Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting.
4. Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line
Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos)
atau sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik pembuat.
s. Initiating Devices
1. Detektor Asap
Detektor asap yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni detektor asap
tipe optikal (Optical Smoke Detector) dan tipe ionisasi (Ionization
smoke detector) dengan penjelasan sebagai berikut:
3. Detektor Manual
u. Persyaratan Instalasi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
140
1. Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam
plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa
conduit.
4. Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit
diameter 20 mm.
5. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar
menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai.
7. Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding
batu bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai.
8. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi
220 cm diatas lantai.
9. Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm
bell setinggi 240 cm diatas lantai.
10. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
11. Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA.
12. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire
Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak
harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
13. Pemborong wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm
maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan.
14. Dalam hal ini peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak
ataupun cacat harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba
(di-tes) dan didemonstrasikan kembali terhadap Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
141
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan
bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system
dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki pekerjaan.
2. Dalam hal ini lingkup pekerjaan dimaksud termasuk pengadaan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan seperti
ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus
termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini
tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata
suara.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar
rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
4. Uraian dari lingkup pekerjaan tata suara yang dimaksud, adalah Sistem Tata
untuk Public Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby dan lain-lain
yang terdiri dari :
v. Kelengkapan (Accessories) Ceiling Speaker
1. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker
lengkap dengan individual Matching Transformator sesuai dengan
gambar rencana.
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai Continous
Volume Control dan Channel Selector.
w. Instalasi Tata Suara
1. Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan
terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan
conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuh-kan
untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
143
a. Power Amplifier
b. Mixer Pre Amplifier
c. Compressor Amplifier/limiter
d. Cassette Deck Recorder
e. Chime Generator
f. Graphic Analizer
g. Dynamic Microphone
h. Radio Tuner
i. Remote Microphone
e. Monitor panel
Horn Speaker
1. Horn Speaker dipasang seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
2. Data Teknis
- Rated Power : 15 Watt (input, RMS)
- Frequency Response : 100 - 12.000 Hz
- SPL minimum (1m,1W) : 90 dB
2. Data Teknis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan VI -
145
Instalasi Loudspeaker
1. Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi
mungkin. Semua ceiling speaker harus dilengkapi dengan box
penutup metalic “fire dome” dengan plat BJLS dengan ketebalan
minimal 0,7 mm, dengan ukuran sesuai dengan size ceiling
speaker, serta di beri bahan peredam acoustic (glass wool) yang
memadai.
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru
dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis,
material-material haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari
produk yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini,
maka Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru, dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen (pabrik), serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Perencana/MK.
3. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih
yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
Umum
1. Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih dengan type
cabel UTP CAT 6A.
2. Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang sesuai
(minimal 3/4").
3. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi
instalasi CCTV system.
4. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, dan lain
lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.
1. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi CCTV harus
dalam kondisi baik dan bebas cacat.
2. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
5. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka
pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan
baik dan benar.
7. Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti
dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat :
Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
BAB VI
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar
Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi
Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.