Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual muntah merupakan gangguan yag sering dialami selama
kehamilan muda. Lebih dari 66% wanita hamil trisemester pertama
mengalami mual dan 44% muntah. Mual biasanya terjadi dipagi hari,
tetapi dapat pula timbul dimalam hari. Perasaan mual ini disebabkan oleh
hormon estrogen dan HCG dalam serum, pengaruh fisiologi kenaikan
hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan
olehperubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan
serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil
kurang sehingga berat badan menurun, turgor kulit kurang, diuresis
berkurang dan timbul asetonuri. Hal ini juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janun sehingga membutuhkan perawatan
atau penanganan pada ibu hamil dnegan hiperemesis gravidium.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan yan diberikan kepada ibu dengan
hiperemesis gravidarum
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan ibu dengan
hiperemesis gravidarum
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu membuat pengkajian pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum
d. Mahasiswa mampu membuat implementasi pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum

3
e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi pada ibu dengan
hiperemesis gravidarum

BAB II
PENDAHULUAN

4
A. Definisi
Hiperemesis gravidium adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan
trisemester I, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Sekta 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala terjadi
lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi
pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan,1999; Old, 2000;
Micheline, 2004; Edelman, 2004; Paawi, et all., 2005).

B. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidium belum diketahui secara pasti, namun
diduga dipengaruhioleh berbagai fakor sebagai berikut:
a. Faktor predisposisis seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan
ganda.
b. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi,
perubahan metabolik akibat kehamilan, dan resistensi ibu hamil yang
menurun.
Teori Endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron,
estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi. Hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung
melambat.
Teori Metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat
mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan. Adanya histamin sebagai
pemicu mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai
etiologi hiperemesis gravidarum. Lebih jauh, mual dan muntah berlebihan

5
juga terjadi pada klien yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus
luteum (Snell, 1998; Kuscu & Koyuncu, 2002; Verberg, et al., 2005).
Menurut Teori Psikosomatik, hiperemesis gravidarum merupakan
gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik (Simpson, 2002;
Michelini; 2004). Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan
serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan
berduka, ambivalen, serta konflik; dan hal tersebut dapat menjadi faktor
psikologis penyebab hiperemesis gravidarum (Verbreg, et al., 2005)
Leedors & Sauer (2000) menyatakan bahwa faktor psikologis sangat kuat
terlibat sebagai etiologi hiperemesis gravidarum dan dampaknya tidak hanya
pada lama dan beratnya gejala namun juga menimbulkan resisten terhadap
pengobatan yang diberikan. Mazotta, et al. (2000) menyetujui hal ini dan
mengakui bahwa beratnya mual ada hubungannya dengan resistensi
pemberian medikasi antikinetik.
Selain faktor psikologis, faktor budaya juga dapat menjadi pemicu
terjadinya hiperemesis gravidarum. Tiran (2004) menyatakan bahwa faktor
budaya yang merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis
makanan yang akan dikonsumsi.

C. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum antara lain:
a. Komplikasi ringan
Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,
tetani, dan gangguan psikologi.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah berat, encephalophaty
wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan
ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan
didalam kandungan, dan kematian janin.
D. Patofisiologi

6
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat
dalam darah sehingga memengaruhi sistem pencernaan. Tetapi mual dan
muntah yang terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
hiponatremia, hopokloremia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya
menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah kejaringan
dan menyebabkan tertimbulnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak
tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan
eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan
merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapt robek (sindrom
Mallory Weiss) shingga terjadi perdarahan grastorintestinal.

E. Tanda dan gejala hiperemesis gravidium


Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidium dibagi menjadi
3 tingkatan :
a. Tingkat 1
Muntah terus menerus yang memengaruhi keadaan umum menimbulakn
rasa lemah, penruunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri
epigastrium, frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100x/menit, tekanan
darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkt II
Klien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterus. BB ibu turun, timbil
hipotensi, hemokosentrasi, oliguria, konstipasi, napas bau aseton.
c. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari seomnolen hingga koma, muntah berhenti,
nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin
menurun.

F. Penatalaksanaan

7
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan
tahapan sebagai berikut.
a. Ibu disolasi didalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran
udara yang baik. Kalori diberikan secara parenteral dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologis sebaganyak 20-3 liter sehari.
b. Diuresis selalu dikontrok untuk keseimbangan cairan.
c. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum
sedikit demi sedikit.
d. Sedatif yang diberikan dalam femobarbital.
e. Pada keadaan lebih berat, berkan antimetikseperti metoklopramid,
disikolamin hidroklorida, atau klorpromazin.
f. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa
disembukan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan
konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.

BAB III

8
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk
mengumpulkan data, mengkelompokkan, dan menganalisis sehingga
didapatkan masalah dan keperawatan untuk perawatan ibu. Tujuan utama
pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus-menerus
mengenai keadaan kesehaan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidium adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai
berikut :

a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Status pernikahan :
Alamat :
Suku :
Bangsa :
Tanggal masuk RS :
Jam masuk RS :
No rekam medis :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Usia :
Agama :
Jenis Kelamin :
Hubungan dengan klien :

9
c. Data riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan
oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidium, yaitu
mual dan muntah secara terus menerus, merasa lemah dan kelelahan,
merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam.
Tugor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria,
takikardia, mata cekung dan ikterus.
2) Riwayat kesehatan terdahulu
 Kemungkinan ibu pernah megalami hiperemesis gravidarum
sebelumnya.
 Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.

3) Riwayat menstruasi
a. Kemungkanan menarkhe usia 12-14 bulan
b. Siklus 28-30 hari
c. Lamanya 5-7 hari
d. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala,
dan muntah
4) Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi perkawinan di usia muda
5) Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah serta tidak ada nafsu
makan.
b. Hamil tua : pemeriksaan umum terjadi terhadap ibu mengenai
kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
6) Riwayat Psikologis
Keadaan jiwa yang labil, mudah marah, cemas, takut dan
kegagalan persalinan mudah, menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat muntah dan mual, pola pertahanan diri (koping) yang

10
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.
7) Keluhan Utama
Dikutip dari doenges keluhan utama yang terjadi pada ibu hamil
adalah mual muntah yang hebat pada pagi hari atau setelah makan.

d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a) TTV : Ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas
meningkat.
b) Pemeriksaan fisik
Data yang ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidium
adalah mamae yang membengak, hiperpigmentasi pada areola
mamae, terdapat kloasma gravidium, mukosa membran dan bibir
kering, torgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu
tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan
kehilangan kesadaran.
e. Data penunjang
1. Urinalis untuk menentukan adanya infeksi dan/atau dehidrasi
meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urine.
2. Kadar Hb dan Ht.
3. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjdi
muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natirum, kalium, klorida
dan protein.
4. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN) , nonprotein nitrogen,
dan kadar asam.
5. Tiroid Simulating Horman (TSH) untuk menentukan penyakit pada
tiroid.
6. CBC, amilase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagi
penyebab.
7. Foto abdomen jika diindikasi gangguan abdomen akut
B. Diagnosa Keperawatan

11
Menurut doenges dan E. Marilynn diagnosa keperawatan yang
mungkin dapat muncul pada ibu yng mengalami hiperemesis gravidium
adalam sebagai berikut :
a. Kekurangan cairan dan elektrolit berhungan dengan muntah yang
berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan mual dan muntah terus-menerus.
c. intoleransi aktivitas fisik yang berhungan dengan kelemahan dan
kurangnya intake nutrisi.
d. Resiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan
berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin)
C. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa I
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Kekurangan keseimbangan Kaji dan Pengkajian status
cairan dan cairan dan dokumentasikan cairan dan
elektrolit elektrolit turgor kulit, kondisi elektrolit yang
berhungan dengan kembali ke membran mukosa, akurat menjadi
muntah yang kondisi normal. tanda-tanda vital dasar rencanan
berlebihan dan Ditandai dengan dan berat jenis asuhan
pemasukan yang : urine. keperawatan dan
tidak adekuat. 1. Turgor kulit evaluasi intervensi.
kembali Timbang berat Penimbangan berat
normal. badan setiap hari badan perlu
2. Membran dengan dilakukan secra
mukosa menggunakan alat rutin untuk
lembab yang sama. mengetahui
3. Berat badan kesesuain BB
stabil dengan umur
4. Tanda vital kehamilan. Pada
dalam batas klien dengan

12
normal hiperemesis
5. Muntah klien penurunan BB
berkurang dapat terjadi
6. Klien karena muntah
mengkonsus yang berlebihan.
msi Catat intake dan Muntah dapat
minuman output secara mengakibatkan
dan makanan akurat. kehilangan asam
dalam lambung atau
jumlah produksi alkali
adekuat. pada
gastrointestinal
bawah. Pengkajian
output yang tepat
akan membantu
menentukan
tindakan
selanjutnya guna
mempertahankan
keseimbangan
asam basa dan
keadaan elektrolit
yang tidak
seimbang.
Istirahatkan klien di Istirahat akan
tempat yang menurunkan
nyaman. kebutuhan energi
yang menyebabkan
egtabolisme
meningkat,
sehingga tidak
merangsang

13
terjadinya mual
dan muntah

Beri cairan Mencegah


intravena sesuai kekurangan cairan
order yang terdiri dan memperbaiki
atas elektrolit, keseimbangan
glokusa dan asam basa,
vitamin. perubahan kadar
elektrolit, dan
hipovitaminosis
Mulai pemberian Nutrisi parenteral
terapi infus membantu saluran
parenteral sesuai gastrointestinal
program yang untuk istirahat
ditetapkan dan sementara klien
pantau aliran infus mendapatkan
dengan cermat. nutrisi yang
adkeuat, sehingga
keseimbangan
cairan dan
elektrolit dapat
dikoreksi serta
mencegah
komplikasi yang
berat seperti
asidosis metabalik
serta kematian
janin dan ibu.

14
b. Diagnosa II
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Perubahan nutrisi Kebutuhan Kaji kebutuhan Dengan
: kurang dari nutrisi nutrisi ibu mengetahui
kebutuhan tubuh terpenuhi. kebutuhan nutrisi
yang berhubungan Ditandai dengan ibu dapat sejauh
dengan mual dan : mana kekurangan
muntah terus- 1. Klien nutrisi pada ibu
menerus. mengalami dan menentukan
peningkatan langkah
berat badan selanjutnya.
selama Observasi tanda- Untuk mengetahui
kehamilan. tanda kekurangan sejauh mana
nutrisi kekurangan nutrisi
akibat muntah
yang berlebihan.
Setelah 24 jam Makanan dalam
pertama beri porsi kecil dapat
makanan dalam mengurangi
porsi kecil tapi pemenuhan
sering lambung dan
mengurangi kerja
peristaltik usus
serta memudahkan
proses
penyerapan?
Berikan makanan Makanan hangat
dalam keadaan diharapkan dapat
hangat dan mengurangi mual
bervariasi dan makanan yang
bervariasi untuk

15
menambah nnafsu
makan ibu,
sehingga
diharapkn
kebutuhan
nutrisinya dapat
terpenuhi.
Anjurkan klien Makanan berlemak
menghindari dapat menstimulasi
makanan berlemak. mual dan muntah.

Anjurkan klien Makanan kering


untuk memakan tidak merangsang
makanan roit kering pencernaan dan
contoh : biskuit mengurangi rasa
mual.
Timbang berat Dapat mengetahui
badan ibu berat badan dapat
diketahui
keseimbangan
berat badan usia
kehamilan dan
pengaruh nutrisi.
c. Diagnosa III
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Intoleransi aktivitas Pasien dapat Anjurkan klien Menghemat
b.d kelemahan beraktivitas membatasi energi dan
akibat tidak secara mandiri. aktivitas menghindari
adekuatnya nutrisi Ditandai dengan : dengan pengeluaran
dan peningkatan Klien istirahat cukup. tenaga terus-
energi yang menunjukan menerus dapat

16
dibutuhkan selama peningkatan meminimalkan
kehamilan. kemampuan kelelahan uterus.
dalam Bantu klien Aktivitas bertahap
berkretivitas beraktivitas meiminimalkan
sesuai secara bertahap terjadinya trauma
kemampuan. jika muntah serta meringkan
berkurang. klien dalam
memenuhi
kebutuhannya.
bantu klien Kebersihan diri
memenuhi dapat
kebutuhan meningkatkan
kebersihan diri kenyamanan dan
seperti mandi, menumbuhkan
mengganti kondisi sehat
pakaian, dan sejahtera.
kebersihan
mulut.

d. Diagnosa IV
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Resiko perubahan Agar Jelaskan pada Agar ibu
nutrisi fetal yang perkembangan ibu mengenai menyadari akan
berhubungan dengan janin tidak pentingnya pentingnya nutrisi
berkurangnya terganggu. nutrisi bagi bagi janin dan ibu
peredaran darah dan pertumbuhan mengetahui akan
maknan ke fetal dan kebtuuhan
(janin) perkembangan nutrsinya.
janin

17
Periksa fundus Tinggi fundus
uteri uterus yang tidak
sesuai dengan usia
kehamilan dapat
menjadi bahan
penilaian akan
nutrisi janin
Pantau denyut Denyut jantung
jantung janin. yang masih dalam
keadaan normal
dan aktif
menandakan janin
masih dalam
keadaan baik.

D. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman paa hasil dan
tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah
menilai hasi yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah ibu teratasi. Hal-hal yang dievaluasi
pada asuhan keperawatan dengan hiperemesis gravidium.
a. Keseimbangan cairan dan elektrolit
1) Turgor kulit
2) Mebran mukosa
3) Berat badan sesuai umur kehamialn
4) Tanda-tanda vital
2. Frekuensi dan beratnya muntah
5) Intake oral
6) Kemampuan dalam beraktivitas

18
7) Perasaan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi
kesejahteraan janin yang tinggi fundus uterus dan denyut jantuk
janin.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umum pasien memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan
faktor endokrin lainnya.
3. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi,
ganggua keseimbangan cairan dan elektrolit, intoleransi aktifitas dan
resiko perubahan nutrisi pada fetal
4. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang
dan berat
B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa/i keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya dapat
mengerti dan memhami tentang hiperemesis gravidium sehingga dapat
mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidium serta dapat melakukan
pentalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hipermesis gravidium.
2. Dan saran kepada ibu yang menderita hiperemesis gravidium dapat
memperhatikan kembali pola makan dan keadaan fisik ibu.

20
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani,S.ST,M.Bioened,2009,Asuhan Keperawatan Maternitas,Jakarta,Penerbit
Salemba Medika.
Doenges,E.Marilynn.2000,Rencana Asuhan Keperawatan,Jakarta,EGC.
Runiari Nengah, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidium : Penerapan Teori dan Konsep,Jakarta,Penerbit Salemba Medika.

21

Вам также может понравиться