Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB IV

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Analisa Data

No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi


1. 8-3-2019 Pre Operasi Kecemasan Perubahan
09.10 DS: status kesehatan
WIB - Pasien kemungkinan
mengatakan prosedur
merasa cemas bedah/malignasi
walaupun sudah
pernah
dioperasi tahun
2010 (tumor
usus besar).
DO:
- Pasien terlihat
tegang
- Ekspresi gelisah
- Keringat dingin
- TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR: 35 x/menit
2. 8-3-2019 Intra Operasi Risiko Penurunan
09.30 DS: - aspirasi tingkat
WIB DO: kesadaran
- Pasien tidak sadar
- Pasien dalam
efek obat anestesi
- Pasien terpasang
ETT ukuran 7,5
3. 8-3-2019 Post Operasi Bersihan jalan Mucus banyak,
10.30 DS : - nafas tidak sekresi tertahan
WIB DO: efektif efek dari
- RR : 20 x/menit General
- Terdengar suara Anestesi
nafas Ronchi,
Whezzing, Crecles
- Mucus tampak
banyak
- Pasien tampak
sering batuk

B. Diagnosa
1. Pre anestesi
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
kemungkinan prosedur bedah ditandai dengan pasien mengatakan merasa
cemas walaupun sudah pernah dioperasi tahun 2010 (tumor usus besar),
pasien terlihat tegang , ekspresi gelisah, keringat dingin, TD : 140/90
mmHg, Nadi : 90 x/menit, RR: 35 x/menit
2. Intra anestesi
Risiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran ditandai
dengan pasien tidak sadar , pasien dalam efek obat anestesi, pasien
terpasang ETT ukuran 7,5
3. Post anestesi
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mucus banyak,
sekresi tertahan efek dari General Anestesi ditandai dengan RR : 20
x/menit, terdengar suara nafas Ronchi, Whezzing, Crecles, Mucus tampak
banyak , pasien tampak sering batuk
C. Perencanaan
Pre Anestesi
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Jum’at, Kecemasan Setelah dilakukan askep 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui tingkat
8-3-2019 berhubungan dengan selama pre operasi maka kecemasan . Beri kecemasan dapat
perubahan status cemas pasien berkurang, kesempatan untuk menentukan tindakan
kesehatan ditandai dengan: mengungkapkan keperawatan.
kemungkinan - Pasien menyatakan tahu perasaan.
prosedur bedah tentang proses tindakan 2. Jelaskan jenis 2. Pengetahuan yang
anestesi. prosedur operasi cukup tentang tindakan
- Pasien menyatakan siap yang akan dijalani. pembiusan mengurangi
dilakukan pembiusan. kecemasan.
- Pasien tampak tenang. 3. Jelaskan efek obat 3. Pengetahuan yang
- Tanda vital dalam batas general anestesi. cukup tentang tindakan
normal : pembiusan mengurangi
TD : 90-120/ 60-80 kecemasan
mmHg, N: 60- 4. Ajarkan teknik 4. Teknik relaksasi yang
80x/menit, RR: 16-20 relaksasi. benar dapat mengurangi
x/menit. kecemasan.
5. Anjurkan pasien 5. Pendekatan spiritual
untuk berdoa. dapat menurunkan
kecemasan
Intra Anestesi
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Jum’at, Resiko aspirasi Setelah dilkukan tindakan 1. Atur posisi pasien 1. Posisi mempengaruhi
8-3- berhubungan dengan keperawatan selama intra ekstensi patensi jalan nafas
2019 penurunan tingkat operasi pasien tidak terjadi membuka jalan
kesadaran aspirasi dengan kriteria: nafas
1. Mampu bernafas 2. Pantau tanda- 2. Pernafasan cuping
spontan tanda aspirasi hidung, nafas dangkal
2. Bunyi paru bersih cepat, wheezing, batuk
3. Tonus otot pernafasan merupkan tanda
adekuat aspirasi
3. Pantau tingkat 3. Penurunan kesadaran
kesadaran, reflek beresiko aspirasi,
batuk, menelan reflek menelan dan
batuk yang baik tidak
memperburuk aspirasi
4. Pantau bersihan 4. Jalan nafas clear
jalan nafas berarti tidak terjadi
aspirasi
Post Anestesi
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Jum’at, Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan asuhan 1. Atur posisi semi 1. Memberikan posisi
8-3-2019 tidak efektif keperawatan post operasi fowler nyaman dan
berhubungan dengan jalan nafas efektif dengan meminimalisir terjadinya
Mucus banyak, kriteria pasien mampu: PDPH dan high spinal
sekresi tertahan efek a. Pasien mampu 2. Bantu pergerakan 2. Membantu memenuhi
dari General Anestesi menggerakkan ekstremitas bawah kebutuhan mobilitas
ekstremitas bawah pasien
b. Bromage skor 0 3. Ajarkan dan dukung 3. Memberikan dukungan
pasien dalam latihan psikologis
Anggit pergerakan

4. Lakukan penilaian
4. Bromage skor sebagai alat
bromage skor
ukur pasien dengan spinal
anestesi dapat dipindahkan
Anggit
ke bangsal

Anggit
D. Implementasi dan Evaluasi
Pre Anestesi
Dx. Kep : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan kemungkinan
prosedur bedah

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


Rabu, 12 1. Kaji tingkat kecemasan . S:
Desember 2. Beri kesempatan untuk - Pasien mengerti jenis pembiusan
2018/ mengungkapkan perasaan. yang akan dijalani yaitu secara
09.45 3. Jelaskan jenis prosedur operasi setengah badan dan efeknya kaki
WIB yang akan dijalani. akan hangat, kesemutan, hingga
4. Jelaskan efek obat spinal anestesi. hilang rasa selama 3-4 jam.
5. Ajarkan teknik relaksasi. O:
6. Anjurkan pasien untuk berdoa. - Pasien tampak berdoa sebelum
7. Kolaborasi untuk memberikan menjalani operasi.
obat sedasi, jika dibutuhkan. - TD : 130/60 mmHg
- Nadi : 80x/menit
Afidah - RR= 18 x/menit
A : Cemas
P : Monitoring TTV
Afidah

Intra Anestesi
Dx. Kep : Risiko perdarahan ditandai dengan perdarahan ±200 cc, tekanan darah 135/65
mmHg, Nadi 65 x/menit, RR 18 x/menit

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


Rabu, 12 Mengkaji perubahan tanda vital S:-
Desember melalui monitor
2018/ O:
11.10 Mengkaji MAP melalui monitor - MAP : 83
WIB - TD : 130/60 mmHg
Kolaborasi Asam tranexamat 1000 N : 73x/menit
mg RR : 19 x/menit
Dita O
A : Perdarahan tidak terjadi

P:
- Monitor TTV
- Monitor MAP
Dita O

Post Anestesi
Dx. Kep : Hambatan mobilitas ektremitas bawah berhubungan dengan pengaruh
sekunder obat anestesi regional

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


Rabu, 12 Mengatur posisi semi fowler S : Pasien mengatakan tidak pusing
Desember
2018/ Membantu pergerakan ekstremitas O :
11.30 bawah - Pasien tenang
WIB - Pasien nampak sudah
Mengajarkan dan dukung pasien menggerakkan kakinya
dalam latihan pergerakan - Bromage skor 2
- TD : 130/70 mmHg
Melakukan penilaian bromage skor N : 84x/menit
RR : 18x/menit
Anggit
A : Hambatan mobilitas ekstremitas
bawah teratasi
P:
- Monitor TTV
- Mobilisasi pasien ke ruang
perawatan
Anggit
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam asuhan keperawatan general anestesi Tn.M dengan BPH didapatkan masalah
keperawatan pre anestesi yaitu kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
kemungkinan prosedur bedah., setelah dilakukan implementasi masalah cemas teratasi. Pada
intra anestesi didapatkan masalah risiko perdarahan ditandai dengan perdarahan ±200 cc,
tekanan darah 135/65 mmHg, Nadi 65 x/menit, RR 18 x/menit, masalah tersebut teratasi.
Pada post anestesi terdapat masalah hambatan mobilitas ektremitas bawah berhubungan
dengan pengaruh sekunder obat anestesi regional ,masalah tersebut teratasi dengan pasien =
mampu menggerakkan kaki, bromage skor 3 pindahan pasien ke bangsal.

B. Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan regional anestesi dengn SAB perlu diperhatikan
tekanan darah pasien setelah induksi. Karena efek obat anestesi pada SAB menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah. Sehingga perlu penanganan baik pemenuhan cairan maupun
dengan farmakologis. Posisi semi fowler perlu dipertahankan untuk meminimalisir high
spinal. Pada post anestesi perawat bangsal diharapkan memonitor hemodinamik, nilai
bromage skor, skala nyeri, intake cairan dan nutrisi.

Вам также может понравиться